Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH UJIAN SEMESTER

MATA KULIAH EKONOMI POLITIK LOKAL

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN VOKASI UNTUK MENCIPTAKAN LAPANGAN


PEKERJAAN PADA BALAI PELATIHAN TENAGA KERJA (BPTK) PEKANBARU

DISUSUN OLEH:
NAMA
NIM

ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia
Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘Pendidikan Dan Pelatihan Vokasi Untuk
Menciptakan Lapangan Pekerjaan Pada Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BPTK) Pekanbaru ”
dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas ilmu pengantar hukum kedokteran
dan kesehatan. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang kasus hukum aborsi yang banyak terjadi dan UU yang menjadi landasan
hukum kesehatan.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis
memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah
ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan
kesalahan dalam makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................3
1.3. Tujuan..........................................................................................................................3
1.4. Manfaat........................................................................................................................3
BAB II TELAAH PUSTAKA...................................................................................................4
2.1. Pengertian Pendidikan.............................................................................................4
2.2. Pengertian Pelatihan................................................................................................5
2.3. Pendidikan Vokasi...................................................................................................6
2.4. Pendidikan Vokasi Melalui Lembaga Pelatihan......................................................7
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................................8
3.1. Metode Penelitian.................................................................................................8
BAB VI PEMBAHASAN..........................................................................................................9
4.1.Strategi Pelatihan di Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BPTK) Pekanbaru...................9
4.2. Peluang Kerja yang dihasilkan dari pelatihan di Balai Pelatihan Tenaga Kerja
(BPTK) Pekanbaru..........................................................................................................9
BAB V PENUTUP...................................................................................................................11
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam era teknologi sekarang ini kualitas sumber daya manusia adalah suatu hal
yang sangat penting untukdiprioritaskan. Supaya terciptanya sumber daya manusia yang
tangguh dan terampil maka perlu dilaksanakan suatu program pelaksanaan yang melalui
pendidikan dan pelatihan agar pekerja dalam melaksanakan pekerjaanya dapat berjalan
dengan baik dan lancar sesuai yang direncanakan, sehingga dengan demikian akan dapat
tercapai tujuannya Indonesia termasuk negara yang mempunyai masalah dengan kualitas
tenaga kerja. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat lebih dari 60 persen angkatan
kerja Indonesia dengan SMP ke bawah dan 45 persen total jumlah orang tidak bekerja
juga mengenyam pendidikan SMP ke bawah. Pendidikan yang rendah berimplikasi pada
kualitas tenaga kerja. Karena itu, daya saing tenaga kerja Indonesia rendah. Di ASEAN,
tenaga kerja Indonesia menempati urutan ke empat dalam produktivitas, kalah dengan
Thailand, Malaysia dan Singapura. Persoalan kompetensi adalah salah satu persoalan
penting dalam ketenaga kerjaan nasional. Semakin rendah kompetensi yang dimiliki para
pekerja, akan semakin sulit baginya untuk mendapatkan kesempatan bekerja. Sebab,
perusahaan akan cenderung memprioritaskan pencarian tenaga kerja yang memang
kompeten dibidangnya. Hal ini sejalan dengan prinsip perusahaan untuk mencari pekerja
yang berkualitas di bidangnya atau prinsip The Right Man In The Right Place. Pendidikan
dan pelatihan merupakan salah satu sektor pembangunan, oleh karenanya pendidikan dan
pelatihan tidak dapat dilepaskan atau dipisahkan dari tujuan, sasaran dan titik berat
pembangunan. Peningkatan kompetensi manusia dibutuhkan untuk meningkatkan daya
saing bangsa dalam era globalisasi. Pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang
berkualitas, maka diperlukan pendidikan dan pelatihan yang bermutu. Upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dapat dilakukan melalui jalur pendidikan
non formal seperti yang dikemukakan oleh Hamojoyo dalam Kamil M (2017 : 14)
sebagai berikut : Pendidikan nonformal adalah usaha yang terorganisir secara sistematis
dan kontinu diluar sistem persekolahan, melalui hubungan sosial untuk membimbing
individu, kelompok dan masyarakat agar memiliki sikap dan cita-cita sosial yang efektif
gina meningkatkan taraf hidup dibidang materil sosial dan mental dalam rangka usaha

1
mewujudkan kesejahteraan sosial. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan nonformal berperan penting dalam pengembangan sumber daya manusia yang
produktif dan mandiri, dalam arti mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan mampu
meningkatkan pendapatannya yang dilakukan melalui pendidikan nonformal salah
satunya pelatihan.
Hakikat tujuan dari pelatihan adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan nilai / sikap seseorang di luar sistem pendidikan formal dalam waktu
yang relatif singkat dengan menggunakan metode yang mengutamakan praktik daripada
teori, seperti yang dijelaskan oleh Satrodipoero (2016 : 122) dalam Kamil (2017: 152).
Simamora (2015 : 287) mengartikan pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang
dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun
perubahan sikap seorang individu. Mempersiapkan generasi berikutnya untuk lapangan
kerja dimasa depan membutuhkan perencanaan yang cerdas. Pendidikan dan pelatihan
teknis dan vokasi adalah investasi penting untuk meningkatkan keterampilan yang
dibutuhkan untuk angkatan kerja yang baru. Seperti negara berkembang lainnya,
Indonesia telah berhasil mengembangkan program wajib belajar dua belas tahun,
memberi pelatihan kerja melalui pusat-pusat pelatihan kerja, dan mendorong program-
program magang. Berbagai upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa generasi
angkatan kerja berikutnya memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja.
Pendidikan dan pelatihan sebagai pengajaran dan pembelajaran harus efektif dan efisien,
dan keterampilan yang diajarkan harus sesuai dengan kebutuhan industri. Pandemi Covid-
19 telah membuat jutaan orang di Indonesia kehilangan pekerjaannya. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Agustus 2020, tingkat pengangguran terbuka (TPT)
mencapai 7,07 persen dengan jumlah penganggur sebanyak 8,98 juta orang. Kondisi
tersebut harus segera ditanggulangi agar dampaknya tidak semakin meluas. Menurut
Menteri Ketenagakerjaan, cara untuk mengatasinya adalah dengan mempersiapkan
sumber daya manusia (SDM) sebaik mungkin. Kemudian meningkatkan kompetensinya
melalui pelatihan vokasi dan magang agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja pasca
pandemi. Selain itu, pelatihan vokasi juga dapat meningkatkan keterampilan dan
kompetensi tenaga kerja agar siap menghadapi dunia kerja, dapat bersaing, dan memiliki
produktivitas yang tinggi. Program tersebut memberikan pelatihan bersifat teknis,
manajerial, peningkatan produktivitas, maupun kewirausahaan. Pelatihan-pelatihan itu
pun dilakukan dengan berbagai metode, mulai dari pelatihan online, offline, hingga
blended. Pelatihan vokasi dari pemerintah diselenggarakan di Balai Latihan Kerja (BLK),

2
Lembaga Pelatihan Kerja (LPK), serta melalui pemagangan di perusahaan dalam negeri
dan luar negeri. Pelatihan vokasi diselenggarakan berdasarkan standar kompetensi kerja
yang telah dirancang sedemikian rupa agar lulusannya memiliki kompetensi yang
dibutuhkan di dunia kerja.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat
penelitian dengan judul “Pendidikan Dan Pelatihan Vokasi Untuk Menciptakan Lapangan
Pekerjaan Pada Balai Pelatihan Tenaga Kerja (Bptk) Pekanbaru”.

1.2. Rumusan Masalah


Dari penjelasan latar belakang diatas perumusan masalah pada makalah ini yaitu:
Bagaimana Pendidikan Dan Pelatihan Vokasi Untuk Menciptakan Lapangan Pekerjaan
Pada Balai Pelatihan Tenaga Kerja (Bptk) Pekanbaru

1.3. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk mengetahui:

1.4. Manfaat
Secara teoritis penulisan tulisan ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan
dalam ilmu ekonomi dan dapat membantu serta memberi masukan sumbangan pemikiran
dan pengembangan terhadap penerapan aspek hukum dalam asuransi penumpang
angkutan udara.
Secara praktik penulisan tulisan ini diharapkan dapat memberikan pamahaman
kepada masyarakat tentang pelatihan vokasi dan manfaat dari pelatihan vokasi serta
bagaimana pengaruh atau pentingnya pelatihan vokasi.

3
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Pengertian Pendidikan


Menurut Melmambessy Moses (2015:45) pendidikan adalah proses pengalihan
pengetahuan secara sistematis dari seseorang kepada orang lain sesuai standar yang
telah ditetapkan oleh para ahli. Dengan adanya transfer pengetahuan tersebut
diharapkan dapat merubah sikap tingkah laku, kedewasaan berpikir dan kedewasaan
kepribadian ke dalam pendidikan formal dan pendidikan informal. Kemudian,
menurut Sugihartono (2014:23), pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
yang dilakukan oleh pendidik untuk mengubah tingkah laku manusia, baik secara
individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia tersebut melalui proses
pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa pada
dasarnya pendidikan merupakan proses pengalihan pengetahuan secara sadar dan
terencana untuk mengubah tingkah laku manusia dan mendewasakan manusia melalui
proses pengajaran dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal.
Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di
kemukakan bahwa fungsi pendidikan yaitu: peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Selain itu pendidikan mempunyai fungsi : Menyiapkan sebagai manusia.
Menyiapkan tenagakerja. Menyiapkan warganegara yang baik. Jalur pendidikan
adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam
suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Menurut Teguh Triwiyanto (2014) jalur pendidikan yaitu: Pendidikan Formal.
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Pendidikan Non formal. Pendidikan non formal meliputi meliputi pendidikan

4
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan
pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilandan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik. Pendidikan Informal Pendidikan informal
adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Kegiatan pendidikan informal yang
dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.
Hasil pendidikannya diakui sama dengan pendidikan formal dan non formal setelah
peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

2.2. Pengertian Pelatihan


Menurut Jusmaliani, pelatihan adalah proses melatih karyawan baru atau
karyawan yang akan memperoleh penempatan baru dengan ketrampilan dasar yang
diperlukannya untuk melaksanakan pekerjaan. Sedangkan menurut Veithzal Rivai
Zainal, dkk pelatihan sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan diluar sistem pendidikan yang
berlaku dalam waktu yang relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan
pada praktik dari pada teori. Pelatihan sangat diperlukan untuk membangun sumber
daya manusia menuju era perubahan yang penuh tantangan. Hal ini untuk
meningkatkan kualitas angkatan kerja, untuk menghadapi perubahan yang
berkelanjutan dan untuk menghadapi teknologi yang terus berkembang. Pelatihan
tidak hanya penting bagi karyawan baru, tetapi juga untuk karyawan lama. Karena
setiap jenjang jabatan memerlukan pengetahuan dan ketrampilan khusus. Dalam
pelatihan diciptakan lingkungan dimana para karyawan dapat memperoleh atau
mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan dan perilaku yang spesifik
yang berkaitan dengan pekerjaannya. Pelatihan biasanya berfokus pada penyediaan
bagi karyawan ketrampilan- ketrampilan khusus yang dapat langsung terpakai untuk
pelaksanaan pekerjaannya dan membantu mereka mengoreksi kelemahan kinerja
mereka. Menurut Andrew E.Sikula, metode pelatihan kerja yaitu: On thejob. Pegawai
mempelajari jobnya dengan mengamati perilaku pekerja lainyang sedang bekerja.
Vestibule atau balai. Vestibule adalah suatu ruangan isolasi atau terpisah yang
digunakan yang akan menduduki suatu pekerjaa. .Metode demonstrasi dan contoh.
Metode demontrasi yaitu melibatkan penguraian dan memperagakan sesuatu melalui
contoh. Simulasi. Simulasi merupakan metode dimana menciptakan bentuk realitas

5
atau imitasi dari realitas. Apprenticeship. Apprenticeship merupakan suatu metode
dengan cara mengembangkan ketrampilan pengrajin atau pertukangan. Metode ruang
kelas. Metode ruang kelas merupakan metode yang dilakukan di dalam kelas, dapat
pula dilakukan di area pekerjaan.

2.3. Pendidikan Vokasi


Pendidikan Vokasi, Pendidikan Vokasi adalah pendidikan mengacu kepada
penguasaan keahlian terapan tertentu. Dengan demikian pendidikan terapan yang
kamu dapatkan, kamu akan lebih banyak praktik dibandingkan teori. Pendidikan
Vokasi merupakan kebalikannya dari Pendidikan Akademik. Pengertian Vokasi
Menurut Wikipedia yang dimaksudkan pendidikan vokasi adalah pendidikan tinggi
yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu. Keistimewaan
Pendidikan Vokasi, Pendidikan vokasi benar-benar melatih keahlian praktikal,
sehingga tentu saja lebih banyak praktek dari pada teori. Berbeda dengan pendidikan
gelar sarjana dan sebagainya, pendidikan vokasi ditawarkan lebih banyak institusi,
baik itu universitas, kolese, politeknik, pusat pelatihan ataupun institusi-institusi
lainnya yang berspesialisasi menyelenggarakan program pendidikan vokasi.
Pendidikan vokasi cocok bagi mereka yang sudah jelas dan yakin dengan apa yang
ingin mereka kejar sebagai karir masa depan. Banyak sekali bidang yang tersedia
mulai dari pariwisata dan perhotelan, manajemen retail, pengembangan software,
desain interior, teknik otomotif, penata rambut 31 hingga kuliner. Pendidikan vokasi
menekankan keahlian praktikal yang dibutuhkan untuk terjun langsung keindustri
serta membahas topik yang lebih spesifik, jika dibandingkan dengan perkuliahan di
universitas yang membahas topik yang lebih luas. Karakteristik Pendidikan Vokasi
adalah suatu pendidikan dan pelatihan untuk kepentingan jabatan di lapangan kerja
yang spesifik seperti bidang industry, pertanian atau perdagangan (Webster, 1993).
Pendidikan vokasi menganut sistem terbuka (multi-entry exit system) dan multimakna
(berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak, dan
kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup life skill. Pendidikan vokasi berorientasi
pada kecakapan kerja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
terapan serta sesuai dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja. Kurikulum pendidikan

6
vokasi merupakan rencana dan pengaturan pendidikan yang terdiri atas standar
kompetensi, standar materi, indikator pencapaian, strategi pengajaran, cara penilaian
dan pedoman lainnya yang relevan untuk mencapai kompetensi pendidikan vokasi.
Pendanaan pendidikan vokasi menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,
pemerintah daerah, dunia kerja (dunia usaha/industri), dan masyarakat. Peran serta
masyarakat dalam pendidikan vokasi meliputi peranserta peroranganPermasalahan
Keuangan Negara kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi
kemasyarakatan. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan vokasi dapat menjamin
kerja sama dengan lembaga-lembaga lain baik di dalam maupun di luar negeri.

2.4. Pendidikan Vokasi Melalui Lembaga Pelatihan


Lembaga Pelatihan yaitu merupakan salah satu pendidikan nonformal yang
didirikan dan diselenggarakan untuk masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan
baik sikap, keterampilan, kecakapan hidup guna mampu mengembangkan diri,
bekerja, usaha mandiri, profesi dan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih
tinggi. Lembaga Pelatihan menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan
pada jalur nonformal yang memiliki kaitan yang sangat erat dengan jalur pendidikan
formal. Lembaga Pelatihan menyediakan bahan belajar yang mencakup keseluruhan
mengenai pengetahuan dan ketrampilan yang memiliki hubungan dengan aspek
kehidupan. Hal tersebut ditunjukkan untuk dapat memenuhi segala macam kebutuhan
belajar yang timbul dalam kehidupan masyarakat. Berbeda dengan pendidikan vokasi
pada jalur formal, pendidikan vokasi pada jalur nonformal diselenggarakan dengan
prinsip antara lain (1) fleksibel, lebih leluasa dalam aspek penggunaan waktu, tempat,
danprogram pembelajaran; (2) praktis, ditujukan untuk menjawab permasalahan dan
kebutuhan masyarakat dan dunia usaha maupun industri dalam jangka pendek; dan (3)
fungsional, peserta didik merasakan langsung manfaat dari hasil kegiatan kursus dan
pelatihan yang diselenggarakan. Dalam pelaksanaan pembelajaran di Lembaga
Pelatihan disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan sehingga kurikulum antar
lembaga yang satu dengan yang lain bisa berbeda dan dapat juga di tambahkan
dengan muatan lokal dimana pelatihan tersebut dilaksanakan, Dalam hal penyediaan
instruktur maka lembaga pelatihan harus memperhatikan kualifikasi dan kompetensi
yang direkrut untuk melaksanakan pembelajaran. Perlu proses rekrutmen yang tepat
oleh lembaga berdasarkan standar kualifikasi dan kompetensi yang telah ditetapkan
sebagai berikut : pasal 26 ayat (4) UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

7
Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( 2016 ) “Revitalisasi Pendidikan
Vokasi “

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kualitatif yang dimaksudkan untuk
memberi gambaran serta menguraikan tentang objek yang akan di teliti dalam
memperoleh data sesuai dengan tipe penelitian tersebut. Dasar penelitian adalah survei
yang dilakukan di Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BPTK) Pekanbaru. Dalam penelitian ini,
objek yang diteliti sekaligus sebagai sumber informasi atau informan adalah: Pimpinan
dan staf pada Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BPTK) Pekanbaru dan Alumni Peserta Diklat
yang sudah berhasil. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua teknik pengumpulan
data, antara lain: Observasi,Wawancara. Analisis data dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan alat análisis data kualitatif yang
dikemukakan oleh Miles, Huberman, dan Saldana. Aktivitas dalam analisis data menurut
Miles, Huberman, dan Saldana antara lain: Pengumpulan data,Reduksi Data, Penyajian
Data, Penarikan Kesimpulan

8
BAB VI

PEMBAHASAN

4.1.Strategi Pelatihan di Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BPTK) Pekanbaru


Strategi pelatihan di Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BPTK) Pekanbaru
dilaksanakan dengan tahapan mulai dari perencanaan biaya dan anggaran, pemilihan
jurusan, persiapan fasilitas, termasuk gedung, alat dan bahan, proses pendaftaran, proses
seleksi, serta yang terakhir pelaksanaan pelatihan. Setelah proses pelatihan selesai, tahap
selanjutnya adalah monitoring untuk alumni pelatihan. Tahap awal pelatihan dimulai dari
perencanaan biaya dan anggaran. Sedangkan untuk jurusan dipilih dengan pertimbangan
dari animo masyarakat, mengacu pada kebutuhan peluang kerja, dan mengacu
ketersediaan fasilitas di Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BPTK) Pekanbaru. Tahap
selanjutnya setelah penentuan jurusan adalah persiapan fasilitas. Pelaksanaan yang
pertama adalah memastikan ketersediaan gedung, melihat kelayakan gedung, serta
memastikan kapasitas gedung. Setelah itu menyiapkan alat dan bahan yang tahan lama
atau dapat digunakan untuk jangka panjang yang sesuai dengan kejuruan yang sudah
ditentukan. Kemudian pembukaan pendaftaran untuk calon peserta pelatihan dapat
dibuka. Pendaftaran biasanya dibuka online di situs resmi yang kemudian diikuti
penyerahan berkas calon peserta sebagai persyaratan. Setiap peserta yang sudah
mendaftar pada waktu yang sudah ditentukan akan diseleksi sesuai kriteria kejuruan.
Setelah semua proses awal dilaksanakan, peserta dapat mengikuti proses pelatihan.
Biasanya pelatihan yang didakan memakan waktu sekitar 1 –2 bulan, tergantung
ketentuan awal. Saat awal pelatihan peserta akan diberikan materi dasar terkait jurusan
yang diambil. Kemudian setelah membekali ilmu dasar, peserta akan melakukan praktek

9
yang berkelanjutan sampai benarbenar menguasai. Setelah proses pelatihan selesai,
peserta akan melakukan magang baik disuatu perusahaan maupun mencoba membuat
usaha sendiri yang akan dipantau oleh pihak Dinas. Tidak sampai disitu, BPTK juga
akan terus memonitoring alumni sampai menemukan usaha yang cocok.

4.2. Peluang Kerja yang dihasilkan dari pelatihan di Balai Pelatihan Tenaga Kerja
(BPTK) Pekanbaru
Strategi yang sudah diterapkan Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BPTK)
Pekanbaru adalah dengan melaksanakan program pelatihan berbagai jenis kejuruan.
Tenaga kerja yang telah mengikuti pelatihan telah dibekali oleh keterampilan
berdasarkan keterampilan yang diambil dapat menciptakan peluang kerja secara
mandiri. Hal ini dibuktikan oleh alumni pelatihan kejuruan menjahit, banyak dari
mereka yang secara mandiri telah mengembangkan keterampilannya menjadi peluang
bisnis. Ada yang membangun konveksi dan menciptakan lapangan pekerjaan baru
untuk para pegawainya. Selain menciptakan peluang kerja secara mandiri, pihak dinas
juga telah menyiapkan program– program untuk memperluas lapangan kerja baik
untuk peserta pelatihan khususnya. Program yang sudah diterapkan untuk memperluas
lapangan kerja adalah jobfair dan jobskill yang diadakan sekali setiap tahun. Jobfair
adalah program yang dijalankan dengan mengadakan pameran dengan mendatangkan
perusahaan dimana tenaga kerja yang datang dapat mengajukan lamaran kerja yang
sesui dengan minatdan kemampuan. Sedangkan jobskill adalah program yang
dijalankan untuk lulusan perguruan tinggi dan sekolah kejuruan, dimana peserta yang
mengikuti program tersebut dipertemukan dengan perusahaan sesuai dengan bakat
dan minatyang dimiliki.

10
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pendidikan dan Pelatihan Kerja Balai Pelatihan Tenaga Kerja (BPTK) Pekanbaru
sangat membantu dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi alumninya. Hal itu terjadi
karena sistem pendidikan yang mereka lakukan sangat bagus dan terencana mulai dari
penawaran program pelatihan sampai selesai, bahkan sampai alumninya
bekerja/membuka usaha.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sudarmanto. 2014. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM: Teori Dimensi


Pengukuran, dan Implementasi dalam Organisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wahyudi,Imam. 2012. Pengembangan Pendidikan Strategi,Inovatifdan Kreatif dalam
mengelola Pendidikan secaraKomprehensif. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Grand Design Pendidikan Vokasi, Jakarta
Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Dikti-DP3M Satuan Tugas Perumus Kebijakan
Pengembangan Pendidikan Vokasi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995.
Arikunto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT.RinekaCipta
Hasibuan, S.P. Melayu. 2016. Manajemen Sumber DayaManusia. Jakarta: PT BumiAksara.
Selviana Lobo, 2022. Kreativitas Karyawan yang Kena PHK di Masa Pandemi Covid-19
dalam Menciptakan Lapangan Pekerjaan Baru, Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Sains dan Humaniora Volume 5, Number 3, Tahun 2021, pp. 349-355
Ima Mulyawati, 2018. Pelatihan Sablon bagi Karang Taruna dalam Menciptakan Peluang
Bisnis, Jurnal SOLMA Vol. 7(2): 299-308; 2018
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jlsp/article/view/8582/5516

12
13

Anda mungkin juga menyukai