Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia pada era sekarang ini telah bersaing kedunia global melalui

perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan indonesia sehingga dapat

memajukan negara menuju kancah internasional. Hal ini juga membawa peluang

untuk indonesia agar mengembangkan potensi sumber daya manusia yang

kompeten. Banyak perusahaan-perusahaan mencari sumber daya manusia yang

memiliki keterampilan yang dibutuhkan perusahaan dari tamatan perguruan tinggi

di indonesia.

Pada masa kini, perguruan tinggi di Indonesia telah banyak menghasilkan

sumber daya manusia yang siap untuk terjun ke dunia kerja. Harapannya, ketika

para mahasiswa lulus dari perguruan tinggi, mahasiswa sudah siap untuk bekerja

dan memiliki kualitas atau keterampilan yang mumpuni. Sehingga dapat bersaing

dalam dunia kerja dan mengurangi angka pengangguran.

Dalam dunia kerja kesiapan mahasiasawa diperoleh melalui pengalaman-

pengalaman mahsiswa dibangku perkuliahan yang memiliki kemampuan yang

mumpuni dalam memenuhi kebutuhan dunia kerja. Hal ini selaras dengan teori

Gujral (2014:2) dalam International Conference on Teaching & Learning yaitu:

Today, employers expect to graduate with general skills and competencies such as
problem solving skills, communication skills, interpersonal skills, following
scientific developments or willingness to learn, being a knowledgeable team to
solve problems that occur and able to handle situations in the work environment.
Sekarang ini, pengusaha berharap agar lulus dilengkapi dengan keterampilan
umum dan memiliki kompetensi seperti kemampuan
memecahkan masalah, keterampilan berkomunikasi, kemampuan
interpersonal, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan atau kemauan untuk
belajar, menjadi tim yang berpengetahuan luas untuk memecahkan
permasalahan yang terjadi dan mampu menangani berbagai situasi di
lingkungan kerja.
Kemampuan-kemampuan dari teori di atas, didapatkan mahasiswa dari

pengalaman-pengalaman berorganisasi mahasiswa selama menempuh pendidikan

di perguruan tinggi dan juga bagusnya kegiatan akademik mahasiswa yang di ukur

dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).

Maka dari itu, mahasiswa dapat dikatakan siap kerja bila dia sudah mampu
untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaanya dengan baik. Kesiapan kerja
dibutuhkan agar tercapainya keberhasilan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Mahasiswa memerlukan kesiapan kerja baik itu segi fisik, mental serta kesiapan
dari aspek kognitif dan sebagainya.

Dalam lingkungan mahasiswa Universitas Negeri Medan dan khususnya

Fakultas Ekonomi peneliti telah melakukan observasi dibeberapa organisasi

mahsiswa yang aktif dalam lingkungan fakultas ekonomi. Organisasi ini yang

mampu menciptakan atau menempah mahsiswa menjadi lebihg aktif dengan

pengalaman-pengalaman di organissasi. Beberapa organisasi tersebut seperti, HMJ

Ekonomi (Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi), HIMASTRA (Himpunan

Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran), dan HMJ Akuntansi (Himpunan

Mahasiswa Jurusan Akuntansi), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kesatuan

Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadyah

(IMM).

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dalam lingkup fakultas ekonomi

terhadap aktivitas mahasiswa dibeberapa organisasi maka timbulah permasalahan

penelitian ini, apakah mahasiswa fakultas ekonomi prodi pendidikan admisnitrasi

perkantoran khususnya mahasiswa angkatan 2018 yang sebentar lagi akan


menyelesaikan pendidikannya telah memiliki kesiapan kerja yang baik di tengah

persaingan kerja yang semakin ketat dengan kualifikasi kebutuhan softskill dan

hardskill dari masing-masing mahasiswa di prodi pendidikan administrasi

perkantoran angkatan 2018.

Hal ini juga diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh
Setyaningrum (2017) dengan hasil menunjukkan peningkatan yang signifikan yang
mana ketika semakin tinggi keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi maka akan
semakin tinggi pula kesipan kerja yang dimiliki oleh mahasiswa itu sendiri. Hal ini
berarti kekatifan dalam berorganisasi berperan dalam upaya untuk meningkatkan
kesiapan kerja mahasiswa. Dan juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Aditya
(2018) menunjukkan bahwa manusia yang aktif dalam berorganisasi dan
mempunyai prestasi belajar yang baik dibanding dengan orang lain lebih siap dalam
bekerja, aktif di dalam organisasi dan prestasi belajar memiliki setiap kriteria yang
menunjukkan kesiapan kerja, hal ini dapat dibuktikan melalui hasil angket yang
menunjukkan 80% mahasiswa yang memiliki skor keaktifan baik atau diatas 70%
(didapatkan total skor yang diperoleh responden dibagi dengan skor maksimum)
serta memiliki IPK diatas 3,00 memiliki skor kesiapan bekerja yang baik atau di
atas 70% (didapatkan dari total skor yang di peroleh responden dibagi dengan skor
maksimum).

Berdasarkan ulasan diatas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul

tentang “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi Dan Prestasi Belajar Terhadap

Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi

Perkantoran Angkatan 2018 Di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Medan.”

1.2 Identifikasi Masalah

1. Tingginya tingkat kompetensi yang semakin tajam di pasar tenaga kerja

yang dipengaruhi softskill dan hardskill.

2. Tingginya angka persaingan mahasiswa menuju dunia kerja .

3. Setiap mahasiswa tidak memiliki tolak ukur dari pada taraf tentang kesiapan

kerja .
4. Keaktifan berorganisasi bukanlah tolak mahasiswa ukur memiliki IPK

tinggi

1.3 Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Keaktifan berorganisasi yang diteliti dalam penelitian ini terbatas pada

keaktifan organisasi mahasiswa pendidikan adminsitrasi perkantoran

angkatan 2018.

2. Prestasi belajar pada penelitian ini ditinjau dari nilai terakhir mahasiswa

yang berupa Indeks Prestasiu dari mahasiswa Prodi Pendidikan

Administrasi Perkantoran angkatan 2018.

1.4 Rumusan Masalah

Beradasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah di

atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh keaktifan organisasi dalam membantu

mahasiswa terhadap kesiapan kerja mahasiswa Prodi Pendidikan

Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan angkatan

2018?

2. Apakah terdapat pengaruh prestasi belajar mahasiswa terhadap kesiapan

kerja mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan angkatan 2018?

3. Apakah terdapat pengaruh keaktifan mahasiswa dalam organisasi dan

prestasi belajar secara bersama-sama terhadap kesiapan kerja


mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan angkatan 2018?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh keaktifan mahasiswa dalam organisasi terhadap kesipan kerja

mahasiswa Prodi Pendidika Admisnitrasi Perkantoran Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan angkatan 2018.

2. Pengaruh prestasi belajar terhadap kesiapan kerja mahasiswa Prodi

Pendidikan Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

angkatan 2018.

3. Pengaruh keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi dan prestasi belajar

secara bersama-sama terhadap kesiapan kerja mahasiswa Prodi

Pendidikan Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

angkatan 2018.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat Teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya tentang

kegiatan organisasi, prestasi belajar, dan kesiapan kerja.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan

yang berkaitan masalah yang teliti, yaitu mengetahui keaktifan

mahasiswa dalam organisasi dan minat baca terhadap kesiapan


kerja mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan angkatan 2018.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam

mengikuti kegiatan organisasi.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi

dan referensi di perpustakaan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Keaktifan Mahasiswa Dalam Berorganisasi

2.1.1.1 Hakikat Keaktifan Berorganisasi

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:


Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.


Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

2.1.1.2 Unsur-Unsur Organisasi

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-

masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu

organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,

bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-

masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu


organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,

bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

2.1.1.3 Indikator Keaktifan Berorganisasi

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-

masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu

organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,

bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

2.1.1.4 Manfaat Organisasi

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:


Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

2.1.2 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi Belajar dijadikan sebagai pengukur kemampuan mereka yang

bertujuan agar siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya dalam

mengikuti pembelajaran sehingga dapat membuat perencanaan pembelajaran

senjutnya agar menjadi lebih baik.

Menurut Sutratinah Tirtonegoro (2001: 43) “Prestasi Belajar adalah penilaian

hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam

periode tertentu”. Penilaian ini biasa dilakukan dalam bentuk ujian akhir semester

atau ujian tengah semester. Hasil ujian tersebut dapat menunjukkan seberapa jauh

pemahaman yang telah diperoleh masing-masing siswa.

Sementara itu, Sumadi Suryabrata (2006: 28) “ Prestasi Belajar adalah

kemampuan peserta didik yang berupa penguasaan pengetahuan, sikap,

keterampilan yang dicapai dalam belajar setelah ia melaksanakan kegiatan belajar”

Seorang siswa dalam kegiatan belajarnya, selain untuk memperoleh ilmu


pengetahuan terkhusus di bidang keahliannya, dia juga harus dapat memiliki sikap

dan keterampilan yang sesuai dengan bidangnya.

2.1.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Secara umum menurut Baharuddin (2009:19) faktor-faktor yang

mempengaruhi Prestasi Belajar dibedakan menjadi dua kategori yaitu:

1) Faktor Internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam


diri individu dan dapat mempengaruhi Prestasi Belajar individu.
Faktor-faktor internal ini terdiri dari faktor fisiologis dan
psikologis.
2) Faktor Eksternal, dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan sosial
seperti lingkungan sosial sekolah yang di dalamnya termasuk guru,
administrasi dan Teman Sebaya, lingkungan sosial masyarakat,
dan lingkungan sosial keluarga seperti ketegangan keluarga, sifat-
sifat orang tua, demografi keluarga, status sosial ekonomi.
Sedangkan lingkungan nonsosial terdiri dari lingkungan alamiah,
faktor instrumental, faktor materi pelajaran.

Menurut Ngalim (2006: 102) Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu :

1) Faktor Sosial meliputi : faktor keluarga, guru dan cara


mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajarmengajar,
lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
2) Faktor individual antara lain : kematangan, kecerdasan, latihan,
motivasi dan faktor pribadi.
2.1.2.2 Fungsi Prestasi belajar

Dalam bidang pengajaran prestasi belajar memiliki fungsi sebagai

berikut:

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang diserap oleh mahasiswa.

2. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan

dimana prestasi belajar dapat dijadikan sebagai pendorong bagi

mahasiswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi


dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu

pendidikan .

3. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern suatu institusi

pendidikan. Indikator intern berarti bahwa prestasi belajar dapat

dijadikan indikator tingkat produkstivitas suatu instansi pendidikan.

Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan

dengan kebutuhan mahasiswa. Indikator ekstern artinya tinggi–

rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat

kesuksesan mahasiswa. Asumsinya adalah kurikulum yang

digunakan relevan pula dengan kebutuhan pembangunan

masyarakat.

2.1.2.3 Pengukuran Prestasi Belajar

Dalam kegiatan pembelajaran, mahasiswa dikatakan berhasil atau tidak, salah

satu caranya dengan melihat nilai-nilai hasil perolehan mahasiswa dalam Kartu

Hasil Studi (KHS) maupun Dokumen Hasil Studi (DHS). Angka-angka maupun

huruf-huruf dalam Kartu Hasil Studi (KHS) maupun Dokumen Hasil Studi (DHS)

mencerminkan Prestasi Belajar atau sejauh mana tingkat keberhasilan siswa

mengikuti kegiatan belajar.

Menurut Sugihartono (2007: 130) menyatakan:


Dalam kegiatan belajar mengajar, pengukuran hasil belajar
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah
laku siswa setelah menghayati proses belajar. Maka pengukuran
yang dilakukan guru lazimnya menggunakan tes sebagai alat ukur.
Hasil pengukuran tersebut berwujud angka ataupun pernyataan
yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para
siswa, yang lebih dikenal dengan prestasi belajar.
2.1.3 Pengertian Kesiapan Kerja

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan

hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-

masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu

organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,

bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

2.1.3.1 Prinsip-Prinsip Kesiapan Kerja

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.


Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-

masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu

organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,

bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan

hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-

masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu

organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,

bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

2.1.3.2 Aspek-Aspek Kesiapan Kerja

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-

masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu

organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,

bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

2.1.3.3.Faktor-Faktor Kesiapan Kerja

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun


perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-

masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu

organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,

bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu

organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,

bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

2.2 Penelitian Relevan

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi

merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk

terjun dalam organisasi akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi

bahkan ketika melibatkan mental maupun perasaan. Misalnya keinginan

untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di dorong rasa semangat

untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat

berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat

membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk

pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari

setiap anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung

jawab masing-masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan

inti pada suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala

pada setiap divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih

besar daripada anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi

maupun berkorban.
Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi

merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk

terjun dalam organisasi akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi

bahkan ketika melibatkan mental maupun perasaan. Misalnya keinginan

untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di dorong rasa semangat

untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat

berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat

membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk

pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari

setiap anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung

jawab masing-masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan

inti pada suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala

pada setiap divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih

besar daripada anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi

maupun berkorban.

2.3 Kerangka Berpikir


Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi

merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk

terjun dalam organisasi akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi

bahkan ketika melibatkan mental maupun perasaan. Misalnya keinginan


untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di dorong rasa semangat

untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat

membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk

pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung

jawab masing-masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-

jabatan inti pada suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara,

dan kepala pada setiap divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung

jawab yang lebih besar daripada anggota biasa, bahkan menuntut lebih

banyak berkontribusi maupun berkorban.

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi

merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk

terjun dalam organisasi akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi

bahkan ketika melibatkan mental maupun perasaan. Misalnya keinginan

untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di dorong rasa semangat

untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat
membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk

pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung

jawab masing-masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-

jabatan inti pada suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara,

dan kepala pada setiap divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung

jawab yang lebih besar daripada anggota biasa, bahkan menuntut lebih

banyak berkontribusi maupun berkorban.

2.4 Hipotetis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan

diatas, maka akan menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ha1 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Keaktifan

Berorganisasi Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi

Pendidikan Administrasi Perkantoran Angkatan 2018 Di Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Ha2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Prestasi Belajar

Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Administrasi Perkantoran Angkatan 2018 Di Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Medan.

Ha3: Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Keaktifan

Berorganisasi dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran

Angkatan 2018 Di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Administrasi

Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan, yang terletak di Jalan

William Iskandar Pasar V Medan Estate Penelitian ini dilakukan pada tahun

2020/2021.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa Program Studi

Pendidikan Administrasi Perkantoran Stambuk 2018 Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Medan yang mengikuti organisasi yang berjumlah 58 yang terdiri dari 2

kelas yaitu kelas A dan B Reguler yang dirinci dalam tabel berikut:

Table 3.1
Jumlah Mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Kelas Jumlah Mahasiswa/i

A 30
B 28
Jumlah 58
Sumber : Tata Usaha Prodi Pend. Administrasi Perkantoran
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2019 : 133) “Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karateristik populasi”. Teknik pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive Sampling yang mana

teknik pengambilan sampel berdasarkan random,daerah atau strata


berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokuos pada tujuan

tertentu. Purvosive sampling adalah salah satu teknik dalam

penentuan sampel yang menggunakan pertimbangan tertentu dalam

memilih sampel tersebut.

3.3 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

3.3.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 (tiga) variabel yakni : 2 (dua)

variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat yaitu:

1. Variabel Bebas (Independent Variabel) (X1) yaitu Keaktifan

Berorganisasi Mahasiswa.

2. Variabel Bebas (Independent Variabel) (X2) yaitu Prestasi Belajar

Mahasiswa.

3. Variabel Terikat (Dependent Variabel) (Y) yaitu Kesiapan Kerja

Mahasiswa.

3.3.2 Defenisi Operasional

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi

merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat

untuk terjun dalam organisasi akan melahirkan totalitas dalam

berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun perasaan.

Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena

di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang


bersifat membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi

dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari

setiap anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan

tanggung jawab masing-masing, apalagi mahasiswa yang

menempati jabatan-jabatan inti pada suatu organisasi seperti ketua ,

sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun

berkorban.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Dokumentasi

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari

setiap anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan

tanggung jawab masing-masing, apalagi mahasiswa yang

menempati jabatan-jabatan inti pada suatu organisasi seperti ketua ,

sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun

berkorban.

3.4.2 Observasi

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang


bersifat membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi

dalam bentuk pengorbanan.

3.4.3 Angket

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi

merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat

untuk terjun dalam organisasi akan melahirkan totalitas dalam

berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun perasaan.

Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena

di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2019 :156) “Instrumen penelitian adalah suatu

alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diamati” uji intrumen digunakan untuk mengukur data yang

sudah ada untuk menguji apakah data tersebut mampu mewakili

objek yang akan diteliti. Intrumen-intrumen yang dugunakan untuk

mengukur variabel penelitian ini adalah uji validitas dan uji

realibilitas.

3.6 Uji Instrumen Penelitian

3.6.1 Uji Validitas Angket

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang

bersifat membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi

dalam bentuk pengorbanan.


Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari

setiap anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan

tanggung jawab masing-masing, apalagi mahasiswa yang

menempati jabatan-jabatan inti pada suatu organisasi seperti ketua ,

sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun

berkorban.

3.6.2 Uji Reabilitas Angket

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari

setiap anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan

tanggung jawab masing-masing, apalagi mahasiswa yang

menempati jabatan-jabatan inti pada suatu organisasi seperti ketua ,

sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun

berkorban.

3.7 Uji Asumsi Klasik

3.7.1 Uji Normalitas

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi

merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat

untuk terjun dalam organisasi akan melahirkan totalitas dalam

berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun perasaan.


Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena

di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang

bersifat membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi

dalam bentuk pengorbanan.

3.7.2 Uji Linearitas

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi

merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat

untuk terjun dalam organisasi akan melahirkan totalitas dalam

berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun perasaan.

Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena

di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang

bersifat membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi

dalam bentuk pengorbanan.

3.7.3 Uji Heterokoditas

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi

merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat

untuk terjun dalam organisasi akan melahirkan totalitas dalam

berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun perasaan.


Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena

di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang

bersifat membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi

dalam bentuk pengorbanan.

3.8 Teknik Analisi Data

3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi

merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat

untuk terjun dalam organisasi akan melahirkan totalitas dalam

berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun perasaan.

Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena

di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang

bersifat membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi

dalam bentuk pengorbanan.

3.8.2 Uji Parsial (t)Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota

dalam partisipasi merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri,

motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika


melibatkan mental maupun perasaan. Misalnya keinginan

untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di dorong rasa

semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang

bersifat membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi

dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari

setiap anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan

tanggung jawab masing-masing, apalagi mahasiswa yang

menempati jabatan-jabatan inti pada suatu organisasi seperti ketua ,

sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun

berkorban.

3.8.3 Uji Simultan (f)Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota

dalam partisipasi merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri,

motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika

melibatkan mental maupun perasaan. Misalnya keinginan

untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di dorong rasa

semangat untuk berorganisasi.


Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang

bersifat membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi

dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari

setiap anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan

tanggung jawab masing-masing, apalagi mahasiswa yang

menempati jabatan-jabatan inti pada suatu organisasi seperti ketua ,

sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun

berkorban.

3.8.4 Koefisien Determinasi

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi

merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat

untuk terjun dalam organisasi akan melahirkan totalitas dalam

berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun perasaan.

Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena

di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk

mencapai tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota

dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang


bersifat membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi

dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari

setiap anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan

tanggung jawab masing-masing, apalagi mahasiswa yang

menempati jabatan-jabatan inti pada suatu organisasi seperti ketua ,

sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun

berkorban.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHSAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang diperoleh

berdasarkan data yang telah disiimpulkan. Hasil dari penelitian meliputi deskripsi

data, analisi data, dam pembahasan hasil penelitian setelah diolah menggunakan

aplikasi software SPSS dengan model regresi linear sederhana. Hasil pengolahan

data berupa informasi yang digunakan untuk mengetahui hipotesis yang telah

dibuat, diterima atau sebaliknya. Data penelitian ini diperoleh dengan

menggunakan kuisioner (angket) dan pengambilan data primer berupa berupa IPK.

Karakteristik responden yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan tahun

angkatan. Responden dengan krtiteria tersebut adalah seluruh angkatan tahun 2018

di prodi Pendidikan Admisnitrasi Pendidikan Fakultas Enokomi Universitas Negeri

Medan. .

4.1 Deskriptif Uji Intrumen Angket Penelitian.

4.1.1 Uji Reliabilitas Keaktifan Berorganisasi(X1)

Sebelum melakukan penelitian kepada responden maka peneliti terlebih dahulu

menyebar angket untuk dilakukan vliditas dan reliabilitas angket penelitian. Uji

coba intrumen dalam penelitian ini dilakukan di luar sampel penelitian yang

memiliki kesamaan dengan sampel penelitian yaitu pada mahasiswa Pendidikan

Akuntasi stambuk 2018 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Untuk mengukur tingkat kevalidan suatu instrumen digunakan Uji validitas. Suatu
instrumen dikatakan valid jika intrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang
diinginkan (Arikunto, 2016). Penguji angket keterlibatan mahasiswa (X) dilakukan
dengan rumus product moment yang diolah menggunakan software SPSS, dengan
ketentuan rhitung lebih kecil dari > rtabel pada (α = 0,05) dengan n= 48 maka intrumen
dianggap valid dan jika rhitung < rtabel maka intrumen dianggap tidak valid. Adapun
jumlah butir pertanyaan kuisioner ini sebanyak 15 butir yang disusun berdasarkan
indikator keterlibatan mahasiswa dari (Arikunto, 2016) yaitu

Table 4.2
Uji Validitas Angket Keaktifan Mahasiswa (X1)
No R Hitung r Tabel Keterangan

1 0,526 0,2586 Valid

2 0,512 0,2586 Valid

3 0,633 0,2586 Valid

4 0,653 0,2586 Valid

5 0,671 0,2586 Valid

6 0,626 0,2586 Valid

7 0,291 0,2586 Valid

8 0,527 0,2586 Valid

9 0,557 0,2586 Valid

10 0,551 0,2586 Valid

11 0,672 0,2586 Valid

12 0,670 0,2586 Valid

13 0,546 0,2586 Valid

14 0,714 0,2586 Valid

15 0,585 0,2586 Valid

Berdasarkan tabel 4.1 diats dikethui bahwa koefisien korelasi semua butir

instrumen variabel penelitian > dari t tabel, dengan ini dapat dinyatakan 15 item

pertanyaan dalam instrumen penelitian dinyatakan valid sehingga pernyataan yang

terlampir dalam instrumen penelitian pada variebel keaktifan berorganisasi (X1)

dapat digunakan untuk penelitian. 15 item pertanyaan yang valid dapat diartikan
bahwa dalam kuisioner penelitian tersebut sudah mampu untuk menggambarkan

indikator keaktifan beroganisasi. Dari hasil pengujian terhadap 15 pernyataan yang

telah valid dapat dilihat bahwa nilai rhitung paling tinggi terletak pada pernyataan ke

14 dengan nilai 0,714 dan nilai rhitung paling rendah terletak pada pernyataan ke 7

dengan nilai 0,291.

Table 4.3
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Keaktifan Beroganisai (X1)
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X01 51,12 48,599 ,453 ,852
X02 50,60 47,858 ,420 ,854
X03 50,10 45,814 ,548 ,847
X04 50,53 46,008 ,578 ,845
X05 50,72 45,817 ,600 ,844
X06 50,88 46,424 ,548 ,847
X07 50,36 50,305 ,166 ,869
X08 51,14 47,770 ,438 ,853
X09 50,67 47,312 ,470 ,851
X10 50,88 46,740 ,451 ,853
X11 50,60 45,401 ,596 ,844
X12 50,79 46,097 ,601 ,844
X13 50,86 47,981 ,467 ,851
X14 51,07 45,539 ,652 ,842
X15 50,97 47,578 ,511 ,849
Sumber: Pengolahan data dengan SPSS

4.1.2 Validitas dan Reliabilitas Angket Kesiapan Kerja


Pengujian validitas angket pemahaman konsep (Y) dilakukan dengan rumus

product moment yang telah diolah menggunakan software SPSS dengan

ketentuan apabila rhitung > rtabel pada (α= 0,05) dengan n=58 maka instrumen

dianggap valid dan jika rhitung < rtabel maka instrumen dianggap tidak valid.
Table 4.4
Uji Validitas Angket Kesiapan Kerja (Y)
No r Hitung r Tabel Keterangan

1 0,718 0,2586 Valid

2 0,714 0,2586 Valid

3 0,717 0,2586 Valid

4 0,596 0,2586 Valid

5 0,813 0,2586 Valid

6 0,804 0,2586 Valid

7 0,737 0,2586 Valid

8 0,769 0,2586 Valid

9 0,780 0,2586 Valid

10 0,813 0,2586 Valid

11 0,755 0,2586 Valid

12 0,745 0,2586 Valid

13 0,702 0,2586 Valid

14 0,738 0,2586 Valid

15 0,311 0,2586 Valid

. Sumber: Peng olah data dengan SPSS

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa koefisien korelasi semua butir

instrumen variabel penelitian > dari r tabel, dengan ini dapat dinyatakan 15 item

pertanyaan dalam instrumen penelitian dinyatakan valid sehingga pernyataan yang

terlampir dalam instrumen penelitian pada variebel kesiapan kerja (Y) dapat

digunakan untuk penelitian. 15 item pertanyaan yang valid dapat diartikan bahwa

dalam kuisioner penelitian tersebut sudah mampu untuk menggambarkan indikator

kesiapan kerja. Dari hasil pengujian terhadap 15 pernyataan yang telah valid dapat
dilihat bahwa nilai rhitung paling tinggi terletak pada pernyataan ke 5 dengan nilai

0,813 dan nilai rhitung paling rendah terletak pada pernyataan ke 15 dengan nilai

0,311.

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai tujuan

organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran seperti

pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap anggota

organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing,

apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu organisasi

seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang

mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,

bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

4.2 Deskriptif Variabel Penelitian

4.2.1 Keaktifan Berorganisas

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan

hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam

organisasi akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika


melibatkan mental maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir

pad setiap pertemuan karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab

masing-masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada

suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap

divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif

dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur

partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan

melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun

perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di

dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

4.2.2 Prestasi Belajar

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental


maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,

ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

4.2.3 Kesiapan Kerja

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:


Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

4.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas Data


Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.


4.3.2 Uji Linearitas

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.


Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

4.3.3 Uji Heterokedastisitas

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.


4.4 Teknik Analisis Data

4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.


Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

4.4.2 Uji Simultan (Uji F)

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.


Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

4.4.3 Uji Simultan (Uji F)

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

4.4.4 Koefisien Determinasi

Table 4.5
Hasil Koefisien determinasi (R2)

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,684a ,467 ,448 2,32099 1,652
a. Predictors: (Constant), Prestasi Belajar, Keaktifan Organisasi
b. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
Sumber: SPSS
Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, dapat diketahuui bahwa nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,467 atau sebesar 46,7% . Dengan demikian nilai

tersebut berarti bahwa variaebl Keaktifan Berorganisasi (X1) dan Prestasi

Belajar (X2) memberikan kontribusi pengaruah 46,7% terhadap Kesiapan kerja

(Y) sedangkan sisanya yaitu 53,3 % dipengaruhi oleh variabel-variabel lain

diluar penelitian.

4.5 Pembahasan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Keaktifan Berorganisasi

Dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiawa Prodi Pendidikan

Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan

Angkatan 2018.

4.5.1 Pengaruh Keaktifan Berorganisasi (X1) Terhadap Kesiapan Kerja (Y)

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab

masing-masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada

suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap

divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

4.5.2 Pengaruh Prestasi Belajar (X2) terhadap Kesiapan Kerja (Y)

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.


Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab

masing-masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada

suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap

divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab

masing-masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada

suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap
divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

4.5.3 Pengaruh Keaktifan Berorganisasi (X1) Dan Prestasi Belajar

(X2) Terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa (Y)

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab

masing-masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada

suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap

divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.


Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut

aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab

masing-masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada

suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap

divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

4.6 Keterbatasan Penelitian

Apabila seorang mahasiswa menerapkan ketiga unsur di atas dalam berperan

dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan

ketiga unsur partisipasi dalam berorganisasi diatas yaitu:

Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi merupakan hasil

dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi

akan melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental

maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan

karena di dorong rasa semangat untuk berorganisasi.

Unsur kedua, merupakan bentuk kesediaan berkontribusi untuk mencapai

tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran

seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu

organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk pengorbanan.

Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap

anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab

masing-masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada

suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap

divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada

anggota biasa, bahkan menuntut lebih banyak berkontribusi maupun berkorban.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahassan di atas maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara keaktifan berorganisasi

terhadap kesipan kerja. Mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki

kesiapan kerja yang baik ketimbang mahasiswa yang tidak aktif dalam

organisasi.

2. Tidak adanya pengaruh dan signifikan antara prestasi belajar terhadap

kesipan kerja mahasiswa.

3. Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, dapat diketahuui bahwa nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,467 atau sebesar 46,7% . Dengan

demikian nilai tersebut berarti bahwa variaebl Keaktifan Berorganisasi

(X1) dan Prestasi Belajar (X2) memberikan kontribusi pengaruah 46,7%

terhadap Kesiapan kerja (Y) sedangkan sisanya yaitu 53,3 % dipengaruhi

oleh variabel-variabel lain diluar penelitian.

3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang tetlah dilakukan oleh peneliti, maka

penelitian ini dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Keaktifan mahasiswa dalam organisasi berperan dalam meningkatkan

kesiapan kerja sehingga mahasiswa diharap mampu aktf dalamkegiatan

organisasi semasa kuliah ini, karena organisasi mampu memberikan

pengalaman yan nantinya dibutuhkan untuk terjun kedalam dunia kerja.


2. Bagi pihak kampus diharapkan mampu meningkatkan fasilitas kepada

para mahasiswa ketika para mahasiswa hendak mengadakan kegiatan-

kegiatan berorganisasi yang mana itu diperuntukkan ke hal-hal yang

positif.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian dengan

variabel dan indikator penelitian yang lebih luas agar dapat memberikan

manfaat yang lebih banyak bagi para mahasiswa ketika masuk ke

perguruan tinggi di setiap kampus yang ada dimanapun.

Anda mungkin juga menyukai