Zitny Karimatannisa
08410075
Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2015
LATAR BELAKANG
Monks berpendapat pula bahwa pada masa remaja dikenal
dengan masa storm and stress dimana terjadi pergolakan emosi
yang diiringi dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan
pertumbuhan secara psikis yang bervariasi. Masa remaja yang
identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat
mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif.
Mahasiswa baru mengalami masa transisi dari sekolah menengah atas,
menuju universitas. Berpindah dari seorang senior di sekolah menengah
atas menjadi orang baru di universitas, memainkan kembali top dog-
phenomenon (keadaan bergerak dari posisi teratas ke posisi paling
bawah), (Santrock J. W, 2002: 74).
Ketakutan akan kegagalan dalam sebuah dunia yang berorientasi pada
kesuksesan seringkali menjadi alasan untuk stres dan depresi diantara
mahasiswa universitas. Tekanan untuk sukses di universitas,
mendapatkan pekerjaan yang sangat baik dan menghasilkan uang yang
banyak adalah suatu hal yang sangat berpengaruh pada sebagian besar
mahasiswa.
SELURUH BADAN PENELITIAN MENUNJUKKAN BAHWA KECERDASAN
EMOSIONAL ADALAH KUNCI UNTUK KEBERHASILAN SISWA, BAIK DARI SEGI
PENCAPAIAN NILAI YANG LEBIH TINGGI DAN KEBIASAAN BELAJAR YANG
LEBIH BAIK, TETAPI JUGA DALAM MEMBENTUK HUBUNGAN YANG TAHAN
LAMA DAN MENAVIGASI TUNTUTAN PENINGKATAN KEHIDUPAN SISWA.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana tingkat kecerdasan emosional
(Emotional Intelligence) mahasiswa baru JAFEB
UB Malang?
Bagaimana strategi coping stres mahasiswa baru
JAFEB UB Malang?
Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan
emosional dengan pemilihan strategi coping
stres,pada mahasiswa baru JAFEB UB Malang?
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional
mahasiswa baru JAFEB UB Malang
Untuk mengetahui strategi coping stres
mahasiswa baru JAFEB UB Malang.
Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan
emosional dengan pemilihan strategi coping
stres, pada mahasiswa baru JAFEB UB Malang.
MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Dapat memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu
psikologi, memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat
memberi gambaran mengenai hubungan kecerdasan emosional
terhadap pemilihan strategi coping stres pada mahasiswa baru.
2. Manfaat Praktis
Diharapkan dapat memperkaya informasi mengenai hubungan
kecerdasan emosional terhadap pemilihan strategi coping stres
bagi para mahasiswa, dosen, dan staf pengajar, dalam upaya
membimbing dan mengoptimalkan kecerdasan anak bangsa.
Sedangkan bagi peneliti sendiri, akan memberikan banyak
manfaat, terutama dalam mengembangkan penelitian
selanjutnya.
KAJIAN TEORI
EMOSI
dipupuk dan diperkuat dalam diri individu. Berdasarkan uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi
seseorang yaitu secara fisik dan psikis. Secara fisik terletak dibagian otak yaitu konteks
dan sistem limbik, secara psikis diantarnya meliputi lingkungan keluarga dan
lingkungan non keluarga
STRES
Merupakan suatu keadaan tertekan baik
itu secara fisik, maupun psikologis. Stres
bersumber dari frustasi dan konflik yang
dialami individu yang dapat berasal dari
berbagai bidang kehidupan manusia
Gejala-gejala stres yang muncul meliputi:
Gejala Fisik; antara lain sakit kepala, jantung berdebar
debar, insomnia (susah tidur), mudah lelah, keluar
keringat dingin, dan kurang selera makan.
Gejala Psikis; antara lain gelisah atau cemas, konsentasi
belajar menurun, kehilangan rasa humor, sering melamun
dan sering marah-marah
COPING STRES
Cara atau usaha yang dilakukan oleh individu,
secara kognitif maupun perilaku dengan tujuan
untuk menghadapi dan mengatasi tuntutan-
tuntutan internal maupun eksternal yang
dianggap sebagai tantangan atau permasalahan
bagi individu
coping yang efektif untuk dilakukan adalah
coping yang membantu seseorang untuk
mentoleransi dan menerima situasi menekan
dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat
dikuasainya.
MACAM-MACAM COPING
Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Smet, 1994) terdapat dua macam cara dalam
strategi coping, yaitu:
Emotional focused coping (strategi coping yang berorientasi pada emosi), yaitu:
usaha untuk mengatur respon emosional terhadap stres dengan mengubah cara
dalam merasakan permasalahan atau situasi yang mendatangkan stress. Strategi
coping ini meliputi:
Kontrol diri , menjaga keseimbangan dan menahan emosi dalam dirinya.,
Membuat jarak, menjauhkan diri dari teman-teman dan lingkungan sekitar.
Penilaian kembali secara positif , dapat menerima masalah yang sedang
terjadi dengan berfikir secara positif dalam mengatasi masalah.
Lari atau menghindar, menjauh dari permasalahan yang dialami.
Menerima tanggung jawab, menerima tugas dalam keadaan apapun saat
menghadapi masalah dan bisa menanggung segala sesuatunya.
Meringankan beban masalah. Cara individu mengatasi stres dengan menolak
memikirkan masalah dan menganggapnya seakan-akan masalah tersebut tidak
ada dan membuat masalah menjadi ringan.
Menyalahkan diri sendiri. Cara individu mengatasi stres dengan
memunculkan perasaan menyesal, menghukum dan menyalahkan diri sendiri
atas tekanan masalah yang terjadi. Strategi ini bersifat pasif dan ditunjukkan
pada diri sendiri.
Mencari arti. Cara individu mengatasi stres dengan mencari makna atau
hikmah dari kegagalan yang dialaminya dan melihat hal-hal lain yang penting
dalam kehidupan
MACAM-MACAM COPING
Problem focused coping , strategi coping yang berorientasi
pada masalah), yaitu usaha untuk mengurangi atau
menghilangkan stres dengan mempelajari cara-cara atau
ketrampilan-ketrampilan baru untuk memodifikasi
permasalahan yang mendatangkan stres. Bentuk ini meliputi:
Konfrontasi, yaitu individu berpegang teguh pada pendiriannya dan
mempertahankan apa yang diinginkannya, mengubah situasi secara
agresif dan adanya keberanian mengambil resiko.
Mencari dukungan social, individu berusaha untuk mendapatkan
bantuan dari orang lain.
Merencanakan pemecahan masalah, dengan memikirkan, membuat,
dan menyusun rencana untuk menyelesaikan masalah.
Tindakan secara langsung. Seseorang melakukan usaha dan
menetapkan langkah-langkah yang mengarah pada penyelesaian masalah
secara langsung serta menyusun rencana untuk bertindak dan
melaksanakannya.
Kehati-hatian. Seseorang berfikir, meninjau dan mempertimbangkan
beberapa alternatif pemecahan masalah, berhati-hati dalam memutuskan
atau dengan meminta pendapat orang lain tentang pemecahan masalah
tersebut dan mengevaluasi tentang strategi yang pernah diterapkan.
Negosiasi. Seseorang membicarakan serta mencari penyelesaian dengan
orang lain yang terlibat dalam permasalahan yang dihadapinya dengan
harapan agar masalah dapat terselesaikan.
PROSES TERJADINYA COPING STRES
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STRATEGI COPING
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi strategi coping (Holahan
Charles J. & Moss, 1987), yaitu:
Sosiodemografik, yang meliputi status sosial, status perkawinan, status
pekerjaan, gender, tingkat pendidikan.
Peristiwa hidup yang menekan, yaitu peristiwa yang dialami individu
yang dirasa menekan dan mengancam kesejahteraan hidup seperti
bencana, kehilangan sesuatu yang berharga, dan lain sebagainya.
Sumber-sumber jaringan sosial yang meliputi dukungan sosial.
Kepribadian, seperti locus of control, kecendrungan neurotic, optimism,
self esteem, kepercayaan diri dan lain sebagainya.
Menurut Smet (1994), proses pemilihan strategi coping dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain:
Variabel dalam kondisi individu; umur, tahap kehidupan, jenis kelamin,
temperamen, pendidikan, inteligensi, suku, kebudayaan, status ekonomi,
dan kondisi fisik.
Karakteristik kepribadian; introvert-ekstrovert, stabilitas emosi secara
umum, kepribadian ketabahan, locus of control, kekebalan dan
ketahanan.
Variabel sosial kognitif; dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial,
kontrol pribadi yang dirasakan.
Hubungan dengan lingkungan sosial; dukungan sosial yang diterima,
integrasi dalam jaringan sosial.
TUGAS COPING (COPING TASK)
Coping yang efektif adalah coping yang membantu
seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi
menekan, serta tidak merisaukan tekanan yang tidak
dapat dikuasainya. Dengan demikian, strategi coping
perlu mengacu pada lima fungsi tugas coping yang
dikenal dengan istilah coping task, yaitu :
Mengurangi kondisi lingkungan yang berbahaya dan
meningkatkan prospek untuk memperbaikinya
Mentoleransi atau menyesuaikan diri dengan
kenyataan yang negatif.
Mempertahankan gambaran diri yang positif.