Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TENTANG PERMASALAHAN KESEHATAN KERJA

,HIPERKES,ASKES,JAMSOSTEK,DAN SEMUA
UNDANG-UNDANGNYA

DI SUSUN OLEH :

ABDUL RAHMAN SUHARDI DJAFAR

( 44322053 )

1C D4 TEKNIK MANUFAKTUR

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

2023-2024

ii
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan


yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis yang berjudul
“Masalah Kesehatan tenaga kerja, Hiperkes, Askes, Jamsostek, Dan Semua Undang-
undangnya” ini dapat diselesaikan. Makalah ini penulis susun guna melengkapi tugas
mata kuliah K3 Hukum Ketenagakerjaan Oleh Dosen Pak Ir. Abdul Salam, S.., M.T.

Dalam penulisan makalah ini, penulis mencari dari beberapa sumber buku dan internet.
Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberi masukan kepada penulis serta berbagai sumber yang telah
penulis pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini sehingga makalah ini dapat
selesai dengan baik.

Penulis juga memiliki keterbatasan dan kekurangan, maka penulis bersedia menerima
kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Penulis akan menerima semua kritik dan
saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis penulis di
masa yang akan datang. Sehingga karya tulis berikutnya dapat diselesaikan dengan
hasil yang lebih baik.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang
dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat
mengatasi masalah tenaga kerja di Indonesia. Penulis juga mengharapkan kinerja yang
lebih baik dan efektif dari pihak pemerintah dan perusahaan yang bertanggung jawab
atas permasalahan tenaga kerja, sehingga masalah tenaga kerja dapat diatasi

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1

1.3 Tujuan penulis ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2

2.1 klasifikasi Tentang Kesehatan Kerja ....................................................... 2

2.2 Permasalahan Kesehatan Tenaga Kerja ................................................... 6

2.3 Permasalahan Hiperkes ............................................................................ 10

2.4 Tujuan Askes ........................................................................................... 11

2.5 Manfaat Jamsostek...................................................................................12

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 15

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 15

3.2 Daftar pustaka...........................................................................................16

1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan
yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang
memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah angkatan
kerja ,ketenagakerjaan, pengangguran, dan kemiskinan Indonesia sudah menjadi salah
satu masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak
semakin membelit dan menghalangi langkah Indonesia untuk menjadi negara yang
lebih maju dan terus berkembang.

Oleh karena itu, harus adanya pembahasan yang mendasar dan dapat
memberikan solusi yang nyata terhadap permasalahan ketenagakerjaan dan angkatan
kerja di Indonesia saat ini. Karena masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini
sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah
pengangguran dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah
dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi
merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi
beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong
peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kesehatan kerja?

2. Apa permasalahan kesehatan tenaga kerja?

3. Bagaimana permasalahan hiperkis?

4. Apa tujuan askes?

5. Apa manfaat Jamsostek?

1
BAB II PENDAHULUAN

2.1 klasifikasi kesehatan

Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang


memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang berada di sektor formal
maupun yang berbeda di sektor informal (Depkes RI, 2007). Kesehatan kerja bertujuan
agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental,
maupun sosial. Tujuan tersebut dapat di capai dengan usaha-usaha preventif, kuratif,
dan rehabilitatif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan
oleh faktor pekerjaan, lingkungan kerja, serta penyakit umum. Kesehatan kerja dapat
dicapai secara optimal jika tiga komponen kerja berupa kapasitas pekerja, beban kerja,
dan lingkungan kerja dapat berinteraksi secara baik dan serasi (suma mur, 1996).
Pembangunan ketenagakerjaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 guna
mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, makmur, dan
merata baik material maupun spiritual. Pembangunan ketenagakerjaan ditujukan untuk
peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan
produktif. kebijakan yang yang mendorong tercapainya pembangunan ketenagakerjaan
adalah pelindung tenaga kerja (Budiono,2003)

2
Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas yaitu perlindungan
keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai dengan
martabat dan moral bangsa. perlindungan tersebut bertujuan untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja. Tujuan dari
kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan
kesehatan kerja dapat tercapai apabila di dukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi
syarat-syarat kesehatan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan kesehatan kerja dalam
bentuk operasional adalah pencegahan kelelahan dan meningkatkan kegairahan serta
nikmat kerja (Suma’mur,2009). Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan
aktivitas pekerjaan sehari-hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir dari separuh
dari berat tubuh, memungkinkan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan
melakukan pekerjaan. Pekerjaan di satu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan
dan penting, sehingga dapat mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu
tujuan hidup. Di pihak lain, dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari
luar tubuhnya. Dengan kata lain kata lain bahwa setiap pekerja merupakan beban bagi
yang bersangkutan. Beban tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental.
Menurut Meshkati dalam Tar waka (2010), beban kerja di definisikan sebagai
perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntunan pekerjaan yang
harus dihadapi.

3
Menurut Suma’mur (2009), beban kerja merupakan kemampuan kerja seorang tenaga
kerja berbeda dari satu kepada lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan,
kesegaran jasmani, keadaan gizi, jenis kelamin, usia, dan ukuran tubuh dari yang
bersangkutan. Kelelahan adalah keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan
ketahanan dalam bekerja. Kata kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda,
tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh.
Jadi efek pajanan bising pada tenaga kerja adalah pengaruhnya terhadap kesehatan dan
kinerjanya. Beberapa diantaranya adalah gangguan pendengaran, komunikasi,
kelelahan, respon psikologis, dan fisiologis (Tarwaka,2010).

PT. DAN LIRIS Sukoharjo merupakan industri yang bergerak di bidang


konveksi dan tekstil yang mempunyai karyawan dengan skala besar sehingga memiliki
potensi bahaya yang cukup tinggi di setiap proses produksi mulai, dari cutting & press
kannegieser, sewing & press, finishing and packing, mengingat pekerjaan dilakukan
secara kontinyu atau terus menerus dapat menimbulkan kelelahan sehingga
memunculkan risiko kecelakaan kerja yang bisa timbul oleh karena kesalahan manusia,
maupun lingkungan kerja.

Oleh karena itu PT. DAN LIRIS Banaran Sukoharjo memiliki komitmen untuk
menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja sehingga dapat menekan angka
kecelakaan kerja yang terjadi di perusahan juga dengan harapan tenaga kerja dapat
melakukan pekerjaanya dengan aman, efisien dan produktif.

4
Berdasarkan survai pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan Mei 2014
di bagian Cutting PT. DAN LIRIS, tenaga kerja bekerja dengan posisi berdiri, mereka
bekerja memotong kain, membuat pola, dan menyetrika dengan relatif cepat, pekerjaan
dilakukan dalam keadaan monoton karena mengejar target/stok untuk pelanggan.
Sehingga memungkinkan waktu kerja melebihi waktu kerja normal untuk memenuhi
target. Beban kerja yang berat dapat menimbulkan kelelahan yang sedang sampai
tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui secara spesifik
apakah ada hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja bagian cutting PT.
DAN LIRIS.

Berdasarkan penelitian dari Wati dan Haryono (2011) tentang Hubungan


Antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Karyawan Laundry di Kelurahan
Warungboto Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kelelahan kerja karyawan laundry
di Kelurahan Warungboto kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

Menurut hasil penelitian dari Utami (2012) tentang Hubungan Antara Beban
Kerja Dan Intensitas Kebisingan Dengan Kelelahan Tenaga Kerja Pemeliharaan Jalan
Cisalak Kotabima CV Serayu Indah Cilacap, dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga Kerja
Pemeliharaan Jalan Cisalak Kotabima CV Serayu Indah Cilacap.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ”Hubungan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja

Pada Karyawan Bagian Cutting PT. Dan Liris, Banaran, Sukoharjo.

5
2.2 permasalahan kesehatan tenaga kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja adalah salah satu masalah serius yang harus
diperhatikaan oleh pengusaha, pekerja dan pemerintah. Menurut perkiraan Interna-
tional Labour Organization (ILO) pada tahun 2004 setiap tahunnya ada sekitar
2.000.000 kasus kematian di seluruh dunia yang menyangkut tentang pekerjaan dengan
rincian sekitar 354.000 adalah kejadian yang fatal, lebih dari 270 juta kasus kecelakaan
kerja dan 160 juta kasus menyangkut pekerjaan yang mempengaruhi pekerja setiap
tahunnya. Kesehatan dan keselamatan kerja juga mempengaruhi keuangan dan menjadi
cacatan penting bagi perusahaan atau industri. Pada 2004 ILO mencatat lebih dari Rp.
16907.37 trilliun. Hal ini setara dengan 4% Gross Domestic Product (GDP) atau total
nilai barang yang diproduksi dan pelayanan yang diberikan disuatu negara selama satu
tahun. Akibatnya negara berpotensi kehilangan 4% GDP tersebut karena kecelakaan
kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja di Indonesia sendiri juga masih sangat


menghawatirkan. Wirawan (2015:520), dalam bukunya mengungkapkan bahwa
kecelakaan kerja di Indonesia cenderung meningkat. Wirawan menunjukan
peningkatan kecelakaan kerja di Indonesia antara tahun 2007-2011 dan jumlah klaim
kecelakaan kerja kepada Jamsostek. Angka itu belum termasuk angka kecelakaan kerja
di sektor lalu lintas yang biayanya ditanggung oleh PT. Asuransi Jasa Raharja (Persero).

Tabel 1. Kecelakaan kerja di Indonesia 2007- 2011 dan jumlah Klaim

kepada Jamsostek menurut Wirawan (2015)

Tahun Jumlah kasus Jumlah Klaim ke JAMSOSTEK


2011 99.491 RP. 540 Miliar
2010 98.711 Rp. 401,2 Miliar
2009 96.314 RP. 328,5 Miliar

6
2008 94.736 Rp. 297,9 Miliar
2007 83.714 Rp. 219,7 Miliar

Hadi Prasetyo (2016) menunjukkan bahwa angka yang tinggi

karena kecelakaan kerja dalam industri hingga 2012 mencapai 103.074

kasus atau 388 kasus per-hari, dengan kerugian mencapai Rp. 585 milyar.

Di era globalisasi ini persaingan industri yang semakin kompetitif

setiap industri terus dituntut untuk menghasilkkan produk yang maksimal

dan berkualitas, sehingga industri harus mengoptimalkan setiap sumber

daya yang ada sehingga dapat bersaing dengan perusahaan yang lain.

Salah satunya sumber daya yang dimiliki adalah sumber daya manusia.

Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja di bidang industri tidak

lepas dari masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Karena karyawan/

pekerja tidak lepas dari peralatan dan mesin produksi dimana faktor ini

akan menunjang proses dan hasil produksi. Hal ini yang menyebabkan

karyawan tidak akan lepas dari resiko kecelakaan kerja. Hal ini

membutuhkan perhatian lebih dari industri, manajemen dan karyawan itu

sendiri.

Industri fesyen merupakan salah satu yang tidak bisa lepas dari

kesehatan dan kesalamatan kerja, dengan alat- alat berbahaya, proses, dan

7
bahan. Salah satu sektor kecil dalam industri fesyen adalah butik yang

merupakan toko kecil yang mengkhususkan diri dalam item busana elit

dan fashionalble. Butik merupakan bisnis fesyen yang meliputi proses

merancang, memproduksi dan menjual item fesyen yang unik.

Sebuah industri didirikan dengan menggunakan metode kerja,

teknologi dan lainnya untuk mendapat tingkat produktivitas yang tinggi

tetapi seringkali tanpa mempertimbangkan efek samping yang

ditimbulkannya. Salah satu dari sekian banyak yang timbul dari keadaan

ini adalah terjadinya suatu kecelakaan kerja dan tidak jarang pekerja

menderita sakit yang pada akhirnya sangat mempengaruhi hasil kinerja

karyawan. Meski sudah banyak industri yang menerapkan kesehatan

keselamatan kerja (K3), tetapi masih ada juga yang belum mengetahui apa

itu K3.

Berdasarkan hasil observasi di beberapa rumah produksi butik di

Daerah Istimewa Yogyakarta, pemilik rumah produksi tersebut

mengatakan hanya mengetahui secara umum apa itu K3 dan belum

menerapkan atau memberikan pelatihan K3 kepada karyawannya secara

khusus. Industri yang baik adalah industri yang benar benar menjaga

keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya dengan membuat aturan

8
tentang K3 yang dilakukan oleh seluruh karyawan dan pemilik industri,

dengan menerapkan K3 di industri karyawan dapat menghindari

kecelakaan kerja sehingga karyawan menjadi lebih tenang dan diharapkan.

dapat meningkatkan hasil produksi yang mendukung keberhasilan bisnis

industri dan membangun usahanya.

Berdasarkan kondisi diatas, peneliti ingin melakukan penelitian

untuk melihat adanya pengaruh penerapan kesehatan dan keselamatan

kerja (K3) terhadap kualitas produksi butik di Daerah Istimewa

Yogyakarta.

9
2.3 Hiperkes

Hiperkes dan Keselamatan Kerja merupakan suatu keilmuan multi disiplin yang
menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja,
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko
bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan, atau pencemaran
lingkungan kerja

Oleh karenanya, Hiperkes dan Keselamatan Kerja bertujuan agar lingkungan kerja
higienis, aman dan nyaman yang dikelola oleh tenaga kerja sehat, selamat, dan
produktif. Hal tersebut akan mendukung tercapainya peningkatan produksi dan
produktivitas suatu industri sehingga mampu bersaing dalam proses perubahan global.

Hiperkes dan Keselamatan Kerja mengandung pengertian tentang aspek Hygiene


perusahaan (Industrial Hygiene), Ergonomi (Ergonomic), Kesehatan Kerja
(Occupational Health) dan Keselamatan Kerja (Safety), yang dalam penerapannya
saling berkaitan erat.

10
2.4 Tujuan Askes

Tujuan pemerintah menyelenggarakan semua pertanggungan sosial

pada dasarnya adalah sama yaitu untuk memberikan jaminan sosial bagi

masyarakat. Demikian juga hal asuransi kesehatan, tujuannya adalah

membayar biaya rumah sakit, biaya pengobatan dan mengganti kerugian

tertanggung atas hilangnya pendapatan karena cedera akibat kecelakaan

atau penyakit. Sedangkan tujuan asuransi kesehatan adalah meningkatkan

pelayanan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan anggota keluarganya.

Askes juga bertujuan memberikan bantuan kepada peserta dalam

membiayai pemeliharaan kesehatannya. PT. Askes (Persero) Indonesia

sebagai badan pengelola Asuransi Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk

menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan Pegawai Negeri

Sipil, Penerima Pensiun, beserta anggota keluarganya, dalam rangka upaya

menciptakan aparatur negara yang sehat, kuat dan dinamis serta memiliki

jiwa pengabdian terhadap nusa dan bangsa.

11
2.5 Jamsostek

Jamsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk

santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang hilang

atas berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami

oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan

meninggal dunia.

Secara kronologis proses terbentuknya asuransi sosial tenaga kerja

semakin transparan. Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik

menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan, maupun cara

penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting

dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 1977 tentang

Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja

atau pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1977 tentang Pembentukan Wadah

Penyelenggara ASTEK, yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah Undang Undang Nomor 3 Tahun 1992

tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), yang ditindaklanjuti dengan

menetapkan PT. Jamsostek (Persero) sebagai Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial Tenaga Kerja melalui Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995.

Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan

minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian

12
berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagai

atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah memberlakukan Undang-


Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

1- Bahan hukum primer :

- Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

- Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional

- Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial.

- Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan.

- Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2012 tentang Penerima

Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan.

- Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan

Kematian.

- Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2015 tentang

Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.

- Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2015 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2015 tentang

13
Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua.

- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 19 Tahun 2015 tentang

Tata Cara Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua.

- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2015 tentang

Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja,

Jaminan Kematian, Dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta Penerima

Upah.

- Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan No. 1

Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.

- Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan No. 4

Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Koordinasi

Manfaat Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional.

- Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan No. 6

Tahun 2016 tentang Perubahan Status Ke pesertaan Peserta Pekerja

Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja Dalam

Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kesehatan kerja

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sangat diperlukan karena

menyangkut perusahaan dan karyawannya. Penerapan K3 ini juga harus memiliki

prosedur yang benar yang harus diikuti sesuai dengan aturan per undang undangan,
karena apabila K3 tidak terlaksana, tentu akan memberikan dampak

buruk terhadap perusahaan dan karyawannya sendiri.

Hiperkes

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha,
kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif
terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam
lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan
tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah
untuk mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja.

Askes

a PT Askes tidak hanya satu melainkan

banyak dan juga biaya untuk perubahan status PT Askes besar. Maka

PT Askes dapat mengupayakan untuk dikeluarkannya peraturan

perpajakan yang memberikan fasilitas pengenaan PPh Final atas

15
revaluasi aktivitas tetap. Fasilitasi tarif ini akan mempengaruhi

pengeluaran kas yang ada di PT Askes sehubungan dengan

perubahan status yang akan terjadi.

Jamsostek

BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Ketenagakerjaan) merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi


tenaga kerja dengan menggunakan mekanisme asuransi.

3.3 DAFTAR PUSTAKA


https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16333/1/T1_312014151_BAB%20I.
pdf
http://repository.unissula.ac.id/11864/5/BAB%20I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/30981/2/BAB_I.pdf
https://eprints.uny.ac.id/62861/1/BAB%20I.pdf
https://www.academia.edu/11190283/200687807_Makalah_Hiperkes_Dini
http://eprints.undip.ac.id/44122/3/Riasti_S.A_G2A009005_BAB2KTI.pdf
http://scholar.unand.ac.id/26020/6/BAB%20V.pdf

16
17

Anda mungkin juga menyukai