Anda di halaman 1dari 14

PEREKONOMIAN INDONESIA

Pengangguran bertambah akibat ekonomi yang lambat

Disusun oleh ;

- Aliffiyah Nur Fatimah (1910111238)


- Haiatin Jamiilah (1910111240)
- Nida Amalian Fahillah (1910111227)
- Arjund Hafez F.K (1910111235)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL VETERAN JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

 Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Masa Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini sebagai salah satu tugas kelompok Mata kuliah Perekonomian Indonesia yang berjudul
“Pengangguran”.
Judul ini dipilih karena penulis tertarik dengan masalah pengangguran di Indonesia. Banyak
pengangguran tersebar di Indonesia dan sulit untuk mencari pekerjaan.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dan penulis tak lupa
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu.
Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

                                                                

 Jakarta, 03 Maret 2020


Page | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………...................................................................... i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… ii
BAB 1
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………... 2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………. 2
BAB 2
PEMBAHASAN …………………………………………………………………………….. 3
2.1 Pengertian Pengangguran ………………………………………………………………... 3
2.2 Macam – macam Pengangguran …………………………………………………………. 4
2.3 Penyebab Pengangguran …………………………………………………………………. 5
2.4 Tingkat Pengangguran di Indonesia ……………………………………………………... 6
2.5 Dampak Pengangguran …………………………………………………………………... 7
2.6 Cara mengatasi Pengangguran ………………………………………………………….... 8
BAB 3
PENUTUP …………………………………………………………………………………… 10
Page | ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Melambatnya pergerakan roda ekonomi membawa dampak bagi sektor ketenagakerjaan
Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam kurun waktu enam bulan, tingkat
pengangguran di Indonesia bertambah sebanyak 230 ribu jiwa.
Menurut data BPS per Agustus 2019, terdapat total 7,05 juta jiwa yang tidak memiliki
pekerjaan, jumlah tersebut meningkat 3,3 persen dari posisi Februari sebesar 6,82 juta. Kepala
BPS, Suhariyanto, mengatakan mayoritas pengangguran adalah lulusan sekolah menengah
kejuruan (SMK). Selain SMK, SMA menempati peringkat kedua dengan persentase 7,92 persen,
diikuti diploma I/II/III 5,99 persen, universitas 5,67 persen, SMP 4,75 persen, dan SD 2,41
persen.
Tingkat Pengangguran Terbuka pun naik dari 5,01 persen pada Februari 2019 menjadi
5,28 persen pada Agustus 2019. Namun, angka ini lebih baik jika dibanding Agustus tahun lalu
sebesar 5,34 persen. TPT adalah indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam
kelompok pengangguran.
Jika masalah pengangguran yang demikian pelik dibiarkan berlarut-larut maka sangat
besar kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis social yang tidak hanya menimpa para
pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga menimpa orangtua yang kehilangan
pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup. Indikator masalah sosial bisa dilihat dari begitu
banyaknya anak-anak yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan
maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan
memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.  

Page | 1
1.2       Rumusan Masalah
a. Apakah yang di maksud dengan pengangguran ?
b. Ada berapa macam-macam pengangguran ?
c. Apakah penyebab terjadinya pengangguran ?
d. Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia ?
e. Bagaimanakah dampak pengangguran terahadap kehidupan perekonomian, dan kehidupan
social masyarakat ?
f. Bagaimanakah cara mengatasi pengangguran ?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui arti dari pengangguran.
b. Untuk mengetahui macam - macam dari pengangguran.
c. Untuk mengetahui penyebab dari pengangguran.
d. Untuk mengetahui tingkat pengangguran di Indonesia.
e. Untuk mengetahui dampak  yang diakibatkan pengangguran
f. Untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran

Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian  Pengangguran


Pengangguran adalah sebutan untuk suatu keadaan dimana masyarakat tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau
seseorang yang sedang mencari pekerjaan yang layak.
Keadaan yang ideal, diharapkan besarnya kesempatan kerja yang tersedia sama dengan
besarnya angkatan kerja, sehingga semua angkatan kerja akan mendapatkan pekerjaan. Namun
pada kenyataannya keadaan tersebut sulit untuk dicapai. Umumnya kesempatan kerja lebih
sedikit dari pada angkatan kerja, sehingga tidak semua angkatan kerja mendapatkan pekerjaan
maka timbulah pengangguran.
Pengangguran menurut para ahli ;
 Definisi pengangguran menurut Sadono Sukirno, pengangguran adalah suatu keadaan
dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan namun
belum dapat memperolehnya.
 Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak, pengangguran adalah orang yang
tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.  
 Definisi pengangguran menurut Dumairy, pengangguran adalah orang yang tidak
mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan (masih atau sedang)
mencari pekerjaan.

Page | 3
2.2    Macam-macam Pengangguran
Ada beberapa macam pengangguran yang di golongkan menjadi dua yaitu berdasarkan
lama waktu dan penyebab terjadinya, antara lain :
1. Macam Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja
a. Pengangguran terbuka ( open unemployment ), yakni tenaga kerja yang benar-benar
tidak memiliki pekerjaan (tidak bekerja sama sekali). Pengangguran ini terjadi karena
tidak adanya lapangan pekerjaan atau karena ketidaksesuaian lapangan kerja dengan
latar belakang pendidikan dan keahlian tenaga kerja.
b. Setengah menganggur ( under unemployment ), yakni tenaga kerja yang bekerja, tetapi
bila di ukur dari sudut jam kerja, pendapatan, produktivitas dan jenis pekerjaan tidak
optimal. Biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c. Pengangguran terselubung ( disguised unemployment ), yakni tenaga kerja yang
bekerja tetapi tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keahliannya. Misalnya,
seorang insinyur teknik, bekerja sebagai pelayan restoran.

2. Macam Pengangguran Berdasarkan Penyebab Terjadinya


a. Pengangguran structural, yakni pengangguran yang di sebabkan oleh terjadinya
perubahan struktur perekonomian. Misalnya, perubahan struktur dari agraris ke industri,
perubahan ini menuntut tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu (misalnya
keterampilan mengoprasikan mesin teknologi modern) untuk bisa bekerja di sektor
industri.
b. Pengangguran konjungtural, yakni pengangguran yang di sebabkan oleh pergerakan
naik turunnya kegiatan perekonomian suatu Negara. Ada masa pertumbuhan (naik),
masa resesi (turun), dan masa depresi (turun). Pada masa resesi dan depresi, masyarakat
mengalami penurunan daya beli sehingga permintaan terhadap barang dan jasa juga
menurun.

Page | 4
Penurunan ini mengharuskan produsen mengurangi produksi barang dan jasa,
diantaranya dengan cara mengurangi jumlah pekerja sehingga terjadilah pengangguran.
PHK yang terjadi karena krisis ekonomi tahun 1997 di Indonesia adalah contoh
pengangguran siklikal.
c. Pengangguran friksional, yakni pengangguran yang disebabkan oleh pergeseran (friksi)
pekerja yang ingin bergeser (berpindah) dari satu perusahaan ke perusahaan lain dalam
rangka mencari pekejaan yang lebih bagus dan cocok. Sementara mencari pekerjaan baru,
tenaga kerja pun menganggur untuk sementara waktu, sambil mencari pekerjaan yang
yang di inginkan. Oleh karena itu, pengangguran friksional disebut juga pengangguran
sukarela, karena terjadi atas keinginan sendiri.
d. Pengangguran musiman, yakni pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musim
atau perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala. Misalnya pada masa
pembangunan gedung, tukang bangunan bisa bekerja. Tetapi bila gedung telah selesai
dibangun, tukang bangunan menjadi pengangguran musiman sambil menunggu
pembangunan berikutnya.

2.3       Penyebab Pengangguran


Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding
dengan jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menimbulkan kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketaidaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya sehingga menyebabkan
menurunnya tingkat krmakmuran dan kesejahteraan. Akibat jangka panjang dari tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi adalah menurunnya GNP dan pendapatan perkapita suatu
negara

Page | 5
2.4       Tingkat Pengangguran di Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam kurun waktu enam bulan, tingkat
pengangguran di Indonesia bertambah sebanyak 230 ribu jiwa. Menurut data BPS per Agustus
2019, terdapat total 7,05 juta jiwa yang tidak memiliki pekerjaan, jumlah tersebut meningkat 3,3
persen dari posisi Februari sebesar 6,82 juta. Mayoritas pengangguran adalah lulusan sekolah
menengah kejuruan (SMK).
Selain SMK, SMA menempati peringkat kedua dengan persentase 7,92 persen, diikuti
diploma I/II/III 5,99 persen, universitas 5,67 persen, SMP 4,75 persen, dan SD 2,41 persen.
Tingkat Pengangguran Terbuka pun naik dari 5,01 persen pada Februari 2019 menjadi 5,28
persen pada Agustus 2019. Namun, angka ini lebih baik jika dibanding Agustus tahun lalu
sebesar 5,34 persen. TPT adalah indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam
kelompok pengangguran. Jumlah tenaga kerja pada sejumlah sektor mengalami penurunan,
terutama pada sektor pertanian yang turun 1,12 juta atau 1,46%. Selain itu, terdapat penurunan
tenaga kerja pada sektor jasa keuangan dan pertambangan, tetapi jumlahnya tak terlalu
signifikan.
Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah maupun persentase pengangguran sebenarnya
menunjukkan tren penurunan. Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang dibarengi dengan
kenaikan jumlah penduduk yang bekerja, mampu menekan angka pengangguran mendekati level
5 persen pada Februari 2019 seperti terlihat pada grafik.

Page | 6
2.5 Dampak Pengangguran
Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan kehidupan sosial
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat
yang menurun adalah salah satu dampak pengangguran. Berikut beberapa dampak pengangguran
terhadap perekonomian dan kehidupan sosial :
1. Menurunkan Aktivitas Perekonomian
Pengangguran menyebabkan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat yang menurun
menyebabkan turunnya permintaan terhadap barang dan jasa. Hal ini menyebabkan para
pengusaha dan investor tidak bersemangat melakukan perluasan dan mendirikan industri
baru sehingga aktivitas perekonomian menjadi turun.
2. Menurunkan pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita Orang yang tidak bekerja
(memnganggur) tidak akan menghasilkan barang dan jasa. Itu berarti semakin banyak orang
yang mengaggur maka PDB (Produk Domestik Bruto) yang di hasilkan akan menurun. PDB
yang menurun akan menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomin sekaligus turunnya
pendapadan per-kapita. Jika pendapan per-kapita turun maka tingkat kesejahteraan
masyarakat juga ikut turun.
3. Biaya Sosial Meningkat Pengangguran juga mengakibatkan meningkatnya biaya sosial.
Karena, pengangguran mengharuskan masyarakat memikul biaya-biaya, seperti biaya
perawatan pasien yang stress (depresi) karena menganggur, biaya keamanan dan biaya
pengobatan akibat meningkatnya tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh penganggur,
serta pemulihan dan renovasi beberapa tempat akibat domenstrasi dan kerusakan yang di
picu oleh ketidak puasan dan kecemburuan sosial para penganggur.
4. Menurunkan Tingkat Keterampilan
Dengan menganggur, tingkat keterampilan seseorang akan menurun. Semakin lama
menganggur, semakin menurun pula tingkat keterampilan seseorang.
5. Penerimaan Negara Menurun
Orang yang menganggur tidak memiliki penghasilan (pendapatan). Itu artinya semakin
banyak orang yang menganggur, maka akan smakin turun pula penerimaan Negara yang di
peroleh dari pajak penghasilan.

Page | 7
6. Bertambahnya Tindakan Kriminal
Seseorang pasti dituntut untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam hidupnya terutama makan
agar tetap bisa bertahan hidup. Seorang yang tidak memiliki pekerjaan yaitu pengangguran
bisa saja melakukan tindak kriminal seperti mencuri, mencopet, menjambret atau bahkan
sampai membunuh demi mendapatkan sesuap nasi.
7. Meningkatnya Pengamen dan Pengemis
Tak berbekal pendidikan dan keterampilan seorang pengangguran tidak jarang memilih
untuk mengandalkan belas kasihan orang lain dengan cara mengemis.

2.6 Cara Mengatasi Pengangguran


Pengangguran terdapat beberapa macam, yaitu pengangguran strukturural, pengangguran
konjungtural (siklikal), pengangguran friksional, dan pengangguran musiman. Berikut ini akan
diuraikan cara-cara mengatasi berbagai macam pengangguran :
1. Cara Mengatasi Pengangguran Stuktural
Pengangguran structural terjadi karena perubahan struktur ekonomi, misalnya dari agraris ke
industri. Untuk mengatasi pengangguran strukrural bisa dilakukan dengan cara-cara berikut ;
a) Memindahkan para pengangguran ke tempat yang lebih membutuhkan.
b) Membuka pendidikan dan pelatihan bagi para pengangguran agar dapat mengisi
lowongan pekerjaan yang sedang membutuhkan.
c) Mendirikan industry dan proyek padat karya untuk menampung para penganggur.
2. Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural (Siklikal)
Pengangguran konjungtural terjadi karena naik turunnya kegiatan perekonomian yang suatu
saat mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat yang di ikuti oleh turunnya permintaan
terhadap barang dan jasa. Untuk mengatasi pengangguran konjungtural, bisa dilakukan cara-
cara berikut ;
a) Mengarahkan masyarakat agar menggunakan pendapatannya untuk membeli barang dan
jasa sehingga permintaan terhadap barang dan jasa meningkat.
b) Menciptakan teknik-teknik pemasaran dan promosi yang menarik agar masyarakat
tertarik membeli barang dan jasa.

Page | 8
3. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional terjadi karena adanya pekerjaan yang ingin pindah mencari
pekerjaan yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain. Untuk mengatasi pengangguran  ini
bisa dilakukan dengan cara menyediakan sarana informasi lowongan kerja yang cepat,
mudah dan murah kepada pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan lowongan
kerja di tempat-tempat umum.
4. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Pengangguran musiman terjadi karena perubahan musim atau perubahan permintaan tenaga
kerja secara berkala. Cara yang dilakukan untuk mengatasi pengangguran musiman, antara
lain ;
a) Memberikan latihan keterampilan yang lain seperti menjahit, mengelas, menyablon, dan
membordir. Dengan demikian, mereka dapat bekerja sambil menunggu datangnya
musim tertentu.
b) Segera memberi informasi bila ada lowongan kerja di sektor lain.

Page | 9
BAB 3
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan
nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah
makro ekonomi yang paling utama.
Pengangguran disebabkan oleh besarnya angkatan kerja tidak seimbang, kebutuhan jumlah
dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, penyediaan dan
pemanfaatan tenaga kerja tidak seimbang.

3.2         Saran
Dari kesimpulan diatas maka saya dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut :
- Peningkatan pada mobilitas modal dan tenaga kerja dan segera memindahkan kelebihan
tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang
kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
- Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan kerja (lowongan)
kerja yang kosong dan mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami
pengangguran.

Page | 10
DAFTAR PUSTAKA
https://beritagar.id/artikel/berita/ekonomi-melambat-jumlah-pengangguran-di-indonesia-bertambah

https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/11/05/1565/agustus-2019--tingkat-pengangguran-terbuka--
tpt--sebesar-5-28-persen.html

Anda mungkin juga menyukai