Anda di halaman 1dari 12

Teori Akuntansi dan Penelitian di Bidang Akuntansi

Tujuan Pembelajaran:

1. Memahami arti metode ilmiah dan perbedaan antara pendekatan


ilmiah secara deduktif dan induktif
2. Memperoleh pemahaman tentang dasar-dasar penelitian akuntansi
positif
3. Melihat posisi akuntansi diantara dua hal yaitu sebagai seni dan
sebagai sains
4. Memahami arah dalam penelitian akuntansi

Penelitian Akuntansi dan Metode Ilmiah

Keberadaan sebuah teori dalam pendekatan ilmiah, bukanlah semata-mata


merupakan satu kalimat. Teori harus memiliki seperangkat premis (dikenal
dengan asumsi atau postulate). Premis adakalanya dapat dibuktikan
langsung atau dapat pula diuji dengan menggunakan statistika inferensial.
Biasanya menggunakan hipotesis. Sebagian dari premis tidak perlu
didefinisikan sedang sebagian yang lainnya memerlukan adanya definisi
yang jelas. Teori terdiri dari simpulan-simpulan dari beberapa premis. Dan
suatu kesimpulan dapat ditentukan dengan menggunakan pendekatan baik
induktif maupun deduktif.

Beberapa istilah premis bisa saja tidak terdefenisi, tetapi sebagian yang lain
membutuhkan defenisi yang tepat. Kata-kata debit dan kredit yang begitu
dipahami dengan baik oleh akuntan tidak memiliki defenisi yang sesuai.
Bagaimanapun istilah kewajiban (liabilities) yang digunakan dalam teori
akuntansi memerlukan pendefinisian secara teliti, karena terdapat beberapa
perbedaan konsep. Dalam arti sempit, kewajiban dapat didefenisikan utang
suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu yang lalu dan harus
dibayar dengan kas, barang, atau jasa, di masa yang akan datang.
Bagaimanapun defenisi ini dapat diperluas termasuk pembayaran kas masa
yang akan datang untuk estimasi pajak penghasilan terutang. Terakhir,
sebuah teori harus mempunyai kesimpulan yang dihasilkan dari beberapa
landasan pemikiran. Kesimpulan dapat ditetapkan baik secara deduksi
maupun induksi.

Pemikiran Deduktif dan Induktif

Sebuah sistem deduktif adalah satu pemikiran logis yang digunakan untuk
memperoleh satu atau lebih kesimpulan dari sejumlah dasar pemikiran yang
ada. Data empiris tidak dianalisa dalam sistem deduktif murni

Misalnya
Premis 1 : seekor kuda mempunyai 4 kaki
Premis 2 : John mempunyai 2 kaki
Kesimpulan : John bukan kuda
Dalam kasus di atas hanya satu kesimpulan yang dapat diambil. Pada
sebuah sistem yang kompleks dapat diperoleh lebih dari satu kesimpulan.
Bagaimanapun kesimpulan tidak harus saling berbenturan. Perlu
diperhatikan tidak ada kesimpulan lain yang mungkin dicapai bagi John dari
premis di atas.

Jika teori ini kita aplikasikan pada kenyataan John, akan terjadi pertentangan
logika dari seperangkat kalimat, kita harus perlu melihat dan menguji
menentukan status John. Pada poin ini kita berada dalam dunia induktif,

1
karena kita akan menilai bahwa teori tidak hanya dengan logika internal
melainkan diperjelas dengan observasi, misalnya John dapat dikatakan kuda
yang dipotong dua kakinya. Menerima pertimbangan yang benar hanya
asumsi yang mempertanyakan atau kesimpulan empirik yang dapat
menantang teori deduktif.

Teoritikus akuntansi dan ekonomi telah mengembangkan model INCOME


yang berbeda dengan pengertian pada pemikiran deduktif. Sumber utama
INCOME perusahaan berasal dari peningkatan kekayaan dari operasi
sepanjang periode. Income sering didefenisikan jumlah maksimum yang bisa
didistribusikan pada pemilik ketika saat akhir periode kondisi perusahaan
sama dengan awal periode, dengan demikian income sangat kondisional,
secara defenisi; memelihara secara utuh modal perusahaan pada awal
periode. Konsep ini dikenal dengan konsep pemeliharaan modal (capital
maintainance concept). Dimulai dengan premis dasar CM, terdapat
sedikitnya 3 cara berbeda pada pendekatan well-offness pada CM. Jika kita
asumsikan harga dollar stabil, pengukuran pendapatan (dengan) historical
cost adalah tepat dan CM dapat dipastikan dalam dollar yang disesuaikan.
Pada periode inflasi jika kita menginginkan mendapatkan perkiraan
permintaan atas mata uang dolar menurun, pendapatan dan beban dapat
diukur dengan pengulangan historical cost dengan appropriate general price-
level adjustments. Demikian pula, pengukuran Income dengan menghitung
beban-beban pada current replacement cost dapat dicocokkan ke kapasitas
fisik CM.

Metode deduktif umum bagaimanapun tetap penting dalam teori akuntansi


dan pengambilan kebijakan

Metode Induktif menguji atau mengetes data, biasanya menggunakan


sampel dari sebuah populasi. Dan membuat kesimpulan dari populasi. Jika
seseorang menguji sepasang dadu untuk melihat apakah dadu tersebut,
maka ia harus melempar 100 kali untuk melihat kemungkinan.

Pada riset akuntansi data didapat melalui banyak metode dan sumber,
termasuk pengiriman kuisioner pada praktisi atau bagian lain yang tepat,
eksperimen labor, individu yang terlibat dalam simulasi, beberapa laporan
keuangan yang dipublikasikan dan harga saham perusahaan publik.

Pada lingkungan yang kompleks seperti perdagangan internasional, teori


induktif yang baik harus spesifik dan teliti terhadap masalah yang diuji. Riset
harus didasarkan pada hipotesis yang layak untuk diuji, memilih sampel
yang tepat dari populasi yang diteliti, mengumpulkan dan memeriksa
dengan cermat data yang diperlukan dan menggunakan alat statistik untuk
menguji hipotesa

Satu hal kritis pada awal riset induktif atau empiris akuntansi adalah
menyatakan realasi/hubungan adalah mekanistis, misalnya tes empiris
dibuat pada hubungan antara security price dengan perubahan metode
akuntansi, pertanyaan MENGAPA penyusun standar atau manajer keuangan
memilih alternatif tertentu menyisakan sebagian besar pertanyaan yang
tidak terjawab.

Riset empiris menempatkan hubungan antara earning dan security price


atau usaha untuk menjawab pertanyaan MENGAPA sebagian standar dipilih
oleh pembuat kebijakan atau mengapa manajemen memilih sebagian
alternatif akuntansi, yang biasa disebut riset akuntansi posistif.

2
Akuntansi positif mencoba menjelaskan hubungan perilaku dalam akuntansi.
Ia mencoba menggambarkan what is tanpa membuat penilaian bagaimana
mestinya, sehingga periset terlebih dahulu harus membuat nilai untuk
kemudian dipertunjukkan.

Banyak contoh teori induktif dalam literatur akuntansi, misalnya Watt dan
Zimmerman, menguraikan bagaimana manajemen perusahaan merespon
standar baru yang diajukan FASB. Salah satu premis mereka adalah apakah
tindakan manajemen sehubungan dengan kepentingan pribadinya. Misalnya,
peningkatan kompensasi pribadi melalui bonus jika net income dilaporkan
meningkat. Bagaimanapun hal ini tidak diperlukan pada kasus pada
perusahaaan besar jika mereka adalah pelaku tindakan antitrust atau
regulasi karena mereka mendominasi pasar. Pada perusahaan seperti ini
kepentingan jangka panjang manajemen yang terbaik adalah melaporkan
net income yang lebih rendah. Hasilnya W&Z membuat hipotesis;
Manajemen memiliki insentif lebih jika melaporkan net income lebih rendah,
jika perusahaannya adalah perusahaan yang terkena kebijakan politik.
Mereka menguji respon terhadap draft dan mereka menemukan
kecenderungan yang menguatkan hipotesa sehingga perusahaan besar yang
mempunyai income yang lebih tinggi yang menggunakan general price level
adjustment cenderung menentang usulan standar baru.

Beberapa komentar ditujukan pada studi W&Z. Premis mereka mengenai


reaksi manajemen pada aturan akuntansi tidak akan menaikkan atau
menurunkan income,tetapi draft baru merupakan pengukuran pendapatan
suplemen yang lebih baik dari pengukuran yang ada. Studi mereka
menyatakan bahwa general price level adjusted income dapat lebih rendah
atau lebih tinggi dari historical cost income.

Aspek lain dari studi adalah menghidupkan isu-isu penting. Misalnya,


Solomon meneruskan temuan W&Z tetapi lebih halus karena hanya
melibatkan sedikit perusahaan (52) dengan isu akuntansi tunggal pada 1
tahun (1973). Solomon mencatat (dalam studi yang tidak dipublikasikan oleh
Wiliam Lanen dan Meir Schaneller) bahwa banyak perusahaan yang
mencoba mempengaruhi untuk menyokong GPLAI ketika teknik ditampilkan
untuk pelaporan yang lebih rendah tidak berguna pada teknis yang ada saat
ini.

Teori Normatif dan Deskriptif

Selain diklassifikasikan menjadi deduktif dan induktif, teori dapat


diklassifikasikan normatif dan deskriptif. Teori normatif menggunakan nilai
dalam pertimbangan, yang mengandung sedikitnya satu premis yang
menyatakan seharusnya . misalnya Pelaporan Keuangan harus didasarkan
pada pengukuran aset Net Realizable Value akan mengindikasikan sebuah
sistem yang normatif. Sementara teori deskriptif mencoba menemukan
hubungan kenyataan yang terjadi, penelitian Watt and Zimmerman adalah
salah satu contoh aplikasi pendekatan teori deskriptif

Pendekatan deduktif sering disamakan dengan normatif walau matematika


dan simbol logika adalah pendekatan deduktif yang bebas nilai. Pendekatan-
pendekatan induktif terkadang mencoba menjelaskan. Ciri ini adalah hasil
dari sifat dasar metode deduktif dan induktif. Metode deduktif pada dasarnya
tertutup, sistem non-empirik, kesimpulannya didasarkan secara ketat pada
premis. Pendekatan induktif karena mencoba mencari dan menjelaskan

3
hubungan dunia nyata, bersifat sebaliknya di bidang deskriptif dengan
sangat alami

Bagaimanapun, terdapat pertanyaan dimana riset empirik dalam kenyataan


dapat menjadi bebas nilai (netral) dalam pencariannya karena nilai
pertimbangan implisit yang mendasari format dan muatan riset tersebut

Pertanyaan yang mesti dipertanyakan before menjawab dapat diberikan.


Pertanyaan adalah ekspresi dari kepentingan kita di dunia terhadap dasar
penilaian. Penilaian adalah demikian dibutuhkan dilibatkan sesudah kita
pada tinggkat mengobservasi kenyataan danmendapatkan analisa teoritis,
tidak hanya pada saat kita melukiskan perbedaan politik dari kenyataan dan
penilaian

W&Z mengakui dari persfektif periset dan pengguna, nilai benar-benar


mendasari riset. Selanjutnya Christenson mendiskusikan temuan pada riset
positif tidak mempedulikan isu-isu akuntansi, tetapi lebih kepada perilaku
orang yang mempersiapkan dan menggunakan data akuntansi (akuntan,
manajemen, users). Pilihan isu yang akan disebutkan pasti melibatkan nilai
seperti yang ditegaskan Myrdal.

Teori Global dan Partikular/Spesifik

Definisi yang lebih tajam antara sistem deduktif dan induktif adalah global
(makro) dan partikular (mikro). Premis dari sistem deduktif adalah total atau
keseluruhan atau meliputi semuanya dalam dasar dan kesimpulan. Dalam
konteks akuntansi, contoh pendekatan global adalah teori menganjurkan
satu tipe penilaian terhadap semua perkiraan. Sedangkan sistem induktif
karena didasarkan pada fenomena real dapat realistik dan terfokus pada
bagian kecil pada lingkungan yang relevan, dengan kata lain riset induktif
cenderung untuk menguji lebih seksama defenisi pertanyaan dan masalah,
kembli W&Z adalah contoh paper yang representatif dari skope spesifik dari
teori induktif,

Banyak pendapat (misalnya Nelson) yang melihat teori global akuntansi


sebagai sebuah jalan buntu. The Statement of Accounting Theory and Theory
of Acceptance (1977) dari American Accounting Association mengenai konflik
antara teori akuntansi global sebagai sesuatu yang tidak terselesaikan pada
saat itu. Caplan melihat arah masa depan dari riset akuntansi adalah pada
teori induktif karena memberi sinar pada pertanyaan yang spesifik. Meskipun
demikian perlu didorong untuk meneruskan pendekatan normatif.
Kenyataannya, perbedaan antara riset deduktif dan induktif adalah
sederhana tidak clear-cut

Hubungan Komplementer Metode Deduktif dan Induktif

Perbedaan deduktif dan induktif dalam riset, meskipun merupakan konsep


yang baik pada tujuan pembelajaran sering tidak teraplikasi dalam praktek.
Jauh dari kompetisi pendekatan, malah keduanya saling melengkapai dan
sering digunakan secara bersamaan. Hakanson, misalnya menganjurkan
agar metode induktif dapat digunakan pada penilaian dengan tepat
seperangkat premis yang terselesksi dan original pada sistem deduktif
primer. Ternyata perubahan premis dapat mengubah logika mendapatkan
keputusan. Proses riset sendiri tidak selalu mengikuti pola secara persis.
Periset sering bekerja terbalik dari kesimpulan terhadap studi lain dengan

4
membangun hipotesis baru agar cocok dengan data. Lalu kemudian menguji
hipotesis baru.

Metode yang dipakai oleh detektif ternama, Sherlock Holmes, terkenal


kemampuannya yang luar biasa dalam pemikiran deduktif, memberi contoh
yang istimewa hubungan komplementer metode deduktif dan induktif, pada
salah satu kasusnya SH, Silver Blaze, seekor kuda balap hilang secara
misterius ketika pelatihnya dibunuh. Salah satu elemen kasus, anjing
penjaga tidak menyalak ketika kuda menghilang. Dr Watson melihat bukan
kebiasaan anjing tidak menyalak. SH dengan segera menarik kesimpulan
yang mengambil kuda adalah orang dalam daripada orang luar. Jadi ia
segera membatasi daftar orang yang dicurigai. SH memiliki kesadaran yang
tajam dalam induktif dan secara sistematis mengobservasi elemen yang
memperluas pengetahuan dan persepsinya. Perluasan studi yang demikian
beragam seperti abu cerutu, pengaruh dari perdagangan yang bervariasi di
tangan dan penggunaan plaster di Perancis memelihara tangan dan jejak
kaki memberinya pertimbangan yang dalam.

Dalam model yang berbeda riset induktif dalam akuntansi dapat membantu
menerangkan hubungan dan fenomena yang sedang berlangsung pada
lingkungan bisnis. Riset ini pada gilirannya bermanfaat dalam proses
pengambilan kebijakan dimana metode deduktif membantu memutuskan
aturan yang telah ditentukan. Karenanya menjadi jelas bahwa metode
induktif dan deduktif dapat digunakan bersama dan bukan metode yang
saling ekslusif meskipun tidak mungkin menjaga riset induktif menjadi bebas
nilai

Apakah Akuntansi Sebuah Seni Atau Ilmu?

Kedua struktur pembuatan aturan dan praktik akuntansi adakalanya


memunculkan pertanyaan apakah akuntansi sebuah seni atau ilmu. Paling
tidak seorang penulis pada tahun 40-an merasa akuntansi adalah sebuah
ilmu. Bagaimanapun ia tidak mendefenisikan kriteria sebuah ilmu, selain
prasangkanya sendiri. Penulis lain menyatakan bahwa akuntansi lebih dekat
kepada seni liberal. Akuntansi sendiri tampak sebagai seni praktek. Tetapi
sang penulis tidak menyebutkan kriteria real yang membedakan antara seni
dan ilmu. Tentu kita dapat melihat mendiskusikan akuntansi pada terminologi
ilmu/metode ilmiah dan peran teori pengukuran dalam posisi potensial
akuntansi dalam wilayah ilmiah.

Dalam sebuah artikel penting and buku follow-up Sterling mencoba


mengklarifikasi posisi relatif akuntansi terhadap ilmu. Ia berpendapat bahwa
seni lebih berat merupakan interpretasi pribadi dari pelakunya, misalnya
seorang pelukis mungkin saja menyajikan seorang model mempunyai 3
mata, sedangkan yang lain tetap menyajikan secara konvensional dengan 2
mata dan sebuah hidung yang hijau dalam menyajikan obyek sama.
Sedangkan ilmu bagaimanapun seharusnya memiliki kesepakatan dari para
praktisinya dalam jumlah yang banyak tentang fenomena yang diteliti dan
diukur.

Sterling yakin bahwa bahwa akuntansi jauh lebih dekat kepada seni
daripada ilmu jika melihat bagaimana akuntan mendefenisikan masalah.
Misalnya dalam kasus depresiasi, sebuah kesepakatan adanya ruang gerak
yang luas tersedia dalam pengukuran kita dalam menyeleksi metode
penyusutan dan memutuskan jumlah tahun masa manfaat dan nilai sisa.
Hasilnya, objektivitas menjadi sangat rendah. Pendekatan ilmiah berjuang

5
keras untuk mengadakan prosedur pengukuran sebagai kelengkapan yang
bermakna secara ekonomi. Sebagaimana replacement cost atau NRV dari
asset atau elemen lain yang diukur.

Apakah secara kaku prosedur pengukuran yang yang spesifik dapat


menyediakan tingkat konsensus yang tinggi, adalah sebuah pertanyaan yang
ekstrem. Bagaimanapun ilmuan tidak selalu hadir dalam keseragaman
pengukuran atau interpretasi terhadap apa yang mereka ukur. Setidaknya
ada 3 contoh dari disiplin yang berbeda untuk mengklarifikasi hal ini.

PETUNJUK DALAM RISET AKUNTANSI

Pendekatan yang didiskusikan di bawah ini mewakili orientasi tertentu atau


petunjuk riset akuntansi. Mewakili perubahan yang signifikan melampaui
riset normatif murni generasi yang lalu

The Decision-Model Approach/Pendekatan Keputusan-Model

Model ini menyatakan informasi apa yang dibutuhkan dalam pengambilan


keputusan. Dari sudut pandang ini laporan keuangan didasarkan pada entry
value, exit value dan discounted cash flows yang memenuhi syarat
berkemungkinan bermanfaat. Pendekatan ini tidak menyatakan informasi
yang diinginkan users melainkan lebih berkonsentrasi pada informasi yang
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tertentu. Dengan demikian
orientasinya adalah normatif dan deduktif. Premis yang mendasari riset ini
adalah pembuat keputusan yang perlu diajar bagaimana menggunakan
informasi jika mereka tidak familiar dengan informasi tersebut.

Terdapat banyak pendukung dari aliran ini yang menyarankan berbagai


kemungkinan penilaian. Chambers and Sterling menyarankan pendekatan
exit value karena harga jual asset relevan untuk keputusan untuk menahan
atau melepaskan asset. Juga, kumpulan exit value dari seluruh asset
melengkapi perhitungan total likuiditas yang tersedia pada perusahaan. Bell
adalah penganjur current value yang menyokong pemakaian deprival value
dari asset

Deprival value adalah nilai yang lebih rendah dari (1) replacement cost atau
(2) the recoverable amount/jumlah yang dapat dicover dari yang lebih tinggi
dari NRV atau PV. Solomon juga menganjurkan penggunaan deprival value
yang juga bersemangat mempertahankan kebutuhan pada conceptual
framework dilandaskan pada kriteria pengakuan dan pengukuran dengan
mendasarkan pada current value karena sangat bermanfaat dalam
pengambilan keputusan

Pekerjaan beberapa teoritikus akuntansi penting lainnya pun jatuh pada


decision-model approach, meskipun orientasi penilaian mereka tidak dengan
asumsi primer seperti Chambers, Sterling, Bell dan Solomon. Ijiri adalah
penganjur kuat terhadap fungsi pelayanan dengan konsern pada
pertanggungjawaban manajemen (yang disebutnya akuntor) dan pemilik
atau akunteks. Ijiri adalah penganjur historical costing dengan penyesuaian
untuk perubahan pada purchasing power dari unit moneter (GPLA). Mattesich
adalah penganjur metode aksioma tegas/rigorous axiomatic method untuk
menentukan teori akuntansi umum yang dapat digunakan untuk
menentukan informasi spesifik yang diperlukan users. Terakhir, Staubus
menganjurkan pengukuran akuntansi meniru discounted cash flows lebih

6
dekat dan memungkinkan untuk memfasilitasi pengambilan keputusan oleh
investor.

Sifat normatif dari pendekatan Decision-Model Approach (D-MA) ini


membuat beberapa ahli dengan pendekatan teori yang lebih baru
mengumumkan bahwa D-MA tidak ilmiah. Bagaimanapun Mattesich
menunjukkan dengan sangat jernih bahwa value-laden assumptions
memerlukan aspek aktivitas berorientasi tujuan (means-ends) sebagaimana
ilmu administrasi termasuk akuntansi. Dengan kata lain metode dan
pendekatan ilmiah dapat dimanfaatkan dapat dimanfaatkan dalam aktivitas
yang berkeinginan akhir menentang, misalnya ilmu alam yang mencoba
melukiskan dunia alam. Bila tidak mendominasi seperti digunakan sebagai
prioritas pada peningkatan riset empirik dalam akuntansi, pendekatan ini
masih merupakan fokus yang penting dalam riset akuntansi.

Dua keputusan besar tercakup oleh pendekatan ini

1. memungkinkan user memprediksikan dengan lebih baik cash flow pada


masa depan
2. menganalisa efesiensi dan efektivitas manajemen

Riset Pasar Modal

Terdapat jumlah yang signifikan dari riset empirik/induktif memperlihatkan


harga saham perusahaan publik bereaksi dengan cepat dan dalam keadaan
tidak bias terhadap informasi baru. Karenanya harga pasar diasumsikan
dapat merefleksikan secara utuh semua informasi yang tersedia untuk
publik. Proposisi ini secara prinsip dari disiplin keuangan diketahui sebagai
effecient market hypothesis. Dalam tambahan return on security adalah
sebuah fungsi dari resiko; volatility (kemudahan berubah) dari return on
security terhadap volatility dari seluruh pasar saham. Wawasan yang sangat
signifikan meningkat memberi tekanan pada peragaman portofolio investasi
lebih dari mencoba untuk menggendang pasar pada sebuah basis saham
individu. Hipotesa efesiensi pasar memiliki potensi implikasi yang signifikan
pada akuntansi. Misalnya karena informasi terefleksi dengan cepat pada
harga saham, daya dorong untuk peningkatan keterbukaan dengan sedikit
perhatian pada pilihan alternatif akuntansi tumbuh lebih kuat. Sejak hipotesa
efesiensi market diungkapkan return on risk didasarkan pada resiko, riset lain
mencoba menaksir hubungan akuntansi yang didasarkan pada pengukuran
resiko (misalnya rasio Laporan Keuangan) dan pasar yang didasarkan pada
pengukuran resiko. Dampak dari pilihan kebijakan akuntansi pada security
price juga diuji secara luas.

Riset Perilaku

Riset perilaku adalah area penting lainnya yang harus diteliti. Perhatian
utama dari riset ini adalah bagaimana pengguna laporan keuangan
membuat keputusan dan informasi apa yang mereka butuhkan.
Pendekatannya adalah deskriptif, sedangkan pendekatan decision model
adalah normatif. Kebanyakan penelitian ini menggunakan subyek situasi
percobaan yang terkendalikan dengan seksama

McIntyre, misalnya mencoba menemukan apakah informasi replacement


cost lebih bermanfaat dari historical cost dalam mengevaluasi rate of return
annual aktual? Dengan kata lain, pendekatan ini mencari pengertian
informasi terseleksi dan bagaimana prosesnya. Empat perusahaan

7
menengah pada industri ban dan karet dianalisa lebih dari tiga tahun
periode. Subyek penelitian McIntyre adalah mahasiswa S1 dan S2. Sebagian
mahasiswa lebih memilih laporan keuangan dengan replacement cost,
sebagian historical cost dan sebagian yang lain memilih keduanya. Subyek
penelitian diminta untuk memilih perusahaan yang menghasilkan rate of
return annual aktual tertinggi dalam 3 tahun

Rate of return annual aktual dirumuskan sbb;

r = 1 (M+D)

n M

n : lama asumsi periode riset(dalam tahun)

D : dividen yang diterima selama periode riset

M : nilai pasar saham pada awal periode riset

M : perubahan nilai pasar saham selama periode riset

Meskipun terdapat kualifikasi yang dapat dipertimbangkan, McIntyre


menemukan kegagalan untuk memperlihatkan keuntungan kepada users
laporan keuangan dengan replacement cost. Tetapi pertanyaan seberapa
representatif mahasiswa yang dijadikan subyek oleh McIntyre untuk
mengambil keputusan adalah sebuah masalah yang sebenarnya dari riset
perilaku.

Pada saat riset perilaku berada pada tahapan awal, banyak hal yang
menarik. Banyak studi telah memperlihatkan ketidaksesuaian antara model
keputusan normatif dengan proses keputusan aktual dari users. Perbaikan
dari kemungkinan oleh pembuat keputusan terjadi lebih sedikit dari model
keputusan Bayesian menandakan hal tersebut adalah tepat. Riset lain
menemukan adanya tendensi untuk menggunakan laporan keuangan yang
dipublikasikan untuk tujuan pengambilan keputusan manajerial. Pada saat
riset perilaku merupakan deskriptif atau positif dalam pendekatannya akan
mudah melompat kepada kesimpulan normatif yang memakai data akuntansi
untuk tujuan pengambilan keputusan.

Teori Keagenan

Teori keagenan atau teori kontrak adalah sebuah tipe penting dalam riset
akuntansi saat ini. Teori keagenan bisa merupakan deduktif dan induktif dan
merupakan contoh yang istimewa dari riset perilaku walaupun akar teori
keagenan pada keuangan dan ekonomi lebih dari psikologi dan sosiologi.
Asumsi yang mendasari adalah reaksi individu pada saat terjadi konflik
antara kepentingannya dengan kepentingan perusahaan. Asumsi lain yang
penting dari teori adalah titik persimpangan antara banyak tipe kontrak di
antara manajemen, pemilik, kreditur dan pemerintah. Hasilnya teori
keagenan memperhatikan variasi cost dari hubungan pemantauan dan
pelaksanaan di antara kelompok yang beragam,

Misalnya, audit dapat dilihat sebagai instrumen untuk memastikan bahwa


laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan SPI. Dalam tambahan,
laporan sendiri menduga opini unqualified- diasumsikan menemukan
ukuran sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Audit, untuk itu
mencoba memberi jaminan pada pihak luar seperti pemilik dan kreditur
tentang pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Banyak hubungan

8
keagenan antara bagian yang didefenisikan atau diatur oleh akuntansi.
Termasuk di dalamnya perjanjian obligasi, kontrak kompensasi manajemen
dan ukuran perusahaan. Frekuensi perjanjian obligasi menentukan tingkat
maksimum dari ratio laksana debt to equity. Pelanggaran bisa menyebabkan
kegagalan teknis. Yang lebih sempit dari debt to equity, manajemen akan
memilih alternatif akuntansi yang akan meningkatkan income. Manajemen
berkemungkinan mencoba untuk memilih metode yang akan meningkatkan
income dan juga meningkatkan bonus. Sebagai hasil, pilihan metode
akuntansi oleh perusahaan akan dipengaruhi oleh akibat dari kontrak
keagenan.

Salah satu hipotesa teori keagenan adalah manajemen akan mencoba


meminimalisir kesejahteraannya sendiri dengan meminimalisasi kenaikan
berbagai biaya keagenan dari pengawasan dan kontrak. Ini tidak sama
dengan manajemen memaksimalisasi nilai perusahaan. Ketika manajemen
mencoba menaikkan kompensasi, berarti ini dilakukan dalam framework
menaikkan net income, ROI atau ukuran akuntansi serupa yang juga
mengubah secara positif harga saham perusahaan.

Karenanya, meminimalisir beban kontrak menunjukkan mengacaukan


secara negatif hubungan halus antara akuntansi yang didasarkan pada
pengukuran kinerja dan tidak mendapatkan opini qualified dalam audit. Pada
saat manajemen utama mengendalikan biasanya akan meningkatkan
kinerja, manajemen akan mencoba memilih aturan akuntansi yang segera
dapat meningkatkan income, seperti dalam kasus kredit pajak investasi
untuk meningkatkan kompensasi bagi dirinya. Pada kasus serupa, tindakan
manajemen tidak selalu merupakan yang terbaik bagi pemegang saham.
Inilah yang biasa disebut perilaku oportunis atau risiko moral.

Asumsi lain dari sifat dasar perusahaan berhadapan dengan aumsi dasar
teori keagenan bahwa perusahaan adalah tempat banyak tipe hubungan.
Chamber misalnya melukiskan perusahaan sebagai koalisi sementara antara
partisipan pada keseimbangan yang tidak stabil. Bagi Chambers koalisi
hanyalah entitas palsu yang berhadap-hadapan dengan beragam partisipan
dalam pandangan teori keagenan, di mana perusahaan sesungguhnya tidak
memiliki peran. Dalam pandangan koalisi, income sebagai sebuah
pengukuran kinerja ekonomi perusahaan dan secara ekonomi dapat
mengukur asset dan liabilities adalah fungsi penting dari akuntansi dan
seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam penyusunan standar
keagenan. Tidak ada titik pandang yang eksis dalam teori keagenan. Tidak
ada benar atau salah. Beragamnya teori dan sudut pandang memberikan
wawasan penting bagi akuntan, auditor, users dan penyusun standar. Tak
ada pendekatan individu yang dipertimbangkan lebih dari yang lain,
kontribusi penting bisa datang darimana saja dan dari semua sumber.
Selanjutnya, penganut dari riset teori keagenan menuntut agar hasil positif
dan deskriptif dan tidak dapat digunakan untuk tujuan kebijakan. Tidak ada
alasan mengapa penyusun standar tidak menggunakan dasil dari riset teory
agency dipertimbangkan benar dan berguna.

Informasi Ekonomi

Akuntan menjadi meningkat kesadarannya terhadap cost dan benefit dalam


menghasilkan informasi akuntansi. Ini lapangan yang relatif baru bagi periset
akuntansi; informasi ekonomi. Riset informasi ekonomi biasanya dasarnya
adalah analitis/deduktif. Dengan pengecualian dari akuntansi arus kas model

9
alternatif dari model akuntansi historical cost akan terutama- akan kelihatan
mengganggu beban penciptaan informasi tambahan pada perusahaan.
Apakah penyusunan alternatif informasi atau penyusunan informasi yang
lebih luas adalah cost yang berharga adalah sebuah pertanyaan penting.
Pada dasarmya masalah ini dengan rinkas diungkapkan oleh Beaver dan
Demski:

Hal pokok dari argumen pada kepentingan akuntansi akrual berhenti pada
premis

1. income yang dilaporkan dengan akuntansi akrual menyampaikan lebih


banyak informasi dari sedikit ambisi sistem akuntansi berorientasi cash
flow
2. akuntansi akrual adalah cara paling efesien untuk menyampaikan
tambahan informasi dan juga wajar
3. nilai dari tambahan sistem informasi melebihi cost-nya

Informasi ekonomi mutakhir termasuk asumsi teori keagenan dan analisa


situasi dalam analisanya. Hai ini karena pembagian resiko antara prinsip dan
agen adalah koneksi dekat dengan isu apakah keduanya memiliki informasi
yang penuh atau apakah akan terjadi informasi yang timpang pada saat
salah satu terpisah (biasanya agen) memiliki informasi yang lebih banyak
dari yang lain. Tujuan dari analisa teory informasi adalah menentukan
bagaimana rancangan kontrak dioptimalkan untuk menegosiasikan insentif
dan pembagian resiko. Riset juga memperlihatkan pentingnya fungsi
pelayanan akuntansi (menilai kinerja manajemen relatif penting untuk
menentukan insentif dan reward manajemen)

Critical Accounting (CA)

Critical Accounting adalah cabang teori akuntansi yang memandang


akuntansi memiliki peran sebagai poros dalam memutuskan konflik antara
perusahaan dan konstituen sosial seperti buruh, konsumen dan masyarakat
umum. Hal ini secara langsung diperhatikan secara aktif dalam peran sosial
akuntan. CA merupakan perpaduan gabungan dua area lain dari akuntansi
yang dikembangkan sejak 1960-an yaitu akuntansi kepentingan publik (AKP)
dan akuntansi sosial (AS). Akuntansi kepentingan publik melakukan
pekerjaaan bebas dari pajak dan nasehat keuangan pada individu, kelompok
dan usaha kecil yang tidak mampu membayar jasa tersebut. Akuntansi sosial
menyinggung usaha menjelaskan pengukuran untuk mengambil dari
perusahaan beban eksternal, seperti polusi yang menimbulkan kerusakan
pada masyarakat. CA lebih luas dari akuntansi kepentingan publik dan
akuntansi sosial (namun keduanya masih tercakup). Selanjutnya, tujuan dari
periset CA bergerak dari menempati pinggiran AKP dan AS menuju
mainstreem riset akuntansi (dan tindakan) dengan mengadopsi perspektif
yang didasari oleh konflik.

CA berbeda dengan dengan area riset lain yang telah didiskusikan. Riset lain
mengarahkan pemisahan yang tajam antara periset dengan bidang
penelitiannya. Misalnya, periset akuntansi positif dan perilaku meyakini
bahwa mereka melaporkan dengan sederhana perilaku dari subyek yang
mereka uji. Tak dapat disangkal, periset normatif melihat realitas sebagai
sesuatu yang independen dari mereka. Sehingga pekerjaan mereka
dipengaruhi cara yang paling bermanfaat untuk melaporkan pada
operasional dan keterangan bisnis dan entitas lainnya. Periset CA meyakini

10
dalam memandang dan meneliti mereka harus membantu mempertajam
realitas tersebut. Seperti yang dikatakan Chua

Interaksi yang saling menguntungkan antara pengetahuan dan manusia


dunia fisika- pembuatan pengetahuan dibatasi oleh manusia yang membuat
aturan atau keyakinan yang mendefenisikan wilayah pengetahuan,
fenomena empirik dan hubungan keduanya. Epistimologi (studi yang
menjelaskan bagaimana menentukan suatu ilmu) memutuskan asumsi
adalah menghitung keyakinan yang dapat diterima oleh kriteria yang spesifik
dan proses menaksir klaim kebenaran

Tinker memberi contoh yang menarik dari ilmu astronomi untuk


mengilustrasikan masalah yang dirasakan oleh Critical Accountant. Ia
membicarakan planet Uranus. Semua periset akan mengatakan bahwa
Uranus adalah planet sebuah entitas yang independen dari kita. CAt
mengatakan bahwa kita menginterpretasikan realitas yang kita namakan
Uranus. Lagi pula usaha kita untuk menggambarkan secara ilmiah terbatas
oleh instrumen yang memberi tahu kita yang perlu diinterprertasikan
kembali. Sebagai contoh, Venus memiliki permukaan yang sangat panas
dan sering digambarkan tidak bersahabat dan bermusuhan meskipun itu
hanya obyek yang mati.

Chua menggambarkan keadaan ini

Para filasuf yang kritis menerima standar dengan penjelasan ilmiah cukup
pertimbangan konteks temporal. Kebenaran merupakan proses yang
ditempa dari luar dan dalam praktik sosial dan sejarah. Tidak ada teori-
kenyataan independen yang dapat membuktikan atau tidak secara
meyakinkan sebuah teori.

Selanjutnya, ketika kita membahas pengukuran belaka, -sementara


berkemungkinan tidak benar, dan subyek yang membatasi instrumen
pengukuran kita dan teori yang mendasari- kata-kata penjelasan mengambil
alih realitas yang kita gambarkan.

Hal ini karena interpretasi kita terhadap realitas tidak bisa netral, makanya
CAt meyakini bahwa akuntansi harus lebih ditekankan untuk mencoba
menyelesaikan masalah-masalah sosial. Ini dicurigai sebagai serangan yang
ditujukan pada teori keagenan dan sifat dasar bebas nilai dari riset. Dalam
riset CA sedikit menekankan pada model matematika dan statistik dan lebih
pada penjelasan sejarah.

Inilah penjelasan untuk riset CA, mungkin lebih menjanjikan dari yang lain.
Tetapi kami percaya bahwa semua pendekatan memberi kontribusi pada
pengetahuan kita dan menyediakan wawasan pada proses kebijakan.

Revolusi Ilmiah Akuntansi?

Seperti dinyatakan dalam pembahasan mengenai banyak sudut pandang


tentang riset akuntansi, riset akuntansi merupakan bidang yang dapat
berubah secara terus menerus. Sebagian diprediksi sebagai revolusi ilmiah
dalam akuntansi karena ketidakpuasan dengan paradigma yang ada.
Paradigma adalah bagian pemecahan masalah yang dipandang sebagai ilmu
atau disiplin. Dalam akuntansi, bagian paradigma adalah historical costing
yang didasari oleh konsep realisasi, matching dan prinsip-prinsip lainnya
seperti konservatisme, going concern, entitas akuntansi dan periode waktu.
Ketidakmampuan historical cost dalam mengatasi masalah pelaporan

11
keuangan sepanjang tahun 1970-an untuk bangkit dari inflasi hebat
menyebabkan ketidakpuasan. Dampak inflasi pada saat itu ditambah lagi
dengan bersamaan dengan pengembangan riset empirik di bidang akuntansi
sebaik perspektif riset lainnya mengidamkan kemungkinan pengembangan
paradigma dalam akuntansi.

Kita akan mempertanyakan apakah ini kasus sesungguhnya? Penganut


current valuation saling berbeda pendapat, selanjutnya dengan
mengurangnya inflasi selama tahun 1980-an kritik terhadap historical cost
mereda. Akan tetapi pengaruh yang mempelopori pengembangan paradigma
baru dalam akuntansi akan tetap ada. Dapat dikatakan bahwa banyak
banyak pendekatan baru dalam riset dalam akuntansi saat yang
menyenangkan untuk terlibat dengan akuntansi keuangan.

Hanya waktu yang akan menjawab apakah ada sebuah metode penilaian
baru atau tipe paradigma lain yang akan muncul sebagai kekolotan baru kita

IKHTISAR

Salah satu jalan untuk mengembangkan teori akuntansi adalah melalui riset.

Metode mendapatkan kesimpulan dari premis dapat ditentukan dengan


metode induktif (logika dari premis ke kesimpulan) dan dengan metode
deduktif (mendapatkan data dan menyangkal hipotesis).

Metode deduktif bersifat normatif, umum, ideal sedangkan deduktif bersifat


deskriptif murni (alaupun dalam mendapatkan temuan tidak bebas nilai

Metode deduktif dan induktif dapat saling melengkapi.

Jelasnya pembuatan kebijakan akuntansi adalah normatif sejak perhatian


dengan menentukan metode akuntansi dan bagian tertentu yang
membutuhkan pengungkapan.

Apakah akuntansi merupakan seni atau ilmu. Di bidang seni setiap orang
bebas menggunakan interpretasi pribadinya dalam menjalankan
keahliannya. Sedangkan ilmu lebih teliti, setiap pelaku harus memiliki
konsensus yang melibatkan relatif banyak (pihak) ketika mengukur sebuah
fenomena yang sama. Tetap ada kemungkinan perbedaan dalam ilmu.
Akuntansi kelihatan lebih dekat kepada seni akibat terlalu banyak kebebasan
dalam menentukan metode akuntansi dan ketelitian pengukuran fenomena
oleh akuntan belum jadi disiplin saat ini.

Riset akuntansi mengikuti banyak arahan; yang paling dekat dengan fungsi
penyusunan standar adalah decision-model approach. Banyaknya arahan
tersebut belum dapat dikatakan sebagai revolusi ilmiah di bidang akuntansi,
karena historical cost masih menjadi paradigma yang dominan

12

Anda mungkin juga menyukai