Anda di halaman 1dari 76

Learning Agenda

Introduction
Games if Necessary
Overview Mata Diklat
Input sessions/Sharing on Education & Training
Input sessions/Sharing on Learning Concepts
Discussions, Presentations and Demonstration of Learning
Theories (Behavioristik, Kognitivistik, Humanistik, Konstruktivistik,
Psikologi Perkembangan, Teori Kritis, Andragogi)
Input/Sharing on Adult Learning Strategies
Input session/Sharing on Learning Domains
Teaching Practice Regarding the Learning Domains (Application of
the Taxonomy Bloom)
Review
Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat dan Rencana
Pembelajaran
Komunikasi dalam Pembelajaran
Pembelajaran Orang Dewasa
Metode Pembelajaran
Penyusunan Media Pembelajaran
Manajemen Kelas
Evaluasi Pembelajaran dan Tindak Lanjut
Dinamika Kelompok
A. Kompetensi Dasar

memahami pengertian diklat, konsepsi


pembelajaran orang dewasa dan teori-teori yang
relevan dengan pembelajaran orang dewasa,
asumsi-asumsi andragogi dan implikasinya dalam
pembelajaran orang dewasa, ranah-ranah
pembelajaran serta strategi pembelajaran orang
dewasa.
1. menjelaskan konsep pendidikan dan pelatihan;
2. menjelaskan konsepsi pembelajaran orang dewasa (POD);
3. menganalisa teori-teori yang relevan dengan POD;
4. menjelaskan perkembangan teori pembelajaran andragogy;
5. menerapkan asumsi-asumsi andragogi dalam POD;
6. menerapkan ranah-ranah pembelajaran dalam POD;
7. menerapkan strategi POD;
8. menangani hambatan dalam proses POD;
9. menyelesaikan kasus-kasus yang relevan dengan strategi POD.
Materi Pokok & Sub Materi Pokok
1. Pendidikan dan Pelatihan
2. Konsepsi Pembelajaran Orang Dewasa
 Pengertian Pembelajaran
 Teori – Teori yang Relevan dengan POD
3. Andragogi sebagai Teori Pembelajaran Orang
Dewasa
 Perkembangan Teori Pembelajaran Andragogi
 Asumsi – Asumsi Andragogi
Materi Pokok & Sub Materi Pokok
4. Ranah Pembelajaran
 Taxonomi Bloom
 Taxonomi Gagne
5. Strategi Pembelajaran Orang Dewasa
 Pengertian Strategi
 Hakikat Strategi Pembelajaran OD
 Strategi Pembelajaran sebagai suatu Sistem
 Hambatan Belajar OD
 Strategi Penanganan Hambatan dalam Penerapan
POD.
Pengertian Pendidikan
1. Education is an activity undertaken or initiated by one or more
agents that is designed to effect changes in the knowledge, skills
and attitudes of individuals, groups, or communities (Knowles,
1998)
2. Langeveld (1955) :“Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,
perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada peserta diklat
utk pendewasaannya atau membantu peserta agar cakap
melaksanakan tugas hidupnya.”
Pengertian Pendidikan

3.Paulo Freire dalam Peter Jarvis (1987) : “Basically,


for Freire education has one aim, to help the
participants to put ‘knowledge into practice’ and ‘it is
this combination of reflection an action…”
1. Ada tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk meningkatkan &
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku dan
potensi untuk kepentingan hidup individu. (WHAT ?)

2. Ada usaha atau rancangan kegiatan yang disengaja dan terencana


dalam memilih materi, strategi kegiatan, pendekatan pembelajaran
serta penerapan teknik-teknik penilaian yang sesuai. (HOW ?)

3. Kegiatan Pendidikan dapat dilakukan oleh seseorang maupun oleh


organisasi atau Lembaga-Lembaga. (WHO ?)
1. Pelatihan adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengubah sikap,
pengetahuan, keterampilan dan perilaku manusia sebagai hasil pembelajaran
yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang bersifat praktis
serta kompetensi-kompetensi tertentu (Wikipedia).
2. Pelatihan (training) menurut (Flippo, 1961) adalah suatu tindakan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kecakapan sumber daya dalam suatu
organisasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
3. Pelatihan (training) adalah proses membantu sumber daya yang terdapat
dalam suatu organisasi untuk memperoleh efektifitas dalam pekerjaan
mereka yang sekarang atau yang akan datang melalui pengembangan skills,
knowledge dan attitude (Sherwood dan Best, 1958).
1. Persamaan:
Memiliki tujuan untuk mengubah, meningkatkan dan
mengembangkan individu atau SDM supaya memiliki pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku yang lebih baik dalam
melaksanakan tugasnya
2. Perbedaan:
a. Menekankan atau memprioritaskan aspek teoritis (knowledgeable
human resources).
b. Mengutamakan aspek praktis, peserta dapat segera menerapkan
hasil pembelajaran (skillful human resources).
1. Diklat adalah suatu proses kegiatan atau penyelenggaraan yang
dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan
(knowledge), keterampilan (skills) dan sikap (attitude) SDM baik
dari aspek teoritis maupun praktis sehingga SDM tersebut dapat
melakukan tugas dan pekerjaannya dengan lebih efisien dan efektif
(efficient and effective performance)
2. Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam
rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil (PP
101/2000).
1. Adanya penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar sebagai media
dan proses pembelajaran untuk mencapai kemampuan atau
kompetensi yang diharapkan;

2. Adanya upaya dan tujuan penyelenggaraan Diklat yaitu untuk


meningkatkan kemampuan dan kompetensi;

3. Adanya penentuan target peserta Diklat yang dalam hal ini adalah
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Tujuan Diklat (PP 101/2000):
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat
melaksanakan tugas jabatan secara professional dengan dilandasi
kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi;

b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan


perekat persatuan dan kesatuan bangsa;

c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi kepada


pelayanan, pengayoman, dan pemberdayaan masyarakat;

d. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan


tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya
kepemerintahan yang baik.
Tujuan & Sasaran Diklat

Sasaran Diklat (PP 101/2000):

Sasaran Diklat adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi


yang sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing.

Sasaran Diklat dapat berbeda-beda atau sesuai dengan kompetensi


yang harus dipenuhi atau dipersyaratkan untuk masing-masing
jabatan.
Setelah mengikuti Diklat Cawid, peserta mampu:
membuat GBPP/RBPMD dan SAP/RP;
menyusun bahan ajar;
menerapkan strategi POD(PERKA-LAN 05/2010);
melakukan komunikasi efektif dengan peserta;
memotivasi semangat belajar peserta; dan
mengevaluasi pembelajaran.
Diklatpim Tk. III, terwujudnya PNS yg memiliki kemampuan:
menjabarkan visi, misi, dan strategi pembangunan nasional ke dalam
program instansinya;
memahami dan mewujudkan kepemerintahan yang baik (good
governance) dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab unit
organisasinya;
melakukan perencanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi
kinerja unit organisasinya serta merancang tindak lanjut yang
diperlukan;
merumuskan strategi pelaksanaan pelayanan prima sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab unit organisasi; dst. (Kep. Kepala LAN Nomor
540/XIII/10/6/2001)
Jenis & Jenjang Diklat
 “BELAJAR”, Apa yg ada dibenak Saudara?
 Widyaiswara sih pintar & berpengalaman, namun
rasanya sedikit saja yang dapat saya pelajari
darinya.
 Widyaiswaranya oke, energetic, banyak game lagi,
namun setelah saya renungkan apa ya… yang saya
pelajari darinya?
 Materinya sih selesai disampaikan, tapi hanya
sedikit saja yang saya dapat mengerti?
 Kapan seseorang dapat dikatakan telah belajar?
A. Pengertian Belajar & Pembelajaran
1. Belajar
 Boyd, Apps, et al., 1980 in Knowles (1998 : 11) states:
“Learning is the act or process by which behavioral change,
knowledge, skills, and attitudes are acquired”
 Fontana (1981) : perubahan yang terjadi sebagai hasil
pembelajaran dan pengalaman yang relatif bersifat menetap
dalam perilaku individu.
 Gagne (1985) : perubahan dalam kemampuan seseorang
yang bertahan lama tetapi bukan sekedar proses
pertumbuhan.
Bower & Hilgard (1981):
“Leaming refers to the change in a subject's behavior or
behavior potential to a given situation brought
about by the subject's repeated experiences in that
situation, provided that the behavior change cannot be
explained on the basis of the subject's native
response tendencies, maturation, or temporary
states (such as fatigue drunkenness, drives).
(Belajar adalah perubahan perilaku atau potensi individu sebagai hasil dari
pengalaman tetapi tidak termasuk hasil yang disebabkan oleh insting dan/atau
kematangan)
Pratt (1998):
1. Belajar adalah peningkatan pengetahuan;
2. Belajar adalah menghafal, khususnya untuk
mengingat kembali;
3. Belajar adalah penerimaan informasi dan prosedur
yang dapat diterapkan dalam dunia kerja;
4. Belajar adalah pengolahan makna
5. Belajar adalah proses interpratif yang kompleks dan
bertujuan untuk memahami kenyataan dan ‘diri’.
BELAJAR adalah…
1. Ada perubahan perilaku pada diri individu, meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap.

2. Perubahan merupakan hasil dari pengalaman, selama


pembelajaran, tempat kerja, & hidup bermasyarakat.

3. Perubahan bersifat relatif menetap.


Pembelajaran berasal dari kata ‘Instruction’
Gagne, Briggs, dan Wager (1992), Instruction is a set of events
that affect learners in such a way that learning is facilitated.
Pembelajaran:
Segala kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses
belajar peserta diklat
Interaksi peserta diklat tidak dibatasi oleh kehadiran
widyaiswara secara fisik
Peserta diklat dapat belajar melalui bahan ajar cetak, program
radio, televisi, dll.
?
Alasan perlunya pengetahuan & pemahaman teori-teori belajar :
Memiliki pemahaman tentang proses belajar.
Memahami kondisi dan faktor yang mempengaruhi,
mempermudah, atau menghambat proses belajar.
Dapat melakukan prediksi yang akurat tentang yang diharapkan
dari aktivitas pembelajaran.
Memiliki sumber hipotesis tentang proses belajar.
Dapat meningkatkan penampilan sebagai seorang widyaiswara
(Lindgren, 1976).
Memahami peserta diklat yang dilibatkan dalam pembelajaran.
1. Behavioristik
2. Kognitivistik
3. Humansitik
4. Psikologi perkembangan
5. Teori kritis.
6. Andragogi
Tugas:
a. Paparkan Teori
b. Implikasi Teori dalam Pembelajaran
c. Demonstrasikan dalam Pembelajaran
Belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman berupa interaksi antara stimulus (S) dan respon (R).
S : Apa yg diberikan WI kpd peserta Diklat, R: Reaksi atau
tanggapan peserta diklat terhadap S.
Proses yg terjadi antara S dan R kurang penting, krn tdk dapat
diamati atau diukur
Teori ini mengutamakan pengukuran, untuk melihat apakah
perubahan tingkah laku telah terjadi atau tidak sebagai hasil dari
pembelajaran
1. Edward Lee Thorndike

2. Ivan Petrovich Pavlov

3. John Broadus Watson

4. Clark Leonard Hull

5. Edwin Guthrie

6. B. F. Skinner
Belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi
antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dgn
respon (R)

S : sesuatu yg merangsang terjadinya kegiatan belajar spt,


pikiran, perasaan & hal lain yang dapat ditangkap alat indera.
R: reaksi yang dimunculkan karena adanya perangsang, yang
dapat berupa perasaan, pikiran, gerakan dan tindakan.
a. Memasukkan kucing yang sudah dilaparkan ke dalam
sangkar (puzzle box) yang tertutup
b. Pintu dapat terbuka otomatis bila tombol yang terletak di
dalam sangkar tersebut tersentuh.
c. Di luar sangkar diletakkan makanan, kucing meloncat-
loncat
d. Setelah 10 s.d.12 kali, kucing dapat menyentuh tombol
dgn sengaja.
A cat in a puzzle box
1. Hukum Kesiapan (Law of readiness)
 Kesiapan memperoleh suatu perubahan tingkah laku, bila
dilaksanakan akan menimbulkan kepuasan individu sehingga
asosiasi cenderung diperkuat.
 Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar merupakan
suatu kegiatan membentuk asosiasi (connection) antara kesan
panca indera dengan kecenderungan bertindak. Misalnya menjadi
WI
 Kedua, Kecenderungan bertindak, tetapi ia tidak melakukannya,
maka timbullah rasa ketidakpuasan.
 Ketiga, tidak ada kecenderungan bertindak padahal ia
melakukannya, maka timbullah ketidakpuasan.
2. Hukum Latihan (Law of exercise)
Semakin sering tingkah laku diulang/ dilatih, maka
asosiasi tersebut akan semakin kuat.
Prinsip utama pembelajaran adalah adanya input materi
pembelajaran disertai dengan latihan & penerapan nyata.
3. Hukum akibat (law of effect)
Hubungan S – R cenderung diperkuat bila akibatnya
menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya
tidak memuaskan.
Mis: Pegawai yg disenangi karena dipercaya & rajin.
Dengan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah
sesuai dengan apa yang diinginkan.
Experimen:
Anjing yg lehernya dioperasi, dengan rangsangan makanan & sinar
merah;
Diberikan sinar merah, lalu makanan yg dilakukan berulang-ulang;
Akhirnya tanpa makanan, air liur anjing tetap keluar.
Contoh: lonceng sekolah, tukang es krim
Seorang mengikuti diklat sungguh-sungguh apabila sertifikatnya menjadi
prasyarat
3. John Broadus Watson (1878 – 1958)
Belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan
respon, namun stimulus dan respon tersebut harus
berbentuk tingkah laku yang "bisa diamati"
(observable) dan dapat diukur.
4. Clark Leonard Hull (1884 - 1952)
Fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk
menjaga kelangsungan hidup.
Kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan
biologis menempati posisi sentral.
Stimulus hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan
biologis
5. Edwin Guthrie (1886 - 1959)
Hub S & R cenderung bersifat sementara, maka perlu memberi
stimulus yang sering agar hubungan lebih langgeng.
Respon akan lebih kuat (dan bahkan menjadi kebiasaan) bila
respon tersebut berhubungan dengan berbagai macam stimulus.
“Hukuman" memegang peran penting dalam proses belajar.
6. B. F. Skinner (1904-1990)
mengontrol tingkah laku seseorang melalui pemberian penguatan
(reinforcement)
penguatan terhadap perilaku individu dengan harapan agar individu
akan mengulangi perilaku baik tersebut
Experimen: dengan tikus dalam kotak
Makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang
ditunjukkan si tikus.
Pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan S-R akan semakin kuat
bila diberi penguatan.
Penguatan + (Penghargaan) & Penguatan – (Penundaan naik
pangkat.
Beberapa prinsip Skinner antara lain :
1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada peserta, jika salah
dibetulkan, jika benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari pembelajar.
3. Materi pelajaran cenderung menggunakan sistem modul.
4. Dalam proses pembelajaran, tidak menerapkan hukuman.
5. Untuk menghindari kemungkinan terjadinya hukuman, lingkungan
pembelajarannya yang perlu dirubah.
6. Lebih menekankan aktivitas sendiri dalam proses pembelajaran.
7. Apabila pembelajar memperlihatkan tingkah laku sebagai hasil belajar
sesuai dengan yang diinginkan widyaiswara, ia akan diberi hadiah
8. Dalam pembelajaran digunakan shapping.
Implikasi Teori Behavioristik dlm Pembelajaran:

1. Mementingkan desain tujuan pembelajaran dan pembelajaran secara


sistematis, terprogram.
2. Mementingkan desain lingkungan pembelajaran yang kondusif untuk
mencapai tujuan pembelajaran atau perilaku yang diharapkan.
3. Menekankan pendekatan program Diklat dan pembelajaran yang
berbasis kompetensi.
4. Membagi program diklat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan
untuk dicapai, misalnya, adanya Diklat Kepemimpinan I, II, III dan IV,
Diklat MOT, TOC, TOT, Diklat Prajabatan.
Implikasi Teori Behavioristik dlm Pembelajaran:

5. Mementingkan peranan reaksi.

6. Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui


prosedur stimulus respon.
7. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk
sebelumnya.
8. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan
pengulangan.
 Kognitif lebih mementingkan proses belajar
dari pada hasil belajar.
 Belajar melibatkan proses berpikir yang
sangat kompleks.
 Bagaimana suatu ilmu yang baru berasimilasi
dengan ilmu yang sebelumnya telah dikuasai
oleh peserta diklat
 Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri
individu melalui proses interaksi yang
berkesinambungan
 Proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan, yaitu
asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi (penyeimbangan).
 Proses asimilasi adalah proses penyatuan informasi baru ke
struktur kognitif yang sudah ada.
 Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam
situasi yang baru.
 Equilibrasi adalah penyesuaian berkesinambungan antara
asimilasi dan akomodasi.
 Pengatur kemajuan (advance organizers) belajar adalah
konsep atau informasi umum yang mewadahi (mencakup)
semua isi pelajaran yang akan diajarkan.
 "advance organizers" dapat memberikan tiga macam
manfaat, yakni:.
1. Dapat menyediakan suatu kerangka konseptual untuk
materi belajar yang akan dipelajari oleh peserta diklat;
2. Dapat berfungsi sebagai jembatan yang
menghubungkan antara apa yang sedang dipelajari
"saat ini" dengan apa yang "akan" dipelajari peserta
diklat;
3. mampu membantu peserta diklat untuk memahami
bahan pembelajaran secara lebih mudah.
 Seseorang dapat membangun gagasan-gagasan
dan konsep-konsep yang baru berdasarkan
pengetahuan yang sudah ada
 Pembelajaran merupakan proses yang bersifat
aktif.
 Pendekatan pembelajaran Bruner lebih dikenal
dengan istilah "free discovery learning".
1. Belajar mulai dari dalam diri baru mempelajari apa yang
ada di luar diri, kemudian menghubungkannya dengan
kemampuan dari dalam diri.
2. Belajar berpusat dari dalam diri yang memiliki
kemampuan-kemampuan baik kognitif, afektif, psikomotor
dan kreativitas.
3. Belajar adalah memfungsikan faktor dari dalam dengan
faktor dari luar individu.
4. Adanya metode yang bersifat partisipatif, seperti diskusi,
curah pendapat
5. Segala sesuatu yang bermakna akan lebih
dimengerti.
6. Pemecahan masalah menggunakan
reorganisasi pengalaman yang lama
dikaitkan dengan pengalaman yang baru..
7. Belajar penemuan sangat penting sehingga
peserta diklat sendiri yang menemukan
perolehannya.
8. Belajar harus berkesinambungan.
 Belajar adalah proses dimana seseorang secara aktif
membangun ide ide atau konsep konsep baru dari yang sedang
dipelajari dengan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya.

 Memberikan ruang kebebasan untuk bereksplorasi dan mencari


sendiri solusi atas masalah masalah yang ada, dengan
framework atau struktur yang ada.

 Disebut juga active learning, discovery learning dan knowledge


building.
 Libatkan peserta dalam pemecahan masalah
 Berikan ruang untuk peserta membuat interpretasi
dan penemuan baru dari hasil pengalaman dan
interaksinya dengan dunia (pembelajaran)
Menciptakan atmosfir atau kondisi yang kondusif untuk
pembelajaran
Mengidentifikasi kebutuhan dan minat atau keinginan
pembelajar
Memberikan semangat dan dukungan, menekankan
pentingnya interaksi
Mengeliminasi tingkatan atau rangking
Menyediakan pilihan-pilihan dan keleluasaan untuk
menyesuaikan gaya dan pilihan-pilihan individu
Rogers mengemukakan ada tiga unsur penting dalam belajar
berpengalaman:
Pembelajar dapat dihadapkan pada masalah nyata yang
ingin dipecahkan.
Apabila kesadaran akan adanya masalah sudah terbentuk
maka terbentuk pula sikap terhadap masalah tersebut.
adanya sumber belajar, baik berupa manusia, SDM
maupun bentuk bahan tertulis yang digunakan atau
diberdayakan untuk dapat memecahkan masalah yang
dihadapi.
Hirarki kebutuhan (hierarcy of needs):

1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)

2. Kebutuhan akan keamanan (safety)

3. rasa cinta dan memiliki (love and belonging)

4. Kebutuhan akan harga diri (self-esteem)

5. Yang tertinggi adalah aktualisasi diri (self-actualitation).


1. Pendekatan bersifat aktualisasi diri (self actualization) dan
berpusat pada pembelajar (learner-centered).
2. Widyaiswara berperan sebagai fasilitator yang menyiapkan
situasi kondisi pembelajaran yang kondusif .
3. Widyaiswara memfasilitasi daya kreativitas pembelajar
sehingga mereka dapat berkembang sendiri atas dasar
inisiatif sendiri.
4. Metode yang digunakan adalah partisipatif yaitu peserta
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
5. Pembelajar belajar secara mandiri dan diberikan
kesempatan untuk dapat melakukan evaluasi terhadap diri
sendiri (self-evaluation).
 Memahami fase-fase kehidupan orang dewasa
 Fase perkembangan dapat mempengaruhi pembelajaran atau
kesiapan seseorang dalam mengikuti pembelajaran.
1. Widyaiswara perlu memahami fase-fase kehidupan orang
dewasa karena mempengaruhi kesiapan seseorang dalam
mengikuti pembelajaran.
2. Setiap transisi dari satu fase ke fase berikutnya adalah
merupakan kesempatan yang baik untuk kesiapan belajar
(availability of teachable moment).
3. Widyaiswara dapat mempersiapkan lingkungan pembelajaran,
dukungan dan semangat untuk memfasilitasi perubahan
tersebut.
1. Paulo Freire (1921 – 1997)

Tidak seorang pun dapat mengajar orang lain secara


tuntas;
Tidak seorang pun dapat belajar dengan sendiri tanpa
bantuan orang lain;
Orang harus belajar bersama orang lain, bertindak di
dalam dan dunia kehidupannya.
Belajar dalam kelompok merupakan alat yang paling
efektif untuk menimbulkan perubahan dalam sikap dan
perilaku
Asumsi bahwa setiap orang mengkonstruksikan
kenyataan yang bergantung pada penguatan dari
berbagai sumber dalam dunia sosio-budaya
Pendidikan sebagai suatu kekuatan pembebasan individu
dari belenggu dominasi budaya penjajah,
February 12, 2024
 Paedagogi (Yunani), dari ‘paid’ artinya ‘anak’ &
‘agogos’ artinya ‘memimpin’.

Paedagogi Ilmu & seni mengajar anak-anak.


 Andragogi (Yunani), dari ‘andre’ artinya ‘OD’ &
‘agogos’ artinya ‘membimbing’ atau ‘mendidik’.

Andragogi Ilmu & seni membantu OD belajar.

February 12, 2024


February 12, 2024
February 12, 2024
February 12, 2024
February 12, 2024
 Konsep diri anak berbeda dgn OD
 Mengambil keputusan utk diri sendiri
 Perlakuan saling menghargai/menghormati
 Keberatan diperlakukan seperti anak-anak
 Iklim belajar membuat peserta merasa diterima, dihargai & didukung

 Peserta terlibat dlm proses mendiagnosis kebutuhan belajar

 Peserta terlibat dlm proses perencanaan pembelajaran

 Proses belajar mengajar tanggung jawab bersama

 Evaluasi diri sendiri


February 12, 2024
• Mempunyai banyak pengalaman & sangat beraneka ragam

 OD sebagai sumber belajar


 Metode diskusi kelompok, studi kasus, role-play, simulasi.
 Kegiatan memotivasi peserta utk melihat pengalaman mereka
& belajar dari pengalaman
February 12, 2024
 Kesiapan belajar berkaitan dgn transisi
perkembangan individu
 Berorientasi pada tugas & pekerjaan
 Kurikulum disusun berdasarkan tugas/pekerjaan
 Meningkatkan pengetahuan & keterampilan
 Pengelompokan sesuai tujuan pembelajaran
 Pembelajaran terfokus pada permasalahan dan kinerja

 Orientasi belajar lebih pada pemecahan masalah


 Prinsip penyusunan urutan pembelajaran menurut
lingkup permasalahan, bukan mata pelajaran
 Pengajar sebagai fasilitator

Anda mungkin juga menyukai