Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TENAGA KERJA DAN


KETERAMPILAN MANAJEMEN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Mikro

Dosen Pengampu :
Lintang Pamugar Mukti Aji, S.E., M.M.

Disusun Oleh :
Venny Indah Sayekti (221201045)
Manajemen 1 B

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Penulisan naskah yang berjudal "PERUSAHAAN DITINJAU
DARI SUDUT TENAGA KERJA DAN KETERAMPILAN MANAJEMEN"
dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan tulisan ini saya menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari
kekurangan- kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan yang saya miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan
saya terima dengan senang hati demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.

Tulisan ini dapat saya selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya lah pada kesempatan ini saya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak.Akhimya, semoga tulisan
yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memenuhi kebutuhan pembaca


sekalian, terutama dalam pembelajaran Ekonomi Mikro, khususnya yang
menyangkut “PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TENAGA KERJA
DAN KETERAMPILAN MANAJEMEN”.

Klaten, 26 Desember 2022

Venny Indah Sayekti


DAFTAR ISI

COVER 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG 4
1.2 RUMUSAN MASALAH 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Perusahaan Ditinjau Dari Sudut Tenaga Kerja 5
B. Keterampilan Manajemen 12

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN 22
B. SARAN 22
DAFTAR PUSAKA 23
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bila kita asumsikan bahwa pemimpin adalah seorang yang mengarahkan aktivitas dari orang
lain dan mengambil tanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan (objective) melalui usaha
tersebut, maka seorang pemimpin yang sukses biasanya adalah mereka yang mempunyai 3 (tiga)
keterampilan dasar, yaitu: keterampilan teknis(technical skill), keterampilan inter-personal
(human skill), dan keterampilan konseptual (conceptual skill).
Lalu sebenarnya apa yang dimaksud dengan keterampilan manajerial itu? Menurut Bigelow
(1998), sebenarnya tidak banyak teks yang mendefinisikan apa yang dimaksud dengan
keterampilan manajerial. Banyak teks yang lebih menekankan kepada proses pembelajaran untuk
meningkatkan keterampilan daripada mendefinisikan secara spesifik keterampilan manajerial.
Namun berdasarkan kompilasi beberapa teks, keterampilan manajerial berkaitan dengan teori,
teknik, dan pedoman perilaku, yang bila diaplikasikan secara tepat akan meningkatkan performa
keberhasilan seorang manager. Sekarang, mari kita telaah lebih lanjut ranah properti
keterampilan ini. Keterampilan Teknis

1.2 Rumusan Masalah

1. Perusahaan Ditinjau Dari Sudut Tenaga Kerja


2. Keterampilan Manajemen
II PEMBAHASAN
A.Ketenagakerjaan 

Tahukah kamu pengertian ketenagakerjaan menurut undang undang no.13


tahun 2013 bukan hanya sebatas kegiatan pada masa kerja saja? Menurut
peraturan tersebut ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan
dengan tenaga kerja sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Tenaga
kerja yang dimaksud disini didefinisikan sebagai setiap orang yang mampu
melakukan pekerjaan yang menghasilkan barang dan/atau jasa yang berguna
bagi dirinya sendiri ataupun masyarakat secara umum. Peraturan tersebut
juga mengatur tentang tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Syarat
penting yang harus dimiliki warga asing yang bekerja di Indonesia adalah
memiliki visa kerja. 

Pengelompokan Tenaga Kerja 

Pengelompokan tenaga kerja secara sederhana kamu dapat bagi menjadi


tiga kelompok. Pengelompokan dilakukan berdasarkan pada kualifikasi,
kemampuan, dan skill yang dimiliki pekerja tersebut. Apa saja kelompok-
kelompoknya akan kita bahas sebagai berikut.

Tenaga Kerja Terdidik

Pertama adalah tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terdidik adalah seseorang
yang memiliki pengetahuan dan keahlian pada suatu bidang tertentu.
Pengetahuan dan keahlian ini umumnya diperoleh seseorang melalui
pendidikan formal yang mereka tempuh. Contohnya adalah dokter,
pengacara, notaris, dan lain sebagainya.
Tenaga Kerja Terlatih

Jenis tenaga kerja selanjutnya adalah tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja
terlatih adalah tenaga kerja yang memperoleh keahliannya umumnya melalui
pendidikan non-formal seperti pelatihan keterampilan, kursus, dan lain
sebagainya. Contoh tukang las (welder), terutama tukang las bawah air,
mekanik, juru masak (chef) dan lain sebagainya. Meskipun umumnya melalui
pendidikan non-formal, tapi tenaga kerja terlatih juga bisa melalui pendidikan
formal seperti ahli bedah, ahli forensik, dan ahli autopsi.

Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih

Terakhir adalah tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yang pada
dasarnya, pekerjaan yang dilakukan tidak mengharuskan seseorang memiliki
keahlian atau kewajiban tertentu. Contoh sederhananya adalah pembantu
rumah tangga, buruh panggul barang, dan lain sebagainya.

Bukan Tenaga Kerja

Berdasarkan dari pengertian ketenagakerjaan yang telah dijabarkan


sebelumnya. Tidak semua orang bisa didefinisikan sebagai tenaga kerja.
Pengertian bukan tenaga kerja adalah orang yang belum masuk usia kerja
atau seseorang yang sudah memasuki usia kerja tapi tidak bekerja karena
alasan tertentu. Contohnya adalah seorang anak yang berusia kurang dari 15
tahun dan seseorang yang sudah berumur lebih dari 64 tahun, ibu rumah
tangga, pelajar, dan lain sebagainya. 

Pembangunan Ketenagakerjaan

Selanjutnya kita akan membahas tentang pembangunan ketenagakerjaan di


Indonesia. Pembangunan ketenagakerjaan sudah diamanatkan dalam
konstitusi dasar kita UUD 1945, yang pada penyelenggaraannya didasarkan
atas dasar keterpaduan melalui koordinasi fungsional sektoral pusat dan
daerah. Adapun pembangunan Ketenagakerjaan di Indonesia sendiri memiliki
tujuan sebagai berikut:
 Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal
dan manusiawi
 Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga
kerja yang sesuaidengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah
 Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan
kesejahteraan
 Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Perencanaan Tenaga Kerja

Setelah kita bersama-sama membahas tentang pengertian ketenagakerjaan,


apa itu tenaga kerja, dan pengelompokannya. Pada bagian ini kita akan
mendalami lebih jauh tentang perencanaan tenaga kerja di Indonesia.
Perencanaan tenaga kerja bertujuan untuk melakukan rencana
ketenagakerjaan secara sistematis yang nantinya dapat dijadikan acuan
dalam menyusun kebijakan, strategi, dan program pembangunan
ketenagakerjaan lainnya secara berkesinambungan. Pemerintah Indonesia
dalam hal penetapan kebijakan dan penyusunan progran perencanaan
tenaga kerja melakukan pengelompokan menjadi dua kelompok.
Perencanaan pekerja makro dan perencanaan pekerja mikro. 

Hal ini disusun berdasarkan analisa dan rangkaian data yang relevan dan
dihimpun dalam informasi ketenagakerjaan. Informasi ketenagakerjan sendiri
dihimpun baik itu berasal dari pemerintah maupun swasta yang memiliki
unsur-unsur penting dalam perencanaan tenaga kerja. 

Kesempatan Kerja 

Apabila kita melihat dari pengertian ketenagakerjaan secara umum dan dalam
rangka pembangunananya, salah satu unsur pentin dari perencanaan
ketenagakerjaan adalah kesempatan kerja. Artikel ini akan sama-sama
membahas secara khusus tentang kesempatan kerja terhadap penyandang
cacat. Seperti apa sih aturan yang mendukung terciptanya kesempatan kerja
yang adil dan merata secara umum? yuk, langsung saja kita bahas. Pada
pasal 5 undang undang no.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
menjelaskan secara umum bahwa setiap tenaga kerja di Indonesia memiliki
hak yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
Tanpa memandang jenis kelamin, suku, ras, agama, politik, sesuai dengan
kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan yang termasuk didalamnya
penyandang cacat.
Kesempatan Kerja Bagi Penyandang Cacat

Berdasarkan informasi yang sudah dijelaskan diatas. Teman-teman yang


memiliki anggota keluarga atau kerabat yang memiliki keterbatasan sekarang
sudah mengetahui haknya dalam memperoleh pekerjaan dan penghidupan
yang layak. Tidak dibenarkan sebuah perusahaan menolak orang yang
memenuhi kualifikasi baik dari segi pendidikan dan kemampuan dalam dunia
kerja dengan alasan orang yang bersangkutan memiliki keterbatasan. Dalam
memberikan pekerjaan bagi penyandang cacat, perusahaan harus
memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatan
berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku. Pembangunan dan
pelatihan kerja yang dilakukan perusahaan bagi penyandang cacat harus
memperhatikan jenis, deraja kecacatan, dan kemampuan kerja dari yang
bersangkutan. Unsur-unsur perencanaan tenaag kerja antara lain :

 penduduk dan tenaga kerja


 kesempatan kerja
 pelatihan kerja termasuk kompetensi kerja
 produktivitas tenaga kerja
 hubungan industrial
 kondisi lingkungan kerja
 pengupahan dan kesejahteraan tenaga kerja; dan
 jaminan sosial tenaga kerja.

Perencanaan Tenaga Kerja Makro

Seperti penjelasan yang baru saja dijelaskan di atas tentang perencanaan


tenaga kerja yang dibagi menjadi perencanaan tenaga kerja makro dan mikro.
Yang dimaksud perencanaan tenaga kerja makro disini adalah perencanaan
ketenagakerjaan yang sistematis dengan menggunakan tenaga kerja secara
optimal dan produktif guna merangsang pertumbuhann. Pertumbuhan yang
dimaksud disini adalah pertumbuhan ekonomi dan sosial baik yang berskala
nasional, daerah, dan juga sektoral yang dapat membuka lapangan pekerjaan
seluas-luasnya, sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan
kesejahteraan para pekerja.

Perencanaan Tenaga Kerja Mikro

Lain halnya dengan perencanaan tenaga kerja makro, perencanaan tenaga


kerja mikro memiliki ruang lingkup yang lebih kecil. Ruang lingkup yang
dimaksud disini adalah hanya sebatas lingkup instansinya saja, baik itu
pemerintah ataupun perusahaan swasta. Dalam hal pengertian antara
perencanaan tenaga kerja makro dan mikro memiliki persamaan. Dalam hal
perencanaan pekerja mikro pengertiannnya adalah perencanaan
ketenagakerjaan yang sistematis dalam suatu instansi, pemerintah ataupun
swasta. Bertujuan dengan penggunaan tenaga kerja yang optimal dan
produktif untuk mencapai kinerja yang lebih tinggi dalam instansi terkait.

Masalah Ketenagakerjaan

Hingga saat ini Indonesia masih mengalami masalah ketenagakerjaan seperti


masih rendahnya kualitas tenaga kerja, jumlah tenaga kerja yang tidak
sebanding dengan kesempatan kerja,dan masalah klasik yaitu tingkat
pengangguran di Indonesia. Tepat februari 2019 angka tenaga kerja menurut
badan pusat statistik sebanyak 136,18 Jiwa. Angka tersebut mengalami
penaikan sebesar 2,24 juta orang dibanding tahun 2018 di bulan yang sama.
Kabar baiknya angka pengangguran di bulan februari 2019 menurun menjadi
5,01 persen dari periode sebelumnya.

Masih banyak hal yang perlu dibenahi agar dapat mengatasi masalah-
masalah diatas. Pembangunan sumber daya manusia, pengembangan
industri kreatif dan program yang mendukung usaha kecil menengah bisa
menjadi salah pilihan dalam mengatasi permasalahan diatas. Salah satu poin
penting dari pengertian ketenagakerjaan adalah penggunaan tenaga kerja
yang optimal dan efisien. 

sebagai pemilik perusahaan atau bagian HR yang berurusan langsung


dengan karyawan Anda perlu memahami dan mencermati regulasi ini. Selain
sebagai pengetahuan dasar dalam berbisnis, regulasi ini juga penting untuk
mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Hak Karyawan Perusahaan dalam Undang-Undang

Ketenagakerjaan

Secara singkat, perusahaan memiliki hak yang tercantum dalam uraian


Undang-Undang Ketenagakerjaan, yakni dalam UU Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan. Hak-hak tersebut antara lain adalah sebagai
berikut.
1. Perusahaan berhak atas hasil dari pekerjaan karyawan.
2. Perusahaan berhak untuk memerintah/mengatur karyawan atau tenaga
kerja dengan tujuan mencapai target.
3. Perusahaan berhak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap
pekerja/buruh/karyawan jika melanggar ketentuan yang telah disepakati
sebelumnya.

Tiga hal di atas adalah sedikit kutipan mengenai hak yang dimiliki perusahaan
atau pengusaha. Jelas, setiap poinnya memiliki penjabaran yang rinci jika
dilihat pada regulasi baku yang tertulis.

Hak Karyawan Lainnya

Di sisi lain, karyawan atau pekerja juga memiliki hak yang dicantumkan dalam


regulasi tersebut. Menurut Undang-Undang Ketenagakerjaan, karyawan
setidaknya memiliki beberapa hak berikut ini.

1. Menjadi Anggota Serikat Tenaga Kerja

Dalam regulasi disebutkan bahwa setiap karyawan berhak menjadi anggota


atau membentuk serikat tenaga kerja. Setiap karyawan diperbolehkan untuk
mengembangkan potensi kerja sesuai dengan minat dan bakat. Karyawan
juga mendapatkan jaminan dari perusahaan dalam hal keselamatan,
kesehatan, moral, kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan
martabat berdasarkan norma serta nilai keagamaan dan kemanusiaan.

Hak ini tercantum dalam UU Nomor 13 tahun 2003 Pasal 104, terkait serikat
pekerja dan UU Nomor 21 tahun 2000 mengenai serikat pekerja.

2. Jaminan sosial dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

Karyawan juga berhak mendapatkan jaminan sosial yang berisi tentang


kecelakaan kerja, kematian, hari tua hingga pemeliharaan kesehatan.
Sekarang ini, implementasi hak karyawan bidang jaminan sosial dan K3
adalah berupa BPJS. Anda sebagai pemilik perusahaan atau pemberi kerja
wajib mendaftarkan setiap karyawan sebagai anggota BPJS dalam rangka
pemenuhan hak ini.

Hak karyawan yang satu ini tercantum dalam Undang-Undang


Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003, UU Nomor 03 tahun 1992, UU
Nomor 01 tahun 1970, Ketetapan Presiden Nomor 22 tahun 2993, Peraturan
Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 dan Peraturan Menteri Nomor 4 tahun
1993 dan Nomor 1 tahun 2998.
3. Menerima Upah yang Layak

Tercantum dalam Permen Nomor 1 tahun 1999 Pasal 1 Ayat 1, UU Nomor 13


tahun 2003, PP tahun 1981, Peraturan Menteri Nomor 01 tahun 1999 dan
paling baru adalah Permenaker Nomor 1 tahun 2017.

4. Membuat Perjanjian Kerja atau PKB

Hak karyawan atau pekerja ini tercantum dalam Undang-Undang


Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 dan juga Undang-Undang Nomor 21
tahun 2000. Karyawan yang telah tergabung dalam serikat pekerja memiliki
hak untuk membuat Perjanjian Kerja yang dilaksanakan berdasarkan proses
musyawarah.

5. Hak Atas Perlindungan Keputusan PHK Tidak Adil

Hak ini tercantum dalam Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor SE
907/Men.PHI-PPHI/X/2004. Setiap karyawan berhak mendapat perlindungan
dan bantuan dari Pemerintah melalui DInas Tenaga Kerja bilamana
mengalami PHK secara tidak adil.

6. Hak Karyawan Perempuan seperti Libur PMS atau Cuti Hamil

Secara umum hak ini tercantum dalam UU Nomor 13 tahun 2003 Pasal 76
Ayat 2 yang menyatakan bahwa perusahaan atau pengusaha dilarang
mempekerjakan perempuan hamil yang bisa berbahaya bagi kandungannya
dan dirinya sendiri.

Selain poin tersebut, pada Pasal 82 Ayat 2 UU Nomor 13 tahun 2003 juga
menyebutkan perihal hak cuti keguguran. Selanjutnya pada UU Nomor 3
tahun 1992 mengatur tentang hak biaya persalinan yang bisa didapat oleh
karyawan. Pada Pasal 83 UU Nomor 13 tahun 2003 juga masih
membicarakan mengenai hak karyawan perempuan yakni terkait hak
menyusui. Terakhir adalah hak cuti menstruasi yang diatur dalam Pasal 81
UU Nomor 13 tahun 2003.

7. Pembatasan Waktu Kerja, Istirahat, Cuti dan Libur

Dalam UU Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 Pasal 79, hak ini


dicantumkan secara jelas. Perusahaan wajib memberi waktu istirahat dan cuti
pada setiap karyawan. Secara jelas misalnya, terkait waktu istirahat,
disebutkan bahwa karyawan memiliki hak untuk mendapatkan istirahat antara
jam kerja minimal setangah jam setelah bekerja selama empat jam.

Dengan mengetahui hak setiap pihak, tentu bisa menentukan langkah


strategis dan pengambilan keputusan yang melibatkan perusahaan dan
karyawan di dalamnya. Seperti misalnya dalam pengaturan pemberian hak
cuti dan libur, bisa merundingkan serta mendiskusikan hak karyawan
berkenaan dengan cuti dan libur.

B.Keterampilan Manajemen

Pengertian Manajemen

Semua bentuk organisasi dimana orang-orang bekerja bersama mencapai


tujuan yang telah ditetapkan, membutuhkan manajemen. Manajemen
diperlukan organisasi agar usaha pencapaian tujuan menjadi lebih mudah.

Secara spesifik ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam


organisasi, yaitu :

1. Mencapai tujuan, manajemen mempermudah pencapaian tujuan


organisasi dan pribadi.

2. Menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan,


manajemen menyeimbangkan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan yang
saling bertentangan di antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam
organisasi (stakeholders) seperti pemilik, karyawan, konsumen, pemasok dan
lain-lain.

3. Mencapai efisiensi dan efektifitas, efisiensi dan efektifitas merupakan


ukuran prestasi organisasi.
Menurut Peter Drucker efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar
(doing thing right) dan efektifitas adalah melakukan pekerjaan yang benar
(doing the right thing):

Efisiensi merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar,


berkaitan dengan biaya-biaya yang ditimbulkan dalam melakukan aktivitas.
Mengukur biaya dari sumber daya yang diperlukan dalam rangka mencapai
suatu tujuan. Sedangkan efektivitas merupakan kemampuan memilih alat
yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berkaitan dengan
melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan dan merupakan ukuran
tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan. Sejauh mana tugas atau tujuan
telah dicapai.

Yang dimaksud dengan Efisiensi adalah menyelesaikan pekerjaan dengan


usaha, biaya, atau pemborosan yang minimum. Jadi efisiensi adalah
kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Sedangkan
Efektivitas adalah penyelesaian tugas-tugas yang membantu pencapaian
sasaran organisasi atau bisa juga dikatakan efektivitas adalah kemampuan
untuk memilih tujuan yang tepat/melakukan pekerjaan yang benar.

Sebagai ilustrasi kita ambil contoh misalnya belakangan ini banyak manajer
gagal memantau salah satu hasil usaha yang sangat penting, yaitu efisiensi.
Sebagai contoh Kantor Pos Pusat di Jakarta untuk mencari paket kiriman
yang hilang dari Jakarta ke Surabaya melakukan 5 panggilan telpon dari divisi
yang terpisah ke kantor pos Surabaya. Hal ini jelas kurang efisien. Jalan
keluar yang terbaik adalah divisi pengiriman paket menelpon langsung siapa
kurir yang bertugas mengirimkan paket tersebut ke Surabaya. Akan tetapi
efisiensi saja tidaklah cukup untuk memastikan keberhasilan. Oleh karena itu,
selain peduli dengan efisiensi, para manajer juga harus berusaha untuk
mencapai hasil yang efektif. Selama bertahun-tahun perusahaan Chrysler
Motor mengalami penurunan penjualan, pangsa pasar dan keuntungannya,
walaupun mobil-mobil yang dibuatnya sudah sangat efisien. Kemudian
perusahaan tersebut melakukan inovasi baru dengan memproduksi mobil
rancangan pemenang lomba yang telah dirancang ulang, sehingga menarik
minat pembeli. Setelah itu Chrysler Motor mulai memperoleh kembali pangsa
pasar dan keuntungannya. Ini menunjukkan bahwa Chrysler Motor berusaha
untuk efektivitas, yaitu menyelesaikan tugas- tugas yang dapat menolong
pencapaian sasaran organisasi.

Kerja merupakan kegiatan yang menghasilkan nilai bagi orang lain maupun
diri sendiri. Bekerja dengan baik sehingga mampu memberikan kesejahteraan
bagi masyarakat dan diri sendiri mengarahkan organisasi terhadap kebutuhan
manajemen.
Apakah Manajemen itu ?

Begitu luasnya pengertian manajemen sehingga tidak ada definisi yang


secara konsisten digunakan oleh semua orang. Dalam hal ini dua definisi
manajemen dikemukan sebagi berikut:

1. Mary Parker Follet, manajemen merupakan seni (art) dalam


meyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

2. James AF Stoner, manajemen adalah proses perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Luther Gullick, manajemen suatu ilmu (science).

4. James H. Donnelly Jr.; James L. Gibson; dan Jhon M. Ivancevich,


manajemen adalah proses dari seseorang atau beberapa individu untuk
mengkoordinasi kegiatan- kegiatan dari orang lain untuk memperoleh
hasil yang tidak dapat dilakukan seorang individu saja.

5. Karthryn M. Bartol dan David C. Marten, manajemen adalah proses


untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan-
kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning),
mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan
(controlling).

6. Chuck Williams (2001), manajemen adalah menyelesaikan pekerjaan


melalui orang lain. Jadi seorang manajer bukanlah mengerjakan semua
pekerjaan sendiri. Dia bekerja melalui orang-orang yang memiliki
kemampuan-kemampuan teknis di lapangan tanpa mengerjakan
teknisnya

7. Murti Sumarni-John Soeprihanto (1995), manajemen merupakan suatu


prosesyang terdiri atas kegiatan-kegiatan mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.
Pemanfaatan sumber daya-sumber daya lain dalam perusahaan meliputi
sumber daya bahan baku produksi, sumber keuangan, mesin-mesin, dan
cara yang digunakan dalam pemanfaatan yang efisien dan efektif.
Berdasarkan uraian tersebut manajemen dapat diartikan sebagai bekerja
dengan orang-orang dengan memanfaatkan sumber daya-sumber daya
organisasi untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-
tujuan melalui pelaksanaan atau proses fungsi- fungsi POLC (Planning,
Organizing Leading, Controlling).

Apakah Manajer itu?

Manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil kerja orang-orang
yang ada di dalam organisasi. Manajer sebagai perencana, pengorganisasi,
pemimpin dan pengendali pelaksanaan aktivitas sehari-hari organisasi.

Stoner menyatakan bahwa manajer adalah :

1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain.

2. Manajer bertanggungjawab dan mempertanggungjawabkan.

3. Manajer menyelaraskan tujuan yang saling bertentangan dan


menentukan prioritas.

4. Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual

5. Manajer adalah mediator.

6. Manajer adalah politikus.

7. Manajer adalah diplomat.

8. Manajer adalah symbol.

9. Manajer harus mampu mengambil keputusan yang sulit.

"Seorang manajer yang efektif adalah seorang manajer yang mampu


membuat suatu pekerjaan terselesaikan dan menjaga tingkat kepuasan yang
tinggi di tempat kerja."

Pengamatan menunjukkan bahwa manajer yang melaksanakan fungsi


manajemen dengan baik adalah seorang manajer yang lebih berhasil. Makin
banyak waktu yang digunakan oleh seorang manajer untuk merencana,
semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan mereka, karena fungsi
perencanaan memegang peranan penting dalam keseluruhan fungsi
manajemen.
Tingkatan dan Tipe-tipe Manajer Jenis manajer
dalam organisasi dapat diklasifikasikan berdasarkan dua bentuk, yang
pertama Manajer berdasarkan tingkatan manajemen dalam organisasi dan
kedua berdasarkan lingkup kegiatan organisasi yang berada di bawah
tanggungjawabnya. Berdasarkan tingkatan manajemen organisasi, manajer
terdiri dari manajer puncak (top manager), manajer menengah (middle
manager), manajer bawah (lower manager atau first-line manager), dan
pemimpin kelompok (group leader).

Top manager efektif adalah seorang pemikir strategis yang berorientasi ke


depanyang membuat banyak keputusan dalam kondisi yang tidak pasti dan
penuh persaingan. Manajer puncak (chief executive officer, chief operational
officer, direktur utama, presiden direktur, vice-president, president) terdiri dari
kelompok yang relatif kecil bertanggungjawab atas keseluruhan manajemen
organisasi. Menetapkan kebijakan operasional dan membimbing proses
interaksi dengan lingkungan organisasi. Top manager bertanggung jawab
untuk menciptakan kondisi penting untuk perubahan, membantu karyawan
untuk bertanggung jawab kepada perusahaan, bertanggung jawab untuk
menciptakan budaya posistif organisasi melalui bahasa dan tindakan dan
bertanggung jawab mengamati lingkungan usahanya.

Middle manager efektif adalah seorang yang mampu mengembangkan dan


menerapkan rencana kerja yang sesuai dengan tujuan dari tingkatan yang
lebih tinggi, berorientasi pada kelompok dan bekerja sama serta
mengkoordinasi kegiatan antar unit dalam organisasi serta mampu
menerapkan perubahan atau strategi yang diciptakan oleh manajer puncak.
Manajer menengah (kepala, manajer divisi, manajer cabang, manajer pabrik,
dekan).

First-Line Manager efektif adalah seseorang yang mampu mengelola


kinerja satu unit kerja yang dapat menyelesaikan tugas dan tanggungjawab
jangka pendek yang sesuai dengan rencana middle dan top manager.
Manajer lini pertama (supervisor atau pemimpin kelompok).

Pemimpin Kelompok adalah jenis pekerjaan manajemen yang relatif baru


yang dikembangkan semenjak perusahaan beralih kepada kelompok yang
mandiri. Pemimpin kelompok mengarahkan pekerjaan perorangan dan
membantu aktivitas kelompok ke arah pencapaian sasaran. Pemimpin
kelompok juga membantu kinerja kelompok, mengelola hubungan luar dan
hubungan dalam kelompok.

Berdasarkan lingkup kegiatan organisasi yang berada di bawah tanggung


jawabnya, manajer terdiri dari manajer fungsional dan manajer umum.
Manajer fungsional yaitu manajer yang bertanggung jawab atas satu bidang
kegiatan tertentu seperti keuangan, pemasaran, produksi, personalia,
akuntansi atau penjualan.

Manajer umum membawahi semua kegiatan suatu unit seperti sebuah


cabang, perusahaanterpisah atau bagian operasional terpisah yang memiliki
bagian produksi, pemasaran,dan keuangan sendiri.

Fungsi Manajemen

Empat fungsi manajemen sebagai tugas utama yang harus dilaksanakan


seorang manajer dalam mengelola organisasi untuk mencapai tujuan atau
yang dikenal sebagai proses manajemen adalah sebagai berikut :

Perencanaan (planning).

Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah


yang harus diambil untuk mencapainya, meliputi penetapan sasaran,
merumuskan tujuan, menetapkan strategi, membuat strategi, dan
mengembang-kan subrencana untuk mengkoordinasikan kegiatan.

Pengorganisasian (organizing).

Proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta pengaturan


kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk
menerapkan rencana yang telah dibuat., meliputi penetapan dimana
keputusan akan dibuat, siapa yang akan melaksanakan tugas dan pekerjaan,
serta siapa yang akan bekerja untuk siapa.

Memimpin (leading)

Proses menumbuhkan semangat pada karyawan agar bekerja dengan baik


dan membimbing mereka untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai rencana
dalam rangka mencapai tujuan, memberi inspirasi dan motivasi kepada
karyawan untuk berusaha keras mencapai sasaran organisasi.

Pengendalian (controlling).

Proses mengukur kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya


dengan rencana yang telah dibuat serta mengambil tindakan koreksi yan
diperlukan.
Belakangan ini para manajer mengubah cara mereka melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen. Perubahan ini diwujudkan dalam perbedaan antara
manajemen “lama” dan manajemen "baru". Manajer gaya lama menganggap
diri mereka sebagai boss, sedangkan manajer gaya baru menganggap diri
mereka sebagai sponsor, pemimpin kelompok atau konsultan internal.
Beberapa perbedaan lainnya adalah manajer gaya lama mengambil
keputusannya sendiri, dan manajer gaya baru mendengarkan masukan dari
orang lain dalam pengambilan keputusan. Akibatnya manajer gaya lama
bekerja lebih lama sedangkan manajer gaya baru bekerja lebih
mengutamakan hasil.

Perubahan-perubahan dalam manajemen tersebut tidak membuat fungsi


manajemen klasik menjadi kuno, sehingga fungsi manajemen gabungan
antara manajemen gaya baru dan gaya lama adalah sebagai berikut:

 Membuat sesuatu terjadi (making things happen)

 Menghadapi persaingan (meeting the competition)

 Mengorganisir orang, proyek, dan proses (organizing people, project, &


process)

 Memimpin (leading)

Fungsi-fungsi tersebut tidak menggantikan fungsi yang lama, tetapi


dibangun di atasnya. Pertama, 'membuat sesuatu terjadi' merupakan
gabungan dari fungsi merencanakan (planning) dan mengendalikan
(controlling). Untuk membuat sesuatu terjadi', kita harus merencanakan
bagaimana mencapai sasaran yang kita inginkan, mengelola informasi, dan
mengendalikan kinerja serta melakukan tindakan koreksi jika terjadi
penyimpangan. Kedua, 'menghadapi persaingan mencerminkan pentingnya
adaptasi dan pembaharuan agar tetap bersaing di tengah pasar global yang
terus berkembang seperti saat ini. Ketiga, tanpa mempertimbangkan dalam
mengorganisir orang, proyek, dan proses' maka perubahan yang berskala
besar tidak akan berhasil (tidak dapat membuat sesuatu terjadi). Terakhir,
'memimpin' dengan memperhatikan kesejahteraan karyawannya, merayakan
keberhasilan sebuah kontrak baru bersama karyawan, dan sangat
memperhatikan keinginan dan aspirasi karyawan merupakan suatu gaya
memimpin yang menyenangkan hati karyawan. Pada akhirnya karyawan
termotivasi dan membuat suatu produktivitas yang tinggi sebagai bukti
kesetiaan dan dukungannya.

Peranan Manajer Dalam Organisasi


Dalam melaksanakan tugas sehari-hari seorang manajer memegang
beberapa peranan untuk mencapai tujuan organisasi. Tiga peranan utama
manajer menyangkut sebagai berikut:

1). Peran interpersonal, yaitu peranan seorang manajer dalam berinteraksi


dengan berbagai pihak yang akan membantu berhasilnya pelaksanaan tugas,
baik pihak dalam perusahaan maupun pihak luar perusahaan.

a. Peranan figure bapak (Figurehead)

Simbol pemimpin perusahaan; diperlukan untuk menjalankan sejumlah


kewajiban rutin yang bersifat legal dan social, contoh: memberi ucapan
selamat datang kepada para pengunjung, penandatanganan surat resmi,dst.

b. Peranan Pimpinan (Leader) Bertanggung jawab


untuk memotivasi dan mengaktifkan bawahan; mengisi posisi kosong
(staffing), melatih, dan tugas-tugas terkait, contoh: melakukan hampir seluruh
kegiatan yang melibatkan bawahan.

c. Peranan Penghubung (Liaison)

Memelihara suatu jaringan kontak luar yang mendukung dan juga


penghubung pihak dalam, contoh membalas surat-surat, melakukan kerja
dewan urusan luar, yang melibatkan puhak-pihak luar.

2) Peran informasional, yaitu peranan seorang manajer dalam pemberian,


penerimaan dan penganalisaan informasi, menyangkut pengawas, penyebar
informasi dan juru bicara.

a. Memantau (Monitor)

Manajer selalu aktif mencari informasi yang dapat bermanfaat untuk


organisasi, contoh membaca terbitan-terbitan periodik dan laporan-laporan,
memelihara kontak pribadi.

b. Penyebar (Disseminator)

Manajer mendistribusikan informasi yang diperolehnya kepada pihak lain,


khususnya kepada bawahannya agar bawahan mampu mengerjakan
tugasnya dengan baik, contoh: Mengadakan pertemuan-pertemuan untuk
maksud informasi; menelpon untuk meneruskan informasi.

c. Jurubicara (Spokesman)
Manajer sebagai wakil organisasi dalam menyampaikan informasi ke pihak
luar, contoh : menyelenggarakan rapat dewan, memberikan informasi ke
media.

3). Peran pengambil keputusan, yaitu peranan seorang manajer dalam


memanfaatkan informasi untuk membuat keputusan dalam memecahkan
masalah atau melihat kesempatan yang ada.

a. Kewirausahaan (Entrepreunership)

Manajer mengambil keputusan-keputusan penting seperti peluncuran produk


baru, penggabungan usaha dll, contoh: rapat strategis dan tinjauan ulang
yang melibatkan prakarsa atau rancangan proyek perbaikan.

b. Pengendali gangguan (Disturbance Handler)

Manajer diharapkan bisa menyelesaikan gangguan-gangguan yang mungkin


muncul, contoh mengorganisasikan strategi dan sesi kaji-ulang yang
melibatkan gangguan dan kritis.

c. Pengalokasi sumberdaya (Resource Allocator)

Manajer harus mengalokasikan sumberdaya yang terbatas agar tujuan


organisasi dapat dicapai dengan efisien, contoh: penjadwalan, permintaan
otoritas, menyelenggarakan kegiatan apapun yang melibatkan anggaran dan
program kerja bawahan.

d. Perunding (Negotiator)

Manajer melakukan negosiasi dengan pihak-pihak yang berkaitan, contoh:


berperan serta dalam perundingan kontrak serikat pekerja.

Keterampilan Manajerial

Keterampilan atau skill merupakan kemampuan untuk menterjemahkan


pengetahuan ke dalam praktek sehingga tercapai hasil kerja yang diinginkan.
Berbagai fungsi dan kegiatan manajerial yang diperlukan dalam mengelola
organisasi membutuhkan banyak keterampilan. Keterampilan yang paling
penting adalah keterampilan yang memungkinkan manajer bisa membantu
orang lain menjadi lebih produktif di tempat kerja. Robert L. Katz
menggolongkan keterampilan manajer menjadi tiga kategori sebagai berikut :
1). Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill)

Keterampilan kemanusiaan atau yang lebih terkenal dengan keterampilan


berkomunikasi antar manusia (interpersonal skills) adalah keterampilan yang
seringkali diabaikan oleh para manajer, terutama bagi para manajer yang
baru naik jenjangnya dalam organisasi. Keterampilan kemanusiaan ini sangat
diperlukan untuk menjaga hubungan baik dengan atasan langsung maupun
dengan bawahan. Dengan komunikasi yang persuasive akan membuat
bawahan merasa dihargai dan mereka akan bekerja lebih baik dan bersikap
lebih terbuka kepada atasannya. Keterampilan berkomunikasi ini diperlukan
baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.

2). Keterampilan Teknis (Technical Skills)

Keterampilan ini merupakan bekal bagi para manajer pada tingkat yang lebih
rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan
suatu pekerjaan tertentu misalnya memperbaiki mesin, membuat kursi,
membuat jadwal kerja dan keterampilan teknis lainnya.

3). Keterampilan Konseptual (Conceptual Skill)

Kemampuan untuk merinci permasalahan menjadi beberapa bagian yang


lebih spesifik sehingga dapat dilihat kaitan antar masing-masing bagian
tersebubut

serta mengetahui dampak dari setiap permasalahan bagi orang lain. Sebagai
tambahan, keterampilan yang harus pula dimiliki oleh para manajer adalah
sebagai berikut:

4). Keterampilan Motivasi (Motivation Skill)

Kemampuan untuk memberikan dorongan kepada orang lain, agar mereka


dapat melakukan sesuatu sesuai dengan yang diperintahkan tanpa mereka
rasakan secara langsung, karena telah diberikan suatu motivasi atau
dorongan berupa rangsangan- rangsangan untuk menggairahkan dan
menyemangati melakukan pekerjaan

5). Keterampilan Teknologi Informasi

Keterampilan yang dalam hal ini penguasaan mengolah informasi melalui


teknologi seperti keterampilan mengoperasikan komputer.

Kecakapan manajerial adalah suatu keterampilan atau karakteristik


personal yangmembantu tercapainya kinerja yang tinggi dalam tugas
manajemen. Beberapa kompetensi personal yang diperlukan bagi
keberhasilan manajerial sebagai berikut:

1. Leadership, kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar


melaksanakan suatu tugas.

2. Self objectivity, kemampuan untuk menilai diri sendiri secara realistis.

3. Analiytic thinking, kemampuan untuk menginterpretasikan dan


menyampaikan segala macam bentuk informasi.

4. Behavioral flexibility, menyesuaikan perilaku dalam mencapai tujuan.

5. Oral Communication, kemampuan mengemukakan pendapat secara jelas


dalam berbicara.

6. Written Communication, kemampuan mengungkapkan pendapat dengan


baik secara tertulis.

7. Personal Impact, menumbuhkan kesan baik dan kepercayaan bagi orang.

8. Resistances to stress, kemampuan untuk dapat bekerja dalam keadaan


tertekan.

9. Tolerance for uncertainty, kemampuan untuk bekerja dalam situasi yang


tidak menentu.
III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Untuk membuat sesuatu terjadi', kita harus merencanakan bagaimana mencapai


sasaran yang kita inginkan, mengelola informasi, dan mengendalikan kinerja serta
melakukan tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan. Kedua, menghadapi
persaingan' mencerminkan pentingnya adaptasi dan pembaharuan agar tetap bersaing
di tengah pasar global yang terus berkembang seperti saat ini. Ketiga, tanpa
mempertimbangkan dalam mengorganisir orang, proyek, dan proses' maka perubahan
yang berskala besar tidak akan berhasil (tidak dapat membuat sesuatu terjadi).
Terakhir, 'memimpin' dengan memperhatikan kesejahteraan karyawannya, merayakan
keberhasilan sebuah kontrak baru bersama karyawan, dan sangat memperhatikan
keinginan dan aspirasi karyawan merupakan suatu gaya memimpin yang
menyenangkan hati karyawan. Pada akhirnya karyawan termotivasi dan membuat
suatu produktivitas yang tinggi sebagai bukti kesetiaan dan dukungannya.

B. SARAN

Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat terutama bagi yang


membaca dan penyusun sendiri. Penyusun mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini terutama dalam memperbaiki
kesalahan agar menjadi lebih baik dan bisa menjadi acuan ataupun tambahan
ilmu untuk penyusun kedepan
DAFTAR PUSAKA

Vocational Business: Training, Developing and Motivating People by Ric

hard B a r r e t t    – B u s i n e s s   &   E c o n o m i c s    –  03. –  Page 51. Griffin, 

R. 2006. Business, 8th Edition. NJ: Prentice Hall. http://

sigmavite.blogspot.com/2011/04/tingkat-dan-keterampilan-

manajemen.html http://ancaleanaugis.blogspot.com/2012/05/pengertian-

manajemen-dan-jenis-jenis.html https://disnakertrans.ntbprov.go.id/hak-

hak-perusahaan-dan-karyawan-dalam-undang-undang-ketenagakerjaan/

https://disnakertrans.bantenprov.go.id/Berita/topic/306

Anda mungkin juga menyukai