BAHASA INDONESIA
Sejarah, Pertumbuhan, Kedudukan,
Ragam – ragam, dan Fungsi Bahasa indonesia
KELOMPOK 2
DOSEN PEMBIMBING: Dr Olin Nita, M.Pd
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “RAGAM
DAN LARAS BAHASA” Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita ke jalan
yang lurus, yakni addinul islam.
Makalah ini di susun dan di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mengikuti proses belajar mengajar antara mahasisiwa dan dosen di UNIVERSITAS
PANCA MARGA.
Selama penyusunan dan pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu pada kesempatan ini
kai mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada dosen
pembimbing mata kuliah bahasa indonesia. kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat kami harapkan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Akhirnya kami berharap agar makalah ini dapat di terima, dan bermanfaat
bagi kami serta bagi para pembaca pada umumnya. Amin...
Hormat Kami
ii
DAFTAR ISI
iii
3. 2 Saran ................................................................................................16
DAFFAR PUSTAKA ............................................................................................17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan masalah
Untuk mencari pengertian dari Ragam bahasa dan laras bahasa dan tempat
penggunaan bahasa baku dan bahasa tidak baku pada tempatnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1. Ragam Bahasa
Didalam bahasa indonesia disamping dikenal kosa kata baku indonesia
dikenal pula kosa kata bahasa indonesia ragam baku, yang alih-alih disebut sebagai
kosa kata baku bahasa indonesia baku. kosa kata bahasa indonesia ragam baku atau
kosa kata bahasa indonesia baku adalah kosa kata baku bahasa indonesia, yang
memiliki ciri kaidah bahasa indonesia ragam baku, yang di jadkan tolak ukur yang
di tetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa indonesia, bukan otoritas
lembaga atau intansi didalam menggunakan bahasa indonesia ragam baku. jadi,
kosa kata itu digunakan didalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab.
walaupun demikian, tidak tertutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam
baku didalam pemakaian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan
rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak
tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosa kata ragam bahasa baku
agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa indonesia. dalam pada
itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang
berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara,
dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968;Spradley, 1980).
3
2.1.1.2. Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau tercetak. ragam
tulispun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar.
ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku pelajaran, teks,
majalah, surat kabar, poster, iklan. kita juga dapat menemukan ragam
tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
4
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata
bahasa dan kosa kata):
1. Tata bahasa
(Bentuk kata, tata bahasa, struktur kalimat, kosa kata)
a. Ragam bahasa lisan :
▪ Melyana sedang baca surat kabar
▪ Ari mau nulis surat
▪ Tapi kau tidak boleh nolak lamaran itu.
▪ Mereka tinggal di Menteng.
▪ Jalan laying itu mengatasi kemacetan lalu lintas.
▪ Saya akan tanyakan soal itu
b. Ragam bahasa tulis :
▪ Melyana sedang membaca surat kabar
▪ Ari mau menulis surat
▪ Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
▪ Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
▪ Akan saya tanyakan soal itu.
2. Kosa kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata :
a. Ragam lisan
▪ Rani bilang kalau kita harus belajar
▪ Kita harus bikin karya tulis
▪ Rasanya masih terlalu pagi buat saya, pak
b. Ragam tulis
▪ Rani mengatakan bahwa kita harus belajar
▪ Kita harus membuat karya tulis.
▪ Rasanya masih terlalu muda bagi saya, pak.
Istilah lain yang menggunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam
bahasa standar, semi standard an nonstandart.
a. Ragam standar,
b. Ragam nonstandard.
5
c. Ragam semi standar.
Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan
aturan tetap. akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. ragam standar
tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan dibidang kosa kata,
peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang
diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi, 1998:14).
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pempeda ragam
standard an ragam nonstandard yang sangat menonjol. kepada orang yang kita
hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu,
Saudara, Anda. jika kita menyebut diri kita, dalam standar kita akan
menggunakan kata saya atau aku. dalam ragam nonstandard, kita akan
menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan cirri lain yang sangat menandai
perbedaan ragam standard dan ragam nonstandard. Dalam ragam standar,
digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu
6
tertentu. penggunaan imbuhan adalah ciri lain. dalam ragam standar kita harus
menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi)
merupakan cirri pembeda lain. dalam ragam nonstandar, sering kali kata
sambung dan kata depan dihilangkan. kadang kala, kenyataan ini
meengganggu kejelasan kalimat.
Contoh :
1. Ibu mengatakan, kita akan pergi besok
(ia) ibu mengatakan bahwa kita akan peergi besok
Pada contoh diatas merupakan ragam semi standard an diperbaiki contoh
(ia) yang merupakan ragam standar.
2. Mereka bekerja keras menyelesaikan pekerjaan itu.
(2a) Mereka bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Kalimat (1) kehilangan kata sambung (bahwa), sedangkan kalimat (2)
kehilangan kata depan (untuk). dalam laras jurnalistik kedua kata ini sering
dihilangkan. hal ini menunjukkan bahwa laras jurnalistik termasuk ragam semi
standar.
Kelengkapan fungsi merupakan cirri terakhir yang membedakan ragam
standard an nonstandard. artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan
karena situasi sudah di anggap cukup mendukung pengertian. dalam kalimat-
kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. seringkali pelepasan
fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. misalnya, Hai, ida, mau
kemana?” “pulang. ” Sering kali juga kita menjawab “tau. ” Untuk menyatakan
‘tidak tau. ’ Sebenarnya, pembedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak
disebutkan diatas adalah intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi ini hanya
ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis.
7
Dalam ilmu sosiolinguistik, ragam bahasa di istilahkan sebagai register atau
laras ( Hudson, 1980,hlm. 48) iaitu satu istilah teknik untuk menerangkan
perlakuan bahasa (linguistik behaviour) seseorang individu apabila bahasa
digunakan.
8
bahasa yang wujud dalam berbagai konteks, akan didapati kelainan jenis
bahasa yang digunakan yang disesuaikan dengan situasi yang berlainan.
Contohnya boleh diperhatikan pada bahan-bahan bacaan yang dibaca seperti
teks klasik, novel, cerpen, teks ekonomi, teks sejarah, teks undang-undang dan
sebagainya adalah berbeda antara satu sama lain dari segi bahan, susunan kata,
pilihan kata, jalinan fikiran dan sebagainya. Penggunaan bahasa seperti ini
adalah dihasilkan oleh laras bahasa yang berbeda.
Terdapat beberapa definisi, iaitu pandangan beberapa orang ahli bahasa
tentang pengertian laras bahasa. Halliday (1968), mendefinisikan laras bahasa
sebagai variasi bahasa yang berlainan berdasarkan fungsi. Beliau menyatakan
laras bahasa berubah-ubah mengikut situasi. Jika diamati perlakuan bahasa
yang ada dalam berbagai konteks, didapati faktor kelainan dan jenis-jenis
bahasa yang digunakan disesuaikan dengan situasi yang berlainan.
Ure dan Ellis ( 1977), menganggap laras bahasa sebagai pola bahasa
yang lazim digunakan mengikut keadaan tertentu. Hal ini bermakna, sesuatu
situasi akan menentukan bentuk bahasa yang digunakan oleh pengguna bahasa
itu dan pemilihannya berdasarkan konvensi sosial masing-masing.
Reid (1956), menyatakan seorang penutur dalam situasi berbeda-beda
akan menggunakan laras mengikut situasi sosial yang berlainan iaitu istilah
teknik untuk menyatakan perlakuan bahasa (linguistic behavior) seseorang
individu. Reid juga telah membedakan laras bahasa dan gaya bahasa. Laras
bahasa merujuk khusus kepada bidang penggunaan, manakala gaya merujuk
kepada cara pengungkapan fikiran, matlamat yang hendak dicapai, suasana
yang hendak ditimbulkan, dan suasana yang menjadi latar penggunaan bahasa
berkenaan.
Halliday (1968), menyebut bahawa laras sebagai variasi bahasa yang
berlainan berdasarkan fungsi. Laras akan sentiasa berubah mengikut situasi.
Dia telah membuat penjenisan laras kepada tiga kategori iaitu tajuk
wacana (field of discourse), cara penyampaian wacana (mode of discourse) dan
gaya wacana (style of discourse).
9
Brian Seaton (1982) berpendapat laras bahasa ialah satu variasi yang
wujud daripada situasi yang berlainan seperti umur, jantina atau tajuk
perbualan. Laras juga terdapat dalam sesuatu bidang seperti kewartawanan,
perubatan, sains, perniagaan dan sebagainya berbeda sama ada dalam bentuk
penulisan atau tulisan. Oleh itu kita akan dapati seseorang itu akan memiliki
laras bahasa yang berlainan.
Menurut ahli bahasa tempatan seperti Nik Safiah Karim (1989), laras
bahasa berdasarkan penggunaannya, iaitu variasi bahasa digunakan oleh
penutur dalam situasi tertentu. Dia menganggap laras bermaksud variasi bahasa
yang boleh dipilih daripada sekumpulan variasi yang ada pada setiap penutur.
Penggunaan bahasa berubah mengikut konteks, bidang dan juga peringkat
sosial.
Asmah Haji Omar (1987), menyatakan laras bahasa mempunyai ciri-ciri
khusus dalam penggunaan bahasa menurut bidang penggunaannya. Kelainan
atau variasi bahasa yang digunakan mempunyai disiplin ilmu yang berbeda-
beda.
Abdullah Hassan (1987), telah mengaitkan laras bahasa dengan
pemakaian kata-kata tertentu yang sesuai dengan konteksnya. Pemakaian laras
bahasa yang sesuai dianggap pengolahan bahasa yang baik. Bahasa yang
digunakan seperti menyampaikan indeks pasaran saham di bursa saham ialah
laras ekonomi.
Kesimpulannya, laras bahasa ialah penggunaan bahasa atau pemakaian
kata-kata yang khusus untuk sesuatu penggunaan berdasarkan situasi sosial
seseorang itu ketika berkomunikasi dengan orang ramai. Penggunaan istilah-
istilah khusus yang membedakan antara variasi-variasi bahasa menjadikan
sesuatu komunikasi lebih berkesan.
10
bahasa dan ciri linguistik yang wujud . Ciri keperihalan pula dibagikan kepada
dua aspek utama, iaitu situasi luaran dan situasi persekitaran.
Situasi luaran adalah latar belakang sosial dan kebudayaan sesuatu
masyarakat bahasa yang merangkumi struktur sosial dan keseluruhan cara
hidup yang menentukan perlakuan setiap anggota masyarakat. Contohnya ,
apabila kita mengkaji laras bahasa masyarakat Melayu lama, kita perlu
mengaitkan dengan situasi istana, stratifikasi sosial, tradisi sastera lisan dan
aspek-aspek lain anggota masyarakat zaman itu.
Situasi persekitaran pula meliputi aspek-aspek yang terlibat secara
langsung dalam penggunaan bahasa. Terdapat empat situasi persekitaran yang
menyebabkan wujudnya bahasa yang berlainan atau laras. Situasi yang
dimaksudkan ialah cara penyampaian, perhubungan sosial dan peribadi, bahan
yang diperkatakan, dan fungsi-fungsi sosial perlakuan bahasa.
Cara penyampaian yang terdapat dalam situasi persekitaran
menyebabkan wujudnya keberbagaian dalam laras bahasa. Cara penyampaian
merujuk bentuk perhubungan yang digunakan termasuk jenis bahasa lisan,
bertulis, bahasa isyarat dan sebagainya. Bahasa lisan berbeda daripada bahasa
bertulis kerana terdapat banyak variasi bahasa bertulis seperti laporan, esei,
surat, wawancara, cerpen, karangan, sajak, drama, dan sebagainya. Hasil
penulisan pula berkait dengan diri penulis, pembaca dan perkara yang ditulis.
Latar belakang penulis membawa perbedaan dalam penghasilan bahasa,
penggunaan bahasa, kandungan bahan dan aspek panjang pendek sesuatu
peristiwa.
Aspek lain yang menimbulkan laras bahasa yang berbeda ialah aspek
peribadi dan aspek bukan peribadi. Aspek peribadi ialah perhubungan individu
dengan individu yang lain, hubungan kekeluargaan, rakan sebaya, sahabat
karib, pekerja, dengan majikan, rakyat dengan golongan istana dan sebagainya.
Aspek bukan peribadi pula adalah bukan bersifat peribadi seperti antara penulis
dengan pembaca, penghasil dan pembaca akhbar, penyajak dengan pembaca
dan sebagainya.
11
Unsur yang ada dalam situasi persekitaran bagi menentukan laras bahasa
termasuklah bahan yang diperkatakan. Bahasa yang digunakan adalah meliputi
aspek yang luas iaitu meliputi perkara-perkara biasa seperti perbualan tentang
makanan, pakaian, kesihatan dan sebagainya serta termasuk perkara-perkara
khusus seperti dalam bidang sains dan teknologi, perubatan, astronomi, geologi
dan sebagainya.
Ciri lain dalam mengenal pasti laras bahasa ialah tentang fungsi-fungsi
sosial perlakuan bahasa. Aspek perlakuan sosial termasuklah bahasa untuk
menyampaikan maksud seperti menggunakan bahasa dalam upacara-upacara
tertentu seperti majlis akad nikah, jual beli, dan sebagainya. Terdapat juga
situasi yang menggunakan bahasa yang berlainan yang dihasilkan oleh
interaksi seperti jenis perbualan, iaitu orang yang terlibat dalam perbualan dan
peranan situasi-situasi tersebut dalam masyarakat.
Empat ciri-ciri situasi persekitaran menimbulkan laras yang berlainan
dan terdapat hubungan yang erat diantaranya. Hal ini adalah disebabkan
interaksi antara kedua-dua pihak menghasilkan laras.
Laras bahasa juga mempunyai ciri-ciri linguistik yang melibatkan unsur
tatabahasa dan pemilihan perkataan atau leksis. Hal ini telah dijelaskan oleh
Nik Safiah Karim (1982) dengan melihat ciri-ciri tata bahasa yang terdapat
dalam susunan kata dan frasa dalam laras bahasa. Nik Safiah berpendapat,
tatabahasa yang disusun dengan cara tertentu akan menimbulkan laras bahasa
yang mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Ciri linguistik pula adalah
berkait rapat dengan faktor sosial seseorang seperti latar belakang orang yang
bercakap atau menulis.
Laras bahasa juga turut menunjukkan manipulasi unsur-unsur
tatabahasa sesuai dengan wacana yang dibicarakan. Contohnya laras bahasa
aspek fonologi, morfologi dan sintaksis yang meneliti penggunaan bunyi,
pembentukan kata serta struktur dan binaan kata.
12
2.2.5. Jenis-jenis Laras Bahasa
Laras dapat dibagikan kepada tiga kategori utama yaitu, tajuk wacana,
cara penyampaian wacana dan gaya wacana. Tajuk wacana adalah merangkumi
bidang penggunaan bahasa seperti bidang Matematik. Cara penyampaian
wacana ialah media perlakuan bahasa samada secara lisan atau bertulis. Gaya
Wacana pula adalah bidang tentang perhubungan antara peserta perlakuan
bahasa iaitu secara formal atau tidak formal.
Daripada tiga kategori utama ini, laras dapat dikenali berdasarkan
penggunaannya dalam berbagai situasi. Antara jenis-jenis laras ialah laras biasa
atau laras umum, laras akademik atau laras ilmiah, laras perniagaan, laras
perundangan, laras sastera, laras iklan dan sebagainya.Hal ini kerana terdapat
hubungan yang erat antara susunan bahasa dengan situasi-situasi disebabkan
interaksi sehingga menghasilkan laras.
13
membeli barangan menerusi cara penyampaian yang amat menarik. kata
yang digunakan pendek-pendek dan tidak gramatis.
Contoh : Buruan, setiap pembelian LCD Skrin Televisyen Pensonic bonus
Smartphone Samsung.
14
2.2.5.5. Laras Media Massa
Laras media massa kurang mementingkan gaya, khususnya
penggunaan imbuhan dan kata hubung. Bahasa yang digunakan logis dan
bersifat melaporkan sesuatu peristiwa yang berlaku. Bahasanya juga ringkas
dan mengandungi berita yang maksimum untuk dipaparkan kepada pembaca
dan penonton.
Contoh : Pasukan merah putih telah memalukan pihak lawan di kandang lawan
dengan skor dua gol tanpa balas.
15
BAB III
PENUTUP
3. 1. Kesimpulan
3. 2. Saran
Lebih memberikan pengenalan ragam bahasa dan laras bahasa pada
masyarakat terutama pada anak-anak dan remaja untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan-penyimpangan kaidah bahasa dan penggunaan bahasa tidak baku
yang bukan pada tempatnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
.
1. Melyana Aprilia., 2013, RAGAM DAN LARAS BAHASA, [online],
(http://melyanaaprilia.blogspot.co.id/2013/01/ragam-dan-laras-
bahasa.html, diakses tanggal 28 Maret 2016)
2. Fajar pratama, 2013, RAGAM DAN LARAS BAHASA, [online],
(http://fajar-sic-035.blogspot.co.id/2014/10/ragam-dan-laras-
bahasa_16.html, diakses tanggal 28 Maret 2016)
17