Anda di halaman 1dari 13

Tugas Makalah

Perekonomian

Indonesia

Perekonomian Ketenagakerjaan

Di susun oleh :

Nama : Ismawati

Nim : C10121015

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2023/2024
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan segala nikmat dan rahmat-Nya penulis masih diberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga dapat menyelesaikanmakalah ini,guna memenuhi tugas individu
untuk mata kuliah Perekonomian Indonesia, dengan judul “ Perekonomian
Ketenagakerjaan”.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada selaku dosen pengampu mata
kuliah ini yang membimbing dalam pengerjaan tugas makalah ini.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi
tercapainya makalah ini yang sempurna.

Palu, 12 Sep 2023

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................

Daftar Isi .......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................................
1.3 Tujuan ......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................

2.1 Definisi Ketenagakerjaan ...........................................................................................

2.2 Jenis-Jenis ketenagakerjaan.......................................................................................

2.3 Permasalahan Ketenagakerjaaan Dalam Pembangunan Ekonomi................................

2.4 Upaya Untuk Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan ...................................................

2.5 Angkatan Kerja ..........................................................................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................................

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketenagakerjaan merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam
usaha memajukan perekonomian bangsa. Tenaga kerja yang memadai dari segi
kuantitas dan kualitas menjadi aspek penting dalam pembangunan ekonomi, yaitu
sebagai sumber daya untuk menjalankan proses produksi dan distribusi barang
dan jasa, serta sebagai sasaran untuk menciptakan dan mengembangkan pasar.
Permasalahan paling pokok dalam ketenagakerjaan Indonesia terletakpada
kesempatan kerja. Ketidakseimbangan antara peningkatan penduduk usia kerja
dengan kesempatan kerja yang tersedia akan menimbulkan pengangguran yang
akan berdampak pada ketidakstabilan ekonomi dan bidang kehidupan lainnya.
Oleh karena itu dengan meningkatkan kegiatan pembangunan ekonomi, maka
kesempatan kerja yang tersedia juga akan semakin banyak dan kemajuan kegiatan
ekonomi masyarakat akan semakin baik.
Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan
lapangan atau peluang kerja maupun rendahnya produktivitas para pekerja,
namun dapat disebabkan oleh beberapa faktor-faktor eksternal seperti
memburuknya kondisi neraca pembayaran, meningkatnya masalah utang luar
negeri yang pada akhirnya mengakibatkan kemerosotan pertumbuhan industri,
tingkat upah, dan akhirnya, penyediaan lapangan kerja (Todaro, 2000:253).
Semakin besar kesempatan kerja bagi tenaga kerja maka akan meningkatkan
penyerapan tenaga kerja, sehingga kemajuan kegiatan ekonomi masyarakat akan
semakin baik. Inilah yang membuat penyerapan tenaga kerja secara langsung
maupun tidak langsung akan berkaitan dengan masalahmasalah lainnya seperti
pendapatan yang merata, kesejahteraan masyarakat, pertumbuhan ekonomi yang
meningkat, berkurangnya urbanisasi, dan stabilitas politik. Oleh karena itu,
berbagai upaya terus dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan
kesempatan kerja seperti meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
meningkatkan pembangunan di pedesaan, membangun proyek-proyek padat karya
dan menyelenggarakan kursus-kursus keterampilan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi?
2. Bagaiamana menghadapi permasalahan ketenakerjaan dalam pembangunan
ekonomi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui permasalahan ketenagakerjaan dalam pembangunan
ekonomi.
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya dalam menghadapi permasalahan
ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ketenagakerjaan

Menurut Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan


menyatakan, definisi tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun untuk masyarakat. Sedangkan Ketenagakerjaan adalah segala hal
yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan sesudah
masa kerja.
Dalam definisi ketenagakerjaan, yang di maksuddengan tenaga kerja sebelum
masa kerja antara lain pemagangan dan pengumuman lowongan kerja. Tenaga
kerja selama masa kerja antara lain perlindungan kerja, upah atau gaji, jaminan
sosial dan kesehatan, jaminan keselamatan kerja serta pengawasan kerja. Tenaga
kerja sesudah masa kerja antara lain pesangon dan pensiun atau Jaminan Hari
Tua.
2.2 Jenis-Jenis Tenaga Kerja
Tenaga kerja selama masa kerja antara lain perlindungan kerja, upah atau gaji,
jaminan sosial dan kesehatan, jaminan keselamatan kerja serta pengawasan kerja.
Tenaga kerja sesudah masa kerja antara lain pesangon dan pensiun atau Jaminan
Hari Tua. Adapun jenis-jenis tenaga kerja yakni :
a. Tenaga kerja jasmani
Tenaga kerja yang kegiatanya lebih banyak mengandalkan tenaga fisik dalam
melaksanakan proses produksi, diantaranya adalah sopir dan montir.
b. Tenaga kerja rohani
Tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya lebih banyak menggunakan
proses pemikiran, gagasan atau ide yang bersifat produktif, seperti manajer,
direktur, dan konsultan.
Berdasarkan keahliannya, tenaga kerja dapat dibedakan menjadi :
a. Tenaga kerja terdidik atau skilledlabour
Tenaga kerja yang memerlukan keahlian atau kemahiran pada suatu bidang
melalui sekolah atau pendidikan. Misalnya dokter, hakim, pengacara, guru,
akuntan, notaris, insinyur, dosen atau polisi.
b. Tenaga kerja terlatih atau trainedlabour
Tenaga kerja yang memerlukan latihan dan pengalaman kerja. Misalnya,
tukang masak atau koki, supir, pelayan toko, montir, penjahit dan pelukis.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja yang tidak memerlukan pendidikan dan latihan sebelumnya,
hanya mengandalkan tenaga saja. Misalnya, pesuruh, kuli bangunan, buruh
gendong, pembantu rumah tangga, tukang becak, dan penyapu jalan.

Berdasarkan hubungannya dengan proses produksi, tenaga kerja dibedakan menjadi:


a. Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja di pabrik yang secara langsung terlibat pada proses produksi dan
biayanya dikenakan pada biaya produksi atau pada barang yang dihasilkan.
Misalnya karyawan bagian produksi.
b. Tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat secara langsung pada proses
produksi dan biayanya di kaitkan pada biaya operasional pabrik. Misalnya
tenaga kerja bagian penjualan, marketing dan periklanan.

2.3 Permasalahan Ketenagakerjaaan Dalam Pembangunan Ekonomi


Seharusnya dengan kekayaan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya
Manusia yang dimiliki, Indonesia dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakatnya. Namun, hingga hari ini, masih saja terjadi masalah
ketenagakerjaan di negeri kita tercinta ini. Masalah ketenagakerjaan dalam
pembangunan ekonomi memang sangat kompleks. Beberapa masalah yang
sering terjadi antara lain :
a. Tingkat Pengangguran yang Tinggi
Pengangguran di Indonesia merupakan masalah yang besar, bahkan tinggi
rendahnya pengangguran suatu negara dapat dijadikan tolak ukur
kemakmuran suatu bangsa. Angka pengangguran di Indonesia sendiri masih
relatif tinggi, sementara daya saing atau produktifitas tenaga kerja juga masih
rendah.
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan pada Februari 2021
terdapat 19,1 juta jiwa tenaga kerja terdampak pandemi sehingga
pengangguran semakin meningkat. Persoalan tersebut ditambah pula dengan
adanya pertumbuhan angkatan kerja baru yang cenderung terus meningkat
serta minimnya usia angkatan kerja yang siap pakai. Terlebih tantangan
menjadi semakin berat dengan perkembangan revolusi industri dan teknologi
digital yang semakin cepat.
b. Jumlah Angkatan Kerja yang Tinggi
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di
dunia. Makin tinggi jumlah penduduk semakin tinggi pula angkatan kerjanya,
jika tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang memadai maka
pengangguran akan bertambah sehingga tingkat kesejahteraan
menurun. Selain itu, kelebihan tenaga kerja dapat menyebabkan pasar kerja
kurang berkualitas. Sehingga, produktivitas tenaga kerja menjadi rendah.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini, Indonesia mengalami peningkatan
dalam hal pertumbuhan lapangan kerja, namun tetap saja pencari kerjanya
lebih banyak sehingga masih menjadi masalah yang terus diperhatikan
pemerintah.
c. Rendahnya Tingkat Pendidikan dan Keterampilan
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya mutu tenaga kerja di
Indonesia adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang rendah,
berdampak pada keterampilan yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang
dibutuhkan perusahaan. Faktor ini sangat berpengaruh pada rendahnya
penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, rendahnya tingkat
pendidikan juga menyebabkan tenaga kerja di Indonesia minim akan
pengetahuan dan penguasaan teknologi. Sebaliknya, tenaga kerja yang
berpendidikan tinggi dan mempunyai banyak keterampilan dapat mengerjakan
lebih banyak pekerjaan, dan memiliki peluang untuk berwirausaha atau
menciptakan lapangan kerja sendiri.
d. Penyebaran Angkatan Kerja yang tidak Merata
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki kurang lebih + 17.000 pulau
dengan kepadatan penduduk yang tidak merata. Sekitar 60% penduduk
terpusat di pulau Jawa, hal ini menyebabkan persebaran tenaga kerja yang
tidak merata karena angkatan tenaga kerja lebih terfokus di pulau
Jawa.Sedangkan daerah lain yang wilayahnya lebih luas masih ada yang
kekurangan tenaga kerja. Terlebih mereka yang memiliki latar belakang
pendidikan tinggi lebih terfokus pada daerah dengan kepadatan tinggi. Jadi
ada ketidakseimbangan antara daerah satu dengan daerah lainnya dalam hal
penyebaran angkatan kerja.
e. Perlindungan Kesejahteraan Tenaga Kerja yang belum Maksimal
Perlindungan kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia masih belum maksimal.
Hal ini dapat dilihat dari standar upah yang belum memenuhi kebutuhan
masyarakat, selain itu kondisi tempat kerja yang buruk dan ketidakadilan
dalam dunia kerja masih dirasakan oleh sebagian tenaga kerja. Hal ini akan
menyebabkan kesejahteraan dan motivasi tenaga kerja akan menurun.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan tenaga kerja adalah
tingkat ekonomi masyarakat, stabilitas politik serta iklim investasi.
2.4 Upaya Untuk Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan
 Meningkatkan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja sebelum
memasuki pasar tenaga kerja, seperti mengadakan berbagai pelatihan yang
berbasis kompetensi. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan tenaga kerja dengan baik dalam hal keterampilan,
pengetahuan dan juga sikap yang baik.
 Pemerintah harus membuka lapangan kerja sebanyak mungkin untuk
dapat menampung tenaga kerja yang semakin meningkat. Misalnya,
pemerintah membuka lowongan pekerjaan untuk posisi pegawai negeri
atau pun mendorong pihak swasta di sektor industri bagi tenaga kerja yang
siap pakai.
 Mendorong tumbuh berkembangnya usaha-usaha mandiri / Industri
Rumah Tangga
 Pemerintah harus menerapkan kebijakan upah yang adil sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan perekonomian tenaga kerja di Indonesia.
 Meningkatkan perlindungan tenaga kerja, seperti penerapan norma kerja
dan jaminan sosial tenaga kerja.
 Meningkatkan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga
kerja.

2.5 Angkatan Kerja

Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah proporsi angkatan kerja

terhadap penduduk usia kerja. Angkatan kerja terdiri dari penduduk usia kerja

yang sedang bekerja dan mereka yang belum bekerja tetapi sedang aktif mencari

pekerjaan. Sedangkan penduduk usia kerja adalah penduduk yang berusia antara

16 sampai 64 tahun.
Tingkat partisipasi angkatan kerja = (Jumlah kerja / penduduk
usia kerja) x 100

Definisi penduduk usia kerja mungkin berbeda antar negara. Biasanya mengacu
pada mereka yang berusia 16-64 tahun; namun, beberapa negara mungkin
menggunakan standar usia 15 tahun atau lebih seperti di Indonesia.

Sedangkan angkatan kerja meliputi penduduk usia kerja (16-64 tahun) dan:

 Sedang bekerja. Kategori ini juga mencakup mereka yang memiliki


pekerjaan tetapi sedang cuti, berlibur, sakit, dalam pelatihan, atau
wiraswasta.
 Aktif mencari pekerjaan. Kelompok ini terdiri dari lulusan baru atau
mereka yang sedang pindah ke pekerjaan lain. Pekerja yang menganggur dan
kembali aktif mencari pekerjaan juga termasuk dalam kategori ini. Definisi
“aktif mencari pekerjaan” bervariasi antar negara. Beberapa negara
mendefinisikannya sebagai orang yang aktif mencari pekerjaan dalam empat
minggu terakhir.
Tingkat partisipasi kerja yang tinggi berarti banyak orang yang bekerja, atau
setidaknya rajin mencari pekerjaan. Itu mungkin selamanya kesejahteraan
ekonomi. Pekerjaan melimpah karena bisnis meminta lebih banyak pekerja untuk
meningkatkan produksi. Hasilnya, orang relatif mudah mencari pekerjaan baru.
Data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (persen) Sulawesi Tengah

No Kabupaten/ Kota Tingkat Partisispasi Angkatan Kerja (TPAK) (Persen)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

1 Sulawesi Tengah 65,92 66,76 67,51 72,28 67,14 69,76 67,80 69,44 68,73 69,99

2 BanggaiKepulauan 71,93 68,97 74,03 - 70,72 70,18 73,66 72,97 71,98 74,63

3 Banggai 62,13 65,21 68,06 - 69,40 71,49 67,11 69,79 71,80 73,48

4 Morowali 62,47 67,64 61,48 - 60,72 60,80 62,96 64,70 63,75 60,74

5 Poso 72,80 70,97 71,11 - 76,84 75,48 70,60 74,78 73,54 72,41

6 Donggala 59,87 61,41 62,50 - 60,30 63,82 65,69 63,93 67,47 72,03

7 Tolitoli 58,75 64,68 66,01 - 60,79 66,57 62,38 65,95 64,04 64,70

8 Buol 66,66 64,31 67,89 - 64,56 67,02 67,14 69,75 67,52 69,18

9 Parigi Mountong 67,11 68,58 70,22 - 67,30 72,05 68,30 72,50 68,82 74,05

10 Tojo Una-una 76,27 76,39 71,75 - 68,97 76,58 78,69 75,33 74,886 68,47

11 Sigi 68,94 67,30 66,86 - 67,80 69,10 69,16 69,24 70,76 72,69

12 Banggai Laut - - 74,14 - 62,13 69,30 65,41 67,20 61,42 58,37

13 Morowali Utara - - 65,16 - 75,30 75,45 65,76 69,85 68,47 69,93

14 Kota Palu - 64,06 64,19 - 66,28 65,82 65,63 66,46 65,07 64,68

TPAK di Sulawesi Tengah pada tahun 2023 sebesar 70,19 persen


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tenaga kerja yang memadai dari segi kuantitas dan kualitas menjadi aspek

penting dalam pembangunan ekonomi, yaitu sebagai sumber daya untuk

menjalankan proses produksi dan distribusi barang dan jasa, serta sebagai sasaran

untuk menciptakan dan mengembangkan pasar. Permasalahan paling pokok

dalam ketenagakerjaan Indonesia terletak pada kesempatan kerja.

Ketidakseimbangan antara peningkatan penduduk usia kerja dengan kesempatan

kerja yang tersedia akan menimbulkan pengangguran yang akan berdampak pada

ketidakstabilan ekonomi dan bidang kehidupan lainnya.

Menurut Undang-Undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

menyatakan, definisi tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan

pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan

sendiri maupun untuk masyarakat. Sedangkan Ketenagakerjaan adalah segala

hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama dan

sesudah masa kerja.

Anda mungkin juga menyukai