Anda di halaman 1dari 14

KETENAGAKERJAAN

KELAS : XI MIPA 3
DISUSUN OLEH KEL 3 :
- FAIQ IHSANUDIN H
- KRISTINA NOVIANTI
- TAUFIK HIDAYAT
- TIARA FAUZIAH

SMAN 1 TELAGASARI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia,
serta kami dapat menyelesaikan makalah tentang Ketenagakerjaan. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dalam materi ketenagakerjaan
ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Karawang, 02 Agustus 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..………..

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...……...

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………...…..…

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………...……

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Ketenagakerjaan ..........................................................................………………...

2.2 Pengangguran ............................................………………………………………...

2.3 Upah yang berlaku.......................................................………………………….....

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………...

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan negara ini
negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia
sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah
penganggur dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang
merata.

Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang
berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara - negara yang memiliki jumlah
penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, dan
kemiskinan Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan
penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan menghalangi langkah Indonesia
untuk menjadi mengara yang lebih maju.

Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan


pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat,
sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal; dan
dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.

Permasalahan pengangguran dan setengah pengguran ini merupakan persoalan serius


karena dapat menyebabkan tingkat pendapatan Nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat
tidak mencapai potensi maksimal. Untuk itu perlu adanya upaya untuk menanggulangi
masalah ketenagakerjaan yang berkaitan dengan banyaknya jumlah pengangguran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ketenagakerjaan?
1. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan pengangguran?
2. Sebutkan dampak dari pengangguran di lingkungan sosial, ekonomi dan individu?
3. Bagaimana cara mengatasi pengangguran?
4. Sebutkan dan jelaskan sistem upah yang berlaku di Indonesia?
5. Jelaskan pengertian dari pemagangan?

C.Tujuan
1. Mengetahui pengertian ketenagakerjaan
2. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis pengangguran
3. Mengetahui dampak dari adanya pengangguran
4. Mengetahui cara mengatasi pengangguran
5. Mengetahui pengertian dan macam-macam upah yang berlaku di Indonesia
6. Mengetahui pengertian dari pemagangan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Ketenagakerjaan dan Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia

1. Konsep Ketenagakerjaan
a. Ketenagakerjaan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan menyebutkan
bahwa ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubbungan dengan masalah
tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja.
b. Tenaga Kerja
1) Pengertian Tenaga Kerja
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenaga
kerjaan, tenaga kerja adalah pendudukyang telah berusia 18 tahun atau lebih
dan tidak menganut batas umur maksimal.
2) Jenis Tenaga Kerja
Secara Umum, tenaga kerja terdiri dari sebgai berikut.
a) Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian yang
diperoleh dari jenjang pendidikan formal. Contoh: Dokter, Arsitek.
b) Tenaga kerja terampil/terlatih Tenaga kerja ini adalah tenaga kerja yang
membutuhkan keahlian di bidang tertentu dengan melalui pelatihan atau
pengalaman kerja. Contoh: Sopir Bus, Musisi, Penjahit.
c) Tenaga kerja tidak terdidik/tidak terampil adalah tenaga kerja yang bekerja
hanya mengandalkan tenaga saja tanpa ada keunggulan lain. Contoh: Kuli.
jika tenaga kerja digolongkan berdasarkan status pekerjaanya, maka tenaga
kerja dapat digolongkan menjadi 3 kelompok juga, yaitu:
a) Pekerja Lepas, atau biasa disebut dengan freelance adalah orang yang
bekerja sendiri dan tidak berkomitmen pada suatu perusahaan.
b) Pekerja Kontrak, seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan dengan
jangka waktu tertentu yang telah disepakati dalam perjanjian tertulis.
c) Pekerja Tetap, seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan untuk
jangka waktu tidak tertentu.
c. Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
1) Angkatan Kerja
Angkatan kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia produktif (
16-65 tahun atau semua orang yang sudah dapat bekerja) baik yang masih
mencari kerja, sudah memiliki pekerjan, dan masih pengangguran disebut
dengan angkatan kerja.
2) Bukan Angkatan Kerja
Bukan angkatan kerja merupakan penduduk yang tidak berada dalam usia
produktif ( 16 tahun kebawah ) biasanya bukanangkatan kerja ini adalah orang
yang masih bersekolah.

2
d. Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja adalah keadaan yang menggambarkan ketersediaan lapangan
kerja untuk para pencari kerja. Jadi kesempatan kerja merupakan jumlah lapangan
kerja yang tersedia untuk orang-orang yang sedang mencari kerja. Atau dapat juga
dikatakan ketersediaan lapangan kerja untuk yang memerlukan pekerjaan.
Semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia maka, semakin banyak tenaga
kerja yang terserap.
2. Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia
Sektor ketenagakerjaan di indonesia memiliki beberapa permasalahan. Masalah akan
timbul apabila terdapat kesenjangan antara jumlah tenaga kerja yang besar dan
minimnya ketersediaan lapangan kerja yang ada. Dengan kata lain, lapangan kerja
yang ada tidak mampu menampung tenaga kerja yang ada, lebih-lebih tenaga kerja
yang tidak terampil atau berpendidikan. Selain masalah tersebut, masih banyak
masalah lain yang dihadapi dalam ketenagakerjaan.
a. Masalah yang dihadapi tenaga kerja Indonesia
1) Jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja.
2) Mutu tenaga kerja yang relatif rendah.
3) Persebaran tenaga kerja yang tidak merata.
4) Pengangguran
5) Kurang sesuainya kemampuan tenaga kerja dengan pekerjaannya.
6) Rendahnya upah yang diterima oleh tenaga kerja
7) Kurangnya perlindungan terhadap tenaga kerja.
8) Waktu kerja yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
9) Hubungan kerja yang kurang harmonis.
10) Kesejahteraan dan kesehatan pekerja yang belum diperhatikan secara optimal.
b. Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah ketenagkerjaan
1) Memperluas kesempatan kerja
2) Mempermudah proses rekrutmen tenaga kerja
3) Membatasi penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia
4) Meningkatkan kualitas angkatan kerja
5) Meningkatkan kualitas tenaga kerja
6) Menetapkan kebijakan pengupahan
7) Meningkatkan perlindungan terhadap tenaga kerja
8) Menetapkan waktu kerja
9) Menciptakan hubungan industrial yang harmonis
10) Meningkatkan kesejahteraan serta kesehatan pekerja dan keluarganya.

B. Pengangguran
1. Pengertian Pengangguran
Pengangguran terjadi apabila jumlah tenaga kerja yang ditawarkan lebih besar
daripada jumlah tenaga kerja yang diminta. Selain itu, pengangguran dapat juga di
artikan orang yang termasuk dalam angkatan kerja yang sedang berusaha
menemukan atau mencari pekerjaan dan belum dapat mendapatkan pekerjaan
tersebut. Dalam pengertian ekonomi, yang disebut dengan pengangguran adalah
mereka berusaha mencari pekerjaan, tetapi tidak atau belum mendapatkan
pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kondisi kesempatan kerja penuh (full
employment) tercapai bila semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan telah
mendapatkan pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku.
3
2. Jenis-jenis Pengangguran
 Menurut sebab sifatnya, pengangguran dapat digolongkan menjadi sebagai
berikut.
a. Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak
bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah
bekerja sama sekali maupun yang sudah penah bekerja), atau sedang
mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena
merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah
memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
b. Setengah pengangguran adalah tenaga kerja yang bekerja tidak optimum
dilihat dari jam kerja. Dengan kata lain, jam kerjanya dalam satu minggu
kurang dari 40 jam.
c. Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang bekerja secara tidak
optimum karena kelebihan tenaga kerja. Misalnya seorang petani yang
menggarap sawah sebenarnya cukup dikerjakan oleh satu orang, tetapi karena
anaknya tidak punya pekerjaan maka ia ikut menggarap tanah tersebut. Dalam
hal ini anak petani tersebut termasuk pengangguran terselubung.

 Pengangguran berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi 5, yaitu sebagai


berikut
a. Pengangguran siklis atau karena siklus konjungtur yaitu pengangguran yang
terjadi akibat gelombang konjungtur atau perubahan naik turunnya gelombang
ekonomi. Misalnya, pengangguran karena PHK massal akibat resesi ekonomi.
b. Pengangguran friksi atau pengangguran sementara yaitu pengangguran
sementara waktu. Misalnya, seseorang yang sedang menunggu waktu
panggilan mulai kerja.
c. Pengangguran musiman yaitu pengangguran akibat perubahan musim atau
kegagalan musim. Misalnya, petani menganggur karena musim paceklik,
nelayan menganggur karena musim badai.
d. Pengangguran voluntary yaitu pengangguran yang terjadi karena seseorang
yang masih mampu bekerja tetapi dengan sukarela ia tidak bekerja karena
telah memiliki penghasilan dari harta kekayaan mereka. Misalnya:
menyewakan rumah, kendaraan, dan menikmati bunga uang simpanan.
e. Pengangguran struktural yaitu pengangguran karena perubahan struktur
ekonomi. Misalnya, negara agraris yang berubah menjadi Negara industri,
lahan-lahan pertanian digunakan untuk pabrik sedangkan tenaga kerjanya
belum mempunyai keterampilan di sektor industri.

1. Dampak Pengangguran

a. Dampak Ekonomi
- nilai GDP akan menurun
- pendapatan nasional akan berkurang bersamaan dengan turunnya standar
hidup

4
b. Dampak Sosial
- naiknya tingkat kejahatan
- naiknya ketergantungan narkoba dan alkohol
- hilangnya harga diri serta kepercayaan diri para pengangguran
c. Dampak Individu dan Keluarga
- jumlah konsumsi akan bekurang
- meningkatkan ketergantungan dengan pihak lain yang menjadi tumpangan
mereka selama menganggur

2. Cara Mengatasi Pengangguran


Secara umum cara mengatasi pengangguran adalah dengan
meningkatkan investasi, meningkatkan kualitas SDM, transfer teknologi dan
penemuan teknologi baru, pembenahan perangkat hukum dalam bidang
ketenagakerjaan, dan lainlain. Secara teknis kebijakan upaya-upaya ke arah itu
dapat ditempuh dengan berbagai kebijakan misalnya :

 Menyelenggarakan bursa pasar kerja


Bursa tenaga kerja adalah penyampaian informasi oleh perusahaan-
perusahaan atau pihak-pihak yang membutuhkan tenaga kerja kepada
masyarakat luas. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar terjadi komunikasi yang
baik antara perusahaan dan pencari kerja. Selama ini banyak informasi pasar
kerja yang tidak mampu tersosialisasikan sampai ke masyarakat, sehingga
mengakibatkan informasi lowongan kerja hanya bisa diakses oleh golongan
tertentu.
 Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Kebijakan yang memihak kepada pengembangan sektor informal,
dengan cara mengembangkan industri rumah tangga sehingga mampu
menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah ada lembaga pemerintah yang khusus
menangani masalah kegiatan ekonomi informal yakni Departemen Koperasi
dan UKM. Selain itu dalam pengembangan sektor informal diperlukan
keterpihakan dari Pemda setempat.
 Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Pengembangan sumber daya manusia dengan peningkatan
keterampilan melalui pelatihan bersertifikasi internasional. Berdasarkan survei
tentang kualitas Tenaga Kerja menunjukkan bahwa ranking Human
Development Index Indonesia di Asia pada tahun 2000 berada di peringkat
110. Sementara negara lain seperti Vietnam ada diperingkat 109, Filipina (77),
Thailand (69), Malaysia (59), Brunei Darussalam (32), Singapura (25), Jepang
(9). Data ini menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga
peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat perlu dilakukan.
5
 Meningkatkan mutu pendidikan
Mendorong majunya pendidikan, dengan pendidikan yang memadai
memungkinkan seseorang untuk memperoleh kesempatan kerja yang lebih
baik. Dewasa ini sesuai dengan perintah undang-undang, pemerintah
diamanatkan untuk mengalokasikan dana APBN sebesar 20% untuk bidang
pendidikan nasional.
 Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
Pusat-pusat latihan kerja perlu didirikan untuk melaksanakan pelatihan
tenaga kerja untuk mengisi formasi yang ada.
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah perlu terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga
akan memberikan peluang bagi penciptaan kesempatan kerja.
 Mendorong investasi
Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik dari dalam
negeri maupun luar negeri untuk menciptakan kesempatan kerja di Indonesia.
 Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi merupakan langkah pemerintah meratakan jumlah
penduduk dari pulau yang berpenduduk padat ke pulau yang masih jarang
penduduknya serta mengoptimalkan sumber kekayaan alam yang ada.
 Melakukan deregulasi dan debirokrasi
Deregulasi dan debirokrasi di berbagai bidang industri untuk
merangsang timbulnya investasi baru. Deregulasi artinya adalah perubahan
peraturan aturan main terhadap bidang-bidang tertentu. Deregulasi biasanya ke
arah penyederhanaan peraturan. Debirokrasi artinya perubahan struktur aparat
pemerintah yang menangani bidang-bidang tertentu. Debirokrasi biasanya ke
arah penyederhanaan jumlah pegawai/lembaga pemerintah yang menangani
suatu urusan tertentu.
 Memperluas lapangan kerja
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri
baru terutama yang bersifat padat karya. Dengan adanya era perdagangan
bebas secara regional dan internasional sebenarnya terbuka lapangan kerja
yang semakin luas tidak saja di dalam negeri juga ke luar negeri. Ini
tergantung pada kesiapan tenaga kerja untuk bersaing secara bebas di pasar
tenaga kerja internasional.

6
C. UPAH
1. Definisi Upah
Pemberian upah kepada tenaga kerja dalam suatu kegiatan produksi pada dasarnya
merupakan imbalan/balas jasa dari para produsen kepada tenaga kerja atas
prestasinya yang telah disumbangkan dalam kegiatan produksi. Upah tenaga kerja
yang diberikan tergantung pada:
a. Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya.
b. Peraturan undang-undang yang mengikat tentang upah minimum pekerja
(UMR).
c. Produktivitas marginal tenaga kerja.
d. Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan serikat pengusaha.
e. Perbedaan jenis pekerjaan.

` Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai harga dari
tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan produksi. Sehubungan dengan hal itu
maka upah yang diterima pekerja dapat dibedakan dua macam yaitu:
 Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang yang
diterima secara rutin oleh para pekerja.
 Upah Riil, adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh para pekerja jika
ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan banyaknya barang dan
jasa yang didapatkan dari pertukaran tersebut.
 Upah Minimum Regional adalah suatu upah minimum yang digunakan oleh para
pelaku pengusaha untuk memberikan upah dalam bentuk uang kepada pekerja/buruh
,di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah mengatur pengupahan melalui
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah
Minimum.
Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang. Mula-
mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari akademisi,mengadakan rapat,
membentuk kepanitiaan dan turun ke lapangan mencari tahu sejumlah kebutuhan yang
dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam
propinsi tersebut yang dianggap representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak
(KHL) – dulu disebut Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD
mengusulkan upah minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan.
Komponen kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum
berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajah). Saat ini UMR juga dienal dengan istilah
Upah Minimum Propinsi (UMP) karena ruang cakupnya biasanya hanya meliputi suatu
propinsi. Selain itu setelah berlaku penuh, dikenal juga istilah Upah Minimum
Kota/Kabupaten (UMK).

7
2. Macam-Macam Sistem Upah Dalam Ekonomi
a. Sistem Upah Menurut Prestasi
Dalam sistem upah ini pemberian upah dilakukan disesuaikan dengan
prestasi atau jumlah barang yang dapat dihasilkan masing-masing pekerja. Jadi
dalam sistem ini berlaku semakin banyak jumlah barang yang dapat dihasilkan
maka semakin besar balas jasa yang diterima pekerja tersebut.
b. Sistem Upah Menurut Waktu
Dalam sistem upah ini pemberian upah didasarkan atas waktu atau
lamanya seorang pekerja melakukan pekerjaanya. Contohnya apabila seorang
tukang bangunan dalam satu hari diberikan kompensasi sebesar Rp 50.000
maka jika tukang tersebut bekarja selama 10 hari tukang tersebut harus diberi
kompensasi sebesar Rp 500.000.
c. Sistem Upah Borongan
Sistem upah dimana dalam pemberian upah didasarkan atas
kesepakatan antara pemberi kerja dan pekerja. Contohnya, Pak Rahmat ingin
membuat rumah dengan ukuran 50 m x 20 meter pembuatan rumah tersebut
diserahkan semua kepada pemborong dan telah ada kesepakatan antara pak
rahmat dengan pemborong bahwa upah yang akan dibayarkan pak rahmat
kepada pemborong sebesar Rp 110.000.000 hingga rumah jadi dan siap
dihuni.
d. Sistem Upah Partisipasi Yang Dikenal Juga Dengan Sistem Upah Bonus
Sistem upah partisipasi adalah pemberian upah yang sifatnya khusus
berupa sebagian keuntungan perusahaan setiap akhir tahun buku. Upah ini
merupakan sebuah bonus atau hadiah. Dengan demikian pekerja akan
menerima balas jasa seperti biasa,ditambah balas jasa yang sifatnya bonus
dalam akhir tahun buku.
e. Sistem Upah Premi
Sistem upah yang dalam pemberian upah dilakukan dengan
mengombinasikan sistem upah prestasi ditambahkan dengan premi tertentu.
Contohnya apabila karyawan mampu menghasilkan 50 boneka angrybird
dalam 1 jam maka karyawan tersebut akan diberi balas jasa Rp 50.000,- dan
selebihnya dari 50 boneka tersebut akan diberi premi misal Rp 900,- tiap
boneka. Dengan demikian jika karyawan dapat menghasilkan 50 boneka
angrybird maka karyawan tersebut akan diberikan balas jasa sebesar Rp
50.000 + (Rp 900 x 50) = Rp 95.000.
f. Sistem Upah Mitra Usaha Atau Co Partnership
Merupakan sistem pemberian upah yang hampir mirip dengan sistem
upah bonus, Hanya saja terdapat sedikit perbedaan, perbedaanya adalah dalam
sistem upah mitra balas jasa tidak dibayarkan dalam bentuk uang tunai tetapi
diberikan dalam bentuk saham ataupun obligasi.

8
Dengan pemberian saham, perusahaan mengharapkan karyawannya
dapat lebih tekun dan bersemangat dalam bekerja, karena karyawan tersebut
telah menjadi salah satu pemegang saham dengan kata lain maka karyawan
tersebut menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut sebesar saham yang
dimilikinya.

g. Sistem Upah Skala Berubah Atau Sliding Scale


Merupakan sebuah sistem dengan pemberian upah didasarkan pada
skala hasil penjualan yang selalu berubah. Jika terjadi peningkatan hasil
penjualan maka jumlah balas jasa yang dibayarkan akan bertambah dan
sebaliknya.
h. Sistem Upah Produksi Atau Production Sharing
Merupakan sebuah sistem upah dimana dalam pemberian upah
disesuaikan dengan peningkatan atau penurunan jumlah produksi barang atau
jasa secara keseluruhan. Jika terjadi peningkatan jumlah produksi misalnya
meningkat sebesar 10%, maka besarnya balas jasa juga meningkat sebesar
10% dan sebaliknya.
i. Sistem upah indeks biaya hidup
Merupakan sistem upah dimana dalam pemberian upah berdasarkan
pada tingi-rendahnya biaya hidup. Semakin tinggi biaya hidup maka semakin
tinggi juga besarnya upah yang dibayarkan.
j. Sistem Upah Bagi Hasil
Merupakan sistem upah dimana dalam pemberian upah dilakukan
dengan memberikan bagian tertentu kepada karyawan dari hasil keuntungan
yang didapatkan. Sistem ini sering dipakai dalam sektor pertanian. Contohnya
petani penggarap menggarap sawah orang lain dengan kesepakatan bagi hasil
50%. Jadi jika sawah yang digarap petani tersebut dapat menghasilkan 4 ton
beras maka petani penggarap akan mendapat 2 ton beras dan 2 ton sisanya
menjadi hak milik pemilik sawah.

3. Fasilitas dan Tunjangan Pekerja


a) Selain menerima gaji, pekerja biasanya juga menerima berbagai fasilitas-fasilitas dan
tunjangan kerja
b) Tunjangan dan fasilitas ini merupakan kompensasi tidak langsung yang diberikan
perusahaan kepada karyawannya.
c) Ada beberapa tunjangan yang diberikan langsung seperti Asuransi, namun ada juga
tunjangan yang diganti oleh perusahaan dalam bentuk uang, misalnya uang kuliah
yang dibiayai perusahaan.
9
d) Biasanya tunjangan yang diterima pekerja bernilai sepertiga dari total upah dan
gajinya
e) Karena menambah penghasilan maka dalam perhitungan pajaknya, tunjangan dan
fasilitas dianggap sebagai Penghasilan Kena Pajak.

4. Perbedaan Upah

Faktor-faktor yang menentukan perbedaan upah adalah :


a) Perbedaan tingkat pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki
b) Perbedaan pengalaman kerja
c) Jumlah keuntungan perusahaan
d) Besar kecilnya perusahaan
e) Tingkat efisiensi dan manajemen perusahaan
f) Keberadaan serikat pekerja
g) Kelangkaan tenaga kerja dan resiko kerja
5. U1saha-usaha meningkatkan kesempatan kerja yang dilakukan pemerintah
a) Menggalakkan pendidikan SMK
b) Mendirikan kursus-kursus
c) Mendirikan balai latihan kerja
d) Mengadakan kegiatan pembangunan yang bersifat padat karya yang menyerap
banyak tenaga kerja
e) Mendirikan usaha industri di daerah-daerah
f) Program transmigrasi
g) Mengadakan pameran bursa kerja
h) Memberikan pinjaman lunak dengan bunga rendah
i) Membina UKM
j) Menggalakkan pemakaian produksi dalam negeri

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kondisi ketenagakerjaan di indonesia amatlah kurang dari harapan. Banyaknya jumlah pengangguran
yang terjadi di Indonesia diakibatkan oleh kurangnya peningkatan terhadap mutu tenaga kerja
sehingga mereka tidak mempunyai skill atau keterampilan yang dibutuhkan oleh lapangan kerja.
Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara latihan kerja, pemagangan dan perbaikan gizi.

Pemerintah dalam rangka mewujudkan penghasilan yang layak bagi pekerja, perlu menetapkan upah
minimum. Penetapan upah minimum itu antara lain dilakukan dengan mempertimbangkan
peningkatan kesejahteraan pekerja, tanpa mengabaikan peningkatan produktivitas dan kemajuan
perusahaan serta perkembangan perekonomian pada umumnya.

Aapun cara untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia dapat melalui investasi,
perbaikan daya saing, peningkatan fleksibilitas tenaga kerja, peningkatan keahlian pekerja dan yang
paling penting adalah terlaksananya hukum ketenagakerjaan yang berlaku.

11

Anda mungkin juga menyukai