Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

“HAKIKAT,FUNGSI&RAGAM BAHASA INDONESIA”

DOSEN PENGAMPU :
LILIMIWIRDI, S.S.,M.HUM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 (1C)
1. ILHAM SANUBARI PRATAMA (2101022004)
2. ISYRAF NABIL ARRASYID (2101022022)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PARODI D3 TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI PADANG
ABSTRAK

Dalam pembahasan bahasa Indonesia ada yang disebut ragam bahasa.

Dalam hal ini ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya

berbeda- beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,

kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.

Ragam bahasa ini muncul karena latar belakang budaya, sejarah, ataupun

letak geografis. Akibatnya muncul berbagai variasi bahasa Indonesia.

Ragam bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki berbagai macam jenis

yang dibedakan berdasarkan tiga hal yaitu cara berkomunikasi, cara penuturan,

dan topik pembicaraan. Dilihat dari cara berkomunikasi, ragam bahasa

dibedakan menjadi dua yaitu lisan dan tulis. Dalam hal ini penggunaan ragam

lisan lebih baik karena seseorang dapat langsung mengekspresikan apa yang

ingin diungkapkan daripada menggunakan tulisan. Dilihat dari cara penuturan,

ragam bahasa dibedakan menjadi ragam dialek, terpelajar, resmi, dan tidak

resmi. Dilihat dari topik pembicaraan, ragam bahasa dibedakan menjadi ragam

sosial. ragam fungsional, ragam jurnalistik. ragam sastra, ragam politik dan

hukum.

Kata kunci : ragam, bahasa, Indonesia


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji marilah senantiasa kita ucapkan atas

limpahan rahmat dan nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah yang berjudul “Ragam Bahasa Indonesia”. Makalah ini diajukan

bertujuan untuk memenuhi tugas dari Ibuk Lilimiwirdi, S.S., M.Hum. selaku

dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan

makalah ini. mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang

membangun. Semoga makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai ragam bahasa Indonesia.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri

maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila

terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik

dan saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan perbaikan makalah.

Padang, September 2021

Ilham Sanubari Pratama


& Isyraf Nabil Arrasyid
HALAMAN JUDUL....................................................................................i

ABSTRAK...................................................................................................ii

KATA PENGANTAR................................................................................iii

DAFTAR ISI...............................................................................................iv

DAFTAR TABEL......................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah...................................................................2

1.3 Batasan Masalah........................................................................2

1.4 Rumusan Masalah......................................................................3

1.5 Tujuan........................................................................................3

1.6 Manfaat Penulisan.....................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................4

2.1 Pengertian Bahasa......................................................................4

2.2 Hakikat Bahasa..........................................................................5

2.3 Fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia...................................8

2.4 Ragam baku lisan dan tulisan......................................................9

2.5 Ragam sosial dan fungsional.......................................................9

2.6 Ragam bahasa berdasarkan media.............................................10

2.6.1 Ragam Bahasa Lisan......................................................10

2.6.2 Ragam Bahasa Tulis......................................................13

2.7 Ragam bahasa berdasarkan waktu.............................................16


2.7.1 Ragam Bahasa Indonesia lama.......................................17

2.7.2 Ragam Bahasa Indonesia baru.......................................17

2.8 Ragam bahasa berdasarkan pesan komunikasi...........................18

2.8.1 Ragam Bahasa baku.......................................................18

2.8.2 Ragam Bahasa sastra.....................................................18

BAB III PENUTUP..................................................................................25

3.1 Kesimpulan..............................................................................25

3.2 Saran........................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA................................................................................27

LAMPIRAN...............................................................................................28
DAFTAR TABEL
Table 1. Tata Bahasa Ragam Lisan dan Ragam Tulisan............................14

Table 2. Kosa Kata Ragam Lisan dan Ragam Tulisan...............................15

Table 3. Keunggulan dan Kelemahan Berkomunikasi Secara Lisan dan

Tulisan...................................................................................................... 16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah kesatuan perkataan beserta sistem penggunaannya yang

berlaku umum dalam pergaulan antar anggota suatu masyarakat atau bangsa.

Masyarakat atau bangsa merupakan sekelompok manusia atau komunitas

dengan kesamaan letak geografi, kesamaan budaya, dan kesamaan tradisi.

Dengan demikian, selain memiliki fungsi utama sebagai wahana

berkomunikasi, bahasa juga memiliki peran sebagai alat ekspresi budaya yang

mencerminkan bangsa penuturnya. Kecakapan berbahasa suatu bangsa

mencerminkan budaya bangsa yang terwujud dalam sikap berbahasa itu

sendiri. Sikap berbahasa yang dilandasi oleh kesadaran berbahasa akan

membangun rasa cinta, bangga, dan setia terhadap bahasa dan terhadap bangsa.

Dengan demikian,Bahasa Indonesia adalah bahasa yang menjadi wahana

komunikasi dan alat ekspresi budaya yang mencerminkan eksistensi bangsa

Indonesia. Pengembangan sikap berbahasa yang mencakup kemahiran

berbahasa Indonesia dalam wadah pendidikan formal (sekolah) dilaksanakan

melalui mata pelajaran atau mata kuliah Bahasa Indonesia. Dengan demikian

hakekat pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran untuk

menjadikan peserta didik memiliki kemahiran berbahasa Indonesia baik dalam

berkomunikasi lisan maupun tertulis yang mencerminkan kesadaran berbahasa

sebagai bangsa Indonesia yang telah menetapkan bahasa Indonesia sebagai

Bahasa Negara.
Kemahiran berbahasa Indonesia harus selalu diupayakan oleh seluruh

penuturnya agar memiliki sikap berbahasa yang positif. Sikap berbahasa positif

itu akan membawa sikap setia, bangga, dan cinta kepada bahasa Indonesia.

Dengan demikian, bahasa Indonesia dapat memenuhi fungsi luhurnya sebagai

alat pemersatu bangsa. Bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa, mungkin

lebih efektif dibandingkan alat-alat pemersatu yang lain, karena dengan bahasa

berarti komunikasi dan saling pengertian antar warga bangsa dapat terwujud.

Maka dari itu janganlah sekali-kali melecehkan bahasa Indonesia dalam

aktivitas apa pun.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah,

yaitu sebagai berikut :

1. Hakikat bahasa

2. Fungsi bahasa

3. Ragam baku lisan dan tulisan

4. Ragam sosial dan fungsional

5. Ragam bahasa berdasarkan media

6. Ragam bahasa berdasarkan waktu

7. Ragam bahasa berdasarkan pesan komunikasi

1.3 Batasan Masalah


Agar pembahasan dalam makalah ini tidak terlalu mengambang maka

penulis membatasi pembahasannya. Adapun batasan masalah dalam makalah

ini adalah membahas masalah hakikat dan fungsi bahasa dalam masyarakat

tutur di Indonesia.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas maka pembahasan

dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan bahasa ?

2. Apa yang dimaksud dengan hakikat bahasa ?

3. Apa saja fungsi dan kedudukan bahasa indonesia ?

4. Apa itu ragam baku lisan dan tulisan ?

5. Apa yang dimaksud ragam sosial dan fungsional ?

6. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa berdasarkan media ?

7. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa berdasarkan waktu ?

8. Apa yang dimaksud dengan ragam bahasa berdasarkan pesan

komunikasi ?

1.5 Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari pembuatan makalah

ini adalah :

1. Memahami pengertian bahasa

2. Menjelaskan dan memahami hakikat bahasa indonesia

3. Menjelaskan fungsi dan kedudukan bahasa indonesia

4. Menjelaskan dan memahami ragam baku lisan dan tulisan

5. Menjelaskan dan memahami ragam sosial dan fungsional

6. Menjelaskan dan memahami ragam bahasa berdasarkan media

7. Menjelaskan dan memahami ragam bahasa berdasarkan waktu


8. Menjelaskan dan memahami ragam bahasa berdasarkan pesan

komunikasi

1.6 Manfaat Penulisan

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam

penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai gambaran

mengenai hakikat dan fungsi bahasa. Sebagai sumber pengetahuan dan

pembelajaran untuk dapat memahami dan mempelajari perkembangan

mengenai hakikat dan fungsi bahasa.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. pemakainya. Bahasa yang baik

berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang

dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana

komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi. Berikut, pengertian

dan definisi bahasa menurut para ahli :

1. Bill Adams

Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam

sebuah konteks inter-subjektif.


2. Plato

Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan

perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang

merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.

3. Sudaryono

Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna

sehingga ketidak sempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi

salah satu sumber terjadinya kesalah pahaman.

4. Ferdinand De Saussure

Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa

bahasa setiap kelompok kelompok sosial merasa dirinya dirinya sebagai

sebagai kesatuan kesatuan yang berbeda dari kelompok yang berbeda dari

kelompok yang lain.

5. Wittgenstein

Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

dengan berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dengan realitas,

dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.

2.2 Hakikat Bahasa

Hakikat Bahasa adalah inti sari atau dasar kenyataan sebenarnya dari

bahasa. Berikut akan dipaparkan beberapa hakikat bahasa menurut para ahli.

Dimulai dari pendapat Chaer (dalam Muliastuti, 2014, hlm. 13) yang

mengungkapkan bahwa ciri bahasa (hakikat bahasa) adalah sebagai berikut:


1. Bahasa itu adalah sistem, yang berarti bahasa memiliki susunan teratur

berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau

berfungsi.

2. Bahasa itu berwujud lambang, kata atau gabungan kata dalam bahasa

terdiri atas lambang-lambang bunyi, contohnya adalah huruf a-z dalam

alphabet.

3. Bahasa itu berupa bunyi, namun spesifik terhadap bunyi-bunyi bermakna

yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, bunyi tersebut disebut dengan

fon/fonem (bunyi diluar bersin, batuk, dsb).

4. Bahasa itu bersifat arbitrer, dipilih secara acak tanpa alasan tetapi

berdasarkan kebiasaan (sepatu disebut sepatu, mengapa tidak disebut alas

kaki ? karena bahasa itu arbiter; manasuka).

5. Bahasa itu bermakna, kata atau morfem pada dasarnya telah memiliki

makna, namun jika disusun dalam kalimat tidak bermakna maka kalimat

tersebut bukanlah bahasa. Oleh karena itu, segala ucapan yang tidak

bermakna bukanlah bahasa.

6. Bahasa itu bersifat konvensional, bahasa haruslah mematuhi konvensi

bahwa lambang tertentu digunakan untuk mewakili konsep yang

diwakilinya. Jika tidak dipatuhi maka akan terjadi hambatan komunikasi

yang terjadi karena hambatan bahasa.

7. Bahasa itu bersifat unik, atau memiliki ciri khas spesifik yang tidak

dimiliki oleh bahasa lain. Contohnya, susunan kata dalam kalimat bahasa

Indonesia sangat menentukan makna, sedangkan dalam bahasa Latin tidak.


8. Bahasa itu bersifat universal, meskipun unik bahasa tetap memiliki ciri

sama yang dimiliki oleh semua bahasa di dunia. Misalnya, setiap bahasa

memiliki kata-kata berkategori nomina, verba, ajektiva, adverbia. Setiap

bahasa juga memiliki unsur konsonan dan vokal.

9. Bahasa itu bersifat produktif, artinya bahasa banyak menghasilkan

unsur-unsur yang tidak terbatas jumlahnya. Contohnya, dari beberapa

huruf akan tercipta banyak kata yang berbeda, dari beberapa kata akan

tercipta banyak kalimat yang berbeda.

10. Bahasa itu bervariasi, suatu bahasa dapat memiliki bermacam idiolek,

dialek, dan ragam yang berbeda (Chaer, 2012). Idiolek adalah variasi

bahasa yang bersifat perorangan, contohnya setiap orang memiliki gaya

bicara yang berbeda. Dialek adalah variasi bahasa yang digunakan oleh

sekelompok masyarakat pada suatu tempat tertentu, oleh karena itu,

bermunculan variasi bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Flores, dsb.

Sedangkan ragam adalah variasi bahasa yang digunakan dalam situasi

tertentu. Misalnya, jika berada pada situasi formal, kita selalu berusaha

menggunakan bahasa baku. Sebaliknya, jika berbicara dalam situasi

nonformal kita akan menggunakan ragam bahasa nonbaku.

11. Bahasa itu bersifat dinamis, perkembangan budaya suatu masyarakat

bahasa akan berakibat pula pada perkembangan bahasanya. Suatu kata

dapat meluas atau menyempit maknanya. Berbagai dialek akan terus

bermunculan, dan kosakata suatu bahasa akan terus bertambah.


12. Bahasa itu bersifat manusiawi, Binatang tidak dapat menyampaikan

konsep baru atau ide baru dengan alat komunikasinya, Mengapa? Karena

binatang tidak dianugerahi akal budi bahasa yang menyamai manusia.

Sementara itu, menurut Dhanawati, dkk (2017, hlm. 3) untuk

mengetahui hakikat bahasa, kita harus menelusuri tiga aspek dasar bahasa,

yakni : isi bahasa,  sifat bahasa, dan ciri bahasa.

2.3 Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia

Pemahaman terhadap kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia dapat

menjadi dasar menumbuhkan jiwa nasionalisme kaum muda dan pelajar.

Dalam hal ini bahasa Indonesia mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai

bahasa Nasional dan bahasa Negara.

1. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional bahasa berfungsi sebagai

lambang kebanggaan kebangsaan, identitas nasional, alat perhubungan

antar warga, antardaerah dan antarbudaya, dan alat pemersatu suku,

budaya dan bahasa di Nusantara.

2. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara bahasa Indonesia

berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar

pendidikan, alat perhubungan tingkat nasional dan alat pengembangan

kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.


Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia,oleh

karena itu kita harus menjaga dan terus mengembangkan agar bahasa Indonesia

terus bertahan dan berkembang dalam masa yang akan datang.

2.4 Ragam Baku Lisan dan Tulisan

1. Ragam lisan : merupakan bahasa yang digunakan oleh pemakai bahasa

dalam berkomunikasi. Ragam lisan standar, misalnya orang berpidato

atau memberi sambutan dalam situasi perkuliahan dan ceramah. Ragam

lisan non-Standard, misalnya dalam percakapan antarteman di pasar

atau dalam kesempatan nonformal lainnya.

2. Ragam bahasa : tulis menggunakan huruf sebagai unsur dasarnya. Hal

ini berkaitan dengan ejaan, tata bahasa, dan kosa kata. Kelengkapan tata

bahasa seperti bentuk kata atau pun susunan kalimat, ketepatan pilihan

kata, kebenaran penggunaan ejaan dalam mengungkapkan ide.

Tetapi disini yang lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan, karena

lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti bersosialisasi,

berpidato, ceramah, dsb.

2.5 Ragam Sosial dan Fungsional

Ragam sosial yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya

didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil

dalam masyarakat. Misalnya, ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga

atau persahabatan dua orang yang akrab dapat merupakan ragam sosial . Selain
itu, ragam sosial berhubungan pula dengan tinggi atau rendahnya status

kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan.

Ragam fungsional (profesional) adalah ragam bahasa yang dikaitkan

dengan profesi, lembaga, lungkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.

Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.

Ragam fungsional dapat menjadi bahasa negara dan bahasa teknis keprofesian,

seperti bahasa dalam lingkungan keilmuan/teknologi, kedokteran, dan

keagamaan.

2.6 Ragam Bahasa Berdasarkan Media

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan

bahasa, ragam bahasa terdiri atas ragam bahasa lisan dan tulisan.

2.6.1 Ragam Bahasa Lisan

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan

dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan

memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam

bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan sengan lafal, dalam

ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan

memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.

Contoh yang termasuk ke dalam ragam bahasa lisan pun sangat banyak,

diantaranya pidato, ceramah, sambutan, ngobrol, dll. Semua itu sering

digunakan kebanyakan orang dalam kehidupan sehari-hari, terutama ngobrol


atau berbincang-bincang, karena tidak diikat oleh aturan-aturan atau cara

penyampaian seperti halnya pidato ataupun ceramah. Syarat utama dari ngobrol

yang penting bisa dimengerti olen lawan bicara, tidak perlu menggunakan

bahasa baku. Ragam bahasa lisan terdiri dari (a) Ragam bahasa lisan baku

sejalan dengan ragam bahasa tulis baku, dab (b) Ragam bahasa lisan tidak baku

(bahasa pergaulan).

 Ragam Bahasa Baku

Ragam bahasa yang dianggap memiliki gengsi dan wibawa yang tinggi

adalah ragam bahasa orang yang berpendidikan. Karena, ragam orang yang

berpendidikan kaidah-kaidahnya paling lengkap diuraikan jika dibandingkan

dengan ragam bahasa lain. Oleh karena itulah sehingga ragam tersebut

dijadikan tolak ukur bagi pemakaian bahasa yang benar atau bahasa yang baku.

 Ragam Bahasa Tidak Baku

Ragam tidak baku adalah ragam yang tidak dilembagakan dan ditandai

oleh ciri-ciri yang menyimpang dari norma ragam baku. Richards, Jhon, dan

heidi berpendapat bahwa bahasa nonstandar adalah bahasa yang digunakan

dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tata bahasa, dan kosakata

dari bahasa baku dari suatu bahasa. Di sisi lain Crystal berpendapat bahwa

bahasa nonbaku adalah bentuk-bentuk bahasa yang tidak memnuhi norma

baku, yang dikelompokan sebagai subbaku atau nonbaku. Berdasarkan

beberapa pengertian jelas bahwa bahasa nonstandar adalah ragam bahasa yang
berkode bahasa yang berbeda dengan kode bahasa baku, dan dipergunakan

dilingkungan tidak resmi.

Ciri-ciri ragam lisan :

1) Memerlukan orang kedua atau teman bicara.

2) Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu.

3) Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi

serta bahasa tubuh.

4) Berlangsung cepat.

5) Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu.

6) Kesalahan dapat langsung dikoreksi

7) Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi.

Ragam bahasa lisan meliputi :

1) Ragam bahasa cakapan

2) Ragam bahasa yang digunakan saat berbicara dengan teman,

berbicara dengan orang lain yang lebih muda atau berbicara tidak

resmi

3) Ragam bahasa pidato

4) Ragam bahasa yang digunakan untuk berpidato

5) Ragam bahasa kuliah

6) Ragam bahasa yang digunakan saat perkuliahan, misalnya saat

mahasiswa berbicara dengan dosen

7) Ragam bahasa panggung

8) Ragam bahasa yang digunakan saat pentas untuk menghibur orang


lain

2.6.2 Ragam Bahasa Lisan

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan

tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan

dengan tata cara penulisan (ejaan) disamping aspek tata bahasa dan kosa kata.

Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan

unsur tata bahasa seperti bentuk kata apapun susunan kalimat, ketepatan pilihan

kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam

mengungkapkan ide.

Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang

diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam

bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi

pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelepasan unsur kalimat. Oleh

karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan

dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk

kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam

struktur kalimat.

Contoh dari ragam bahasa tulis adalah surat, karya ilmiah, surat

kabar,dll. Dalam ragam bahasa tulis perlu memperhatikan ejaan bahasa

indonesia yang baik dan benar. Terutama dalam pembuatan karya-karya

ilmiah.

Ciri-ciri ragam tulis :


1) Tidak memerlukan orang kedua atau teman bicara.

2) Tidak tergantung kondisi, situasi, ruang dan waktu.

3) Harus memperhatikan unsur gramatikal.

4) Berlangsung lambat.

5) Selalu memakai alat bantu.

6) Kesalah tidak dapat langsung dikoreksi.

7) Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik mika, hanya

terbantu dengan tanda baca.

Perbedaan antara ragam lisan dan tulisan berdasarkan tata bahasa, kosa

kata, suasana peristiwa dan segi intonasi :

A.    Tata Bahasa

Ragam Bahasa Lisan Ragam Bahasa Tulisan

Mario sedang baca surat kabar Mario sedang membaca


surat kabar
Imam mau nulis surat Imam mau menulis surat
Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu Namun, engkau tidak boleh
menolak lamaran itu

B.     Kosa Kata
Ragam Bahasa Lisan Ragam Bahasa Tulisan

Mario bilang kalau kita harus belajar Mario mengatakan bahwa kita
harus belajar
Kita harus bikin karya tulis Kita harus membuat karya
tulis
Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Rasanya masih terlalu muda
Pak bagi saya, Pak

C. Dari Segi Suasana Peristiwa

Jika menggunakan bahasa tulisan tentu saja orang yang diajak berbahasa

tidak ada dihadapan kita. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan perlu lebih

jelas, karena ujaran kita tidak dapat disertai dengan isyarat, pandangan, atau

anggukan, tanda penegasan di pihak kita atau pemahaman di pihak pendengar

kita. Itulah sebabnya kalimat dalam ragam tulis harus lebih cermat. Fungsi

gramatikal, seperti subjek, predikat, objek, dan hubungan antara setiap fungsi

itu harus nyata dan erat. Sedangkan dalam bahasa lisan, karena pembicara

berhadapan langsung dengan pendengar, unsur (subjek-predikat-objek)

kadangkala dapat diabaikan. Maka, jika ingin menjadi orang yang cermat

dalam berbahasa perlu menyadari bahwa kalimat yang Anda tulis berlainan

dengan kalimat yang Anda ujarkan karena bahasa tulis dapat dikaji dan dibaca

oleh pembaca secara berulang-ulang. Oleh sebab itu, dalam menulis, kalimat

harus lebih lengkap, ringkas, jelas, dan elok. Jadi diperlukan, tulisan perlu

disunting beberapa kali agar dapat dihasilkan tulisan yang betul-betul

berkomunikatif.

D. Dari Segi Intonasi


Yang membedakan bahasa lisan dan tulisan adalah berkaitan dengan

intonasi (panjang-pendek/tempo, tinggi-rendah suara/nada, keras-lembut

suara/tekanan) yang sulit dilambangkan dalam ejaan dan tanda baca, serta tata

tulis yang dimiliki. Jadi, kadangkala bahasa tulisan perlu dirumuskan kembali

jika ingin menyampaikan perasaan yang sama lengkapnya dengan ungkapan

perasaan dalam bahasa lisan. Walaupun ragam bahasa tulis lebih rumit namun

demikian ragam ini mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki bahasa lisan

seperti dimungkinkannya diguanakan huruf kapital, huruf miring, dan tanda

kutip, paragraf atau tanda-tanda baca lainnya.

Keunggulan Kelemahan

1) berlangsung cepat 1) tidak selalu mempunyai bukti


2) sering dapat berlangsung autentik (Mis. Rekaman)
tanpa alat bantu 2) dasar hukumnya lemah
3) kesalahan dapat langsung 3) sulit disajajikan secara matang
dikoreksi 4)  mudah dimanipulasi
4) dapat dibantu dengan gerak
tubuh dan mimik Muka

1) mempunyai bukti autentik 1)  berlangsung lambat


(berupa tulisan) 2)  selalu memakai alat bantu
2)  dasar hukumnya kuat 3)  kesalahan tidak dapat langsung
3) dapat disajikan lebih dikoreksi
matang/bersih 4) tidak dapat dibantu dengan gerak
4)  lebih sulit dimanipulasi tubuh dan mimik muka

2.7 Ragam Bahasa Berdasarkan Waktu

Berdasarkan waktu terdapat ragam bahasa lama dan ragam bahasa baru

(modern).
2.7.1 Ragam Bahasa Indonesia Lama

Ragam ini perlu dipahami oleh setiap orang yang bermaksud mengkaji

peristiwa-peristiwa masa lalu, misalnya upaya menemukan lokasi kapal dagang

VOC bermuatan benda-benda mulia yang tenggelam di Selat Sunda, perjanjian

dagang pemerintah Hindia Belanda dagang Kerajaan Banten, atau peristiwa-

peristiwa lain yang ditulis pada masa lalu. Misalnya: pemakaian kosakata

kolonialisme, feudal, bobot, dan lain-lain.

Ragam bahasa Indonesia lama dipakai sejak zaman kerajaan Sriwijaya

sampai dengan saat dicetuskannya sumpah pemuda. Ciri ragam bahasa

Indonesia lama masih dipengaruhi oleh bahasa Melayu. Bahasa Melayu inilah

yang akhirnya menjadi bahasa Indonesia. Alasan Bahasa Melayu menjadi

bahasa Indonesia :

1) Bahasa Melayu berfungsi sebagai lingua franca

2) Bahasa Meayu sederhana karena tidak mengenal tingkatan bahasa

3) Keikhlasan suku daerah lain, dan

4) Bahasa Melayu berfungsi sebagai kebudayaan

2.7.2 Ragam Bahasa Indonesia Baru

Ragam bahasa baru ditandai dengan penggunaan kata-kata baru, Ejaan

yang Disempurnakan, dan mengekspresikan ilmu pengetahuan dan teknologi

modern, misalnya: internet, jaringan, dan seluler.


Penggunaan ragam bahasa Indonesia baru dimulai sejak dicetuskannya

Sumpah Pemuda pada 28 oktober 1928 sampai dengan saat ini melalui

pertumbuhan dan perkembangan bahasa yang beriringan dengan pertumbuhan

dan perkembangan bangsa indonesia.

2.8 Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi

Terdiri atas :

2.8.1 Ragam bahasa baku

Ragam bahasa baku adalah ragam yang dilembagakan dan diakui oleh

sebagian besar masyarakat pemakainya.

2.8.2 Ragam bahasa sastra

Ragam ini mengutamakan unsur-unsur keindahan seni, gaya

pengungkapan simbolik dengan memadukan unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Contoh : roman, novel, dll.

Berikut ini terdapat beberapa contoh ragam bahasa, terdiri atas :

1. Ragam bahasa ilmiah


Ragam bahasa ilmiah adalah sarana verbal yang efektif, efisien, baik, dan

benar. Ragam ini lazim digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan

dan hasil penalaran ilmiah, misalnya, dalam penulisan :

(1)  Proposal kegiatan ilmiah, proposal penelitian

(2)  Laporan kegiatan yang berbentuk surat, artikel, makalah, naskah

(3)  Karya tulis ilmiah: skripsi, tesis, dan disertasi

(4)  Laporan rutin suatu pekerjaan yang berbentuk surat, artikel, maupun

naskah

(5)  Laporan pertanggungjawaban : laporan kegiatan, laopran keuangan,

laporan pemegang saham, laporan uju coba, laporan proyek, laporan

evaluasi, laporan auditing, laporan penelitian

(6)  Laporan penelitian yang berbentuk: laporan analisis, laporan

deskriptif, laaporan rekomendasi, laporan deskriptif-analisis

Ciri ragam bahasa ilmiah :

(1)  Bahasa Indonesia ragam baku

(2)  Penggunaan kalimat efektif

(3)  Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda


(4)  Penggunaan kata dan istilah yang bermakna kias menghindari

pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias

(5)  Menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas

isi tulisan

(6)  Adanya keseleraan dan keruntutan antarposisi dan antaralinea

(7)  Konsisten dalam pembahasan topik, pengendalian variabel,

permasalahan, tujuan, penalaran, istilah, sudut pandang, pendahuluan,

landasan teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai dengan

kesimpulan dan saran.

2.   Ragam bahasa pidato

Ragam bahasa pidato dipengaruhi oleh :

(1)  Tujuan (menghibur, memberi, tahu, mengajak/meminta)

(2)  Situasi (resmi, stengah resmi, tidak resmi)

(3)  Pendekatan isi pidato (pendekatan akademis/intelektual, pendekatan

moral, pendekatan sosial)

Pidato resmi menyajikan materi yang bersifat mulia dan kebenaran yang

bersifat universal. Bahasa yang digunakan ragam lisan baku, tanpa unsur

kedaerahan, menggunakan lafal yang benar, struktur kalimat sesuai dengan tata

bahasa, misalnya pidatopresiden menyambut tamu negara. Pidato tidak resmi,


pidato ilmiah, menyajikan kebenaran fakta yang bersifat objektif, universal

dengan ragam lisan baku yang serba terukur kebenarannya, misalnya presentasi

skripsi, tesis, atau desertasi.

3.   Ragam pidato ilmiah

Pidato ilmiah terdiri beberapa jenis, antara lain: presentasi makalah

ilmiah, presentasi skripsi, presentasi tesis, presentasi desertasi, dan pidato

pengukuhan guru besar. Penulisan makalah ilmiah dilanjutkan dengan

presentasi, diskusi, dan tanya jawab. Sedangkan penulisan skripsi, tesis, atau

disertasi dilanjutkan dengan presentasi, pertanyaan ujian, dan diakhiri dengan

penentuan kelulusan.

Untuk mendapatkan hasil optimal, presenter ilmiah harus memperhatikan

etika ilmiah, ketentuan lembaga, kemampuan personal dan kemampuan teknis,

dan keunggulan perilaku :

(1) Etika ilmiah

(2) Ketentuan lembaga

(3) Kemampuan personal

(4) Kemampuan teknis

(5) Perilaku unggulan


4.   Ragam pidato resmi

Kata resmi mempunyai beberapa pengertian :

1) Resmi karena situasinya, misalnya, pidato kenegaraan oleh pejabat

negara

2) Resmi karena kemuliaan isi dan situasi, misalnya, khotbah agama di

dalam gedung ibadah(misalnya khotbah jumat di dalam masjid bagi

pemeluk agama islam)

3) Resmi karena informasi dan kekhidmatan situasi penyampaian dalam

suatu upacara, misalnya pidato akad nikah/perkawinan

4) Resmi karena isi atau materi mengandung kebenaran universal dan

disampaikan untuk mewakili suatu Negara

5.   Ragam bahasa tulis resmi

Ragam bahasa tulis resmi ditandai oleh :

1) Penyajian materi/pesan yang bersifat mulia dan kebenaran yang

bersifat universal

2) Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten

3) Penggunaan bentuk lengkap, bentuk yang tidak disingkat

4) Penggunaan imbuhan secara eksplisit dan konsisiten

5) Penggunaan kata ganti resmi dan menghindari penggunaan kata

ganti tidak resmi


6) Penggunaan pola frase yang baku

7) Penggunaan ejaan yang baku pada bahasa tulis dan lafal yang baku

pada bahasa lisan

8) Tidak menggunakan unsur tidak baku, misalnya unsur kedaerahan

dan asing

6.   Ragam bahasa sastra

Ragam ini mengutamakan unsur-unsur keindahan seni, penulis

cenderung menekankan gaya pengungkapan simbolik dengan memadukan

unsur intrinsik dan ekstrinsik, kisalnya dalam roman, novel, cerita pendek, dan

lain-lain. Namun, ragam ini sering digunakan juga dalam iklan promosi produk

komersial, terutama dalam upaya menyentuh perasaan konsumen yang

menekankan kesenangan, keindahan, kenyamanan, dan lain-lain. Misalnya,

iklan sabun mandi untuk kecantikan, mobil yang menawarkan kepuasan

kenyamanan dalam paduan keindahan, kenyamanan, dan kemewahan, pakaian

dan asesorisnya, dan lain-lain. Ragam bahasa sastra menyenangkan bagi

pembacanya tanpa mendorong pembaca untuk membeli suatu produk, sedang

iklan bersifat persuasif agar pembaca (pendengar) membeli produk.

Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak

menggunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya

melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa

sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.
7.   Ragam bahasa berita

Ragam bahasa berita lazim digunakan dalam pemberitaan media

elektronik (televisi, radio), media cetak (majalah,surat kabar), dan jurnal.

Bahasa berita menyajikan fakta secara utuh dan objektif. Untuk menjamin

objektivitas berita, penyaji perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Tidak menambah atau mengurangi fakta yang disajikan

2) Tidak mengubah fakta berdasarkan pendapat penyaji

3) Tidak menambah tanggapan pribadi

4) Tidak memihak kepada siapa pun, dan

5) Tidak menggunakan perasaan suka atau tidak suka

8.   Ragam bahasa usaha

Bahasa bisnis adalah bahasa yang digunakan di kalangan pelaku usaha

atau pegiat bisnis. Contoh istilah dari bahasa bisnis yang mungkin jarang

diketahui oleh orang awam adalah kata inflasi yang berarti peningkatan harga-

harga secara umum dan terus-menerus.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

berkomunikasi  berkomunikasi oleh masyarakat masyarakat pemakainya.

pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berkembang  berdasarkan

berdasarkan suatu sistem, sistem, yaitu seperangkat seperangkat aturan yang

dipatuhi dipatuhi oleh  pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana

komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.

Hakikat bahasa sama halnya dengan menjawab pertanyaan tentang: “Apa

sebenarnya bahasa itu?” Pada dasarnya bahasa merupakan rangkaian  bunyi

yang  bunyi yang melambangkan pikiran, melambangkan pikiran, perasaan

perasaan serta sikap. Bahasa dapat Bahasa dapat dilihat dilihat dari dua aspek,

yaitu hakikat dan fungsinya. Pengertian bahasa jika dijawab melalui ti melalui

tiga sudut ga sudut pandang, yakni:Bahasa pandang, yakni:Bahasa sebagai i

sebagai istilah, stilah, bahasa seb bahasa sebagai system,dan bahasa sebagai

alat.

Fungsi bahasa menurut Santoso, dkk. (2004), yaitu sebagai fungsi

informasi, fungsi ekspresi diri, fungsi adaptasi, fungsi kontrol sosial. Kemudian

fungsi bahasa menurut Hallyday (1992), antara lain : fungsi instrumental,

regulatoris, intraksional, personal, heuristik, imajinatif, dan representasional.


3.2 Saran

Setelah mempelajari makalah ini pembaca dapat mengetahui tentang

hakikat dan fungsi bahasa. Bahasa terus mengalami perkembangan yang sangat

pesat sehingga sangat pesat sehingga untuk itulah bahasa suatu negara perlu

dibakukan atau distandarkan. Upaya pembakuan bahasa Indonesia telah

dilakukan yaitu dengan dikeluarkannya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

pada tahun 1972. Diharapkan dengan pembakuan ini bahasa Indonesia semakin

berkembang dengan baik.

Dalam menggunakan bahasa Indonesia kita harus menerapkan konsep

dasar dalam berbahasa serta mengembangkan bahasa Indonesia dengan baik

dan benar dan tetap menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-

hari pada saat beraktifitas.


DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, R. T. (2015). Bahasa Indonesia. Retrieved 2015, from


Macam-macam Ragam Bahasa: http://fkipmtka3.blogspot.com/2015/12/ragam-
bahasa-indonesia-tyara.html?m=1

Darmayanti, N. (2007). Bahasa Indonesia untuk sekolah kejuruan


tingkat semenjana(kelas X)Nani Darmayanti. Retrieved 2007, from Ragam
Sosial dan Ragam Fungsional: https://books.google.co.id/books?id=FNkx-
etKAO4C&pg=PA105&lpg=PA105&dq=Ragam+sosial+yaitu+ragam+bahasa
+yang+sebagian+norma+dan+kaidahnya+didasarkan+atas+kesepakatan+bersa
ma+dalam+lingkungan+sosial+yang+lebih+kecil+dalam+masyarakat.
+Misalnya,+ragam+bahasa+

Krisnawati, E. (2021, Mei 24). Ragam bahasa. Retrieved Mei 24, 2021,
from Ragam Lisan Bahasa Indonesia: https://tirto.id/apa-itu-ragam-tulis-ragam-
lisan-bahasa-indonesia-dan-contohnya-ggcY

Kurniawan, A. ( 2021, September 10). Ragam Bahasa berdasarkan


waktu & pesan komunikasi. Retrieved September 10, 2021, from Ragam
Bahasa Indonesia berdasarkan waktu & pesan komunikasi:
https://www.gurupendidikan.co.id/ragam-bahasa-indonesia/

Muliastuti. (2014). hakikat bahsa indonesia. Retrieved 2014, from ciri


bahasa ( hakikat bahasa ): https://serupa.id/hakikat-dan-pengertian-bahasa-isi-
sifat-dasar-ciri-khusus/

Nugroho, A. (2015). Bahasa Indonesia sebagai dasar. Retrieved 2015,


from PEMAHAMAN KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA
INDONESIA: https://docplayer.info/32520193-Pemahaman-kedudukan-dan-
fungsi-bahasa-indonesia-sebagai-dasar-jiwa-nasionalisme.html

Ragam Bahasa. (2021, Agustus 17). Retrieved Agustus 17, 2021, from
Contoh Ragam Bahasa Indonesia: https://www.dosenpendidikan.co.id/ragam-
bahasa/
DAFTAR LAMPIRAN

Table 1. Tata Bahasa Ragam Lisan dan Ragam Tulisan............................14

Table 2. Kosa Kata Ragam Lisan dan Ragam Tulisan...............................15

Table 3. Keunggulan dan Kelemahan Berkomunikasi Secara Lisan dan

Tulisan...................................................................................................... 16

1.1 Table 1.

Mario sedang baca surat kabar Mario sedang membaca


surat kabar
Imam mau nulis surat Imam mau menulis surat
Tapi kau tak boleh menolak lamaran itu Namun, engkau tidak boleh
menolak lamaran itu

1.1 Table 2.

Ragam Bahasa Lisan Ragam Bahasa Tulisan

Mario bilang kalau kita harus belajar Mario mengatakan bahwa kita
harus belajar
Kita harus bikin karya tulis Kita harus membuat karya
tulis
Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Rasanya masih terlalu muda
Pak bagi saya, Pak
1.1 Table 3.

Keunggulan Kelemahan

1) berlangsung cepat 1) tidak selalu mempunyai bukti


2) sering dapat berlangsung autentik (Mis. Rekaman)
tanpa alat bantu 2) dasar hukumnya lemah
3) kesalahan dapat langsung 3) sulit disajajikan secara matang
dikoreksi 4)  mudah dimanipulasi
4) dapat dibantu dengan gerak
tubuh dan mimik Muka

1) mempunyai bukti autentik 1)  berlangsung lambat


(berupa tulisan) 2)  selalu memakai alat bantu
2)  dasar hukumnya kuat 3)  kesalahan tidak dapat langsung
3) dapat disajikan lebih dikoreksi
matang/bersih 4) tidak dapat dibantu dengan gerak
4)  lebih sulit dimanipulasi tubuh dan mimik muka

Anda mungkin juga menyukai