RAGAM BAHASA
Disusun Oleh :
Firman Nurhakim
TAHUN 2023/2024
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya.atas berkat rahmat dan hidayah-Nya serta
berbagai upaya.tugas makala mata kuliah Bahasa Indonesia yang membahas
tentang Ragam Bahasa dapat diselelsaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan bagi para pembaca agar
dapat memahami dalam Bahasa yang baik dan benar.penulis menyadari bahwa
makalah ini masih kurang sempurna.maka dari itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... I
DAFTAR ISI................................................................................................... II
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas. rumusan masalah tulisan ini adalah sebagai
berikut,
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Adapun pengertian ragam bahasa menurut beberapa ahli, yaitu sebagai berikut
. 1. Ragam bahasa menurut Bachman (1999) Ragam bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, kavvan bicara. orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara.
1
3. Ragam bahasa menurut Fishmaned (1968) Suatu ragam bahasa, terutama ragam
bahasa jurnalistik dan hukum, tidak tertutup kemungkinan untuk menggunakan
bentuk kosakata ragam bahasa baku agar dapat menjadi anutan bagi masyarakat
pengguna bahasa Indonesia. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah kaidah
norma yang berlaku yang berkaitan dengan latar belakang pembicaraan (situasi
pembicaraan), pelaku bicara, dan topik pembicaraan
1. Faktor Budaya Setiap daerah mempunyai perbedaan kultur atau daerah hidup
yang berbeda, seperti di wilayah Jawa dan Papua serta beberapa wilayah
Indonesia lainnya.
2. Faktor Sejarah Setiap daerah mempunyai kebiasaan (adat istiadat) dan bahasa
nenek moyang sendiri-sendiri dan berbeda-beda, antara daerah satu dengan daerah
lainnya.
1
2.3 Jcnis-jenis Ragam Bahasa
a. Ragam Bahasa Dilihat dari Cara Penuturan Berdasarkan cara pandang penutur,
ragam bahasa dibagi menjadi empat. yaitu, sebagai berikut :
1) Ragam Dialek Ragam dialek/daerah adalah variasi bahasa yang dipakai oleh
kelompok bangsawan di tempat tertentu . Dalam istilah lama disebut dengan
logat. Logat yang paling menonjol yang mudah diamati ialah lafal Logat bahasa
Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-nama
kota, seperti mBandung. mBayuwangi, atau realisai pelafalan kata seperti
pendidi’an, tabra'an, kenai’an, gera'an. Logat daerah yang paling kentara, yakni
dari segi tata bunyinya. Logat Indonesia yang dilafalkan oleh orang Tapanuli
dapat dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas. Logat Indonesia
orang Bali dan Jawa, yakni pada pelafalan bunyi /t/ dan /d/-nya. Ciri-ciri khas
yang meliputi tekanan. turun naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa
membangun aksen yang berbeda-beda.
3) Ragam Resmi Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi.
seperti pertemuan – pertemuan, peraturan – peraturan, dan perundangan –
undangan. Ciri-ciri ragam bahasa resmi adalah sebagai berikut. Menggunakan
unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten. Menggunakan imbuhan secara
lengkap. Menggunakan kata ganti resmi. Menggunakan kata baku.
Menggunakan EYD. Menghindari unsur kedaerahan. tidak terpelajar terpelajar
pidio video pilem film komplek kompleks pajar fajar pitamin vitamin 6 4)
RagamTidak Resmi Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan
dalam situasi tidak resmi, seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi.
1
Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebaiikan dari ragam bahasa resmi.
Ragam bahasa resmi atau tidak resmi ditentukan oleh tingkat keformalan bahasa
yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, berarti semakin
resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat keformalannya,
semakin rendah tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (Sugono, 1998:12-13).
1
a) Dapat disesuaikan dengan situasi.
b) Faktor efisiensi.
c) Faktor kejelasan.
d) Faktor kecepatan.
a) Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat
frase-frase sederhana.
2) Ragam Tulis Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan
memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam bahasa
tulis, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di
samping aspek tata bahasa dan pemilihan kosakata, dalam hal ini kita dituntut
untuk tepat dalam pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk kata, susunan
kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan juga penggunaan tanda
baca dalam mengungkapkan ide kita.
1
c) Ragam bahasa catatan
a) Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk dikemas menjadi
media atau materi yang lebih menarik dan menyenangkan.
a) Alat atau sarana yang dapat memperjelas pengertian seperti bahasa lisan tidak
ada. Akibatnya, bahasa tulis pun harus disusun lebih sempurna.
c) Hal yang tidak ada dalam bahasa tulis pun tidak dapat diperjelas.
1
1) Ragam Sosial Ragam social, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan
kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang
lebih kecil dalam masyarakat. Misalnya, ragam bahasa yang digunakan dalam
keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat dikatakan sebagai ragam
sosial. Selain itu, ragam sosial berhubungan pula dengan tinggi atau rendahnya
status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan.
Ragam bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam bahasa yang dibentuk
oleh spesifikasi materi yang disampaikannya. Ragam khusus jurnalistik termasuk
dalam ragam bahasa ringkas.
4) Ragam Sastra Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif,
lentur. konotatif, kreatif, dan inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai
untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran. fantasi dan lukisan angan-
angan, penghayatan lahir dan batin, peristiwa dan khayalan dengan bentuk
istimewa.
1
bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara,
persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat di mana
perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas
bedanya dengan bahasa dalam karangan umum. Berbeda dengan ragam bahasa
ilmiah. ragam bahasa sastra banyak mengunakan kalimat yang tidak efektif.
Penggambaran yang sejelas - jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi
sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta
pencitraan di dalam imajinasi pembaca.
5) Ragam Politik dan Hukum Bahasa politik berisi kebijakan yang dibuat oleh
penguasa dalam rangka menata dan mengatur kehidupan masyarakat. Dengan
sendirinya penguasa merupakan salah satu sumber penutur bahasa yang
mempunyai pengaruh yang besar dalam pengembangan bahasa di masyarakat.
Salah satu ciri khas bahasa hukum adaiah penggunaan kalimat yang panjang
dengan pola kalimat luas. Dalam hal ini diakui bahwa bahasa hukum 10 Indonesia
tidak terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas bahasa Indonesia dalam
strukturnya.
Ragam Bahasa Lisan adalah ragam bahasa yang diungkapkan melalui media
lisan, terkait oleh ruang dan waktu sehingga situasi pengungkapan dapat
membantu pemahaman. Ciri-ciri ragam bahasa lisan diantaranya Memerlukan
kehadiran orang lain, Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap, Terikat
ruang dan waktu dan Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam bahasa
1
lisan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan ragam
bahasa lisan diantaranya sebagai berikut:
1. Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat
frase-frase
2. Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
3. Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan secara baik.
4. Aturan-aturan bahasa yang dilakukan seringkali menggunakan ragam tidak
formal.
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang digunakan melalui media tulis,
tidak terkait ruang dan waktu sehingga diperlukan kelengkapan struktur sampai
pada sasaran secara visual atau bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan
dengan tata cara penulisan dan kosakata. Ciri-ciri ragam bahasa tulis adalah
sebagai berikut:
1
2. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
3. Tidak terikat ruang dan waktu
4. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Sama halnya dengan ragam bahasa lisan, ragam bahasa tulis juga memiliki
kelemahan dan kelebihan. Adapun kelebihan dari ragam bahasa tulis diantaranya:
Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi
yang menarik dan menyenangkan.
Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada
akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus
mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan
nilai jual.
Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh
karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Berdasarkan beberapa ciri serta kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh
ragam bahasa lisan maupun tulis, berikut ini dapat kita tarik beberapa perbedaan
1
diantara kedua ragam bahasa tersebut.
Ragam bahasa menurut pendidikan terbagi atas ragam baku dan tidak
baku. Beberapa penyusun buku seperti E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai
(1999:18—19) mengatakan bahwa pada dasarnya, ragam tulis dan ragam lisan
terdiri pula atas ragam baku dan ragam tidak baku. Ragam baku menggunakan
kaidah bahasa yang lebih lengkap dibandingkan dengan ragam bahasa tidak baku.
Ragam ini terdapat dalam karya-karya ilmiah, laporan-laporan, seminar-
seminar, pidato resmi, wawancara resmi, atau pidato kenegaraan. Sementara itu,
ragam tidak baku terdapat pada penggunaan bahasa sehari-hari, seperti di pasar,
dalam pembicaraan tidak resmi, artikel populer, media televisi terutama dalam
acara hiburan, seperti wawancara tidak resmi (wawancara dengan artis atau tokoh
masyarakat), sinetron, dan sebagainya.
Ciri-Ciri Ragam Baku
1. Mantap
1
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Sebagai contoh, kalau kata
rasa dibubuhi awalan pe- akan terbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi pe-
akan terbentuk kata peraba. Oleh karena itu, menurut kemantapan bahasa,
kata rajin dibubuhi pe- akan menjadi perajin, bukan pengrajin. Kalau kita
berpegang pada sifat mantap kata pengrajin tidak dapat kita terima.
2. Dinamis
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki
adanya bentuk mati. Sebagai contoh, kata langganan mempunyai makna ganda,
yaitu orang yang berlangganan dan toko tempat berlangganan. Dalam hal ini,
tokonya disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.
3. Cendekia
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-tempat
resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar. Hal ini
dimungkinkan oleh pembinaan dan pengembangan bahasa yang lebih banyak
melalui jalur pendidikan formal (sekolah). Isi bahasa baku mengungkapkan
pemikiran yang teratur, logis, dan masuk akal. Di samping itu, ragam baku dapat
dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam otak pembicara atau
penulis. Selanjutnya, ragam baku dapat memberikan gambaran yang jelas dalam
otak pendengar atau pembaca.
4. Seragam Ragam baku bersifat seragam
Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa ialah proses penyeragaman bahasa.
Dengan kata lain, pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik keseragaman.
Pelayan kapal terbang dianjurkan untuk memakai istilah pramugara dan
pramugari.
Andaikata ada orang yang mengusulkan bahwa pelayan kapal terbang
disebut steward atau stewardes dan penyerapan itu seragam, kata itu menjadi
ragam baku. Akan tetapi, kata steward dan stewardes sampai dengan saat ini tidak
disepekati untuk dipakai. Yang timbul dalam masyarakat ialah pramugara atau
pramugari. Ragam Baku Tulis dan Ragam Baku Lisan Dalam berbahasa
Indonesia, kita sudah mengenal ragam lisan dan ragam tulis, ragam baku dan
ragam tidak baku. Oleh sebab itu, muncul ragam baku tulis dan ragam baku lisan.
1
Ragam baku tulis adalah ragam yang dipakai dengan resmi dalam buku-buku
pelajaran atau buku-buku ilmiah lainnya. Pemerintah sekarang mendahulukan
ragam baku tulis secara nasional.
Usaha itu dilakukan dengan menerbitkan masalah ejaan bahasa Indonesia,
yang tercantum dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Dalam masalah ragam baku lisan, ukuran dan nilai ragam baku lisan ini
bergantung pada besar atau kecilnya ragam daerah yang terdengar dalam ucapan.
Seseorang dikatakan berbahasa lisan yang baku kalau dalam pembicaraannya
tidak terlalu menonjol pengaruh logat atau dialek daerahnya. Ragam bahasa
Standar, Semistrandar, dan Nonstandar. Istilah lain yang digunakan selain ragam
bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semistandar, dan nonstandar. Bahasa
ragam standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan
tetapi, kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga
memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan
perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem
Pembedaan antara ragam standar, nonstandar, dan semistandar dilakukan
berdasarkan:
1) Topik yang sedang dibahas,
2) Hubungan antarpembicara,
3) Medium yang digunakan,
4) Lingkungan, atau
5) Situasi saat pembicaraan terjadi Ciri yang membedakan antara ragam standar,
semi standar, dan nonstandar adalah sebagai berikut:
1) Penggunaan kata sapaan dan kata ganti,
2) Penggunaan kata tertentu,
3) Penggunaan imbuhan,
4) Penggunaan kata sambung (konjungsi), dan
5) Penggunaan fungsi yang lengkap. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti
merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam nonstandar yang sangat
menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung menyapa dengan
menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita, dalam
1
ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam
nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai
perbedaan ragam standar dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan
kata-kata yang merupakan bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu.
Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam standar kita harus
menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti. Kelengkapan fungsi merupakan ciri
terakhir yang membedakan ragam standar dan nonstandar. Artinya, ada bagian
dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah dianggap cukup mendukung
pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat
dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan
orang. Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana?” “Pulang.” Sering kali juga kita
menjawab “Tau.” untuk menyatakan ‘tidak tahu’. Sebenarnya, pëmbedaan lain,
yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di atas adalah Intonasi. Misalnya,
pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud
dalam ragam tulis.
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang
berbedabeda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan
pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
pembicara. Ragam bahasa ini timbul karena latar belakang budaya,
sejarah, ataupun letak geografis. Akibatnya muncul berbagai variasi
bahasa Indonesia. Ragam bahasa ini memiliki berbagai macam jenis yang
dibedakan berdasarkan tiga hal yaitu cara berkomunikasi, cara penuturan,
dan topik pembicaraan.
Dilihat dari cara berkomunikasi, ragam bahasa dibedakan menjadi
dua yaitu lisan dan tulis. Dalam hal ini penggunaan ragam lisan lebih baik
karena seseorang dapat langsung mengekspresikan apa yang ingin
diungkapkan daripada menggunakan tulisan. Dilihat dari cara penuturan,
ragam bahasa dibedakan menjadi ragam dialek, terpelajar, resmi, dan tidak
resmi. Dilihat dari topik pembicaraan, ragam bahasa dibedakan menjadi
ragam sosial. ragam fungsional, ragam jurnalistik. ragam sastra, ragam
politik dan hukum.
1
DAFTAR PUSTAKA
https://sarahraradita.wordpress.com/2015/10/27/tulisan-ragam-bahasa/ (Selasa.19
September 2017) https://irfanisprayudhi.wordpress.com/2013/09/30/arti-fungsi-
dan-ragam-bahasa(Selasa,19September2017)
http://www.berbagaireviews.com/2017/04/ragam-bahasa-pengertian-dan-jenis-
jenis.html(Jumat.22September2017)
http://rivansuhandika25.blogspot.co.id/2012/10/penyebab-timbulnya-ragam-
bahasa.html ( Jumat, 22 September 2017)