Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

BPJS KETENAGAKERJAAN

(JAMSOSTEK)

OLEH

Nama : Ronaldo Putra

Nim : 19338042

Mata Kuliah : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dosen Pengampu : Drs. Irzal, M.kess

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia nya

makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat selain untuk memenuhi tugas mata kuliah

Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang dipelajari saat ini juga karena untuk menambah

pengetahuan dan wawasan penulis tentang ketenagakerjaan yang sangat diperlukan setiap orang

yang ingin masuk dunia kerja. Maka dari itu orang yang ingin tahu tentang ketenagakerjaan

tersebut tentunya diperlukan buku-buku yang relavan yang dapat menunjang atau mempermudah

seseorang untuk mendapatkan informasi ataupun hal-hal yang diinginkan tentang

pengetahuannya tentang tenaga kerja. Maka dari itu dalam makalah ini penulis mencoba

membuat salah satu pembahasan tentang Ketenagakerjaan.

Penulis menyadari mungkin masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah

ini. Hal ini disebabkan karena keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang

penulis miliki. Maka dari itu kritik, saran bimbingan serta arahan dari semua pihak sangat

diharapkan guna kelengkapan dan penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, Penulis harapkan dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak terkhususnya mahasiswa jurusan teknik mesin dan juga bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang berkembang pada saat ini.

Padang Pariaman, 26 Mei 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2

DAFTAR ISI.................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................5

A. Latar Belakang........................................................................................5

B. Tujuan Pembelajaran...............................................................................6

C. Metoda Pembelajaran..............................................................................6

BAB II PEMBAHASAN TENTANG KETENAGAKERJAAN..............7

A. Pengertian Ketenagakerjaan....................................................................7

B. Jenis-jenis Tenaga Kerja.........................................................................9

C. Peraturan dan Undang-undang Ketenagakerjaan....................................11

D. Kategori Tenaga Kerja............................................................................16

BAB III GIZI TENAGA KERJA...............................................................19

A. Pengertian Gizi Tenaga Kerja.................................................................20

B. Pengaruh Status Gizi Terhadap Tenaga Kerja........................................21

C. Masalah ketenagakerjaan .......................................................................21

D. Kondisi Khusus Pekerja..........................................................................23

BAB IV SOAL, LATIHAN DAN JAWABAN...........................................28

3
A. Soal Objektif...........................................................................................28

B. Soal Essay...............................................................................................30

C. Soal Latihan............................................................................................30

D. Kunci Jawaban Objektif dan Essay.........................................................31

BAB V PENUTUP........................................................................................35

A. Kesimpulan.............................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA (REFERENSI).......................................................37

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada saat sekarang ini, bisa kita lihat dan mungkin sangat banyak masyarakat

Indonesia mulai dari orang yang berpendidikan dan orang yang tidak berpendidikan yang

masih banyak menjadi pengangguran atau tidak memiliki pekerjaan. Kondisi seperti ini

sampai saat sekarang ini masih belum bisa dicarikan solusi terbaik, yang bisa merubah

kehidupan para pengangguran di Indonesia ini. Maka dari itu semua pemerintah

diharapkan hendaknya bisa mengeluarkan ide dan gagasannya agar bisa merubah keadaan

sekarang ini. Mungkin salah satunya yaitu memberikan pelatihan kerja pada setiap

masyarakat yang sedang mencari pekerjaan, dengan mengelompokan pekerja mulai dari

yang memiliki sejarah pendidikan yang tinggi dan yang sama sekali tidak perpendidikan.

Agar nantinya agar pengangguran diindonesia dapat di minimalisir keberadaanya, dan

menciptakan rakyat Indonesia yang makmur dan sejahtera, dan terhindar dari kemiskinan.

Untuk itu makalah atau modul ini dibuat agar bisa membantu memberikan sedikit

informasi tentang ketenagakerjaan yang dapat dipelajari oleh siapapun. Dan semoga bisa

membantu dan memberi sedikit wawasan kepada yang mempelajarinya.

5
B. Tujuan Pembelajaran

1. Diharapkan dapat mendeskripsikan pengertian ketenagakerjaan dan pengertian dari

pengangguran

2. Dapat mengetahui peraturan dan undang-undang ketenagakerjaan

3. Dapat mengetahui jenis-jenis tenaga kerja

4. Dapat mengetahui kondisi dan gizi tenaga kerja

C. Metoda Pembelajaran

1. Pembelajaran dilakukan secara daring, dengan modul/makalah ini sebagai referensi

atau pegangan

2. Mahasiswa diharapkan mampu mempelajari tentang ketenagakerjaan dengan baik

3. Dimodul ini tersedia latihan dan contoh soal yang bisa dipelajari

4. Bersungguh-sungguh lah dalam belajar pasti kita mendapatkan hasil yang baik

5. Modul ini boleh disebarluaskan alam bentuk apa saja

6
BAB II

PEMBAHASAN TENTANG KETENAGAKERJAAN

A. Pengertian Ketenagakerjaan

1. Secara Umum

Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja

pada waktu sebelum, selama dan setelah selesai masa hubungan kerja, baik pada

pekerjaan yang menghasilkan barang maupun pekerjaan berupa. Dari aspek hukum

ketenagakerjaan merupakan bidang hukum privat yang memiliki aspek publik, karena

meskipun hubungan kerja dibuat berdasarkan kebebasan para pihak, namun terdapat

sejumlah ketentuan yang WAJIB tunduk pada ketentuan pemerintah dalam artian hukum

publik.

2. Tenaga Kerja Menurut Para Ahli

 EENG AHMAN & EPI INDRIANI

Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat

bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja. Ada banyak pendapat

mengenai usia dari para tenaga kerja ini. Menurutnya, anak-anak jalanan

sudah termasuk tenaga kerja.

 ALAM. S

7
Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas untuk negara

negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju,

tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun

 RITA HANAFIE

Tenaga kerja adalah angkatan kerja yang terdiri dari penduduk usia kerja.

 NANA SUPRIATNA, MAMAT RUHIMAT

Tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang memasuki usia kerja.

 DELIARNOV

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja.

 KOSIM

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting

dalam kegiatan produksi selain faktor alam, tenaga kerja, modal, dan

ketrampilan.

 SUPARMOKO & ICUK RANGGABAWONO

Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja dan

memiliki pekerjaan, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan

kegiatan lain seperti sekolah, kuliah dan mengurus rumah tangga.

 SJAMSUL ARIFIN, DIAN EDIANA RAE, CHARLES, JOSEPH

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam

suatu negara, namun bersifat heterogen (tidak identik) antar negara.

8
B. Jenis-jenis Tenaga Kerja

1. Berdasarkan kemampuan

Pasal 5 UU 13/2013 menegaskan bahwa setiap tenaga kerja memiliki kesempatan

yang sama untuk memperoleh pekerjaan tanpa adanya diskriminasi. Lebih lanjut, tenaga

kerja dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu:

 Tenaga Kerja Terdidik

Tenaga kerja yang mempunyai keahlian pada bidang tertentu atau

khusus yang diperoleh dari bidang pendidikan. Sebagai contoh: dosen,

dokter, guru, pengacara, akuntan dan sebagainya.

 Tenaga Kerja Terlatih

Tenaga kerja yang memiliki keahlian pada bidang tertentu atau

khusus yang diperoleh dari pengalaman dan latihan. Sebagai contoh: supir,

tukang jahit, montir dan sebagainya.

 Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih

Tenaga kerja yang mengandalkan tenaga, tidak memerlukan

pendidikan maupun pelatihan terlebih dahulu. Sebagai contoh: kuli,

pembantu rumah tangga, buruh kasar dan sebagainya.

Klasifikasi diatas mendorong pengaturan terkait pelatihan kerja sebagaimana

diatur dalam Bab V UU 13/2013, agar kualifikasi tenaga kerja Indonesia dapat semakin

baik.

Dalam pelaksanaan ketenagakerjaan, pelaku usaha dan tenaga kerja mengikatkan

diri dalam suatu hubunga hukkum melalui ikatan atau perjanjian kerja yang sudah

9
disepakati oleh kedua belah pihak, bersifat tertulis atau lisan dan dilandasi sesuai

dengan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku. Hak dan

kewajiban antara pengusaha dan tenaga kerja juga menjadi perhatian demi menciptakan

keamanan dan kenyamanan saat melakukan aktivitas pekerjaan. Apabila timbul

perselisihan antara pengusaha dan tenaga kerja, maka hukum yang mengatur adalah

Undang Undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial. Setiap bentuk perselisihan memiliki cara atau prosedur yang berlaku dan

harus diikuti oleh kedua belah pihak baik itu melalui cara berunding, mediasi,

konsiliasi, arbitrase maupun diselesaikan di Pengadilan Hubungan Industrial.

2. Penggolongan tenaga kerja menurut sifatnya dibedakan menjadi

 Tenaga keja jasmani yaitu tenaga kerja yang mengandalkan fisik atau

jasmani dalam proses produksi

 Tenaga kerja rohani yaitu tenaga kerja yang memerlukan pikiran untuk

melakukan dalam proses produksi

3. Penggolongan tenaga kerja menurut fungsi pokok dalam perusahaan.

 Tenaga kerja bagian produksi.

 Tenaga kerja bagian pemasaran.

 Tenaga kerja bagian umum dan administrasi.

4. Penggolongan tenaga kerja menurut hubungan dengan produk.

 Tenaga kerja langsung

 Tenaga kerja tidak langsung

10
5. Penggolongan tenaga kerja menurut kegiatan departemen-departemen dalam

perusahaan.

 Tenaga kerja departemen produksi

 Tenaga kerja departemen non produksi

6. Penggolongan tenaga kerja menurut jenis pekerjaannya.

 Tenaga kerja bagian pabrik

 Tenaga kerja bagian kantor

 Tenaga kerja bagian lapangan

C. Peraturan & UU Ketenagakerjaan

1. Peraturan Pemerintah Tenaga kerja

Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 53 tahun 2012 tentang

perubahan kedelapan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang ditandatangani oleh

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 23 April 2012.

Dengan terbitnya PP No 53 tahun 2012 ini, pemerintah telah meningkatkan jaminan

dan manfaat dari program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang merupakan

program perlindungan dasar bagi tenaga kerja dan keluarganya. Penerbitan PP ini

untuk memberikan manfaat program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang lebih baik

11
bagi tenaga kerja dan keluarganya dengan cara meningkatkan manfaat jaminan dan

kemudahan pelayanan bagi tenaga kerja dan keluarganya,” kata Menteri Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar di Kantor Kemnakertrans pada Selasa

(8/5).

Menakertrans Muhaimin Iskandar mengatakan penerbitan PP 53 tahun 2012 itu

adalah perubahan ke delapan dari PP No.14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan

program Jamsostek. PP 44/1993 yang telah mengalami 7 kali perubahan ini yang

merupakan peraturan pelaksanaan UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

Tenaga Kerja. Selama ini pekerja/buruh mendapatkan perlindungan dasar melalui

pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang meliputi 4 Program yaitu

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), jaminan Hari Tua (JHT)

dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK).

Sesuai peraturan untuk Program JKK, JK dan JPK sepenuhnya ditanggung

pengusaha sedangkan untuk JHT sebesar 5,7 % ditangggung pengusaha sebesar 3,7 %

dan Pekerja 2%, kata Muhaimin. Lebih lanjut, Muhaimin menjelaskan bahwa dalam

PP No 53/2012 ini terdapat 2 perubahan penting yang mengatur iuran jaminan

pemeliharaan Kesehatan (JPK) yang besarnya 3% untuk lajang dan 6 % untuk

keluarga serta Jaminan Kematian (JK) bagi pekerja/buruh Saat ini biaya pelayanan

kesehatan meningkat cukup signifikan. Oleh karena itu batas atas upah Rp1 juta

sebagai dasar perhitungan iuran JPK sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi sekarang,

sehingga perlu diubah,” kata Muhaimin.

Muhaimin menjelaskan dasar perhitungan iuran JPK yang sebelumnya maksimal

Rp1 juta dari upah sebulan, kini diubah menjadi paling tinggi 2 kali PTKP-K1

12
(pendapatan tidak kena pajak keluarga dengan anak satu) per bulan atau setara dengan

Rp 3. 080.000 ( 2 X Rp 1,540.000). Jadi, lanjutnya, dengan kenaikan besaran iuran

JPK itu maka manfaat jaminan itu akan mengalami peningkatan, di antaranya

mencakup cuci darah, jantung, kanker, dan HIV/AIDS, dll. Peningkatan dimaksud

akan diatur lebih lanjut melalui perubahan Permenakertrans No.12/2007 tentang

Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran luran, Pembayaran Santunan

dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Kata Muhaimin.

Sedangkan perubahan lainnya adalah untuk manfaat jaminan kematian (JKM) yang

semula diberikan sebesar Rp16,8 juta berubah menjadi Rp21 juta per orang. Dengan

rincian yang berubah adalah santunan kematian dari sebelumnya Rp10 juta menjadi

sebesar Rp14,2 juta, sedangkan untuk biaya pemakaman tetap Rp2 juta, demikian

juga santunan Rp 200.000 per bualn selama 24 bulan tidak berubah. Sedangkan untuk

ahli waris penerima manfaat, yang sebelumnya hanya pada keturunan sedarah

menurut garis luruh ke bawah dan garis lurus ke atas (janda/duda atau anak sampai

dengan cucu atau kakek-nenek), sekarang diperbolehkan diterima oleh mertua atau

saudara kandung,” tutur Muhaimin. Dengan diterbitkannya pp No. 53 Tahun 2012

tentang Perubahan ke delapan PP No. 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan

Program Jamsostek, maka ahli waris tenaga kerja peserta Jamsostek yang meninggal

dunia akan mendapatkan peningkatan manfaat.

Jamsostek merupakan suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan

berupa uang pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan

pelayanan sebagai akibat peristiwa yang dialami tenaga kerja seperti kecelakaan

kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia.

13
2. Undang-undang Ketenagakerjaan

Berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan

dijelaskan bahwa Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

tenaga kerja baik pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja. Peraturan

tersebut dilandasi dengan tujuan sebagai berikut:

 Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan

manusiawi

 Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang

sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah

 Memberikan pelindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan

kesejahteraan

 Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

 PERENCANAAN TENAGA KERJA DAN INFORMASI

KETENAGAKERJAAN

 PELATIHAN KERJA 1 PP No 23 Tahun 2004-Badan Nasional Sertifikasi

Profesi 2 Perpres No 50 Tahun 2005 tentang Lembaga Produktivitas

Nasional Pelaksanaan Psl 30 (3) UU No 13 Tahun 2003

 PENEMPATAN TENAGA KERJA 1 UU No 39 Tahun 2004 tentang

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri

14
 PERLUASAN KESEMPATAN KERJA

 PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING 1 Keputusan Presiden Nomor

75 Tahun 1995 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing

Pendatang 2 Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-172/MEN/2000

tentang Penunjukan Pejabat Pemberi Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja

Warga Negara Asing Pendatang untuk Pekerjaan yang Bersifat Sementara

atau Mendesak 3 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor

KEP-228/MEN/2003 tentang Tata Cara Pengesahan Rencana Penggunaan

Tenaga Kerja Asing 4 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor KEP-20/MEN/III/2004 tentang Tata Cara Memperoleh Ijin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

 HUBUNGAN KERJA

 PERLINDUNGAN, PENGUPAHAN, DAN KESEJAHTERAAN

 HUBUNGAN INDUSTRIAL 1. PP No 46 Tahun 2008 tentang Perubahan

Ketiga Atas PP No 8 Tahun 2005 tentang Tata Kerja dan Susunan

Organisasi Lembaga Kerja Sama Tripartit [ Pelaksanaan Psl 107 (4) UU No

13 Tahun 2003 ] 2. Keputusan Menakertrans No:KEP-201/MEN/2001

tentang Keterwakilan dalam Kelembagaan Hubungan Industrial 3

Keputusan Menakertrans No:KEP-48/MEN/MEN/IV/2004 tentang Tata

Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan

Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama

 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA 1 UU No 2 Tahun 2004 tentang

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial 2 PP No 41 Tahun 2004

15
tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Hakim Ad-Hoc

Pengadilan Hubungan Industrial dan Hakim Ad-Hoc Pada Mahkamah

Agung >Peraturan Menakertrans No:Per.02/MEN.I/2005 tentang Tata Cara

Pendaftaran, Pengujian, Pemberian dan Pencabutan Sanksi Bagi Arbiter

Hubungan Industrial> Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP-

15A/MEN/1994 tentang Petunjuk Penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial dan Pemutusan Hubungan Kerja Di Tingkat Perusahaan dan

Pemerantaraan

D. Ketegori Tenaga Kerja

1. Menurut pendekatan angkatan kerja (labour force approach) yang diperkenalkan oleh

International Labour Organization (ILO),

Penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan

bukan tenaga kerja Tenaga kerja-manpower (berusia ≥ 15 tahun), yang dibedakan

menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.

Angkatan kerja atau labour force adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia

kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak

bekerja, dan yang mencari pekerjaan. Angkatan kerja terdiri atas:

 Pekerja ialah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang

yang mempunyai pekerjaan dan (saat disensus atau di survai) memang

sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk

sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja. Yang dimaksud orang

yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu kebetulan

16
sedang tidak bekerja contohnya petani yang sedang menanti panen atau

wanita karir yang cuti melahirkan. BPS mendefinisikan bekerja adalah

melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh upah atau membantu

memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling

sedikit satu jam secara kontinyu dalam seminggu yang lalu (seminggu

sebelum sensus/survei), termasuk dlaam hal ini pekerja keluarga tanpa

upah yangmembantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi

 Pengangguran, adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan,

lengkapnya orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari

pekerjaan. Penganggur semacam ini oleh BPS disebut penganggur terbuka

Kelompok bukan angkatan kerja adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia

yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan,

yakni orang, terdiri atas:

 Golongan yang bersekolah adalah mereka yang kegiatannya hanya

bersekolah contoh pelajar dan mahasiswa,

 Golongan yang mengurus rumah tangga adalah mereka yang mengurus

rumah tangga tanpa memperoleh upah contoh ibu-ibu bukan wanita karir,

dan

 Golongan lain-lain atau penerima pendapatan tapi bukan imbalan langsung

atas jasa kerjanya digolongkan menjadi dua yaitu, golongan penerima

pendapatan, yaitu mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan ekonomi,

tetapi memperoleh pendapatan seperti tunjangan pensiun, bunga atas

simpanan uang atau sewa atas milik, dan golongan mereka yang hidupnya

17
tergantung dari orang lain, misalnya karena lanjut usia (jompo), cacat atau

sakit kronis

Ketiga golongan dalam kelompok bukan angkatan kerja ini kecuali mereka yang

hidupnya tergantung dari orang lain, sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya

untuk bekerja. Oleh sebab itu, kelompok ini sering juga dinamakan sebagai Potential

Labour Force (PLF). Jadi, tenaga kerja mencakup siapa saja yang dikategorikan

sebagai angkatan kerja dan juga mereka yang bukan angkatan kerja, sedangkan

angkatan kerja adalah mereka yang bekerja dan yang tidak bekerja (pengangguran).

Menurut BPS dengan pendekatan pemanfaatan tenaga kerja menyatakan yang

dimaksud penganggur ialah orang yang sama sekali tidak bekerja dan berusaha

mencari pekerjaan. Batasan menganggur tersebut sama dengan batasan menurut

endekatan angkatan kerja, yakni menganggur terbuka (open unemployment).

Pemilahan penduduk menurut pendekatan ini adalah:

 Bekerja penuh,

Maksudnya tenaga kerja yangbersangkutan termanfaatkan secara

cukup atau optimal.

 Setengah menganggur (under-employed)

Maksudnya berkerja namun tenaganya kurang termanfaatkan

diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, atau penghasilan yang

diperoleh. Kategori setengah menganggur dubedakan menjadi: Kentara

dan Tidak kentara (disguised unemployment). Produktivitas rendah dan

Penghasilan rendah

18
Pendekatan ini lebih realistis namun pelaksanannya lebih rumit,

terutama untuk mengukur pengangguran terselubung (disguised

unemployment) dalam bentuk produktivitas rendah dna penghasilan

rendah

BAB III

GIZI TENAGA KERJA

A. Pengertian Gizi Kerja

Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran

penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan

produktivitas. Hal ini dikarenakan tenaga kerja menghabiskan waktunya lebih dari 35%

setiap hari di tempat kerja. Oleh karena itu mereka perlu mendapatkan asupan gizi yang

cukup dan sesuai dengan jenis/beban pekerjaan yang dilakukannya. Penyakit gizi kerja

merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun ada hubungan dengan kerja.

Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian kegiatan penyediaan makan

bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari rencana perencanaan menu hingga

peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan kalori dan zat gizi, pemilihan jenis dan

bahan makanan, sanitasi tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu dan teknis

penyajian bagi tenaga kerja.

Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa

mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau perbandingan antara output

19
(keluaran / jumlah yang dihasilkan) dengan input (masukan / setiap sumber daya yang

digunakan).

B. Pengaruh Status Gizi Terhadap Prestasi Kerja

Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang mempunyai

peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi. Faktor ini akan

menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebar kalori

yang seimbang selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak mungkin

mampu bekerja dengan hasil yang maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh

derajat kesehatan seseorang. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif,

dan teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja.

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keadaan Gizi Tenaga Kerja

 Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu beban kerja.

 Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil,

menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat kesehatan karena

tingginya penyakit parasit dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan,

kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi

biasanya dalam bentuk over nutrisi, disiplin, motivasi dan dedikasi.

 Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik, kimia,

biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi. Beban kerja dan beban tambahan

20
di tempat kerja yaitu tekanan panas, bahan-bahan kimia, parasit dan

mikroorganisme, faktor psikologis dan kesejahteraan.

2. Faktor-faktor Penentu Kebutuhan Gizi

 Ukuran tubuh (tinggi dan berat badan)

 Usia

 Jenis kelamin

 Kegiatan sehari-hari

 Kondisi tubuh tertentu (wanita hamil dan menyusui)

 Lingkungan kerja

 Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja

Setelah mengetahui kebutuhan energi (kalori), perlu dipikirkan cara memenuhi

kebutuhan tersebut dalam menu pekerja sehari-hari. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin

dan mineral, serta zat-zat lain dalam tubuh perlu diperhatikan proporsinya agar seimbang

(WNPG VIII, 2004), yaitu : Karbohidrat (50-65% dari total energi), Protein (10-20% dari

total energi), Lemak (20-30% dari total energi). Kebutuhan energi diterjemahkan ke

dalam porsi bahan makanan menggunakan daftar bahan makanan penukar. Pemberian

makanan utama di tempat kerja dilakukan saat istirahat (4-5 jam setelah kerja) diselingi

pemberian kudapan (makanan selingan)

21
C. Masalah Ketenagakerjaan

Masalah ketenagakerjaan dapat timbul karena beberapa faktor seperti pendidikan,

kesempatan kerja maupun pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah. Hal ini dialami oleh

banyak negara yang termasuk Indonesia, karena hingga saat ini masih banyak

pengangguran atau lebih tepatnya lagi orang yang tidak dapat bekerja karena minimnya

lapangan pekerjaan.

Tiga masalah ketenagakerjaan yang sering terjadi di Indonesia:

 Banyaknya Pengangguran

Disebabkan karena tingginya jumlah penduduk dan tidak diikuti

dengan lapangan kerja yang cukup, permasalah ini merupakan yang

paling utama di Indonesia. Begitu juga dengan rendahnya kualitas tenaga

kerja dan pertumbuhan ekonomi yang menjadi faktor utama dalam

timbulnya masalah ini.

 Lapangan Kerja yang Rendah

Timbul akibat jumlah angkatan kerja yang produktif tidak

sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang disediakan. Hal ini

menjadi salah satu pemicu masalah pengangguran.

 Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah

22
TIngkat pendidikan yang rendah baik formal maupun non formal.

Kemampuan ekonomi masyarakat Indonesia tergolong rendah

menyebabkan ketidakmampuan untuk meraih pendidikan yang tinggi

D. Kondisi Khusus Pekerja

1. Kondisi fisiologis

 Selama Kehamilan

Untuk perkembangan janin, pekerja perempuan yang hamil

membutuhkan tambahan energi dan zat gizi lainnya seperti zat besi dan

asam folat. Perempuan yang berstatus gizi baik dengan tingkat aktivitas

ringan-sedang membutuhkan kalori ekstra 180 kkal/hari pada trimester 1,

sedangkan pada trimester 2 dan 3 dibutuhkan tambahan 300 kkal/ hari.

 Selama Menyusui

Untuk produksi ASI, pekerja perempuan yg hamil membutuhkan

tambahan energi dan zat gizi lainnya. Selama enam bulan pertama,

seorang ibu menyusui membutuhkan energi tambahan 500 kkal/ hari dan

550 kkal/hari pada 6 bulan berikutnya.

23
2. Kondisi tertentu

 Anemia Besi

Untuk pekerja anemia gizi besi diberikan suplemen tablet besi dengan

dosis 60 mg 2 kali seminggu sampai anemia teratasi. Selain itu, pekerja

dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya zat besi

seperti hati, daging, ikan, ayam, telur dan sayuran hijau. Khusus bagi pekerja

perempuan, untuk mencegah anemia dianjurkan pemberian tablet besi dengan

dosis 60 mg per minggu selama 16 minggu setiap tahun. Selama masa haid

diberikan 60 mg zat besi tiap hari.

 Kelebihan Berat Badan

Perlu melakukan perencanaan makan atau diet rendah kalori seimbang.

Pengaturan pola makan sehat dilakukan dengan mengurangi asupan lemak dan

mencukupi komposisi bahan makanan dengan metode gizi seimbang, yaitu

cukup sumber karbohidrat, protein dan lemak serta cukup vitamin dan

mineral. Porsi kalori terbesar diusahakan dikonsumsi pagi dan siang hari.

Konsumsi sayuran dan buah perlu diperbanyak karena buah banyak

mengandung serat dan vitamin, namun sedikit kandungan kalorinya. Makanan

selingan sebaiknya diberikan berupa buah-buahan. Susu yang dikonsumsi

sebaiknya adalah susu rendah lemak. Olahraga secara teratur dan rutin perlu

dilakukan. Olah raga apapun baik namun jenis yang disarankan adalah

olahraga aerobik karena dapat membakar kalori lebih banyak. Sebaiknya

24
olahraga dilakukan 4-5 kali seminggu selama 20-30 menit karena dengan

durasi tersebut pembakaran kalori baru dapat terjadi.

3. Kondisi di tempat kerja

 Lembur dan Shift Kerja : Bagi pekerja yang lembur selama 3 (tiga) jam atau

lebih diberikan makanan dan minuman tambahan, berupa makanan selingan

yang padat gizi. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang menjalani shift kerja

malam, termasuk pekerja perempuan yang bekerja antara pukul 23.00-07.00.

Risiko Lingkungan Kerja : Beberapa faktor risiko lingkungan kerja yang

menunjukkan pengaruh terhadap gizi kerja adalah:

 Suhu

Tempat kerja dengan suhu tinggi akan terjadi penguapan yang tinggi

sehingga pekerja mengeluarkan banyak keringat. Karenanya perlu

diperhatikan kebutuhan air dan mineral sebagai pengganti cairan yang keluar

dari tubuh. Untuk mencegah dehidrasi disarankan untuk minum air, konsumsi

sayur dan buah.

 Pengaruh bahan kimia

Bahan-bahan kimia tertentu dapat menyebabkan keracunan kronis,

akibatnya: menurunnya nafsu makan, terganggunya metabolisme tubuh dan

gangguan fungsi alat pencernaan sehingga menurunkan berat badan. Oleh

karena itu dibutuhkan tambahan zat gizi. Hal ini juga terjadi pada para pekerja

yang mengalami gangguan psikologis. Bahan radiasi mengganggu

25
metabolisme sel sehingga diperlukan tambahan protein dan antioksidan untuk

regenerasi sel.

 Parasit dan mikroorganisme

Pekerja di daerah pertanian dan pertambangan sering terserang kecacingan

yang dapat mengganggu fungsi alat pencernaan dan kehilangan zat-zat gizi

sehingga dibutuhkan tambahan zat gizi

4. Kesempatan Kerja

Adapun kesempatan kerja ialah suatu keadaan dimana peluang kerja tersedia bagi

para pencari kerja. Kesempatan kerja merupakan pertemuan antara permintaan tenaga

kerja dengan penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja

datang dari para pencari pekerja, sedangkan permintaan tenaga kerja datang dari

pihak yang membutuhkan tenaga kerja, baik swasta maupun pemerintahan.

Kesempatan kerja dapat diartikan juga sebagai jumlah lapangan kerja yang

tersedia bagi masyarakat, baik yang sudah ditempati maupun jumlah lapangan kerja

yang masih kosong “permintaan tenaga kerja”. Semakin rendah kesempatan kerja di

suatu negara, maka semakin besar pula jumlah angkatan kerja yang tidak dapat

bekerja. Hal ini menyebabkan pengangguran besar-besaran di sebuah negara. Untuk

menghindari hal ini, biasanya pemerintah suatu negara mencoba untuk mendatangkan

pengusaha-pengusaha dari pihak asing untuk berinvestasi ataupun menjalankan

usahanya di dalam negara tersebut

26
5. Angkatan Kerja

Sebagian dari tenaga kerja ada yang tidak siap, tidak bersedia, tidak mampu dan

atau tidak sedang mencari pekerjaan, mereka disebut dengan bukan angkatan kerja.

Sedangkan tenaga kerja yang siap dan mampu bekerja baik yang sudah mendapat

pekerjaan maupun sedang mencari pekerjaan disebut dengan angkatan kerja.

Angkatan kerja juga mencakup setiap orang yang memiliki kemampuan dan kemauan

untuk bekerja yang sedang berusaha untuk mendapatkan lapangan pekerjaan.

Angkatan kerja ini disebut juga dengan pengangguran.

Bukan angkatan kerja merupakan setiap orang yang sedang menempuh

pendidikan, mengurus rumah tangga, lanjut usia, cacat jasmani, dan setiap orang yang

tidak melakukan kegiatan apapun yang dapat digolongkan sebagai sebuah pekerjaan.

27
BAB IV SOAL,

LATIHAN DAN JAWABAN

A. Soal Objektif

1. Suatu keadaan yang menujukan tersedianya lapangan kerja yang siap diisi oleh

pencari kerja. Adalah pengertia dari….

a. Angkatan Kerja

b. Kesempatan Kerja

c. Kemampuan Kerja

d. Waktu Kerja

e. Pengangguran

28
2. Para ibu rumah tangga atau anak sekolah digolongkan sebagai….

a. Pengangguran

b. Pengangguran terselubung

c. Angkatan Kerja

d. Bukan Angkatan Kerja

e. Manajer Keuangan

3. Berikut ini yang bukan merupakan dampak dari pengangguran terhadap

perekonomian yaitu…

a. Industry padat karya berkembang

b. Tingkat kemakmuran masyarakat rendah

c. Pertumbuhan ekonomi lambat

d. Berkembangnya youtuber gamer

e. Kriminalitas tinggi

4. Seorang yang ingin bekerja dan telah memenuhi syarat sebagai seorang pekerja

penuh disebut….

a. Labor

b. Non labor

c. Labor force

d. Employmen

e. Agen

29
5. Seseorang berusia 15-64 tahun termasuk kedalam usia….

a. Pertumbuhan ekonomi lambat

b. Pengusaha

c. Pekerja

d. Angkatan kerja

e. Pengangguran

B. Soal Essay

1. Jelaskan pengertian dari pengangguran!

2. Sebutkan pengertian dari gizi kerja!

3. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi tenaga kerja dan factor

penentu kebutuhan gizi!

4. Apa pengertian dari angkatan kerja?

5. Jelaskan masalah ketenagakerjaan yang terjadi di Indonesia !

C. Soal Latihan

1. Sebutkan upaya pemerintah menanggulangi pengganguran adalah…!

30
2. Pekerja yang tidak memenuhi kriteria pekerja penuh disebut?

3. Tenaga kerja yang benar- benar tidak memiliki pekerjaan disebut…

a. Pengangguran

b. Pengangguran sukses

c. Orang kaya

d. Pengangguran terbuka

e. Pemalas

4. Jelaskan mengapa seseorang hidup didunia harus memilki pekerjaan dan sebutkan

akibat jika tidak bekerja, serta sebutkan cara cepat menjadi sukses dan kaya raya..!

5. Pengangguran yang terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan

kesempatan kerja di sebut…

a. Friksional

b. Structural

c. Musiman

d. Calon youtuber

e. Teknologi

D. Kunci Jawaban

 Soal Objeltiaf

1. B

2. D

3. A

31
4. A

5. C

 Soal Essay

1. Pengangguran , adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya

orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan.

Penganggur semacam ini oleh BPS disebut penganggur terbuka

2. Gizi kerja, sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran

penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin

dan produktivitas. Hal ini dikarenakan tenaga kerja menghabiskan waktunya

lebih dari 35% setiap hari di tempat kerja. Oleh karena itu mereka perlu

mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis/beban pekerjaan

yang dilakukannya. Penyakit gizi kerja merupakan penyakit gizi sebagai

akibat kerja ataupun ada hubungan dengan kerja. Pengelolaan makan bagi

tenaga kerja adalah suatu rangkaian kegiatan penyediaan makan bagi tenaga

kerja di perusahaan yang dimulai dari rencana perencanaan menu hingga

peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan kalori dan zat gizi, pemilihan

jenis dan bahan makanan, sanitasi tempat pengolahan dan tempat penyajian,

waktu dan teknis penyajian bagi tenaga kerja.

Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan

bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau

perbandingan antara output (keluaran / jumlah yang dihasilkan) dengan input

(masukan / setiap sumber daya yang digunakan).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keadaan Gizi Tenaga Kerja

32
 Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu beban kerja.

 Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil,

menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat kesehatan karena

tingginya penyakit parasit dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan,

kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi

biasanya dalam bentuk over nutrisi, disiplin, motivasi dan dedikasi.

 Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik, kimia,

biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi. Beban kerja dan beban tambahan

di tempat kerja yaitu tekanan panas, bahan-bahan kimia, parasit dan

mikroorganisme, faktor psikologis dan kesejahteraan.

Faktor-faktor Penentu Kebutuhan Gizi

 Ukuran tubuh (tinggi dan berat badan)

 Usia

 Jenis kelamin

 Kegiatan sehari-hari

 Kondisi tubuh tertentu (wanita hamil dan menyusui)

 Lingkungan kerja

 Standar Penyediaan Makanan Bagi Pekerja

4. Angkatan kerja, Sebagian dari tenaga kerja ada yang tidak siap, tidak bersedia,

tidak mampu dan atau tidak sedang mencari pekerjaan, mereka disebut dengan

bukan angkatan kerja. Sedangkan tenaga kerja yang siap dan mampu bekerja

baik yang sudah mendapat pekerjaan maupun sedang mencari pekerjaan

disebut dengan angkatan kerja. Angkatan kerja juga mencakup setiap orang

33
yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk bekerja yang sedang berusaha

untuk mendapatkan lapangan pekerjaan. Angkatan kerja ini disebut juga

dengan pengangguran. Bukan angkatan kerja merupakan setiap orang yang

sedang menempuh pendidikan, mengurus rumah tangga, lanjut usia, cacat

jasmani, dan setiap orang yang tidak melakukan kegiatan apapun yang dapat

digolongkan sebagai sebuah pekerjaan

5. Masalah ketenagakerjaan

Masalah ketenagakerjaan dapat timbul karena beberapa faktor seperti

pendidikan, kesempatan kerja maupun pertumbuhan ekonomi yang relatif

rendah. Hal ini dialami oleh banyak negara yang termasuk Indonesia, karena

hingga saat ini masih banyak pengangguran atau lebih tepatnya lagi orang

yang tidak dapat bekerja karena minimnya lapangan pekerjaan.

Tiga masalah ketenagakerjaan yang sering terjadi di Indonesia:

 Banyaknya Pengangguran

Disebabkan karena tingginya jumlah penduduk dan tidak diikuti

dengan lapangan kerja yang cukup, permasalah ini merupakan yang

paling utama di Indonesia. Begitu juga dengan rendahnya kualitas tenaga

kerja dan pertumbuhan ekonomi yang menjadi faktor utama dalam

timbulnya masalah ini.

 Lapangan Kerja yang Rendah

34
Timbul akibat jumlah angkatan kerja yang produktif tidak

sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang disediakan. Hal ini

menjadi salah satu pemicu masalah pengangguran.

 Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah

TIngkat pendidikan yang rendah baik formal maupun non formal.

Kemampuan ekonomi masyarakat Indonesia tergolong rendah

menyebabkan ketidakmampuan untuk meraih pendidikan yang tinggi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga

kerja pada waktu sebelum, selama dan setelah selesai masa hubungan

kerja, baik pada pekerjaan yang menghasilkan barang maupun pekerjaan

berupa. Dari aspek hukum ketenagakerjaan merupakan bidang hukum

privat yang memiliki aspek publik, karena meskipun hubungan kerja

dibuat berdasarkan kebebasan para pihak, namun terdapat sejumlah

ketentuan yang WAJIB tunduk pada ketentuan pemerintah dalam artian

hukum publik.

35
Berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 2013 tentang ketenagakerjaan

dijelaskan bahwa Ketenagakerjaan adalah segala sesuatu yang berkaitan

dengan tenaga kerja baik pada waktu sebelum, selama dan sesudah masa

kerja. Peraturan tersebut dilandasi dengan tujuan sebagai berikut:

 Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara

optimal dan Manusiawi

 Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan

tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan

nasional dan daerah

 Memberikan pelindungan kepada tenaga kerja dalam

mewujudkan kesejahteraan

 Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya

Pekerja ialah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang

yang mempunyai pekerjaan dan (saat disensus atau di survai) memang

sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk

sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja

Pengangguran, adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, lengkapnya

orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan.

36
Penganggur semacam ini oleh BPS disebut penganggur terbukaSJAMSUL

ARIFIN, DIAN EDIANA RAE, CHARLES, JOSEPH

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam

suatu negara, namun bersifat heterogen (tidak identik) antar negara.

DAFTAR PUSTAKA (REFERENSI)

http://www.gurupendidikan.co.id/tenaga-kerja/

https://www.dslalawfirm.com/pengertian-masalah-peraturan-ketenagakerjaan/amp/

37
38

Anda mungkin juga menyukai