Anda di halaman 1dari 15

INOVASI TATA KELOLA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN

( PENERAPAN STRATEGI JARING MANIA MANTAF UNTUK MENINGKATKAN


DAYA SAING LULUSAN)

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Inovasi Pendidikan Luar Sekolah Komperatif
yang dibina oleh Bapak M. Ishaq

oleh:
Ida Sulistyowati S.AB (210141840408)
Luluk Wardatus Saniyah S.Pd (210141840404)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
September 2021

i
Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang strategi
JARING MANIA MANTAF untuk meningkatkan daya saing lulusan meskipun banyak
kekurangan di dalam nya. Dan juga kami berterima kasih kepada bapak Ishaq selaku dosen mata
kuliah Inovasi Pendidikan Luar Sekolah Komparatif Univeritas Negeri Malang yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai inovasi strategi JARING MANIA MANTAF untuk meningkatkan
daya saing lulusan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan banyak manfaat


yang dapat dipetik dan diambil. Semoga dengan adanya makalah ini lembaga kursus dan
pelatihan bisa meningkatkan kualitas lulusan sehingga bisa berdaya saing tinggi menghadapi era
revolusi 4.0. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah
ini di waktu yang akan datang

Blitar, 4 September 2021

penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................................................ i
Daftar isi ........................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang .............................................................................................................. 1
2. Rumusan masalah .........................................................................................................3
3. Tujuan .......................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian strategi JARING MANIA MANTAF........................................................ 5
2. Keunggulan dan keunikan strategi JARING MANIA MANTAF............................... 8
3. Prosedur kegiatan JARING MANIA MANTAF......................................................... 5
4. Hasil dari penerapan JARING MANIA MANTAF..................................................... 6
5. Dampak dari strategi JARING MANIA MANTAF ................................................... 7
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ................................................................................................................ 12
2. Saran .......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................13

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengangguran merupakan salah satu fenomena sosial yang berkaitan dengan aspek
ketenagakerjaan yang menjadi masalah di masyarakat. Hal tersebut di dukung oleh Soleh
(2017: 3) bahwa selain menjadi beban dan penghambat dalam pertumbuhan perekonomian
suatu negara, pengangguran juga digunakan menjadi salah satu indikator dari pasar
tenaga kerja yang ada. Rendahnya pengangguran sering dianggap menjadi suatu
prestasi dalam suatu negara demikian juga sebaliknya. Namun pada kenyataannya
belum mencerminkan masalah ketenagakerjaan yang sebenarnya . Ada beberapa faktor
mendasar yang menjadi penyebab terjadinya pengangguran salah satunya adalah kurangnya
pendidikan dan ketrampilan sehingga tidak mampu bersaing dalam mencari kerja atau
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statisitik (BPS) Provinsi Jawa Timur pada bulan
Februari 2020 menunjukkan bahwa jumlah penduduk usia produktif yang menganggur
mencapai 811.324 orang sedangkan pada bulan Februari 2021 menunjukkan bahwa jumlah
penduduk usia produktif yang menganggur mencapai 1.147.061 orang. Dari data tersebut
jumlah pengangguran di indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,57%. Melihat besarnya
angka pengangguran di provinsi Jawa Timur maka peran lembaga pendidikan sangat penting
untuk memberikan keterampilan sehingga masyarakat yang termasuk dalam kategori
pengangguran mendapatkan bekal untuk bekerja atau berwirausaha.
Di Indonesia pendidikan terbagi menjadi tiga, yaitu pendidikan informal, pendidikan
formal, dan pendidikan nonformal. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang
didapatkan oleh seseorang sejak bayi di lingkungan keluarganya. Pendidikan formal adalah
pendidikan yang didapatkan oleh seseorang dalam lingkungan sekolah yang diatur secara
terstruktur oleh suatu tatanan sekolah. Sedangkan pendidikan nonformal merupakan
pelengkap, dan juga penambah dari pendidikan formal yang banyak bergerak dalam bidang
ketrampilan. Lembaga pendidikan non formal bertugas meningkatkan sumber daya manusia
dalam bidang ketrampilan. Sesuai dengan apa yang disampaikan Waluyo (2009:1) upaya-

1
upaya pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan sumber daya manusia guna
mengatasi pengangguran adalah dengan melalui pelatihan yang berdasarkan kompetensi
yang dibutuhkan, memberdayakan sanggar-sanggar kegiatan belajar yang ada dengan
berbagai keterampilan ekonomi produktif, meningkatkan hubungan antara lembaga
pendidikan dan industri sehingga relevansi pendidikan dapat ditingkatkan, memperkuat
landasan kultural pendidikan sebagai terapi budaya, dan mendorong pertumbuhan usaha
kecil dan menengah yang tangguh, serta membangkitkan karsa di tengah-tengah
masyarakat.
Lembaga ingin terus memperbaiki dari segi kualitas ataupun kuantitas yang dimiliki
oleh lembaga, sesuai dengan pendapat Khoirul Umam (2018:62) dalam suatu pendidikan ada
dua hal yang penting yaitu mengenai kualitas dan kuantitas. Dapat dikatakan bahwa kualitas
dan kuantitas merupakan dua hal yang menjadi titik acuan untuk merefleksikan keberhasilan
dari suatu lembaga pendidikan. Sehingga dengan perkembangan lembaga yang fluktuatif dan
didukung oleh adanya pembenahan baik dari segi kualitas pendidik dan tenaga
kependidikannya, lembaga pendidikan bisa terus mengepakkan sayapnya.
Lembaga pendidikan memberikan pelayanan pengetahuan, keterampilan, dan
pengembangan sikap bagi masyarakat yang memerlukan pengetahuaan dan keterampilan
sehingga mendapatkan bekal yang dapat digunakan untuk bekerja atau berwirausaha
setalah lulus. Lembaga pendidikan bermitra dengan dunia kerja dalam bidang penyerapan
lulusan. Menurut Sutrisno dkk (2016:60) bahwa kemitraan/kerjasama penting untuk
dilakukan karena disadari sepenuhnya bahwa hasil pendidikan sekolah merupakan hasil
kolektif dari unsur-unsur terkait atau para pemangku kepentingan (stakeholders). Bentuk
kerjasama dalam pelaksanaan program sekolah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
sekolah dan juga pihak terkait yang menjadi mitranya. Akan tetapi pada kenyataanya banyak
lulusan yang tidak dapat terserap oleh DUDI. Mengapa itu bisa terjadi? karena disebabkan
oleh kurangnya kesesuaian pengetahuan, ketrampilan, dan sikap lulusan dengan kebutuhan
dunia kerja sehingga sebagian DUDI beranggapan lulusan tersebut belum bagus kinerjanya.
Maka permasalahan tersebut berakibat pada kualitas lulusan yang kalah bersaing sehingga
menjadi pengangguran. Informasi bahwa adanya kesenjangan keahlian lulusan dengan
DUDI dapat dilakukan dengan cara memberikan kuesioner kepuasan kepada DUDI yang

2
berisi penilaian terhadap kinerja lulusan. Pelaksanaan kegiatan pemberian kuesioner
kepuasan ke DUDI dilaksanakan secara rutin tiap tahun sebagai evaluasi terhadap kinerja
lulusan.
Oleh karena itu jika berdasarkan hasil analisa kuesioner dari DUDI lulusan tidak
mempunyai daya saing yang tinggi di dunia kerja, maka lembaga pendidikan perlu
menerapkan strategi JARING MANIA MANTAF yaitu peningkatan jaringan kemitraan
lembaga, sumber daya manusia, kegiatan bermanfaat, tehnologi informasi supaya lulusannya
memenuhi target keterserapan kerja yang berarti mempunyai daya saing tinggi dalam
menghadapi era revolusi 4.0. Strategi tersebut sebagai bentuk inovasi dari lembaga
pendidikan untuk memperbaiki hasil lulusan. Menurut Julianto (2019: 2) Inovasi dalam
segala bidang diperlukan tanpa terkecuali di bidang pendidikan. Pendidikan memberikan
kontribusi nyata dalam kehidupan bermasyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari strategi JARING MANIA MANTAF untuk meningkatlkan daya
saing lulusan?
2. Apa keunggulan dan keunikan dari strategi JARING MANIA MANTAF untuk
meningkatlkan daya saing lulusan?
3. Bagaimana prosedur kegiatan strategi JARING MANIA MANTAF untuk meningkatlkan
daya saing lulusan?
4. Bagaimana hasil dari penerapan strategi JARING MANIA MANTAF untuk
meningkatlkan daya saing lulusan?
5. Apa dampak dari strategi JARING MANIA MANTAF untuk meningkatlkan daya saing
lulusan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari strategi JARING MANIA MANTAF untuk
meningkatlkan daya saing lulusan?
2. Untuk mengetahui keunggulan dan keunikan dari strategi JARING MANIA MANTAF
untuk meningkatlkan daya saing lulusan?
3. Untuk mengetahui prosedur kegiatan strategi JARING MANIA MANTAF untuk
meningkatlkan daya saing lulusan?

3
4. Untuk mengetahui hasil dari penerapan strategi JARING MANIA MANTAF untuk
meningkatlkan daya saing lulusan?
5. Untuk mengetahui dampak dari strategi JARING MANIA MANTAF untuk
meningkatlkan daya saing lulusan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi JARING MANIA MANTAF untuk meningkatlkan daya saing
lulusan
Untuk mengetahui kualitas lulusan yang dihasilkan tidak cukup hanya melihat
outputnya saja. Misalnya dari kemampuan penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap formal yang diwujudkan dalam Indeks Prestasi. Tetapi harus pula dideteksi dari
outcome-nya, yaitu seberapa besar lulusannya dapat terserap dalam dunia kerja.
Relevansi (kesesuaian) pendidikan lulusan ini ditunjukkan melalui profil pekerjaan
(macam dan tempat pekerjaan). Selain itu, relevansi pendidikan juga ditunjukkan melalui
pendapat pengguna lulusan tentang kepuasan pengguna lulusan. Salah satu tahapan
kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengetahui informasi berkaitan dengan alumni di
lapangan adalah pelacakan jejak alumni karena dapat memberikan berbagai informasi
penting untuk pengembangan lembaga kursus sehingga bisa mengevaluasi relevansi
antara lembaga kursus dengan dunia kerja, dapat menyajikan masukan yang berguna bagi
pendidik dan tenaga kependidikan.
Gambar 2.1
SKEMA
STRATEGI JARING MANIA MANTAF

IDENTIFIKASI MASALAH ANALISA MASALAH IMPLEMENTASI


Penelusuran lulusan LKP Pemberian kuesioner lulusan Penerapan strategi JARING
MANIA MANTAF yaitu
Erlangga yanng bekerja dan ke DUDI kemudian hasil
peningkatan jaringan kemitraan,
berwirausaha kuesioner di analisa untuk SDM, Kegiatan bermanfaat dan
5% menentukan sebuah strategi Teknologi Informasi

TINDAK LANJUT EVALUASI HASIL

Pengembangan strategi lebih Penelusuran lulusan dan Lulusan yang berdaya saing tinggi
optimal membuat analisa daya serap dengan pencapaian daya serap
lulusan tiap tahun lulusan .

5
Lembaga pendidikan memang seharusnya memiliki komitmen untuk menghasilkan
pendidikan yang bermutu. Hal tersebut sefaham dengan yang disampaikan oleh Sujanto
(2016: 60) pengembangan dalam strategi membangun kemitraan untuk meningkatkan
kesiapan lulusan ke dunia usaha dan dunia industri sangat dibutuhkan dan memegang peranan
yang sangat penting. Hal ini merupakan faktor utama dalam menyelenggarakan proses
penyelenggaraan kegiatan maupun program yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga
pendidikan. Karena Tenaga Kerja itu diciptakan bukan dilahirkan. Istilah tersebut merupakan
ungkapan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dunia kerja, yang menuntut adanya
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sedangkan untuk menciptakan SDM yang
berkualitas diperlukan lembaga pendidikan dan pelatihan yang baik dan bermutu. Untuk
mengetahui tingkat kepuasan DUDI dengan lembaga, lembaga mengupayakan adanya
pengukuran tingkat kepuasan pengguna lulusan oleh DUDI. Hal ini untuk mengetahui bahwa
lembaga pendidikan telah mampu memenuhi ketentuan-ketentuan yang distandarkan oleh
DUDI.
Untuk mengetahui hal tersebut maka perlu penilaian dengan kuesioner yang bertujuan
untuk menganalisa tingkat kepuasan DUDI terhadap lulusan lembaga pendidikan. Lembaga
yang telah melaksanakan pengisian kuesioner dan belum mendapatkan hasil yang memuaskan
dapat menerapkan strategi yaitu“ JARING MANIA MANTAF” untuk menghasilkan
program-program yang lebih mendukung terciptanya lulusan yang semakin berkualitas baik
dari hardskill dan softskill dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Jaringan Mitra
Lembaga pendidikan meningkatkan kerjasama antara dunia pendidikan dan dunia industri
dalam mengembangkan konsep pendidikan dengan cara menyelaraskan dan
mengembangkan komunikasi yang berkelanjutan terhadap kondisi dan perkembangan
industri serta kebutuhan kompetensi industri agar dapat disesuaikan dengan program
lembaga pendidikan sehingga peserta didik memperoleh bekal yang cukup dan memadai
untuk dapat bersaing pada dunia kerja. Sefaham dengan yang disampaikan oleh Sujanto
(2016: 63) bahwa menjalin kerjasama dengan DUDI sangat penting bagi kelangsungan
hidup lembaga pendidikan. Tanpa membangun kemitraan, lembaga pendidikan akan sulit
berkembang mengingat semakin ketat dan beratnya persaingan.

6
2. Manusia
Lembaga pendidikan meningkatkan mutu sumber daya manusia para pelaku pendidikan
yaitu pengelola, pendidik dan tenaga kependidikan berupa inovasi pendidikan sehingga
meningkatkan produktivitas kerja untuk bisa menghasilkan lulusan yang berdaya saing
tinggi. Hal itu sesuai dengan peraturan UU instruktur dan dosesn No 14 Tahun 2005
bahwa instruktur dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat
strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan, sehingga perlu
dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Sebagai seorang instruktur juga harus
memiliki kompetensi yang ada di peraturan UU No 14 Tahun 2005 Pada Bab IV bagian
kesatu pasal 8 bahwa instruktur wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dan dilanjutkan pada pasal 10 bahwa
kompetensi instruktur meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
3. Bermanfaat
Pengembangan karakter akan berguna pada saat peserta didik lulus dari dan berhadapan
langsung dengan dunia kerja. Menurut Sudrajat (2011: 49) pendidikan karakter dapat
didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter
siswa. Pembentukan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan cara lembaga
mengadakan kegiatan/event bermanfaat dengan melibatkan peserta didik sebagai panitia,
sehingga peserta didik dapat mengembangkan karakter kemandirian, kreatifitas,
kedisiplinan dan tanggung jawab.
4. Teknologi Informasi
Lembaga pendidikan dapat memanfaatkan teknologi informasi sebagai upaya
peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan sangatlah penting, hal
tersebut disampaikan oleh Khoirul Umam (2018: 68) bahwa lembaga pendidikan yang
efektif dan berorientasi pada mutu pendidikan memerlukan komitmen yang peh
kesungguhan dalam peningkatan mutu, berjangka panjang dan membutuhkan penggunaan
peralatan dan teknik-teknik tertentu. Komitmen tersebut harus didukung oleh dedikasi
yang tinggi terhadap mutu melalui penyempurnaan proses yang berkelanjutan oleh semua
pihak.

7
Setelah menerapkan strategi JARING MANIA MANTAF maka lembaga pendidikan
membuat evaluasi untuk mengetahui tingkat kemajuan kegiatan, tingkat pencapaian
berdasarkan tujuan, dan hal-hal yang perlu dilakukan di masa mendatang. Kemudian analisa
ditindaklanjuti dengan menyusun program selanjutnya sebagai kesinambungan program yaitu
mengembangkan strategi JARING MANIA MANTAF yang lebih optimal untuk mencapai
tujuan lembaga yaitu menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi.
2.2 Keunggulan dan Keunikan Strategi JARING MANIA MANTAF
1. Keunggulan lembaga pendidikan ketika menerapkan strategi JARING MANIA MANTAF :
a Jaringan kemitraan dengan DUDI semakin luas, berkualitas dan berkelanjutan
sehingga berpengaruh positif pada mutu lulusan lembaga pendidikan untuk siap
bersaing menghadapi dunia kerja pada era revolusi 4.0.
b Sumber daya manusia para pelaku pendidikan di lembaga pendidikan baik pengelola,
tenaga kependidikan dan pendidik semakin berkualitas sehingga bisa menghasilkan
lulusan yang kompeten dan berdaya saing tinggi.
c Peserta didik dilibatkan sebagai panitia dalam kegiatan/event di luar jam
pembelajaran sehingga bisa mengembangkan karakter untuk membentuk kepribadian
yang tanggungjawab, mandiri dan disiplin sehigga lulusan lembaga pendidikan bisa
menyesuaikan diri dalam masyarakat dan dunia kerja.
d Lembaga pendidikan dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan
kualitas pendidikan seperti pembelajaran berbasis, pembelajaran e-learning,
penggunaan teknologi yang uptodate penunjang pembelajran, pembelajaran berbasis
web (LMS).
2. Hambatan lembaga pendidikan ketika menerapkan strategi JARING MANIA MANTAF
a. Minimnya akses kemitraan dengan DUDI dikarenakan Kota/Kabupaten Blitar bukan
Kawasan industri
b. Anggaran yang cukup besar untuk melaksanakan pembelajaran berbasis web
c. SDM yang tidak loyal terhadap LKP khususnya pegawai tidak tetap sehingga
mempertimbangkan pelaksanakan upskilling dan reskilling
d. Perangkat dan komeksi internet
e. Pendidik dan peserta didik mengalami kesulitan memakai LMS
f. Softskill peserta didik tidak sesuai harapan LKP dan DUDI

8
2.3 Prosedur Kegiatan Strategi

1. Pelaksanaan
Setelah melaksanakan perencanaan, maka LKP Erlangga mengimplementasikan
strategi JARING MANIA MANTAF dengan cara
a Meningkatkan jaringan kemitraan dengan DUDI
 LKP melibatkan DUDI dalam penyusunan/peninjauan kurikulum,
dilaksanakan dengan dua cara yaitu mengundang DUDI datang ke kantor
LKP dan memberikan kuesioner kepuasan penilaian kinerja lulusan ke
DUDI.
 LKP menambah jumlah DUDI dengan pengajuan proposal penawaran
lulusan secara langsung maupun e-mail. Apabila mendapat respon dari
pihak DUDI maka dilanjutkan pembuatan MoU .
 LKP menjalin kemitraan dengan DUDI sebagai tempat PKL (Prakrik Kerja
Lapangan)
 LKP menjalin kemitraan dengan DUDI sebagai tempat kunjungan
Industri yaitu
 LKP menjadikan DUDI sebagai pendidik reguler dan guru tamu sehingga
wawasan peserta didik semakin luas.
 LKP bekerjasama dengan DUDI dalam sarana praktik.
b LKP meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik pengelola, pendidik
maupun tenaga kependidikan melalui:
 Pendidik, tenaga kependidikan dan pengelola di LKP mengikuti Diklat
yang dilaksanakan oleh pemerintah
 LKP mengadakan pelatihan dengan narasumber dari internal dan
eksternal lembaga .
 Mengikuti ujian kompetensi pendidik dan pengelola dari LSK.
c LKP mengadakan dan mengikuti kegiatan/event bermanfaat umum dan sosial
untuk masyarakat dengan melibatkan peserta didik sebagai panitia untuk
melatih kreatifitas, inovatif, tanggungjwab dan kepemimpinan peserta didik
seperti:
d LKP memanfaatkan teknologi informasi dalam kegiatan pendidikan karena
mempunyai arti penting terutama dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan, yaitu
 LKP menyiapkan sarana pendukung pembelajaran berbasis internet
seperti wifi, laptop, dan pc.

9
 LKP E mengadakan pembelajaran berbasis web dengan alamat website
www.erlangga.sch.id.
 LKP mengadakan pembelajaran online menggunakan google aplikasi
google classroom, zoom cloud meeting dan whatssapp sebagai
pengelolaan kelas.
 Peserta didik mengakses pembelajaran, penugasan, absensi dan
pembayaran melalui hp android.

2. Evaluasi penerapan strategi JARING MANIA MANTAF


Setelah menerapkan strategi JARING MANIA MANTAF, kami
membuat evaluasi untuk mengetahui apakah strategi tersebut efektif atau tidak
dalam mencapai tujuan LKP yaitu pemenuhan target keterserapan lulusan
bekerja dan berwirausaha melalui:
 Penelusuran alumni yang bekerja dan berwirausaha untik mengetahui
tingka keterserapan kerja
 Menyebar kuesioner kepuasan lulusan dari DUDI untuk mengetahui kinerja
lulusan sebagai acuan perbaikan kualitas LKP

2.4 Hasil Kegiatan


1. Peningkatan lulusan LKP yang bekerja di DUDI
2. Peningklatan lulusan LKP yang berwirausaha

2.5 Dampak Penerapan Strategi Jaring Mania Mantaf


Penerapan strategi JARING MANIA MANTAF mempunyai dampak kepada LKP
yaitu:
1. Peningkatan kualitas lulusan LKP yang berdaya saing tinggi
2. LKP menjadi tempat rujukan Lembaga lain
3. LKP meraih berbagai prestasi yang membanggakan baik pengelola maupun
pendidik tingkat Kota /Kab, Jawa Timur dan Nasional.
4. LKP menjadi Tempat Uji Kompetensi dari LSK dan juga LSP
5. LKP terakreditas BAN PNF dengan predikat “A”.
6. Jumlah peserta didik di LKP Erlangga mengalami peningkatan yang
signifikan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Penerapkan strategi JARING MANIA MANTAF untuk meningkatkan daya saing
lulusan melalui
 Peningkatkan Jaringan Kemitraan dengan DUDI untuk menyelaraskan kebutuhan
keterampilan lulusan.
 Peningkatkan mutu sumber daya manusia para pelaku pendidikan yaitu pengelola,
pendidik dan tenaga kependidikan.
 Mengadakan kegiatan yang bermanfaat dengan melibatkan peserta didik untuk
pengembangan karakter.
 Penerapkan teknologi informasi dengan memanfaatkan media internet untuk kegiatan
pembelajaran dan akses kebutuhan lembaga

11
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2021. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Menurut Provinsi Dan
Jenis Kegiatan Selama Seminggu Yang Lalu 2008-2021, (Online),
(https://www.bps.go.id/statictable/2016/04/04/1907/penduduk-berumur-15-tahun-ke
atas-menurut-provinsi-dan-jenis-kegiatan-selama-seminggu-yang-lalu-2008
2021.html), diakses 5 September 2021.
Julianto, Alfin. (2019). Kolaborasi Pendidikan Non Formal, Informal dan Formal dalam
Pendidikan Pemuda di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Luar
Sekolah, (Online), 3 (1): 1-9,
(https://journal.uny.ac.id/index.php/jurnaldiklus/article/view/24644/13186), diakses 5
September 2021.
Khoirul Umam, Muhamad. 2018. Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen Peserta
Didik. Jurnal Al-Hikmah, (Online), 6 (2): 62-76,
(http://jurnal.staiba.ac.id/index.php/Al-Hikmah/article/view/74/71), diakses 5
September 2021.
Sanaky, Hujair. 2011. Masa Orientasi Siwa atau Mahasiswa Sebagai Media Orientasi Tanpa
Kekerasan. Jurnal UII, (Online), 4 (1): 43-51,
(https://journal.uii.ac.id/Tarbawi/article/view/2779/2530), diakses 5 September 2021.
Sudrajat, Ajat. 2011. Mengapa Pendidikan Karakter?. Jurnal Pendidikan Karakter, (Online),
1 (1): 47-58, (https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/1316/1094),
diakses 5 September 2021.
Soleh, Ahmad. 2017. Masalah Ketenagakerjaan dan Pengangguran di Indonesia. Jurnal
Ilmiah Cano Ekonomos, (Online), 6 (2): 1-22,
(https://journal.upp.ac.id/index.php/cano/article/view/629/403), diakases 5 September
2021
Sujanto, Alex. 2016. Pengembangan Kemitraan Lembaga Kursus Dan Pelatihan (LKP)
Dengan Dunia Usaha Dan Dunia Industri (DUDI) untuk Penjaminan Mutu LKP.
Jurnal Ilmiah, (Online), 12 (2): 59-65,
(http://amikjtc.com/jurnal/index.php/jurnal/article/view/110), diakses 5 September
2021.
Sutrisno, Budi, dkk. Kemitraan Sekolah Menengah Kejuruan dengan Dunia Usaha Dunia
Industri. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, (Online), 26 (1): 57-69,
(https://journals.ums.ac.id/index.php/jpis/article/view/2130/1568), diakses 5
September 2021.
UU No. 14 Tahun 2005 tentang Instruktur dan Dosen
Waluya, Bagja. 2009. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Berbasis Masyarakat
untuk Mengatasi Masalah Pengangguran. Jurnal Geografi, (Online), 9 (1): 1-11,
(https://ejournal.upi.edu/index.php/gea/article/view/1683/1135), diakses 5
September 2021.

12

Anda mungkin juga menyukai