Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL DISKUSI

PEMBERIAN KOMPENSASI

Kelas Akuntansi (weekend)

Anggota : 1. Vicky Luthfy Choiriyah (1801010042)

2. Tika Amelia (1801010098)

3. Devi Setyawan (18010100

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam meningkatkan efesiensi dan produktivitasnya salah satu upaya yang ditempuh
organisasi untuk menciptakan kondisi tersebut adalah dengan memberikan kompensasi
yang memuaskan. Dengan memberikan kompensasi, organisasi dapat meningkatkan
prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja karyawan.
Karyawan harus menerima hak-haknya sebagai karyawan yaitu imbalan atau
kompensasi setelah mereka menjalankan kewajiban. Defenisi kompensasi adalah segala
sesuatu yang diterima karyawan sebagai balasan jasa untuk kerja mereka, dalam suatu
organisasi. Masalah kompensasi merupakan suatu yang sangat kompleks, namun pling
penting bagi karyawan maupun organisasi itu sendiri.
Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu, karena
besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai pekerjaan karyawan itu
dan kepuasan kerja karyawan. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para
karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan akan termotipasi untuk mencapai tujuan-
tujuan organisasi. Akan tetapi bila kompensasi itu diberikan tidak memadai atau kurang
telpat, perestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan akan menurun.

B. Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa pengertian kompensasi?
2.      Untuk mengetahui apa asas –asas kompensasi?
3.      Untuk mengetahui apa tujuan kompensasi?
4.      Untuk mengetahui jenis dari kompensasi?
5.      Untuk mengetahui bagaimana sistem kompensasi?
6.      Untuk mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi?
7.      Untuk mengetahui bagaimana program pemberian kompensasi?

Hari / tanggal : Minggu, 12 Mei 2019

Waktu : 08.00-09.30

Tempat : Ruang kelas B.1,1

Judul Makalah : Pemberian Kompensasi

URAIAN DISKUSI

A. Pembukaan
Moderator membuka diskusi dengan memperkenalkan diri dan anggota dan
mempersilahkan mempresentasikan makalah yang didiskusikan.
Nama Pemakalah :
1. Vicky Luthfy Choiriyah
2. Tika Amelia
3. Devi Setyawan

B. Penyajian
Pemakalah mempresentasikan materi mengenai pemberian kompensasi kerja terhadap
karyawan. Inti dari makalah yang disampaikan adalah untuk mengetahui seluk beluk dari
pemberian kompensasi tersebut.

C. Tanya Jawab
Pertanyaan pokok :
a. Ine Novita Sari : Apa perbedaan dari upah harian lepas dan upah honorarium?
b. Berliana Githa M : Apa yang dimaksud dengan merefleksikan akuitas?
c. Moh. Imam Suhudi : Apakah ada upah gaji baru tahun ini? Pph untuk pegawai tetap
dan borongan apakah sama?

Jawaban dan diskusi :


a. Tika Amelia (penyaji) :
Upah Harian Lepas
Upah yang diterima bila dalam satu hari kerja jika seorang melakukam perkerjaan
yang telah ditentukan dan biasanya tidak terikat kerja kepada majikan. Misal
pembantu rumah tangga, tiap berangkat dapat gaji tapi kalo tidak ya tidak dapat.
Upah Honorarium
Upah yang diterima jika perkerjaan dilakukan dan sedangkan jumlahnya tergantung
dari kesepakatan pekerja dengan majikan. Orang yang menerima upah honorium
biasanya tidak terikat kerja dengan majikan. Misal dosen.
b. Vicky Luthfy C (moderator) : Dari kata merefleksikan adalah gerakan dan ekuitas
adalah hak pemilik perusahaan pada harta perusahaan. Jadi merefleksikan ekuitas
merupakan suatu gerakan yang dimiliki pemilik perusahaan untuk memberikan suatu
bonus kepada karyawan-karyawannya. Misal jika suatu perusahaaan itu target dengan
barang yang diproduksi maka perusahaan tersebuat akan menerima suatu reward
tersendiri dan pemilik perusahaan memberikan kepada karyawan bonus atas target
yang telah dicapai.
c. Devi Setyawan (penyaji) :

Dalam keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150 Tahun 2001 dan keputusan Menteri
Keuangan tentang PPh pasal 21 tahun 2003, ada dijelaskan mengenai tingkat upah
yang diterima karyawan. Upah yang diterima karyawan dibagi atas beberapa
golongan yaitu:
Upah Harian Lepas
Upah yang diterima bila dalam satu hari kerja jika seorang melakukam perkerjaan
yang telah ditentukan. Orang yang bekerja dengan upah harian lepas biasanya tidak
terikat kerja kepada majikan.
Upah Pegawai Tetap
Upah yang diperoleh seorang berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapkan dengan
jumlah yang diterimanya pun bersifat tetap seperti gaji bulanan.
Upah Borongan
Upah yang diperoleh seseorang sesuai kesepakatan antara pekerja dengan penyuruh
(penyewa) dan besarnya upah yang diterima juga terhantung kesepekatan diantara dua
belah pihak, jenis perkerjaan yang telah disepakati ini harus selesai dilakukan tanpa
turut campur tangan dari pihak penyewa.
Upah Honorarium
Upah yang diterima jika perkerjaan dilakukan dan sedangkan jumlahnya tergantung
dari kesepakatan pekerja dengan majikan. Orang yang menerima upah honorium
biasanya tidak terikat kerja dengan majikan.

Vicky Luthfy C (moderator) :


Pajak penghasilan 21 (pph 21)memiliki perhitungan yang berbeda-beda untuk setiap
jenis karyawan. Bagi karyawan tetap dengan penghasilan Rp 4.500.000 atau lebih
besar dari Pendapatan Tidak Kena Pajak (PTKP 2016) yang berlaku, maka setiap
tahunnya akan dikenakan PPh 21. Bagaimana dengan karyawan tidak tetap dan
karyawan lepas harian atau borongan?
Menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-16/PJ/2016, karyawan tidak tetap atau
karyawan lepas adalah karyawan yang hanya menerima penghasilan apabila
karyawan tersebut bekerja, dengan besar penghasilan dihitung berdasarkan jumlah
hari bekerja, jumlah unit pekerjaan yang dihasilkan, dan penyelesaian suatu jenis
pekerjaan yang diminta oleh pemberi kerja.
Dalam peraturan tersebut pada Pasal 12 ayat 3 disebutkan bahwa karyawan tidak
tetap yang memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) bulan kalender
melebihi Rp 4.500.000 (PTKP 2016), maka perhitungan PPh 21 yang digunakan
sama denganperhitungan PPh 21 karyawan tetap. Berikut adalah jenis-jenis upah
yang didapatkan oleh karyawan tidak tetap:
 Upah harian: upah yang diperoleh karyawan secara harian
 Upah mingguan: upah yang diperoleh karyawan secara mingguan
 Upah satuan: upah yang diperoleh karyawan berdasarkan jumlah unit pekerjaan
yang dihasilkan
 Upah borongan: upah yang diperoleh berdasarkan penyelesaian suatu jenis
pekerjaan tertentu

1. Menentukan jumlah upah harian atau rata-rata upah yang diterima dalam sehari

 Untuk upah mingguan, dibagi dengan jumlah hari bekerja dalam seminggu


 Untuk upah satuan, dikalikan jumlah rata-rata satuan yang dihasilkan dalam sehari
 Untuk upah borongan, dibagi dengan jumlah hari dalam menyelesaikan perkerjaan
borongan
2. Tidak ada PPh 21 yang dipotong, jika: Upah harian atau rata-rata upah harian kurang dari
Rp 450.000 dan jumlah kumulatif dalam satu bulan belum melebihi Rp 4.500.000.

3. PPh 21 harus dipotong sebesar upah harian atau rata-rata upah harian dikurangi Rp
450.000, lalu dikalikan 5%, jika: Upah harian atau rata-rata upah harian sudah lebih dari
Rp.450.000 tetapi jumlah kumulatif dalam satu bulan kalender belum melebihi Rp 4.500.000

4. PPh 21 harus dipotong sebesar upah harian atau rata-rata upah dikurangi PTKP sehari  lalu
dikalikan 5%, jika: Jumlah kumulatif dalam satu bulan kalender sudah lebih dari
Rp.4.500.000, tetapi kurang dari Rp.10.200.000.

5. Berlaku Tarif pada Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 17 ayat (1) huruf (a), jika:
Jumlah kumulatif dalam satu bulan kalender sudah lebih dari Rp 10.200.000.

Untuk lebih jelasnya, Gadjian menyediakan tabel tarif dan Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
yang dikenakan pada karyawan tidak tetap atau karyawan lepas harian/borongan.

Penghasilan Penghasilan Kumulatif


Tarif dan DPP
Sehari Sebulan
< Rp 450.000 < Rp 4.500.000 Tidak ada PPh 21
> Rp 450.000 < Rp 4.500.000 5% x (Upah – Rp. 450.000)

< Rp 450.000
> Rp 4.500.000 5% x (Upah – (PTKP/360))
> Rp 450.000

< Rp 450.000 Tarif pada Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal


> Rp 10.200.000
17 ayat (1) huruf (a)
> Rp 450.000

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Jadi hak untuk memberikan kompensasi terhadap karyawan itu perlu bagi pemilik
perusahaan agar karyawan pun betah kerja di perusahaan tersebut.

B. Saran
Untuk peserta diharapkan bisa hadir semua untuk mengikuti diskusi.
Dan untuk penyampaian materi harus lebih menguasai materi.

LAMPIRAN
A. Makalah : Pemberian Kompensasi
B. Susunan acara diskusi : Pembukaan, penyajian, diskusi.
C. Panitia diskusi : Moderator, penyaji, notulis.
D. Daftar hadir peserta : 16 peserta

Anda mungkin juga menyukai