Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Memasuki era globalisasi, tantangan yang dihadapi generasi muda
semakin berat. Salah satunya adalah persaingan dalam dunia kerja yang
membuat mereka kurang siap untuk menghadapinya. Globalisasi adalah
pertumbuhan yang cepat atas keterhubungan dan ketergantungan antara
negara-negara yang ada di dunia dalam hal keuangan dan perdagangan.
Perkembangan ilmu pendidikan dan teknologi serta tuntutan globalisasi
secara bersama-sama membuat semakin berat dalam mempersiapkan sumber
daya manusia yang unggul.
Menurut Rivai Veithzal (2004:17) “hal terpenting untuk menghadapi
era globalisasi adalah kesiapan kerja dalam diri seseorang”. Kesiapan kerja
sama halnya dengan mempersiapkan sumber daya manusia. Sumber Daya
Manusia adalah seseorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan
terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi.
Dimana kesiapan kerja umumnya dikembangkan dari jenjang
pendidikan. Sistem pendidikan Indonesia dibagi dalam beberapa jenjang.
Salah satunya adalah Jenjang Perkuliahan Strata-1. Jenjang perkuliahan ini
adalah salah satu peranan penting dalam kontribusi mempersiapkan sumber
daya manusia untuk memasuki dunia kerja. Hal tersebut sebagaimana
tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 12 Tahun 2012 bab 2 bagian
keempat tentang Program Pendidikan Tinggi Paragraf 1 Pasal 18
menyebutkan bahwa:
(1) Program Sarjana adalah pendidikan akademik yang diperuntukkan
bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu
mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran
ilmiah.
(2) Program Sarjana sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1)
menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/ atau ilmuwan yang

1
2

berbudaya, mampu memasuki dan/ atau menciptakan lapangan


pekerjaan, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka Pendidikan Perguruan Tinggi


harus siap untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang mampu dan siap bekerja
menghadapi persaingan global. Seorang mahasiswa juga harus
mempersiapkan diri dari sekarang untuk memasuki dunia kerja. Kesiapan
kerja sangat penting untuk bekal bagi mahasiswa dalam memasuki dunia
kerja.
Akan tetapi, saat ini masih banyak lulusan Sarjana yang belum
mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya. Seperti yang
diketahui dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir dari
https://www.jawapos.com/read/2017/01/30/105943/sarjana-menganggur-
semakin-banyak menunjukkan bahwa tiga tahun terakhir tingkat
pengangguran untuk sarjana di Indonesia semakin meningkat. Khususnya di
tahun 2016 mencapai 695.304 lulusan sarjana yang mengganggur. Penyebab
dari banyaknya lulusan sarjana di Indonesia yang menganggur selain dari
lemahnya ilmu kompetensi yang dimiliki juga salah satunya adalah
kurangnya kesiapan skill yang diberikan oleh pihak universitas bagi
mahasiswa untuk memasuki dunia kerja.
Perguruan Tinggi merupakan jenjang pendidikan yang bertanggung
jawab dalam menyiapkan SDM yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan
keahlian yang siap terjun di dunia kerja, tetapi hingga saat ini belum dapat
terwujud secara optimal. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa belum
terserapnya lulusan sarjana di dalam dunia kerja sebagian besar dipengaruhi
oleh kesiapan kerja dari sarjana tersebut. Kesiapan kerja yang rendah
menyebabkan sarjana belum memiliki kemauan serta kemampuan untuk
bekerja.
Kesiapan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesiapan
dari segi softskill dan mental dari diri mahasiswa untuk bersaing di dunia
kerja. Kesiapan soft skill dan kematangan mental ini dapat dipengaruhi oleh
3

pengalaman praktik kerja yang telah dilakukan oleh mahaiswa. Menurut Agus
Fitriyanto (2006 : 9) “Kesiapan Kerja adalah kondisi yang menunjukkan
adanya keseerasian antara kematangan fisik, mental serta pengalaman
sehingga individu mempunyai kemampuan untuk melaksanakan suatu
kegiatan tertentu dalam hubungannya dalam pekerjaan”. Kesiapan kerja
memiliki beberapa faktor yang mempengaruhinya, baik faktor dalam dirinya
(internal)maupun faktor dari luar (eksternal). Menurut Slameto (2010 : 67)
ada tiga kondisi kesiapan kerja yaitu: “(1) keadaan jasmani, mental dan
emosional (2) keperluan, motif dan maksud (3) kemahiran dan ilmu yang
dimiliki”. Disebutkan pula bahwa pengalaman dapat menimbulkan pengaruh
positif terhadap kesiapan kerja.
Hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan
mahaiswa Pendidikan Akuntansi menyatakan bahwa kesiapan kerja dari segi
soft skill yang mereka miliki sangat rendah, karena kebanyakan dari mereka
tidak tahu soft skill apa yang mereka miliki, kemudian dari segi kematangan
mental mereka mengatakan rendah, karena mereka masih belum yakin dengan
kemampuan yang mereka miliki. Dari hasil observasi dan wawancara ini kita
dapat melihat bahwa kesiapan kerja mahasiswa sangat rendah.
Salah satu faktor yang dianggap dominan oleh peneliti dalam
mempengaruhi rendahnya kesiapan kerja mahasiswa adalah pengalaman
praktik kerja bisnis yang merupakan faktor kemahiran dan ilmu yang dimiliki,
seseorang dikatakan mahir karena ia sudah memiliki pengalaman praktik keja
di dalam bidang ilmunya. Program Pendidikan Akuntansi Universitas
Muhammadiyah telah mempunyai program Praktik Kerja Bisnis untuk
mengembangkan kemampuan, kreativitas serta keahlian ilmu yang telah di
dapat selama berada di bangku perkuliahan. Praktek Kerja Bisnis (PKB)
adalah mata kuliah dari kurikulum baru 2000 yang telah ditetapkan oleh
Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dilaksanakan mulai tahun
akademik 2002/2003 (Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah
Surakrta, Nomor: 110/II.2002 tentang Pemberlakuan Kurikulum Baru
(Kurikulum 2002). Program ini mempunyai tujuan untuk memberi gambaran
4

dan mengenalkan mahasiswa terhadap dunia kerja secara nyata sehingga


mereka bisa mendapatkan pengalaman agar tidak canggung pada saat
memasuki dunia kerja. Selama pelaksanaan Praktik Kerja Bisnis mahasiswa
melakukan praktik di lembaga profit maupun non profit dalam kurun waktu
selama satu bulan.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh mahasiswa
Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta menyatakan
bahwa selama pelaksanaan PKB mereka tidak banyak diberikan kesempatan
untuk mempraktikkan ilmu yang di dapat selama perkuliahan. Akan tetapi
mereka banyak di tempatkan dibagian pabrik, menyusun arsip-arsip
perusahaan, bagian marketing, bagian angkat tenaga, dan lain-lain. Hal ini
menunjukkan adanya ketimpangan antara keterampilan yang dimiliki
mahasiswa dengan keterampilan yang dimiliki dunia kerja, dengan kata lain
Praktik Kerja Bisnis yang dilakukan oleh mahasiswa belum memberikan hasil
yang maksimal terhadap kesiapan kerja.
Pengalaman Praktik Kerja Bisnis (PKB) saja tidak cukup untuk
menyiapkan mahasiswa terjun ke dunia kerja. Faktor lain yang dianggap
dominan oleh peneliti dalam mempengaruhi kesiapan kerja adalah motivasi
memasuki kerja, yang merupakan faktor keperluan, motif, dan maksud.
Menurut Winardi (2001 : 2) “motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang
bersifat internal, atau eksternal bagi seseorang individu, yang menyebabkan
timbulnya sikap entuasiasme dan persistensi, dalam hal melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu”. Menurut Hamalik (2008 : 170) “motivasi
memasuki dunia kerja merupakan suatu proses yang menentukan tingkatan
kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia
yang berkaitan dengan minat, konsep diri, sikap dan sebagainya”.
Bagi mahasiswa lulusan sarjana, motivasi untuk memasuki dunia kerja
yang ada di dalam diri mereka sangat penting, karena dengan adanya motivasi
ini akan memberikan dorongan atau semangat untuk bekerja. Adanya motivasi
memasuki kerja yang tinggi membuat mahasiswa bisa membekali diri dalam
5

berbagai kompetensi yang diperlukan di dunia kerja sesuai dengan bidang


keahlian yang dimiliki.
Hasil observasi awal dan wawancara kepada beberapa mahasiswa
Pendidikan Akuntansi, mereka menyatakan bahwa motivasi memasuki kerja
yang mereka miliki kurang tinggi dengan berbagai alasan. Mereka masih
bingung kelak waktu lulus akan bekerja dimana, bimbang antara ingin
melanjutkan S2 atau langsung bekerja, dan perasaan cemas jika harus bersaing
dengan orang-orang yang lebih unggul prestasinya dari pada yang lain.
Padahal seorang mahasiswa sebelum menjadi sarjana harus memiliki rencana
yang matang langkah apa yang harus ia kerjakan pada saat sudah lulus. Akan
tetapi, mahasiswa sekarang lebih santai untuk memikirkan masa depan mereka
dan masih ingin bersenang-senang.
Seseorang termotivasi untuk memasuki dunia kerja karena melihat
berbagai kebutuhan baik jasmani maupun rohani yang harus dipenuhi. Jika
seseorang sadar akan kebutuhannya maka ia akan berusaha bekerja.
Mengingat besarnya biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh orangtua, maka
seseorang ingin membalas semua jasa dan membuat kedua orangtuanya
bangga. Dorongan dan desakan dari orang di lingkungan sekitarnya baik
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat juga
akan memberikan motivasi untuk seseorang memasuki kerja.
Tinggi rendahnya tingkat kesiapan kerja yang dimiliki oleh mahasiswa
sebenarnya ditentukan dari diri mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa sebagai
calon tenaga kerja biasanya sudah mengalami atau melalui berbagai proses
teoritis maupun praktik. Pengalaman Praktek Kerja Bisnis (PKB) dan motivasi
menjadi faktor penting dalam memasuki dunia kerja.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ditemukan di atas, penulis
tertarik melakukan penelitian dengan judul “KONTRIBUSI PENGALAMAN
PRAKTIK KERJA BISNIS DAN MOTIVASI MEMASUKI KERJA
TERHADAP KESIAPAN KERJA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN
AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ANGKATAN 2015”.
6

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang teridentifikasi
adalah sebagai berikut :
1. Banyak lulusan sarjana yang menganggur karena kurangnya kesiapan kerja
yang dimiliki yaitu berupa skill.
2. Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta
belum sepenuhnya memiliki kesiapan kerja baik dilihat dari segi soft skill
maupun kematangan mental yang dimiliki.
3. Pengalaman yang diperoleh mahasiswa pada saat melaksanakan Praktik
Kerja Bisnis belum sepenuhnya memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mempraktikkan ilmu yang telah dipelajari selama di
bangku perkuliahan.
4. Adanya ketidak sesuaian pemberian pekerjaan pada saat pelaksanaan
Praktik Kerja Bisnis oleh mahasiswa dengan kompetensi bidang yang
dimiliki.
5. Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta
belum sepenuhnya memiliki kesiapan kerja karena rendahnya motivasi
untuk memasuki kerja.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini dilakukan agar permasalahan yang dianalisis
dalam penelitian lebih terarah, maka masalah tersebut dibatasi sebagai
berikut:
1. Kesiapan kerja mahasiswa meliputi, mempunyai pertimbangan yang logis
dan objektif, mampu mengendalikan diri atau emosi, berani untuk
menerima tanggung jawab secara individual, mempunyai ambisi untuk
maju, dan berusaha untuk mengikuti perkembangan bidang keahlian.
2. Pengalaman Praktik Kerja Bisnis yang dimaksud adalah cara pandang
mahasiswa tentang pengalaman yang telah dilakukan, baik dari segi
ketaatan, tanggung jawab, kebersamaan, kejujuran, kreativitas dan prestasi
kerja.
7

3. Motivasi memasuki kerja meliputi, desakan, motif, kebutuhan, dan


keinginan yang mendorong mahasiswa untuk memasuki dunia kerja agar
bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Program Studi PendidikanAkuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2015.

D. Rumusan Masalah
Supaya penelitian dapat dilakukan dengan baik dan dapat tercapai
secara efektif dan efisien, maka dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah kontribusi pengalaman Praktik Kerja Bisnis (PKB) terhadap
kesiapan kerja pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2015 ?
2. Adakah kontribusi motivasi memasuki kerja terhadap kesiapan kerja pada
mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Angkatan 2015 ?
3. Adakah kontribusi pengalaman Praktik Kerja Bisnis (PKB) dan motivasi
memasuki kerja terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa Pendidikan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2015?

E. TujuanPenelitian
Sesuai rumusan permasalahan diatas dapat ditentukan tujuan
penelitian ini sebagai acuan supaya penelitian berjalan sesuai diinginkan,
antara lain untuk mengetahui:
1. Kontribusi pengalaman Praktik Kerja Bisnis (PKB) terhadap kesiapan
kerja pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Surakarta Angkatan 2015.
2. Kontribusi motivasi memasuki kerja terhadap kesiapan kerja pada
mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Angkatan 2015.
8

3. Kontribusi pengalaman Praktek Kerja Bisnis (PKB) dan motivasi


memasuki kerja terhadap kesiapan kerja pada mahasiswa Pendidikan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2015.

F. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan dapat
memberikan sumbangan antara lain:
1. Manfaat secara teoritis
a. Memberikan sumbangan atau gambaran yang jelas untuk
mengembangkan teori-teori dan konsep dalam memecahkan
permasalahan yang berhubungan dengan kesiapan kerja.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai pedoman bagi peneliti
selanjutnya yang memiliki kegiatan penelitiannya sejenis.
2. Manfaat secara praktis
a. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
kepada Universitas bahwa pengalaman Praktik Kerja Bisnis (PKB) dan
motivasi memasuki kerja mempunyai peranan yang penting dalam
kesiapan kerja, guna menghadapi pesaing dunia kerja.
b. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini untuk memperdalam ilmu yang telah
dimiliki dan menerapkan ilmu yang telah diperoleh pada saat
perkuliahan untuk di terapkan dalam dunia kerja.
c. Bagi Pembaca
Sebagai bahan informasi tentang perkembangan dan tuntutan
dunia kerja sekarang ini, sehingga pembaca dapat membuat strategi
dalam meningkatkan sumber daya manusia agar dapat berkompetensi di
dunia kerja.

Anda mungkin juga menyukai