Anda di halaman 1dari 8

INTERNASIONALISASI DAN REFORMASI PERGURUAN TINGGI:

STUDI KASUS PADA LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI


MUHAMMADIYAH

Intan Diane Binangkit


Dede Iskandar Siregar
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Riau
E-mail: intandianebinangkit@umri.ac.id

Abstrak: Lembaga pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, diyakini menjadi ujung tombak
pengembangan kualitas sumber daya manusia. Peran strategis yang dimiliki lembaga
pendidikan tinggi menjadikan perhatian terhadap peningkatan kualitasnya semakin gencar
dilakukan. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Perguruan Tinggi
Muhammadiyah (PTM) melakukan transformasi lembaga dari skala nasional menuju
internasional. Artikel ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus dari PTM. Pengumpulan
data dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya desk research, interview dan studi
dokumen. Adapun analisis dilakukan dengan pattern matching, cross-case synthesis, dan
explanation building. Hasil menunjukkan beberapa aspek internasionalisasi PTM. Tata kelola
yang baik dalam pencapaian tujuan internasionalisasi sebaiknya didokumentasikan dalam
bentuk visi, misi, tujuan, kebijakan mutu serta rencana strategi. Proses internasionalisasi
menuntut adanya lembaga khusus yang menangani kerjasama dan kegiatan internasional.
Untuk mendukung internasionalisasi, pengembangan SDM dan sistem pengambilan
keputusan yang cepat dan tidak kaku menjadi penting untuk diperhatikan.
Kata Kunci: tata kelola, internasionalisasi, perguruan tinggi, Muhammadiyah

Abstract: Educational institutions, especially tertiary education, are designed to spearhead the
development of the quality of human resources. The strategic role needed by tertiary
institutions makes intensive attention to improving its quality. This article discusses how to
analyze Muhammadiyah Universities (PTM) to transform institutions from national to
international scale. This article is carried out by discussing case studies from PTM. Data
collection was carried out through several meetings gathering desk research, interviews and
document studies. Analyzes were performed by pattern matching, cross-case synthesis, and
explanation building. The results show several aspects of PTM internationalization. Good
governance in achieving the objectives of internationalization must be carried out in the form
of a vision, mission, goals, quality policy and strategic plan. An internationalization process
that demands specialized institutions that require international cooperation and activities. To
support internationalization, the development of HR and decision-making systems that are fast
and not rigid are important to consider.
Keywords: governance, internationalization, universities, Muhammadiyah

Perkembangan kondisi sosial-ekonomi Tingginya partisipasi pendidikan tinggi


Indonesia 30 tahun belakangan diiringi kenyataannya tidak sepenuhnya berdampak
meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pada pengurangan angka pengangguran
pendidikan tinggi menunjukkan adanya nasional. Kementerian Riset, Teknologi dan
perluasan akses terhadap pendidikan Pendidikan Tinggi Tahun 2018 mencatat 8,8%
sehingga kualitas sumber daya manusia dari total 7 juta pengangguran di Indonesia
Indonesia diharapkan dapat semakin maju. merupakan mereka para lulusan perguruan
Peningkatan partisipasi pendidikan tinggi. Ini tentu sangat mengkhawatirkan
semestinya harus diikuti peningkatan mengingat persaingan mendapatkan
kualitas lulusan dan ini tentu bergantung pekerjaan semakin ketat dengan datangnya
pada masukan (input), proses, dan Revolusi Industri 4.0, dengan sistem produksi
penjaminan mutu pendidikan tinggi. yang canggih dan serba otomatis. Kondisi

131
Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan (JDMP) Volume 4, Nomor 2, 2020., hlm. 131-138
ISSN: E-ISSN : 2540-7880
DOI : 10.26740/jdmp.v4n2.p131-138

tersebut semakin mengkhawatirkan karena mampu mendorong dosen melakukan


pengangguran terdidik tersebut juga harus publikasi internasional dan menggunakan
bersaing dengan pekerja asing (Seftiawan, materi pembelajaran yang diadaptasi dari luar.
2018). Dari segi manajemen, perguruan tinggi yang
Mahasiswa sebagai salah satu masukan memiliki citra di lingkungan internasional
utama pendidikan tinggi bagaimanapun menerapkan sistem tata kelola berstandar
memegang peran besar dalam pencapaian internasional, seperti akreditasi internasional.
outcome pendidikan. Tahun 2020, Banyak penelitian terkait internasionalisasi
Indonesia diprediksi menjadi salah satu organisasi namun umumnya berkonsentrasi
negara dengan jumlah mahasiswa terbesar pada faktor penghambat yang terdiri dari faktor
di dunia. Oleh karena itu, perguruan tinggi budaya, politik (Karakaya and Michael, 1991;
diharapkan mampu menghasilkan lulusan Beamish, 1990) dan persaingan (Yang et al.,
yang adaptif, tangguh, berintegritas, dan 2006; Karakaya and Michael, 1991) sebagai
kompeten. Universitas dan mahasiswanya fokus penyelidikan. Disamping itu, penelitian
harus berpikiran maju (forward looking) tersebut juga kebanyakan dilakukan di
serta mampu menyesuaikan diri terhadap perusahaan multinasional berorientasi bisnis.
perubahan lingkungan (Oey-Gardiner et al. Penelitian yang membahas internasionalisasi
2017). perguruan tinggi pernah dilakukan Fuadi
Salah satu hal yang dapat dilakukan (2017). Dalam studinya tersebut beliau
untuk mewujudkan sumber daya manusia menekankan penguatan pada aspek
dan lulusan unggul adalah internasionalisasi manajemen, kurikulum, banchmarking, dan
perguruan tinggi. Internasionalisasi sendiri promosi sebagai prasyarat internasionalisasi.
menjadi aspek yang menarik perhatian Bagaimanapun hingga sekarang belum
organisasi, baik organisasi bisnis, ditemukan penelitian yang khusus mengkaji
pemerintah maupun sosial. Secara umum, bagaimana lembaga pendidikan tinggi
internasionalisasi diartikan sebagai proses khususnya PTM melakukan internasionalisasi.
dimana organisasi terlibat dalam lingkungan Penelitian dibidang tentu penting karena
global (Azuayi, 2017). Alasan internasionalisasi memungkinkan dilakukan
internasionalisasi dilakukan diantaranya apabila organisasi memiliki kerangka strategi
karena pertimbangan ekonomi, namun yang jelas dan terarah. Oleh karnea itu,
perubahan politik, lingkungan sosial dan pertanyaan penelitian yang diajukan disini
budaya. Dorongan lain juga muncul akibat adalah bagaimana tata kelola
tekanan pasar domestik yang tidak bisa internasionalisasi PTM, dan bagaimana
memenuhi kebutuhan organisasi dan reformasi institusi dari skala nasional ke
adanya peluang yang ditawarkan pasar internasional?
global (Hill, 2012) sehingga perubahan
paradigma pasar domestik ke global penting METODE
dilakukan untuk memastikan keberlanjutan Penelitian ini bersifat eksploratif yang
organisasi (Morrison, 2011). menganalisis bagaimana perguruan tinggi
Persyarikatan Muhammadiyah yang melakukan internasionalisasi. Strategi yang
menaungi 166 institusi pendidikan tinggi di dugunakan untuk menjawab pertanyaan
Indonesia menyadari pentingnya penelitian mengacu pada kerangka penelitian
internasionalisasi lembaga pendidikan. kualitatif berdasarkan pendekatan studi kasus
Upaya tersebut dilakukan untuk memastikan (Yin, 2013). Sampel yang digunakan adalah
setiap lulusan dari Perguruan Tinggi PTM yang dipilih karena beberapa alasan.
Muhammadiyah (PTM) memiliki Pertama, sebagai sebuah lembaga penyedia
kemampuan menghadapi globalisasi dan layanan pendidikan di tingkat universitas, PTM
mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan adalah milik organisasi keagamaan dimana
universal. Sebagai lembaga yang membawa dalam pengelolaanya dilakukan dengan
konsep berkemajuan, PTM harus bisa maju mengacu pada prinsip dan kaidah Islam.
ke pentas global dengan mengirimkan Kedua, setiap mahasiswa dan pegawai di PTM
mahasiswa dan dosen ke berbagai negara dibekali dengan kegiatan Darul Arqam Dasar,
lain dalam program pertukaran mahasiswa, pelatihan kepemimpinan Islam, sehingga
dosen dan program pendidikan. Perguruan mereka memiliki pemahaman yang mendalam
tinggi yang memiliki daya saing global harus tentang nilai-nilai kemanusiaan berdasarkan
132
Intan Diane Binangkit dan Dede Iskandar Siregar, Internasionalisasi dan Reformasi Perguruan Tinggi:
Studi Kasus pada Lembaga Pendidikan Tinggi Muhammadiyah

ajaran Islam yang harus diterapkan disetiap HASIL DAN PEMBAHASAN


aspek kehidupan. Terakhir, selain
RQ 1: Bagaimana tata kelola proses
melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi
internasionalisasi PTM dalam wujud self-
PTM memiliki aspek pembeda dalam
governance?
kurikulumnya yaitu amar ma’ruf nahi
Salah satu hal yang diperlukan dalam
munkar, mengajak atau menganjurkan
proses internasionalisasi adalah sebuah
kepada kebaikan dan mencegah dari
manajemen tata kelola internasionalisasi.
tindakan keburukan. Karakteristik tersebut
Hasil wawancara dengan responden
bagaimanapun membuat studi ini
ditemukan beberapa poin tentang aspek tata
memberikan kontribusi yang cukup
kelola internasionalisasi PTM yang akan
signifikan dalam memahami konsep
dijabarkan berikut ini:
internasionalisasi berdasarkan sudut
pandang lembaga pendidikan tinggi yang Internasionalisasi Visi, Misi, Tujuan,
berbeda. Rencana Strategi, dan Operasional serta
Proses pengumpulan dilakukan melalui Kurikulum
beberapa metode yaitu desk research, Dalam mencapai tujuan internasionalisasi,
interview dan studi dokumen. Desk research secara deklaratif perguruan tinggi
dilakukan dengan menggali informasi yang menuangkan cita-citanya dalam bentuk visi
tersedia di publik, baik melalui internet dan misi serta tujuan. Visi merupakan
maupun laporan perusahaan. Semi- rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita
structured interview dilakukan bersama dan impian organisasi atau lembaga di masa
rektor, pengelola Kantor Urusan depan (Wibisono, 2006). Secara umum,
Internasional (KUI), dan pimpinan Majelis internasionalisasi perguruan tinggi memiliki
Pendidikan Tinggi, Penelitian dan visi yakni menciptakan lulusan yang cerdas
Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan dan memiliki daya saing global. Untuk menuju
Pusat Muhammadiyah. Pemilihan perwujudan tersebut, diperlukan strategi
responden tersebut sebagai sumber data terencana, terarah dan sistematik yang
dianggap tepat karena mereka merupakan kemudian dituang dalam rencana strategi dan
orang yang langsung terlibat dalam rencana operasional universitas. Oleh karena
perencanaan strategi internasionalisasi di itu, tata kelola yang baik dalam pencapaian
lembaganya. Metode pengumpulan data tujuan internasionalisasi sebaiknya
terakhir adalah analisis dokumen, dimana ini didokumentasikan dalam bentuk visi, misi,
bertujuan untuk meningkatkan reliabilitas tujuan, kebijakan mutu serta renstra. Sebagai
penelitian melalui triangulasi sumber contoh visi yang memuat misi
(Eisenhardt, 1989; Yin, 2013). internasionalisasi adalah visi Universitas
Analisis data dilakukan melalui pattern Ahmad Dahlan (UAD), “Menjadi perguruan
matching, cross case synthesis, dan tinggi yang diakui secara internasional, dan
explanation building (Eisenhardt, 1989; dijiwai nilai-nilai Islam”. Pernyataan tersebut
Miles et al., 2014). Analisis pertama menunjukkan orientasi lembaga dalam
dilakukan dengan memberikan deskripsi menunjukkan dirinya di mata internasional dan
tentang proses internasionalisasi di secara deklaratif lembaga tersebut telah
lembaga (Creswell, 2012). Analisis kedua menuangkan cita-citanya sebagai lembaga
(cross-case synthesis) dilakukan dengan perguruan tinggi internasional dalam misi dan
membandingkan antara teori dan temuan rencana strategisnya.
studi kasus di lapangan sehingga Berkenaan dengan penentuan strategi
generalisasi dapat dilakukan (Miles et al., internasionalisasi, studi ini mengkonfirmasi
2013; Voss et al., 2002). Adapun bahwa PTM telah membagi strategi menjadi
explanation building bertujuan membantu dua dimensi yakni strategi internal dan strategi
peneliti mengidentifikasi argumen yang eksternal. Strategi internal adalah strategi
mendasari munculnya pola-pola yang yang dirancang kelembagaan yang fokus pada
ditemukan berdasarkan temuan studi kasus pengembangan internal perguruan tinggi
di lapangan (Eisenhardt and Graebner, (aspek keorganisasian). Adapun strategi
2007). eksternal adalah merupakan program aksi
internasionalisasi yang dicantumkan dalam
rencana yang matang dan berjangka panjang
133
Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan (JDMP) Volume 4, Nomor 2, 2020., hlm. 131-138
ISSN: E-ISSN : 2540-7880
DOI : 10.26740/jdmp.v4n2.p131-138

setelah perumusan visi-misi dan/atau kerjasama adalah tahapan awal mekanisme


Renstra Internasionalisasi perguruan tinggi. kerjasama yang dilakukan unit kerja di masing-
Selain deklarasi melalui dokumen, masing PTM (Fakultas, Lembaga, PPs, dan
pimpinan perguruan tinggi juga berusaha unit kerja lain) atau KUI. Ini dilaksankan
mendorong kesadaran dan tanggung jawab setelah mendapatkan izin dari unit kerja dan
semua departemen yang ada untuk KUI. Tahapan selanjutnya adalah pengkajian
mewujudkan tercapainya visi dan misi. dan pengesahan kerjasama dimana disini
Koordinasi, mutual understanding antara PTM menindaklanjuti setiap kerjasama yang
internal dan eksternal akan perwujudan visi dituangkan dalam rancangan perjanjian
misi universitas menjadi modal utama kerjasama yang ada.
pelaksananaan internasional. Tahapan selanjutnya adalah tahapan
pelaksanaan, monitoring, evaluasi,
Lembaga-lembaga yang berperan dalam
pengembangan program dan perpanjangan
Internasionalisasi PTM kerjasama ketika waktu berakhir, sesuai
Agar tujuan internasionalisasi tercapai, kesepakatan bersama. Rencana kerjasama
diperlukan suatu lembaga khusus yang yang dilakukan perorangan, kelompok atau
menangani kerjasama internasional dan unit kerja di lingkungan PTM harus
mengelola program-program atau kegiatan dipayungkan terlebih dahulu melalui MoU.
internasional. Unit kerja yang menangani Naskah Perjanjian kerjasama perlu dituangkan
kegiatan internasional di PTM saat ini dalam bentuk Nota Kesepakatan (MoU dan
adalah Kantor Urusan Internasional (KUI). MoA). Kedua dokumen ini dibuat oleh
Dalam pelaksanaannya, KUI tidak bekerja pengusul dan mitra kerja untuk emudian
sendiri. Keterlibatan pimpinan prodi, fakultas disepakati masing-masing pihak.
dan semua bidang di lingkungan Rektorat
menjadi awal dari kegiatan perencanaan Monitoring dan Evaluasi Kerjasama
program internasionalisasi. Semua aktifitas kerjasama perguruan
Hasil hasil wawancara yang dilakukan tinggi dalam tata kelola internasionalisasi
dengan responden dikonfirmasi bahwa dilaksanakan sebagai bentuk perwujudan
salah satu asosiasi dibawah Majelis penandatanganan MoU/MoA. Ketika dalam
Diktilitbang PP Muhammadiyah yang suatu PTM pelaksanaannya tidak berjalan,
mendukung tujuan internasionalisasi PTM maka dilakukan evaluasi. Hal ini dilakukan
adalah Asosiasi KUI-PTM. Semua pimpinan karena syarat penilaian kualitas perguruan
KUI di seluruh PTM se-Indonesia tergabung tinggi adalah persentase implementasi
disini. ASKUI-PTM berfungsi sebagai kerjasama MoU/MoA. Tujuan monev
jembatan antara perguruan tinggi dengan kerjasama adalah untuk memantau semua
pihak luar yang direkomendasikan Majelis kegiatan kerjasama ditingkat nasional maupun
Diktilitbang PP Muhammadiyah. Dalam internasional memperoleh berbagai masukan
ASKUI-PTM, dilakukan pembinaan oleh guna meningkatkan kualitas serta memperoleh
PTM yang sudah lebih maju dan PTM yang berbagai informasi penting khususnya bagi
masih berkembang. PTM yang masih Badan Penjaminan Mutu, Lembaga
berkembang akan mendapatkan informasi Pengawasan dan Pengendalian Mutu (LPPM)
dan pendampingan melakukan kerjasama dan Pimpinan universitas untuk pengambilan
internasional dari PTM yang sudah maju. keputusan atau menentukan kebijakan.
Dengan demikian, seluruh PTM diharapkan Dalam hal monev kerjasama internasional,
bergerak maju bersama-sama dalam beberapa PTM telah menyusun instrumen
pencapaian tujuan Internasionalisasi survey kepuasan mitra kerjasama seperti yang
Gerakan Muhammadiyah di lingkungan dilakukan oleh Universitas Muhammadiyah
global. Yogyakarta. Lembar jawaban ini disediakan
secara online, diisi mitra dan pihak yang terkait
Prosedur Pelaksanaan Kerjasama dalam pelaksanaan program internasional.
Internasional Beberapa satisfaction survey yang
Dalam pelaksanaan kegiatan dikembangkan diantaranya adalah Partnership
kerjasama, PTM memperhatikan dengan Satisfaction Survey-International Cooperation,
detail setiap tahapan dan prosedur yang Survei Kepuasan Kerjasama Domestik,
dibuat. Dimulai dari penjajakan kerjasama
dan analisis calon mitra. Penjajakan
134
Intan Diane Binangkit dan Dede Iskandar Siregar, Internasionalisasi dan Reformasi Perguruan Tinggi:
Studi Kasus pada Lembaga Pendidikan Tinggi Muhammadiyah

Student Mobility Satisfaction Survey, Staff staf akademik maupun non-akademik yang
and Visiting Fellow Satisfaction Survey. untuk melanjutkan pendidikan. Perguruan
Selanjutnya, objek monev tidak hanya tinggi juga perlu memberikan proporsi
focus pada kegiatan kerjasama, namun pelatihan yang cukup dan adil bagi para staf
lembaga perguruan tinggi yang menaungi yang terlibat dalam kegiatan internasionalisasi.
kerjasama tersebut juga dievaluasi secara Pelatihan dapat berupa penguatan
periodik melalui instrumen penilaian yang kemempuan bahasa asing dan ketrampilan
telah disusun lembaga mutu tingkat di komunikasi interpersonal.
fakultas/universitas. Dari beberapa rubrik Dalam hal ini, hasil wawancara responden
standar mutu yang ada, terdapat dua poin menunjukkan bahwa PTM telah secara rutin
yang dievaluasi yakni Standar Kerjasama memberikan berbagai pengembangan staf
dan Standar Internasionalisasi. Dalam yang dilakukan melalui kegiatan workshop dan
Standar Kerjasama, dijelaskan mengenai seminar. Namun demikain, distribusi
prosedur mutu kerjasama, monev kegiatan pengembangan antara staf akademik dan non-
kerjasama, publikasi domumentasi dari akademik masih belum merata. Hal ini
kegiatan kerjasama, bidang kerjasama yang disebabkan oleh beberapa staf akademik dan
lengkap terkait pelakanaan Tri Dharma non-akademik belum memiliki minat untuk
Dharma. Sedangkan dalam poin Standar mengikuti kegiatan-kegiatan yang
Internationalisasi, membahas aspek berhubungan dengan internasionalisasi. Oleh
pengajaran, proporsi mahasiswa karena itu, diperlukan motivasi pimpinan di
international (inbound maupun outbond), masing-masing unit kerja untuk mendorong
pelaksanaan program internationalisasi,dan semua lini turut serta dalam pencapaian tujuan
instrumen penyelenggaraan program perguruan tinggi.
pendidikan kelas internasional. Kegiatan
menotoring dan evaluasi tersebut penting Mempersiapkan visi yang konkret dan
dan dilakukan secara rutin demi rencana jangka menengah
keberhasilan kerjasama. Berhubungan Visi sebuah perguruan tinggi adalah
dengan ini berikut pernyataan Kepala salah gambaran masa depan yang ingin dicapai dan
satu KUI: ini perlu dirumuskan dengan konkret beserta
“Monitoring dan Evaluasi kerjasama menjadi dengan rencana jangka menengah yang
penting karena keberhasilan sebuah secara logis bisa dijangkau. Di PTM,
kerjasama dapat dilihat dari kesesuaian penyusunan/perubahan visi melibatkan
antara perencanaan dengan pelaksanaan banyak stakeholder internal dan eksternal.
dan hasil yang dicapai sesuai kesepakatan Bagi PTM yang visi misi-nya belum
yang dibangun. Pada dasarnya monitoring mencerminkan orientasi internasionasional,
dan evaluasi dilakukan dengan cara maka didorong untuk melakukan
memantau hasil yang dicapai dan jika benchmarking, sebagaimana dengan yang
terdapat masalah maka harus segera dilakukan oleh PTM lain. Benchmarking di
dicarikan solusinya sehingga program dapat dalam negeri juga diupayakan dan ini sering
berjalan dengan semestinya”. melibatkan Majelis Diktilitbang dan PP
Untuk mendukung implementasi tata Muhammadiyah.
kelola perguruan tinggi, PTM menerapkan Mempercepat proses pengambilan
beberapa pendekatan sebagai berikut: keputusan
Pengembangan staf akademik dan non- Salah satu peran pemimpin adalah sebagai
akademik pengambil keputusan. Sebagai perguruan
Perguruan tinggi perlu memiliki support tinggi swasta, PTM membutuhkan pemimpin
dari sumber daya manusianya demi yang cekatan dalam mengambil hal ini agar
tercapainya tujuan internasionalisasi. Oleh kinerja internasionalisasi tidak kalah dari
karena itu, pengembangan staf akademik perguruan tinggi lain. Proses internasionalisasi
dan non-akademik perlu diperhatikan. adalah proses dimana perguruan tinggi secara
Dengan mengadakan kerjasama domestik bertahap meningkatkan keterlibatannya di
maupun internasional dalam bidang ranah internasional. Internasionalisasi dapat
pendidikan, perguruan tinggi dapat terbilang mengalami kegagalan apabila pimpinan
sukses memberikan kemudahan bagi para lambat dalam mengambil keputusan terkait

135
Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan (JDMP) Volume 4, Nomor 2, 2020., hlm. 131-138
ISSN: E-ISSN : 2540-7880
DOI : 10.26740/jdmp.v4n2.p131-138

dengan perencanaan, pengorganisasian, RQ2: Bagaimana reformasi institusi PTM


pengawasan dan pengarahan seluruh dari skala nasional ke internasional?
kegiatan yang mendukung proses Reformasi perguruan tinggi dari skala
internasionalisasi. nasional menuju global atau internasional
Selain kebutuhan pemimpin yang sadar melibatkan banyak faktor penting. Faktor-
akan pentingnya internasionalisasi, aspek faktor tersebut diantaranya dijelaskan berikut
lain yang harus dibenahi adalah birokrasi. ini.
Dalam organisasi, aspek ini harus
Standar Kinerja Perguruan Tinggi
diselenggarakan dengan ringkas sehingga
Standar kinerja perguruan tinggi khususnya
efisiensi dan atau efektivitas bisa dipenuhi.
di Indonesia berangkat dari standar nasional
Suatu perguruan tinggi dapat dikatakan
Dari hasil wawancara responden, PTM
memiliki birokrasi efisien apabila pihak yang
memiliki tekad kuat untuk menjadikan
terlibat dalam sistim administrasi memiliki
kampusnya berakreditasi internasional.
kemampuan mengoptimalkan pemanfaatan
Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah
segala sumber daya yang tersedia dalam
senantiasa mengadakan workshop
pelaksanaan fungsi dan tugasnya.
internasionalisasi sebagai upaya sosialisasi
Sedangkan birokrasi yang efektif
kepada para pimpinan dan pemangku
merupakan proses yang berfokus pada
kebijakan di masing-masing PTM. Bahkan
pencapaian sasaran, baik dari segi waktu
dalam setiap seminar yang diadakan Majelis
maupun dana yang dialokasikan.
Diktilitbang, tema internasionalisasi selalu
Mengikutsertakan stakeholder eksternal digaungkan dengan harapan semangat
dalam pengambilan keputusan membawa nama Muhammadiyah di tingkat
Keberadaan dan citra suatu perguruan global kepada seluruh PTM dapat tercipta.
tinggi tidak semata-mata bergantung pada Para pimpinan PTM menyikapi hal tersebut
pemerintah, namun penilaian stakeholder dengan positif dan optimis dibuktikan dengan
eksternal juga menjadi aspek yang dorongan terhadap pengadaan exchange
menentukan. Peran stakeholder ini sangat program (inbound atau outbond), kerjasama
penting karena posisi mereka dapat internasional bidang penelitian dan penerbitan
menentukan keberlanjutan perguruan tinggi. artikel ilmiah Internasional bagi para dosen
Lingkup stakeholder ini mencakup dengan dan mahasiswa. Standar pengabdian kepada
mahasiswa (aktual maupun potensial), masyarakat juga telah mengarah ke ranah
badan akreditasi, orang tua/wali, pesaing, internasional dengan mendatangkan
pemasok, lembaga swasta hingga mahasiswa ke dalam negeri melalui kegiatan
masyarakat setempat dan media. Mereka community service.
tersebut merupakan komponen penting Dampak Benchmarking
dalam peningkatan kualitas perguruan Benchmarking bukan hanya sekedar
tinggi. Oleh karena itu, perlu ada rancangan memberi tanda. Pendekatan ini juga
model pemetaan dan posisi masing-masing dimaksudkan untuk mengidentifikasi praktik
stakeholder di setiap perguruan tinggi. terbaik yang dapat diadopsi dan
Studi ini menunjukkan bahwa semua diimplementasikan organisasi meningkatkan
PTM telah melakukan pemetaan peran dan kinerja perusahaan (Freytag and Hollensen
posisi masing-masing stakeholder yang 2001). Dalam dunia pendidikan, benchmarking
ada. Selain melakukan pemetaan, termasuk bertujuan untuk mengatur dan meningkatkan
peran dan signifikansi stakeholder, PTM kualitas dan standar akademik dengan
juga melakukan riset tentang “Interest vs membandingkan proses yang berjalan dengan
Power Analysis of Stakeholder” secara rutin, sistem yang telah dirancang. Sifat alamiah
dimana ini bertujuan untuk mengetahui perguruan tinggi addalah knowledge-sharing
besarnya tingkat pengaruh dan kepentingan yang direalisasikan melalui pertemuan-
mereka terhadap lembaga. pertemuan ilmiah, seminar, publikasi, mailing-
list, dan kegiatan lainnya (Ruswidiono, 2011).
Benchmarking dapat dilakukan melalui
pendekatan internal dan external. Pendekatan
pertama dilakukan dalam dilingkungan prodi,
dan fakultas. Adapun pendekatan yang kedua,
136
Intan Diane Binangkit dan Dede Iskandar Siregar, Internasionalisasi dan Reformasi Perguruan Tinggi:
Studi Kasus pada Lembaga Pendidikan Tinggi Muhammadiyah

external benchmarking, dilakukan terhadap lembaga khusus yang menangani kerjasama


lembaga/instansi lain (lintas lembaga) baik dan atau kegiatan internasional termasuk
di dalam negeri maupun di luar negeri. pengelolaan program internasional. Ketiga,
Pelaksanaan benchmarking biasanya dalam pelaksanaan kerjasama, tahapan dan
meliputi beberapa tahapan. Dimulai dari prosedur kerja sama menjadi aspek yang perlu
menentukan apa yang akan dibenchmark; mendapat perhatian khusus karena tujuan
menentukan apa yang akan diukur; kerja sama bisa dicapai dengan adanya
menentukan kepada siapa akan dilakukan kejelasan pada aspek tersebut. Keempat,
benchmark; pengumpulan data/ kunjungan monitoring dan evaluasi kerjasama harus
tim yang dibentuk; analisis data; dan dilakukan secara rutin demi keberhasilan
merumuskan tujuan dan rencana tindakan kerjasama. Disampng itu, internasionalisasi
(Ruswidiono, 2011). memungkinkan dicapai ketika lembaga
Bagaimanapun juga, dari data dan hasil memiliki standar kinerja, benchmarking yang
wawancara responden, studi ini sistem pemasaran yang mendukung.
menemukan bahwa PP Muhammadiyah
SARAN
melalui Majelis Dikti Litbang mengarahkan
Beberapa saran yang mungkin bisa
setiap pimpinan PTM melakukan
menjadi masukan bagi pengelola perguruan
benchmarking rutin baik di internal maupun
tinggi dan pemangku kebijakan dalam
eksternal. Sebelum melakukan
melakukan internasionalisasi diantaranya
benchmarking ke negara lain, PTM terlebih
yang pertama adalah mempersiapkan sumber
dahulu melakukan benchmarking di
daya manusia, baik akademik dan non
beberapa perguruan tinggi dalam negeri
akademik, yang siap dalam aktivitas dan iklim
yang sudah memiliki nama di level
internasional. Disini juga diperlukan kejelasan
internasional, seperti Universitas Gadjah
visi misi yang mendukung dan mendorong
Mada.
pelaksanaan internasionalisasi. Kedua,
Teknik Marketing Perguruan Tinggi program internasional harus sejalan dengan
Teknik pemasaran yang diterapkan visi, misi, ide dan gagasan universitas.
perguruan tinggi dalam rangka Transparansi dalam kegiatan benchmarking
mempromosikan program internasionalnya juga harus dipenuhi sehingga luaran dokumen
menjadi salah satu poin penting dalam laporan dapat dijadikan sebagai pedoman
proses reformasi institusi. Sebagai unsur dalam melakukan benchmarking.
penunjang internasionalisasi, peningkatan Acknowledgement
jumlah mahasiswa asing menjadi target Penelitian ini dibiayai Majelis Pendidikan
utama. Untuk menarik mahasiswa asing, Tinggi PP Muhammadiyah melalui skema
PTM melakukan hal-hal mendasar, dimulai RisetMu dengan nomor kontrak
dari menyediakan kemudahan akses 0984.069/I.3/D/2019.
informasi, melakukan kunjungan ke kampus
luar negeri terutama ke negara ASEAN, DAFTAR RUJUKAN
menyelenggarakan pameran pendidikan di
beberapa kedutaan luar negeri, serta Azuayi, Robert. 2017. “Internationalization
penyediaan beasiswa penuh bagi Strategies for Global Companies: A Case
mahasiswa luar negeri. Study of Arla Foods, Denmark.” Journal of
Accounting & Marketing 05(04).
KESIMPULAN
Hasil studi ini bagaimanapun Beamish, PW. 1990. “The Internationalization
mengkonfirmasi beberapa poin penting Process for Smaller Ontario Firms: A
terkait tata kelola PTM dalam transformasi Research Agenda, Research in Global
skala nasional menuju internasional. Strategic Management.” International
Pertama, proses internasionalisasi Business Research for the Twenty First
semestinya dilakukan dengan teliti dan Century.
setiap tahapan perlu didokumentasikan Creswell, John W. 2012. Qualitative Inquiry &
dalam bentuk visi, misi, tujuan, kebijakan Research Design: Choosing among Five
mutu serta rencana strategis lembaga. Approaches. 4th ed. Thousand Oaks, CA:
Kedua, internasionalisasi dilakukan dengan Sage.
fokus dan universitas perlu membentuk
137
Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan (JDMP) Volume 4, Nomor 2, 2020., hlm. 131-138
ISSN: E-ISSN : 2540-7880
DOI : 10.26740/jdmp.v4n2.p131-138

Eisenhardt, K. M. 1989. “Building Theories Sarjana Masih Menganggur.” March.


from Case Study Research.” The
Voss, Chris, Nikos Tsikriktsii, and Mark
Academy of Management Review
Frohlich. 2002. “Case Research in
14(4):532–520.
Operations Management.” International
Eisenhardt, Kathleen M. and Mellissa E. Journal of Operations and Production
Graebner. 2007. “Theory Building from Management 22(2):195–219.
Cases: Opportunities and Challenges
Wibisono, Dermawan. 2006. Manajemen
Diverse.” Academy of Management
Kinerja. Jakarta: Erlangga.
Review 50(1):25–32.
Yang, Yoo S., Robert P. Leone, and Dana L.
Freytag, Per V. and Svend Hollensen. 2001.
Alden. 2006. “A Market Expansion Ability
“The Process of Benchmarking,
Approach to Identify Potential Exporters.”
Benchlearning and Benchaction.” The
Journal of Marketing 56(1):84.
TQM Magazine 13(1):25–34.
Yin, Robert K. 2013. Case Study Research and
Fuadi, Djalal. 2017. “Internasionalisasi
Applications: Design and Methods. SAGE
Perguruan Tinggi: Studi Kasus Pada
Publication.
Perguruan Tinggi Islam Di Yogyakarta.”
in The Progressive and Fun Education
Seminar.
Hill CWL. 2012. International Business in the
Global Market Place. 9th ed. McGraw-
Hill Higher Education.
Karakaya, Fahri and Stahl Michael J. 1991.
Entry Barriers and Market Entry
Decisins: A Guide for Marketing
Executives. Greenwood Press.
Miles, Matthew B., A. Michael Huberman,
and Saldana Johnny. 2013. Qualitative
Data Analysis. Third. Sage Publication
Inc.
Miles, Matthew B., A. Michael Huberman,
and Saldaña Johnny. 2014. Qualitative
Data Analysis: A Methods Sourcebook.
3rd ed. SAGE Publication.
Morrison, Elizabeth W. 2011. “Employee
Voice Behavior: Integration and
Directions for Future Research.”
Academy of Management Annals
5(1):373–412.
Oey-Gardiner, Mayling, Susanto Imam
Rahayu, Muhammad Amin Abdullah,
Sofian Effendi, Yudi Darma, Teguh
Dartanto, and Cyti Daniela Aruan.
2017. ERA DISRUPSI: Peluang Dan
Tantangan Pendidikan Tinggi
Indonesia. Jakarta: Akademi Ilmu
Pengetahuan Indonesia.
Ruswidiono, R. W. 2011. Peningkatan Mutu
Dan Benchmarking Perguruan Tinggi.
Jakarta: Media Bisnis.
Seftiawan, Dhita. 2018. “630.000 Orang
138

Anda mungkin juga menyukai