Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KETENAGAKERJAAN
Disusun guna memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah: Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu: Ayu Ambang Lestari, M.Akun

Disusun oleh (Kelompok 7):

1. APRIYANTO ADI KII (2103020010)


2. RAHMADANI HIJRULLAH (2103020016)
3. PUTU DELLA SINTIANI (2103020017)
4. I GUSTI KOMANG GERRY A. (2103020030)

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUMIGORA
TAHUN 2024/2025
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
“Ketenagakerjaan“.Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas
Perekonomian Indonesia.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat. Kami
menyadari bahwa di dalam laporan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, dan saran
dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak-
pihak terkait yang telah membantu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Mataram, 31 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Ketenagakerjaan......................................................................................................2
2.2 Pengangguran..........................................................................................................3
2.3 Upah Yang Berlaku Di Indonesia...............................................................................7
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................14
Review Jurnal.........................................................................................................................15

iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, menjadikan
negara ini negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia. Masalah
ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup
memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur
yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata.
Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan
yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara - negara yang
memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah
ketenagakerjaan, pengangguran, dan kemiskinan Indonesia sudah menjadi
masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak
semakin membelit dan menghalangi langkah Indonesia untuk menjadi mengara
yang lebih maju.
Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan
pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan
masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan
sosial dan kriminal; dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Permasalahan pengangguran dan setengah pengguran ini merupakan
persoalan serius karena dapat menyebabkan tingkat pendapatan Nasional dan
tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal. Untuk itu
perlu adanya upaya untuk menanggulangi masalah ketenagakerjaan yang
berkaitan dengan banyaknya jumlah pengangguran.

1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Ketenagakerjaan
1. Tenaga Kerja : Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasiklan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat.
2. Angkatan Kerja : Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan
ekonomi. Aktif ini tidak selalu berarti sudah bekerja karena yang digolongkan
sebagai angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke atas)
baik yang bekerja maupun yang mencari pekerjaan (pengangguran).
3. Kesempatan Kerja : Kebutuhan tenaga kerja yang kemudian secara riil
diperlukan oleh perusahaan atau lembaga penerima kerja pada tingkat upah,
posisi dan syarat tertentu, yang di informasikan melalui iklan, dll. Kesempatan
kerja ini sering disebut lowongan kerja.
4. Pekerja : setiap orang yang menghasilkan barang atau jasa yang mempunyai
nilai ekonomis baik yang menerima gaji atau bekerja sendiri yang terlibat
dalam kegiatan manual.
5. International Labour Organization (ILO), penduduk suatu negara dibedakan
menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja1.
a) Tenaga kerja-manpower (berusia 15 tahun), yang dibedakan menjadi
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
b) Angkatan kerja atau labour force adalah tenaga kerja atau penduduk
dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun
untuk sementara sedang tidak bekerja, dan yang mencari pekerjaan.
Jenis Kelamin
Kegiatan Total
Laki-laki Perempuan
Penduduk Usia Kerja 102.640.813 102.719.623 205.360.436
Angkatan Kerja 84.311.492 55.498.821 139.810.313
Bekerja 78.566.170 52.498.135 131.064.305
Penganggur Terbuka 5.745.322 3.000.686 8.746.008
Bukan Angkatan Kerja 18.329.321 47.220.802 65.550.123
sekolah 7.439.192 7.831.976 15.271.168
mengurus rumah tangga 4.141.236 35.707.298 39.848.534
lainnya 6.748.893 3.681.528 10.430.421
Tingkat Partisipasi Angkatan 82,14 54,03 68,08
Kerja (%)
Tingkat Pengangguran 6,81 5,41 6,26
Terbuka (%)
Tingkat Kesempatan Kerja (%) 93,19 94,59 93,74

2
2.2 Pengangguran
1. Pengertian
 Seseorang dapat dikatakan sebagai pengangguran bila memenuhi salah
satu kategori berikut
 Sedang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan
 Sedang mempersiapkan suatu usaha baru
 Tidak memiliki pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat
pekerjaan
 Sudah mendapat pekerjaan tetapi belum mulai bekerja

2. Jenis Pengangguran berdasarkan sifatnya ada tiga macam, yaitu sebagai


berikut
a. Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang
tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang
belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah bekerja),
atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari
pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan
dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai
bekerja.
b. Setengah pengangguran adalah tenaga kerja yang bekerja tidak
optimum dilihat dari jam kerja. Dengan kata lain, jam kerjanya dalam
satu minggu kurang dari 40 jam.
c. Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang bekerja secara
tidak optimum karena kelebihan tenaga kerja. Misalnya seorang petani

3
yang menggarap sawah sebenarnya cukup dikerjakan oleh satu orang,
tetapi karena anaknya tidak punya pekerjaan maka ia ikut menggarap
tanah tersebut. Dalam hal ini anak petani tersebut termasuk
pengangguran terselubung.
3. Pengangguran berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi
a. Pengangguran siklis atau karena siklus konjungtur yaitu pengangguran
yang terjadi akibat gelombang konjungtur atau perubahan naik
turunnya gelombang ekonomi. Misalnya, pengangguran karena PHK
massal akibat resesi ekonomi.
b. Pengangguran friksi atau pengangguran sementara yaitu pengangguran
sementara waktu. Misalnya, seseorang yang sedang menunggu waktu
panggilan mulai kerja.
c. Pengangguran musiman yaitu pengangguran akibat perubahan musim
atau kegagalan musim. Misalnya, petani menganggur karena musim
paceklik, nelayan menganggur karena musim badai.
d. Pengangguran voluntary yaitu pengangguran yang terjadi karena
seseorang yang masih mampu bekerja tetapi dengan sukarela ia tidak
bekerja karena telah memiliki penghasilan dari harta kekayaan mereka.
Misalnya: menyewakan rumah, kendaraan, dan menikmati bunga uang
simpanan.
e. Pengangguran struktural yaitu pengangguran karena perubahan
struktur ekonomi. Misalnya, negara agraris yang berubah menjadi
Negara industri, lahan-lahan pertanian digunakan untuk pabrik
sedangkan tenaga kerjanya belum mempunyai keterampilan di sektor
industri.

4. Dampak Pengangguran
a. Dampak Ekonomi
- nilai GDP akan menurun
- pendapatan nasional akan berkurang bersamaan dengan turunnya
standar hidup
b. Dampak Sosial
- naiknya tingkat kejahatan
- naiknya ketergantungan narkoba dan alkohol
- hilangnya harga diri serta kepercayaan diri para pengangguran
c. Dampak Individu dan Keluarga
- jumlah konsumsi akan bekurang
- meningkatkan ketergantungan dengan pihak lain yang menjadi
tumpangan mereka selama menganggur

4
5. Cara Mengatasi Pengangguran
Secara umum cara mengatasi pengangguran adalah dengan
meningkatkan investasi, meningkatkan kualitas SDM, transfer
teknologi dan penemuan teknologi baru, pembenahan perangkat
hukum dalam bidang ketenagakerjaan, dan lainlain. Secara teknis
kebijakan upaya-upaya ke arah itu dapat ditempuh dengan berbagai
kebijakan misalnya :
 Menyelenggarakan bursa pasar kerja
Bursa tenaga kerja adalah penyampaian informasi oleh
perusahaan-perusahaan atau pihak-pihak yang membutuhkan tenaga
kerja kepada masyarakat luas. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar
terjadi komunikasi yang baik antara perusahaan dan pencari kerja.
Selama ini banyak informasi pasar kerja yang tidak mampu
tersosialisasikan sampai ke masyarakat, sehingga mengakibatkan
informasi lowongan kerja hanya bisa diakses oleh golongan tertentu.
 Menggalakkan kegiatan ekonomi informal
Kebijakan yang memihak kepada pengembangan sektor
informal, dengan cara mengembangkan industri rumah tangga
sehingga mampu menyerap tenaga kerja. Dewasa ini telah ada
lembaga pemerintah yang khusus menangani masalah kegiatan
ekonomi informal yakni Departemen Koperasi dan UKM. Selain itu
dalam pengembangan sektor informal diperlukan keterpihakan dari
Pemda setempat.
 Meningkatkan keterampilan tenaga kerja
Pengembangan sumber daya manusia dengan peningkatan
keterampilan melalui pelatihan bersertifikasi internasional.
Berdasarkan survei tentang kualitas Tenaga Kerja menunjukkan bahwa
ranking Human Development Index Indonesia di Asia pada tahun
2000 berada di peringkat 110. Sementara negara lain seperti Vietnam
ada diperingkat 109, Filipina (77), Thailand (69), Malaysia (59),
Brunei Darussalam (32), Singapura (25), Jepang (9). Data ini

5
menunjukkan rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga
peningkatan keterampilan mereka menjadi sangat perlu dilakukan.
 Meningkatkan mutu pendidikan
Mendorong majunya pendidikan, dengan pendidikan yang
memadai memungkinkan seseorang untuk memperoleh kesempatan
kerja yang lebih baik. Dewasa ini sesuai dengan perintah undang-
undang, pemerintah diamanatkan untuk mengalokasikan dana APBN
sebesar 20% untuk bidang pendidikan nasional.
 Mendirikan pusat-pusat latihan kerja
Pusat-pusat latihan kerja perlu didirikan untuk melaksanakan
pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi yang ada.
 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Pemerintah perlu terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi
sehingga akan memberikan peluang bagi penciptaan kesempatan kerja.
 Mendorong investasi
Pemerintah perlu terus mendorong masuknya investasi baik
dari dalam negeri maupun luar negeri untuk menciptakan kesempatan
kerja di Indonesia.
 Meningkatkan transmigrasi
Transmigrasi merupakan langkah pemerintah meratakan
jumlah penduduk dari pulau yang berpenduduk padat ke pulau yang
masih jarang penduduknya serta mengoptimalkan sumber kekayaan
alam yang ada.
 Melakukan deregulasi dan debirokrasi
Deregulasi dan debirokrasi di berbagai bidang industri untuk
merangsang timbulnya investasi baru. Deregulasi artinya adalah
perubahan peraturan aturan main terhadap bidang-bidang tertentu.
Deregulasi biasanya ke arah penyederhanaan peraturan. Debirokrasi
artinya perubahan struktur aparat pemerintah yang menangani bidang-
bidang tertentu. Debirokrasi biasanya ke arah penyederhanaan jumlah
pegawai/lembaga pemerintah yang menangani suatu urusan tertentu.
 Memperluas lapangan kerja

6
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-
industri baru terutama yang bersifat padat karya. Dengan adanya era
perdagangan bebas secara regional dan internasional sebenarnya
terbuka lapangan kerja yang semakin luas tidak saja di dalam negeri
juga ke luar negeri. Ini tergantung pada kesiapan tenaga kerja untuk
bersaing secara bebas di pasar tenaga kerja internasional.

2.3 Upah Yang Berlaku Di Indonesia


1. Definisi Upah
Pemberian upah kepada tenaga kerja dalam suatu kegiatan produksi pada
dasarnya merupakan imbalan/balas jasa dari para produsen kepada tenaga
kerja atas prestasinya yang telah disumbangkan dalam kegiatan produksi.
Upah tenaga kerja yang diberikan tergantung pada:
a. Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya.
b. Peraturan undang-undang yang mengikat tentang upah minimum pekerja
(UMR).
c. Produktivitas marginal tenaga kerja.
d. Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan serikat pengusaha.
e. Perbedaan jenis pekerjaan.

Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai
harga dari tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan produksi.
Sehubungan dengan hal itu maka upah yang diterima pekerja dapat dibedakan dua
macam yaitu:
 Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang yang
diterima secara rutin oleh para pekerja.
 Upah Riil, adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh para pekerja
jika ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan banyaknya
barang dan jasa yang didapatkan dari pertukaran tersebut.
 Upah Minimum Regional adalah suatu upah minimum yang digunakan oleh
para pelaku pengusaha untuk memberikan upah dalam bentuk uang kepada
pekerja/buruh ,di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Pemerintah
mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum.

7
Penetapan upah dilaksanakan setiap tahun melalui proses yang panjang.
Mula-mula Dewan Pengupahan Daerah (DPD) yang terdiri dari
akademisi,mengadakan rapat, membentuk kepanitiaan dan turun ke lapangan
mencari tahu sejumlah kebutuhan yang dibutuhkan oleh pegawai, karyawan dan
buruh. Setelah survei di sejumlah kota dalam propinsi tersebut yang dianggap
representatif, diperoleh angka Kebutuhan Hidup Layak (KHL) – dulu disebut
Kebutuhan Hidup Minimum (KHM). Berdasarkan KHL, DPD mengusulkan upah
minimum regional (UMR) kepada Gubernur untuk disahkan. Komponen
kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan upah minimum
berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajah). Saat ini UMR juga dienal dengan
istilah Upah Minimum Propinsi (UMP) karena ruang cakupnya biasanya hanya
meliputi suatu propinsi. Selain itu setelah berlaku penuh, dikenal juga istilah
Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK).
2. Macam-Macam Sistem Upah Dalam Ekonomi
a. Sistem Upah Menurut Prestasi
Dalam sistem upah ini pemberian upah dilakukan disesuaikan
dengan prestasi atau jumlah barang yang dapat dihasilkan masing-masing
pekerja. Jadi dalam sistem ini berlaku semakin banyak jumlah barang
yang dapat dihasilkan maka semakin besar balas jasa yang diterima
pekerja tersebut.
b. Sistem Upah Menurut Waktu
Dalam sistem upah ini pemberian upah didasarkan atas waktu
atau lamanya seorang pekerja melakukan pekerjaanya. Contohnya
apabila seorang tukang bangunan dalam satu hari diberikan
kompensasi sebesar Rp 50.000 maka jika tukang tersebut bekarja
selama 10 hari tukang tersebut harus diberi kompensasi sebesar Rp
500.000.
c. Sistem Upah Borongan
Sistem upah dimana dalam pemberian upah didasarkan atas
kesepakatan antara pemberi kerja dan pekerja. Contohnya, Pak
Rahmat ingin membuat rumah dengan ukuran 50 m x 20 meter
pembuatan rumah tersebut diserahkan semua kepada pemborong dan
telah ada kesepakatan antara pak rahmat dengan pemborong bahwa
upah yang akan dibayarkan pak rahmat kepada pemborong sebesar Rp
110.000.000 hingga rumah jadi dan siap dihuni.
d. Sistem Upah Partisipasi Yang Dikenal Juga Dengan Sistem Upah
Bonus
Sistem upah partisipasi adalah pemberian upah yang sifatnya
khusus berupa sebagian keuntungan perusahaan setiap akhir tahun

8
buku. Upah ini merupakan sebuah bonus atau hadiah. Dengan
demikian pekerja akan menerima balas jasa seperti biasa,ditambah
balas jasa yang sifatnya bonus dalam akhir tahun buku.
e. Sistem Upah Premi
Sistem upah yang dalam pemberian upah dilakukan dengan
mengombinasikan sistem upah prestasi ditambahkan dengan premi
tertentu. Contohnya apabila karyawan mampu menghasilkan 50
boneka angrybird dalam 1 jam maka karyawan tersebut akan diberi
balas jasa Rp 50.000,- dan selebihnya dari 50 boneka tersebut akan
diberi premi misal Rp 900,- tiap boneka. Dengan demikian jika
karyawan dapat menghasilkan 80 boneka angrybird maka karyawan
tersebut akan diberikan balas jasa sebesar Rp 50.000 + (Rp 900 x 30)
= Rp 77.000.
f. Sistem Upah Mitra Usaha Atau Co Partnership
Merupakan sistem pemberian upah yang hampir mirip dengan
sistem upah bonus, Hanya saja terdapat sedikit perbedaan,
perbedaanya adalah dalam sistem upah mitra balas jasa tidak
dibayarkan dalam bentuk uang tunai tetapi diberikan dalam bentuk
saham ataupun obligasi. Dengan pemberian saham, perusahaan
mengharapkan karyawannya dapat lebih tekun dan bersemangat dalam
bekerja, karena karyawan tersebut telah menjadi salah satu pemegang
saham dengan kata lain maka karyawan tersebut menjadi salah satu
pemilik perusahaan tersebut sebesar saham yang dimilikinya.
g. Sistem Upah Skala Berubah Atau Sliding Scale
Merupakan sebuah sistem dengan pemberian upah didasarkan
pada skala hasil penjualan yang selalu berubah. Jika terjadi
peningkatan hasil penjualan maka jumlah balas jasa yang dibayarkan
akan bertambah dan sebaliknya.
h. Sistem Upah Produksi Atau Production Sharing
Merupakan sebuah sistem upah dimana dalam pemberian upah
disesuaikan dengan peningkatan atau penurunan jumlah produksi
barang atau jasa secara keseluruhan. Jika terjadi peningkatan jumlah
produksi misalnya meningkat sebesar 10%, maka besarnya balas jasa
juga meningkat sebesar 10% dan sebaliknya.
i. Sistem upah indeks biaya hidup

9
Merupakan sistem upah dimana dalam pemberian upah
berdasarkan pada tingi-rendahnya biaya hidup. Semakin tinggi biaya
hidup maka semakin tinggi juga besarnya upah yang dibayarkan.
j. Sistem Upah Bagi Hasil
Merupakan sistem upah dimana dalam pemberian upah
dilakukan dengan memberikan bagian tertentu kepada karyawan dari
hasil keuntungan yang didapatkan. Sistem ini sering dipakai dalam
sektor pertanian. Contohnya petani penggarap menggarap sawah orang
lain dengan kesepakatan bagi hasil 50%. Jadi jika sawah yang digarap
petani tersebut dapat menghasilkan 4 ton beras maka petani penggarap
akan mendapat 2 ton beras dan 2 ton sisanya menjadi hak milik
pemilik sawah.
3. Fasilitas dan Tunjangan Pekerja
1) Selain menerima gaji, pekerja biasanya juga menerima berbagai fasilitas-
fasilitas dan tunjangan kerja
2) Tunjangan dan fasilitas ini merupakan kompensasi tidak langsung yang
diberikan perusahaan kepada karyawannya.
3) Ada beberapa tunjangan yang diberikan langsung seperti Asuransi, namun ada
juga tunjangan yang diganti oleh perusahaan dalam bentuk uang, misalnya
uang kuliah yang dibiayai perusahaan.
4) Biasanya tunjangan yang diterima pekerja bernilai sepertiga dari total upah
dan gajinya
5) Karena menambah penghasilan maka dalam perhitungan pajaknya, tunjangan
dan fasilitas dianggap sebagai Penghasilan Kena Pajak.

4. Perbedaan Upah
Faktor-faktor yang menentukan perbedaan upah adalah :
 Perbedaan tingkat pendidikan dan ketrampilan yang dimiliki
 Perbedaan pengalaman kerja
 Jumlah keuntungan perusahaan
 Besar kecilnya perusahaan
 Tingkat efisiensi dan manajemen perusahaan
 Keberadaan serikat pekerja
 Kelangkaan tenaga kerja dan resiko kerja
5. Usaha-usaha meningkatkan kesempatan kerja yang dilakukan pemerintah

10
a) Menggalakkan pendidikan SMK
b) Mendirikan kursus-kursus
c) Mendirikan balai latihan kerja
d) Mengadakan kegiatan pembangunan yang bersifat padat karya yang
menyerap banyak tenaga kerja
e) Mendirikan usaha industri di daerah-daerah
f) Pengiriman TKI ke luar negeri
g) Program transmigrasi
h) Mengadakan pameran bursa kerja
i) Memberikan pinjaman lunak dengan bunga rendah
j) Membina UKM
k) Menggalakkan pemakaian produksi dalam negeri
6. Perbandingan Upah Tenaga Kerja Indonesia Dengan Negara Lain
Dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, upah tenaga kerja
Indonesia paling murah. Kondisi ini dimanfaatkan pemerintah untuk
mengundang investasi-investasi dari negara asing untuk masuk ke dalam negeri.
Di brosur BKPM, upah TKI lebih rendah dari di China, Thailand, dan India,
bahkan Vietnam. Dan sekarang sudah diakui komunitas internasional upah
tenaga kerja China lebih tinggi dari negara Asia lain. Tinggal penyikapan UU
Tenaga Kerja saja, murahnya ongkos tenaga kerja ini membuat beberapa
investor besar berencana untuk membangun basis manufaktur di Indonesia.
Seperti, produsen barang-barang elektronik LG dan produsen sepatu olahraga
yaitu Nike. Nike misalnya, akan kembali memperbesar order sepatunya dari
Indonesia, yakni mencapai 300 juta pasang sepatu atletik dalam satu tahun ini.
Sedangkan LG akan memindahkan basis produksinya ke Asia Tenggara
termasuk Indonesia, khususnya untuk pembuatan TV yang nilainya miliaran
dolar.
7. Upah Tenaga Kerja Asing
Besaran gaji rata-rata Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia mencapai Rp
25-50 juta. Dari besaran itu, gaji para TKA di sektor konstruksi, dan sektor
pertambangan dan penggalian jadi yang tertinggi, mencapai di atas Rp 125
juta/bulan. Demikian hasil survei Bank Indonesia (BI) yang dikutip Senin
(25/10/2010). Dari survei tersebut dikatakan, selain gaji Rp 25-50 juta/bulan,
para TKA ini juga memperoleh tunjangan jabatan dengan kisaran Rp 10-25
juta/bulan. Gaji TKA tertinggi adalah yang bekerja di sektor konstruksi, serta
pertambangan dan penggalian yang jumlahnya di atas Rp 125 juta/bulan.
Sementara yang paling rendah adalah di sektor Pertanian dan sektor Keuangan,

11
Persewaan dan Jasa yaitu di bawah Rp 10 juta. Berdasarkan asal negara,
disebutkan TKA asal AS dan Eropa rata-rata mendapatkan gaji Rp 25-50 juta
per bulan di Indonesia, Sedangkan TKA asal Oceania mendapatkan gaji di atas
Rp 125 juta/bulan. Lalu terkecil adalah TKA asal Afrika dan Timur Tengah
dengan gaji di bawah Rp 10 juta/bulan.
Dari hasil survei BI tersebut, sebagian besar gaji yang diterima oleh para TKA
ini digunakan untuk konsumsi, sisanya untuk ditabung dan dikirim ke negara
asalnya (remitansi). Rata-rata remitansi yang dikirim oleh TKA ini adalah Rp 10
juta/bulan. Jika dibandingkan dengan rata-rata gaji mereka yang sebesar Rp 25-
50 juta/bulan, maka porsi gaji yang dikirim ke negara asal adalah 20-40%.
Berdasarkan daerahnya, mayoritas TKA berada di pulau Jawa (83%) mencakup
DKI Jakarta (48%), Jawa Barat (22%), Banten (9%) dan Jawa Timur (3%).
Adapun sisanya berasal dari luar Jawa (17%) meliputi beberapa provinsi
Kepri/Riau (11%), Kaltim (4%) dan Bali (3%). Yang sangat memalukan adalah,
pekerja rumah tangga Indonesia yang sudah mengabdikan waktu dan tenaganya
untuk keluarga Malaysia sehari penuh justru dibayar dengan upah sangat rendah.
Perilaku diskriminatif itu semakin jelas ketika pekerja rumah tangga dari negara
lain secara otomatis menerima upah yang lebih tinggi.
Sebagian besar dari 300 ribu pekerja sektor domestik di Malaysia adalah
pekerja yang berasal dari Indonesia. Kebanyakan mereka bekerja hingga 18 jam
perhari, tujuh hari seminggu, dengan upah sebesar 400 - 600 ringgit (1,1 - 1,6
juta rupiah) perbulan. Pada umumnya upah pekerja rumah tangga juga dipotong
selama enam bulan pertama untuk membayar ongkos perekrutan agen tenaga
kerja yang sudah menyalurkan mereka ke tempat kerja. Dengan adanya
potongan upah untuk membayar ongkos perekrutan itu, pekerja rumah tangga
Indonesia hanya mendapat gaji sebesar 300 - 450 ringgit (840 ribu -1,2 juta
rupiah) perbulan untuk masa kontrak kerja selama dua tahun.
Dengan tidak adanya peraturan pemerintah, agen tenaga kerja dan majikan
pada umumnya mematok upah pekerja rumah tangga berdasarkan standar yang
berlaku di negara asal dan bukan berdasarkan latar belakang pendidikan dan
pengalaman mereka. Pekerja rumah tangga asal Filipina memperoleh gaji paling
tinggi sebesar 400 dolar Amerika karena persyaratan yang ditetapkan oleh
pemerintah Filipina. Dibandingkan dengan negara lain yang menerima tenaga
kerja Indonesia dalam jumlah banyak, Malaysia merupakan negara yang
menetapkan upah terendah. Sebagai contoh, Arab Saudi mewajibkan majikan
untuk memberi upah sebesar 800 rial (1,9 juta rupiah) perbulan tanpa potongan
apapun.

12
Keluhan terbanyak yang disampaikan oleh pekerja rumah tangga adalah
berkisar pada upah yang tidak dibayar dan mencuatnya berbagai kasus
penyiksaan yang mendorong pemerintah Indonesia untuk menunda pengiriman
tenaga kerja ke Malaysia pada bulan Juni 2009 hingga adanya mekanisme
perlindungan yang jelas. Setelah melalui beberapa perundingan yang berlarut-
larut, Indonesia dan Malaysia masih belum sepakat atas tuntutan Indonesia
mengenai penetapan standar upah minimum dan dalam rancangan kesepakatan
saat ini terdapat pasal yang rentan terhadap penyalahgunaan dimana majikan
diperbolehkan memberi uang pengganti jika pekerja tidak mengambil hari libur.
Di samping itu Human Rights Watch juga menekankan bahwa ongkos
perekrutan masih merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian seri.

13
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kondisi ketenagakerjaan di indonesia amatlah kurang dari harapan.
Banyaknya jumlah pengangguran yang terjadi di Indonesia diakibatkan oleh
kurangnya peningkatan terhadap mutu tenaga kerja sehingga mereka tidak
mempunyai skill atau keterampilan yang dibutuhkan oleh lapangan kerja.
Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara latihan kerja,
pemagangan dan perbaikan gizi.
Pemerintah dalam rangka mewujudkan penghasilan yang layak bagi
pekerja, perlu menetapkan upah minimum. Penetapan upah minimum itu
antara lain dilakukan dengan mempertimbangkan peningkatan kesejahteraan
pekerja, tanpa mengabaikan peningkatan produktivitas dan kemajuan
perusahaan serta perkembangan perekonomian pada umumnya.
Apapun cara untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia
dapat melalui investasi, perbaikan daya saing, peningkatan fleksibilitas tenaga
kerja, peningkatan keahlian pekerja dan yang paling penting adalah
terlaksananya hukum ketenagakerjaan yang berlaku.

14
Review Jurnal

Judul Dampak covid-19 terhadap ketenagakerjaan dan ukm di


mujokerto
Jurnal Jurnal inovasi penelitian vol. 1 No. 9 februari 2021
Tahun 2021
Penulis Satyani Agung Dwi Astuti
Pendahuluan Pandemi covid-19 memiliki dampak yang cukup besar terhdap
segala aspek ekonomi dan sektor kehidupan masyarakat. Virus
korona telah menyebabkan kepanikan dan menimbulkan
korban jiwa sampai ribuan orang yang terkena virus corona.
Adanya fenomena pandemi ini tidak hanya menyebabkan
ribuan orang meninggal namun juga menyebabkan
pertumbuhan ekonomi daerah minimum. Perkembangan
UMKM di indonesia mulai terganggu akibat pandemi jumlah
UMKM di mojokerto yang terdampak pandemi sebanyak 1.625
umkm dan usaha micro, kecil dan menengah mengalami
penurunan omset pendapatan.
Pembahasan Sebelum adanya virus corona semua kegiatan dan aktivitas
sehari-hari dapat dilakukan diluar rumah seperti ibadan, pergi
sekolah berkumpul dengan teman, berwisata olahraga, bekerja.
Covid-19 tidak hanya menyebabkan perekonomian penurunan
namun juga menyebabkan tingginya tingkat kematian akibat
wabah virus corona. Dan ekonomi kota mojokerto tumbuh
sebesar 0,05 dibandingkan sebelum adanya pandemi covid-19
ekonomi mojokerto tumbuh sebesar 5,75 persen.
Perkembangan UMKM di mojokerto secara tidak langsung
mengalami penurunan omset dan penjualan produksi akibat
pandemi ini. Terdapat 1.625 usaha micro, kecil dan menengah
di mojokerto mengalami dampaknya.
Kesimpulan Pandemi ini telah berdampak terpengaruh terhadap
perekonomian di mojokerto dan seluruh daerah-daerah yang
ada di seluruh indonesia yang mengalami perlambatan
pertumbuhan ekonomi. Pandemi telah memberikan pada

15
UMKM dengan menurunnya omset produksi penjualan yang
menurun, serta pemasaran yang sulit. Tidak hanya itu sebagian
dari ketenagakerjaan untuk sementara waktu dirumahkan batas
waktu yang tidak ditentukan.

16

Anda mungkin juga menyukai