,HIPERKES,ASKES,JAMSOSTEK,DAN SEMUA
UNDANG-UNDANGNYA
DI SUSUN OLEH :
( 44322053 )
1C D4 TEKNIK MANUFAKTUR
2023-2024
ii
KATA PENGANTAR
Dalam penulisan makalah ini, penulis mencari dari beberapa sumber buku dan internet.
Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberi masukan kepada penulis serta berbagai sumber yang telah
penulis pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini sehingga makalah ini dapat
selesai dengan baik.
Penulis juga memiliki keterbatasan dan kekurangan, maka penulis bersedia menerima
kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Penulis akan menerima semua kritik dan
saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis penulis di
masa yang akan datang. Sehingga karya tulis berikutnya dapat diselesaikan dengan
hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat
mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia. Penulis juga mengharapkan kinerja yang
lebih baik dan efektif dari pihak pemerintah dan perusahaan yang bertanggung jawab
atas permasalahan tenaga kerja, sehingga masalah tenaga kerja dapat diatasi
1
DAFTAR ISI
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan
yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang
memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah angkatan
kerja ,ketenagakerjaan, pengangguran, dan kemiskinan Indonesia sudah menjadi salah
satu masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak
semakin membelit dan menghalangi langkah Indonesia untuk menjadi negara yang
lebih maju dan terus berkembang.
Oleh karena itu, harus adanya pembahasan yang mendasar dan dapat
memberikan solusi yang nyata terhadap permasalahan ketenagakerjaan dan angkatan
kerja di Indonesia saat ini. Karena masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini
sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah
pengangguran dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah
dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi
merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi
beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong
peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II PENDAHULUAN
2
Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas yaitu perlindungan
keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat dan moral bangsa. perlindungan tersebut bertujuan untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja. Tujuan dari
kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan
kesehatan kerja dapat tercapai apabila di dukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam
bentuk operasional adalah pencegahan kelelahan dan meningkatkan kegairahan serta
nikmat kerja (Suma’mur,2009). Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan
aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir dari separuh
dari berat tubuh, memungkinkan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan
melakukan pekerjaan. Pekerjaan di satu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan
dan penting, sehingga dapat mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu
tujuan hidup. Di pihak lain, dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari
luar tubuhnya. Dengan kata lain kata lain bahwa setiap pekerja merupakan beban bagi
yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental.
Menurut Meshkati dalam Tar waka (2010), beban kerja di definisikan sebagai
perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntunan pekerjaan yang
harus dihadapi.
3
Menurut Suma’mur (2009), beban kerja merupakan kemampuan kerja seorang tenaga
kerja berbeda dari satu kepada lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan,
kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia, dan ukuran tubuh dari yang
bersangkutan. Kelelahan adalah keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan
ketahanan dalam bekerja. Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda,
tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh.
Jadi efek pajanan bising pada tenaga kerja adalah pengaruhnya terhadap kesehatan dan
kinerjanya. Beberapa diantaranya adalah gangguan pendengaran, komunikasi,
kelelahan, respon psikologis, dan fisiologis (Tarwaka,2010).
Oleh karena itu PT. DAN LIRIS Banaran Sukoharjo memiliki komitmen untuk
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja sehingga dapat menekan angka
kecelakaan kerja yang terjadi di perusahan juga dengan harapan tenaga kerja dapat
melakukan pekerjaanya dengan aman, efisien dan produktif.
4
Berdasarkan survai pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Mei 2014
di bagian Cutting PT. DAN LIRIS, tenaga kerja bekerja dengan posisi berdiri, mereka
bekerja memotong kain, membuat pola, dan menyetrika dengan relatif cepat, pekerjaan
dilakukan dalam keadaan monoton karena mengejar target/stok untuk pelanggan.
Sehingga memungkinkan waktu kerja melebihi waktu kerja normal untuk memenuhi
target. Beban kerja yang berat dapat menimbulkan kelelahan yang sedang sampai
tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara spesifik
apakah ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja bagian cutting PT.
DAN LIRIS.
Menurut hasil penelitian dari Utami (2012) tentang Hubungan Antara Beban
Kerja Dan Intensitas Kebisingan Dengan Kelelahan Tenaga Kerja Pemeliharaan Jalan
Cisalak Kotabima CV Serayu Indah Cilacap, dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja
Pemeliharaan Jalan Cisalak Kotabima CV Serayu Indah Cilacap.
5
2.2 permasalahan kesehatan tenaga kerja
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu masalah serius yang harus
diperhatikaan oleh pengusaha, pekerja dan pemerintah. Menurut perkiraan Interna-
tional Labour Organization (ILO) pada tahun 2004 setiap tahunnya ada sekitar
2.000.000 kasus kematian di seluruh dunia yang menyangkut tentang pekerjaan dengan
rincian sekitar 354.000 adalah kejadian yang fatal, lebih dari 270 juta kasus kecelakaan
kerja dan 160 juta kasus menyangkut pekerjaan yang mempengaruhi pekerja setiap
tahunnya. Kesehatan dan keselamatan kerja juga mempengaruhi keuangan dan menjadi
cacatan penting bagi perusahaan atau industri. Pada 2004 ILO mencatat lebih dari Rp.
16907.37 trilliun. Hal ini setara dengan 4% Gross Domestic Product (GDP) atau total
nilai barang yang diproduksi dan pelayanan yang diberikan disuatu negara selama satu
tahun. Akibatnya negara berpotensi kehilangan 4% GDP tersebut karena kecelakaan
kerja.
6
2008 94.736 Rp. 297,9 Miliar
2007 83.714 Rp. 219,7 Miliar
kasus atau 388 kasus per-hari, dengan kerugian mencapai Rp. 585 milyar.
daya yang ada sehingga dapat bersaing dengan perusahaan yang lain.
Salah satunya sumber daya yang dimiliki adalah sumber daya manusia.
pekerja tidak lepas dari peralatan dan mesin produksi dimana faktor ini
akan menunjang proses dan hasil produksi. Hal ini yang menyebabkan
karyawan tidak akan lepas dari resiko kecelakaan kerja. Hal ini
sendiri.
Industri fesyen merupakan salah satu yang tidak bisa lepas dari
kesehatan dan kesalamatan kerja, dengan alat- alat berbahaya, proses, dan
7
bahan. Salah satu sektor kecil dalam industri fesyen adalah butik yang
merupakan toko kecil yang mengkhususkan diri dalam item busana elit
ditimbulkannya. Salah satu dari sekian banyak yang timbul dari keadaan
ini adalah terjadinya suatu kecelakaan kerja dan tidak jarang pekerja
keselamatan kerja (K3), tetapi masih ada juga yang belum mengetahui apa
itu K3.
khusus. Industri yang baik adalah industri yang benar benar menjaga
8
tentang K3 yang dilakukan oleh seluruh karyawan dan pemilik industri,
Yogyakarta.
9
2.3 Hiperkes
Hiperkes dan Keselamatan Kerja merupakan suatu keilmuan multi disiplin yang
menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja,
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko
bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan, atau pencemaran
lingkungan kerja
Oleh karenanya, Hiperkes dan Keselamatan Kerja bertujuan agar lingkungan kerja
higienis, aman dan nyaman yang dikelola oleh tenaga kerja sehat, selamat, dan
produktif. Hal tersebut akan mendukung tercapainya peningkatan produksi dan
produktivitas suatu industri sehingga mampu bersaing dalam proses perubahan global.
10
2.4 Tujuan Askes
pada dasarnya adalah sama yaitu untuk memberikan jaminan sosial bagi
menciptakan aparatur negara yang sehat, kuat dan dinamis serta memiliki
11
2.5 Jamsostek
santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang hilang
atas berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami
oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan
meninggal dunia.
Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja
atau pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula
12
berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagai
Sosial Nasional
Jaminan Sosial.
Kematian.
13
Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua.
Upah.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesehatan kerja
prosedur yang benar yang harus diikuti sesuai dengan aturan per undang undangan,
karena apabila K3 tidak terlaksana, tentu akan memberikan dampak
Hiperkes
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif
terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan
tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah
untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja.
Askes
banyak dan juga biaya untuk perubahan status PT Askes besar. Maka
15
revaluasi aktivitas tetap. Fasilitasi tarif ini akan mempengaruhi
Jamsostek
16
17