Abstrak: Lembaga pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, diyakini menjadi ujung tombak
pengembangan kualitas sumber daya manusia. Peran strategis yang dimiliki lembaga
pendidikan tinggi menjadikan perhatian terhadap peningkatan kualitasnya semakin gencar
dilakukan. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Perguruan Tinggi
Muhammadiyah (PTM) melakukan transformasi lembaga dari skala nasional menuju
internasional. Artikel ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus dari PTM. Pengumpulan
data dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya desk research, interview dan studi
dokumen. Adapun analisis dilakukan dengan pattern matching, cross-case synthesis, dan
explanation building. Hasil menunjukkan beberapa aspek internasionalisasi PTM. Tata kelola
yang baik dalam pencapaian tujuan internasionalisasi sebaiknya didokumentasikan dalam
bentuk visi, misi, tujuan, kebijakan mutu serta rencana strategi. Proses internasionalisasi
menuntut adanya lembaga khusus yang menangani kerjasama dan kegiatan internasional.
Untuk mendukung internasionalisasi, pengembangan SDM dan sistem pengambilan
keputusan yang cepat dan tidak kaku menjadi penting untuk diperhatikan.
Kata Kunci: tata kelola, internasionalisasi, perguruan tinggi, Muhammadiyah
Abstract: Educational institutions, especially tertiary education, are designed to spearhead the
development of the quality of human resources. The strategic role needed by tertiary
institutions makes intensive attention to improving its quality. This article discusses how to
analyze Muhammadiyah Universities (PTM) to transform institutions from national to
international scale. This article is carried out by discussing case studies from PTM. Data
collection was carried out through several meetings gathering desk research, interviews and
document studies. Analyzes were performed by pattern matching, cross-case synthesis, and
explanation building. The results show several aspects of PTM internationalization. Good
governance in achieving the objectives of internationalization must be carried out in the form
of a vision, mission, goals, quality policy and strategic plan. An internationalization process
that demands specialized institutions that require international cooperation and activities. To
support internationalization, the development of HR and decision-making systems that are fast
and not rigid are important to consider.
Keywords: governance, internationalization, universities, Muhammadiyah
131
Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan (JDMP) Volume 4, Nomor 2, 2020., hlm. 131-138
ISSN: E-ISSN : 2540-7880
DOI : 10.26740/jdmp.v4n2.p131-138
Student Mobility Satisfaction Survey, Staff staf akademik maupun non-akademik yang
and Visiting Fellow Satisfaction Survey. untuk melanjutkan pendidikan. Perguruan
Selanjutnya, objek monev tidak hanya tinggi juga perlu memberikan proporsi
focus pada kegiatan kerjasama, namun pelatihan yang cukup dan adil bagi para staf
lembaga perguruan tinggi yang menaungi yang terlibat dalam kegiatan internasionalisasi.
kerjasama tersebut juga dievaluasi secara Pelatihan dapat berupa penguatan
periodik melalui instrumen penilaian yang kemempuan bahasa asing dan ketrampilan
telah disusun lembaga mutu tingkat di komunikasi interpersonal.
fakultas/universitas. Dari beberapa rubrik Dalam hal ini, hasil wawancara responden
standar mutu yang ada, terdapat dua poin menunjukkan bahwa PTM telah secara rutin
yang dievaluasi yakni Standar Kerjasama memberikan berbagai pengembangan staf
dan Standar Internasionalisasi. Dalam yang dilakukan melalui kegiatan workshop dan
Standar Kerjasama, dijelaskan mengenai seminar. Namun demikain, distribusi
prosedur mutu kerjasama, monev kegiatan pengembangan antara staf akademik dan non-
kerjasama, publikasi domumentasi dari akademik masih belum merata. Hal ini
kegiatan kerjasama, bidang kerjasama yang disebabkan oleh beberapa staf akademik dan
lengkap terkait pelakanaan Tri Dharma non-akademik belum memiliki minat untuk
Dharma. Sedangkan dalam poin Standar mengikuti kegiatan-kegiatan yang
Internationalisasi, membahas aspek berhubungan dengan internasionalisasi. Oleh
pengajaran, proporsi mahasiswa karena itu, diperlukan motivasi pimpinan di
international (inbound maupun outbond), masing-masing unit kerja untuk mendorong
pelaksanaan program internationalisasi,dan semua lini turut serta dalam pencapaian tujuan
instrumen penyelenggaraan program perguruan tinggi.
pendidikan kelas internasional. Kegiatan
menotoring dan evaluasi tersebut penting Mempersiapkan visi yang konkret dan
dan dilakukan secara rutin demi rencana jangka menengah
keberhasilan kerjasama. Berhubungan Visi sebuah perguruan tinggi adalah
dengan ini berikut pernyataan Kepala salah gambaran masa depan yang ingin dicapai dan
satu KUI: ini perlu dirumuskan dengan konkret beserta
“Monitoring dan Evaluasi kerjasama menjadi dengan rencana jangka menengah yang
penting karena keberhasilan sebuah secara logis bisa dijangkau. Di PTM,
kerjasama dapat dilihat dari kesesuaian penyusunan/perubahan visi melibatkan
antara perencanaan dengan pelaksanaan banyak stakeholder internal dan eksternal.
dan hasil yang dicapai sesuai kesepakatan Bagi PTM yang visi misi-nya belum
yang dibangun. Pada dasarnya monitoring mencerminkan orientasi internasionasional,
dan evaluasi dilakukan dengan cara maka didorong untuk melakukan
memantau hasil yang dicapai dan jika benchmarking, sebagaimana dengan yang
terdapat masalah maka harus segera dilakukan oleh PTM lain. Benchmarking di
dicarikan solusinya sehingga program dapat dalam negeri juga diupayakan dan ini sering
berjalan dengan semestinya”. melibatkan Majelis Diktilitbang dan PP
Untuk mendukung implementasi tata Muhammadiyah.
kelola perguruan tinggi, PTM menerapkan Mempercepat proses pengambilan
beberapa pendekatan sebagai berikut: keputusan
Pengembangan staf akademik dan non- Salah satu peran pemimpin adalah sebagai
akademik pengambil keputusan. Sebagai perguruan
Perguruan tinggi perlu memiliki support tinggi swasta, PTM membutuhkan pemimpin
dari sumber daya manusianya demi yang cekatan dalam mengambil hal ini agar
tercapainya tujuan internasionalisasi. Oleh kinerja internasionalisasi tidak kalah dari
karena itu, pengembangan staf akademik perguruan tinggi lain. Proses internasionalisasi
dan non-akademik perlu diperhatikan. adalah proses dimana perguruan tinggi secara
Dengan mengadakan kerjasama domestik bertahap meningkatkan keterlibatannya di
maupun internasional dalam bidang ranah internasional. Internasionalisasi dapat
pendidikan, perguruan tinggi dapat terbilang mengalami kegagalan apabila pimpinan
sukses memberikan kemudahan bagi para lambat dalam mengambil keputusan terkait
135
Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan (JDMP) Volume 4, Nomor 2, 2020., hlm. 131-138
ISSN: E-ISSN : 2540-7880
DOI : 10.26740/jdmp.v4n2.p131-138