Disusun oleh ;
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL VETERAN JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Masa Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini sebagai salah satu tugas kelompok Mata kuliah Perekonomian Indonesia yang berjudul
“Pengangguran”.
Judul ini dipilih karena penulis tertarik dengan masalah pengangguran di Indonesia. Banyak
pengangguran tersebar di Indonesia dan sulit untuk mencari pekerjaan.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dan penulis tak lupa
mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu.
Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Page | 1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah yang di maksud dengan pengangguran ?
b. Ada berapa macam-macam pengangguran ?
c. Apakah penyebab terjadinya pengangguran ?
d. Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia ?
e. Bagaimanakah dampak pengangguran terahadap kehidupan perekonomian, dan kehidupan
social masyarakat ?
f. Bagaimanakah cara mengatasi pengangguran ?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui arti dari pengangguran.
b. Untuk mengetahui macam - macam dari pengangguran.
c. Untuk mengetahui penyebab dari pengangguran.
d. Untuk mengetahui tingkat pengangguran di Indonesia.
e. Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan pengangguran
f. Untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
Page | 3
2.2 Macam-macam Pengangguran
Ada beberapa macam pengangguran yang di golongkan menjadi dua yaitu berdasarkan
lama waktu dan penyebab terjadinya, antara lain :
1. Macam Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja
a. Pengangguran terbuka ( open unemployment ), yakni tenaga kerja yang benar-benar
tidak memiliki pekerjaan (tidak bekerja sama sekali). Pengangguran ini terjadi karena
tidak adanya lapangan pekerjaan atau karena ketidaksesuaian lapangan kerja dengan
latar belakang pendidikan dan keahlian tenaga kerja.
b. Setengah menganggur ( under unemployment ), yakni tenaga kerja yang bekerja, tetapi
bila di ukur dari sudut jam kerja, pendapatan, produktivitas dan jenis pekerjaan tidak
optimal. Biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang
bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c. Pengangguran terselubung ( disguised unemployment ), yakni tenaga kerja yang
bekerja tetapi tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keahliannya. Misalnya,
seorang insinyur teknik, bekerja sebagai pelayan restoran.
Page | 4
Penurunan ini mengharuskan produsen mengurangi produksi barang dan jasa,
diantaranya dengan cara mengurangi jumlah pekerja sehingga terjadilah pengangguran.
PHK yang terjadi karena krisis ekonomi tahun 1997 di Indonesia adalah contoh
pengangguran siklikal.
c. Pengangguran friksional, yakni pengangguran yang disebabkan oleh pergeseran (friksi)
pekerja yang ingin bergeser (berpindah) dari satu perusahaan ke perusahaan lain dalam
rangka mencari pekejaan yang lebih bagus dan cocok. Sementara mencari pekerjaan baru,
tenaga kerja pun menganggur untuk sementara waktu, sambil mencari pekerjaan yang
yang di inginkan. Oleh karena itu, pengangguran friksional disebut juga pengangguran
sukarela, karena terjadi atas keinginan sendiri.
d. Pengangguran musiman, yakni pengangguran yang disebabkan oleh perubahan musim
atau perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala. Misalnya pada masa
pembangunan gedung, tukang bangunan bisa bekerja. Tetapi bila gedung telah selesai
dibangun, tukang bangunan menjadi pengangguran musiman sambil menunggu
pembangunan berikutnya.
Page | 5
2.4 Tingkat Pengangguran di Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam kurun waktu enam bulan, tingkat
pengangguran di Indonesia bertambah sebanyak 230 ribu jiwa. Menurut data BPS per Agustus
2019, terdapat total 7,05 juta jiwa yang tidak memiliki pekerjaan, jumlah tersebut meningkat 3,3
persen dari posisi Februari sebesar 6,82 juta. Mayoritas pengangguran adalah lulusan sekolah
menengah kejuruan (SMK).
Selain SMK, SMA menempati peringkat kedua dengan persentase 7,92 persen, diikuti
diploma I/II/III 5,99 persen, universitas 5,67 persen, SMP 4,75 persen, dan SD 2,41 persen.
Tingkat Pengangguran Terbuka pun naik dari 5,01 persen pada Februari 2019 menjadi 5,28
persen pada Agustus 2019. Namun, angka ini lebih baik jika dibanding Agustus tahun lalu
sebesar 5,34 persen. TPT adalah indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam
kelompok pengangguran. Jumlah tenaga kerja pada sejumlah sektor mengalami penurunan,
terutama pada sektor pertanian yang turun 1,12 juta atau 1,46%. Selain itu, terdapat penurunan
tenaga kerja pada sektor jasa keuangan dan pertambangan, tetapi jumlahnya tak terlalu
signifikan.
Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah maupun persentase pengangguran sebenarnya
menunjukkan tren penurunan. Meningkatnya jumlah angkatan kerja yang dibarengi dengan
kenaikan jumlah penduduk yang bekerja, mampu menekan angka pengangguran mendekati level
5 persen pada Februari 2019 seperti terlihat pada grafik.
Page | 6
2.5 Dampak Pengangguran
Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan kehidupan sosial
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat kesejahteraan masyarakat
yang menurun adalah salah satu dampak pengangguran. Berikut beberapa dampak pengangguran
terhadap perekonomian dan kehidupan sosial :
1. Menurunkan Aktivitas Perekonomian
Pengangguran menyebabkan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat yang menurun
menyebabkan turunnya permintaan terhadap barang dan jasa. Hal ini menyebabkan para
pengusaha dan investor tidak bersemangat melakukan perluasan dan mendirikan industri
baru sehingga aktivitas perekonomian menjadi turun.
2. Menurunkan pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan Perkapita Orang yang tidak bekerja
(memnganggur) tidak akan menghasilkan barang dan jasa. Itu berarti semakin banyak orang
yang mengaggur maka PDB (Produk Domestik Bruto) yang di hasilkan akan menurun. PDB
yang menurun akan menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomin sekaligus turunnya
pendapadan per-kapita. Jika pendapan per-kapita turun maka tingkat kesejahteraan
masyarakat juga ikut turun.
3. Biaya Sosial Meningkat Pengangguran juga mengakibatkan meningkatnya biaya sosial.
Karena, pengangguran mengharuskan masyarakat memikul biaya-biaya, seperti biaya
perawatan pasien yang stress (depresi) karena menganggur, biaya keamanan dan biaya
pengobatan akibat meningkatnya tindakan kriminalitas yang dilakukan oleh penganggur,
serta pemulihan dan renovasi beberapa tempat akibat domenstrasi dan kerusakan yang di
picu oleh ketidak puasan dan kecemburuan sosial para penganggur.
4. Menurunkan Tingkat Keterampilan
Dengan menganggur, tingkat keterampilan seseorang akan menurun. Semakin lama
menganggur, semakin menurun pula tingkat keterampilan seseorang.
5. Penerimaan Negara Menurun
Orang yang menganggur tidak memiliki penghasilan (pendapatan). Itu artinya semakin
banyak orang yang menganggur, maka akan smakin turun pula penerimaan Negara yang di
peroleh dari pajak penghasilan.
Page | 7
6. Bertambahnya Tindakan Kriminal
Seseorang pasti dituntut untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam hidupnya terutama makan
agar tetap bisa bertahan hidup. Seorang yang tidak memiliki pekerjaan yaitu pengangguran
bisa saja melakukan tindak kriminal seperti mencuri, mencopet, menjambret atau bahkan
sampai membunuh demi mendapatkan sesuap nasi.
7. Meningkatnya Pengamen dan Pengemis
Tak berbekal pendidikan dan keterampilan seorang pengangguran tidak jarang memilih
untuk mengandalkan belas kasihan orang lain dengan cara mengemis.
Page | 8
3. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional terjadi karena adanya pekerjaan yang ingin pindah mencari
pekerjaan yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain. Untuk mengatasi pengangguran ini
bisa dilakukan dengan cara menyediakan sarana informasi lowongan kerja yang cepat,
mudah dan murah kepada pencari kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan lowongan
kerja di tempat-tempat umum.
4. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Pengangguran musiman terjadi karena perubahan musim atau perubahan permintaan tenaga
kerja secara berkala. Cara yang dilakukan untuk mengatasi pengangguran musiman, antara
lain ;
a) Memberikan latihan keterampilan yang lain seperti menjahit, mengelas, menyablon, dan
membordir. Dengan demikian, mereka dapat bekerja sambil menunggu datangnya
musim tertentu.
b) Segera memberi informasi bila ada lowongan kerja di sektor lain.
Page | 9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan
nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah
makro ekonomi yang paling utama.
Pengangguran disebabkan oleh besarnya angkatan kerja tidak seimbang, kebutuhan jumlah
dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, penyediaan dan
pemanfaatan tenaga kerja tidak seimbang.
3.2 Saran
Dari kesimpulan diatas maka saya dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut :
- Peningkatan pada mobilitas modal dan tenaga kerja dan segera memindahkan kelebihan
tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang
kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
- Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan kerja (lowongan)
kerja yang kosong dan mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami
pengangguran.
Page | 10
DAFTAR PUSTAKA
https://beritagar.id/artikel/berita/ekonomi-melambat-jumlah-pengangguran-di-indonesia-bertambah
https://www.bps.go.id/pressrelease/2019/11/05/1565/agustus-2019--tingkat-pengangguran-terbuka--
tpt--sebesar-5-28-persen.html