Anda di halaman 1dari 63

PENGARUH KEAKTIFAN DALAM BERORGANISASI DAN PRESTASI

BELAJAR TERHADAP KESIAPAN KERJA MAHASISWA


JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN ANGKATAN 2017
UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

ASHIF CHUMAIDA SARI


NIM 170431622067

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
PRODI S1 PENDIDIKAN EKONOMI
NOVEMBER 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan dan perkembangan di era industri 4.0 saat ini menciptakan

kompetisi dipasar tenaga kerja semakin tinggi, mengingat tantangan dan

perubahan tuntutan dunia usaha dan dunia industri selalu berubah. Hal tersebut

dapat memengaruhi perkembangan pada bidang-bidang pekerjaan yang tersedia di

pasar tenaga kerja. Dibutuhkan adanya peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) untuk dapat bersaing dan memperoleh pekerjaan sesuai dengan

bidang keahlian. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

penting dalam pembangunan suatu bangsa, sehingga pada akhirnya menuntut

masyarakat menjadi tenaga kerja ahli dan terampil, memiliki softskill dan

hardskill serta memiliki watak kepribadian tangguh yang siap untuk bekerja

(Junaidi, dkk. 2018). Tanpa didukung oleh SDM yang baik, sungguh akan sulit

bagi dunia usaha dan industri untuk melaksanakan dan menyelesaikan berbagai

isu dan masalah yang dihadapi dunia usaha, dan industri, sehingga tidak akan

mampu berkompetisi secara baik (Nelvi, 2009).

Peningkatan SDM salah satunya dapat dilakukan melalui jalur pendidikan.

Pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa sekarang, melainkan bersifat

dinamis dan antisipatif bagi terjadinya setiap perubahan pola kehidupan

(Ningrum, 2009). Perguruan Tinggi di Indonesia merupakan lembaga pendidikan

tertinggi dalam satuan pendidikan nasional. Bagi pendidikan tinggi, mahasiswa

semester akhir pada tingkat sarjana merupakan calon lulusan yang kemudian akan

melanjutkan ke dunia kerja, mahasiswa dituntut untuk dapat mengimbangi mutu

1
dan kualitas yang dibutuhkan oleh perusahaan, namun sayangnya mahasiswa

lulusan Perguruan Tinggi justru banyak yang tidak sesuai dengan kualifikasi yang

dibutuhkan oleh perusahaan (Agusta, 2015). Sehingga, banyak mahasiswa setelah

lulus kuliah bekerja tidak sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya. Hal ini

menjadi tanggung jawab yang besar bagi sistem pendidikan untuk menghasilkan

lulusan yang nantinya siap untuk bekerja (Junaidi, dkk. 2018). Terlebih Indonesia

akan mendapat bonus demografi dalam 10 tahun mendatang.

Kellermann dan Sagmeister (2000) menyatakan bahwa di dunia kerja ini

pengangguran terus bertambah setiap tahun, khususnya pengangguran dari lulusan

perguruan tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat jumlah pengangguran

sarjana atau lulusan Universitas pada Bulan Februari 2020 pada saat sebelum

Covid-19 mencapai 5,73% dari jumlah pengangguran sebanyak 6.88juta jiwa. Hal

ini diakibatkan karena lowongan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan

jumlah peningkatan sarjana setiap tahunnya. Selain itu juga, sebagian besar

mahasiswa menyatakan belum siap kerja setelah lulus kuliah. Masalah tersebut

dapat merugikan diri sendiri, terlebih dapat menambah jumlah pengangguran dari

tingkat Perguruan Tinggi. Maka, sangat dibutuhkan kesiapan kerja yang matang

agar mahasiswa mendapatkan pekerjaan sesuai bidang keahlian.

Universitas Negeri Malang (UM) merupakan salah satu Perguruan Tinggi

Negeri di Indonesia yang berada di Kota Malang, Jawa Timur. Salah satu

tujuannya yaitu menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik,

profesi, dan/atau vokasi yang bertakwa, berakhlak mulia, cerdas, mandiri,

memiliki komitmen kebangsaan, dan mampu berkembang secara profesional. UM

memiliki delapan Fakultas, salah satunya yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis

2
dengan tiga jurusan diantaranya Jurusan Ekonomi Pembangunan (EKP) dengan

dua program studi yaitu S1 Ekonomi Pembangunan dan S1 Pendidikan Ekonomi.

Mahasiswa jurusan EKP memiliki wadah dalam berorganisasi yang disebut

Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan (HMJ EKP). Selain itu,

mahasiswa juga dapat mengikuti organisasi lainnya yang berada di lingkungan

kampus. Diharapkan dengan tersedianya berbagai organisasi tersebut dapat

mewadahi mahasiswa untuk melatih kemampuannya dalam membentuk kesiapan

kerja mereka serta dapat mengembangkan bakat minat yang dimilikinya ketika di

Perguruan Tinggi.

Hal yang mendukung kesiapan kerja seperti, sikap, pengetahuan, dan

keterampilan di mana ini memungkinkan untuk mahasiswa tingkat akhir semakin

sadar, yakin akan peran dan tanggung jawab (Agusta, 2015). Penjelasan diatas

membuktikan bahwa, kesiapan kerja pada mahasiswa perlu dimiliki sebagai upaya

untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab mahasiswa setelah lulus

kuliah. Serta untuk meningkatkan kesiapan kerja mahasiswa dalam persaingan

dunia kerja yang akan dihadapi. Menurut Stevani dan Yulhendri (2014)

menyebutkan bahwa kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi dari individu yang

menunjukkan keserasian antara kematangan fisik, mental dan pengalaman serta

adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau

kegiatan yang sedang atau akan dihadapi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja menurut Stevani dan

Yulhendri (2014) antara lain: faktor dari dalam diri (intern) yang meliputi

kecerdasan, keterampilan, kecakapan, kemampuan, minat, motivasi, kesehatan,

kebutuhan psikologis, kepribadian, dan cita-cita. Sedangkan faktor dari luar diri

3
(ekstern) adalah lingkungan keluarga, kesempatan mendapatkan kemajuan, rekan

sejawat dan penghasilan. Lebih lanjut, menurut Baiti, dkk., (2017) menyatakan

bahwa kesiapan kerja mahasiswa menyangkut faktor mahasiswa yang

bersangkutan harus dapat mengimbangi tuntutan produktivitas dan kualitas serta

kinerja suatu organisasi.

Berdasarkan penelitian tersebut, dari beberapa faktor intern yang telah

dijelaskan seperti kecerdasan, keterampilan dan kemampuan dapat diteliti dengan

melihat capaian prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar merupakan

kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang

dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap

dan keterampilan peserta didik sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya

(Sjukur, 2012; Gunawan, dkk., 2018a). Prestasi belajar mahasiswa dalam

penelitian ini berupa aspek kognitif, psikomotor, dan aspek afektif yang tercermin

dalam indeks prestasi mahasiswa (IPK).

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Imam Gunawan,

dkk (2020) ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar terhadap kesiapan kerja

mahasiswa ormawa. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Faizah &

Indrawati (2017) yang menyimpulkan ada hubungan positif prestasi belajar yang

diraih oleh peserta didik dengan kesiapan kerjanya. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Hansen & Hoag (2018) menyarankan kepada perguruan tinggi

untuk menciptakan lingkungan belajar agar dapat meningkatkan prestasi belajar

mahasiswa dan pada akhirnya berkontribusi pada keberhasilan mahasiswa,

pengembangan kepemimpinan, dan kesiapan karir. Dengan demikian prestasi

belajar merupakan variabel yang dapat mempengaruhi kesiapan kerja mahasiswa.

4
Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan kesiapan kerja mahasiswa

adalah keaktifan berorganisasi mahasiswa. Berdasarkan penelitian terdahulu oleh

Setyaningrum, dkk (2018) terdapat pengaruh positif yang signifikan keaktifan

berorganisasi terhadap kesiapan kerja. Keberadaan Organisasi Kemahasiswaan

(ormawa) dalam hal ini memiliki peran yang sangat krusial. Hal krusial yang

dapat dipetik dari keaktifan mahasiswa dalam kegiatan ormawa adalah belajar

mengorganisasikan kegiatan, belajar memimpin, belajar dipimpin, dan belajar

berkomunikasi, seperti menyampaikan pendapat, mempertahankan gagasan atau

bernegoisasi (Gunawan, 2017: Argadinata & Gunawan, 2019: Gunawan, 2018).

Sehingga, dalam hal ini keaktifan berorganisasi berperan penting dalam

menciptakan pengalaman kerja yang baik bagi mahasiswa.

Dengan adanya keselarasan antara faktor yang mempengaruhi kesiapan

kerja mahasiswa, peneliti ingin membuktikan apakah keaktifan berorganisasi dan

prestasi belajar benar adanya dapat meningkatkan kesiapan kerja mahasiswa

Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Malang angkatan 2017.

Seperti yang dikemukakan oleh Andika, dkk (2018) kegiatan organisasi dan

prestasi belajar merupakan modal membentuk kesiapan kerja mahasiswa untuk

terjun di dunia kerja. Dalam hal ini kegiatan organisasi diharapkan dapat

memberikan pengalaman kepada mahasiwa, sedangkan prestasi belajar sebagai

tolok ukur kematangan dan kemampuan kognitf seseorang sehingga dapat

mempersiapkan mahasiswa untuk terjun di dunia kerja. Maka dari itu diambil

judul untuk penelitian ini “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi dan Prestasi

Belajar Mahasiswa Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan Ekonomi

Pembangunan Universitas Negeri Malang”.

5
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah untuk penelitian ini dikemukakan dalam beberapa pertanyaan
penilitian sebagai berikut :
1. Apakah keaktifan organisasi berpengaruh signifikan terhadap
kesiapan kerja mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Negeri Malang?
2. Apakah prestasi belajar mahasiswa berpengaruh signifikan
terhadap kesiapan kerja mahasiswa Jurusan Ekonomi
Pembangunan Universitas Negeri Malang?
3. Apakah keaktifan organisasi dan prestasi belajar berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap kesiapan kerja mahasiswa
Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Malang?

1.3 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan permasalahan tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Diduga terdapat pengaruh antara keaktifan organisasi terhadap
kesiapan kerja mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Negeri Malang.
2. Diduga terdapat pengaruh antara prestasi belajar terhadap kesiapan
kerja mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas
Negeri Malang.
3. Diduga terdapat pengaruh antara keaktifan organisasi dan prestasi
belajar terhadap kesiapan kerja mahasiswa Jurusan Ekonomi
Pembangunan Universitas Negeri Malang.

1.4 Kegunaan Penelitian


Beberapa manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis

6
Secara teoritis, hasil dari penelitian yang akan dilakukan
diharapkan dapat memperkuat, menolak atau merevisi teori yang
telah ada terkait dengan variabel yang diteliti, yaitu faktor yang
mempengaruhi kesiapan kerja adalah keaktifan organisasi dan
prestasi belajar.
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian yang akan dilakukan dapat memberikan
manfaat antara lain yaitu:
a. Bagi Universitas Negeri Malang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai
bahan tambahan perbendaharaan pustaka, memberikan
sumbangan pengetahuan untuk memperkaya keilmuan
dalam bidang pendidikan dan sebagai bahan kajian untuk
digunakan sebagai referensi permasalahan yang sejenis
dengan masalah yang diteliti.
b. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
sumbangan pemikiran bagi mahasiswa agar lebih optimal
dalam berproses dan mencari ilmu di perguruan tinggi.
Keaktifan berorganisasi dan prestasi belajar dapat dijadikan
modal untuk siap memasuki dunia kerja setelah lulus
kuliah.
c. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi
atau sebagai bahan pembanding pada penilitian selanjutnya
atau untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan
kaktifan berorganisasi, prestasi belajar dan kesiapan kerja.

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian


1. Ruang Lingkup Penelitian

7
a. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa jurusan ekonomi
pembangunan angkatan 2017 program studi ekonomi
pembangunan dan pendidikan ekonomi.
b. Lokasi penelitian: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
beralamatkan di Jalan Semarang No 5, Kecamatan Lowokwaru,
Sumbersari, Kota Malang, Jawa Timur 65145.
c. Variabel: Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel, variabel
pertama adalah kekatifan organisasi (X1), dan prestasi belajar (X2)
yang merupakan variabel bebas (independent), serta kesiapan kerja
(Y) sebagai variabel terikat (dependent).
2. Keterbatasan Penelitian
a. Subjek penelitian ini hanya terbatas pada mahasiswa Jurusan
Ekonomi Pembangunan angkatan 2017 di Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Malang yang aktif organisasi. Sehingga,
hasilnya bisa berbeda apabila diterapkan untuk penelitian pada
periode yang berbeda, tergantung kondisi dan data di lapangan.
b. Penelitian ini hanya terfokus pada keaktifan organisasi dan
prestasi belajar mahasiswa, sehingga faktor lain diluar penelitian
dianggap konstan.
c. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
angket dan dokumentasi sehingga peneliti tidak dapat mengontrol
jawaban responden yang tidak menunjukkan kenyataan
sesungguhnya.
d. Penelitian ini tidak dapat ditarik kesimpulan secara universal
karena penelitian hanya dilakukan di Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang yang
memilki karakteristik berbeda dengan jurusan di universitas lain.

1.6 Asumsi Penelitian


Asumsi dasar yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :

8
1. Responden memberikan jawaban sesuai dengan kenyataan sebenarnya
pada diri sendiri tanpa ada pengaruh dari orang lain.
2. Mahasiswa berada pada situasi dan kondisi psikologis yang baik ketika
melakukan pengisian angket.
3. Faktor lain yang mempengaruhi kesiapan kerja dianggap konstan.

1.7 Definisi Operasional


Untuk menghindari kesalahan persepsi dalam penelitian ini, maka peneliti
mendefinisikan secara operasional sebagai berikut :
1. Keaktifan organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, peran
aktif mahasiswa secara fisik maupun psikis terhadap suatu organisasi
yang dapat memberikan perubahan tingkah laku positif dan
pengalaman bagi mahasiswa itu sendiri. Ditinjau dari tingkat
keterlibatan mahasiswa dalam organisasi, jabatan, empati, motivasi
dan kesediaan untuk berkorban.
2. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, hasil
penguasaan mahasiswa terhadap materi yang telah dipelajari dan
merupakan tolok ukur kompetensi mahasiswa yang dilihat dari capaian
Indeks Prestasi Mahasiswa (IPK).
3. Kesiapan kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah, kesiapan
yang dimiliki mahasiswa berupa kematangan mental maupun fisik
yang dapat meningkatkan kapasitas bekerjanya. Dilihat dari aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kesiapan Kerja Mahasiswa


2.1.1 Pengertian Kesiapan Kerja Mahasiswa
Kesiapan kerja didefinisikan sebagai kemampuan yang datang
dari diri sendiri dengan sedikit atau tanpa bantuan dari luar untuk
mencari, memperoleh dan menyesuaikan pekerjaan sesuai dengan apa
yang dibutuhkan juga dikehendaki oleh individu tersebut (Ward &
Riddle, 2002). Menurut Agusta (2015) kesiapan kerja adalah
kemampuan atau kapasitas seseorang dalam upaya meningkatkan
kemampuan bekerjanya yang terdiri dari ilmu pengetahuan dan
keahlian serta sikap seseorang tersebut. Firdaus (2012:397) Kesiapan
kerja peserta didik sebagai calon tenaga kerja adalah seperangkat
keterampilan dan perilaku yang diperlukan untuk bekerja dalam
pekerjaan apapun bentuknya.
Kesiapan kerja dapat dipandang sebagai karakteristik tertentu
berupa kematangan yang diperoleh seseorang dari pengalaman belajar
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk
melakukan aktivitas atau pekerjaan tertentu pula (Asmar Yulastri,
2006: 172). Pendapat tersebut sejalan dengan Poll dan Sewell (2007)
menyatakan, untuk memiliki kesiapan kerja yang tinggi diperlukan
beberapa hal yaitu keahlian sesuai dengan bidangnya, wawasan yang
luas, pemahaman dalam berpikir, dan kepribadian baik yang membuat
seseorang dapat memilih dan merasa nyaman dengan pekerjaannya
sehingga meraih sukses.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa kesiapan kerja adalah kesiapan yang dimiliki mahasiswa
berupa kematangan mental maupun fisik yang dapat meningkatkan
kapasitas bekerjanya berbekal dari pengetahuan dan juga pengalaman
yang diperoleh selama kuliah. Sikap juga merupakan salah satu
komponen penting yang harus dimiliki mahasiswa supaya lebih cepat

10
beradaptasi dengan lingkungan kerja. Apabila mahasiswa kurang
mampu bersikap baik maka akan sulit untuk bisa beradaptasi dengan
lingkungan kerja maupun sulit untuk diterima oleh orang lain.
2.1.2 Ciri-Ciri Kesiapan Kerja
Mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja diperlukan suatu
kesiapan yang matang dalam diri mahasiswa itu sendiri, terutama
menyangkut ciri-ciri yang berhubungan dengan diri mahasiwa.
Menurut Anoraga (2006) ciri-ciri kesiapan kerja sebagai berikut :
a. Memiliki motivasi
Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai
kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan
tertentu. Jadi motivasi kerja adalah suatu yang menimbulkan
semangat atau dorongan kerja. Kuat lemahnya motivasi kerja
seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya
prestasinya.
b. Memiliki kesungguhan atau keseriusan
Kesungguhan atau keseriusan dalam bekerja turut menentukan
keberhasilan kerja. Sebab tanpa adanya itu semua suatu
pekerjaan tidak akan dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan dibutuhkan
adanya kesungguhan, supaya pekerjaannya berjalan dan selesai
sesuai dengan target yang diinginkan.
c. Memiliki keterampilan yang cukup
Keterampilan diartikan cakap atau cekatan dalam mengerjakan
sesuatu atau penguasaan individu terhadap perbuatan. Jadi
untuk memasuki pekerjaan sangat dibutuhkan suatu
keterampilan sesuai dengan pekerjaan yang dipilihnya, yaitu
keterampilan dalam mengambil keputusan sendiri tanpa
pengaruh dari orang lain dengan alternative-alternatif yang
akan dipilih.
d. Memiliki kedisiplinan

11
Disiplin adalah suatu sikap, perbuatan untuk selalu tertib
terhadap suatu tata tertib. Jadi untuk memasuki suatu pekerjaan
sikap disiplin sangat diperlukan demi peningkatan prestasi
kerja. Seorang pekerja yang disiplin tinggi, masuk kerja tepat
pada waktunya, demikian juga pulang pada waktunya dan
selalu taat pada tata tertib.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ciri
individu yang siap bekerja adalah memiliki motivasi, memiliki
kesungguhan dan keseriusan, memiliki keterampilan yang cukup dan
memiliki kedisiplinan.
2.1.3 Aspek-Aspek Kesiapan Kerja
Menurut Agus Fitriyanto dalam Muntafi’ (2016: 16), aspek-
aspek dari kesiapan kerja adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai kemampuan bekerja sama, menyangkut
bagaimana individu tersebut bekerja sama dengan rekan satu
tim dan bekerja sama dengan pihak lain,
2) Bertanggung jawab, menyangkut bagaimana ia dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan, inisiatif dalam
pengambilan keputusan, memiliki ketenangan berfikir dalam
mengambil resiko, memilki komitmen yang tinggi,
3) Mempunyai sikap kritis dan bekerja sama dengan orang lain,
menyangkut bagaimana cara ia berkomunikasi dengan baik,
memiliki kepercayaan diri yang tinggi, bagaimana ia
berkontribusi dengan suatu kegiatan,
4) Memiliki kemampuan adaptasi dengan lingkungan,
menyangkut bagaimana menyesuaiakan diri dengan
lingkungan baru di dunia pekerjaan setelah lulus,
5) Mempunyai pertimbangan yang logis, seperti mempunyaii
pertimbangan yang baik dalam suatu kegiatan, mampu
mengambil keputusan dengan baik serta mampu memahami
prosedur terhadap tugas yang diberikan,

12
6) Berambisi untuk maju dan mengikuti perkembangan bidang
keahlian, menyangkut kemampuan keras untuk
menyelesaikan tugas dan pekerjaan, tidak merasa puas dalam
menyelesaikan tugas dan berorientasi untuk maju dengan cara
mengikuti perkembangan bidang keahlian.
Sedangkan aspek kesiapan kerja menurut Pool dan Sewell (2007)
menyatakan bahwa secara keseluruhan kesiapan kerja terdiri dari
empat aspek utama, yaitu :
a. Keterampilan (Career Management Skills), kemampuan
yang dibutuhkan untuk melaksanakan beberapa tugas yang
berkembang dari hasil pelatihan dan pengalaman yang
didapat. Keterampilan bersifat praktis, keterampilan
interpersonal dan intrapersonal, kreatif dan inovatif,
berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah, bekerja
sama, dapat menyesuaikan diri, dan keterampilan
berkomunikasi.
b. Ilmu pengetahuan (Knowledge), yang menjadikan
pendidikan sebagai dasar secara teoritis sehingga memiliki
kemampuan untuk menjadi ahli sesuai dengan bidangnya.
Sebagai calon sarjana harus memiliki wawasan dan
pengetahuan yang luas.
c. Pemahaman (Presentation), kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu yang telah di ketahui dan
diingat, sehingga pekerjaannya bisa dilakukan dan diperoleh
kepuasan sekaligus mengetahui apa yang menjadi
keinginannya. Memahami pengetahuan yang telah
dipelajari, menentukan, memperkirakan, dan
mempersiapkan yang akan terjadi, dan mampu mengambil
keputusan.
d. Atribut kepribadian (Personal Circumtance), mendorong
seseorang dalam memunculkan potensi yang ada dalam diri.
Kepribadian dalam lingkup sarjana adalah etika kerja,

13
bertanggung jawab, semangat berusaha, manajemen waktu,
memiliki kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, dan
mampu bekerja sama.
2.1.4 Faktor-Faktor Kesiapan Kerja
Stevani dan Yulhendri (2014) mengungkapkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan kerja antara lain: faktor dari dalam diri
(intern) yang meliputi kecerdasan, keterampilan, kecakapan,
kemampuan, minat, motivasi, kesehatan, kebutuhan psikologis,
kepribadian dan cita-cita.
Sedangkan, menurut Wahyudi (2016) faktor yang mempengaruhi
kesiapan kerja mahasiswa yaitu :
1) Tingkat Kematangan
Adanya pertumbuhan dan perkembangan menunjukkan
adanya sebuah peningkatan. Kematangan dalam hal ini
adalah matang secara fisik dan mental.
2) Pengalaman
Pengalaman dapat memengaruhi kesiapan kerja seseorang
dikarenakan dengan pengalaman yang telah dilalui oleh
seseorang akan mampu memberikan pelajaran dan
pengalaman untuk masa selanjutnya.
3) Kondisi mental dan emosi
Kondisi mental dan emosi yang serasi dapat dilihat dari
seseorang dalam pemikiran dan tingkah lakunya seperti
memliki pertimbangan yang logis, dewasa, mampu
mengendalikan emosi dengan baik, bertanggungjawab,
dapat bekerja sama dengan kelompoknya, menerima kritik
dan saran dari orang lain, sikap terbuka terhadap kemajuan
serta mampu mengembangkan potensi yang dimilki.
2.2 Keaktifan Organisasi
2.2.1 Pengertian Keaktifan Organisasi
Organisasi mahasiswa adalah subsistem kelembagaan non
struktural universitas yang merupakan sebuah wadah dan sarana

14
pemberdayaan diri mahasiswa yang diharapkan dapat menampung dan
menyalurkan minta, bakat dan kegemaran sekaligus menjadi wadah
kegiatan peningkatan penalaran dan keilmuan, serta profesi
mahasiswa yang merupakan bagian dari proses pendidikan (Faris
Choirudin, 2013:3). Selanjutnya, menurut Paryati Sudarman (2004:
34) menyatakan bahwa:
Pada dasarnya, ormawa di suatu perguruan tinggi
diselenggarakan atas dasar prinsip dari oleh dan untuk
mahasiswa itu sendiri. Organisasi tersebut merupakan wahana
dan sarana pengembangan mahasiswa kearah perluasan
wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan serta integritas
kepribadian mahasiswa. Ormawa juga sebagai wadah
pengembangan kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa di perguruan
tinggi yang meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat,
bakat, dan kegemaran itu sendiri.
Menurut kamus ilmiah populer (2001:12) aktif adalah “giat
dalam menjalankan kewajiban, kreatif dan sibuk (dalam usaha
maupun organisasi)”. Sedangkan pengertian organisasi ialah aktivitas-
aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan sehingga
terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud-maksud dan
tujuan-tujuan pendidikan (Purwanto, 2006: 17).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa,
organisasi merupakan wadah sarana pengembangan mahasiswa ke
arah perluasan wawasan peningkatan ilmu. Sedangkan yang dimaksud
dengan keaktifan dalam berorganisasi yaitu ketika mahasiswa terlibat
aktif dalam suatu organisasi yang diikutinya untuk melakukan suatu
kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dengan aktif
berorganisasi maka mahasiswa mendapatkan pengalaman dan dapat
mengasah kemampuan mereka dalam hal komunikasi, mental,
tanggungjawab dan lainnya. Sehingga, berbekal dari kemampuan
tersebut dapat dikatakan mahasiswa telah memiliki kesiapan kerja
yang baik.

15
2.2.2 Ciri-Ciri Organisasi
Kegiatan organisasi diharapkan mampu meningkatkan wawasan
dan ilmu serta pengetahuan anggotanya. Adanya kegiatan tersebut
sebagai wadah mahasiswa dalam menyalurkan bakat, minat dan
potensi yang dimiliki mahasiswa. Menurut Suryosubroto (2009: 301)
ciri keaktifan mahasiswa dalam mengikuti organisasi, yaitu:
a. Tingkat kehadiran dalam pertemuan
b. Jabatan yang dipegang
c. Pemberian saran, usulan, kritik dan pendapat bagi
peningkatan organisasi
d. Kesediaan anggota untuk berkorban
e. Motivasi anggota
Sedangkan, menurut Priambodo dalam Leny & P. Tommy Y.
Suyasa (2006:84) menyatakan beberapa ciri yang melekat pada diri
mahasiswa yang aktif dalam mengikuti organisasi, yaitu sebagai
berikut :
a. Sering melibatkan diri menjadi ketua organisasi, ketua panitia,
koordinator, maupun anggota panitia dalm berbagai kegiatan di
kampus.
b. Mengenal dan dikenal oleh berbagai lembaga dan pihak yang
ada di lingkungan kampus.
c. Selalu menyempatkan diri untuk datang ke sekretariat
organisasi.
d. Sering memberikan arahan maupun pandangan kepada teman-
teman mengenai kondisi sosial yang diharapkan.
e. Sering menanggapi permasalahan sosial yang ada secara lisan
maupun tulisan.
f. Sering berkomunikasi, berdiskusi, dan berkoordinasi dengan
teman mengenai urusan organisasi.
g. Sering mengemukakan pendapat dalam suatu forum pertemuan
maupun rapat organisasi.

16
h. Sering menggunakan sebagian besar waktu yang dimiliki
untuk mengurus kegiatan orgnanisasi.
i. Memiliki lebih banyak informasi mengenai permasalahan yang
terjadi di lingkungan sekitar.
j. Sering mendiskusikan dan memberikan ide-ide untuk
mengembangkan organisasi.
k. Memiliki waktu yang sangat terbatas untuk melakukan
kewajiban perkuliahan.
l. Sering memberikan kontribusi atau bantuan yang bersifat
materi maupun non-material (waktu, tenaga, dan pemikiran)
kepada organisasi.
m. Menyukai tantangan pengalaman baru.
2.2.3 Manfaat Organisasi
Seorang aktivis sejatinya adalah seseorang yang mampu
menyeimbangkan antara kecerdasan akademik dan non akademik.
Organisasi merupakan kegiatan tidak wajib atau pilihan yang penting
untuk diikuti oleh mahasiswa selama studinya sehingga melengkapi
hasil belajar secara utuh. Menurut Sukirman (2004: 69) dengan
mengikuti organisasi bisa memperoleh manfaat sebagai berikut :
1) Melatih kerjasama dalam bentuk tim kerja multi disiplin.
2) Membina sikap mandiri, percaya diri, disiplin dan
bertanggungjawab.
3) Melatih berorganisasi.
4) Melatih komunikasi dan menyatakan pendapat di muka
umum.
5) Membina dan mengembangkan minat bakat.
6) Menambah wawasan.
7) Meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan pada
masyarakat dan lingkungan mahasiswa.
8) Membina kemampuan kritis, produktif, kreatif dan inovatif.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
mengikuti kegiatan organisasi, mahasiswa memperoleh banyak

17
manfaat. Manfaat-manfaat diatas sebagai upaya dalam melatih
kemampuan soft skill dan ilmu pengetahuan mahasiswa. Adanya
kemampuan tersebut diharapkan mampu meningkatkan prestasi
akademik mahasiswa aktivis dan mampu bersaing dengan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang lain di era ekonomi industry 4.0.
2.3 Prestasi Belajar
2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu
setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan
tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan
peserta didik sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya (Sjukur,
2012; Gunawan, dkk., 2018a). Prestasi belajar peserta didik berupa
aspek kognitif, psikomotor, dan aspek afektif (Setiawan, 2008;
Gunawan, dkk., 2018b). Dalam penelitian ini prestasi belajar
mahasiswa dilihat dari capaian Indeks Prestasi Mahasiswa (IPK).
Muhibbin Syah (2010:102) prestasi belajar adalah kenyataan
atau pengembangan terhadap berbagai potensial dan kapasitas yang
dimiliki seseorang. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dengan
memperoleh prestasi belajar yang tinggi, diharapkan dapat
mempermudah lulusan perguruan tinggi dalam mencari pekerjaan
kedepannya. Karena faktanya dalam syarat melamar pekerjaan saat
sekarang ini indeks prestasi belajar juga merupakan hal yang harus
dipertimbangkan oleh instansi atau perusahaan dalam merekrut calon
pekerja mereka (Junaidi, dkk 2018).
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Ahmadi (2013: 138), faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar, yaitu:
1) Faktor internal, yaitu faktor jasmaniah (fisiologi) baik
yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh, seperti
pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. Faktor
psikologis baik yang bersifat bawaan maupun tidak

18
seperti kecerdasan dan bakat serta unsur-unsur
kepribadian tertentu, dan Faktor kematangan psikis.
2) Faktor eksternal, yang tergolong faktor eksternal adalah
faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan
lingkungan kelompok. Faktor budaya seperti adat
istiadat, ilmu pengetahuan.
2.3.6 Penilaian Prestasi Belajar
Berikut adalah penghitungan hasil belajar atau indeks prestasi
seperti dalam Buku Pedoman Akademik Universitas Negeri Malang,
pasal 85 tentang Penetapan Nilai Akhir Matakuliah (2018: 99) adalah
sebagai berikut :
(1) Penetapan nilai akhir matakuliah merupakan
kewenangan dosen atau tim dosen pembina matakuliah.
(2) Nilai akhir matakuliah merupakan nilai kesimpulan dari
serangkaian proses penilaian yang meliputi antara lain
penilaian atas kehadiran, kinerja dan/atau partisipasi
mahasiswa dalam perkuliahan, keberhasilan mahasiswa
dalam menempuh ujian dalam tengah semester dan akhir
semester, serta pelaksanaan tugas.
(3) Nilai akhir matakuliah ditetapkan berdasarkan
peroleshan skor dari setiap komponen penilaian yang
ditetapkan dosen dan yang disampaikan ke mahasiswa di
awal perkuliahan.
(4) Skor setiap komponen penilaian dinyatakan dengan
angka dalam rentangan 0-100, sedangkan skor akhir
matakuliah merupakan rata-rata berbobot dari
keseluruhan skor kompnen penilaian tersebut.
(5) Bobot masing-masing komponen ditentukan berdasarkan
tingkat kerumitan, volume, dan dukungannya terhadap
pembentukan kompetensi.

19
(6) Untuk menetapkan nilai akhir, dosen menyusun tabulasi
semua skor komponen penilaian yang telah dilakukan
selama satu semester, pembobotan, dan rumus penetapan
nilai akhir, sebagai dokumen yang harus diserahkan ke
Fakultas/Pascasarjana.
(7) Penetapan nilai akhir matakuliah mengacu pada
Penilaian Acuan Patikan (PAP) dan kesimpulannya
dinyatakan dengan huruf A, A-, B+, B-, C+, C, D dan E
yang merupakan konversi dari skor akhir matakuliah
dengan berpedoman pada tabel 13.
(8) Nilai akhir matakuliah dapat diakui kreditnya jika:
a. sekurang-kurangnya C untuk program Diploma dan
Sarjana;
b. sekurang-kurangnya B- untuk program Magister; dan
c. sekurang-kurangnya B untuk program Doktor.
(9) Mahasiswa Program Sarjana dan Diploma yang telah
mendapat nilai C untuk satu matakuliah diperkenankan
memperbaiki nilainya dan nilai akhir matakuliah yang
dicantumkan ke dalam transkrip adalah nilai yang
terakhir.
Tabel 13. Konversi skor akhir matakuliah ke nilai akhir matakuliah :
Taraf Penguasaan*) Nilai Huruf Nilai Angka**)
85 – 100 A 4,00
80 – 84 A- 3,70
75 – 79 B+ 3,30
70 – 74 B 3,00
65 – 69 B- 2,70
60 – 64 C+ 2,30
55 – 59 C 2,00
40 – 54 D 1,00
0 – 39 E 0

20
*) Penghitungan skor taraf penguasaan menggunakan aturan
pembulatan dua digit.
**) Nilai akhir dalam bentuk angka digunakan untuk menentukan
indeks prestasi mahasiswa.
Kemudian untuk menentukan hasil studi semester dijelaskan
dalam pasal 87 (2018: 101) sebagai berikut :
(1) Hasil studi semester dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP).
(2) IP semester adalah bilangan (sampai dua angka di belakang
koma) yang menunjukkan tingkat keberhasilan mahasiswa
secara kualitatif dan kuantitatif pada semester yang
bersangkutan.
(3) IP semester dihitung pada setiap akhir semester dari jumlah
perkuliahan kredit (k) dan nilai angka (N) tiap matakuliah,
dibagi dengan jumlah kredit yang direncanakan, yang
perhitungannya dilakukan dengan rumus:

Keterangan :
Ki = kredit matakuliah ke-i
Ni = nilai akhir matakuliah ke-i
I = 1, 2, 3, …
Selanjutnya, perhitungan IPK terdapat dalam pasal 88 tentang
Hasil Studi Akhir Program (2018: 101) sebagai berikut :
(1) Penetapan kelulusan atau yudisium melalui Keputusan
Dekan atau Direktur Pascasarjana.
(2) Penentuan kelulusan didasarkan pada Daftar Hasil Studi
dan Yudisium (DHSY) yang sudah diverifikasi dan
disahkan kebenaran isinya oleh Ketua
Jurusan/Koordinator Program Studi setelah diperiksa oleh
Tim Peneliti DHSY masing-masing fakultas/
pascasarjana/jurusan/program studi yang bersangkutan.

21
(3) Untuk dinyatakan lulus program sarjana, mahasiswa wajib
menulis 1 (satu) artikel atau narasi karya cipta dari hasil
penelitian skripsi/ desain/karya seni/bentuk lain yang
setara yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah, prosidig,
atau website UM.
(4) Kelulusan ditetapkan berdasarkan Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK), pemenuhan beban studi, dan nilai semua
matakuliah yang ditetapkan dalam kurikulum dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. IPK minimum untuk Program Sarjana dan Program
Diploma adalah 2.00;
b. IPK minimum untuk Program Magister dan Program
Profesi adalah 3,00;
c. IPK minimum untuk Program Doktor adalah 3,00.
(5) IPK diperoleh dari perhitungan jumlah perkalian kredit (k)
dan nilai angka (N) tiap matakuliah dibagi dengan jumlah
kredit dengan rumus:

Keterangan :
IPK = Indeks Prestasi Kumulatif
i = 1,2,3,…, n
ki = kredit matakuliah ke-i
Ni = nilai akhir matakuliah ke-i
(6) Matakuliah pilihan yang melebihi batas maksimal beban
studi tetap dicantumkan dalam transkrip pada kelompok
lain-lain dan tidak digunakan untuk perhitungan IPK
dalam penetapan kelulusan.
Untuk menentukan Predikat Kelulusan terdapat dalam pasal 89
(2018:102) yaitu sebagai berikut :
(1) Predikat Kelulusan Program Diploma, Sarjana, Magister
dan Doktor tercantu, dalam tabel 14.

22
(2) Predikat kelulusan program profesi diatur tersendiri sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Tabel 14. Predikat Kelulusan Program Diploma, Sarjana, Magister,
dan Doktor
Predikat IPK (Indeks Prestasi Kumulatif)
Sarjana dan Diploma Magister dan Doktor
Pujian 3,51 – 4,00 3,76 – 4,00
Sangat Memuaskan 3,01 – 3,50 3,51 – 3,75
Memuaskan 2,76 – 3,00 3,00 – 3,50

2.4 Hubungan Antarvariabel


2.4.1 Pengaruh Keaktifan Organisasi Mahasiswa terhadap Kesiapan
Kerja Mahasiswa
Keaktifan organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kesiapan kerja mahasiswa. Organisasi ialah aktivitas-
aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan sehingga
terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud-maksud dan
tujuan-tujuan pendidikan (Purwanto, 2006: 17). Menurut kamus
ilmiah populer (2001:12) aktif adalah “giat dalam menjalankan
kewajiban, kreatif dan sibuk (dalam usaha maupun organisasi)”.
Selanjutnya, yang dimaksud dengan keaktifan dalam berorganisasi
berdasarkan pendapat tersebut, yaitu ketika mahasiswa terlibat aktif
dalam suatu organisasi yang diikutinya untuk melakukan suatu
kegiatan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Setyaningrum, dkk
(2018) terdapat pengaruh positif yang signifikan keaktifan
berorganisasi terhadap kesiapan kerja. Dengan aktif berorganisasi
maka mahasiswa mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat
digunakan sebagai modal untuk lebih siap memasuki dunia kerja.
Pengalaman tersebut berupa kemampuan dalam beradaptasi,
komunikasi, mental, tanggungjawab dan lain sebagainya. Berbekal

23
dari kemampuan tersebut dapat dikatakan mahasiswa telah memiliki
kesiapan kerja yang baik.
2.4.2 Pengaruh Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
Berdasarkan penelitian Stevani dan Yulhendri (2014), dari
beberapa faktor intern yang telah dijelaskan seperti kecerdasan,
keterampilan dan kemampuan dapat diteliti dengan melihat capaian
prestasi belajar mahasiswa. Prestasi belajar merupakan kemampuan
yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang
dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan,
pemahaman, sikap dan keterampilan peserta didik sehingga menjadi
lebih baik dari sebelumnya (Sjukur, 2012; Gunawan, dkk., 2018a).
Prestasi belajar mahasiswa dalam penelitian ini berupa aspek kognitif,
psikomotor, dan aspek afektif yang tercermin dalam indeks prestasi
mahasiswa (IPK).
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Imam
Gunawan, dkk (2020) ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar
terhadap kesiapan kerja mahasiswa ormawa. Dengan memperoleh
prestasi belajar yang tinggi, diharapkan dapat mempermudah lulusan
perguruan tinggi dalam mencari pekerjaan kedepannya. Karena
faktanya dalam syarat melamar pekerjaan saat sekarang ini indeks
prestasi belajar juga merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh
instansi atau perusahaan dalam merekrut calon pekerja mereka
(Junaidi, dkk 2018).
2.4.3 Pengaruh Keaktifan Organisasi Mahasiswa dan Prestasi Belajar
Mahasiswa terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
Menurut Stevani dan Yulhendri (2014) menyebutkan bahwa
kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi dari individu yang
menunjukkan keserasian antara kematangan fisik, mental dan
pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan yang sedang atau akan
dihadapi. Kesiapan kerja dapat dipandang sebagai karakteristik
tertentu berupa kematangan yang diperoleh seseorang dari

24
pengalaman belajar mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan tertentu pula (Asmar
Yulastri, 2006: 172).
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa kesiapan kerja adalah kesiapan yang dimiliki mahasiswa
berupa kematangan mental maupun fisik yang dapat meningkatkan
kapasitas bekerjan. Berbekal dari pengetahuan dan juga pengalaman
yang diperoleh selama kuliah. Menurut Andika, dkk (2018) kegiatan
organisasi dan prestasi belajar merupakan modal membentuk kesiapan
kerja mahasiswa untuk terjun di dunia kerja. Dalam hal ini kegiatan
organisasi diharapkan dapat memberikan pengalaman kepada
mahasiswa, sedangkan prestasi belajar sebagai tolok ukur kematangan
dan kemampuan kognitf seseorang sehingga dapat mempersiapkan
mahasiswa untuk terjun di dunia kerja.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widyatmoko (2014) yang
berjudul “Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan
Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”, hasil uji F
penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan keaktifan
mahasiswa dalam organisasi dan prestasi belajar secara bersama-sama
terhadap kesiapan kerja .

25
2.5 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :
No Nama Peneliti Judul Penelitian Jenis Hasil Penelitian
Penelitian
1 Desy Fitriana Setyaningrum, Pengaruh Keaktifan Berorganisasi dan Kuantitatif 1. Terdapat pengaruh positif yang
Hery Sawiji, Patni Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan signifikan Keaktifan Berorganisasi (X1)
Ninghardjanti (2018) Kerja Mahasiswa Program Studi terhadap Kesiapan Kerja (Y)
Pendidikan Administrasi Perkantoran mahasiswa Program Studi Perkantoran
Angkatan 2013 Universitas Sebelas Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Maret Surakarta Hal ini ditunjukkan pada nilai rhitung >
rtabel (0.482 > 0.279) sehingga H0
ditolak dan Ha diterima pada taraf
signifikansi 5%.
2. Terdapat pengaruh positif yang
signifikan Prestasi Belajar (X2)
terhadap Kesiapan Kerja (Y)
mahasiswa Program Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Hal ini

26
ditunjukkan pada nilai rhitung > rtabel
(0,284 > 0,279) sehingga H0 ditolak dan
Ha diterima pada taraf signifikansi 5%.
3. Terdapat pengaruh positif yang
signifikan Keaktifan Berorganisasi (X1)
dan Prestasi Belajar (X2) secara
bersama-sama terhadap Kesiapan Kerja
(Y) mahasiswa Program Studi
Pendidikan Administrasi Perkantoran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hal ini ditunjukkan pada nilai Fhitung >
Ftabel (10,350 > 3,195) sehingga H0
ditolak dan Ha diterima pada taraf
signifikansi 5%.
2 Nia Junaidi, Armida, Dessi Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kuantitatif 1. Motivasi memasuki dunia kerja dan
Susanti. 2018 Kerja dan Prestasi Belajar Terhadap prestasi belajar secara bersama-sama
Kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan berpengaruh signifikan terhadap
Pendidikan Ekonomi Faklutas Ekonomi kesiapan kerja mahasiswa jurusan
Universitas Negeri Padang pendidikan FE UNP di Era MEA, hal

27
tersebut dilihat tabel anova dengan
tingkat sig kecil dari 0.005 yaitu 0.000.
2. Motivasi memasuki dunia kerja
berpengaruh signifikan terhadap
kesiapan kerja mahasiswa JPE FE UNP
di Era MEA.
3. Prestasi belajar tidak berpengaruh
signifikan terhadap kesiapan kerja
mahasiswa jurusan ekonomi FE UNP di
era MEA.
3 Imam Gunawan, Djum Djum Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kuantitatif 1. Ada pengaruh yang signifikan gaya
Noor Benty, Desi Eri Kemampuan Manajerial, Efikasi Diri, kepemimpinan (X1) terhadap kesiapan
Kusumaningrum, Raden dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan kerja mahasiswa ormawa (Y).
Bambang Sumarsono, Dika Kerja Mahasiswa 2. Ada pengaruh yang signifikan
Noviita Sari, Firda Dwi kemampuan manajerial (X2) terhadap
Pratiwi, Sari Oktavia Ningsih, kesiapan kerja mahasiswa ormawa (Y).
Abida Ferindistika Putri, Lim 3. Ada pengaruh yang signifikan efikasi
Kim Hui. 2020 diri (X3) terhadap kesiapan kerja
mahasiswa (Y).

28
4. Ada pengaruh yang signifikan prestasi
belajar (X4) terhadap kesiapan kerja
mahasiswa ormawa (Y).
5. Ada pengaruh yang signifikan gaya
kepemimpinan (X1), kemampuan
manajerial (X2), efikasi diri (X3), dan
prestasi belajar (X4) terhadap kesiapan
kerja mahasiswa ormawa (Y).
4 Ahmad Sulaeman. 2017 Pengaruh Keaktifan Mahasiswa Dalam Kuantitatif 1. Terdapat pengaruh keaktifan
Mengikuti Organisasi Himpunan mahasiswa dalam mengikuti organisasi
Mahasiswa Pendidikan Administrasi HIMA ADP terhadap prestasi belajar
Perkantoran (HIMA ADP) dan Disiplin mahasiswa Pendidikan Administrasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Perkantoran Fakultas Ekonomi UNY
Mahasiswa Program Studi Pendidikan sebesar 23,00%.
Administrasi Perkantoran Fakultas 2. Terdapat Pengaruh disiplin belajar
Ekonomi UNY terhadap prestasi belajar terhadap
prestasi belajar mahasiswa Pendidikan
Administrasi Perkantoran Fakultas
Ekonomi UNY sebesar 17,02%.

29
3. Terdapat pengaruh keaktifan
mahasiswa dalam mengikuti organisasi
HIMA ADP dan disiplin belajar secara
bersama-sama terhadap prestasi belajar
mahasiswa Pendidikan Administrasi
Perkantoran Fakultas Ekonomi UNY
sebesar 23,10%.

30
2.6 Paradigma Penelitian
Adapun paradigma pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Latar Belakang

Penelitian Terdahulu
Variabel Independen
1. Pengaruh Keaktifan Berorganisasi dan Prestasi
X1 : Keaktifan Organisasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
X2 : Prestasi Belajar Program Studi Pendidikan Administrasi
Perkantoran Angkatan 2013 Universitas
Variabel Dependen Sebelas Maret Surakarta (Setyaningrum, dkk
Y : Kesiapan Kerja 2018)
2. Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia Kerja dan
Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja
Kajian Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi
Faklutas Ekonomi Universitas Negeri Padang
(Junaidi, dkk., 2018)
Landasan Teori
Pustaka 3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kemampuan
Manajerial, Efikasi Diri, dan Prestasi Belajar
1. Keaktifan Organisasi Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
(Paryati Sudarman, 2004) (Gunawan, dkk., 2020)
2. Prestasi Belajar 4. Pengaruh Keaktifan Mahasiswa Dalam
Mengikuti Organisasi Himpunan Mahasiswa
(Gunawan, dkk., 2018) Pendidikan Administrasi Perkantoran (HIMA
3. Kesiapan Kerja ADP) dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi
(Ward & Riddle, 2002) Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi
UNY (Sulaeman, 2017)

Hipotesis
H1 : Keaktifan organisasi dan prestasi belajar berpengaruh
secara simultan terhadap kesiapan kerja
H2 : keaktifan organisasi berpengaruh terhadap kesiapan kerja
H3 : Prestasti belajar berpengaruh terhadap kesiapan kerja
H4 : salah satu variabel berpengaruh dominan terhadap kesiapan
kerja

Uji Instrumen Uji Asumsi Klasik


Uji Validitas Uji Normalitas
Uji Reliabilitas Uji Multikolinieritas
Uji Heteroskedatisitas

Uji data
Analisis Regresi Linear Berganda

Uji Hipotesis
Uji F, Uji t, Uji Determinasi dan
Gambar 2.1 Sumbangan Efektif
Paradigma Penelitian

Hasil dan Implikasi

Kesimpulan dan Saran

Sumber : Modifikasi Peneliti, 2021

31
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan dan Jenis Penelitian


Rancangan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
berusaha menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa berdasarkan data. Dalam
penelitian ini, peneliti akan menjelaskan hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu keaktifan berorganisasi
(X1) dan prestasi belajar mahasiswa (X2). Sedangkan, variabel terikatnya adalah
kesiapan kerja mahasiswa (Y). Selain untuk melihat pengaruh dari setiap variabel
bebas terhadap variabel terikat, pada penelitian ini juga akan diteliti bagaimana
keaktifan berorganisasi dan prestasi belajar mahasiswa bersama-sama dapat
mempengaruhi kesiapan kerja mahasiswa.
Adapun rancangan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

X1

Y
X2

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian


Sumber: Dokumentasi Penulis
Keterangan:
X1 : Keaktifan Beroganisasi
X2 : Prestasi Belajar Mahasiswa
Y : Kesiapan Kerja Mahasiswa
: Garis pengaruh variabel X terhadap variabel Y secara simultan
: Garis pengaruh variabel X terhadap variabel Y secara parsial
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian

32
Lokasi penelitian ini di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Negeri Malang yang beralamatkan di Jalan Semarang Nomor 5
Kecamatan Lowokwaru Malang. Alasan peneliti mengambil di
Fakultas Ekonomi karena menyesuaikan dengan bidang yang akan
diteliti.
3.2.2 Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021 sampai
selesai.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Ekonomi
Pembangunan angkatan 2017 Universitas Negeri Malang dengan
jumlah total 275 mahasiswa. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari
10 Offering.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti
(Arikunto, 2002: 109). Apabila jumlah responden kurang dari 100,
sampel diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Sedangkan apabila jumlah responden lebih dari 100, maka
pengambilan sampel 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto,
2002:112).
Beberapa alasan pengambilan sampel adalah:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana,
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena
hal ini menyangkut banyak sedikitnya data,
c. Lebih mudah dalam penyebaran angket karena sudah
ditentukan jumlahnya.
Sehingga, berdasarkan pendapat tersebut maka pengambilan
sampel pada penelitian adalah 15% dari populasi yang ada, karena
jumlah populasi melebihi 100 yaitu 275 mahasiswa. Jadi, 275 x 15% /
100 = 41.25 atau dibulatkan menjadi 41 mahasiswa, sehingga sampel

33
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 mahasiswa dengan
indikasi aktif berorganisasi minimal 4 semester.
3.4 Instrumen Penelitian
Berikut adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
3.4.1 Angket
Angket dalam penelitian ini menggunakan jenis pernyataan
tertutup yang bertujuan untuk mengetahui keaktifan berorganisasi dan
kesiapan kerja mahasiswa. Masing-masing angket terdiri dari butir-
butir pertanyaan dan pilihan jawaban yang tersedia sehingga
responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan kondisinya.
Alternatif jawaban yang tersedia berupa sangat setuju (SS), setuju (S),
Netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Teknik penskoran yang digunakan dalam angket penelitian ini
menggunakan skala likert dengan skor berikut :
SS (Sangat Setuju) :5
S (Setuju) :4
N (Netral) :3
TS (Tidak Setuju) :2
STS (Sangat Tidak Setuju) :1
3.4.2 Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:274) menyatakan “Metode
dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,
rapat, legger, agenda, dan sebagainya”. Dokumen dalam penelitian ini
berupa IPK responden. Data diperoleh dari siakad UM, dengan
demikian peneliti bekerja sama dengan admin Jurusan Ekonomi
Pembangunan untuk mendapatkan data tersebut. Dokumentasi yang
lain berupa data mengenai gambaran umum mahasiswa Jurusan
Ekonomi Pembangunan.
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Sumber Data
1. Data Primer

34
Data primer mengacu pada informasi yang diperoleh langsung
(dari tangan pertama) oleh peneliti terkait dengan variabel
ketertarikan untuk tujuan tertentu dari studi. Dalam penelitian ini,
data primer diperoleh dengan cara membagikan daftar pertanyaan
berupa kuisioner kepada mahasiswa Jurusan Ekonomi
Pembangunan angkatan 2017 yang aktif berorganisasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang
dikumpulkan dari sumber-sumber yang sudah ada.. Dalam
penelitian ini, data sekunder berupa Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) yang dapat dilihat dari siakad masing-masing mahasiswa
dan data jumlah mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Negeri Malang angkatan 2017 yang aktif
berorganisasi.
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini akan menggunakan teknik pengumpulan data angket
(kuisioner) dan dokumentasi.
1. Angket atau Kuisioner
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui
keaktifan berorganisasi dan kesiapan kerja mahasiswa.
Pedoman pengumpulan data menggunakan angket adalah setiap
indikator pada masing-masing variabel yang dijelaskan dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen
Variabel Indikator Item
Keaktifan Tingkat kehadiran dalam pertemuan 1 dan 2
Organisasi (X1.1)
(Leny & P. Tommy Jabatan yang dipegang (X1.2) 3 dan 4
Y. Suyasa, 2006) Pemberian saran, usulan, kritik dan 5
pendapat bagi peningkatan organisasi
(X1.3)
Kesediaan anggota untuk berkorban 6 dan 7
(X1.4)

35
Motivasi Anggota (X1.5) 8 dan 9
Kesiapan Kerja Keterampilan (Career Management 1 dan 2
(Pool dan Sewell, Skill), (Y1)
2007) Ilmu Pengetahuan (Knowledge), (Y2) 3
Pemahaman (Presentation), (Y3) 4 dan 5

Atribut Kepribadian (Personal 6 dan 7


Circumtance), (Y4)

2. Dokumentasi
Dalam penelitian teknik dokumentasi digunakan untuk
mendapatkan data berupa IPK responden dan jumlah
mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri
Malang angkatan 2017 yang aktif berorganisasi.

3.6 Teknik Analisis Data


Pada penilitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam menganalisis data diikuti dengan pengujian hipotesis
sementara.
3.6.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Instrument atau pernyataan dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel
pada taraf signifikansi 5%, sebalikya jika rhitung < rtabel maka
instrument atau item pertanyaan tidak valid. Degree of freedom
(df) = n – 2, sehingga df = 30 – 2 didapat 28 dengan r tabel 0.361.
Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan
program SPSS 25.0 for windows. Berikut hasil uji validitas yang
dilakukan penulis.
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Keaktifan Organisasi
(X1)
rtabel
No Item rhitung (N=30; ɑ=5%) Keterangan
1 0.631 0.361 Valid
2 0.722 0.361 Valid
3 0.598 0.361 Valid
4 0.549 0.361 Valid

36
5 0.651 0.361 Valid
6 0.517 0.361 Valid
7 0.378 0.361 Valid
8 0.507 0.361 Valid
9 0.455 0.361 Valid
Sumber : Uji validitas penulis, lampiran …
Berdasarkan tabel 3.3, diketahui bahwa hasil dari uji
validitas terhadap 9 soal untuk variabel keaktifan organisasi (X1)
dinyatakan valid. Sehingga layak untuk dijadikan alat
pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Kesiapan Kerja (Y)
rtabel
No Item rhitung (N=30; ɑ=5%) Kriteria
1 0.651 0.361 Valid
2 0.732 0.361 Valid
3 0.497 0.361 Valid
4 0.521 0.361 Valid
5 0.743 0.361 Valid
6 0.793 0.361 Valid
7 0.474 0.361 Valid
Sumber : Uji validitas penulis, lampiran …
Berdasarkan tabel 3.4, diketahui bahwa hasil dari uji
validitas terhadap 7 item soal untuk variabel kesiapan kerja (Y)
dinyatakan valid. Sehingga layak untuk dijadikan alat
pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan.

b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pernyataan dalam
kuisioner yang telah dinyatakan valid. Nilai reliabilitas dinyatakan
dengan koefisien Alpha Cronbach’s, dengan ketentuan sebagai
berikut :
 Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 s.d 0.,20 berarti kurang reliabel
 Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 s.s 0,40 berarti agak reliabel
 Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 s.d 0,60 berarti cukup reliabel
 Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 s.d 0,80 berarti reliabel
 Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 s.d 1,00 berarti sangat reliabel

37
Berikut hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan oleh penulis
dengan bantuan program SPSS 25.0 for windows:

Variabel Nama Variabel Cronbach’s Keterangan


Alpha
X1 Keaktifan Organisasi 0.750 Reliabel
Y Kesiapan Kerja 0.741 Reliabel
Sumber : Uji reliabilitas penulis, lampiran …
Berdasarkan data tabel di atas, instrumen keaktifan
organisasi mempunyai koefisien sebesar 0.750, dan kesiapan kerja
0,741. Berdasarkan interprestasi koefisien nilai Alpha Cronbach’s
dapat disimpulkan bahwa, koefisien reliabilitas instrument
penelitian berada pada kategori reliabel sehingga instrumen dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
3.6.2 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam
penelitian ini digunakan untuk menguji variabel Keaktifan
Beroragnisasi (X1), Prestasi belajar (X2) dan Kesiapan Kerja
Mahasiswa (Y) dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov-
Smirnov. Dengan asumsi :
 Bila < 0.05 maka berdistribusi tidak normal
 Bila > 0.05 maka berdistribusi normal
b. Uji Multikoliniearitas
Uji multikolineriearitas digunakan untuk mengtahui ada atau
tidaknya hubungan linier antara variabel independen dalam model
regresi. Uji asumsi dasar ini diterpkan untuk analisis regresi yang
terdiri dari dua variabel atau lebih dimana akan diukur tingkat
asosiasi (keeretan) hubungan atau pengaruh antar variabel melalui
besaran koefisien korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas dengan melihat nilai Tolerance dan VIF.
 Tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas

38
 Tolerance < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi
multikolinearitas.
c. Uji Heteroskesdatisitas
Dalam persamaan regresi berganda perlu diuji mengenai sama atau
tidak varians dari residual dari observasi yang satu dengan
observasi yang lainnya. Jika residual mempunyai varians yang
sama, disebut homoskedastisitas. Dan jika variansnya tidak sama
disebut terjadi heteroskesdastisitas. Persamaan regresi yang baik
jika tidak terjadi heteroskesdastisitas.
3.6.3 Metode Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.
Pada analisis deskriptif data disajikan dalam bentuk tabel, grafis,
dan histogram kemudian dilanjutkan dengan perhitungan nilai
sentral untuk melihat sebaran data dengan menggunakan kelas
interval dan frekuensi data yang ada dalam tiap-tiap kelas interval
tersebut.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier adalah hubungan secara linear antara
satu variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y).
Analisis ini untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif
dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data
yang digunakan biasanya berskal interval atau rasio. Model
persamaan regresi sebagai berikut :
Y = ɑ+ β1X1 + β2X2 + e … (Persamaan Umum)
Y = ɑ+ Keaktifan Organisasi + Prestasi Belajar + e …. (1)
Keterangan :
Y : Kesiapan Kerja
ɑ : Konstanta

39
β1,β2 : Koefisien Variabel
X1 : Keaktifan Organisasi
X2 : Prestasi Belajar
e : Error
3.6.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui kebenaran hipotesis yang
telah disusun berdasarkan data penelitian. Dalam uji hipotesis terdapat
dua hipotesis yang dianalisis yaitu :
 H0 : tidak berpengaruh signifikan antara variabel bebas X
terhadap variabel terikat Y
 Ha : berpengaruh signifikan antara variabel bebas X terhadap
variabel terikat Y
Dalam uji hipotesis, uji yang digunakan yaitu Uji-T (T-Test) dan Uji-
F.
a. Uji-T (T-Test)
Uji-T digunakan untuk menguji apakah variabel independen
berpengaruh secara partial terhadap variabel dependen. Kriteria
pengujian:
 Jika nilai signifikan > 0,05 ; maka H0 diterima artinya
Ha ditolak
 Jika nilai signifikan < 0,05 ; maka H0 ditolak artinya
Ha diterima
b. Uji-F (F-Test)
Uji-F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat secara bersama-sama (simultan), dengan tingkat
signifikan 0,05. Kriteria pengujian:
 Jika sig ≥ ɑ = 0,05 ; maka H0 diterima artinya Ha
ditolak
 Jika sig ≤ ɑ = 0,05 ; maka H0 ditolak artinya Ha
diterima
3.6.5 Koefisien Determinasi (R2)

40
Uji determinasi atau uji R2 digunakan untuk mengukur seberapa dekat
garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai
koefisien determinasi mencerminkan seberapa besar variabel terikat Y
dapat diterangkan oleh variabel bebas X.
 Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0)
artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X
 Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 1 (R2 = 1)
artinya variabel Y secara keseluruhan dapat diterangkan oleh
X.
Rumus koefisien determinasi sebagai berikut :

Keterangan :
Kd = Koefisien determinasi
R2 = koefisien korelasi ganda.
3.6.6 Sumbangan Efektif
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan pengaruh variabel X terhadap variabel Y secara parsial.
Jumlah sumbangan efektif untuk semua variabel sama dengan
koefisien determinasi. Berikut rumus untuk menghitung sumbangan
efektif.

SExi = Beta x Koefisien Korelasi x 100%

Keterangan:
SExi = sumbangan masing-masing variabel X terhadap Y

41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif Jawaban Responden


Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau
generalisasi. Analisis statistik deskriptif menggambarkan distribusi frekuensi
jawaban responden berdasarkan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan dalam
kuisioner yang telah disebar. Distribusi frekuensi variabel diharapkan dapat
menggambarkan secara mendalam variabel dalam penelitian ini. Deskripsi tiap
variabel dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk frekuensi dan presentase
jawaban responden beserta interpretasi nilai rata-rata skor yang didasarkan pada
rentang skala pengukuran. Pada setiap pertanyaan, responden diminta untuk dapat
memberikan persepsinya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang ada.
Menurut Sugiyono (2016) dasar interprestasi interval jawaban responden
adalah sebagai berikut :
1,00 – 1,80 = sangat tidak setuju
1,81 – 2,60 = tidak setuju
2,61 – 3,40 = netral
3,41 – 4,20 = setuju
4,21 – 5,00 = sangat setuju
4.1.1 Analisis Deskriptif Keaktifan Organisasi Mahasiswa
Terdapat 5 (lima) indikator yang digunakan pada variabel keaktifan
organisasi (X1) dalam penelitian ini. Masing-masing indikator
memiliki 1 (satu) dan 2 (dua) item. Distribusi frekuensi responden
terhadap item pertanyaan mengenai variabel keaktifan organisasi (X1)
yang diajukan dalam kuisioner ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Item Variabel Keaktifan Organisasi (X1)
Item Jawaban Responden Jumlah Rata-
SS S N TS STS Rata

42
F % F % F % F % F % Total % Item
X1.1 30 73.2% 7 17.1% 3 7.3% 1 2.4% 0 0% 41 100% 4.61
X1.2 21 51.2% 14 34.1% 6 14.6% 0 0% 0 0% 41 100% 4.37
X1.3 22 53.7% 11 26.8% 8 19.5% 0 0% 0 0% 41 100% 4.34
X1.4 22 53.7% 16 39% 3 7.3% 0 0% 0 0% 41 100% 4.46
X1.5 19 46.3% 16 39% 6 14.6% 0 0% 0 0% 41 100% 4.32
X1.6 27 65.9% 10 24.4% 4 9.8% 0 0% 0 0% 41 100% 4.56
X1.7 23 56.1% 13 31.7% 5 12.2% 0 0% 0 0% 41 100% 4.44
X1.8 25 61% 12 29.3% 4 9.8% 0 0% 0 0% 41 100% 4.51
X1.9 24 58.5 12 29.3% 5 12.2% 0 0% 0 0% 41 100% 4.46
Rata-rata variabel keaktifan organisasi (X1) 4.45
Sumber : Hasil pengolahan data penulis, 2021
Berdasarkan Tabel 4.1, nilai rata-rata item tertinggi terdapat pada
item X1.6 mengenai pernyataan “membagi waktu untuk kuliah dan
keperluan organisasi mengajari saya untuk dapat memanfaatkan waktu
dengan baik” dengan nilai rata-rata sebesar 4.56. Nilai rata-rata
termasuk dalam kategori sangat baik yang menggambarkan bahwa
mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2017 yang aktif
dalam berorganisasi memiliki kesiapan kerja yang baik dilihat dari
beberapa aspek yang menunjangnya. Salah satunya yaitu dilihat dari
cara mahasiswa dalam membagi waktu dan memanfaatkan waktu
seoptimal mungkin untuk keperluan individu maupun kelompok. Nilai
rata-rata keseluruhan (X1) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4,45.
Nilai rata-rata trsebut menggambarkan bahwa keaktifan organisasi
mahasiswa Ekonomi Pembangunan Angkatan 2017 dalam kategori
kuat.
4.1.2 Deskripsi Prestasi Belajar Mahasiswa
Prestasi belajar mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan
angkatan 2017 diukur berdasarkan IPK semester 7. Data IPK
mahasiswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini didapat peneliti
dari angket yang diisi oleh responden. Berdasarkan data yang diolah
dengan menggunakan bantuan SPSS 25.0 for windows untuk variabel

43
prestasi belajar mahasiswa, didapat hasil sebagai berikut nilai IPK
terendah adalah 3.20 dan IPK tertinggi 3.95. Nilai mean yaitu 3.70,
median 3.7, modus 3.6, dan standar deviasi 0.171. Distribusi frekuensi
responden prestasi belajar (X2) yang diajukan dalam kuisioner
ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar (X2)
No. Interval F %
1 3.20 – 3.32 1 2.5%
2 3.33 – 3.45 3 7.5%
3 3.46 – 3.58 3 7.5%
4 3.59 – 3.71 14 35%
5 3.72 – 3.84 8 20%
6 3.85 – 3.97 11 27.5%
Jumlah 40 100%
Sumber : Hasil pengolahan data penulis, 2021
Berdasarkan Tabel 4.2, prestasi belajar mahasiswa paling banyak
terletak pada interval 3.59 – 3.71 dengan proporsi sebanyak 14 (35%).
Selanjutnya, prestasi belajar mahasiswa digolongkan ke dalam 3
kategori kecenderungan variabel yaitu memuaskan, sangat
memuaskan dan pujian. Dengan demikian klasifikasi kecenderungan
variabel dapat disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3
Distribusi Kecenderungan Variabel Prestasi Belajar
IPK Predikat F %
2.76 – 3.00 Memuaskan 0 0%
3.01 – 3.50 Sangat Memuaskan 4 10%
3.51 – 4.00 Pujian 36 90%
Jumlah 40 100%
Sumber : Hasil pengolahan data penulis, 2021

44
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, menunjukkan kecenderungan prestasi
belajar mahasiswa yaitu, terdapat 4 mahasiswa dalam kategori sangat
memuaskan dan 36 mahasiswa dalam kategori sangat memuaskan.

4.1.3 Deskripsi Kesiapan Kerja Mahasiswa


Terdapat 4 (empat) indikator yang digunakan pada variabel
kesiapan kerja (Y) dalam penelitian ini. Masing-masing indikator
memiliki 1 (satu) dan 2 (dua) item. Distribusi frekuensi responden
terhadap item pertanyaan mengenai variabel kesiapan kerja (Y) yang
diajukan dalam kuisioner ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Item Variabel Kesiapan Kerja (Y)
Item Jawaban Responden Jumlah Rata-
SS S N TS STS Rata
F % F % F % F % F % Total % Item
Y1 18 43.9% 21 51.2% 2 4.9% 0 0% 0 0% 41 100% 4.39
Y2 22 53.7% 18 43.9% 1 2.4% 0 0% 0 0% 41 100% 4.51
Y3 21 51.2% 18 43.9% 2 4.9% 0 0% 0 0% 41 100% 4.46
Y4 20 48.8% 16 39% 5 12.2% 0 0% 0 0% 41 100% 4.37
Y5 17 41.5% 23 56.1% 1 2.4% 0 0% 0 0% 41 100% 4.39
Y6 21 51.2% 18 43.9% 2 4.9% 0 0% 0 0% 41 100% 4.46
Y7 30 73.2% 11 26.8% 0 0% 0 0% 0 0% 41 100% 4.73
Rata-rata variabel kesiapan kerja (Y) 4.47
Sumber : Hasil pengolahan data penulis, 2021
Berdasarkan Tabel 4.4, nilai rata-rata item tertinggi terdapat pada
item Y7 mengenai “Tanggungjawab mahasiswa terhadap pekerjaan
yang dilakukan” dengan nilai rata-rata sebesar 4.73. Nilai rata-rata
termasuk dalam kategori sangat baik yang menggambarkan bahwa
mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2017 memiliki
tanggungjawab yang tinggi terhadap pekerjaan yang dilakukan. Nilai
rata-rata keseluruhan (Y) menunjukkan nilai rata-rata sebesar 4,47.
Nilai rata-rata tersebut menggambarkan bahwa kesiapan kerja

45
mahasiswa Ekonomi Pembangunan Angkatan 2017 dalam kategori
kuat.
4.2 Uji Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pada
penelitian ini, hasil uji normalitas dapat diketahui melalui analisis
grafik P-Plot dan analisis statistik uji Kolmogrov-Smirnov dengan
bantuan program SPSS 25.0 for windows.
Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa data berbentuk
lonceng (bell shaped) yang tidak condong ke kiri ataupun ke kanan.
Selain itu, pada grafik P-Plot juga menunjukkan titik-titik yang
mengikuti arah garis diagonalnya. Sehingga dari gambar 4.1 dapat
dinyatakan bahwa data menunjukkan pola distribusi normal atau
memenuhi asumsi normalitas.

Sumber : Hasil pengolahan data penulis, 2021


Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Selanjutnya, untuk memperkuat hasil analisis grafik maka
dilakukan uji statistik Kolmogrov-Smirnov. Suatu data yang dapat
dikatakan normalitas jika nilai koefisien Asymp. Sig (2-tailed) pada

46
output Kolmogrov-Smirnov tes lebih besar dari alpha yang ditentukan
yaitu 5% (0.05). Hasil uji stastistik Kolmogrov-Smirnov pada
penelitian ini, menunjukkan nilai Asymp. Sig. 2 (2-tailed) sebesar
0.066. Nilai tersebut lebih besar dari 0.05 (0.066 > 0.05). Sehingga uji
Kolmogrov-Smirnov tersebut mampu mendukung hasil analisis grafik
P-Plot, yaitu data pada penelitian ini dinyatakan berdistribusi normal.
4.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolineritas bertujuan untuk membutikan atau menguji ada
tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas (independen) satu
dengan variabel bebas lainnya. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang tidak terjadi korelasi antar variabel bebas.
Multikolinieritas dilihat dari Tolerance dan VIF pada tabel coefficients
dikatakan bebas dari multikolinearitas apabila nilai Tolerance>0,1 dan
nilai VIF < 10 dan sebaliknya, apabila nilai Tolerance<0,1 dan nilai
VIF>10 maka terjadi multikolinieritas. Hasil uji multikolinearitas
dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance Nilai Keterangan
Independen VIF
Keaktifan 0.609 1,641 Tidak terjadi
Organisasi (X1) Multikolinearitas
Prestasi Belajar 0.609 1,641 Tidak terjadi
(X2) Multikolinearitas
Sumber : Hasil pengolahan data penulis, 2021
Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan bahwa nilai dari tolerance
kedua variabel bebas lebih dari 0,1 (>0,1) dan nilai VIF kurang dari 10
(<10). Sehingga uji asumsi tidak adanya multikolinearitas dapat
terpenuhi.
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

47
pengamatan ke pengamatan yang lain. Pada penelitian ini digunaka
grafik Scatterplot untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas,
dengan hasil seperti berikut :

Sumber : Data diolah peneliti, 2021


Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan grafik Scatterplot pada gambar 4.2 menunjukkan titik-


titik data menyebar secara merata diatas dan dibawah garis 0, serta
tidak membentuk pola tertentu. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
data tidak terjadi heterokedastisitas. Sehingga asumsi
heterokedastisitas layak dipakai.
4.3 Hasil Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel
dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Analisis regresi ini
digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh antara variabel bebas, yaitu
Keaktifan Organisasi (X1) dan Prestasi Belajar (X2) terhadap variabel terikat yaitu
Kesiapan Kerja (Y). Persamaan regresi digunakan untuk mengetahui bentuk
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan menggunakan
bantuan SPSS 25.0 for windows didapat model regresi seperti pada tabel 4.6
berikut :

48
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Variabel Koefisien t Sig. Kesimpulan
Regresi (B)
Keaktifan Organisasi 0.203 2.526 0.016 Signifikan
Prestasi Belajar 0.484 2.049 0.047 Signifikan
Konstanta = 5.191
R2 = 0.424
Fhitung = 13.995
Sig. F = <0.001
Sumber : Hasil pengolahan data penulis, 2021
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji regresi diatas, didapat persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = 5.191+0.203X1+0.236X2+e
Dari persamaan garis regresi linear berganda pada tabel 4.6, maka dapat
diartikan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta adalah 5.191 menjelaskan bahwa apabila variabel
bebas (keaktifan organisasi dan prestasi belajar) dianggap konstan,
maka kesiapan kerja mahasiswa sebesar 5.191 satuan.
2. βX1 = 0.203 merupakan nilai koefisien regresi variabel keaktifan
organisasi (X1) dengan tanda positif. Koefisien regresi ini
menunjukkan bahwa apabila keaktifan dalam berorganisasi mahasiswa
mengalami peningkatan sebesar 1% dengan asumsi variabel lain
dianggap konstan, maka kesiapan kerja mahasiswa semakin
meningkat sebesar 20.3%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
keaktifan organisasi (X1) memiliki hubungan yang positif dengan
variabel kesiapan kerja (Y).
3. βX2 = 0.236 merupakan nilai koefisien regresi variabel prestasi
belajar (X2) dengan tanda positif. Koefisien regresi ini menunjukkan
bahwa apabila prestasi belajar mahasiswa mengalami peningkatan
sebesar 1% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan, maka
kesiapan kerja mahasiswa semakin meningkat sebesar 23,6%. Hal ini

49
menunjukkan bahwa variabel prestasi belajar (X2) memiliki hubungan
yang positif dengan variabel kesiapan kerja (Y).
Berdasarkan interpretasi tersebut, maka dapat diketahui bahwa
meningkatnya keaktifan dalam berorganisasi mahasiswa diikuti dengan
meningkatnya kesiapan kerja mahasiswa, begitu juga dengan prestasi belajar,
setiap peningkatannya diikuti dengan meningkatnya kesiapan kerja mahasiswa.

4.4 Uji Hipotesis


4.4.1 Uji t
Pengambilan keputusan hipotesis adalah sebagai berikut :
a. Jika sig > 0,05 maka H0 diterima atau H1 ditolak.
b. Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima.
Berikut hasil uji t menggunakan SPSS versi 25 :
Tabel 4.7
Hasil Uji t
Variabel Bebas t Hitung Sig. Keterangan
Keaktifan Organisasi (X1) 2.526 0.016 Signifikan
Kesiapan Kerja (X2) 2.049 0.047 Signifikan
Sumber : Hasil pengolahan data penulis, 2021
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Keaktifan Organisasi (X1) terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa (Y)
Pengaruh parsial variabel bebas keaktifan organisasi (X1)
terhadap variabel terikat kesiapan kerja (Y) dapat dilihat pada tabel
4.7. Hasil analisis nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 (0.016),
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Variabel (X1) mempunyai thitung
sebesar 2.526 > ttabel = 2.024. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
keaktifan dalam berorganisasi mahasiswa memiliki pengaruh
terhadap kesiapan kerja mahasiswa Jurusan Ekonomi
Pembangunan angkatan 2017.
2. Prestasi Belajar (X2) terhadap kesiapan kerja mahasiswa (Y)
Pengaruh parsial variabel bebas prestasi belajar (X2)
terhadap variabel terikat kesiapan kerja (Y) dapat dilihat pada tabel

50
4.7. Hasil analisis nilai signifikan lebih kecil dari 0.05 (0.047),
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Variabel (X2) mempunyai thitung
2.049 > ttabel 2.024. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar memiliki pengaruh terhadap kesiapan kerja pada
mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2017.
4.4.2 Uji f
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel terikat secara bersama-sama terhadap variabel bebas
secara simultan. Berikut adalah hasil uji f dengan menggunakan
bantuan SPSS versi 25 :
Tabel 4.8
Hasil Uji F
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 125.921 2 62.960 13.995 .000b

Residual 170.957 38 4.499


Total 296.878 40
a. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
b. Predictors: (Constant), Prestasi Belajar , Keaktifan Organisasi
Sumber : Hasil pengolahan data penulis, 2021
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh nilai signifikansi (0.000) <
dari (0.05), dan Fhitung (13.995) > Ftabel (3.24), sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima. Maka dapat disimpulkan keaktifan organisasi
(X1) dan prestasi belajar (X2) memiliki pengaruh secara simultan
terhadap prestasi belajar (Y) pada mahasiswa Jurusan Ekonomi
Pembangunan angkatan 2017.

4.5 Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi digunakan untuk mengerahui besarnya pengaruh
secara simultan antara variabel bebas yaitu keaktifan dalam berorganisasi (X1) dan
Prestasi Belajar (X2), terhadap kesiapan kerja (Y). Hasil perhitungan koefisien
determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9

51
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
R R Square Adjusted R Square
0.651 0.424 0.394
Sumber : Hasil pengolahan data penulis, 2021
Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh
kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan analisis pada
Tabel 4.7 diperoleh R2 sebesar 0.424 yang berarti bahwa 42,4% variabel kesiapan
kerja (Y) dipengaruhi oleh variabel bebasnya, dimana pada penelitian ini adalah
keaktifan dalam berorganisasi (X1) dan prestasi belajar (X2). Sedangkan sisanya
57,5% variabel kesiapan kerja (Y) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang
tidak dibahas dalam penelitian ini.
4.6 Sumbangan Efektif
Untuk menghitung sumbangan pengaruh dari masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikatnya, dari rumus diatas dapat dihitung :
X1 = 0.398 x 0.600 x 100% = 23.9%
X2 = 0.323 x 0.572 x 100% = 18.5%
Apabila dilihat dari sumbangan efektif, maka besarnya pengaruh antar
variabel pada variabel (X1) keaktifan dalam berorganisasi sebesar 23.8% terhadap
variabel kesiapan kerja (Y) pada mahasiswa Ekonomi. Sumbangan efektif
variabel X2 prestasi belajar sebesar 18.5% terhadap variabel kesiapan kerja (Y)
pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2017. Jumlah masing-
masing sumbangan efektif apabila dijumlahkan besarnya sama dengan R square
yaitu 42.4%.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa Jurusan
Ekonomi Pembangunan angkatan 2017 Universitas Negeri Malang, dapat
diperoleh kesimpulan hipotesis sebagai berikut :
Tabel 4.10
Kesimpulan Hasil Uji Hipotesis
No Hipotesis Hasil Analisis Pengujian Hasil Penelitian
Penelitian Hipotesis
Penelitian
1. Terdapat pegaruh Hasil uji t Hipotesis Variabel keaktifan

52
keaktifan dalam menunjukkan nilai penelitian dalam berorganisasi
berorganisasi signifikansi lebih diterima sig. = berpengaruh
terhadap kesiapan kecil dari 0.05 0.016 signifikan terhadap
kerja pada (0.016), maka H0 kesiapan kerja pada
mahasiswa Jurusan ditolak. mahasiswa Jurusan
Ekonomi Ekonomi
Pembangunan Pembangunan
Angkatan 2017 UM Angkatan 2017 UM
2. Terdapat pengaruh Hasil uji t Hipotesis Variabel prestasi
prestasi belajar menunjukkan nilai peneltian belajar memiliki
terhadap kesiapan signifikansi lebih diterima pada pengaruh yang
kerja pada kecil dari 0.05 sig. = 0.000 signifikan terhadap
mahasiswa Jurusan (0.047), maka H0 variabel kesiapan
Ekonomi ditolak. kerja pada mahasiswa
Pembangunan Jurusan Ekonomi
angkatan 2017 UM Pembangunan
angkatan 2017 UM
3. Terdapat pengaruh Hasil uji F Hipotesis Ada pengaruh
keaktifan dalam menunjukkan nilai penelitian keaktifan dalam
berorganisasi dan signifikansi lebih diterima pada berorganisasi dan
prestasi belajar kecil dari 0.05 sig. = <0.001 prestasi belajar
terhadap kesiapan (<0.001), maka H0 terhadap kesiapan
kerja pada ditolak. kerja pada mahasiswa
mahasiswa Jurusan Jurusan Ekonomi
Ekonomi Pembangunan
Pembangunan angkatan 2017 UM.
angkatan 2017 UM
Sumber : Hasil pengolahan data penulis, 2021

53
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Keaktifan Organisasi Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Jurusan
Ekonomi Pembangunan angkatan 2017 Universitas Negeri Malang dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda, dapat dinyatakan bahwa variabel
keaktifan dalam berorganisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kesiapan kerja. Pengaruh positif memiliki makna bahwa apabila keaktifan dalam
berorganisasi semakin meningkat maka diikuti dengan meningkatnya kesiapan
kerja mahasiswa.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pengaruh yang signifikan pada
hasil uji t yang menunjukkan nilai thitung sebesar 2.526 lebih besar dari nilai ttabel
sebesar 2.024 dengan tingkat signifikansi (ɑ=0.05). Selain itu nilai signifikansi
dari pengaruh tersebut 0.016 (lebih kecil dari 0.05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa keaktifan dalam berorganisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kesiapan kerja, serta hipotesis H1 pada penelitian ini dapat diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Setyaningrum (2018) yang berjudul “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi dan
Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Progra, Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Angkatan 2013 Universitas Sebelas Maret Surakarta”
bahwa keaktifan berorganisasi berpengaruh positif terhadap kesiapan kerja
mahasiswa.
5.2 Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Jurusan
Ekonomi Pembangunan angkatan 2017 Universitas Negeri Malang dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda, dapat dinyatakan bahwa variabel
prestasi belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja.
Pengaruh positif memiliki makna bahwa apabila prestasi belajar mahasiswa
semakin baik, maka akan semakin tinggi juga kesiapan kerja mereka. Artinya,
dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar yang diharapkan

54
telah tercapai, yaitu dengan melihat kenakan kesiapan kerja yang sejalan dengan
semakin meningkatnya prestasi belajar yang dicapai mahasiswa.
Hal tersebut juga dibuktikan dengan adanya pengaruh yang signifikan
pada hasil uji t yang menunjukkan nilai thitung 2.049 lebih besar dari nilai ttabel
sebesar 2.024 dengan tingkat signifikansi (ɑ=0.05). Selain itu nilai signifikansi
lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.047. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesiapan kerja, serta hipotesis
H1 pada penelitian ini dapat diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Gunawan (2020) dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kemampuan
Manajerial, Efikasi Diri, dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja
Mahasiswa” bahwa prestasi belajar berpengaruh signifikan terhadap kesiapan
kerja mahasiswa.
5.3 Pengaruh Keaktifan Organisasi dan Prestasi Belajar Terhada Kesiapan
Kerja Mahasiswa
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Jurusan
Ekonomi Pembangunan angkatan 2017 Universitas Negeri Malang dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda, dapat dinyatakan bahwa variabel
keaktifan dalam berorganisasi dan prestasi belajar secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja mahasiswa.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pengaruh yang signifikan pada
hasil uji f yang menunjukkan nilai fhitung sebesar 13.995 lebih besar dari ftabel 3.24
dengan tingkat signifikansi (ɑ=0.05). Serta, nilai signifikansi dari pengaruh
tersebut lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0.000. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa keaktifan organisasi dan prestasi belajar secara simultan berpengaruh
terhadap kesiapan kerja mahasiswa, serta hipotesis H1 pada penelitian ini dapat
diterima.
Selain itu, pada hasil penelitian ini menunjukkan nilai R2 sebesar 0.424
yang berarti bahwa 42,4% variabel kesiapan kerja (Y) dipengaruhi oleh variabel
bebasnya, dimana pada penelitian ini adalah keaktifan dalam berorganisasi (X1)
dan prestasi belajar (X2). Sedangkan sisanya 57,5% variabel kesiapan kerja (Y)
dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

55
BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta mengacu pada perumusan masalah yang
telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :
1. Terdapat pengaruh positif yang signifikan keaktifan dalam berorganisasi
terhadap kesiapan kerja mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Negeri Malang angkatan 2017.
2. Terdapat pengaruh positif yang signifikan prestasi belajar terhadap
kesiapan kerja mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas
Negeri Malang angkatan 2017.
3. Terdapat pengaruh positif secara simultan keaktifan dalam berorganisasi
dan prestasi belajar terhadap kesiapan kerja mahasiswa Jurusan Ekonomi
Pembangunan Universitas Negeri Malang angkatan 2017. Dengan
persentase kontribusi sebanyak 23.9% pada variabel keaktifan dalam
berorganisasi dan sebanyak 18.5% oleh variabel prestasi belajar
mahasiswa.
6.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dikemukakan beberapa
saran yang harapannya dapat bermanfaat bagi Jurusan Ekonomi Pembangunan
Universitas Negeri Malang maupun pihak lain yang terkait.
6.2.1 Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa diharapkan untuk berperan aktif dalam beorganisasi,
karena dengan berorganisasi mahasiswa dapat melatih kerjasama
dengan orang lain, belajar beradaptasi dengan lingkungan baru,
melatih komunikasi, mengembagkan minat bakat serta dapat
menambah wawasan. Berbagai pengalaman tersebut dapat
digunakan sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja. Sehingga,
dengan aktif berorganisasi mahasiswa lebih memiliki kesiapan
dalam memasuki dunia kerja.

56
2. Prestasi belajar mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan
angkatan 2017 yang aktif berorganisasi sebanyak 10% akan lulus
dengan predikat sangat memuaskan, dan 90% akan lulus dengan
predikat pujian. Oleh karena itu, untuk mahasiswa yang sekarang
masih aktif kuliah diharapkan dapat meningkatkan prestasi
belajarnya terlebih kepada mahasiswa yang aktif dalam
berorganisasi. Karena dalam penelitian ini diketahui bahwa
prestasi belajar yang baik akan meningkatkan kesiapan kerja yang
baik.
3. Kesiapan kerja mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan
angkatan 2017 secara keseluruhan berdasarkan hasil penelitian
yang didapat dalam kategori sangat baik. Hal tersebut berarti
bahwa mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi dan memiliki
prestasi yang baik secara sadar maupun tidak mereka telah
memiliki kesiapan kerja yang tinggi. Terdapat beberapa saran
terkait kesiapan kerja berdasarkan penelitian :
a. Menjadikan pendidikan sebagai dasar secara teoritis sehingga
mahasiswa memiliki kemampuan untuk menjadi ahli sesuai
dengan bidangnya.
b. Menjadikan pengalaman selama aktif dalam berorganisasi
sebagai bekal untuk siap terjun ke dunia kerja.
6.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya
1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan penelitian selanjutnya, dikarenakan masih terdapat
banyak aspek yang dapat mempengatuhi kesiapan kerja
mahasiswa. Maka disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk
menambahkan variabel lainnya yang dapat mempengaruhi
kesiapan kerja mahasiswa seperti gaya kepemimpinan,
kemampuan manajerial, efikasi diri dan variabel lainnya.
2. Penelitian selanjutnya dapat mengambil sampel penelitian pada
tingkat yang lebih luas dan spesifik. Misalnya pada tingkat
Fakultas maupun Universitas.

57
DAFTAR PUSTAKA

Agusta. Y.N. 2015. Hubungan antara Orientasi Masa Depan dan Daya Juang
terhadap Kesiapan Kerja pada Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Mulawarman. eJournal Psikologi,
3 (1), 369-381
Ahmadi, Abu. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Andika, K. F., Basori., & Efendi A. (2018). Pengaruh Keaktifan Mahasiswa
Dalam Organisasi dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan
Komputer Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Teknik Kejurua (JIPTEK), Vol. 11 No. 2, 2018.
Anoraga, P. (2006). Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta
Argadinata, H., & Gunawan, I. (2019). The Leadership of Pancasila in Education:
Foundation for Strengthering Student Characters in the Industrial
Revolution Era 4.0. The 4th International Conferences on Education and
Management (COEMA 2019). Antlantis Press.
Arikunto, S. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Asmar Yulastri. (2006). Kesiapan Kerja Mahasiwa Pendidikan Kesejahteraan di
Bidang Nonkeguruan. Forum Pendidikan (Vol 31 Nomor 2 Agustus
2006). Hlm. 172.
Baiti, R. D., Abdullah, S. M., & Rochwidowati, N. S. (2017). Career Self-Efficacy
dan Kesiapan Kerja pada Mahasiswa Semester Akhir. Jurnal Psikologi
Integratif, 5 (2), 128-141.
Choirudin, F. (2013). Motivasi Mahasiswa Fakultas Pendidikan Psikologi yang
Mengikuti Ormawa Ditinjau dari Memiliki Pengalaman Menjadi
Pengurus dan Tidak Memiliki Pengalaman Menjadi Pengurus OSIS di
SMA. Jurnal Penelitian Pendidikan Psikologi, Vol 1 Nomor 1.
Gunawan, I., dkk. (2020) Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kemampuan
Manajerial. Efikasi Diri, dan Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja

58
Mahasiswa. Jurnal Manaejemen dan Supervisi Pendidikan Vol 4, No 2
Maret 2020
Gunawan, I. (2018). Kepemimpinan Pendidikan: Suatu Pengantar. Malang:
Universitas Negeri Malang, UM Press.
Gunawan, I., Suminah, Murdiyah, S., Adriningrum, H., & Onenda, G. (2018a).
Improving Student Learning Achievement trough Behavior Modification
Approach. Is International Conference on Early Childhood and Primary
Education (ECPE 2018). Antlantis Pres
Gunawan, I., Suminah, Murdiyah, S., Adriningrum, H., & Onenda, G. (2018b).
Improving Student Learning Achievement trough Behavior Modification
Approach. Is International Conference on Early Childhood and Primary
Education (ECPE 2018). Antlantis Pres
Gunawan, I. (2017). Prestasi Belajar Mahasiswa Fungsionaris UKM KSR PMI
Unit Universitas Negeri Malang. Ilmu Pendidikan: Jurnal kajian Teori
dan Praktik Kependidikan, 2(2), 171-177.
Faizah, D. A., & Indrawati, A. (2017). Effect of Learning Achievement of the Eye
of Productive Training, Prakerin Experience, and Interests in Student
Readliness Entering the World of Work. Jurnal Pendidikan Bisnis dan
Manajemen, 3(3), 179-191.
Firdaus. Z.Z. 2012. Pengaruh Unit Produksi, Praktik Industry Dan Dukungan
Keluarga Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK. Jurnal Pendidikan
Vokasi (Volume 2 Nomor 3)
Hansen, S. L., & Hoag, B., A. (2018). Promoting Learning, Career Readiness,
and Leadership in Employment. New Direction for Student Leadership,
157, 85-99.
Junaidi, N., Armida., & Susanti D. (2018). Pengaruh Motivasi Memasuki Dunia
Kerja dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Padang. Jurnal Pendidikan Ekonomi FE UNP di Era MEA, Vol 1,
Nomor 2, 5 Juni 2018.
Leny., & P. Tommy Y. S Suyasa. (2006). Keaktifan Berorganisasi dan
Kompetensi Interpesonal. Jurnal Phronesis. Vol 8 No. 1 Hal 71-99.

59
Nelvi. E. (2009). Kontribusi Motivasi Kerja dan Kemampuan Kerja Terhadap
Kesiapan Untuk Memasuki Dunia Kerja Mahasiswa D3 Teknik Mesin FT
UNP. Forum Pendidikan, Volume 34, No. 03 Desember 2009
Ningrum, E. (2009). Pengembangan Sumber Daya Manusia Bidang Pendidikan.
Jurnal Pendidikan Geografi Universtas Pendidikan Indonesia, 9 (1), 1-
Muntafi’, Putri Sari Nurhidayati dan Astutim Isthofaina. 2016. Kesiapan Kerja
Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis UMY Menghadapi MEA. Jurnal
Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Setiawan, I. G. A. N. (2008). Penerapan Pengajaran Kontekstual Berbasis
Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Kelas X-2 SMA
Laboratorium Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan, 2(1), 42-59.
Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendidikan Baru Edisi Revisi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sjukur, S. B. (2012). Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan
Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2 (3), 368-
378.
Sudarman, P. (2004). Belajar Efektif di Perguruan Tinggi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sujianto, A. Eko. 2009. Aplikasi Statistika dengan SPSS 16.0. Jakarta: Prestasi
Pustaka
Sukirman, S. (2004). Tuntuta Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: Pelangi
Cendekia.
Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rhinea
Cipta.
Priyanto, Dwi. 2009. Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: ANDI
Kellermann, P., & Sagmeister, G. (2000). Higher education and graduate
employment in Austria. European Journal of Education, 35 (2), 157-164.
Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya

60
Pool, L. D., & Sewell, P. (2007). The key to employability: developing a pratical
model of gradauate employability. Journal of education and training, 49
(4).
Stevani & Yulhendri. (2014). Pengaruh Praktek Kerja Industri (Prakerin),
Keterampilan Siswa dan Academic self efficacy Terhadap Kesiapan
Memasuki Dunia Kerja Siswa Administrasi Perkantoran SMK Negeri
Bisnis dan Manajemen Kota Padang. Jurnal Ilmu Sosial dan politik 1 (1),
53-61
Santrock, J. W. (2003). Adolescence: perkembangan remaja Edisi 6 (terjemahan
Shinto B. Adelar & Sherly Saragih). Jakarta: Erlangga.
Wahyudi, M.A.T. (2016). Pengaruh Perilaku Entrepreneur dan Keaktifan
Berorganisasi terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi
Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya.
Widarjono, Agus. 2005. Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan
Bisnis. Yogyakarta: Ekonisia.
Ward, V. G & Riddle, D. I (2002). Ensuring Effective, Employment Services.
Diunduh dari http://contactpoint.ca/natconconat/2003/pdf, 24/05/16
Widyatmoko, Y. (2014). Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan
Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi
Sulaeman, Ahmad. 2017. Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Mengikuti
Organisasi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran
(HIMA ADP) dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Ekonomi UNY. Skripsi.
Setyaningrum, D. F., Sawiji H., & Ninghardjanti, P. Pengaruh Keaktifan
Berorganisasi dan Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Angkatan 2013
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Informasi dan Komunikasi
Administrasi Perkantoran Volume 2, No 2, Februari 2018.

61
62

Anda mungkin juga menyukai