Anda di halaman 1dari 18

PENGANGGURAN

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi


Sumber Daya Manusia.

Disusun oleh :

1. Alya Awalinda (214110201091)

2. Nina Abidah Ardelia (214110201082)

3. Nova Nur Lathifah (214110201129)

4. Rahma Aolia Akmal (214110201200)

3 ESY A

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN PROF. K. H. SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu
banyak nikmat yang telah di dapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga merasa
sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan maupun
pikiran.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Manusia. Kami
sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Muhammad Wildan
S.E.Sy., M.Sy. selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Sumber Daya
Manusia serta semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan
kesalahan baik isinya maupun struktur penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharap kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari. Demikian,
semoga makalah ini memberikan manfaat bagi para pembaca.

Purwokerto, 25 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan .......................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Pengertian Pengangguran ............................................................................. 3

B. Jenis-Jenis Pengangguran............................................................................. 4

C. Faktor peyebab pengangguran : ................................................................... 7

D. Dampak Pengangguran ................................................................................ 8

E. Cara-Cara Mengatasi Pengangguran .......................................................... 10

BAB III ................................................................................................................. 14

PENUTUP ............................................................................................................. 14

A. Kesimpulan ................................................................................................ 14

B. Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena


mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi
mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila pengangguran tersebut
tidak segera diatasi maka dapat menimbulkan kerawanan sosial dan berpotensi
mengakibatkan kemiskinan ( BPS, 2007)

Permasalahan strategis di pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak jauh beda


dengan di pemerintah pusat, yakni masih tingginya angka pengangguran, yang
menempati posisi kedua setelah provinsi Jawa Barat. Mengingat banyaknya jumlah
angkatan kerja yang muncul disetiap tahunya, serta beberapa faktor seperti tingkat
umr dan inflasi di provinsi Jawa Tengah membuat banyak masyarakat yang sulit
untuk mencari pekerjaan atau yang disebut dengan pengangguran. (Prasetya &
Sumanto, 2022)

Masalah pengangguran memang selalu menjadi suatu persoalan yang perlu


dipecahkan dalam perekonomian Negara Indonesia. Bertambahnya jumlah
penduduk yang semakin besar setiap tahunnya membawa akibat bertambahnya
jumlah angkatan kerja sama dengan jumlah orang yang mencari pekerjaan akan
meningkat, dan juga di ikuti bertambahnya tenaga kerja. Oleh karena itu pemerintah
harus segera memikirkan masalah pengangguran ini, sehingga dapat memutuskan
langkah-langkah yang strategis sebagai upaya penanganan permasalahan
pengangguran.

Angka pengangguran adalah persentase jumlah penganggur terhadap jumlah


angkatan kerja. Penduduk yang sedang mencari pekerjaan tetapi tidak sedang
mempunyai pekerjaan disebut penganggur (Sumarsono, 2009).

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian pengangguran?


2. Apa jenis-jenis pengangguran ?
3. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya pengangguran?
4. Apa dampak pengangguran terhadap perekonomian?
5. Bagaimana cara mengatasi pengangguran?

C. Tujuan

1. Menjelaskan pengertian dari pengangguran.


2. Menjelaskan jenis-jenis pengangguran.
3. Menjelaskan factor-faktor penyebab terjadinya pengangguran.
4. Menjelaskan dampak dari pengangguran terhadap perekonomian.
5. Menjelaskan bagaiman cara mengatasi pengangguran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengangguran
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator
ketenagakerjaan, pengangguran didefinisikan sebagai penduduk yang tidak
bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau sedang mempersiapkan suatu
usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja. Menurut Hasyim (2017:197)
pengangguran merupakan isu strategis dalam ekonomi makro, karena secara
langsung mempengaruhi standar hidup dan tekanan psikologis masyarakat.
Menurut Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan dimana
seseorang yang termasuk dalam angkatan kerja ingin memperoleh pekerjaan
akan tetapi belum mendapatkannya. Seseorang yang tidak bekerja namun
tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja
atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang
tersedia.Pengangguran merupakan masalah dalam perekonomian, karena
dengan adanya pengangguran produktivitas dan pendapatan masyarakat
berkurang sehingga menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-
masalah sosial lainnya. Fator lain yang mendorong pengangguran adalah
kurangnya pengeluaran agregat. Pengusaha memproduksi barang dan jasa
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan, akan tetapi keuntungan
tersebut akan diperoleh apabila pengusaha tersebut dapat menjual barang
dan jasa yang mereka produksi. Semakin besar permintaan, semakin besar
pula barang dan jasa yang mereka hasilkan. Ketika produksi meningkat
yang akan dilakukan yaitu menambah penggunaan tenaga kerja.
Angkatan kerja meliputi penduduk dewasa yang sedang bekerja atau
mencari pekerjaan. Angkatan kerja terdiri dari golongan yang bekerja dan
golongan yang menganggur. Golongan yang bekerja adalah sebagian

3
masyarakat yang sudah aktif dalam kegiatan yang memproduksi barang dan
jasa. Sebagian lainnya yang tergolong siap bekerja dan mencari pekerjaan
termasuk ke dalam golongan menganggur. Golongan penduduk yang
tergolong sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berumur di antara
15 sampai 64 tahun.
Bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak
bekerja atau tidak sedang mencari pekerjaan, bisa dikatakan juga sebagai
bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat atau tidak
berusaha terlibat dalam kegiatan produksi. Kelompok bukan angkatan kerja
ini terdiri atas golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah
tangga, dan golongan lain yang menerima pendapatan. Jadi dapat
disimpulkan, pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan
dalam angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan pada suatu
tingkat upah tertentu, tetapi tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkan.

B. Jenis-Jenis Pengangguran
Ada dua cara untuk membedakan antara jenis-jenis pengangguran yaitu:
berdasarkan alasan pengangguran dan berdasarkan karakteristiknya.
1. Pengangguran berdasarkan penyebabnya
a. Pengangguran friksional
Apabila dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua
atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi itu sudah
dipandang sebagai mencapai kesempatan kerja penuh.
Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut dinamakan
pengangguran normal atau pengangguran friksional. Para
penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena mereka tidak dapat
memperoleh pekerjaan, tetapi karena mereka sedang mencari
pekerjaan yang lebih baik di tempat lain. Dalam perekonomian yang
tumbuh secara pesat, pengangguran adalah rendah dan pekerjaan
mudah diperoleh. Sebaliknya pengusaha susah memperoleh pekerja,
akibatnya pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal ini

4
akan mendorong para pekerja untuk meninggalkan pekerjaanya
yang lama dan mencari pekerjaan baru yang lebih tinggi gajinya atau
lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari kerja baru
ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai
penganggur. Mereka inilah yang digolongkan sebagai pengangguran
normal.
b. Pengangguran struktural
Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian terus
berkembang maju, sebagiannya pasti akan mengalami kemunduran.
Pengangguran struktural ini terjadi karena adanya masalah dalam
struktur atau komposisi perekonomian. Perubahan struktur yang
demikian memerlukan perubahan keterampilan tenaga kerja yang
dibutuhkan sedangkan pihak pencari kerja tidak mampu
menyesuaikan diri dengan keterampilan baru tersebut.
Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai pengangguran
struktural.
c. Pengangguran siklikal
Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Kemerosotan
permintaan terhadap produksi mengakibatkan perusahaan
memberhentikan pekerja atau menutup perusahaanya, sehingga
pengangguran akan bertambah. Pengangguran dengan wujud
tersebut dinamakan pengangguran siklikal.
d. Pengangguran teknologi
Pengangguran ini disebabkan oleh adanya penggantian tenaga kerja
manusia dengan mesin dan bahan kimia. Pengangguran yang
disebabkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi lainnya
dikenal sebagai pengangguran teknologi.

5
2. Pengangguran berdasarkan karakteristik
a. Pengangguran terbuka
Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena
memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara
maksimal dan sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang
lebih rendah daripada pertambahan tenaga kerja. Efek dari keadaan
ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak
melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata
dan separuh waktu, dan oleh karenaya dinamakan pengangguran
terbuka.
b. Pengangguran tersembunyi
Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena suatu alasan tertentu. Salah satunya adalah karena
perusahaan terlalu kecil dengan tenaga kerja yang terlalu banyak
sehingga tidak efisien untuk melakukan kegiatan.
c. Setengah menganggur
Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara
optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja
kurang dari 35 jam selama seminggu. Mereka mungkin hanya
bekerja satu hingga dua hari dalam seminggu, atau satu hingga
empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja
seperti ini digolongkan sebagai setengah menganggur.
d. Pengangguran musiman
Pengangguran ini adalah tenaga kerja yang tidak bekerja karena
terikat pada waktu tertentu dalam setahun. Pengangguran seperti ini
terutama terjadi di sektor pertanian dan perikanan. Petabi umumnya
kurang aktif di antara waktu menanam dan memanen. Apabila dalam
masa tersebut mereka tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka
terpaksa menganggur.

6
C. Faktor Peyebab Pengangguran

1. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja.

Banyaknya para pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang
dimiliki oleh Negara Indonesia.

2. Kurangnya keahlian yang dimiliki oleh para pencari kerja.

Banyak jumlah sumber daya manusia yang tidak memiliki keterampilan menjadi
salah satu penyebab makin bertambahnya angka pengangguran di Indonesia.

3. Kurangnya informasi, dimana pencari kerja tidak memiliki akses untuk mencari
tau informasi tentang perusahaan yang memilli kekurangan tenaga pekerja.

4. Kurang meratanya lapangan pekerjaan, banyaknya lapangan pekerjaan di kota,


dan sedikitnya perataan lapangan pekerjaan.

5. Masih belum maksimalnya upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan untuk


meningkatkan softskill budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja
yang membuat para pencari kerja mudah menyerah dalam mencari peluang kerja.

Menurut Sukirno (2006) sebab terjadinya pengangguran dapat digolongkan kepada


tiga jenis yaitu :

1. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang wujud apabila ekonomi telah


mencapi kesempatan kerja penuh.

2. Pengangguran struktural, terjadi karena adanya perubahan dalam struktur atau


komposisi perekonomian.

3. Pangangguran teknologi, ditimbulkan oleh adanya pengantian tenaga manusia


oleh mesin-mesin dan bahan kimia yang disebabkan perkembangan teknologi.

7
Linbeck (1999) menyatakan bahwa pengangguran merupakan akibat dari kesalahan
kelembagaan dalam instansi pemerintah maupun swasta yang berimbas pada
pengaturan pasar, demografis, hukum dan regulasi. Pentingnya fitur kelembagaan
dalam kaitannya dengan pengangguran berimplikasi pada permintaan dan
penawaran tenaga kerja, pengaturan upah, hingga efektifitas pencarian dan
pencocokan di pasar tenaga kerja.

D. Dampak Pengangguran

Pada negara yang memiliki tingkat pengangguran tinggi,


pengangguran sangat berpengaruh terhadap pencapaian kesejahteraan
masyarakat dan prospek pembangunan di negara yang bersangkutan.
Dampak pengangguran terhadap perekonomian masyarakat dapat
dilihat dari dua aspek ekonomi, di antaranya:
1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian Suatu Negara
Pada dasarnya, tujuan akhir dari pembangunan ekonomi
suatu negara adalah untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat
dan pertumbuhan ekonomi agar tetap stabil dan dalam keadaan terus
meningkat. Apabila tingkat pengangguran suatu negara relatif
tinggi, maka akan menghambat pencapaian dari tujuan
pembangunan ekonomi tersebut. Dampak pengangguran terhadap
perekonomian suatu negara, yaitu:
a) Adanya pengangguran dapat menyebabkan masyarakat
kurang memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dapat
dicapainya. Karena dengan adanya pengangguran,
pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat
dapat lebih rendah daripada pendapatan potensial
(pendapatan yang seharusnya). Oleh sebab itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
b) Pendapatan negara yang berasal dari sektor pajak berkurang
karena adanya pengangguran. Hal ini dapat terjadi karena
pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan

8
perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat
pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus
dibayar masyarakat akan menurun. Apabila penerimaan
pajak menurun, maka dana kegiatan ekonomi pemerintah
akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan
terus menurun.
c) Pengangguran tidak meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Adanya pengangguran menyebabkan daya beli masyarakat
berkurang sehingga permintaan terhadap barang hasil
produksi pun berkurang. Dengan keadaan seperti ini,
kalangan investor (pengusaha) tidak berkeinginan untuk
melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan
demikian, tingkat investasi turun sehingga pertumbuhan
ekonomi pun tidak akan meningkat.
2. Dampak Pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan
Masyarakat
Pengangguran akan berpengaruh terhadap individu yang
mengalaminya dan kehidupan masyarakat pada umumnya. Berikut
dampak pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
terhadap masyarakat pada umumnya.
a) Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian dan
pendapatan. Seseorang yang menganggur pasti tidak
memiliki mata pencaharian. Tanpa adanya mata
pencaharian, maka orang itu akan kehilangan sumber
pendapatannya. Dengan hilangnya mata pencaharian dan
pendapatan, dapat menimbulkan kerawanan sosial. Karena
setiap individu senantiasa dituntut untuk memenuhi
kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarganya.(Sejati, 2020)
b) Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan.
Contohnya, ada seorang karyawan perusahaan.
Keterampilannya akan terus meningkat apabila terus

9
digunakan. Jika keterampilan itu tidak digunakan, maka
keterampilan yang dimiliki lambat laun akan menghilang.
Jadi, keterampilan kerja yang dimiliki akan menghilang
dengan sendirinya apabila seseorang itu tidak bekerja
(menganggur).
c) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan
politik. Tingkat pengangguran yang tinggi menggambarkan
banyak masyarakat yang kehilangan pendapatannya. Tetapi,
mereka tetap dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidup diri
sendiri dan keluarganya. Maka dari itu, mereka akan
melakukan segala cara demi memenuhi kebutuhannya.
Keadaan ini akan menyebabkan kerawanan sosial, seperti
pencopetan, perampokan, dan tindakan kriminal lainnya.
Pengangguran yang tinggi akan menyebabkan
ketidakpuasan masyarakat sehingga dapat menimbulkan
unjuk rasa, demonstrasi, bahkan huru-hara sehingga keadaan
politik menjadi tidak stabil.

E. Cara-Cara Mengatasi Pengangguran


Dibutuhkan cara-cara untuk mengatasi pengangguran yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi. Cara mengatasi
pengangguran tersebut, di antaranya sebagai berikut.
1. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi, misalnya dari
ekonomi agraris berubah menjadi ekonomi industri. Untuk
mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan, yaitu:
a) Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi
kesempatan (lowongan) kerja yang kosong.
b) Meningkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja.

10
c) Memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor
yang kelebihan tenaga kerja ke tempat dan sektor ekonomi
yang kekurangan tenaga kerja.
d) Mendirikan industry padat karya di wilayah yang mengalami
pengangguran.
2. Cara Mengatasi Pengangguran Siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan
oleh penurunan kegiatan perekonomian (karena terjadi resesi).
Penurunan kegiatan ekonomi awalnya akibat dari permintaaan
masyarakat yang berkurang sehingga investasi juga ikut berkurang.
Investasi berkurang mengakibatkan output (GDP/ GNP) turun. Jadi,
banyak perusahaan yang tidak mampu membayar gaji sebagian
pekerjanya sehingga beberapa pekerja dikurangi (rasionalisasi), atau
di-PHK.(Nurrahman, 2020)
Penyebab awal terjadinya pengangguran siklus adalah
kurangnya permintaan masyarakat (aggregate demand). Cara untuk
mengatasi jenis pengangguran ini, antara lain:
a) Meningkatkan daya beli masyarakat.
b) Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan
jasa.
3. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi
sewaktu-waktu. Maksudnya, mereka hanya menganggur pada
musim tertentu, sedangkan pada musim lainnya sibuk
bekerja. Contohnya adalah petani. Pada musim tanam petani sibuk
bekerja. Setelah itu, petani akan menganggur menunggu padinya
besar dan dipanen. Jenis pengangguran ini dapat diatasi dengan cara:
a) Memberikan informasi yang cepat jika ada lowongan kerja
di sektor lainnya.
b) Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk
memanfaatkan waktu ketika menunggu musim tertentu.

11
4. Cara Mengatasi Pengangguran Teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi, yaitu adanya
mekanisasi (penggantian tenaga manusia dengan mesin), robotisasi,
dan komputerisasi. Untuk mencegah dan mengatasi jenis
pengangguran ini, seseorang harus selektif memilih teknologi. Akan
lebih baik, jika seseorang terus mengembangkan industri-industri
yang padat karya (labor intensive) dan meningkatkan kualitas SDM
yang ada.
5. Cara Mengatasi Pengangguran Sukarela dan Pengangguran Normal
Pengangguran sukarela dan pengangguran normal
(fricsional) adalah pengangguran yang tidak perlu dikhawatirkan.
Karena kedua jenis pengangguran ini biasanya bersifat sementara
saja.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui cara-cara
mengatasi pengangguran secara khusus sesuai dengan jenis pengangguran
yang dihadapi. Adapun untuk mengatasi pengangguran secara umum, dapat
digunakan cara-cara sebagai berikut.
1. Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri
baru, terutama yang bersifat padat karya.
2. Pemberlakuan deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri
untuk merangsang timbulnya investasi baru.
3. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti
pembangunan jalan raya, jembatan, irigasi, PLTA, dan PLTU sehingga
bisa menyerap tenaga kerja, baik secara langsung maupun untuk
merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
4. Pengembangan sektor informal, seperti pengembangah home industry.

12
5. Pengembangan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di
sektor agraris dan sektor informal lainnya.1

1
Eeng Ahman dan Epi Indriani. Ekonomi dan Akuntansi: Membina Kompetensi Ekonomi.
(Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007), hlm 35.

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan pertumbuhan penduduk yang terus menerus meningkat ini akan
menimbulkan suatu masalah dalam kependudukan, termasuk ketenagakerjaan yang
menjelaskan bahwa bertambahnya jumlah penduduk secara absolut tentunya akan
berdampak pada jumlah angkatan kerja di Indonesia. Juga tingginya populasi
penduduk bahkan dapat menjadikan beban tersendiri bagi masingmasing daerah
karena lapangan pekerjaan yang semakin terbatas dan tidak diimbangi dengan
banyaknya penduduk yang kemudian akan berdampak pada tingkat pengangguran.

B. Saran
Pemerintah seharusnya tetap mempertahankan mutu dari jumlah penduduk,
dikarenakan jumlah penduduk yang tinggi akan memberikan pengaruh yang besar
dalam permasalahan pengangguran terbuka, beberapa solusi untuk meningkatkan
mutu jumlah penduduk yaitu menyelenggarakan pelatihahn untuk pencari kerja,
dan lebih mengutamakan tingkat pendidikan agar pengangguran mengalami
penurunan. Adapun salah satu pengendalian agar jumlah penduduk di minimalisir
dengan memperluas lapangan pekerjaan agar angkatan kerja yang bisa bekerja dan
pengangguran berkurang, serta tetap melakukan sosialisasi tentang program
keluarga berencana karena jumlah angka kelahiran lebih banyak dari pada jumlah
angka kematian yang 86 menyebabkan jumlah penduduk semakin tinggi. Program
KB ini akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah penduduk.

Pemerintah dan organisasi buruh harus di kaji lebih baik lagi agar kesejahteraan
masyarakat tercapai dan sebaiknya pemerintah menetapkan kebijakan uang
pesangon bagi pegawai sehinnga pegawai yang sudah dirumahkan bisa memulai
usaha, dan sebaiknya pemerintah memiliki program khusus seperti keterampilan
yang nantinya akan menciptakan lapangan pekerjaan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Widayati, Tri. "A. Pengertian Pengangguran." Bonus Demografi sebagai Peluang


Indonesia dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi 1 (2021): 50.

Rojak, A.(2018) Tinjauan Pustaka. Diakses dari


http://repository.uinbanten.ac.id/2020/4/BAB%20II%20TINJAUAN%20PU
STAKA.pdf

Khodijah Ishak,"Faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran dan inflasi


terhadap indek pembangunan di Indonesia ".2018,hlm.26-27

Ahman, Eeng dan Epi Indriani. 2007. Ekonomi dan Akuntansi: Membina
Kompetensi Ekonomi. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Nurrahman, A. (2020). UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGATASI


PERMASALAHAN PENGANGGURAN DI INDONESIA. Jurnal
Registratie. http://eprints.ipdn.ac.id/6283/

Prasetya, G. M., & Sumanto, A. (2022). Pengaruh tingkat pengangguran dan tenaga
kerja terhadap kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi. KINERJA.
https://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/KINERJA/article/view/10956

Sejati, D. P. (2020). Pengangguran serta Dampaknya Terhadap Pertumbuhan dan


Pembangunan Ekonomi. AKSELERASI: Jurnal Ilmiah Nasional.
http://ejournal.goacademica.com/index.php/ja/article/view/313

15

Anda mungkin juga menyukai