Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

BAHASA INDONESIA
Sejarah, Pertumbuhan, Kedudukan,
Ragam – ragam, dan Fungsi Bahasa indonesia

KELOMPOK 2
DOSEN PEMBIMBING: Dr Olin Nita, M.Pd

1. Alifa Anataya 2210070110019 (Kedokteran gigi)


2. Bella Martin 2210070160007 (Administrasi Rumah
Sakit)
3. Abidaturrahmah 2210070140016 (Radiologi)
4. Keisya Dwi Cahyani 2210070100029 (kedokteran)
5. Selfi ananta 2210070530023 (manajemen)

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang melimpahkan rahmat taufik dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “RAGAM
DAN LARAS BAHASA” Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW yang telah mengarahkan kita ke jalan
yang lurus, yakni addinul islam.
Makalah ini di susun dan di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
mengikuti proses belajar mengajar antara mahasisiwa dan dosen di UNIVERSITAS
PANCA MARGA.
Selama penyusunan dan pembuatan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak dengan penuh keikhlasan. Oleh karena itu pada kesempatan ini
kai mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada dosen
pembimbing mata kuliah bahasa indonesia. kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat kami harapkan dalam pembuatan makalah
selanjutnya.
Akhirnya kami berharap agar makalah ini dapat di terima, dan bermanfaat
bagi kami serta bagi para pembaca pada umumnya. Amin...

Padang, 23 Febuari 2023

Hormat Kami

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFFAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1. 1. Latar Belakang ....................................................................................2
1. 2 Rumusan Masalah ...............................................................................2
1. 3 Tujuam Pembahasan ...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
2. 1 Ragam Bahasa .....................................................................................3
2.1.1. Media Pengantarnya atau Saranannya .....................................3
2.1.1.1. Ragam Lisan .................................................................3
2.1.1.2. Ragam Tulis .................................................................4
2.1.2. Berdasarkan Situasi dan Pemakaian ........................................4
2. 2 Laras Bahasa .......................................................................................7
2.2.1. Pengenalan ..............................................................................7
2.2.2. Laras Bahasa Secara Umum ...................................................8
2.2.3. Konsep Laras...........................................................................8
2.2.4. Ciri-ciri Laras Bahasa ...........................................................10
2.2.5. Jenis-jenis Laras Bahasa .......................................................13
2.2.5.1.1. Laras Bahasa Biasa Atau Umum ............................13
2.2.5.1.2. Laras Perniagaan .....................................................13
2.2.5.1.3. Laras Akademik ......................................................14
2.2.5.1.4. Laras Undang-undang .............................................14
2.2.5.1.5. Laras Media Massa .................................................15
2.2.5.1.6. Laras Sastra .............................................................15
2.2.5.1.7. Laras Rencana .........................................................15
BAB III PENUTUP ...............................................................................................16
3. 1 Kesmpulan .......................................................................................16

iii
3. 2 Saran ................................................................................................16
DAFFAR PUSTAKA ............................................................................................17

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-
beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan
bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman,
1990). Yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah
(karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam
surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian
bahasa indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa
baku dan tak baku. Dalam situasi resmi, seperti di sekolah, di kantor, atau didalam
pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi,
seperti di rumah, di taman, dipasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa,
yaitu (1) ragam bahsa lisan, (2) ragam bahasa tulis. bahasa yang dihasilkan melalui
alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam
bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan
dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. jadi dalam
ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita
berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan). selain itu aspek tata bahasa dan kosa
kata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. ragam bahasa tulis
yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. oleh karena itu,
sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. padahal kedua
jenis ragam bahasa itu berkembang menjadi sistem bahasa yang memiliki
seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya.
meskipun ada keberimpitan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing
memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yag lain.

1
1.2. Rumusan masalah
Untuk mencari pengertian dari Ragam bahasa dan laras bahasa dan tempat
penggunaan bahasa baku dan bahasa tidak baku pada tempatnya.

1.3. Tujuan pembahasaan


Seiring perkembangan zaman maka terjadi perkembangan ragam bahasa
dan laras bahasa pada masyarakat, sehinggga memicu penggunaan bahasa tidak
baku pada saat situasi resmi. oleh karena itu penulis mengangkat judul ragam
bahasa dan laras bahasa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1. Ragam Bahasa
Didalam bahasa indonesia disamping dikenal kosa kata baku indonesia
dikenal pula kosa kata bahasa indonesia ragam baku, yang alih-alih disebut sebagai
kosa kata baku bahasa indonesia baku. kosa kata bahasa indonesia ragam baku atau
kosa kata bahasa indonesia baku adalah kosa kata baku bahasa indonesia, yang
memiliki ciri kaidah bahasa indonesia ragam baku, yang di jadkan tolak ukur yang
di tetapkan berdasarkan kesepakatan penutur bahasa indonesia, bukan otoritas
lembaga atau intansi didalam menggunakan bahasa indonesia ragam baku. jadi,
kosa kata itu digunakan didalam ragam baku bukan ragam santai atau ragam akrab.
walaupun demikian, tidak tertutup kemungkinan digunakannya kosa kata ragam
baku didalam pemakaian ragam-ragam yang lain asal tidak mengganggu makna dan
rasa bahasa ragam yang bersangkutan.
Suatu ragam bahasa, terutama ragam bahasa jurnalistik dan hukum, tidak
tertutup kemungkinan untuk menggunakan bentuk kosa kata ragam bahasa baku
agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat pengguna bahasa indonesia. dalam pada
itu perlu yang perlu diperhatikan ialah kaidah tentang norma yang berlaku yang
berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi pembicaraan), pelaku bicara,
dan topik pembicaraan (Fishman ed., 1968;Spradley, 1980).

Menurut Felicia (2001:8), Ragam Bahasa dibagi berdasarkan:


2.1.1. Media Pengantarnya atau Saranannya
Ragam bahasa berdasarkan media pengantarnya atau saranannya yang
terdiri atas:
2.1.1.1. Ragam Lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. kita
dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang
berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah;
dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan
antarteman, dipasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.

3
2.1.1.2. Ragam Tulis
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau tercetak. ragam
tulispun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar.
ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku pelajaran, teks,
majalah, surat kabar, poster, iklan. kita juga dapat menemukan ragam
tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.

2.1.2. Berdasarkan Situasi dan Pemakaian


Ragam bahasa baku dapat berupa : (1) Ragam Bahasa Baku Tulis dan
(2) Ragam Bahasa Baku Lisan. Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis
makna kalimat yang diungkapkan tidak ditunjang oleh situasi pemakaian
sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu,
dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecepatan dan
ketetapan didalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk
kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa didalam
struktur kalimat.
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelepasan kalimat. Namun, hal itu tidak
mengurangi cirri kebakuannya. walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan
didalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan
karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung didalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah
kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau
santai. jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat
disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya
saja diwujudkan dalam bentuk tulis. oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari
ciri-cirinya tidak menunjukkan cirri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan
dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai
ragam tulis. kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan
memiliki cirri kebakuan yang berbeda.

4
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata
bahasa dan kosa kata):
1. Tata bahasa
(Bentuk kata, tata bahasa, struktur kalimat, kosa kata)
a. Ragam bahasa lisan :
▪ Melyana sedang baca surat kabar
▪ Ari mau nulis surat
▪ Tapi kau tidak boleh nolak lamaran itu.
▪ Mereka tinggal di Menteng.
▪ Jalan laying itu mengatasi kemacetan lalu lintas.
▪ Saya akan tanyakan soal itu
b. Ragam bahasa tulis :
▪ Melyana sedang membaca surat kabar
▪ Ari mau menulis surat
▪ Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
▪ Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
▪ Akan saya tanyakan soal itu.
2. Kosa kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata :
a. Ragam lisan
▪ Rani bilang kalau kita harus belajar
▪ Kita harus bikin karya tulis
▪ Rasanya masih terlalu pagi buat saya, pak
b. Ragam tulis
▪ Rani mengatakan bahwa kita harus belajar
▪ Kita harus membuat karya tulis.
▪ Rasanya masih terlalu muda bagi saya, pak.

Istilah lain yang menggunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam
bahasa standar, semi standard an nonstandart.
a. Ragam standar,
b. Ragam nonstandard.

5
c. Ragam semi standar.
Bahasa ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan
aturan tetap. akan tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. ragam standar
tetap luwes sehingga memungkinkan perubahan dibidang kosa kata,
peristilahan, serta mengizinkan perkembangan berbagai jenis laras yang
diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi, 1998:14).

Pembedaan antara ragam standar, nonstandard, dan semi standar dilakukan


berdasarkan :
▪ Topik yang sedang dibahas,
▪ Hubungan antar pembicara,
▪ Medium yang digunakan,
▪ Lingkungan atau
▪ Situasi saat pembicaan terjadi

Ciri yang membedakan antara ragam standar, semi standard an nonstandard :


▪ Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
▪ Penggunaan kata tertentu,
▪ Penggunaan imbuhan,
▪ Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
▪ Penggunaan fungsi yang lengkap.

Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pempeda ragam
standard an ragam nonstandard yang sangat menonjol. kepada orang yang kita
hormati, kita akan cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu,
Saudara, Anda. jika kita menyebut diri kita, dalam standar kita akan
menggunakan kata saya atau aku. dalam ragam nonstandard, kita akan
menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan cirri lain yang sangat menandai
perbedaan ragam standard dan ragam nonstandard. Dalam ragam standar,
digunakan kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu

6
tertentu. penggunaan imbuhan adalah ciri lain. dalam ragam standar kita harus
menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi)
merupakan cirri pembeda lain. dalam ragam nonstandar, sering kali kata
sambung dan kata depan dihilangkan. kadang kala, kenyataan ini
meengganggu kejelasan kalimat.
Contoh :
1. Ibu mengatakan, kita akan pergi besok
(ia) ibu mengatakan bahwa kita akan peergi besok
Pada contoh diatas merupakan ragam semi standard an diperbaiki contoh
(ia) yang merupakan ragam standar.
2. Mereka bekerja keras menyelesaikan pekerjaan itu.
(2a) Mereka bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan itu.
Kalimat (1) kehilangan kata sambung (bahwa), sedangkan kalimat (2)
kehilangan kata depan (untuk). dalam laras jurnalistik kedua kata ini sering
dihilangkan. hal ini menunjukkan bahwa laras jurnalistik termasuk ragam semi
standar.
Kelengkapan fungsi merupakan cirri terakhir yang membedakan ragam
standard an nonstandard. artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan
karena situasi sudah di anggap cukup mendukung pengertian. dalam kalimat-
kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan. seringkali pelepasan
fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. misalnya, Hai, ida, mau
kemana?” “pulang. ” Sering kali juga kita menjawab “tau. ” Untuk menyatakan
‘tidak tau. ’ Sebenarnya, pembedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak
disebutkan diatas adalah intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi ini hanya
ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam tulis.

2.2. Laras Bahasa


2.2.1. Pengenalan
Laras bahasa adalah salah satu daripada aspek sosiolinguistik iaitu
mengenai bahasa dan penggunaannya. Bahasa sentiasa mempamerkan
perbedaan dalam penggunaannya yang boleh dikatakan sebagai ragam bahasa.

7
Dalam ilmu sosiolinguistik, ragam bahasa di istilahkan sebagai register atau
laras ( Hudson, 1980,hlm. 48) iaitu satu istilah teknik untuk menerangkan
perlakuan bahasa (linguistik behaviour) seseorang individu apabila bahasa
digunakan.

2.2.2. Laras Bahasa Secara Umum


Perbincangan mengenai laras bahasa tidak terlepas daripada
membincangkan dua konsep, iaitu pengguna dan penggunaan. Pengguna
adalah orang yang menggunakan bahasa yang menyebabkan wujudnya dialek.
Contohnya adalah seperti dialek Kelantan, Melaka, Kedah, Sarawak dan
sebagainya.
Penggunaaan adalah bagaimana sesuatu bahasa itu digunakan secara
berbeda-beda dalam berbagai situasi. Penggunaan bahasa yang berbeda-beda
ini melahirkan laras iaitu penggunaan bahasa yang berbeda-beda berdasarkan
situasi dan faktor lain yang melahirkan kata-kata yang berbeda mengikut
keadaan. Misalnya kata-kata yang digunakan untuk bergurau senda adalah
berbeda daripada kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu
ucapan. Oleh itu, bolehlah dirumuskan bahawa penggunaan bahasa yang
berbeda-beda berdasarkan faktor-faktor sosial seperti keadaan dan tempat,
disebut juga laras bahasa atau laras sosial. Penggunaan bahasa yang berbeda-
beda mengikut faktor geografi atau daerah disebut sebagai dialek daerah.
Laras bahasa boleh didefinisikan sebagai gaya atau cara penggunaan
sesuatu bahasa. Sesuatu laras bermaksud variasi yang ada pada tiap-tiap
penutur. Laras bahasa biasanya berubah-berubah mengikut situasi. Ciri-ciri
laras yang penting ialah perbendaharaan kata, susunan ayat, dan frasa yang
digunakan. Sesuatu laras tertentu digunakan untuk keadaan atau situasi
tertentu.

2.2.3. Konsep Laras


Laras ialah variasi yang berlainan berdasarkan fungsi dan ia sentiasa
berubah-rubah mengikut fungsi. Apabila pengamatan dibuat pada perlakuan

8
bahasa yang wujud dalam berbagai konteks, akan didapati kelainan jenis
bahasa yang digunakan yang disesuaikan dengan situasi yang berlainan.
Contohnya boleh diperhatikan pada bahan-bahan bacaan yang dibaca seperti
teks klasik, novel, cerpen, teks ekonomi, teks sejarah, teks undang-undang dan
sebagainya adalah berbeda antara satu sama lain dari segi bahan, susunan kata,
pilihan kata, jalinan fikiran dan sebagainya. Penggunaan bahasa seperti ini
adalah dihasilkan oleh laras bahasa yang berbeda.
Terdapat beberapa definisi, iaitu pandangan beberapa orang ahli bahasa
tentang pengertian laras bahasa. Halliday (1968), mendefinisikan laras bahasa
sebagai variasi bahasa yang berlainan berdasarkan fungsi. Beliau menyatakan
laras bahasa berubah-ubah mengikut situasi. Jika diamati perlakuan bahasa
yang ada dalam berbagai konteks, didapati faktor kelainan dan jenis-jenis
bahasa yang digunakan disesuaikan dengan situasi yang berlainan.
Ure dan Ellis ( 1977), menganggap laras bahasa sebagai pola bahasa
yang lazim digunakan mengikut keadaan tertentu. Hal ini bermakna, sesuatu
situasi akan menentukan bentuk bahasa yang digunakan oleh pengguna bahasa
itu dan pemilihannya berdasarkan konvensi sosial masing-masing.
Reid (1956), menyatakan seorang penutur dalam situasi berbeda-beda
akan menggunakan laras mengikut situasi sosial yang berlainan iaitu istilah
teknik untuk menyatakan perlakuan bahasa (linguistic behavior) seseorang
individu. Reid juga telah membedakan laras bahasa dan gaya bahasa. Laras
bahasa merujuk khusus kepada bidang penggunaan, manakala gaya merujuk
kepada cara pengungkapan fikiran, matlamat yang hendak dicapai, suasana
yang hendak ditimbulkan, dan suasana yang menjadi latar penggunaan bahasa
berkenaan.
Halliday (1968), menyebut bahawa laras sebagai variasi bahasa yang
berlainan berdasarkan fungsi. Laras akan sentiasa berubah mengikut situasi.
Dia telah membuat penjenisan laras kepada tiga kategori iaitu tajuk
wacana (field of discourse), cara penyampaian wacana (mode of discourse) dan
gaya wacana (style of discourse).

9
Brian Seaton (1982) berpendapat laras bahasa ialah satu variasi yang
wujud daripada situasi yang berlainan seperti umur, jantina atau tajuk
perbualan. Laras juga terdapat dalam sesuatu bidang seperti kewartawanan,
perubatan, sains, perniagaan dan sebagainya berbeda sama ada dalam bentuk
penulisan atau tulisan. Oleh itu kita akan dapati seseorang itu akan memiliki
laras bahasa yang berlainan.
Menurut ahli bahasa tempatan seperti Nik Safiah Karim (1989), laras
bahasa berdasarkan penggunaannya, iaitu variasi bahasa digunakan oleh
penutur dalam situasi tertentu. Dia menganggap laras bermaksud variasi bahasa
yang boleh dipilih daripada sekumpulan variasi yang ada pada setiap penutur.
Penggunaan bahasa berubah mengikut konteks, bidang dan juga peringkat
sosial.
Asmah Haji Omar (1987), menyatakan laras bahasa mempunyai ciri-ciri
khusus dalam penggunaan bahasa menurut bidang penggunaannya. Kelainan
atau variasi bahasa yang digunakan mempunyai disiplin ilmu yang berbeda-
beda.
Abdullah Hassan (1987), telah mengaitkan laras bahasa dengan
pemakaian kata-kata tertentu yang sesuai dengan konteksnya. Pemakaian laras
bahasa yang sesuai dianggap pengolahan bahasa yang baik. Bahasa yang
digunakan seperti menyampaikan indeks pasaran saham di bursa saham ialah
laras ekonomi.
Kesimpulannya, laras bahasa ialah penggunaan bahasa atau pemakaian
kata-kata yang khusus untuk sesuatu penggunaan berdasarkan situasi sosial
seseorang itu ketika berkomunikasi dengan orang ramai. Penggunaan istilah-
istilah khusus yang membedakan antara variasi-variasi bahasa menjadikan
sesuatu komunikasi lebih berkesan.

2.2.4. Ciri-ciri Laras Bahasa


Menurut Nik Safiah Karim (1989), kajian terhadap laras bahasa perlu
mempertimbangkan dua faktor yang utama iaitu ciri keperihalan peristiwa

10
bahasa dan ciri linguistik yang wujud . Ciri keperihalan pula dibagikan kepada
dua aspek utama, iaitu situasi luaran dan situasi persekitaran.
Situasi luaran adalah latar belakang sosial dan kebudayaan sesuatu
masyarakat bahasa yang merangkumi struktur sosial dan keseluruhan cara
hidup yang menentukan perlakuan setiap anggota masyarakat. Contohnya ,
apabila kita mengkaji laras bahasa masyarakat Melayu lama, kita perlu
mengaitkan dengan situasi istana, stratifikasi sosial, tradisi sastera lisan dan
aspek-aspek lain anggota masyarakat zaman itu.
Situasi persekitaran pula meliputi aspek-aspek yang terlibat secara
langsung dalam penggunaan bahasa. Terdapat empat situasi persekitaran yang
menyebabkan wujudnya bahasa yang berlainan atau laras. Situasi yang
dimaksudkan ialah cara penyampaian, perhubungan sosial dan peribadi, bahan
yang diperkatakan, dan fungsi-fungsi sosial perlakuan bahasa.
Cara penyampaian yang terdapat dalam situasi persekitaran
menyebabkan wujudnya keberbagaian dalam laras bahasa. Cara penyampaian
merujuk bentuk perhubungan yang digunakan termasuk jenis bahasa lisan,
bertulis, bahasa isyarat dan sebagainya. Bahasa lisan berbeda daripada bahasa
bertulis kerana terdapat banyak variasi bahasa bertulis seperti laporan, esei,
surat, wawancara, cerpen, karangan, sajak, drama, dan sebagainya. Hasil
penulisan pula berkait dengan diri penulis, pembaca dan perkara yang ditulis.
Latar belakang penulis membawa perbedaan dalam penghasilan bahasa,
penggunaan bahasa, kandungan bahan dan aspek panjang pendek sesuatu
peristiwa.
Aspek lain yang menimbulkan laras bahasa yang berbeda ialah aspek
peribadi dan aspek bukan peribadi. Aspek peribadi ialah perhubungan individu
dengan individu yang lain, hubungan kekeluargaan, rakan sebaya, sahabat
karib, pekerja, dengan majikan, rakyat dengan golongan istana dan sebagainya.
Aspek bukan peribadi pula adalah bukan bersifat peribadi seperti antara penulis
dengan pembaca, penghasil dan pembaca akhbar, penyajak dengan pembaca
dan sebagainya.

11
Unsur yang ada dalam situasi persekitaran bagi menentukan laras bahasa
termasuklah bahan yang diperkatakan. Bahasa yang digunakan adalah meliputi
aspek yang luas iaitu meliputi perkara-perkara biasa seperti perbualan tentang
makanan, pakaian, kesihatan dan sebagainya serta termasuk perkara-perkara
khusus seperti dalam bidang sains dan teknologi, perubatan, astronomi, geologi
dan sebagainya.
Ciri lain dalam mengenal pasti laras bahasa ialah tentang fungsi-fungsi
sosial perlakuan bahasa. Aspek perlakuan sosial termasuklah bahasa untuk
menyampaikan maksud seperti menggunakan bahasa dalam upacara-upacara
tertentu seperti majlis akad nikah, jual beli, dan sebagainya. Terdapat juga
situasi yang menggunakan bahasa yang berlainan yang dihasilkan oleh
interaksi seperti jenis perbualan, iaitu orang yang terlibat dalam perbualan dan
peranan situasi-situasi tersebut dalam masyarakat.
Empat ciri-ciri situasi persekitaran menimbulkan laras yang berlainan
dan terdapat hubungan yang erat diantaranya. Hal ini adalah disebabkan
interaksi antara kedua-dua pihak menghasilkan laras.
Laras bahasa juga mempunyai ciri-ciri linguistik yang melibatkan unsur
tatabahasa dan pemilihan perkataan atau leksis. Hal ini telah dijelaskan oleh
Nik Safiah Karim (1982) dengan melihat ciri-ciri tata bahasa yang terdapat
dalam susunan kata dan frasa dalam laras bahasa. Nik Safiah berpendapat,
tatabahasa yang disusun dengan cara tertentu akan menimbulkan laras bahasa
yang mempunyai pengertian yang berbeda-beda. Ciri linguistik pula adalah
berkait rapat dengan faktor sosial seseorang seperti latar belakang orang yang
bercakap atau menulis.
Laras bahasa juga turut menunjukkan manipulasi unsur-unsur
tatabahasa sesuai dengan wacana yang dibicarakan. Contohnya laras bahasa
aspek fonologi, morfologi dan sintaksis yang meneliti penggunaan bunyi,
pembentukan kata serta struktur dan binaan kata.

12
2.2.5. Jenis-jenis Laras Bahasa
Laras dapat dibagikan kepada tiga kategori utama yaitu, tajuk wacana,
cara penyampaian wacana dan gaya wacana. Tajuk wacana adalah merangkumi
bidang penggunaan bahasa seperti bidang Matematik. Cara penyampaian
wacana ialah media perlakuan bahasa samada secara lisan atau bertulis. Gaya
Wacana pula adalah bidang tentang perhubungan antara peserta perlakuan
bahasa iaitu secara formal atau tidak formal.
Daripada tiga kategori utama ini, laras dapat dikenali berdasarkan
penggunaannya dalam berbagai situasi. Antara jenis-jenis laras ialah laras biasa
atau laras umum, laras akademik atau laras ilmiah, laras perniagaan, laras
perundangan, laras sastera, laras iklan dan sebagainya.Hal ini kerana terdapat
hubungan yang erat antara susunan bahasa dengan situasi-situasi disebabkan
interaksi sehingga menghasilkan laras.

2.2.5.1. Laras Bahasa Biasa Atau Umum


Laras ini menggunakan bahasa yang tidak membabitkan sebarang
bidang ilmu atau konteks khusus. Ia biasanya digunakan dalam perbualan
harian. Laras biasa tidak menggunakan istilah atau pola yang khusus. Ciri-
cirinya adalah bebas dan mudah dipahami serta kurang terkawal dari aspek
tatabahasa. Ia juga mempunyai unsur kemesraan seperti menggunakan ganti
nama diri pertama seperti aku, cek, makcik , kak ngah dan sebagainya.
Laras bahasa biasa menggugurkan kata sendi nama seperti dari,
daripada, di, akan dan hingga. Ia juga menggunakan kata yang pendek dan
ringkas, dan ada kalanya menggunakan imbuhan asing. Terdapat juga unsur
ambiguiti atau kekaburan makna.
Contoh: Hai Mat! Mau ke mana tu? mampirlah dulu!

2.2.5.2. Laras Perniagaan


Laras jenis ini digunakan untuk mengiklankan barangan yang ingin
dijual. Gaya bahasa yang digunakan biasanya memujuk pendengar supaya

13
membeli barangan menerusi cara penyampaian yang amat menarik. kata
yang digunakan pendek-pendek dan tidak gramatis.
Contoh : Buruan, setiap pembelian LCD Skrin Televisyen Pensonic bonus
Smartphone Samsung.

2.2.5.3. Laras Akademik


Laras akademik boleh dibagikan kepada beberapa bahagian
berdasarkan bidang ilmu yang diperkatakan. Antaranya laras bahasa sains,
laras ekonomi, laras sastera dan sebagainya. Laras ini kemudiannya
terbahagi pula kepada beberapa sub-bidang yang terdapat dalam sesuatu
bidang akademik. Misalnya dalam bidang sains, terdapat laras kimia,
biologi dan fisika.
Dalam bidang akademik, laras yang digunakan mudah dikesan dengan
kehadiran istilah-istilah teknikal dan khusus yang berkaitan dengan bidang
berkenaan.
Contohnya dalam bidang ekonomi terdapat istilah-istilah khusus seperti
permintaan, penawaran, kos, modal, buruh dan susut nilai. Contoh laras
sains dalam bidang kimia : Air terhasil daripada kandungan hidrogen dan
oksigen (H2O).

2.2.5.4. Laras Undang-undang


Laras undang-undang merupakan salahsatu daripada laras ilmiah
yang terdapat dalam bahasa Melayu sejak zaman dahulu lagi. Walau
bagaimanapun, pada masa sekarang laras undang-undang lebih bersifat
modern dan banyak menggunakan istilah teknikal. Contoh : Dependen
membantah pada awal prosiding kerana tidak setuju dengan cadangan
plaintif untuk mengemukakan saksi-saksi yang dikatakan tidak relevan
dengan perbicaraan berkenaan.

14
2.2.5.5. Laras Media Massa
Laras media massa kurang mementingkan gaya, khususnya
penggunaan imbuhan dan kata hubung. Bahasa yang digunakan logis dan
bersifat melaporkan sesuatu peristiwa yang berlaku. Bahasanya juga ringkas
dan mengandungi berita yang maksimum untuk dipaparkan kepada pembaca
dan penonton.
Contoh : Pasukan merah putih telah memalukan pihak lawan di kandang lawan
dengan skor dua gol tanpa balas.

2.2.5.6. Laras Sastra


Seperti laras-laras bahasa yang lain, laras bahasa sastra juga
mementingkan istilah-istilah khusus dan teknikal. Bedanya, bidang yang
diperkatakan itu ialah mengenai bahasa dan kesusasteraan serta hubungan
antara kedua-duanya.
Contoh : Apabila berbicara mengenai kesusastraan, kita sebenarnya akan
membincangkan beberapa aspek seperti tema, kronologi, mesej, dan watak
yang mengandungi unsur-unsur personifikasi dan metafora.

2.2.5.7. Laras Rencana


Laras rencana adalah laras bersifat umum yang menyentuh mengenai
tajuk tertentu. Ciri utama dalam laras rencana ialah keberbagaian idea
mengenai sesuatu tajuk yang diperkatakan.
Contoh : Kerana baru dilancarkan, kejayaan model terbaru belum dapat diukur
sepenuhnya. Berbagai aspek seperti pilihan pembeli, faktor rekabentuk,
kemudahan mendapatkan alat ganti dan ketahanannya perlu diambil. Model
terbaru ini pastinya berhadapan dengan berbagai rintangan sebelum ia
berkemampuan untuk menguasai pasaran dalam dan luar negeri.

15
BAB III
PENUTUP

3. 1. Kesimpulan

Ragam bahasa adalah variasi penggunaan bahasa tergantung dari topik


yang sedang di bicarakan dengan kawan bicara maupun pada saat situasi resmi.
Kadang penggunaan bahasa yang ragam bahasa yang baik banyak di gunakan
oleh kalangan terdidik, kalangan pejabat, maupun kalangan pengusaha.
Sedangkan laras bahasa ialah penggunaan bahasa atau pemakaian kata-kata
yang khusus untuk sesuatu penggunaan berdasarkan situasi sosial seseorang itu
ketika berkomunikasi dengan orang ramai. Penggunaan istilah-istilah khusus
yang membedakan antara variasi-variasi bahasa menjadikan sesuatu
komunikasi lebih berkesan.
.

3. 2. Saran
Lebih memberikan pengenalan ragam bahasa dan laras bahasa pada
masyarakat terutama pada anak-anak dan remaja untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan-penyimpangan kaidah bahasa dan penggunaan bahasa tidak baku
yang bukan pada tempatnya.

16
DAFTAR PUSTAKA
.
1. Melyana Aprilia., 2013, RAGAM DAN LARAS BAHASA, [online],
(http://melyanaaprilia.blogspot.co.id/2013/01/ragam-dan-laras-
bahasa.html, diakses tanggal 28 Maret 2016)
2. Fajar pratama, 2013, RAGAM DAN LARAS BAHASA, [online],
(http://fajar-sic-035.blogspot.co.id/2014/10/ragam-dan-laras-
bahasa_16.html, diakses tanggal 28 Maret 2016)

17

Anda mungkin juga menyukai