Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak
serta memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah, ini membuat Indonesia pantas
disebut sebagai negara yang kaya akan sumber dayanya, baik pada sumber daya alam
maupun sumber daya manusianya. Hal ini harusnya dapat memberikan keuntungan besar
untuk perekonomian di Indonesia.

Namun hal itu belum bisa terwujud karena keadaan di Indonesia sekarang tidak
seperti yang kita bayangkan. Ini karena pemerintah Indonesia yang belum dapat
mengefesiensikan sumber daya alam dan manusianya yang melimpah. Faktanya sekarang,
banyak warga Indonesia yang tidak memiliki pekerjaan atau dengan kata lain menjadi
pengangguran di negaranya sendiri.

Pengangguran ada karena jumlah populasi yang setiap saat bertambah dengan
pesat tanpa ada keseimbangan antara lahan untuk mencari kerja dengan jumlah penduduk
yang semakin bertambah itu. Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan
kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya.
Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa
sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu
hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Keterbatasan lapangan pekerjaan di indonesia khususnya di kota-kota besar


sangatlah tinggi dari tahun ketahun, sehingga berpotensi untuk tidak dapat tertampungnya
lulusan program pendidikan di lapangan kerja setiap tahun selalu meningkat tidak pernah
mengalami penurunan. Lapangan pekerjaan merupakan indikator penting tingkat
kesejahteraan masyarakat dan sekaligus menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan
“pendidikan” dalam mengurangi angka kemiskinan yang ada. Sementara dampak sosial
dari jenis pengangguran ini relatif lebih besar dan banyak efek negatif dari hal ini salah
satunya tingkat kriminalitas tiap daerah juga ikut bertambah karena dorongan ekonomi.
Mengingat kompleksnya masalah ini, maka upaya pemecahannya pun tidak sebatas pada
kebijakan sektor pendidikan saja, namun merembet pada masalah lain secara multi
dimensional. Di samping itu tentu saja akan menciptakan angka produktivitas sosial yang

1
rendah, yang akan menurunkan tingkat pendapatan masyarakat nantinya. Pengangguran
merupakan masalah serius yang dihadapi dalam pembangunan sumber daya manusia yang
tengah dilakukan saat ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan pada makalah
ini adalah :
1. Apakah definisi pengangguran itu ?

2. Apa saja penyebab timbulnya pengangguran ?

3. Apakah ada dampak yang timbul dari pengangguran tersebut ?

4. Bagaimana solusi untuk mengatasi pengangguran ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui pengertian pengangguran.


2. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan timbulnya pengangguran.
3. Untuk mengetahui jenis, dampak, dan solusi untuk mengatasi masalah pengangguran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGANGGURAN
1. Pengertian secara umum.

Pengangguran adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan


suatu kegiatan yang menghasilkan uang. Pengangguran tidak terbatas pada orang
yang belum bekerja. Orang yang sedang mencari pekerjaan dan orang yang bekerja
namun perkerjaannya tidak produktif pun dapat dikategorikan sebagai pengangguran.

2. Pengertian Menurut Ahli :


a. Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara
aktif mencari pekerjaan akan tetapi belum memperolehnya. (Sukirno)
b. Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong
dalam kategori angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan juga secara
aktif tidak sedang mencari pekerjaan. (Nanga) (2005: 249)

Ada yang mengatakan “Semakin tinggi derajat gelar seseorang, semakin


mudah dia mendapatkan pekerjaan" membuat banyak orang Indonesia yang putus asa
dan menyerah dalam mencari pekerjaan.
Untuk mengetahui tingkat pengangguran yang wujud pada suatu waktu
tertentu perlulah terlebih dahulu diketahui jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja
yang ada dalam perekonomian. Jumlah tenaga kerja tidak boleh disamakan dengan
jumlah penduduk. Sebagian daripada penduduk tidak dapat digolongkan sebagai
tenaga kerja karena mereka masih terlalu muda atau sudah terlalu tua untuk dapat
bekerja dengan efektif. Golongan penduduk ini tidak termasuk dalam angkatan kerja.
Di banyak negara penduduk yang digolongkan sebagai angkatan kerja adalah
penduduk yang berumur 15-59 tahun dan di beberapa negara ia meliputi penduduk
yang berumur di antara 15-64 tahun. Tetapi tidak semua penduduk yang berada dalam
lingkungan umur diatas dapat dipandang sebagai tenaga kerja. Apabila mereka tidak
bekerja dan tidak mecoba untuk mencari pekerjaan maka, walaupun umur mereka
adalah dalam lingkungan umur di atas, mereka tidak termasuk dalam golongan
angkatan kerja.

3
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan rumus:

Tingkat Pengangguran = Jumlah Yang Menganggur

Jumlah Angkatan Kerja X 100

Tetapi memang besar kecilnya angka pengangguran sangat tergantung dari


definisi atau pengklasifikasian pengangguran. Setidak-tidaknya ada dua dasar utama
klasifikasi pengangguran, yaitu pendekatan angkatan kerja (labour force approach)
dan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (labour utilization approach).

1) Pendekatan Angkatan Kerja (Labour Force Approach)


Pendekatan ini mendefinisikan penganggur sebagai angkatan kerja yang tidak
bekerja.
2) Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach)

Dalam pendekatan ini, angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok,


yakni:

a) Menganggur (Unemployed), yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja atau
sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini sering disebut juga pengangguran
terbuka (open unemployment).
b) Setengah Menganggur (Underemployed), yaitu mereka yang bekerja, tetapi
belum dimanfaatkan secara penuh. Aartinya jam kerja mereka dalam
seminggu kurang dari 35 jam.
c) Bekerja Penuh (Employed), yaitu orang-orang yang bekerja penuh atau jam
kerjanya mencapai 35 jam per minggu.

4
B. JENIS-JENIS PENGANGGURAN

Pengangguran dikelompokkan dalam beberapa macam yang antara lain sebagai berikut :

1. Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Jumlah Jam Kerja

Menurut jam kerja, pengangguran dibedakan menjadi beberapa macam antara


lain sebagai berikut :

a. Pengangguran terselubung, adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optikal
karena sesuatu alasan tertentu.
b. Pengangguran terbuka, adalah pencari kerja yang sedang mencari pekerjaan
c. Setengah pengangguran, adalah para pekerja yang bekerja dibawah jam kerja
normal
 pengangguran terpaksa (involuntary), adalah seseorang yang bersedia bekerja
untuk suatu pekerjaan tertentu dengan upah tertentu, tetapi sebenarnya
pekerjaannya tidak ada.
 pengangguran sukarela (voluntary), adalah pengangguran yang disebabkan
para pekerja tidak mau menerima suatu pekerjaan dengan upah yang berlaku
di pasar atau pekerja rela melepas pekerjaannya dengan alasan mungkin
memperoleh penghasilan dari harta kekayaan mereka seperti menyewakan
rumah, kendaraan, dan menikmati warisan.
 pengangguran bruto, ialah gabungan pengangguran terbuka dengan
setengahnya pengangguran.

2. Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Faktor-Faktor Penyebabnya

Menurut sadono sukirno, berdasarkan dari penyebab pengangguran dapat


dibedakan sebagai berikut :

a. Pengangguran friksional, adalah pengangguran yang terjadi karena terdapat


sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka perekonomian itu
dipandang sudah mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran sebanyak dua
atau tiga persen tersebut dinamakan dengan pengangguran friksional.

5
b. Pengangguran siklikal, adalah pengangguran yang terjadi karena adanya kesulitan
temporer dalam mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja, yang
disebabkan dari kondisi geografis, informasi, dan dari proses perekrutan yang
panjang.
c. Pengangguran struktural, adalah pengangguran yang terjadi karena adanya
perubahan struktur perekonomian yang umumnya negara berusaha dalam
mengembangkan perekonomian dalam pola agraris ke industri.
d. Pengangguran teknologi, adalah pengangguran yang terjadi karena penggunaan
mesin dan kemajuan teknologi. Hal ini ditimbulkan dari adanya pergantian negara
manusia oleh mesin0mesin dan bahan kimia.

3. Jenis-Jenis Pengangguran Berdasarkan Ciri-Cirinya

Berdasarkan ciri-ciri pengangguran, pengangguran dibedakan dalam beberapa


macam antara lain sebagai berikut :

a. Pengangguran terbuka, adalah pengangguran yang terjadi karena lowongan


pekerjaan yang lebih rendah dan pertambahan tenaga kerja. Akibatnya,
perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh
pekerjaan.
b. Pengangguran tersembunyi, adalah pengangguran yang terjadi karena kelebihan
tenaga kerja yang digunakan. Contohnya iala pelayan restoran yang lebih banyak
dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar
mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.
c. Pengangguran musiman, ialah pengangguran yang terjadi karena faktor kondisi
iklim yang biasanya disektor pertanian dan perikanan karena pada musim hujan
penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan dan terpaksa
menganggur. Pada musim kemarau para petani tidak dapat mengerjakan tanahnya
d. Pengangguran menganggur, adalah pengangguran yang hanya bekerja satu sampai
dua hari seminggu atau satu sampai empat jam sehari.

6
C. MASALAH PENGANGGURAN SECARA UMUM

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang


cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur
yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran
dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber
daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama
kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat
menghambat pembangunan dalam jangka panjang.

Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber


daya manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai keterampilan dan
keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk
mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.

Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada


sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan
kesempatan kerja.

D. PENYEBAB PENGANGGURAN

Pengangguran dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya :

1. Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja.

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding


dengan jumlah lapangan pekerjaan yang dapat menampung banyaknya jumlah
angkatan kerja yang tersedia. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan
masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.

2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah sehingga tidak mampu bersaing dan
tersisih.
3. Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim.

7
4. Angkatan kerja yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta oleh
dunia kerja.
5. Teknologi yang semakin modern belum terimbangi oleh kemampuan.
6. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakakukan penghematan-
penghematan, misalnya penerapan rasionalisasi.
7. Terdapat ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan suatu Negara.

Setiap tahunnya, Indonesia memiliki jumlah lulusan sekolah atau kuliah yang begitu
tinggi. Jumlah yang sangat besar ini tidak seimbang dengan lapangan pekerjaan yang
ada, baik yang di sediakan oleh pemerintah maupun swasta.Tingkat pengangguran
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial
sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-
negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit,
dilakukan oleh lebih banyak orang

E. KEADAAN PENGANGGURAN DI INDONESIA


Seperti yang telah di jelaskan pada poin sebelumnya yang menjelaskan tentang
penyebab pengangguran kini saatnya melihat bagaimana keadaan pengangguran di
Indonesia, seperti pada kenyataannya pengangguran di Indonesia rata-rata adalah usia
produktif yang notabene menjadi penyebab kerancuan, kegelisahan dan perhatian
pemerintah.
Jika melihat lebih kedalam lagi penyebab maraknya kriminal terjadi di Indonesia
mayoritas tersangkanya adalah para pemuda dan termasuk dalam golongan
pengangguran. Ternyata dampak dari pengangguran bukan hanya menyebabkan
kemiskinan namun lebih parah lagi yaitu menyebabkan orang berlaku kriminal terhadap
sesamanya.Menurut data BPS angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2019 adalah
sebagai berikut :

8
Tingkat Pengangguran Februari 2019 Turun Ke Level Terendah Sejak Krisis 1998

Tingkat pengangguran terbuka (TPK) Indonesia pada Februari 2019 sebesar


5,01% turun 0,12 poin persentase dibanding Februari dan 0,33 poin persentase dibanding
Agustus 2018. TPT tersebut merupakan level terendah di era pemerintahan Presiden Joko
Widodo-Jusuf kalla serta terendah sejak krisis 1998 seperti terlihat dibawah ini. Turunnya
angka pengangguran ditopang oleh meningkatnya jumlah pekerja yang lebih cepat
daripada pertumbuhan jumlah angkatan kerja. Jumlah penduduk yang bekerja pada
Februari 2019 bertambah 2,29 juta jiwa. Sementara itu, jumlah angkatan kerja hanya
meningkat 2,24 juta jiwa dibanding Februari 2018. Artinya, jumlah pengangguran
berkurang 50 ribu jiwa dalam setahun. Angka pengangguran di perkotaan pada Februari
tahun ini turun 0,04 poin persentase menjadi 6,3%. Sementara pengangguran di perdesaan
turun 0,27 poin persentase ke level 3,45%.

9
F. DAMPAK PENGANGGURAN

Sedapat mungkin setiap perekonomian harus berusaha untuk menghindari atau


mengurangi masalah pengangguran yang dihadapinya. Usaha seperti itu harus dilakukan
karena masalah itu menimbulkan beberapa akibat buruk kepada masyarakat.

Telah ditunjukkan bahwa apabila ada pengangguran maka tingkat pendapatan


nasional yang sebenarnya adalah lebih rendah daripada tingkat pendapatan nasional
potensial. Keadaan ini berarti tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya. Makin
tinggi pengangguran, makin besar perbedaan di antara tingkat pendapatan nasional
sebenarnya dengan tingkat pendapatan nasional potensial, dan dengan demikian makin
besar pula perbedaan di antara tingkat kemakmuran yang dinikmati masyarakat dan
tingkat kemakmuran yang mungkin dinikmati mereka. Akibat buruk dari pengangguran
yang baru dijelaskan ini dinamakan sebagai ongkos ekonomi dari pengangguran.
Berapapun besarnya biaya ekonomi yang terbuang secara sia-sia sebagai akibat terjadinya
pengangguran yang tinggi, jumlah ini mencakup seluruh penderitaan batin, sosial, juga
psikologis yang timbul sebagai akibat pengangguran yang berkepanjangan. Karena
pengangguran ini menyebabkan rusaknya kesehatan fisik, mental, dan ini akan
menimbulkan kerawanan sosial yang akan dapat mengganggu proses produksi secara
keseluruhan, kalau pengangguran yang tinggi ini berkepanjangan. Dampak dari
pengangguran meliputi :

1. Terganggunya Stabilitas Perekonomian.

Pengangguran struktural dan atau kronis akan mengganggu stabilitas


perekonomian dilihat dari sisi permintaan dan penawaran agregat.

a) Melemahnya Permintaan Agregat


Untuk dapat bertahan hidup, manusia harus bekerja. Sebab dengan bekerja
dia akan memperoleh pengahsilan, yang digunakan untuk belanja barang dan jasa.
Jika tingkat pengangguran tinggi dan bersifat struktural, maka daya beli akan
menurun, yang pada gilirannya menimbulkan menurunnya permintaan agregat.
b) Melemahnya Penawaran Agregat
Tingginya tingkat pengangguran akan menurunkan penawaran agregat,
bila dilihat dari penawaaran tenaga kerja sebagai faktor produksi utama. Makin
sedikit tenaga kerja yang digunakan, makin kecil penawaran agregat.

10
Dampak pengangguran terhadap penawaran agregat makin terasa dalam
jangka panjang. Makin lama seseorang menganggur, keterampilan, produktivitas
meupun etika kerjanya akan mengalami penurunan.
Melemahnya permintaan dan penawaran agregat jelas akan mengancam
stabilitas perekonomian. Hal ini telah berkali-kali terbukti dalam sejarah
peekonomian dunia. Misalnya Depresi Besar (1929-1933), oleh para ekonom
disebabkan oleh melemahnya permintaan agregat. Krisis Ekonomi Asia Timur
(1988), termasuk yang dialami Indonesia, menurut Bank Dunia (World Bank,
1999) maupun IMF (1998), dapat dijelaskan dalam konteks interaksi melemahna
permintaan dan penawaran agregat.

2. Terganggunya Stabilitas Sosial Politik.


Saat ini pengangguran bukan hanya masalah ekonomi, melainkan juga
masalah sosial politik. Sebab dampak sosial dari pengangguran sudah jauh lebih besar
dari masa-masa sebelumnya. Pengangguran yang tinggi akan meningkatkan
kriminalitas, baik berupa kejahatan pencurian, perampokan, penyalahgunaan obat-
obatan terlarang maupun kegiatan-kegiata ekonomi ilegal lainnya. Biaya ekonomi
yang dikeluarkan untuk mengatasi masalah-masalah sosial ini sangat besar dan susah
diukur tingkat efisiensi dan efektivitasnya.
Pengangguran sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan kehidup
ann sosial masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang menurun, dan bahkan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang menurun adalah salah satu dampak pengangguran.
Berikut beberapa dampak pengangguran terhadap perekonomian dan kehidupan sosial
berikut ini :
a. Dampak pengangguran terhadap kegiatan ekonomi masyarakat.
Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu masyarakat
dalam kaitannya dengan kegiatan ekonomi adalah tingkat pendapatan. Pendapatan
masyarakat atau negara akan mencapai maksimum apabila tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dapat diwujudkan (full employment).
Adanya pengangguran akan mengurangi pendapatan masyarakat sehingga
berakibat tingkat kemakmuran Negara juga berkurang. Pengangguran juga dapat
menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial, masalah konsumsi,
kesehatan, serta prospek pembangunan di masa yang akan datang.

11
Adapun dampak penganggguran terhadap kegiatan ekonomi antara lain
sebagai berikut :
- Kemiskinan adalah akibat utama dari masalah pengangguran. Walau awalnya
memiliki banyak uang, orang yang menganggur dalam waktu lama tentu akan
menjadi miskin secara perlahan.
- Kegiatan produksi terhambat, karena menurunnya output yang dihasilkan dan
kualitas dari output tersebut, sehingga dapat menurunkan pendapatan nasional
dan pendapatan per kapita.
- Kegiatan distribusi kurang lancar, karena apabila output yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan kualitasnya rendah, maka barang tersebut tidak laku di
pasaran, baik pasaran dalam negeri maupun luar negeri, sehingga
pertumbuhan ekonomi menjadi rendah.
- Kegiatan konsumsi berkurang, karena barang yang diperlukan oleh konsumen
tidak terpenuhi oleh produsen. Apalagi bila produsen tidak mampu untuk
memproduksi suatu barang, maka akan terjadi kelaparan.
b. Dari segi sosial.
Adapun dampak penganggguran terhadap segi sosial antara lain sebagai berikut :
- Akan timbul masalah lain seperti tindak kriminal yang semakin banyak,
meningkatkan jumlah pengemis atau gelandangan.
- Timbulnya perasaan kurang percaya diri
- Secara individu, orang yang menganggur tentu akan stres dan depresi. Tak
hanya karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup, ia bisa saja akan
dikucilkan masyarakat. Sebagai contoh, seorang lelaki muda yang
pengangguran membunuh adiknya yang masih berusia 11 tahun karena diejek
menganggur oleh sang adik. Itulah salah satu contoh bahaya stres seorang
penganggur.
c. Dari segi pembangunan ekonomi nasional.
Adapun dampak penganggguran terhadap pembangunan ekonomi nasional
antara lain sebagai berikut :
- Masyarakat tidak mampu memaksimalkan kemakmuran
- Pendapatan pejak pemerintah berkurang
- Tidak dapat menggalakan pertumbuhan ekonomi

12
G. SOLUSI UNTUK MENGATASI PENGANGGURAN

Untuk menghindari akibat buruk pengangguran diatas, diperlukan beberapa cara


untuk mengatasi masalah tersebut, diantaranya :

1. Cara mengatasi pengangguran secara umum :

a. Pendidikan gratis bagi yang kurang mampu. Salah satu penyebab pengangguran
adalah rendahnya tingkat pendidikan seseorang, sehingga ia tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dan susah untuk mendapatkan pekerjaan.
b. Pemerintah sebaiknya menyediakan lapangan pekerjaan yang lebih banyak
sehingga dapat membantu untuk mengurangi tingkat pengangguran.
c. Tak hanya pemerintah, masyarakat pun diimbau untuk dapat menciptakan
lapangan pekerjaan bagi orang lain.
d. Mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan, misalnya kursus menjahit,
pelatihan membuat kerajinan tangan, atau BLK (Balai Latihan Kerja) yang
didirikan di banyak daerah. Hal ini juga termasuk cara mengatasi pengangguran,
sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi pun bisa bekerja dengan modal
keterampilan yang sudah mereka miliki.
e. Pemerintah diharapkan mendirikan suatu lembaga bantuan kredit atau langsung
bekerja sama dengan bank-bank tertentu untuk memberikan kredit pada
masyarakat yang kurang mampu. Kredit tersebut diharapkan dapat membantu
mereka untuk mendirikan suatu usaha, misalnya UKM atau sejenisnya.
f. Sebagai antisipasi, pelajar perlu diberi pendidikan non-formal. Pendidikan non-
formal bisa berupa keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi atau
peningkatan EQ, serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mempu
menciptakan suatu lapangan pekerjaan. Bukan semata-mata sebagai lulusan
sekolah yang hanya bisa melamar pekerjaan.

13
2. Cara mengatasi pengangguran menurut jenis-jenis pengangguran :

a. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural


Pengangguran struktural terjadi karena perubahan struktur ekonomi, misalnya dari
agraris ke industri. Untuk mengatasi pengangguran struktural bisa dilakukan cara-
cara berikut :
1) Memindahkan para pengangguran ketempat yang lebih membutuhkan.
2) Membuka pendidikan dan pelatihan bagi para pengangguran agar dapat
mengisi lowongan pekerjaan yang sedang membutuhkan.
3) Mendirikan industrI dan proyek padat karya untuk menampung para
penganggur.
4) Meningkatkan mobilitas (perputaran) modal dan tenaga kerja agar mampu
menyerap para penganggur.
5) Menyadarkan masyarakat akan pentingnya menguasai teknologi modal
dalam rangka menyesuaikan struktur perekonomian.
b. Cara Mengatasi Pengangguran Konjungtural (Siklikal)
Pengangguran konjungtural terjadi karena naik turunnya kegiatan
perekonomian yang suatu saat mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat
yang di ikuti oleh turunnya permintaan terhadap barang dan jasa. Untuk
mengatasi pengangguran konjungtural, bisa dilakukan cara-cara berikut;
1) Meningkatkan daya beli masyarakat dengan membuka berbagai proyek-
proyek pemerintah.
2) Mengarahkan masyarakat agar menggunakan pendapatannya untuk membeli
barang dan jasa sehingga permintaan terhadap barang dan jasa meningkat.
3) Menciptakan teknik - teknik pemasaran dan promosi yang menarik agar
masyarakat tertarik membeli barang dan jasa.
c. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional terjadi karena adanya pekerja yang ingin pndah
mencari pekerjaan yang lebih baik dan cocok di perusahaan lain. Untuk
mengatasi pengangguran ini bisa dilakukan cara menyediakan
sarana informasi lowongan kerja yang cepat, mudah dan murah kepada pencari
kerja. Misalnya, dengan menempelkan iklan-iklan lowongan kerja di tempat-
tempat umum.

14
d. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman terjadi karena perubahan musim atau karena
perubahan permintaan tenaga kerja secara berkala. Cara yang dilakukan untuk
mengatasi pengannguran musiman, antara lain;
1) Memberikan latihan keterampilan yang lain seperti menjahit, mengelas,
menyablon, dan membordir. Dengan demikian, mereka dapat bekerja
sambil menunggu datangnya musim tertentu.
2) Segera memberi informasi bila ada lowongan kerja di sektor lain.

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Angka pengangguran di Indonesia yang sangat tinggi mencapai berjuta-juta
merupakan masalah yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Dampak
pengangguran juga sangat berperan bagi masyarakat dari segi ekonomi, sosial serta
bidang pembangunan ekonomi. Maka dari itulah strategi komunikasi pembangunan,
kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistis mutlak dilakukan
agar angka pengangguran dapat ditekan maupun dikurangi. Dengan kebijakan yang
langsung menyentuh permasalahan pengangguran, maka penyebab dari berbagai patologi
sosial yang dialami masyarakat saat ini dapat dikurangi. Berbagai masalah sosial
perkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini berakar dari kesulitan hidup atau
kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaan. Dari pembahasan diatas maka kami
dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.
2. Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran
masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi
yang paling utama.
3. Pengangguran di sebabkan oleh besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan
kesempatan kerja, struktur lapangan kerja tidak seimbang, kebutuhan jumlah dan jenis
tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, meningkatnya peranan
dan aspirasi angkatan kerja wanita salam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia,
penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.
B. SARAN
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah.
Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan pekerjaan,
serta menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh-sungguh sampai
terlihat hasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan, pembinaan dan
pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-masing untuk mengembangkan
kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktifitas dan kesejahteraan. Selain
dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam upaya pengurangan
jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia.
16
DAFTAR PUSTAKA

Rahardja, Prathama & Manurung, Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi


(Mikroekonomi & Makroekonomi), edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

Budiono. 1995. Ekonomi Makro, edisi 4. BPFE. Yogyakarta.

Erni, Umi Hasanah. 2013. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. CAPS. Yogyakarta.

Drs. Ek, M. Soc. Sc. Sadono Sukirno. 1981. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Mulia Nasution, S.E. 1997. Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Penerbit Djambatan.

17

Anda mungkin juga menyukai