Tujuan Pembelajaran:
Beberapa istilah premis bisa saja tidak terdefenisi, tetapi sebagian yang lain
membutuhkan defenisi yang tepat. Kata-kata debit dan kredit yang begitu
dipahami dengan baik oleh akuntan tidak memiliki defenisi yang sesuai.
Bagaimanapun istilah kewajiban (liabilities) yang digunakan dalam teori
akuntansi memerlukan pendefinisian secara teliti, karena terdapat beberapa
perbedaan konsep. Dalam arti sempit, kewajiban dapat didefenisikan utang
suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu yang lalu dan harus
dibayar dengan kas, barang, atau jasa, di masa yang akan datang.
Bagaimanapun defenisi ini dapat diperluas termasuk pembayaran kas masa
yang akan datang untuk estimasi pajak penghasilan terutang. Terakhir,
sebuah teori harus mempunyai kesimpulan yang dihasilkan dari beberapa
landasan pemikiran. Kesimpulan dapat ditetapkan baik secara deduksi
maupun induksi.
Sebuah sistem deduktif adalah satu pemikiran logis yang digunakan untuk
memperoleh satu atau lebih kesimpulan dari sejumlah dasar pemikiran yang
ada. Data empiris tidak dianalisa dalam sistem deduktif murni
Misalnya
Premis 1 : seekor kuda mempunyai 4 kaki
Premis 2 : John mempunyai 2 kaki
Kesimpulan : John bukan kuda
Dalam kasus di atas hanya satu kesimpulan yang dapat diambil. Pada
sebuah sistem yang kompleks dapat diperoleh lebih dari satu kesimpulan.
Bagaimanapun kesimpulan tidak harus saling berbenturan. Perlu
diperhatikan tidak ada kesimpulan lain yang mungkin dicapai bagi John dari
premis di atas.
Jika teori ini kita aplikasikan pada kenyataan John, akan terjadi pertentangan
logika dari seperangkat kalimat, kita harus perlu melihat dan menguji
menentukan status John. Pada poin ini kita berada dalam dunia induktif,
1
karena kita akan menilai bahwa teori tidak hanya dengan logika internal
melainkan diperjelas dengan observasi, misalnya John dapat dikatakan kuda
yang dipotong dua kakinya. Menerima pertimbangan yang benar hanya
asumsi yang mempertanyakan atau kesimpulan empirik yang dapat
menantang teori deduktif.
Pada riset akuntansi data didapat melalui banyak metode dan sumber,
termasuk pengiriman kuisioner pada praktisi atau bagian lain yang tepat,
eksperimen labor, individu yang terlibat dalam simulasi, beberapa laporan
keuangan yang dipublikasikan dan harga saham perusahaan publik.
Satu hal kritis pada awal riset induktif atau empiris akuntansi adalah
menyatakan realasi/hubungan adalah mekanistis, misalnya tes empiris
dibuat pada hubungan antara security price dengan perubahan metode
akuntansi, pertanyaan MENGAPA penyusun standar atau manajer keuangan
memilih alternatif tertentu menyisakan sebagian besar pertanyaan yang
tidak terjawab.
2
Akuntansi positif mencoba menjelaskan hubungan perilaku dalam akuntansi.
Ia mencoba menggambarkan what is tanpa membuat penilaian bagaimana
mestinya, sehingga periset terlebih dahulu harus membuat nilai untuk
kemudian dipertunjukkan.
Banyak contoh teori induktif dalam literatur akuntansi, misalnya Watt dan
Zimmerman, menguraikan bagaimana manajemen perusahaan merespon
standar baru yang diajukan FASB. Salah satu premis mereka adalah apakah
tindakan manajemen sehubungan dengan kepentingan pribadinya. Misalnya,
peningkatan kompensasi pribadi melalui bonus jika net income dilaporkan
meningkat. Bagaimanapun hal ini tidak diperlukan pada kasus pada
perusahaaan besar jika mereka adalah pelaku tindakan antitrust atau
regulasi karena mereka mendominasi pasar. Pada perusahaan seperti ini
kepentingan jangka panjang manajemen yang terbaik adalah melaporkan
net income yang lebih rendah. Hasilnya W&Z membuat hipotesis;
Manajemen memiliki insentif lebih jika melaporkan net income lebih rendah,
jika perusahaannya adalah perusahaan yang terkena kebijakan politik.
Mereka menguji respon terhadap draft dan mereka menemukan
kecenderungan yang menguatkan hipotesa sehingga perusahaan besar yang
mempunyai income yang lebih tinggi yang menggunakan general price level
adjustment cenderung menentang usulan standar baru.
3
hubungan dunia nyata, bersifat sebaliknya di bidang deskriptif dengan
sangat alami
Definisi yang lebih tajam antara sistem deduktif dan induktif adalah global
(makro) dan partikular (mikro). Premis dari sistem deduktif adalah total atau
keseluruhan atau meliputi semuanya dalam dasar dan kesimpulan. Dalam
konteks akuntansi, contoh pendekatan global adalah teori menganjurkan
satu tipe penilaian terhadap semua perkiraan. Sedangkan sistem induktif
karena didasarkan pada fenomena real dapat realistik dan terfokus pada
bagian kecil pada lingkungan yang relevan, dengan kata lain riset induktif
cenderung untuk menguji lebih seksama defenisi pertanyaan dan masalah,
kembli W&Z adalah contoh paper yang representatif dari skope spesifik dari
teori induktif,
4
membangun hipotesis baru agar cocok dengan data. Lalu kemudian menguji
hipotesis baru.
Dalam model yang berbeda riset induktif dalam akuntansi dapat membantu
menerangkan hubungan dan fenomena yang sedang berlangsung pada
lingkungan bisnis. Riset ini pada gilirannya bermanfaat dalam proses
pengambilan kebijakan dimana metode deduktif membantu memutuskan
aturan yang telah ditentukan. Karenanya menjadi jelas bahwa metode
induktif dan deduktif dapat digunakan bersama dan bukan metode yang
saling ekslusif meskipun tidak mungkin menjaga riset induktif menjadi bebas
nilai
Sterling yakin bahwa bahwa akuntansi jauh lebih dekat kepada seni
daripada ilmu jika melihat bagaimana akuntan mendefenisikan masalah.
Misalnya dalam kasus depresiasi, sebuah kesepakatan adanya ruang gerak
yang luas tersedia dalam pengukuran kita dalam menyeleksi metode
penyusutan dan memutuskan jumlah tahun masa manfaat dan nilai sisa.
Hasilnya, objektivitas menjadi sangat rendah. Pendekatan ilmiah berjuang
5
keras untuk mengadakan prosedur pengukuran sebagai kelengkapan yang
bermakna secara ekonomi. Sebagaimana replacement cost atau NRV dari
asset atau elemen lain yang diukur.
Deprival value adalah nilai yang lebih rendah dari (1) replacement cost atau
(2) the recoverable amount/jumlah yang dapat dicover dari yang lebih tinggi
dari NRV atau PV. Solomon juga menganjurkan penggunaan deprival value
yang juga bersemangat mempertahankan kebutuhan pada conceptual
framework dilandaskan pada kriteria pengakuan dan pengukuran dengan
mendasarkan pada current value karena sangat bermanfaat dalam
pengambilan keputusan
6
dekat dan memungkinkan untuk memfasilitasi pengambilan keputusan oleh
investor.
Riset Perilaku
Riset perilaku adalah area penting lainnya yang harus diteliti. Perhatian
utama dari riset ini adalah bagaimana pengguna laporan keuangan
membuat keputusan dan informasi apa yang mereka butuhkan.
Pendekatannya adalah deskriptif, sedangkan pendekatan decision model
adalah normatif. Kebanyakan penelitian ini menggunakan subyek situasi
percobaan yang terkendalikan dengan seksama
7
menengah pada industri ban dan karet dianalisa lebih dari tiga tahun
periode. Subyek penelitian McIntyre adalah mahasiswa S1 dan S2. Sebagian
mahasiswa lebih memilih laporan keuangan dengan replacement cost,
sebagian historical cost dan sebagian yang lain memilih keduanya. Subyek
penelitian diminta untuk memilih perusahaan yang menghasilkan rate of
return annual aktual tertinggi dalam 3 tahun
r = 1 (M+D)
n M
Pada saat riset perilaku berada pada tahapan awal, banyak hal yang
menarik. Banyak studi telah memperlihatkan ketidaksesuaian antara model
keputusan normatif dengan proses keputusan aktual dari users. Perbaikan
dari kemungkinan oleh pembuat keputusan terjadi lebih sedikit dari model
keputusan Bayesian menandakan hal tersebut adalah tepat. Riset lain
menemukan adanya tendensi untuk menggunakan laporan keuangan yang
dipublikasikan untuk tujuan pengambilan keputusan manajerial. Pada saat
riset perilaku merupakan deskriptif atau positif dalam pendekatannya akan
mudah melompat kepada kesimpulan normatif yang memakai data akuntansi
untuk tujuan pengambilan keputusan.
Teori Keagenan
Teori keagenan atau teori kontrak adalah sebuah tipe penting dalam riset
akuntansi saat ini. Teori keagenan bisa merupakan deduktif dan induktif dan
merupakan contoh yang istimewa dari riset perilaku walaupun akar teori
keagenan pada keuangan dan ekonomi lebih dari psikologi dan sosiologi.
Asumsi yang mendasari adalah reaksi individu pada saat terjadi konflik
antara kepentingannya dengan kepentingan perusahaan. Asumsi lain yang
penting dari teori adalah titik persimpangan antara banyak tipe kontrak di
antara manajemen, pemilik, kreditur dan pemerintah. Hasilnya teori
keagenan memperhatikan variasi cost dari hubungan pemantauan dan
pelaksanaan di antara kelompok yang beragam,
8
keagenan antara bagian yang didefenisikan atau diatur oleh akuntansi.
Termasuk di dalamnya perjanjian obligasi, kontrak kompensasi manajemen
dan ukuran perusahaan. Frekuensi perjanjian obligasi menentukan tingkat
maksimum dari ratio laksana debt to equity. Pelanggaran bisa menyebabkan
kegagalan teknis. Yang lebih sempit dari debt to equity, manajemen akan
memilih alternatif akuntansi yang akan meningkatkan income. Manajemen
berkemungkinan mencoba untuk memilih metode yang akan meningkatkan
income dan juga meningkatkan bonus. Sebagai hasil, pilihan metode
akuntansi oleh perusahaan akan dipengaruhi oleh akibat dari kontrak
keagenan.
Asumsi lain dari sifat dasar perusahaan berhadapan dengan aumsi dasar
teori keagenan bahwa perusahaan adalah tempat banyak tipe hubungan.
Chamber misalnya melukiskan perusahaan sebagai koalisi sementara antara
partisipan pada keseimbangan yang tidak stabil. Bagi Chambers koalisi
hanyalah entitas palsu yang berhadap-hadapan dengan beragam partisipan
dalam pandangan teori keagenan, di mana perusahaan sesungguhnya tidak
memiliki peran. Dalam pandangan koalisi, income sebagai sebuah
pengukuran kinerja ekonomi perusahaan dan secara ekonomi dapat
mengukur asset dan liabilities adalah fungsi penting dari akuntansi dan
seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam penyusunan standar
keagenan. Tidak ada titik pandang yang eksis dalam teori keagenan. Tidak
ada benar atau salah. Beragamnya teori dan sudut pandang memberikan
wawasan penting bagi akuntan, auditor, users dan penyusun standar. Tak
ada pendekatan individu yang dipertimbangkan lebih dari yang lain,
kontribusi penting bisa datang darimana saja dan dari semua sumber.
Selanjutnya, penganut dari riset teori keagenan menuntut agar hasil positif
dan deskriptif dan tidak dapat digunakan untuk tujuan kebijakan. Tidak ada
alasan mengapa penyusun standar tidak menggunakan dasil dari riset teory
agency dipertimbangkan benar dan berguna.
Informasi Ekonomi
9
alternatif dari model akuntansi historical cost akan terutama- akan kelihatan
mengganggu beban penciptaan informasi tambahan pada perusahaan.
Apakah penyusunan alternatif informasi atau penyusunan informasi yang
lebih luas adalah cost yang berharga adalah sebuah pertanyaan penting.
Pada dasarmya masalah ini dengan rinkas diungkapkan oleh Beaver dan
Demski:
Hal pokok dari argumen pada kepentingan akuntansi akrual berhenti pada
premis
CA berbeda dengan dengan area riset lain yang telah didiskusikan. Riset lain
mengarahkan pemisahan yang tajam antara periset dengan bidang
penelitiannya. Misalnya, periset akuntansi positif dan perilaku meyakini
bahwa mereka melaporkan dengan sederhana perilaku dari subyek yang
mereka uji. Tak dapat disangkal, periset normatif melihat realitas sebagai
sesuatu yang independen dari mereka. Sehingga pekerjaan mereka
dipengaruhi cara yang paling bermanfaat untuk melaporkan pada
operasional dan keterangan bisnis dan entitas lainnya. Periset CA meyakini
10
dalam memandang dan meneliti mereka harus membantu mempertajam
realitas tersebut. Seperti yang dikatakan Chua
Para filasuf yang kritis menerima standar dengan penjelasan ilmiah cukup
pertimbangan konteks temporal. Kebenaran merupakan proses yang
ditempa dari luar dan dalam praktik sosial dan sejarah. Tidak ada teori-
kenyataan independen yang dapat membuktikan atau tidak secara
meyakinkan sebuah teori.
Hal ini karena interpretasi kita terhadap realitas tidak bisa netral, makanya
CAt meyakini bahwa akuntansi harus lebih ditekankan untuk mencoba
menyelesaikan masalah-masalah sosial. Ini dicurigai sebagai serangan yang
ditujukan pada teori keagenan dan sifat dasar bebas nilai dari riset. Dalam
riset CA sedikit menekankan pada model matematika dan statistik dan lebih
pada penjelasan sejarah.
Inilah penjelasan untuk riset CA, mungkin lebih menjanjikan dari yang lain.
Tetapi kami percaya bahwa semua pendekatan memberi kontribusi pada
pengetahuan kita dan menyediakan wawasan pada proses kebijakan.
11
keuangan sepanjang tahun 1970-an untuk bangkit dari inflasi hebat
menyebabkan ketidakpuasan. Dampak inflasi pada saat itu ditambah lagi
dengan bersamaan dengan pengembangan riset empirik di bidang akuntansi
sebaik perspektif riset lainnya mengidamkan kemungkinan pengembangan
paradigma dalam akuntansi.
Hanya waktu yang akan menjawab apakah ada sebuah metode penilaian
baru atau tipe paradigma lain yang akan muncul sebagai kekolotan baru kita
IKHTISAR
Salah satu jalan untuk mengembangkan teori akuntansi adalah melalui riset.
Apakah akuntansi merupakan seni atau ilmu. Di bidang seni setiap orang
bebas menggunakan interpretasi pribadinya dalam menjalankan
keahliannya. Sedangkan ilmu lebih teliti, setiap pelaku harus memiliki
konsensus yang melibatkan relatif banyak (pihak) ketika mengukur sebuah
fenomena yang sama. Tetap ada kemungkinan perbedaan dalam ilmu.
Akuntansi kelihatan lebih dekat kepada seni akibat terlalu banyak kebebasan
dalam menentukan metode akuntansi dan ketelitian pengukuran fenomena
oleh akuntan belum jadi disiplin saat ini.
Riset akuntansi mengikuti banyak arahan; yang paling dekat dengan fungsi
penyusunan standar adalah decision-model approach. Banyaknya arahan
tersebut belum dapat dikatakan sebagai revolusi ilmiah di bidang akuntansi,
karena historical cost masih menjadi paradigma yang dominan
12