Anda di halaman 1dari 7

3.

Analisis Masalah Pengangguran, Terbuka, dan Tersembunyi


Seiring dengan perkembangan zaman masalah-masalah sosial yang terjadi saat ini
sangatlah kompleks. Dari mulai masalah-masalahyang yang sangat kecil dampaknya bagi
masyarakat yang membutuhkan penanganan yang kecil pula untuk menanganinya, hingga
masalah-masalah sosial yang sangat rumit serta memberikan dampak dan penagruh besar bagi
kehidupan sosial. Peran aktif pemerintah sebagai pemegang wewenang dan kekuasaan sebuah
Negara menjadi sangat penting dan menjadi harapan utama rakyatnya untuk mencapai
kemakmuran.
Pengangguran di Indonesia paling banyak terjadai di pedesaan yang masih
mengandalkan pertanian sebagai mata pencaharian utama penduduknya. Dengan munculnya
permasalahan sosial berupa pengangguran tersebut maka pmenimbulkan berbagai
permasalahan yang antara lain bagaimana pengangguran di Indonesia menjadi sangat rumit dan
tergolong masih tinggi. Dengan jumlah angka pengangguran yang tinggi ini tentunya akan
menimbulkan dampak bagi masyarakat Indonesia adan sisitem-sistem yang ada. Sertya
bagaimanakah upaya yang tepat yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta
menurut cara pandang sosiologis untuk mengatasi masalah pengangguran di Indonesia.

3.1 Pengertian Pengangguran


Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.

3.2 Jenis-Jenis Pengangguran


A. Berdasarkan Sebab terjadinya
Jenis pengangguran dibedakan berdasarkan sebab terjadinya, terdiri atas 4 jenis
yaitu sebagai berikut.
1. Pengangguran Siklikal (Cyclical Unemployment)
Pengangguran Siklikal ini terjadi sebagai akibat maju mundurnya
perekonomian di suatu negara. Pada saat perekonomian mengalami kemunduran,
daya beli masyarakat menurun, akibatnya barang berhenti di gudang karena
penjualan merosot dan perusahaan mengurangi kegiatan produksinya.
2. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur perekonomian.
perubahan struktur tersebut memerlukan keterampilan baru agar dapat
menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut. Contohnya yaitu awalnya merupakan
sektor pertanian mengalami peralihan menjadi sektor industri sehingga banyak
tenaga kerja yang semula bekerja di sektor pertanian terpaksa menganggur.
Peralihan tenaga kerja dari sektor pertanian menjadi tenaga kerja di sektor industri
memerlukan penyesuaian keterampilan dan keahlian sehingga tenaga kerja yang
berasal dari sektor pertanian harus dididik terlebih dahulu.
3. Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional merupakan perekonomian yang mencapai kondisi full
employment saat jumlah penganggur yang ada tidak melebihi 4%. Pengangguran ini
terjadi karena adanya kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja
dengan pencari kerja. Pengangguran friksional juga terjadi karena faktor jarak dan
kurangnya informasi. Pelamar tidak mengetahui di mana lowongan dan pengusaha
juga tidak mengetahui di mana tersedia tenaga kerja yang memenuhi syarat. Secara
umum penganggurang friksional tidak dapat dihindari. Namun, waktu
pengangguran dapat dipersingkat dengan penyediaan informasi kerja yang lengkap.

B. Menurut Lama Waktu Kerjanya


1. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka adalah keadaan orang yang sama sekali tidak bekerja dan
sedang berusaha mencari pekerjaan. Tenaga kerja yang sepenuhnya menganggur ini
biasanya memiliki produktivitas marginal sama dengan nol, bahkan dapat pula
negatif.
Penganggur terbuka, terdiri dari:
a. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan.
b. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha.
c. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan, karena
merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
d. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.

Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang pada saat survei orang tersebut
sedang mencari pekerjaan, seperti mereka:
a. Yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.
b. Yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan
dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.
c. Yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena sesuatu hal masih
berusaha untuk mendapatkan pekerjaan lain.
Usaha mencari pekerjaan ini tidak terbatas pada seminggu sebelum pencacahan,
jadi mereka yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan dan yang permohonannya
telah dikirim lebih dari satu minggu yang lalu tetap dianggap sebagai mencari
pekerjaan asalkan seminggu yang lalu masih mengharapkan pekerjaan yang dicari.
Mereka yang sedang bekerja dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lain
tidak dapat disebut sebagai penganggur terbuka.
Untuk menghitung berapa besar tingkat pengangguran terbuka dapat digunakan
rumus berikut :
Tingkat Pengangguran Terbuka = Jumlah Pengangguran Terbuka/Angkatan
Kerja x 100%
Contoh pengangguran terbuka : Seorang lulusan S1 mesin tapi tidak
memperoleh pekerjaan karena lapangan yang belum tersedia sesuai dengan
kualifikasinya.
2. Pengangguran tidak sepenuh waktu/setengah menganggur
Negara berkembang seringkali tidak hanya memiliki tenaga yang menganggur
sepenuhnya, tetapi juga memiliki tenaga kerja yang tidak sepenuh waktu
menganggur atau disebut setengah menganggur. Pengangguran semacam ini dapat
diketahui bila kita memindahkan sejumlah tenaga kerja dari suatu pekerjaan
(misalnya dari sektor pertanian) ke pekerjaan yang lain, (misalnya sektor industri),
dan ternyata pemindahan tenaga kerja itu tidak mengurangi produksi dari sektor
pertanian tersebut. Ini berarti pada sektor pertanian terdapat pengangguran yang
tidak sepenuhnya waktu (under employment).
Untuk menghitung berapa besar tingkat pengangguran tidak sepenuh waktu dapat
digunakan rumus berikut :
Tingkat Setengah Menganggur = Bekerja kurang 35 jam per minggu/Jumlah
Angkatan Kerja x 100%
Contoh pengangguran tidak sepenuh waktu : pegawai kantor yang bekerjanya
tidak optimum dilihat dari jam kerjanya
3. Pengangguran Terselubung/Tersembunyi (Disguised Unemployment)
Salah satu bentuk dari under employment adalah yang disebut pengangguran
terselubung. Pengangguran ini dapat terjadi karena ketidaksesuaian antara pekerjaan
dengan potensi dan bakat serta kemampuan. Ketidakcocokan ini akan berpengaruh
terhadap produktivitas kerja yang rendah.
Contoh pengangguran terselubung : Seorang petani yang menggarap sawah
sebenarnya cukup hanya dikerjakan oleh satu orang, tetapi karena anaknya tidak
punya pekerjaan maka anaknya ikut menggarap sawah

4. Pengangguran Musiman
Pergantian musim dapat berperan sebagai salah satu faktor penyebab
pengangguran. Misalnya, di sektor pertanian setelah habis panen sampai musim
tanam berikutnya tidak ada pekerjaan. Petani ini disebut penganggur musiman. Juga
pada saat tidak boleh menangkap ikan di wilayah Maluku dan Papua para nelayan
banyak yang menganggur.
Contoh pengangguran musiman : Seorang petani cengkih yang tidak bekerja
selama musim hujan karena tanaman tidak bisa tunbuh subur saat musim tersebut.

3.4 Dampak dari Pengangguran


Tingginya tingkat pengangguran dalam sebuah perekonomian akan mengakibatkan
kelesuan ekonomi dan merosotnya tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai akibat penurunan
pendapatan masyarakat. Dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat meliputi hal-hal
berikut ini :
1. Pendapatan Per Kapita
Orang yang menganggur berarti tidak memiliki penghasilan sehingga hidupnya
akan membebani orang lain yang bekerja. Dampaknya adalah terjadinya penurunan
pendapatan per-kapita. Dengan kata lain, bila tingkat pengangguran tinggi maka
pendapatan per kapita akan menurun dan sebaliknya bila tingkat pengangguran rendah
pendapatan per kapita akan meningkat, dengan catatan pendapatan mereka yang masih
bekerja tetap.
2. Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji
tersebut sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih
dahulu. Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak
banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak penghasilan
cenderung berkurang.
3. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang
ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di
tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka
waktu lama akan merasa rendah diri ( minder ) karena statusnya yang tidak jelas
4. Munculnya Biaya Sosial
Tingginya tingkat pengangguran akan menimbulkan pengeluaran berupa biaya-biaya
sosial seperti biaya pengadaan penyuluhan, biaya pelatihan, dan biaya keamanan
sebagai akibat kecenderungan meningkatnya tindak kriminalitas.

3.5 Mengatasi Pengangguran


Sebelumnya telah dijelaskan berbagai dampak negatif dari pengangguran bagi
seseorang, masyarakat, dan negara. Untuk mengatasi beberapa dampak tersebut, perlu ada
upaya terpadu dalam bidang kesempatan kerja.
A. Cara Mengatasi Pengangguran Siklikal
Untuk mengatasi pengangguran siklis diperlukan beberapa langkah-langkah
antara lain peningkatan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat dapat meningkat
apabila mereka mendapat tambahan penghasilan. Pemerintah harus membuka proyek
yang bersifat umum, seperti membangun jalan, jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya.
Cara lain adalah dengan mengarahkan permintaan masyarakat untuk membeli barang
dan jasa, serta memperluas pasar barang dan jasa. Pasar yang sudah ada harus terus
dipertahankan. Namun, diusahakan membuka peluang lain dalam rangka memasuki
pasar yang baru. Misalnya, dengan membuka pasar baru di luar negeri yang dapat
menambah permintaan.
B. Cara Mengatasi Pengangguran Struktur
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan perubahan
struktur ekonomi, misalnya dari ekonomi yang bersifat agraris bergeser ke ekonomi
industri. Pergeseran ini lebih menitikberatkan penyesuaian karakter dan budaya pekerja
sektor industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural diperlukan berbagai langkah
seperti pengadaan pendidikan dan pelatihan sebagai persiapan untuk berkarier pada
pekerjaan yang baru, memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak membutuhkan
ke tempat yang membutuhkan, meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang
ada, dan mendirikan industri padat karya, sehingga mampu menanggung tenaga kerja
yang menganggur.
C. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pada dasarnya, pengangguran friksional tidak dapat dihilangkan sama sekali
dan hanya dapat dikurangi. Cara mengatasi pengangguran friksional adalah
mengusahakan informasi yang lengkap tentang permintaan dan penawaran tenaga
kerja, sehingga proses pelamaran, seleksi, dan pengambilan keputusan menerima atau
tidak berlangsung lebih cepat. Cara lain adalah menyusun rencana penggunaan tenaga
kerja sebaik mungkin.

D. Cara Mengatasi Pengangguran Terbuka


Untuk mengatasi pengangguran terbuka dapat dilakukan dengan:

1. Mengadakan program pekerjaan padat karya : Pekerjaan padat karya seperti


pembangunan jalan, perawatan irigasi dan pembersihan lingkungan merupakan program
yang dapat efektif menangani pengangguran terbuka. Dengan pekerjaan ini, orang dalam
usia produktif akan dapat mendapat pekerjaan sedangkan masyarakat mendapatkan manfaat
dengan perbaikan pelayanan dan infrastruktur. Contoh program padat karya ini adalah
pekerja penanganan sarana dan prasarana umum (ppsu) atau yang biasa disebut pasukan
oranye di DKI Jakarta.

2. Mengadakan pelatihan keterampilan : Dengan mengadakan pelatihan ketrampilan,


para pekerja yang menganggur dapat mendapatkan keahlian yang dapat digunakan untuk
melamar pekerjaan. Contohnya adalah pelatihan pekerja bangunan dan pelatihan
ketrampilan elektronik.

3. Memberi bantuan kredit lunak untuk wirausaha : Dengan memberi modal lunak
(modal dengan bunga pinjaman kecil), orang yang belum memiliki pekerjaan dapat mencoba
membuka usaha sendiri dengan modal tersebut. Misalnya dengan membuka usaha
menjajakan makanan.

E. Cara Mengatasi Pengangguran Tidak Sepenuh Waktu

Pengangguran tidak sepenuh waktu dapat diatasi dengan cara : Mencari pekerjaan
sampingan dan melakukan aktivitas yang bermanfaat.

F. Cara Mengatasi Pengangguran Terselubung/Tersembunyi

Pengangguran terselubung dapat diatasi dengan cara :

1. Melakukan insentifikasi pada proses produksi

2. Memecat pekerja-pekerja yang tidak produktif dan memberikan surat rekomendasi kerja
3. Memdirikan pelatihan-pelatihan pekerja

4. Meningkatkan usaha kreatif menengah (UKM)

G. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman


Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada musim-musim
tertentu, seperti petani yang menganggur setelah musim tanam. Pengangguran seperti
ini dapat diatasi dengan pemberian informasi yang jelas tentang adanya lowongan kerja
pada bidang lain dan melatih seseorang agar memiliki keterampilan untuk dapat bekerja
pada "masa menunggu" musim tertentu.

Sumber: https://nururrokhim.wordpress.com/2011/11/30/analisis-pengangguran-di-indonesia/
https://www.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html
http://karyailmiah-elsye.blogspot.co.id/2011/03/ekonomi-pembangunan-terhadap_03.html

http://ranupatjeh1.blogspot.co.id/2013/05/makalah-pengangguran.html

https://armandahasan.wordpress.com/2013/01/29/masalah-pengangguran-di-indonesia/

http://ekonomisajalah.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-jenis-dampak-dan-cara.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran

Anda mungkin juga menyukai