Oleh :
Wachidun, S.Pd., M.Pd
KEMENTERIAN AGAMA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN DENPASAR
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara
Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif
menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (Kemdikbud, 2012a). Menurut Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, makna manusia yang
berkualitas adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Sebagai tenaga professional, guru dituntut memvalidasi ilmunya, baik melalui belajar
sendiri maupun melalui program pembinaan dan pengembangan yang dilembagakan oleh
pemerintah. Pembinaan merupakan upaya peningkatan profesionalisme guru yang dapat
dilakukan melalui kegiatan seminar, pelatihan, dan pendidikan. Aktivitas pengembangan
profesi guru bersifat terus-menerus, tiada henti, dan tidak ada titik puncak kemampuan
professional yang benar-benar final. Di sinilah esensi bahwa guru harus menjalani proses
pengembangan professional berkelanjutan (PPB) atau continuing professional development
(CPD).
Menurut Depdiknas, dalam panduan penyusunan portofolio sertifikasi guru dalam
jabatan tahun 2007, yang dimaksud dengan pendidikan dan pelatihan (diklat) yaitu
pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka
pengembangan dan/atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten atau kota, provinsi, nasional, maupun
internasional.
Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari
lembaga penyelenggara diklat. Sementara itu, Greenberg & Baron (2003: 61) berpendapat
bahwa “training is the process through which people systematically acquire and improve the
skills and knowledge needed to better their job performance”. Pelatihan adalah proses dimana
orang secara sistematis memperoleh dan meningkatkan keterampilan danpengetahuan yang
dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja mereka.
1
Senada dengan Greenberg & Baron, diklat menurut Atmodiwirjo (1993: 5) adalah “kegiatan
pendidikan pegawai atau calon pegawai yang berkaitan dengan usaha peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang efektif dan efisien”.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan diadakannya pelatihan/diklat pada umumnya dalam rangka
pembinaan terhadap tenaga kerja atau pegawai agar dapat:
1. Memotivasi, melatih dan meningkatkan mekanisme kerja.
2. Melatih dan meningkatkan kerja dalam merencanakan.
3. Meningkatkan kepemimpinan, dalam arti melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan
terhadap bawahnya.
4. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan bagaimana melaksanakan tugasnya
dengan tepat dan cepat
5. Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada organisasi dan
masyarakat.
Berdasarkan tiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan atau
pengembangan diri merupakan upaya guru untuk meningkatkan profesionalisme diri agar
memiliki kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan agar mampu
melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam pembelajaran di sekolah atau
madrasah. Pengembangan diri menurut Permenpan Nomor 16 Tahun 2009 meliputi kegiatan
diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru.
Adapun contoh kegiatan pengembangan diri yang dapat dilakukan dalam diklat
fungsional maupun kegiatan kolektif guru sebagai berikut (Warso, 2014b: 30)
1. Penyusunan RPP, program kerja, perencanaan pendidikan, evaluasi, dan
sebagainya.
2. Penyusunan kurikulum dan bahan ajar.
3. Pengembangan metode mengajar.
4. Pelaksanaan penilaian proses dan hasil pembelajaran peserta didik.
5. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informatika dan komputer (TIK) dalam
pembelajaran.
6. Inovasi proses pembelajaran.
7. Peningkatan kompetensi professional dalam menghadapi teori terkini.
8. Penulisan publikasi ilmiah.
9. Pengembangan karya inovatif.
10. Peningkatan kemampuan untuk mempresentasikan hasil karya.
2
Seiring tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bentuk dan model
diklat juga mengalami penyesuaian dan perubahan-perubahan. Di lingkungan Kementrian
Agama, dalam rangka peningkatan sumber daya manusia (SDM), ditempuh melalui beberapa
model pendidikan dan pelatihan yaitu: diklat tatap muka, diklat di tempat kerja, diklat jarak
jauh, pemberdayaan forum KKG dan diklat kerja sama dengan lembaga lain. Dengan
pendidikan dan pelatihan tersebut, guru diharapkan mampu meningkatkan knowledge
(pengetahuan), skills (keterampilan) dan attitude (sikap) serta meng-up date dan
menginformasikan hal-hal baru, baik menyangkut kebijakan pendidikan maupuan
perkembangan terkini konsep pembelajaran.
Supaya kegiatan Diklat dapat menghasilkan produk, maka Rencana Tindak lanjut (RTL)
menjadi wajib dikembangkan dalam setiap kegiatannya. RTL memiliki dua unsur penting, yaitu
(1) unsur rencana dan (2) unsur tindak lanjut. Artinya, rencana yang disusun dalam kegiatan diklat
harus relevan dengan kondisi dan memungkinkan untuk ditindak lanjuti.
Rencana sebagai suatu kegiatan memerlukan tata pikir dan tata kerja yang sistematis
serta target produk yang jelas. Begitu pula kegiatan dalam kegiatan tindak lanjut Diklat. Untuk
maksud itu, penysunan RTL memerlukan analisis cermat dari sisi faktor penghambat dan
antisipasi solusi.
Agar hasil pelatihan ini dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap
peningkatan kerukunan umat beragama, maka perlu diadakan usaha-usaha nyata pasca
pelatihan yang dituangkan dalam Rencana Tindak Lanjut (RTL). Dengan kata lain, RTL
merupakan bentuk komitmen dari para stakeholder untuk melakukan kegiatan-kegiatanyang
tertuang dalam RTL tersebut.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Secara garis besar tujuan dari unit ini adalah untuk membantu para peserta
pelatihan dalam mengidentifikasi berbagai permasalahan yang berhubungan dengan
implementasi lima komponen sekaligus mengidentifikasi pemecahan masalah tersebut
dengan mengimplementasikan kegiatan kegiatan yang nampak dalam RTL.
3
BAB II
MENYUSUSN RENCANA AKSI TNDAK LANJUT
4
3. RTL memberikan kesempatan untuk memilih alternatif yang paling tepat
4. RTL memberikan gambaran jenis dan bentuk suatu kegiatan yang dibutuhkan
5. RTL dapat menjadi dasar penjabaran program kerja yang sistimatis
6. RTL dapat memberikan gambaran kebutuhan sumberdaya yang diperlukan
7. RTL dapat ditetapkan standar prestasi yang baku
8. RTL menjadi alat pengawasan ,pengendalian dan penelitian
Beberapa azas pokok dalam rencana tindak lanjut (RTL) adalah sebagai
berikut:
1. RTL mempertimbangkan situasi dimasa depan yang ingin dicapai dengan lebih
seksama, oleh karena itu pada hakekatnya inti RTL adalah penentuan kegiatan
dari alokasi sumberdaya yang tepat
2. RTL merupakan petunjuk untuk menggerakkan dan melaksanakan upaya yang
efekstif dan efisien untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
3. RTL memudahkan pengawasan ,pengendalian dan penilaian karena indikatornya
jelas digariskan dalam rencana
4. RTL mendorong peningkatan upaya kegiatan dan pengembangan yang relevan
1. Aspek Praktis
2. Aspek Ekonomis
3. Aspek Demografis
4. Aspek Tata Nilai
5. Aspek Sosial Budaya
5
D. Komponen Komponen Rencana Tindak Lanjut
6
1. Alur pikir
a. Bagaimana kondisi di lapangan?
b. Pengetahuan dan keterampilan apa saja yang diperlukan?
c. Satuan materi diklat mana saja yang perlu ditindak lanjuti?
d. Mengapa materi tersebut perlu ditindaklanjuti?
e. Apa alasan teoretis dan praktisnya?
f. Apakah faktor penghambat yang mungkin muncul?
g. Bagaimana antisipasi solusinya?
h. Apa sarana dan prasarana yang diperlukan?
i. Berapa biaya yang diperlukan?
j. Kapan menindak lanjutinya?
k. Bagaimana tahapan kerjanya?
l. Di mana tindak lanjut dilaksanakan?
m. Kepada siapa dapat berkoordinasi?
2. Proses kerja
a. Mengidentifikasi kondisi dilapangan.
b. Mengidentikasi kebutuhan Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di
lapangan.
c. Mengidentifikasi satuan materi diklat yang perlu ditindak lanjuti.
d. Menyusun alasan teoretis dan praktis atas rumusan materi yang akan
ditindaklanjuti.
e. Mengidentifikasi faktor penghambat yang mungki muncul.
f. Menyusun alternatif solusinya.
g. Menyusun prosedur kerja tindak lanjut.
h. Menentukan sarana dan prasarana untuk tindak lanjut.
i. Menyusun keperluan pembiayaan.
j. Menentukan waktu tindak lanjut.
k. Menentukan tempat tindak lanjut.
l. Menyusun jadwal kerja tindaklanjut.
m. Menyusun sistem koordinasi.
n. Menyusun pokok-pokok pikiran untuk proposal kegiatan.
7
3. Produk
Produk dari kegiatan RTL adalah rumusan rencana-rencana yang dituangkan
dalam blangko daftar isian sebagai berikut:
a. Blangko isian RTL
b. Blangko daftar isian waktu dan tahapan kegiatan
c. Blangko daftar isian sarana dan prasarana d.
Blangko daftar isian rencana anggaran
4. Metodologi
8
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2007). Panduan penyusunan portofolio sertifikasi guru dalam jabatan tahun
2007.
Hisan, Ahmad. Bahan Ajar Rencana Tindak Lanjut. Denpasar: BDK Denpasar
Kemdikbud. (2012a). Bahan uji publik kurikulum 2013, tentang tujuan pendidikan
nasional.
9
Contoh Laporan TL
SOSIALISASI/DESIMINASI MATERI
.....................................................................
Disusun oleh :
...........................................
10
Contoh Laporan RTL
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan ………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………
Dalam rangka Implementasi petunjuk teknis tentang penyuluh agama non PNS
tersebut ………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………….
Untuk menindak lanjuti sosialisasi dan bimtek petunjuk teknis penyuluh agama non
PNS terdapat materi pembuatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) antara lain
Sosialisasi/Disiminasi
11
Contoh Laporan RTL
B. TUJUAN
C. SASARAN
penyuluh agama non PNS dan membuat rencana tindak lanjut (RTL) ini diharapkan
terjadi peningkatan kualitas dalam memahami dan dan mengimplementasikan dalam
proses kegiatan sebagai penyuluh agama.
D. PELAKSANAAN
12
Contoh Laporan RTL
BAB II
PROGRAM RENCANA TINDAK LANJUT
NAMA :
UNIT KERJA : Kankemenag Kabupaten Badung
PROVINSI : Bali
1 Sosialisasi Agar Peserta Peserta dapat Penyuluh PAI Non Akan melakukan 25 Juni 2020 1. Penyuluh
tentang menyelesaikan PNS dan Pengajian kegiatan sosialisasi PAI Non
Resolusi 1. Memahami tentang agama suatu konflik Remaja. berkaitan dengan PNS
yang moderat 2. Pengajian
konflik. 2. Memahami hal-hal yang berdasarkan resolusi konflik pada Remaja
menyebabkan konflik langkah-langkah hari yang telah di 3. Pemateri
3. Memehami siklus konflik yang telah di jadwalkan.
4. Memahami Langkah- jelaskan dalam
langkah pencegahan konflik
Mungupura,
Peserta
(Nama Peserta)
13
Contoh Laporan RTL
BAB III
PENUTUP