Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

POLITIK EKONOMI KETENAGAKERJAAN (IJARAH)

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Ekonomi Politik Islam
Dosen Pengampu: Abustan Nur, S.E., M.E

DISUSUN OLEH :

AINUN LUKMAN : FEBI 11.21.004


FITRAH DZAKIYAH : FEBI.11.21.008
HAJRAH : FEBI 11.21.010
ZALSYAKILA AMALIA PUTRI : FEBI.11.21.026

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMO DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM AL MAWADDAH WARAHMAH KOLAKA

KOLAKA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah “Politik Ekonomi Ketenagakerjaan (Ijarah)” dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Politik
Islam. Penulis berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat. Penulis
menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini
dapat lebih baik. Apabila terhadap banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait
penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat bermanfaat. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Kolaka, 14 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………................... 1
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………….. 3
A. Pengertian Tenaga Kerja………………………………………………… 3
B. Teori Permintaan Tenaga Kerja………………………………………… 7
C. Penyerapan Tenaga Kerja………………………………………………. 8
D. Prinsip Ketenagakerjaan Dalam Islam………………………………….. 9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………….. 13

A. Kesimpulan………………………………………………………………. 13
B. Saran……………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketenagakerjaan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam


usaha memajukan perekonomian bangsa. Tenaga kerja yang memadai dari segi
kuantitas dan kualitas menjadi aspek penting dalam pembangunan ekonomi, yaitu
sebagai sumber daya untuk menjalankan proses produksi dan distribusi barang dan
jasa, serta sebagai sasaran untuk menciptakan dan mengembangkan pasar.

Permasalahan paling pokok dalam ketenagakerjaan Indonesia terletak pada


kesempatan kerja. Ketidakseimbangan antara peningkatan penduduk usia kerja
dengan kesempatan kerja yang tersedia akan menimbulkan pengangguran yang akan
berdampak pada ketidakstabilan ekonomi dan bidang kehidupan lainnya. Oleh
karena itu dengan meningkatkan kegiatan pembangunan ekonomi, maka kesempatan
kerja yang tersedia juga akan semakin banyak dan kemajuan kegiatan ekonomi
masyarakat akan semakin baik.

Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan


lapangan atau peluang kerja maupun rendahnya produktivitas para pekerja, namun
dapat disebabkan oleh beberapa faktor-faktor eksternal seperti memburuknya kondisi
neraca pembayaran, meningkatnya masalah utang luar negeri yang pada akhirnya
mengakibatkan kemerosotan pertumbuhan. industri, tingkat upah, dan akhirnya,
penyediaan lapangan kerja

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan tenaga kerja ?
2. Bagaimana teori permintaan tenaga kerja?
3. Bagaimana penyerapan tenaga kerja ?
4. Bagaimana prinsip ketenagakerjaan dalam islam ?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tenaga kerja
2. Untuk mengetahui teori permintaan tenaga kerja
3. Untuk mengetahui penyerapan tenaga kerja
4. Untuk mengetahui prinsip ketenagakerjaan dalam islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tenaga Kerja
1. Pengertian Tenaga Kerja

Badan Pusat Statistik mendefinisikan tenaga kerja (manpower) sebagai


seluruh penduduk dalam usia kerja (15 tahun keatas) yang berpotensi memproduksi
barang dan jasa. BPS (Badan Pusat Statistik) membagi tenaga kerja (employed),
yaitu:1

1. Tenaga kerja penuh (full employed), adalah tenaga kerja yang mempunyai
jumlah jam kerja > 35 jam dalam seminggu dengan hasil kerja tertentu sesuai
dengan uraian tugas;
2. Tenaga kerja tidak penuh atau setengah pengangguran (under employed), adalah
tenaga kerja dengan jam kerja < 35 jam seminggu; dan
3. Tenaga kerja yang belum bekerja atau sementara tidak bekerja (unemployed),
adalah tenaga kerja dengan jam kerja 0 > 1 jam perminggu. Menurut undang-
undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1, tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik di dalam maupun
di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat.

Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal


8 mengenai perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan meliputi:
Kesempatan kerja, Pelatihan kerja, Produktivitas tenaga kerja, Hubungan industrial,
Kondisi lingkungan kerja, Pengupahan dan Kesejahteraan tenaga kerja.2

Dalam pembangunan ketenagakerjaan, pemerintah diharapkan dapat


menyusun dan menetapkan perencanaan tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja
dimaksudkan agar dapat dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan.

1
Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2015 Tersedia Di: Www.Bps.Go.Id. Situs Resmi Badan
Pusat Statistik
2
Undang-Undang Ri. No. 13 Tahun 2003. Tentang Ketenagakerjaan.

3
Sumarsono menyatakan tenaga kerja sebagai semua orang yang bersedia
untuk bekerja. Pengertian tenaga kerja tersebut meliputi mereka yang bekerja untuk
dirinya sendiri ataupun keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah atau
mereka yang bersedia bekerja dan mampu untuk bekerja namun tidak ada
kesempatan kerja sehingga terpaksa menganggur. Tenaga kerja adalah setiap orang
yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.3

Tenaga kerja juga dapat diartikan, bahwa tenaga kerja adalah orang yang
bersedia atau sanggup bekerja untuk diri sendiri atau anggota keluarga yang tidak
menerima upah serta mereka yang bekerja untuk upah. Sedangkan menurut pendapat
Simanjuntak, bahwa tenaga kerja adalah kelompok penduduk dalam usia kerja,
dimana ia mampu bekerja atau melakukan kegiatan ekonomis dalam menghasilkan
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.4

2. Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja adalah banyaknya orang yang dapat tertampung untuk


bekerja pada suatu instansi. Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga
kerja yang tersedia apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau
seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang tersedia.

Kesempatan kerja dapat tercipta apabila terjadi permintaan tenaga kerja di


pasar kerja, sehingga dengan kata lain kesempatan kerja juga menujukkan
permintaan terhadap tenaga kerja. Kesempatan kerja menurut Tambunan , adalah
termasuk lapangan pekerjaan yang sudah diduduki (employment) dan masih lowong.
Dari lapangan pekerjaan yang masih lowong tersebut adanya kebutuhan berarti
adanya kesempatan kerja bagi orang yang menganggur.

3
Devi Lestyasari, Hubungan Upah Minimum Provinsi Dengan Jumlah Tenaga Kerja Formal Di Jawa
Timur, (Surabaya: Fakultas Ekonomi, Unesa) Tersedia Di: Jurnalmahasiswa.Unesa.Ac.Id/Article /5910
/53/Article.Pdf
4
Tambunan.Tenaga Kerja. (Yogyakarta: Bpfe 2002) H. 78

4
Pada dasarnya ada dua cara yang dapat ditempuh untuk memperluas
kesempatan kerja: 5

1. Pengembangan industri terutama padat karya yang dapat menyerap relatif banyak
tenaga kerja dalam proses produksi; dan
2. Melalui berbagai proyek pekerjaan umum seperti pembuatan jalan, saluran air,
bendungan jembatan dan sebagainya.
3. Lapangan Pekerjaan atau Lapangan Usaha

Menurut sensus penduduk 2000, lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan


dari usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang bekerja atau pernah bekerja.
Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari pekerjaan / usaha / perusahaan / kantor /
tempat seseorang bekerja.6

Lapangan pekerjaan ini dibagi dalam 10 golongan, terdiri dari 5 sub sektor
pertanian dan 5 sektor lainnya . 7

1. Sektor pertanian:
a. Sub sektor pertanian tanaman pangan
b. Sub sektor perkebunan
c. Sub sektor perikanan
d. Sub sektor peternakan
e. Sub sektor pertanian lainnya
2. Sektor industri pengolahan
3. Sektor perdagangan
4. Sektor jasa
5. Sektor angkutan
6. Sektor lainnya.

5
Moch Heru Anggoro,Jurnal: Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pertumbuhan Angkatan Kerja
Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kota Surabaya (Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya ),
Tersedia Di: Jurnalmahasiswa.Unesa.Ac.Id/Article/16292/53/Article.Pd
6
Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2015
7
Ibid.,

5
Dari masing-masing sektor lapangan pekerjaan itu tentu akan menyerap
tenaga kerja. Bagi yang sedikit kreatif tentu tidak hanya memiliki orientasi mencari
kerja, namun bisa melihat potensi dan peluang dari berbagai sektorlapangan kerja
untuk dijadikan peluang usaha. Penciptaan lapangan kerja dan peningkatan
produktivitas di sektor-sektor kegiatan yang semakin meluas akan menambah
pendapatan bagi penduduk yang bersangkutan.

Bertitik tolak dari kebijaksanaan tersebut maka dalam rangka mengatasi


masalah perluasan kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran, Departemen
Tenaga Kerja dalam UU. No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan memandang
perlu untuk menyusun program yang mampu baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mendorong penciptaan lapangan kerja dan mengurangi
pengangguran.

3. Kebutuhan Tenaga Kerja

Kebutuhan tenga kerja sangat penting dalam masyarakat karena merupakan


salah satu faktor potensial untuk pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Tenaga
kerja menjadi sangat penting peranannya dalampertumbuhan ekonomi dan
pembangunan karena dapat meningkatkan output dalam perekonomian berupa
produk domestik regional bruto (PDRB). Karena pertumbuhan penduduk semakin
besar, maka semakin besar juga angkatan kerja yang akan mengisi produksi sebagai
input. Tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting dalam proses produksi.
Sebagai sarana produksi, tenaga kerja lebih penting dari pada sarana produksi yang
lain seperti bahan mentah, tanah, air, dan sebagainya.

4. Penyediaan Tenaga Kerja

Penyediaan tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang sedang dan siap untuk
bekerja dan pengertian kualitas usaha kerja yang diberikan. Secara umum,
penyediaan tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah penduduk,
tenaga kerja, jam kerja, pendidikan, produktivitas, dan lain-lain.8 Penyediaan tenaga

8
Tambunan, Op.Cit, H. 97

6
kerja dipengaruhi oleh jumlah penduduk dan struktur umur. Semakin banyak
penduduk dalam umur anak-anak, semakin kecil jumlah yang tergolong tenaga kerja.

B. Teori Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan adalah suatu hubungan antara harga atau kuantitas. Apabila


berbicara tentang permintaan akan suatu komoditi, merupakan hubungan antara
harga dan kuantitas komoditi yang para pembeli bersedia untuk membelinya.
Sehubungan dengan tenaga kerja, permintaan adalah hubungan antara tingkat upah,
(yang ditilik dari perspektif seorang majikan adalah harga tenaga kerja) dan kuantitas
tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan untuk dipekerjakan dalam hal ini dapat
dikatakan dibeli.

Secara khusus, suatu permintaan jumlah maksimum tenaga kerja yang


seorang pengusaha bersedia untuk memperkerjakannya pada setiap kemungkinan.
Tingkat upah dalam jangka waktu tertentu. Dengan salah satu pandangan,
permintaan tenag kerja haruslah ditilik sebagai suatu kerangka alternatif yang dapat
diperoleh pada suatu titik tertentu yang ditetapkan pada suatu waktu. Dalam banyak
literatur ekonomi mengemukakan bahwa permintaan akansuatu produk (barang atau
jasa) akan ditentukan banyak faktor, diantara faktor tersebut adalah:

a. Harga barang itu sendiri


b. Harga barang lain yang sejenis
c. Pendapatan konsumen
d. Selera konsumen
e. Ramalan konsumen mengenai keadaan di masa yang akan mendatang.9

Permintaan tenaga kerja adalah teori yang menjelaskan seberapa banyak


suatu lapangan usaha akan mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkat
upah pada suatu periode tertentu. Permintaan pengusaha atas tenaga kerjaberlainan
dengan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Masyarakat membeli
barang karena barang tersebut memberikan kegunaan kepada konsumen. Akan tetapi

9
Payaman Simanjutak.Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.(Jakarta: Fakultas Ekonomi UI,
2005) h. 102

7
bagi pengusaha, mempekerjakan seseorang bertujuan untuk membantu memproduksi
barang dan jasa untuk dijual kepada masyarakat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa permintaan tenaga kerja adalah


keseluruhan hubungan antara berbagai tingkat upah dan jumlah tenaga kerja yang
diminta untuk dipekerjakan. Perhotelan dalam melakukan proses produksi
disebabkan oleh satu alasan, yaitu karena adanya permintaan akan output yang
dihasilkannya. Jadi permintaan akan input akan timbul karena adanya permintaan
akan output. Inilah sebabnya mengapa permintaan input tersebut oleh ahli ekonomi
Alfred Marshall sebagai derived demand atau permintaan turunan.

Hukum permintaan tenaga kerja pada hakekatnya adalah semakin rendah


upah tenaga kerja maka semakin banyak permintaan tenaga kerja tersebut. Apabila
upah yang diminta besar, maka pengusaha akan mencari tenaga kerja lain yang
upahnya lebih rendah dari yang pertama. Hal ini karena dipengaruhi oleh banyak
faktor, yang di antaranya adalah besarnya jumlah angkatan kerja yang masuk ke
dalam pasar tenaga kerja dan upah serta skill yang dimiliki oleh tenaga kerja
tersebut.

C. Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah diterimanya para pelaku tenaga kerja untuk
melakukan tugas sebagaimana mestinya atau adanya suatu keadaan yang
menggambarkan tersedianya pekerja atau lapangan pekerjaan untuk diisi oleh pencari
kerja.10 Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi
yang tercermin dari banyaknya pertumbuhan penduduk bekerja. Penduduk yang
bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian.

Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh adanya permintaan akan


tenaga kerja. Oleh karena itu, penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai
permintaan tenaga kerja. Penduduk yang berkerja terserap dan tersebar diberbagai
sektor, namun tiap sektor mengalami pertumbuhan yang berbeda demikian juga tiap

10
Michael Todaro . Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. ( Jakarta: Erlangga 2000) H . 89

8
sektor berbeda dalam menyerap tenaga kerja. Perbedaan laju pertumbuhan tersebut
mengakibatkan dua hal, yaitu :

a. Terdapat perbedaan laju peningkatan produktifitas kerja masingmasing sektor.


b. Secara berangsur-angsur terjadi perubahan sektoral, baik dalam penyerapan
tenaga kerja maupun dalam kontribusinya terhadap pendapatan nasional.

Penduduk yang terserap, tersebar di berbagai sektor perekonomian. Sektor


yang mempekerjakan banyak orang umumnya menghasilkan jasa yang relatif besar.
Setiap sektor mengalami laju pertumbuhan yang berbeda. Demikian pula dengan
kemampuan setiap sektor dalam menyerap tenaga kerja. Jadi yang dimaksud dengan
penyerapan tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jumlah atau banyaknya orang
yang bekerja di 9 (sembilan) sektor perekonomian.

Dapat disimpulkan bahwa penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah


tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau
dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja
dalam suatu unit usaha. Jadi yang dimaksud dengan penyerapan tenaga kerja dalam
penelitian ini adalah jumlah atau banyaknya orang yang bekerja di hotel.

D. Prinsip Ketenaga Kerjaan dalam Islam

Empat prinsip tenaga kerjaan dalam islam.11

a. Kemerdekaan manusia

Ajaran Islam yang direpresentasikan dengan aktivitas kesalehan sosial


Rasulullah SAW dengan tegas mendeklarasikan sikap anti perbudakan untuk
membangun tata kehidupan masyarakat yang toleran dan berkeadilan. Islam tidak
mentolerir sistem perbudakan dengan alasan apa pun. Terlebih lagi adanya praktik
jual-beli pekerja dan pengabaian hak-haknya yang sangat tidak menghargai nilai
kemanusiaan. Kemerdekaan manusia yang dimaksud adalah menjaga agar seorang
majikan tidak bertindak sewenang-wenang kepada pekerjanya karena seorang
pekerja juga mempunyai hak asasi yang tidak dapat diganggu gugat. Dalam hal ini

11
Nurul Huda.Ekonomi Makro Islam.(Jakarta: Kencana, 2008) h. 157

9
seorang yang mempunyai usaha akan dituntut untuk mempekerjakan seseorang
dengan tidak merampas kemerdekaannya maksednya adalah tidak memaksakan
seseorang untuk bekerja melampau batas kemampuaanya.

b. Prinsip kemuliaan derajat manusia

Islam menetapkan setiap manusia apapun pekerjaannya dalam posisi yang


terhormat karena Islam sangat mencintai seorng muslim yang gigih untuk
kehidupannya. Allah SWT menegaskan dalam QS. Al-Jumu‟ah (62:10):

َ‫ّٰللا َكثِي ًْرا لَّعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُح ْون‬


َ ‫ّٰللاِ َوا ْذ ُك ُروا ه‬ ِ ‫ص ٰلوة ُ فَا ْنتَش ُِر ْوا فِى ْاْلَ ْر‬
ْ َ‫ض َوا ْبتَغُ ْوا مِ ْن ف‬
‫ض ِل ه‬ َّ ‫ت ال‬ ِ ُ‫فَ ِاذَا ق‬
ِ َ‫ضي‬

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka


bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.12

c. Prinsip keadilan

Keadilan penting bagi kehidupan manusia demi terciptanya penghormatan


dan hak-hak yang layak sesuai dengan aktivitasnya. Sesuai dengan firman Allah
SWT dalam surat Al-Hadid (57:25) :

‫ش ِد ْي ٌد َّو َمنَافِ ُع‬ ٌ ْ ‫اس بِ ْال ِقس ِْۚطِ َوا َ ْنزَ ْلنَا ْال َح ِد ْي َد فِ ْي ِه بَأ‬
َ ‫س‬ ُ َّ‫ب َو ْالمِ يْزَ انَ ِليَقُ ْو َم الن‬
َ ‫ت َوا َ ْنزَ ْلنَا َمعَ ُه ُم ْال ِك ٰت‬ِ ‫سلَنَا بِ ْالبَيِ ٰن‬
ُ ‫س ْلنَا ُر‬ َ ‫لَقَ ْد ا َ ْر‬
‫ز ِزي ٌْز‬ ‫ّٰللا قَ ِو ع‬
َ ‫ب ا َِّن ه‬ِ ِۗ ‫سلَ ٗه ِب ْالغَ ْي‬ ‫اس َو ِل َي ْعلَ َم ه‬
ُ ‫ّٰللاُ َم ْن يَّ ْن‬ ِ َّ‫ࣖ لِلن‬
13
َ ٌ ُ ‫ص ُر ٗه َو ُر‬

Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan


membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab
dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami
ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui
siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak
dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.14

12
Thohir Luth, Antara Perut dan Etos Kerja, dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2001).
13
Departemen Agama Ri, Alquran Dan Terjemahannya (Bandung: Pt. Sygma Examedia Arkenleema,
2013) H. 554
14
Ibid, h. 541

10
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT telah mengutus para Rasul
dengan bukti yang nyata yakni hujah-hujah yang jelas dan akurat yang disampaikan
melalui para malaikat, lafal alkitab dalam ayat tersebut sekalipun bentuknya mufrad
tetapi makna yang dimaksud adalah jamak, yakni al-kutub (neraca) yang berarti
keadilan. Keadilan yang dimaksud adalah sebuah perintah bagi manusia untuk
berlaku adil bagi sesama, dengan menjunjung tinggi hak serta kewajiban yang
dimiliki oleh orang lain.

Lafazh selanjutnya yang bercerita tentang besi dan menolong agama Allah,
Ibnu Abbas r.a memberikan penakwilannya orang-orang yang menolong agama
Allah SWT padahal mereka tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi
Maha Perkasa artinya Dia tidak memerlukan pertolongan siapa pun, akan tetapi
perbuatan tersebut manfaatnya akan dirasakan sendiri oleh orang yang
15
mengerjakannya.

Prinsip keadilan disini berkaitan dengan keadilan yang dilakukan oleh


pengusaha yang adil dalam hal memberikan konpesansi atas apa yang telah
dilakukan oleh seorang pekerja, adil dalam memilih tenaga kerja yang cocok untuk
untuk bidangya dan juga keadilan bisa dilihat dari segi pekerja yaitupekerja harus
melakukan kewajiban seorang pekerja yaitu memenuhi semua kewajiban yang ada
dalam pejanjian kerja. Pekerja harus bersungguhsungguh mengerahkan
kemampuannya sesuai dengan perjanjian kerja dengan efisiean dan jujur.

d. Prinsip Kejelasan aqad (perjanjian) dan transaksi upah

Islam sangat memperhtikan masalah aqad, hal ini termasuk salah satu bagian
terpenting dalam kehidupan perekonomian. Setiap orang beriman wajib untuk
menunaikan apa yang telah diperjanjikan baik yang berkaitan dengan pekerjan, upah,
waktu bekerja dan sebagainya.24 Dalam hal ini perjanjin aqad diantara pekerja dan
juga pengusaha haruslah jelas pekerjaan yang akan dilakukan oleh seorang pekerja
dan juga besaran konpensasi atas pekerjaan yang telah dilakukan dan kapan pekerja
itu akan menerim konpensasi itu. Dengan adanya kejelasan aqad ini maka diharapkan

15
Abdullah bin Muhammad. Op.cit. h. 473

11
tidak tejadi permasalahan dikemudian hari. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat Al-maidah ayat yang pertama,

َ ‫ص ْي ِد َوا َ ْنت ُ ْم ُح ُر ِۗ ٌم ا َِّن ه‬


‫ّٰللا يَحْ ُك ُم َما‬ َ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٰٓوا ا َ ْوفُ ْوا بِ ْالعُقُ ْو ِۗ ِد اُحِ لَّتْ لَ ُك ْم بَ ِه ْي َمةُ ْاْلَ ْنعَ ِام ا َِّْل َما يُتْ ٰلى‬
َ ‫زلَ ْي ُك ْم‬
َّ ‫غي َْر ُمحِ لِى ال‬
‫ي ُِر ْي ُد‬16

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan


bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu)
dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.17

16
https://www.merdeka.com/quran/al-maidah/ayat-1
17
Nurul Huda, Op. cit . h. 160

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan baik
di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan Pasal 8 mengenai perencanaan tenaga kerja dan informasi
ketenagakerjaan meliputi: Kesempatan kerja, Pelatihan kerja, Produktivitas tenaga
kerja, Hubungan industrial, Kondisi lingkungan kerja, Pengupahan dan
Kesejahteraan tenaga kerja.

Permintaan tenaga kerja adalah teori yang menjelaskan seberapa banyak


suatu lapangan usaha akan mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkat
upah pada suatu periode tertentu. Permintaan pengusaha atas tenaga kerjaberlainan
dengan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.

Penyerapan tenaga kerja adalah diterimanya para pelaku tenaga kerja untuk
melakukan tugas sebagaimana mestinya atau adanya suatu keadaan yang
menggambarkan tersedianya pekerja atau lapangan pekerjaan untuk diisi oleh pencari
kerja.18 Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi
yang tercermin dari banyaknya pertumbuhan penduduk bekerja. Penduduk yang
bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor perekonomian.

Empat prinsip tenaga kerjaan dalam islam yaitu, Kemerdekaan manusia,


Prinsip kemuliaan derajat manusia, Prinsip keadilan, Prinsip Kejelasan aqad
(perjanjian) dan transaksi upah

B. Saran

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekeliruan


karena minimnya referensi yangh kami dapatkan. Oleh karena itu kami masi
mengharapkan kritik dan saran oleh pembaca demi perbaikan makalah ini.
18
Michael Todaro . Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. ( Jakarta: Erlangga 2000) H . 89

13
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung, 2015 Tersedia Di: Www.Bps.Go.Id.
Situs Resmi Badan Pusat Statistik

Undang-Undang Ri. No. 13 Tahun 2003. Tentang Ketenagakerjaan.

Devi Lestyasari, Hubungan Upah Minimum Provinsi Dengan Jumlah Tenaga Kerja
Formal Di Jawa Timur, (Surabaya: Fakultas Ekonomi, Unesa) Tersedia Di
Jurnalmahasiswa.Unesa.Ac.Id/Article /5910 /53/Article.Pdf

Moch Heru Anggoro,Jurnal: Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Dan Pertumbuhan


Angkatan Kerja Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kota Surabaya (Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Surabaya), Tersedia Di:
Jurnalmahasiswa.Unesa.Ac.Id/Article/16292/53/Article.Pd

Payaman Simanjutak.Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.(Jakarta: Fakultas


Ekonomi UI, 2005) h. 102

Michael Todaro . Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. ( Jakarta: Erlangga 2000)


H . 89

Nurul Huda.Ekonomi Makro Islam.(Jakarta: Kencana, 2008) h. 157

Thohir Luth, Antara Perut dan Etos Kerja, dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Gema
Insani, 2001).

Departemen Agama Ri, Alquran Dan Terjemahannya (Bandung: Pt. Sygma


Examedia Arkenleema, 2013) H. 554

14

Anda mungkin juga menyukai