PENDAHULUAN
Di Indonesia pada era sekarang ini telah bersaing kedunia global melalui
memajukan negara menuju kancah internasional. Hal ini juga membawa peluang
di indonesia.
sumber daya manusia yang siap untuk terjun ke dunia kerja. Harapannya, ketika
para mahasiswa lulus dari perguruan tinggi, mahasiswa sudah siap untuk bekerja
dan memiliki kualitas atau keterampilan yang mumpuni. Sehingga dapat bersaing
mumpuni dalam memenuhi kebutuhan dunia kerja. Hal ini selaras dengan teori
Today, employers expect to graduate with general skills and competencies such as
problem solving skills, communication skills, interpersonal skills, following
scientific developments or willingness to learn, being a knowledgeable team to
solve problems that occur and able to handle situations in the work environment.
Sekarang ini, pengusaha berharap agar lulus dilengkapi dengan keterampilan
umum dan memiliki kompetensi seperti kemampuan
memecahkan masalah, keterampilan berkomunikasi, kemampuan
interpersonal, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan atau kemauan untuk
belajar, menjadi tim yang berpengetahuan luas untuk memecahkan
permasalahan yang terjadi dan mampu menangani berbagai situasi di
lingkungan kerja.
Kemampuan-kemampuan dari teori di atas, didapatkan mahasiswa dari
di perguruan tinggi dan juga bagusnya kegiatan akademik mahasiswa yang di ukur
Maka dari itu, mahasiswa dapat dikatakan siap kerja bila dia sudah mampu
untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaanya dengan baik. Kesiapan kerja
dibutuhkan agar tercapainya keberhasilan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Mahasiswa memerlukan kesiapan kerja baik itu segi fisik, mental serta kesiapan
dari aspek kognitif dan sebagainya.
mahsiswa yang aktif dalam lingkungan fakultas ekonomi. Organisasi ini yang
(IMM).
persaingan kerja yang semakin ketat dengan kualifikasi kebutuhan softskill dan
Hal ini juga diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh
Setyaningrum (2017) dengan hasil menunjukkan peningkatan yang signifikan yang
mana ketika semakin tinggi keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi maka akan
semakin tinggi pula kesipan kerja yang dimiliki oleh mahasiswa itu sendiri. Hal ini
berarti kekatifan dalam berorganisasi berperan dalam upaya untuk meningkatkan
kesiapan kerja mahasiswa. Dan juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Aditya
(2018) menunjukkan bahwa manusia yang aktif dalam berorganisasi dan
mempunyai prestasi belajar yang baik dibanding dengan orang lain lebih siap dalam
bekerja, aktif di dalam organisasi dan prestasi belajar memiliki setiap kriteria yang
menunjukkan kesiapan kerja, hal ini dapat dibuktikan melalui hasil angket yang
menunjukkan 80% mahasiswa yang memiliki skor keaktifan baik atau diatas 70%
(didapatkan total skor yang diperoleh responden dibagi dengan skor maksimum)
serta memiliki IPK diatas 3,00 memiliki skor kesiapan bekerja yang baik atau di
atas 70% (didapatkan dari total skor yang di peroleh responden dibagi dengan skor
maksimum).
Medan.”
3. Setiap mahasiswa tidak memiliki tolak ukur dari pada taraf tentang kesiapan
kerja .
4. Keaktifan berorganisasi bukanlah tolak mahasiswa ukur memiliki IPK
tinggi
angkatan 2018.
2. Prestasi belajar pada penelitian ini ditinjau dari nilai terakhir mahasiswa
berikut:
2018?
angkatan 2018.
angkatan 2018.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
KAJIAN PUSTAKA
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
melahirkan totalitas dalam berkontribusi bahkan ketika melibatkan mental maupun
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun
kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam
periode tertentu”. Penilaian ini biasa dilakukan dalam bentuk ujian akhir semester
atau ujian tengah semester. Hasil ujian tersebut dapat menunjukkan seberapa jauh
berikut:
pendidikan .
masyarakat.
satu caranya dengan melihat nilai-nilai hasil perolehan mahasiswa dalam Kartu
Hasil Studi (KHS) maupun Dokumen Hasil Studi (DHS). Angka-angka maupun
huruf-huruf dalam Kartu Hasil Studi (KHS) maupun Dokumen Hasil Studi (DHS)
hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,
hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
anggota organisasi, setiap anggota mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-
masing, apalagi mahasiswa yang menempati jabatan-jabatan inti pada suatu
organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap divisi/bidang
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,
merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk
untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di dorong rasa semangat
untuk berorganisasi.
pengorbanan.
inti pada suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala
pada setiap divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih
maupun berkorban.
Unsur pertama, keterlibatan seorang anggota dalam partisipasi
merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk
untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di dorong rasa semangat
untuk berorganisasi.
pengorbanan.
inti pada suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala
pada setiap divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih
maupun berkorban.
merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk
untuk berorganisasi.
dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat
pengorbanan.
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
jawab yang lebih besar daripada anggota biasa, bahkan menuntut lebih
merupakan hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk
untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di dorong rasa semangat
untuk berorganisasi.
dapat berupa pikiran seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat
membangun bagi suatu organisasi, ataupun berkontribusi dalam bentuk
pengorbanan.
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
jawab yang lebih besar daripada anggota biasa, bahkan menuntut lebih
2.4 Hipotetis
diatas, maka akan menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ha2 : Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara Prestasi Belajar
METODOLOGI PENELITIAN
William Iskandar Pasar V Medan Estate Penelitian ini dilakukan pada tahun
2020/2021.
3.2.1 Populasi
Negeri Medan yang mengikuti organisasi yang berjumlah 58 yang terdiri dari 2
kelas yaitu kelas A dan B Reguler yang dirinci dalam tabel berikut:
Table 3.1
Jumlah Mahasiswa Prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Kelas Jumlah Mahasiswa/i
A 30
B 28
Jumlah 58
Sumber : Tata Usaha Prodi Pend. Administrasi Perkantoran
3.2.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2019 : 133) “Sampel adalah bagian dari jumlah
Berorganisasi Mahasiswa.
Mahasiswa.
Mahasiswa.
berkorban.
3.4.1 Dokumentasi
berkorban.
3.4.2 Observasi
3.4.3 Angket
realibilitas.
berkorban.
berkorban.
berkorban.
berkorban.
berkorban.
BAB IV
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang hasil penelitian yang diperoleh
berdasarkan data yang telah disiimpulkan. Hasil dari penelitian meliputi deskripsi
data, analisi data, dam pembahasan hasil penelitian setelah diolah menggunakan
aplikasi software SPSS dengan model regresi linear sederhana. Hasil pengolahan
data berupa informasi yang digunakan untuk mengetahui hipotesis yang telah
menggunakan kuisioner (angket) dan pengambilan data primer berupa berupa IPK.
angkatan. Responden dengan krtiteria tersebut adalah seluruh angkatan tahun 2018
Medan. .
menyebar angket untuk dilakukan vliditas dan reliabilitas angket penelitian. Uji
coba intrumen dalam penelitian ini dilakukan di luar sampel penelitian yang
Untuk mengukur tingkat kevalidan suatu instrumen digunakan Uji validitas. Suatu
instrumen dikatakan valid jika intrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang
diinginkan (Arikunto, 2016). Penguji angket keterlibatan mahasiswa (X) dilakukan
dengan rumus product moment yang diolah menggunakan software SPSS, dengan
ketentuan rhitung lebih kecil dari > rtabel pada (α = 0,05) dengan n= 48 maka intrumen
dianggap valid dan jika rhitung < rtabel maka intrumen dianggap tidak valid. Adapun
jumlah butir pertanyaan kuisioner ini sebanyak 15 butir yang disusun berdasarkan
indikator keterlibatan mahasiswa dari (Arikunto, 2016) yaitu
Table 4.2
Uji Validitas Angket Keaktifan Mahasiswa (X1)
No R Hitung r Tabel Keterangan
Berdasarkan tabel 4.1 diats dikethui bahwa koefisien korelasi semua butir
instrumen variabel penelitian > dari t tabel, dengan ini dapat dinyatakan 15 item
dapat digunakan untuk penelitian. 15 item pertanyaan yang valid dapat diartikan
bahwa dalam kuisioner penelitian tersebut sudah mampu untuk menggambarkan
telah valid dapat dilihat bahwa nilai rhitung paling tinggi terletak pada pernyataan ke
14 dengan nilai 0,714 dan nilai rhitung paling rendah terletak pada pernyataan ke 7
Table 4.3
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Keaktifan Beroganisai (X1)
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X01 51,12 48,599 ,453 ,852
X02 50,60 47,858 ,420 ,854
X03 50,10 45,814 ,548 ,847
X04 50,53 46,008 ,578 ,845
X05 50,72 45,817 ,600 ,844
X06 50,88 46,424 ,548 ,847
X07 50,36 50,305 ,166 ,869
X08 51,14 47,770 ,438 ,853
X09 50,67 47,312 ,470 ,851
X10 50,88 46,740 ,451 ,853
X11 50,60 45,401 ,596 ,844
X12 50,79 46,097 ,601 ,844
X13 50,86 47,981 ,467 ,851
X14 51,07 45,539 ,652 ,842
X15 50,97 47,578 ,511 ,849
Sumber: Pengolahan data dengan SPSS
ketentuan apabila rhitung > rtabel pada (α= 0,05) dengan n=58 maka instrumen
dianggap valid dan jika rhitung < rtabel maka instrumen dianggap tidak valid.
Table 4.4
Uji Validitas Angket Kesiapan Kerja (Y)
No r Hitung r Tabel Keterangan
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa koefisien korelasi semua butir
instrumen variabel penelitian > dari r tabel, dengan ini dapat dinyatakan 15 item
terlampir dalam instrumen penelitian pada variebel kesiapan kerja (Y) dapat
digunakan untuk penelitian. 15 item pertanyaan yang valid dapat diartikan bahwa
kesiapan kerja. Dari hasil pengujian terhadap 15 pernyataan yang telah valid dapat
dilihat bahwa nilai rhitung paling tinggi terletak pada pernyataan ke 5 dengan nilai
0,813 dan nilai rhitung paling rendah terletak pada pernyataan ke 15 dengan nilai
0,311.
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran seperti
pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap anggota
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada anggota biasa,
hasil dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap
divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut aktif
dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan ketiga unsur
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi akan
perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan karena di
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu organisasi,
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pad setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
Table 4.5
Hasil Koefisien determinasi (R2)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,684a ,467 ,448 2,32099 1,652
a. Predictors: (Constant), Prestasi Belajar, Keaktifan Organisasi
b. Dependent Variable: Kesiapan Kerja
Sumber: SPSS
Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas, dapat diketahuui bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,467 atau sebesar 46,7% . Dengan demikian nilai
diluar penelitian.
Angkatan 2018.
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap
divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap
divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap
divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap
divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap
divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada
dalam suatu organisasi yang diakui, maka dapat dikatakan mahasiswa tersebut
aktif dalam berorganisasi. Agar lebih terperinci, berikut ini akan dijelaskan
dorongan dalam diri sendiri, motivasi yang kuat untuk terjun dalam organisasi
maupun perasaan. Misalnya keinginan untuk selalu hadir pada setiap pertemuan
tujuan organisasi, kontribusi yang dapat diberikan anggota dapat berupa pikiran
seperti pemberian saran dana kritik yang bersifat membangun bagi suatu
Unsur ketiga, merupakan sikap tanggung jawab yang dituntut dari setiap
suatu organisasi seperti ketua , sekretaris, bendahara, dan kepala pada setiap
divisi/bidang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih besar daripada
BAB V
kesiapan kerja yang baik ketimbang mahasiswa yang tidak aktif dalam
organisasi.
3.2 Saran
positif.
variabel dan indikator penelitian yang lebih luas agar dapat memberikan