Studi Kasus Kecelakaan Kerja pada Pekerja Pengeboran Migas Seismic Survey
PT. X di Papua Barat
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Hukum K3 ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bpk. Caca Sudarsa,SKM., M.Kes pada mata kuliah Hukum K3. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hukum K3 bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Caca Sudarsa,SKM., M.Kes
selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum K3 yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan selalu kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
Kelompok 2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3. Tujuan Makalah............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 4
2.1 Faktor Terjadinya Kecelakaan Kerja........................................... 4
2.2 Penyebab Kecelakaan..................................................................... 8
2.3 Yang Bertanggung Jawab atas Kecelakaan yang Terjadi ditempat
Kerja................................................................................................. 14
2.4 Solusi Untuk Mengurangi Angka Kecelakaan Kerja di Industri atau
Perusahaan....................................................................................... 17
BAB III PENUTUP...................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan...................................................................................... 20
3.2 Saran................................................................................................. 20
DARFTAR PUSTAKA................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1. Umur
2. Masa Kerja
Masa kerja pada pekerja yang kurang dari 4 tahun pada kelompok
kasus (93,3%) lebih besar apabila dibandingkan dengan masa kerja pada
pekerja yang kuran dari 4 tahun pada kelompok kontrol. Sedangkan
masa kerja pekerja yang lebih dari 4 tahun pada kelompok kasus (6,7%)
lebih kecil apabila dibandingkan dengan lama kerja responden yang
lebih dari 4 tahun pada kelompok kontrol.
Pekerja yang memiliki masa kerja kurang dari 4 tahun yang mengalami
kecelakaan kerja lebih banyak dibandingkan yang tidak mengalami
kecelakaan kerja. Sedangkan pada pekerja yang memiliki masa kerja
lebih dari 4 tahun, lebih banyak yang tidak mengalami kecelakaan
kerja dibandingkan yang mengalami kecelakaan kerja.
3. Pendidikan Responden
4. Pelatihan
5. Informasi
6. Tindakan
7. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang tidak aman pada kelompok kasus (63,3%) lebih
besar dibandingkan lingkungan kerja pada kelompok kontrol (16,7%).
Sedangkan lingkungan kerja yang aman pada kelompok kontrol
(83,3%) lebih besarr dibandingkan lingkungan kerja yang aman pada
kelompok kasus (36,7%).
Pekerja yang bekerja pada lingkungan kerja tidak aman lebih banyak
mengalami kecelakaan kerja dibandingkan kelompok pekerja yang
bekerja dilingkungan tidak aman namun tidak mengalami kecelakaan
kerja. Sedangkan pada kelompok pekerja yang bekerja di lingkungan
yang aman, lebih banyak yang tidak mengalami kecelakaan kerja
dibandingkan kelompok pekerja yang bekerja di lingkungan aman
namun mengalami kecelakaan kerja.
2.2 Penyebab Kecelakaan
a) Masa Kerja
2.3 Yang Bertanggung Jawab Atas Kecelakaan Yang Terjadi di Tempa Kerja
1. Perusahaan /Pemilik/Direktur
Sebuah perusahaan memiliki kewajiban dan tanggung jawab secara
hukum atas setiap kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan. Tanggung jawab
tersebut bukan kerugian akibat kecelakaan saja, namun juga memastikan bahwa
karyawan yang mengalami cacat akibat kecelakaan kerja tidak diputus langsung
hubungan kerjanya. Maka dari itu segala upaya dilakukan untuk mengurangi
resiko terjadinya kecelakaan kerja. Karena dampak dari kecelakaan kerja
tersebut tidak hanya berdampak bagi karyawan saja, melainkan akan berdampak
juga bagi perusahaan.
Keselamatan kerja bagi seluruh karyawan merupakan tanggung jawab
perusahaan untuk mengatur dan memelihara ruangan, alat perkakas, di tempat
dimana perusahaan menyuruh karyawan melakukan pekerjaan. Tanggung jawab
keselamatan kerja oleh perusahaan bertujuan agar setiap karyawan terhindar dari
kecelakaan kerja dan bahaya yang mengancam badan, kehormatan serta harta
bendanya.
Secara keseluruhan pemilik usaha atau direkturlah yang bertanggung
jawab penuh terhadap keselamatan semua orang yang termasuk kedalam area
perusahaan
UU No 1 tahun 1970 pasal 1 ayat 3:
a. Pengusaha ialah orang atau badan hokum yang menjalankan sesuatu usaha
milik sendiri dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu
usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja.
c. Orang atau badan hokum yang di Indonesia yang mewakili orang atau badan
hokum termaksud pada (a) dan (b), jikalau yang diwakili berada di luar
Indonesia.
Sedangkan direktur adalah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja
untuk melaksanakan undang-undang keselamatan kerja. Direktur melaksanakan
secara umum undang-undang keselamatan kerja yang dibantu oleh pengawas
dan ahli keselamatan kerja yang ditunjuk melalui surat keputusan penunjukan
(SKP).
2. Pengurus atau Manajemen
Pengurus atau manajemen perusahaan adalah orang yang diserahi tugas untuk
mengelola jalannya usaha,memastikan perusahaan berjalan sesuai dengan yang
dikehendaki oleh pemilik modal atau usaha,termasuk mengupayakan kesehatan
asset perusahaan (manusia dan properti).
UU No 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat 2:
Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuai tempat
kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.
Jajaran pengurus di dalam perusahaan mulai dari fungsi tertinggi,yakni
pucuk pimpinan atau biasanya di bawah direktur ada general manager, section
head atau departemen manager, supervisior hingga fungsi terdekat dengan
pelaksana kerja, yaitu foreman atau leader di lapangan.
Dari semua jabatan dam fungsi tersebut masing-masing memiliki tanggung
jawab terhadap keselamatan orang dan property yang ada di bawah
pengawasannya. Semakin tinggi jawabannya, semakin banyak tanggung
jawabanya. Cukup adil bukan?
Beberapa kewajiban pengurus menurut undang-undang keselamatan kerja:
Memeriksa kesehatan tenaga kerja,
Menunjukan dan menjelaskan kondisi bahaya di tempat kerja, alat-alat
keselamatan dan tata cara kerja selamat,
Memperkerjakan tenaga kerja setelah yakin bahwa tenaga kerja tersebut
telah memenuhi syarat-syarat keselamatan kerja,
Menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
dipimpinnya,
Menaati semua syarat-syarat dan ketentuan yang berlaku bagi usaha dan
tempat kerja yang dijalankannya,
Secara tertulis memasang semua syarat keselamatan kerja, termasuk
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970,
Memasang gambar atau rambu keselamatan kerja di lingkungan
perusahaan
Menyediakan alat pelindung diri secara Cuma-Cuma untuk tenaga kerja
dan siapapun yang masuk ke tempat kerja.
Di semua tempat kerja hampir tak ada tempat kerja yang sama sekali
bebas dari sumber bahaya. Potensi bahaya di tempat kerja dapat ditemukan
mulai dari bahan baku, proses kerja, produk dan limbah baik limbah cair, padat
dan gas. Dengan adanya penerapan dan pemahaman Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) tentu sangat membantu dalam menangani permasalahan
kecelakaan kerja. Pemahaman K3 berupaya untuk menjamin keselamatan dan
kesehatan pekerja serta lingkungan hidup agar terwujud proses kerja yang aman,
sehat dan selamat. Namun penerapan dan pemahaman K3 tidak terlepas dari
keikutsertaan atau partisipasi baik seluruh pekerja maupun pihak manajemen
perusahaan.
Penyebab terjadinya kecelakaan kerja cukup kompleks. Dua aspek yang menjadi
penyebab kecelakaan kerja yaitu
A. Kesimpulan
B. Saran
Di era industri saat ini harus banyak banyak mengutamakan sikap
waspada jangan ceroboh, rencanakan tugas dengan sebaik-baiknya, pakai
APD lengkap ketika memasuki area kerja, pekerja harus mengikuti
pelatihan professional di industri tambang dan harus ketat terhadap
pengawasan tim yang intens agar tidak banyak lagi terjadi kecelakaan
kerja didunia industry khususnya dipertambangan.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono, Achadi Budi. 2009. Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri. Gadjah
Mada University Press: Yogyakarta
Konradus, Danggur. 2013. K3 : Membangun SDM Pekerja yang Sehat, Produktif dan
Kompetitif. Adinatha Mulia Press : Jakarta
Meily, Kurniawidjaja. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. UI Press : Jakarta