Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANJAS NUARI SIREGAR

NIM : 7172144010
KELAS : B 2017
PRODI : PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

CERITA LIBURAN SAAT PANDEMI CORONA

Saat libur ( kalimat libur adalah asumsi dari tidak masuk belajar didalam
kelas padahal perkuliahan tetap berlanjut ) awalnya senang. Saat belum ada
himbauan, bahwa Pematangsiantar dan sekitarnya belum termasuk zona merah
ataupun zona orange tentang ststus kewaspadaan terhadap wilayah tempat tinggal.
Ketika beredarnya surat himbauan bahwasannya kuliah di kampus itu di tiadakan
dan kuliah melalui online/daring aku fikir itu bukanlah hal yang sulit dan
bukanlah hal yang terlalu masalah bagiku ataupun bagi kawan-kawan ku yang
lain.

Aku senang hal ini terjadi kuliah tidak masuk, tidak banyak ngeprint tugas
tidak banyak jumpa manusia-manusia yang ideologi berbeda, tidak jumpa
kegiatan organisasi yang melelahkan, lalu nggk jumpa mantan yang ngeselin aku
fikir ini yang baik untuk perkuliahan di semester ini, yang awalnya aku malas
untuk melanjutkan kuliah ku, setelah aku sadar akan pendidikan ku selama ini
adalah untuk membodohi aku ketika aku menjadi pelajar.

Sudah banyak kekecewaan terhadap di dunia pendidikan dari bagaimana


arti pendidikan yang sebenarnya, dari bagaimana cara tenaga pendidik mengajar,
dari bagaimana kurikulum yang menekankan perbudakan bukan meningkatkan
kreartivitas. Namun tidak semua tenaga pendidik demikian ada susah aku jumpain
bebera dosen ( julukan guru utnuk perguruan tinggi ). Dan hanya dua aku jumpain
dosen yang dapat menggerakkan mahasiswanya berfikir merdeka dan mandiri,
sehingga aku sanggup menciptakan diriku menjadi lebih baik versi diriku sendiri.

Ada sebuah opini mengatakan “Sekolahlah sampai kau sadar bahwa


sekolah telah gagal membodohimu” ketika aku masih SMA aku bersifat bodo
amat sama ini opini. Setelah aku banyak membaca akhirnya aku sadar ternyata
segala hal yang ada di negara ini adalah hasil politik yang sudah terencanakan
secara baik dan bagus. Dan hal ini sudah berjalan dari masa Era Presiden
Soeharto. Akhinrnya aku teringat satu opini kembali begini isi opini tersebut
“terkadang yang kita ketahui tidak seharusnya kita pelajari”. Sialnya aku percaya
dan membenarkan persepsi ini.

Setelah aku sadar dan paham aku ingin mengubah hal ini tapi aku berfikir
keras setiap saat, kadang pun aku masuk kuliah melihat dosen-dosen ku adalah
hasil pendidikan yang membodohi itu, dan dia menurunkan kebodohan itu kepada
mahasiswanya. Namun tidak dengan halnya kepada beberapa dosen yang dapat
berfikir merdeka, nanti di akhir cerita akan aku sampaikan salah satu dosen
tersebut. Setelah berfikir keras akan hal yang akan aku pilih ya aku tetap
melanjutkan kuliah ku, namun aku lebih ingin memperbaiki akhiratku saja karena
gimana pun kalau aku dizolimi oleh dosen-dosen ku, aku tinggal mendoakan
mereka saja (teruntuk yang muslim) dengan begitu tidak akan memberatkan
fikiran ku.

Waktu sudah masuk liburan kuliah aku pilih pulang kampung, dan ada
setiap ketidak sukaan ku ketika awal di kampung yaitu paket internet yang
menggunakan regional. Masuk kuliah pulak tiba-tiba perkuliahan pas di tengah
jalan, hadeuhh kalau itu sudahlah azab indosiar pun aku fikir kalah dalam realita
kehidupan. Dan agar tak menjadi beban di fikiran aku memilih tidak masuk kuliah
daring.

Sebelum sampai di kampung aku jalan-jalan keliling siantar terlabih


dahulu sambil bejumpa kawan lama dan sambil beli paket internet. Setelah aku
pulang lalu sampailah aku di kampungku yang tercinta yang damai, tenang, asri,
adem, ayem, tentrem aku langsung tidur. Pas bangun tidur orang tua ku kaget
karena aku sudah tidur di dalam kamar. Karena aku kalau pulang kampung
memang tak pernah bilang mau pulang, ya tau-tau sudah sampai aja di rumah.
Nah kebetulan pada waktu itu kabar menyeramkan tentang Corona ini sudah
sampai di kampung ku orang tua ku marah karena aku nggk bersihin badan
terlebih dahulu, mereka fikir aku membawa wabah tersebut, ya akhirnya aku
mandilah setelah bangun tidur.

Masuk kepada hari berikutnya di kampung, masuklah notif melalui


Whatsapp dan media daring dari perkuliahan ku, nah disinilah awal permasalahan
hidup ini ketika kuliah di kampung. Signal susah, paket tidak banyak seperti di
Medan, dan tidak ada duit. Inilah kalau dibilang oleh para anak sekolah kalau
libur tak dapat ongkos dan uang jajan.

Ternyata kuliah daring itu tidak menyenangkan, kalau di tinjau dari sudut
pandang ketenangan dalam liburan ini, tapi kufikir ini masalah pola fikir aja,
akhirnya aku perbaiki dan ya Syukur Alhamdulillah aku bisa mendapatkan
ketenangan dalam rasa syukur tersebut.

Tapi setelah itu paradoks, semuanya pun menyesuaikan. Ditambah tugas


yang terus menerus berdatangan, tugas diluar pemahaman dan kesiapan dan tugas
yang menyulitkan. Ceritaku saat libur, hanya dirumah namun sesekali kumpul
bareng teman yang dekat dan bisa dijangkau serta masih steril dari penyebaran
virus. Sesekali pula keluar rumah tuk mencari jaringan atau sinyal tuk
menyelesaikan tugas dan mencari tahu tugas karena rumahku termasuk kawasan
susah sinyal.

Banyak rencana yang sudah dipersiapakn untuk libur sekolah namun


hampir semuanya mutlak dibatalkan karena untuk membantu pemerintah dalam
menangani penyebaran corona virus disiase. Saat dirumah, banyak pula pekerjaan
rumah yang harus diselesaikan. Kadang yang jadi masalah dengan kuliah daring
ini adalah ketika di suruh orang tua masuk pulak kuliah online ini ( kadang ada
dosen yang suka-sukanya saja membuat jadwal kuliah) nah orang tua ku kan yang
kurang paham dengan tugas tugas yang diberikan dosen kepadaku. Walau serasa
sering rebahan namun tak tenang bila terus mengerjakan tugas, tak fokus dengan
orang tua yang selalu menasihati untuk tidak berlama lama dengan handphone
bahkan berlama lama diam di luar yang sebenarnya mengerjakan tugas dan
mencari jaringan atau sinyal.

Dari libur ini banyak perubahan, dari jam tidur yang tidak teratur, mandi
semuanya, perut sering merasakan lapar, mata berlama lama melihat layar
handphone atau sinar biru, perjalanan yang dibatasi, bersosial yang dibatasi dan
lain sebagainya.

Tapi ya gimanapun juga syukurilah apa yang terjadi pada diri kita, kiat
tahu Tuhan itu Maha Adil bukan tanpa sebab Dia memberikan kita keadaan
seperti ini. Rencana Tuhan itu lebih baik dibandingkan rencana siapapun karena
yang sebenar-benanrnya sayang sama kita ya cuman Tuhan. Syukurku adalah aku
jadi nggk pernah melihat mantan ku dan mendapatkan hal positif yaitu setiap
bulan uang kiriman yang seharusnya untukku dapat ku belikan buku bacaan untuk
mengisi waktu senggang ku. Aku harap siapapun yang membaca tulisan ku ini
adalah orang yang pandai bersyukur dan dapat menjauhin dunia yang tak
seharusnya kita rasakan saat ini.

Penutup cerita, saya sebagai mahasiswa yang di didik oleh Bapak Rangga
Restu Prayogo, S.A.B., M.Si. saya banyak mengucapkan terimaksih kepada bapak
karena bapak adalah kebaikan bapak dan bapak meupakan salah satu dosen yang
mengajarkan saya tentang kemerdekaan pada berfikir dan kepada kehidupan
pribadi saya pak, ya walaupun kita tidak terlalu sering berbicara pak, bapak lebih
sering berbicara dengan teman saya satu lagi pak, hehe. Saya harap bapak dapat
menjadi guru besar di Univetsitas Negeri Medan dan bapak dapat menjadi salah
satu orang penting kelak untuk negara ini, sungguh luar biasa perjuangan bapak
terhadap abdi negara, bapak telah sukses menjadi mahasiswa, dapat menjalankan
Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan itu bapak lakukan atas ketulusan bapak.
Semoga ketika bapak sudah menjadi guru besar Universitas Negeri Medan bapak
dapat menarik saya menjadi seorang dosen di prodi kita pak, dan akan kita
kembangkan mata kuliah filsafat administrasi perkantoran pak, sehingga para
mahasiswa yang berada di prodi ini dapat berfikir radikal tentang prodi/jurusan
yang ia sedang tempuh, agar tidak banyak mendapati kegagalan setelah tamat dari
prodi kita pak, itupun kalau saya dapat rezeki untuk lanjut S2 pak.

Akhirulkalam saya ucapkan terimakasih, Bilahitaufik walhidayah


Wassalamu`alaikum Warahmatullahi Wabarukatuh, kurang lebih saya mohon
maaf apabila ada kesamaan kalimat ataupun kata, mana tau ada dari pembaca
keberatan atas kalimat yang saya tulis, ini sepenuhnya kebanaran dari saya yang
menulis, pada Tuhan saya mohon ampun. Terimakasih 😊

Anda mungkin juga menyukai