Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

BUTIR-BUTIR PANCASILA

NAMA : ARI DARMAJA .S


KELAS : 2IB01
NPM : 11418038

UNIVERSITAS GUNADARMA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terhingga atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya berupa kesehatan, akal, pikiran serta kemudahan dan kelancaran untuk
menyelesaikan makalah yang kami buat ini. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “BUTIR - BUTIR PANCASILA”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila yang diampu oleh
Dosen Randy Napitupulu, SH., MH. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
pembaca dan bagi penulis khususnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
baik secara materiil maupun moril dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebut satu
persatu.
Makalah ini sudah pasti banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
masukan dan saran yang relevan untuk penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan.

                                                                                    Depok , 4 Juli 2020


                                                                                                             

                                                                                                                 Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Orde Baru yang kita katakana sebagai tatanan segala kehidupan rakyat, bangsa dan
negara yang diletakkan kembali pada pelaksanaan kemurnian Pancasila dan UUD 1945, jelas di
dalam semangatnya mengandung koreksi total atau perombakan-perombakan atas segala
penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang telah terjadi sebelum tahun 1966.
Perombakan-perombakan itu diperlukan untuk mengemban tugas sejarah melaksanakan
pembangunan di segala bidang, bukan hanya yang bersifat kebendaan, melainkan juga
perubahan-perubahan social yang mengandung kekuatan dinamika, karena menyangkut tata
nilai, sikap, dan tingkah laku.
Dengan kata lain, pembangunan itu memerlukan pembaharuan. Bagi kita yang
membangun masyarakat berdasar kepribadian sendiri, pembaharuan itu tidak berarti
“westernisasi” (sikap kebarat-baratan). Pembaharuan bagi kita tidak lain adalah usaha bangsa
untuk membangun kepribadiannya sendiri, dengan membuang yang buruk dan memperkuat yang
baik, mengadakan penyesuaian dengan tuntunan dan kebutuhan masyarakat modern. Masyarakat
modern yang dimaksudkan haruslah tetap masyarakat yang berkembang di atas kepribadian
sendiri. Dalam pembaharuan dan pembangunan ini kita harus mampu menyaring nilai-nilai yang
datang dari luar, agar hanya nilai-nilai yang baik dan sesuai dengan kepribadian sendiri sajalah
yang kita serap. Sedang nilai-nilai yang dapat merusak kepribadian bangsa kita, kita tinggalkan.
Oleh karena itu salah satu persoalan pokok bangsa kita adalah bagaimana kita
memelihara nilai-nilai yang kita anggap luhur, yang menjadi kepribadian kita sendiri, dan
meneruskannya kepada generasi berikutnya dengan segala proses penyesuaian menuju
masyarakat modern. Proses penyesuaian ini tidak selamanya berjalan dengan mudah, karena
tetap membuka kemungkinan terjadinya goncangan-goncangan social dan psikologis. Dalam
proses penyesuaian ini keadaan masyarakat pada umumnya rawan, nilai-nilai yang lama mulai
ditinggalkan, sedang nialai-nilai yang baru belum melembaga. Di sinilah letak Pentingnya
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila , agar nilai baru yang kita perlukan untuk membangun
masyarakat modern tetap berkembang di atas kepribadian sendiri. Ini mengharuskan Pancasila
dihayati dan diamalkan secara kreatif.
B.   Rumusan Masalah
1.      Pengamalan Tiap-tiap Sila dari Pancasila?
C.   Tujuan
1.     Untuk menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila.
2.     Untuk menjadi pedoman dalam bertidak yang sesusai dengan nilai-nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengamalan Tiap-tiap Sila Dari Pancasila

1)      Sila Kesatu : Ketuhanan Yang Maha Esa


Sesuai dengan sila pertama, negara kita yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ini
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. Dalam melaksanakan
kemerdekaan beragama ini Negara menghendaki adanya toleransi dari para pemeluk agama,
sehingga tidak akan ada pemaksaan suatu agama kepada orang lain.
Dari uraian diatas, terdapat 7 butir dalam pengamalan sila yang pertama dari Pancasila,
yaitu :
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
2. Masyarakat percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esaa, sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan Yang Adil dan Beradil.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan pemeluk agama yang
berbeda.
4. Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adlah masalah yang menyangkut
hubungan pribadi dengan Tuhan yang dipercayai dan diyakini
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.

2)      Sila Kedua : kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Sila kedua ini menghendaki agar Negara mengakui adanya hak dan kewajiban yang sama
pada setiap warga negara Indonesia, dan mengharuskan kepada Negara untuk memperlakukan
manusia Indonesia dan manusia lainnya secara adil dan tidak sewenang-wenangnya. Disamping
itu negara harus menjamin setiap warganya untuk mendapatkan kedudukan hukum dan
pemerintahan yang sama.
Secara ringkas 8 butir pengamalan butir sila kedua :
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban setiap warga negaranya tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan
sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4. Mengembangkan sikap tenggang rasa
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
6. Mejunjung tinggi nilai kemanusiaan
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8. Berani membela kebenaran dan keadilan

3)      Sila Ketiga : Persatuan Indonesia


Negara wajib melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah daah Indonesia
serta harus dapat mengatasi segala faham golongan dan perseorangan, sehingga dalam
kebijaksanaanya selalu lebih mengutamakan kepentingan nasional diatas kepentingan daerah,
golongan, dan perseorangan.
Secara ringkas 7 butir pengamalan sila ketiga pancasila :
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara apabila diperlukan
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial
6. Mengembangkan Persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa

4)      Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam


Permusyawaratan / Perwakilan
Dalam sila keempat ini, mengharuskan kepada Negara kita untuk mengakui adanya
kedaulatan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Oleh
karena itu, Negara harus selalu memberikan kesempatan kepada rakyat unytuk ikut berpartisipasi
secara aktif adalam menentukan dan mengatur penyelenggaraan Pemerintahan, baik Pusat
maupun Daerah.
Pengamalan nilai pancasila sila ke empat :
1. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
2. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama
3. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan
4. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah
5. Dengan iktikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksakan hasil keputusan
musyawarah
6. Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau
golongan
7. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang tulus
8. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
5)      Sila kelima : Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Negara harus menjamin adanya perlakuan yang adil dalm segala bidamg kehidupan
masyarakat terutama dalam bidang pendidikan, pengajaran, ekonomi, dan sosial budaya dalam
usahanya membangun manusia Indonesia seutuhnya dan membangun masyarakat Indonesia
seluruhnya.
Pengamalan nilai pancasila sila kelima :
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotong-royongan
2. Mengembangkan bersikap adil
3. Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban
4. Menghormati hak orang lain
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
6. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah
7. Tidak menggunakan hak-hak milik untuk hal-hal yang bertentangan atau merugikan
kepentingan umum
8. Menghargai hasil karya orang orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya menjadi dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat indonesia, nilai-nilai Pancasila merupakan
cakupan dari nilai, norma, dan moral yang harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat
Indonesia, sebab apabila Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka
degradasi moral dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir, secara tidak langsung juga akan
mengurangi kriminalitas di Indonesia, meningkatkan keamanan dan kesejahteraan bangsa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai