Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PEMBERIAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

TERHADAP OSIS DI SMAN 1 GEDANGAN YANG BERPENGARUH


PADA KINERJA SAAT MELAKUKAN PROGRAM KERJA

Project ini disusun untuk memenuhi penugasan Ulangan Akhir Semester


Mata Kulia Psikologi Industri dan Organisasi

DOSEN PENGAMPU : LUCKY ABRORRY, M.PSI.

OLEH :
1. CHERYL NURALIZA (11010121009)
2. FARAH LAILI DIANTI (11010121018)
3. MARIYATUL QIBTIYAH ANGGRAENI (11010121026)
4. NIMAS BUNGA RACHMA PUTRI (11010121034)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
OSIS merupakan organisasi yang berada dibawah naungan sekolah dan difasilitasi
guna menjadi tempat bagi siswa-siswa nya untuk mendapatkan pengalaman dalam
berorganisasi dan paham dalam mengelolanya (Khodijah & Putra, 2020). Setiap siswa
harus memiliki kemampuan dalam berorganisasi. Tidak hanya itu, para osis juga harus
memiliki sikap dalam melakukan tugasnya ditempat kerja sesuai dengan nilai-nilai moral
yang positif., karena tugas siswa di sekolah tidak hanya belajar, melainkan siswa juga
dituntut mengamalkan ilmunya di masyarakat untuk mengajar dan membimbing
masyarakat, sehingga kelak ketika sudah kembali di masyarakat diharapkan dapat hidup
bermasyarakat dengan baik. Seiring dengan kemajuan zaman dan tuntutan hidup di
masyarakat, maka siswa harus terus berupaya membekali diri dengan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta berbagai ilmu yang mendukung agar nantinya dapat berpikir kritis
ketika terdapat masalah di masyarakat. Maka dari itu, diperlukannya pelatihan guna
membantu mereka memahami dan menyelesaikan masalah dalam sebuah organisasi dan
juga pengembangan dalam menjalankan kegiatan dalam organisasi.
Pelatihan adalah suatu proses pendidikan dengan jangka pendek yang menggunakan
prosedur sistematis dan terorganisir yang di dalam nya terdapat pegawai non-managerial
melakukan proses pembelajaran teknis dengan tujuan terbatas. Pelatihan ini tentunya
diperlukan guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pada anggota OSIS
(Khodijah & Putra, 2020). Pengembangan juga perlu diberikan karena memiliki
kepentingan yang sama dengan pelatihan. Pengembangan merupakan suatu kegiatan
jangka panjang untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan sekarang maupun yang akan
datang dengan memberikan informasi, mempengaruhi sikap atau menambah kecakapan
seorang individu. Pengembangan yang diperlukan dalam organisasi ini seperti
pengembangan kemandirian peserta didik dalam di didik dan dilatih untuk bertanggung
jawab, pengambilan keputusan, berpikir kritis, memecahkan masalah tanpa bergantung
kepada orang lain, dalam menjadi bekal untuk kehidupan masyarakat pada masa yang
akan datang (Rahayu, 2020). Jika tidak dilakukan pelatihan dan pengembangan, maka
akan muncul permasalahan yang tidak diinginkan seperti ketidakharmonisan atau terjadi
konflik antar pengurus OSIS, sulit dilakukan koordinasi, absensi meningkat, tingkat
produtivitas kerja menurun, adanya tekanan eksternal yang menyebabkan terganggunya
ketenangan kerja atau tidak stabilnya kerja organisasi (Triatmojo et al., 2012).
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian
ini, antara lain :
1. Menganalisis pemberian pelatihan dan pengembangan terhadap OSIS di SMAN 1
Gedangan.
2. Mengetahui pengaruh pelatihan dan pengembangan terhadap kinerja OSIS di
SMAN 1 Gedangan dalam melaksanakan program kerja.
3. Mengevaluasi pelatihan dan pengembangan yang diberikan kepada OSIS di
SMAN 1 Gedangan terhadap kinerja dalam melaksanakan program kerja
4. Memperoleh data yang sinkron secara fakta dan sistematis terhadap pemberian
pelatihan dan pengembangan pada OSIS di SMAN 1 Gedangan
5. Menghasilkan informasi yang valid berkenaan dengan pelatihan dan
pengembangan yang diberikan kepada OSIS di SMAN 1 Gedangan.

1.3 Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat dari
penelitian ini, antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi pada ilmu
pengetahuan dalam bidang psikologi, khususnya psikologi industri dan organisasi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pembaca dan pengembangan penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya
subjek penelitian ini terkait pelatihan dan pengembangan di dunia industri dan
organisasi, serta dapat memberikan manfaat bagi pengembangan penelitian
terkait pelatihan dan pengembangan di dunia industri dan organisasi.
b. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pula bagi peneliti guna
menambah wawasan dan pengetahuan dalam aplikasi ilmu yang didapat serta
mengetahui gambaran umum tentang pelatihan dan pengembangan di dunia
industri dan organisasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIK

2.1 Kajian Variabel

a. Konsep Pelatihan dan Pengembangan


Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang meliputi proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan ketrampilan di luar sistem pendidikan yang
berlaku, dalam waktu singkat dan dengan metode yang mengutamakan praktik
dibandingkan teori. Dalam pelatihan terdapat proses sistematis untuk mengubah
perilaku para anggota menjadi satu arah untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki sehingga menghasilkan kinerja yang baik dalam
melakasanakan program kerja. Sedangkan, pengembangan merupakan bagian dari
pendidikan sebagai sarana untuk mendapatkan anggota yang potensial dan
professional yang berfokus mempersiapkan anggota organisasi ke masa depan. Tujuan
dan manfaat dari pelatihan dan pengembangan yang utama adalah untuk mengatasi
kesenjangan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi dalam bekerja yang
disebabkan oleh ketidakmampuan dalam pelaksanaan pekerjaan, memaksimalkan
keahlian para anggota sejalan dengan kemajuan teknologi, memenuhi kebutuhan-
kebutuhan perkembangan pribadi, membantu memecahkan masalah operasional, dan
mempersiapkan anggota untuk promosi dan berupaya membina mereka agar menjadi
lebih produktif. Dalam penyusunan program pelatihan dan pengembangan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai, dibutuhkan langkah-langkah tertentu dan
sistematis. Berikut langkah-langkah pengorganisasian program pelatihan dan
pengembangan (Rohmah, Nurruli, 2018a) :
1. Melakukan penelitian dan pengumpulan data terkait aspek obyek.
2. Menentukan materi.
3. Menentukan metode pelatihan dan pengembangan.
4. Memilih triner sesuai dengan kebutuhan.
5. Mempersiapkan fasilitas yang dibutuhkan.
6. Memilih peserta pelatihan dan pengembangan.
7. Melaksanakan program yang telah direncanakan.
8. Melakukan evaluasi program.
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pelatihan dan pengambangan
(Rohmah, Nurruli, 2018b), sebagai berikut :

a) Peserta, program yang dirancang untuk memberi kemampuan tertentu


sehingga perlu diperhatikna peserta yang akan menjadi target.
b) Triner, penentuan triner tergantung pada dimana program akan
dilaksanakan, ketrampilan apa yang akan diajarkan, dan siapa
pesertannya. triner bisa diambil dari luar dan dalam organisasi.
c) Media yang diguakan, media yang diterapkan bisa seperti ceramah,
diskusi, dan studi kasus atau juga bisa permainan peran dan modelling,
partisipasi group, dan lain sebagainya.
d) Bentuk tingkat pembelajaran, ada empat kategori utama tingkat
pembelajaran yaitu ketrampilan dasar, kemampuan pekerjaan dasar,
kemampuan interpersonal, dan kemampuan konseptual.
e) Prinsip-prinsip pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan, ada tiga
prinsip diklat yaitu apakah diklat dilaksanakan untuk memotivasi
anggota, untuk mengantisipasi peluang-peluang yang ada, dan untuk
penguatan serta penyegaran.
f) Prinsip-prinsip pembelajaran yang dipakai, ada lima prinsip utama
pembelajaran yaitu partisipsi, pengulangan, relevansi, transfers, dan
umpan balik.
g) Tempat, dimana atau bagaimana program akan dilaksanakan.

Selain faktor, terdapat beberapa indikator di dalam melaksanakan pelatihan


dan pengembangan sumber daya manusia (Apriliana & Nawangsari, 2021), antara lain
:

a) Ketrampilan, merupakan keahlian melakukan sesuatu dengan baik.


b) Pengetahuan, merupakan informasi yang dikuasi seseorang dalam
bidang tertentu.
c) Peran Sosial, merupakan citra yang diproyeksikan seseorang terhadap
orang lain.
d) Citra diri, merupakan persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri.
e) Sifat, merupakan karakteristik yang relatif konstan pada perilaku
seseorang.
f) Motif, merupakan niat dasar yang konstan pada perilaku seseorang.

b. Konsep Kinerja

Setiap organisasi memiliki cara, kebiasaan, dan aturan dalam mencapai tujuan
dan misi organisas. Kinerja yang sering disebut dengan performance juga disebut
result yang berarti apa yang telah dihasilkan oleh individu karyawan. Istlah yang lain
adalah human output yang dapat diukur dari productivity, absence, turnover,
citizenship, dan satisfaction. Pada sebagian besar organisasi, kinerja para individual
merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan organisasi. Disamping dapat
menjadi keunggulan bersaing, mereka juga bisa menjadi penghambat.

Ketika beberapa individu tahu bagaimana mereka melakukan pekerjaannya,


ketika individu terus menerus meninggalkan organisasi, dan ketika mereka tetap
bekerja namun tidak efektif, sumber daya manusia merupakan masalah kompetitif
yang menempatkan organisasi dalam kondisi yang merugi. Kinerja diukur
berdasarkan persepsi atas kuantitas hasil kerja pegawai secara keseluruhan atau
produktivitas (Ferris, 1981; Neibuhr dan Norris, 1984; Tuten dan Neidenmeyer,
2004).

c. Konsep Program Kerja

Program kerja merupakan kumpulan kegiatan yang dibentuk guna


menjalankan suatu rencana yang ditentukan. Kegitan tersebut dirancang secara
sistematis dan terpadu oleh seseorang yang mengetuai rencana tersebut untuk
dilakukan secara individu/berkelompok oleh anggota nya dalam mencapai tujuan yang
telah ditentukan bersama. Program kerja terbagi sesuai dengan tujuan dan target nya
sendiri guna memudahkan berjalan nya sebuah rencana. Dapat dikatakan juga bahwa
program kerja merupakan susunan perencanaan.

Menurut Santosa dalam Soesanto (2011 : 17) program kerja merupakan suatu
sistem rencana kegiatan yang ada dalam organisasi yang terarah, terpadu, dan
tersistematis yang dibuat untuk rentang waktu yang telah ditentukan oleh suatu
organisasi. Program kerja akan menjadi panduan bagi anggota/organisasi dalam
menjalankan rutinitas organisasi sesuai guna menjadi sarana dalam mewujudkan cita-
cita organisasi. Sejalan dengan alasan pokok program kerja yang harus diperhatikan
menurut E. Hetzer dalam (Frederik et al., 2017) yakni terbentuk nya efisiensi
organisasi, efektivitas organisasi, dan target organisasi.

Dari alasan pokok menurut E. Hetzer dapat dijadikan sebagai beberapa faktor
yang harus dimiliki oleh program kerja di dalam sebuah organisasi, yakni :

a. Efisiensi
Efisiensi merupakan lebih besar nya sebuah output daripada input yang
diberikan. Dalam program kerja, efisiensi sangat diperlukan untuk
meminimalisir dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang
dibutuhkan dari aspek fisik maupun non-fisik. Efisiensi dalam program kerja
dapat dibagi menjadi beberapa indikator, yakni :
a) Tenaga
Efisiensi pada indikator tenaga diajukan kepada kondisi fisik dan
psikis dari para anggota dalam organisasi dalam menjalankan program
kerja. Sedikitnya tenaga dengan hasil yang maksimal yang dihasilkan
dapat mencerminkan efisiensi program kerja yang diberikan.
b) Waktu
Efisiensi pada indikator waktu diajukan kepada pengerjaan sebuah
program kerja. Dengan mengoptimalkan waktu yang digunakan dalam
memberikan hasil yang maksimal dari program kerja dapat
mencerminkan efisiensi dari sebuah program kerja.
c) Dana
Efisiensi pada indikator dana diajukan dalam pengeluaran, pemasukan,
dan penggunaan dana yang dioptimalkan selama program kerja
tersebut berjalan.
b. Efektivitas
Efektivitas adalah pencapaian tujuan dan sasaran yang telah disepakati untuk
mencapai tujuan usaha bersama (Gibson et al., 2001) dan tidak memberatkan
seluruh pihak di dalam nya. Dalam program kerja juga diperlukan untuk
memperhatikan efektivitas dari program kerja yang dibentuk. Indikator yang
dapat dilihat pada aspek ini adalah hasil dari program kerja. Semakin tinggi
tingkat keberhasilan atau kecocokan program kerja dengan tujuan yang
ditentukan maka dapat dikatakan bahwa terdapat efektivitas dari program
kerja tersebut.
c. Target
Target merupakan keinginan atau cita-cita dari sebuah program yang
kemudian direalisasikan bersama dari tiap anggota yang terlibat dalam
program tersebut. Target sangat berperan penting dalam program kerja,
dengan adanya target program kerja akan terbentuk dalam bentuk menunjang
pencapaian target tersebut.

d. Konsep pelatihan dan Pengembangan Terhadap Kinerja Dalam Menjalankan


Program Kerja
Dunia pendidikan sekolah adalah wadah bagi peserta didik untuk mencari ilmu
di bidang akademik, tetapi tidak jarang sekolah memberi fasilitas untuk mengikuti
organisasi sesuai dengan minat dan bakatnya, disinilah para peserta didik bisa
mengasah kemampuan mereka dibidang akademik dan juga non akademik. Organisasi
adalah tempat atau wadah seseorang untuk mengekspresikan diri melalui ide, pikiran,
gagasannya yang diwujudkan dalam suatu tindakan sehingga menghasilkan input dan
output untuk organisasi tersebut, dan disinilah para siswa mendapatkan pengalaman
memimpin, pengalaman bekerjasama, hidup demokratis, berjiwa toleransi dan
pengalaman mengendalikan organisasi. Setiap siswa harus memiliki kemampuan
dalam berorganisasi. Tidak hanya itu, para osis juga harus memiliki sikap dalam
melakukan tugasnya ditempat kerja sesuai dengan nilai-nilai moral yang positif
karena tugas siswa di sekolah tidak hanya belajar, melainkan siswa juga dituntut
mengamalkan ilmunya di masyarakat untuk mengajar dan membimbing masyarakat,
sehingga kelak ketika sudah kembali di masyarakat diharapkan dapat hidup
bermasyarakat dengan baik. Seiring dengan kemajuan zaman dan tuntutan hidup di
masyarakat, maka siswa harus terus berupaya membekali diri dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta berbagai ilmu yang mendukung agar nantinya dapat
berpikir kritis ketika terdapat masalah di masyarakat. Maka dari itu, diperlukannya
pelatihan bagi anggota osis sangat penting untuk implementasi di suatu organisasi ,
melalui pelatihan dapat membantu mereka memahami dan menyelesaikan masalah
dalam sebuah organisasi dan juga dapat melaksanakan program kerja secara lebih
efektif dan efisien terutama untuk menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi seperti perubahan teknologi, perubahan metode kerja, perubahan
sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan. Pengembangan juga perlu
diberikan karena memiliki kepentingan yang sama dengan pelatihan, pengembangan
merupakan suatu kegiatan untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan sekarang
maupun yang akan datang dengan memberikan informasi, mempengaruhi sikap atau
menambah kecakapan seorang individu. Memberikan pelatihan dan pengembangan
akan menentukan kualitas kemampuan kinerja osis, karena dengan adanya pemberian
pelatihan dan pengembangan dapat memberikan pengaruh pada peningkatan
kemampuan para anggota osis (Wicaksono, 2016)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subyek

3.2 Desain Project

Project yang kelompok 2 lakukan memiliki tujuan untuk menganalisis pemberian


pelatihan dan pengembangan terhadap OSIS di SMAN 1 Gedangan yang berpengaruh pada
kinerja mereka dalam melaksanakan program kerja. Dalam melakukan project tersebut,
desain project yang kelompok 2 lakukan adalah pemberian materi, mengulas pelatihan dan
pengembangan yang pernah didapatkan oleh OSIS SMAN 1 Gedangan, dan pemberian form
yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan bersangkutan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Hal yang dilakukan pertama kali oleh kelompok 2 adalah melakukan pemberian
materi yang berkaitan dengan tujuan proyek yakni, pelatihan dan pengembangan dengan tema
leadership dan teamwork. Pemberian materi tersebut diharapkan dapat memberi stimulus
pada OSIS di SMAN 1 Gedangan terhadap pengetahuan mereka tentang pelatihan dan
pengembangan yang telah dimiliki.

Kegiatan yang dilakukan selanjutnya adalah mengulas kembali pelatihan dan


pengembangan yang pernah didapatkan oleh OSIS SMAN 1 Gedangan. Pada kegiatan ini,
kelompok 2 mengajak OSIS SMAN 1 Gedangan untuk saling bertukar ceita tentang
pengalaman nya dalam pelatihan dan pengembangan. Kegiatan ini dilakukan dengan harapan
OSIS SMAN 1 Gedangan dapat mengingat kembali tentang pengalaman dan pengetahuan
yang di dapatkan dalam pelatihan dan pengembangan yang pernah diikuti.

Terakhir, kelompok 2 akan memberikan form berbasis online yang berisikan pertanyaan-
pertanyaan yang dituju kepada OSIS SMAN 1 Gedangan tentang kaitan dari pengetahuan
yang didapat dari pengalaman pelatihan dan pengembangan yang terlah didapatkan dan
kinerja OSIS SMAN 1 Gedangan dalam menjalankan program kerja dalam organisasinya.

3.3 Instrument
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian yaitu pengisian
kuesioner oleh responden. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
dengan tujuan tertentu untuk dijawab. Tipe pertanyaan dalam kuesioner dapat dibagi menjadi
dua yaitu terbuka dan tertutup. Tipe pertanyaan pada kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah terbuka, dimana pertanyaan terbuka merupakan pertanyaan yang
mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya berbentuk uraian mengenai suatu
hal.

3.4 Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, pengisian kuisioner dan dokumentasi, dengan
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit. Proses analisis
data yang dilakukan penelitian ini menggunakan tiga lagkah yaitu :

1. Reduksi data ( data recution )


Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Reduksi data
dalam penelitian ini yaitu memberikan paparan materi mengenai Leadership dan
Teamwork kemudian data diperoleh dari pengisian kuisioner subyek mengenai tema
yang telah diberikan.
2. Penyajian Dara ( display data )
Penyajian data dalam penelitian kulitatif dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling sering
di gunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Penyajian data dalam bentuk kualitatif ini berfungsi untuk
memudahkan peneliti memahami data yang diperoleh dari hasil kuisioner demikian
dapat dilihat dari jawaban subyek.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusing Drawing Verivication)
Langkah ketiga dalam proses analisis data adalah penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti –bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan data dapat menjawab rumusan masalah
yang dirumuskan sejak awal dan kesimpulan berupa deskripsi atau gambaran
mengenai subyek dan objek yang diteliti.

BAB IV

PRACTICAL PROJECT

4.1 Deskripsi Subyek


4.2 Deskripsi Running Project
4.3 Analisis Data
4.4 Evaluasi Practical Project
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

REFERENSI

Aprianti, R. (2014). Pelaksanaan Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Sebagai Wahana


Membentuk Jiwa Kepemimpinan Siswa (Studi Kasus di OSIS SMKN 1 Yogyakarta Periode
2012-2013). Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 3(2), 127–140.
Apriliana, S. D., & Nawangsari, R. (2021). Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia
(sdm) berbasis kompetensi. Forum Ekonomi, 23(4), 804–812.
Ashary, L., Manajemen, P., Ekonomi, F., Abdurachman, U., Situbondo, S., Karyawan, P., &
Karyawan, K. (2019). The importance of training and development of human resources to
improving employee performance in kfc jember. Research, 3, 1–22.
Frederik, A. J., Posumah, J. H., & Kolondam, H. (2017). KRITERIA MANAJEMEN
PELAYANAN PADA PENYUSUNAN PROGRAM  KERJA DI BADAN KESATUAN
BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN  MINAHASA UTARA. Jurnal Administrasi
Publik UNSRAT, 3.
Gibson, J. L., Ivanchevich, J. M., Konopaske, R., & Donnelly, J. H. (2001). Organizations:
Behavior, Structure, Processes (Terjemah oleh Agus D). Erlangga.
Khodijah, R., & Putra, P. (2020). Pelatihan Manajemen Kepemimpinan (Leadership) Dalam
Berorganisasi. Devosi, 1(1), 5–10. https://doi.org/10.33558/devosi.v1i1.2487
Megawati, N. W., & Mulyana, O. P. (2008). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan
Semangat Kerja Dalam Beorganisasi Pada Pengurus OSIS SMA. 1–7.
Rahayu, H. (2020). Pengembangan Organisasi Siswa (OSIS) Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan (Studi Deskriptif di SMP Tut Wuri Handayani Kota Cimahi). Techno-
Socio Ekonomika, 13(2), 123. https://doi.org/10.32897/techno.2020.13.2.475
Rohmah, Nurruli, F. (2018a). Pelatihan dan Pengembangan Sumber Saya Manusia. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 1–11.
Rohmah, Nurruli, F. (2018b). Pelatihan dan Pengembangan Sumber Saya Manusia. Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 1–11.
Rusliyawati, R., Wantoro, A., Susanto, E. R., Fitratullah, M., Yulianti, T., & Sulistyawati, A.
(2022). Program Sekolah Binaan : Pelatihan, Pengembangan Dan Peningkatan Kompetensi
Public Speaking Dalam Kepemimpinan Pengurus Osis Dan Pramuka. Journal of Social
Sciences and Technology for Community Service (JSSTCS), 3(2), 280.
https://doi.org/10.33365/jsstcs.v3i2.2184
Triatmojo, F., Ma’arif, S., Atika, D. B., & Intan Fitri Meutia. (2012). Pelatihan untuk Pelatih
(Training for Trainer) Manajemen Organisasi Intra Sekolah Bagi Pengurus OSIS Se-KKM
MAN 1 Metro Lampung Timur. Seminar Hasil-Hasil Penelitian Dan Pengabdian Kepada
Masyarakat- Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012, 40, 51–56.
Wicaksono, Y. S. (2016). Pengaruh Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam
Rangka Meningkatkan Semangat Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi di SKM Unit V PT.
Gudang Garam, Tbk Kediri). Jurnal Bisnis Dan Manajemen, 3(1).
 

Anda mungkin juga menyukai