HUKUM KETENAGAKERJAAN
“MASALAH KETENAGAKERJAAN ”
Disusun oleh :
2.
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
telah diberikan oleh Bapak dosen Bapak Mochammad Zamroni SH,.MH. selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen dan kepada semua pihak yang
telah membantu baik secara moral maupun materi, penulisan makalah ini ditulis
berdasarkan referensi dari Buku maupun media massa..
Penulis menyadari, bahwa makalah yang penulis buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi materi, penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan dan perbaikan untuk makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca
maupun penulis dan bisa bermanfaat untuk peningkatan ilmu pengetahuan
kedepannya Amin.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan.................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Tenaga Kerja................................................................ 4
B. Kondisi Tenaga Kerja............................................................... 5
C. Evaluasi Program dan Kebijakan Tenaga Kerja....................... 6
D. Strategi Dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja............. 9
B. Saran.......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
terserap (pengangguran) akan menjadi beban dan penghambat dalam dalam
perckonomian dan pada akhirnya menjadi masalah. Selain menjadi beban dan
penghambat dalam pertumbuhan perekonomian suatu ncgara, pengangguran
juga digunakan menjadi salah satu indikator dari pasar tenaga kerja yang ada.
Rendahnya pengangguran sering dianggap menjadi suatu prestasi dalam suatu
negara demikian juga sebaliknya. Namun pada kenyataannya belum
mencerminkan masalah ketenagakerjaan yang sebenarnya. Konsep
pengangguran disini diartikan sebagai penduduk yang memasuki usia kerja
(15-65 tahun) yang sedang mencari kerja, mempersiapkan usaha, putus asa dan
sudah punya pekerjaan tapi belum memulai bekerja. Secara umum upaya
pemerintah dalam mengatasi pengangguran yang terjadi di negeri ini cukup
berhasil, khususnya dalam menyediakan lapangan kerja meskipun tidak semua
mampu terserap. Berdasarkan data dari BPS RI dalam 10 tahun terakhir trend
penurunan tingkat pengangguran di Indonesia cukup tinggi, yang mana pada
tahun 2005 pengangguran di Indonesia sebesar 10.3 persen (dari total jumlah
usia kerja) ada mengalami pemenurunan menjadi 7.0 persen (dari total jumlah
usia kerja) pada tahun 2015. Namun dalam perjalananya ada beberapa
permasalahan yang menyebabkan masih belum maksimalnya penyerapan
tenaga kerja yang terjadi tersedianya lapangan pekerjaan tersebut. Dikutip dari
laporan doing bisnis di Indonesia, World Bank dan IFC (2012) menyatakan
bahwa terdapat beberapa faktor utama yang menjadi hambatan penyerapan
tenaga kerja di Indonesia. yaitu kurangnya tenaga kerja terdidik, intrastruktur
yang buruk dan kerangka kebijakan yang berbelit-belit. Hal tersebut juga
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Purna dkk (2010) rendahnya
penyerapan tenaga kerja terjadi karena Link and Match (keterkaitan dan
kecocokan) antara dunia pendidikan dan dunia usaha belum berjalan dengan
baik dan masih banyak permasalahan-permasalahan yang lainnya. Dengan
mengacu pada permasalahan ketenagakerjaan dan pengangguran tersebut, maka
perlu dilakukan pembahasan mengenai permasalahan yang menjadi
penghambat dalam menciptakan lapangan kerja, penyerapan tenaga kerja. dan
pengangguran dalam upaya meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan
ekonomi negara ini.
4
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep Tenaga kerja sendiri diartikan sebagai penduduk dalam usia kerja
yang siap melakukan pekerjaan, yaitu usia 15-65 tahun. Menurut UUNo.13
tahun 2003, tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa, baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun orang lain atau masyarakat. Dalam permasalahan ini
tenaga kerja dikelompokkan menjadi :
5
2. Tenaga Kerja Terlatih adalah tenaga kerja yang memerlukan pelatihan dan
pengalaman. Misalnya sopir, montir dsb.
3. Tenaga Kerja tidak Terdidik dan Terlatih adalah tenaga kerja yang dalam
pekerjaannya tidak memerlukan pendidikan ataupun pelatihan terlebih
dahulu. Misalnya tukag sapu, tukang sampah dsb.
1. bekerja secara optimal baik dari segi upah dan maupun jam kerja,
Selanjutnya, untuk mengukur persentase penduduk usia kerja yang aktif secara
ekonomi maka digunakan konsep Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) didefinisikan sebagai persentase
jumlah angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia 15 tahun keatas dalam
suatu wilayah. Sedangkan Pengangguran diartikan sebagai angkatan kerja yang belum dan sedang mencari pekerjaan.
Pengangguran terjadi karena jumlah penawaran tenaga kerja lebih besar daripada permintaan tenaga kerja. Dengan kata lain, terjadinya
surplus penawaran tenaga kerja dipasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan dan ketidakcocokan antara permintaan lapangan kerja dengan
6
B. Kondisi Tenaga Kerja di Indonesia
1
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1992/7tahun~1992uu.htm
7
C. Evaluasi Program dan Kebijakan Tenaga Kerja
2
http://blog.ub.ac.id/bellashapira/aplikom/asas-asas-hukum-perbankan/
8
konsisten dengan didasari oleh itikad baik. Prinsip kehati – hatian ini
tercermin dalam pasal 2 dan pasal 29 ayat (2) Undang – undang Perbankan.3
9
merahasiakan itu bukan tanpa pengecualian. Kewajiban merahasiakan itu
dikecualikan dalam hal – hal untuk kepentingan pajak, penyelesaian utang
piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang dan
Lelang Negara / Panitia Urusan Piutang Negara (UPLN/PUPN), untuk
kepentingan pengadilan perkara pidana, dalam perkara perdata antara bank
dengan nasabah, dan dalam rangka tukar menukar informasi antar bank yang
kesemuanya itu atas permintaan, persetujuan/kuasa dari nasabah
penyimpan/ahli warisnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 41, 41A, 42,
43, 44, dan 44 A UU No.10/1998.5
5
Ibid
6
Ibid
10
D. Strategi Dalam Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja
7
https://kumparan.com/kabar-harian/5-jenis-bank-berdasarkan-fungsinya-di-indonesia-
1x76samu3cR/full
8
Ibid
9
Ibid
10
https://kumparan.com/kabar-harian/5-jenis-bank-berdasarkan-kepemilikannya-
1x774wa2Xw9/2
11
Ibid
11
Bank Asing: Bank yang kepemilikannya dipegang oleh pihak asing dan
memiliki cabang pada suatu negara di luar negara asalnya. Contoh bank
asing yang ada di Indonesia seperti ICBC Indonesia, HSBC, Bank of
America, Standard Chartered, dan sebagainya. 12
Bank Campuran: Bank yang didirikan oleh badan hukum di Indonesia
dan badan hukum luar negeri. Bank ini biasanya disebut juga sebagai joint
venture bank. Contohnya seperti Bank CIMB Niaga. 13
Bank berdasarkan operasionalnya:
Bank Konvensional: Bank yang menjalankan kegiatan usaha secara
konvensional dengan metode penetapan harga sesuai dengan tingkat suku
bunga bunga yang sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Contohnya
seperti Bank Mandiri, Bank BRI, BNI, BTN dan masih banyak lagi. 14
Bank Syariah: Bank yang menjalankan kegiatan usaha menerapkan
prinsip-prinsip syariah dalam agama Islam. Peraturan tentang Bank
Syariah sudah diatur dalam Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah. Contohnya seperti Bank Syariah Indonesia dan lain-
lain. 15
Bank berdasarkan statusnya:
Bank Devisa: Bank yang bisa melakukan kegiatan transaksi luar negeri
dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan mata uang asing.
Biasanya, bank devisa memiliki produk unggulan seperti tabungan valuta
asing atau mata uang asing. Contoh bank devisa antara lain yaitu Bank
Mandiri, BRI, Bank BTN, Bank Ganesha, dan lain-lain. 16
Bank Non Devisa: Bank yang bisa melakukan kegiatan transaksi luar
negeri dengan wilayah yang terbatas pada negara tertentu saja. Contoh dari
bank non devisa adalah Bank Yudha Bakti, Bank Harda Internasional, dan
lain-lain. 17
12
Ibid
13
Ibid
14
Ibid
15
Ibid
16
Ibid
17
Ibid
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penulisan makalah ini, maka saran yang dapat kami
sampaikan adalah sebagai berikut :
13
DAFTAR PUSTAKA
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1992/7tahun~1992uu.htm
https://kumparan.com/kabar-harian/5-jenis-bank-berdasarkan-
kepemilikannya-1x774wa2Xw9/2
https://kumparan.com/kabar-harian/5-jenis-bank-berdasarkan-
fungsinya-di-indonesia-1x76samu3cR/full
http://blog.ub.ac.id/bellashapira/aplikom/asas-asas-hukum-
perbankan/
14