Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul RAGAM
DAN LARAS BAHASA Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita ke jalan
yang lurus, yakni addinul islam.
Makalah ini di susun dan di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mengikuti proses belajar mengajar antara mahasisiwa dan dosen di
UNIVERSITAS INDRAPRASTA (UNINDRA) PGRI.
Selama penyusunan dan pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu pada kesempatan
ini kai mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada dosen
pembimbing mata kuliah bahasa indonesia. kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Akhirnya kami berharap agar makalah ini dapat di terima, dan bermanfaat
bagi kami serta bagi para pembaca pada umumnya. Amin...
Hormat Kami
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman,
1990). Yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah
(karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di
dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku
atau ragam bahasa resmi
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian
bahasa indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan
bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor,
atau didalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam
situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, dipasar, kita tidak dituntut
menggunakan bahasa baku.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan
bahasa, yaitu (1) ragam bahsa lisan, (2) ragam bahasa tulis. bahasa yang
dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur
dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan
dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya,
dinamakan ragam bahasa tulis. jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan
dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan tata cara
penulisan (ejaan). selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis
ragam itu memiliki hubungan yang erat. ragam bahasa tulis yang unsur
dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. oleh karena itu, sering
timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. padahal kedua jenis
ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki
seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya.
1
meskipun ada keberimpitan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing
memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yag lain.
1.2.Rumusan masalah
Untuk mencari pengertian dari Ragam bahasa dan laras bahasa dan tempat
penggunaan bahasa baku dan bahasa tidak baku pada tempatnya.
1.3.Tujuan pembahasaan
Seiring perkembangan zaman maka terjadi perkembangan ragam bahasa
dan laras bahasa pada masyarakat, sehinggga memicu penggunaan bahasa
tidak baku pada saat situasi resmi. oleh karena itu penulis mengangkat judul
ragam bahasa dan laras bahasa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Ragam Bahasa
Didalam bahasa indonesia disamping dikenal kosa kata baku indonesia
dikenal pula kosa kata bahasa indonesia ragam baku, yang alih-alih disebut
sebagai kosa kata baku bahasa indonesia baku. kosa kata bahasa indonesia
ragam baku atau kosa kata bahasa indonesia baku adalah kosa kata baku
bahasa indonesia, yang memiliki ciri kaidah bahasa indonesia ragam baku,
yang di jadkan tolak ukur yang di tetapkan berdasarkan kesepakatan penutur
bahasa indonesia, bukan otoritas lembaga atau intansi didalam menggunakan
bahasa indonesia ragam baku. jadi, kosa kata itu digunakan didalam ragam
baku bukan ragam santai atau ragam akrab. walaupun demikian, tidak
tertutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam baku didalam
pemakaian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan rasa
bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak
tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosa kata ragam bahasa
baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa indonesia.
dalam pada itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang
berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi
pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan (Fishman ed.,
1968;Spradley, 1980).
3
ceramah; dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan
antarteman, dipasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
2.1.1.2. Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau tercetak. ragam tulispun
dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. ragam tulis
yang standar kita temukan dalam buku pelajaran, teks, majalah, surat
kabar, poster, iklan. kita juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar
dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
4
dikatakan sebagai ragam tulis. kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis
dan ragam lisan memiliki cirri kebakuan yang berbeda.
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan
tata bahasa dan kosa kata):
1. Tata bahasa
(Bentuk kata, tata bahasa, struktur kalimat, kosa kata)
a. Ragam bahasa lisan :
Melyana sedang baca surat kabar
Ari mau nulis surat
Tapi kau tidak boleh nolak lamaran itu.
Mereka tinggal di Menteng.
Jalan laying itu mengatasi kemacetan lalu lintas.
Saya akan tanyakan soal itu
b. Ragam bahasa tulis :
Melyana sedang membaca surat kabar
Ari mau menulis surat
Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
Akan saya tanyakan soal itu.
2. Kosa kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata :
a. Ragam lisan
Rani bilang kalau kita harus belajar
Kita harus bikin karya tulis
Rasanya masih terlalu pagi buat saya, pak
b. Ragam tulis
Rani mengatakan bahwa kita harus belajar
Kita harus membuat karya tulis.
Rasanya masih terlalu muda bagi saya, pak.
5
Istilah lain yang menggunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam
bahasa standar, semi standard an nonstandart.
a. Ragam standar,
b. Ragam nonstandard.
c. Ragam semi standar.
Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan
aturan tetap. akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. ragam standar
tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan dibidang kosa kata,
peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang
diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi, 1998:14).
6
Penggunaan kata tertentu merupakan cirri lain yang sangat menandai
perbedaan ragam standard dan ragam nonstandard. Dalam ragam standar,
digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang
ilmu tertentu. penggunaan imbuhan adalah ciri lain. dalam ragam standar kita
harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi)
merupakan cirri pembeda lain. dalam ragam nonstandar, sering kali kata
sambung dan kata depan dihilangkan. kadang kala, kenyataan ini
meengganggu kejelasan kalimat.
Contoh :
1. Ibu mengatakan, kita akan pergi besok
(ia) ibu mengatakan bahwa kita akan peergi besok
Pada contoh diatas merupakan ragam semi standard an diperbaiki
contoh (ia) yang merupakan ragam standar.
2. Mereka bekerja keras menyelesaikan pekerjaan itu.
(2a) Mereka bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Kalimat (1) kehilangan kata sambung (bahwa), sedangkan kalimat (2)
kehilangan kata depan (untuk). dalam laras jurnalistik kedua kata ini sering
dihilangkan. hal ini menunjukkan bahwa laras jurnalistik termasuk ragam
semi standar.
Kelengkapan fungsi merupakan cirri terakhir yang membedakan
ragam standard an nonstandard. artinya, ada bagian dalam kalimat yang
dihilangkan karena situasi sudah di anggap cukup mendukung pengertian.
dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan.
seringkali pelepasan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang.
misalnya, Hai, ida, mau kemana? pulang. Sering kali juga kita menjawab
tau. Untuk menyatakan tidak tau. Sebenarnya, pembedaan lain, yang
juga muncul, tetapi tidak disebutkan diatas adalah intonasi. Masalahnya,
pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud
dalam ragam tulis.
7
2.2. Laras Bahasa
2.2.1. Pengenalan
Laras bahasa adalah salah satu daripada aspek sosiolinguistik iaitu
mengenai bahasa dan penggunaannya. Bahasa sentiasa mempamerkan
perbedaan dalam penggunaannya yang boleh dikatakan sebagai ragam
bahasa. Dalam ilmu sosiolinguistik, ragam bahasa di istilahkan
sebagai register atau laras ( Hudson, 1980,hlm. 48) iaitu satu istilah teknik
untuk menerangkan perlakuan bahasa (linguistik behaviour) seseorang
individu apabila bahasa digunakan.
8
digunakan. Sesuatu laras tertentu digunakan untuk keadaan atau situasi
tertentu.
9
yang hendak ditimbulkan, dan suasana yang menjadi latar penggunaan bahasa
berkenaan.
Halliday (1968), menyebut bahawa laras sebagai variasi bahasa yang
berlainan berdasarkan fungsi. Laras akan sentiasa berubah mengikut situasi.
Dia telah membuat penjenisan laras kepada tiga kategori iaitu tajuk
wacana (field of discourse), cara penyampaian wacana (mode of
discourse) dan gaya wacana (style of discourse).
Brian Seaton (1982) berpendapat laras bahasa ialah satu variasi yang
wujud daripada situasi yang berlainan seperti umur, jantina atau tajuk
perbualan. Laras juga terdapat dalam sesuatu bidang seperti kewartawanan,
perubatan, sains, perniagaan dan sebagainya berbeda sama ada dalam bentuk
penulisan atau tulisan. Oleh itu kita akan dapati seseorang itu akan memiliki
laras bahasa yang berlainan.
Menurut ahli bahasa tempatan seperti Nik Safiah Karim (1989), laras
bahasa berdasarkan penggunaannya, iaitu variasi bahasa digunakan oleh
penutur dalam situasi tertentu. Dia menganggap laras bermaksud variasi
bahasa yang boleh dipilih daripada sekumpulan variasi yang ada pada setiap
penutur. Penggunaan bahasa berubah mengikut konteks, bidang dan juga
peringkat sosial.
Asmah Haji Omar (1987), menyatakan laras bahasa mempunyai ciri-ciri
khusus dalam penggunaan bahasa menurut bidang penggunaannya. Kelainan
atau variasi bahasa yang digunakan mempunyai disiplin ilmu yang berbeda-
beda.
Abdullah Hassan (1987), telah mengaitkan laras bahasa dengan
pemakaian kata-kata tertentu yang sesuai dengan konteksnya. Pemakaian
laras bahasa yang sesuai dianggap pengolahan bahasa yang baik. Bahasa yang
digunakan seperti menyampaikan indeks pasaran saham di bursa saham ialah
laras ekonomi.
Kesimpulannya, laras bahasa ialah penggunaan bahasa atau
pemakaian kata-kata yang khusus untuk sesuatu penggunaan berdasarkan
10
situasi sosial seseorang itu ketika berkomunikasi dengan orang ramai.
Penggunaan istilah-istilah khusus yang membedakan antara variasi-variasi
bahasa menjadikan sesuatu komunikasi lebih berkesan.
11
Aspek lain yang menimbulkan laras bahasa yang berbeda ialah aspek
peribadi dan aspek bukan peribadi. Aspek peribadi ialah perhubungan
individu dengan individu yang lain, hubungan kekeluargaan, rakan sebaya,
sahabat karib, pekerja, dengan majikan, rakyat dengan golongan istana dan
sebagainya. Aspek bukan peribadi pula adalah bukan bersifat peribadi seperti
antara penulis dengan pembaca, penghasil dan pembaca akhbar, penyajak
dengan pembaca dan sebagainya.
Unsur yang ada dalam situasi persekitaran bagi menentukan laras bahasa
termasuklah bahan yang diperkatakan. Bahasa yang digunakan adalah
meliputi aspek yang luas iaitu meliputi perkara-perkara biasa seperti
perbualan tentang makanan, pakaian, kesihatan dan sebagainya serta
termasuk perkara-perkara khusus seperti dalam bidang sains dan teknologi,
perubatan, astronomi, geologi dan sebagainya.
Ciri lain dalam mengenal pasti laras bahasa ialah tentang fungsi-
fungsi sosial perlakuan bahasa. Aspek perlakuan sosial termasuklah bahasa
untuk menyampaikan maksud seperti menggunakan bahasa dalam upacara-
upacara tertentu seperti majlis akad nikah, jual beli, dan sebagainya. Terdapat
juga situasi yang menggunakan bahasa yang berlainan yang dihasilkan oleh
interaksi seperti jenis perbualan, iaitu orang yang terlibat dalam perbualan
dan peranan situasi-situasi tersebut dalam masyarakat.
Empat ciri-ciri situasi persekitaran menimbulkan laras yang berlainan
dan terdapat hubungan yang erat diantaranya. Hal ini adalah disebabkan
interaksi antara kedua-dua pihak menghasilkan laras.
Laras bahasa juga mempunyai ciri-ciri linguistik yang melibatkan
unsur tatabahasa dan pemilihan perkataan atau leksis. Hal ini telah dijelaskan
oleh Nik Safiah Karim (1982) dengan melihat ciri-ciri tata bahasa yang
terdapat dalam susunan kata dan frasa dalam laras bahasa. Nik Safiah
berpendapat, tatabahasa yang disusun dengan cara tertentu akan menimbulkan
laras bahasa yang mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Ciri linguistik
12
pula adalah berkait rapat dengan faktor sosial seseorang seperti latar belakang
orang yang bercakap atau menulis.
Laras bahasa juga turut menunjukkan manipulasi unsur-unsur
tatabahasa sesuai dengan wacana yang dibicarakan. Contohnya laras bahasa
aspek fonologi, morfologi dan sintaksis yang meneliti penggunaan bunyi,
pembentukan kata serta struktur dan binaan kata.
13
ringkas, dan ada kalanya menggunakan imbuhan asing. Terdapat juga
unsur ambiguiti atau kekaburan makna.
Contoh: Hai Mat! Mau ke mana tu? mampirlah dulu!
14
modern dan banyak menggunakan istilah teknikal. Contoh : Dependen
membantah pada awal prosiding kerana tidak setuju dengan cadangan
plaintif untuk mengemukakan saksi-saksi yang dikatakan tidak relevan
dengan perbicaraan berkenaan.
15
diambil. Model terbaru ini pastinya berhadapan dengan berbagai rintangan
sebelum ia berkemampuan untuk menguasai pasaran dalam dan luar negeri.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa tergantung dari topik
yang sedang di bicarakan dengan kawan bicara maupun pada saat situasi
resmi. Kadang penggunaan bahasa yang ragam bahasa yang baik banyak di
gunakan oleh kalangan terdidik, kalangan pejabat, maupun kalangan
pengusaha. Sedangkan laras bahasa ialah penggunaan bahasa atau pemakaian
kata-kata yang khusus untuk sesuatu penggunaan berdasarkan situasi sosial
seseorang itu ketika berkomunikasi dengan orang ramai. Penggunaan istilah-
istilah khusus yang membedakan antara variasi-variasi bahasa menjadikan
sesuatu komunikasi lebih berkesan.
3.2. Saran
Lebih memberikan pengenalan ragam bahasa dan laras bahasa pada
masyarakat terutama pada anak-anak dan remaja untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan-penyimpangan kaidah bahasa dan penggunaan bahasa tidak
baku yang bukan pada tempatnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
.
1. Melyana Aprilia., 2013, RAGAM DAN LARAS BAHASA, [online],
(http://melyanaaprilia.blogspot.co.id/2013/01/ragam-dan-laras-
bahasa.html, diakses tanggal 26 September 2017)
2. Fajar pratama, 2013, RAGAM DAN LARAS BAHASA, [online],
(http://fajar-sic-035.blogspot.co.id/2014/10/ragam-dan-laras-
bahasa_16.html, diakses tanggal 26 September 2017)
18