1
2. Estetika (aesthetic) adalah tingkat keindahan penampilan produk
(seperti kecantikan dan gaya) dan penampilan dari fasilitas,
perlengkapan, personel, dan materi komunikasi untuk jasa.
3. Kemampuan servis (serviceability) adalah ukuran yang menunjukkan
mudah tidaknya suatu produk dirawat atau diperbaiki setelah di tangan
konsumen.
4. Fitur (features) adalah karakteristik produk yang membedakan secara
fungsional dengan produk yang mirip atau sejenis.
5. Keandalan (reliability) adalah kemungkinan atau peluang produk atau
jasa dapat bekerja sesuai yang di spesifikasikan dalam jangka waktu
yang ditentukan.
6. Keawetan (durability) adalah lama produk dapat berfungsi atau
digunakan.
7. Kualitas kesesuaian (quality of conformance) adalah tingkat
kesesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang ditentukan pada
desainnya.
8. Kesesuaian dalam penggunaan (fitness of use) adalah kecocokan
produk untuk menghadirkan fungsi seperti yang diiklankan.
2
produsen. Oleh karena itu, peningkatan salah satu atau lebih dari dimensi
kualitas merupakan upaya peningkatan kualitas. Dimensi kualitas yang
dipilih kemudian dimasukkan dalam spesifikasi desai produk. Selanjutnya,
produksi dilakukan untuk memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
Pendekatan Kualitas
Jika ada produk berkualitas maka lawannya adalah produk tidak
berkualitas atau produk cacat (defective product). Produk cacat berarti
produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Pendekatan strategis yang
digunakan untuk dapat memenuhi spesifikasi dapat dipilih satu dari dua
pendekatan, yaitu pendekatan tradisional atau dikenal sebagai pendekatan
nilai target (target value) dan pendekatan kontemporer yang disebut
pendekatan kualitas optimal (robust quality).
3
B. PENGUKURAN DAN PELAPORAN BIAYA KUALITAS
Perusahaan harus melakukan pengukuran dan pelaporan terhadap biaya
kualitas agar dapat menjaga produk yang dihasilkan tetap berkualitas tinggi.
Dengan adanya pelaporan biaya kualitas yang terukur secara akurat maka akan
diketahui apakah upaya-upaya peningkatan kualitas yang telah dijalankan
sudah sesuai dengan tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan produk berkualitas
tinggi dan pengurangan biaya produksi.
• Biaya Kualitas
Biaya kualitas (cost of quality) merupakan biaya yang terjadi atau mungkin
akan terjadi karena adanya kualitas yang rendah. Berdasarkan definisi
tersebut maka biaya kualitas dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
biaya kualitas yang berkaitan dengan aktivitas pengendalian (control
activity) dan biaya yang berkaitan dengan aktivitas kegagalan (failure
activity). Aktivitas pengendalian dilaksanakan dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas. Sedangkan aktivitas kegagalan terjadi karena
adanya kegagalan dalam menjalankan aktivitas atau adanya produk yang
berkualitas rendah.
Ada dua kelompok biaya kualitas yaitu biaya pengendalian dan biaya
kegagalan. Kedua kelompok tersebut dapat dipecah lagi dalam empat
subkelompok biaya, yaitu biaya pencegahan (prevention cost), biaya
penilaian (appraisal cost), biaya kegagalan internal ( internal failure cost),
serta biaya kegagalan eksternal (external failure cost). Definisi masing-
masing biaya tersebut adalah sebagai berikut.
1. Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi karena adanya usaha
untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam menjalankan aktivitas jasa
4
dan/atau produk yang berkualitas rendah. Pada umumnya, peningkatan
biaya pencegahan diharapkan akan menghasilkan penurunan biaya
kegagalan.
2. Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi karena dilakukannya
penentuan apakah produk dan/atau jasa yang dihasilkan telah sesuai
dengan permintaan atau kebutuhan konsumen.
3. Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi pada saat produk
dan/atau jasa jasa dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan atau
kebutuhan konsumen. Ketidaksesuaian ini terdeteksi pada saat produk
masih berada di pihak perusahaan atau sebelum dikirimkan ke pihak
luar perusahaan.
4. Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yangterjadi padaa saat produk
dan/atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan permintaan atau
kebutuhan konsumen dan diketahui setelah produk berada di luar
perusahaan atau sudah di tangan konsumen.
5
diakibatkan oleh rendahnya kualitas. Biaya ini biasanya tidak terdapat
dalam laporan akuntansi. Tentu tidak mudah dalam mengukur jumlah
biaya-biaya tersebut. Namun, biaya kualitas tersembunyi bisa jadi
jumlahnya signifikan dan menjadi penting dalam proses penentuan
kebijaksanaan perusahaan. Oleh karena itu, penentuan biaya ini menjadi
hal penting.
• Metode Multiplier
Berdasarkan metode ini dasumsikan bahwa total biaya kualitas merupakan
multiplikasi dari beberapa ukuran biaya kegagalan sehingga untuk
mengestimasikan biaya kegagalan total dapat dilakukan dengan
mengalikan dengan menggunakan suatu angka pengali yang ditentukan
dengan biaya kegagalan total terobservasi. Hal ini dapat diformulasikan
sebagai berikut.
6
Metode Taguchi Quality Loss Function
Pandangan dalam metode taguchi ini berbeda dengan pandangan
tradisional yang mengizinkan adanya penyimpangan selama masih dalam
rentang target. Perhitungan biaya kegagalan eksternal total dengan metode
taguchi dapat diformulasikan sebagai berikut.
7
Pelaporan Biaya Kualitas
Pelaporan biaya kualitas dapat menjadi sumber informasi
terpenting dalam pembuatan keputusan perbaikan kualitas dan penurunan
biaya kualitas. Langkah pertama dalam membuat pelaporan biaya kualitas
adalah menentukan baiaya kualitas sesungguhnya untuk setiap komponen
kualitas. Langkah berikutnya adalah mengelompokkan komponen-
komponen biaya kualitas tersebut dalam kelompok-kelompok biaya
kualitas. Supaya penyusunan laporan biaya kualitas mudah dilakukan dan
dipahami lazimnya dalam bentuk presentase dari penjualan sesungguhnya.
Terdapat dua pandangan terkait biaya kualitas optimal, yaitu dalam
pandangan tradisional disebut dengan tingkat kualitas dapat diterima
(acceptable quality level), sedangkan pandangan kontemporer disebut
pengendalian kualitas total (total quality control/zero defect). Setiap
pandangan memilki cara yang berbeda dalam pengelolaan biaya kualitas.
8
Inti dari pandangan ini adalah untuk mendapatkan manfaat biaya
maka tidak diperbolehkan adanya produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasi target akan menghasilkan peningkatan biaya kualitas.
Perusahaan yang tidak menghasilkan produk tidak sesuai spesifikasi
paling sedikit yang akan unggul. Oleh karena itu, dalam pandangan ini,
tingkat optimal dari kualitas akan terjadi pada kondisi cacat nol (zero
defect) yang berarti total biaya kualitas terendah dicapai pada saat tidak
cacat.
• Analisis Trend
Perbandingan dilakukan untuk semua komponen biaya kualitas, baik
secara total maupun secara komponen. Dengan menggunakan grafik
trend akan diketahui perkembangan total dan per komponen dari
periode ke periode. Kemudian, dengan melakukan perbandingan antar
komponen kualitas akan diketahui hubungan dan
9
pengaruh antar komponen. Misalnya, sebuah perusahaan memiliki data
biaya kualitas sebagai berikut.
10
3. Mesin adalah semua peralatan, computer, atau perlengkapan lain yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.
4. Bahan adalah bahan baku ataupun bahan penolong untuk menghasilkan
produk akhir.
5. Pengukuran adalah data yang diperoleh dari proses yang digunakan untuk
mengukur kualitas.
6. Lingkungan merupakan suatu kondisi, seperti wakil di lokasi, suhu, cuaca,
budaya, dan lainnya.
11
Hubungan antara Ukuran-Ukuran Efisiensi Proses
F. PENGUKURAN PRODUKTIVITAS
Produktivitas (productivity) menekankan pada bagaimana menghasilkan
output secara efisien, dan secara khusus ditunjukkan pada hubungan antara
output dan input untuk menghasilkan output. Efisiensi produktivitas total
terjadi saat dua kondisi terpenuhi, yaitu: (1) untuk semua perpaduan input yang
akan menghasilkan output pada tingkat ditentukan, tidak ada satu komponen
input-pun yang digunakan melebihi yang ditentukan untuk menghasilkan
output tertentu, (2) pada berbagai perpaduan untuk memenuhi nkondisi
pertama yang dipilih adalahperpaduan dengan tingkat biaya terendah.
Kondisi pertama disebut efisiensi teknis (technical efficiency) karena
dipicu oleh hubungan teknis, sedangkan kondisi kedua disebut efisiensi
pertukaran (trade-off efficiency). Kondisi kedua dipicu oleh hubungan harga
input secararelatif. Pada kondisi kedua, harga input ditentukan oleh proporsi
relative dari setiap komponen input yang digunakan untuk menghasilkan
output.
• EfisiensiTeknis
12
Upaya peningkatan produktivitas dapat dicapai melalui tiga cara berikut ini
1. Menghasilkan output yang sama dengan input lebih sedikit.
2. Menghasilkan output yang lebih banyak dengan input yang sama.
3. Menghasilkan output lebih banyak dengan input yang lebih sedikit.
• Efisiensi Pertukaran
Peningkatan efisiensi juga dapat dicapai dengan melakukan
pertukaran antara input yang lebih mahal dengan inputyang lebih murah.
Sebagai contoh, diasumsikan bahwa input tenaga kerja langsung lebih
mahal daripada input peralatan (modal) sehingga mengurangi input
peralatan untuk menghasilkan output yang sama dapat meningkatkan
efisiensi.
13
Kelebihan Pengukuran Produktivitas Parsial. Pengukuran
produktivitas parsial akan mengarahkan manajemen lebih fokus pada input
tertentu. Selain itu, hasil pengukuran operasional cepat diketahui.
Contohnya, tenaga kerja langsung dapat dikaitkan dengan berapa banyak
unit yang dihasilkan untuk setiap satu unit bahan digunakan. Apabila
menggunakan suatu standar produktivitas tertentu maka trend
produktivitas akan dapat direkam perkembangannya.
14
dua input yaitu tenaga kerja dan bahan baku. Berikut ini disajikan data
produksi tahun 2011 dan 2012.
2011 2012
Jumlah televisi LCD 10.000 12.000
dihasilkan
15
PQ adalah jumlah input yang dibutuhkan untuk menghasilkan output pada
waktu yang diamati jika produktivitas sama dengan tahun dasar yang
dihitung dengan cara berikut.
PQ = Output periode amatan ÷ Rasio produktivitas tahun dasar
Komponen Pemulihan Harga. Komponen pemulihan harga adalah
kemampuan perubahan pendapatan dalam mengimbangi pengaruh
perubahan harga input. Pengukuran pemulihan harga dilakukan dengan
cara perubahan pendapatan dikurangi perubahan biaya input dengan
asumsi tidak ada perubahan produktivitas. Untuk mengetahui besaran
harga harus dihitung terlebih dahulu perubahan laba pada setiap periodenya.
Pemulihan harga = Perubahan laba – Dampak profit-linked
Pengukuran Waktu Siklus
Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan
satu produk atau jasa. Pada jasa waktu siklus dihitung sejak konsumen
mengajukan permintaan layanan sampai selesai. Waktu siklus rata-rata
setara dengan total waktu proses untuk semua unit. Agar lebih bermanfaat,
waktu siklus rata-rata harus dimasukkan rata-rata waktu yang dibutuhkan
untuk mengirim semua unit produk dan pengerjaan ulang atau waktu
pembuangan jika terdapat produk cacat atau sisa bahan dan limbah (yang
merupakan aktivitas tidak bernilai tambah).
16