Anda di halaman 1dari 18

1.

Ketepan dalam menjelaskan landasan dalampengembangan kurikulum 2013dan


kurikulum merdeka belajar di SD
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya
pengembangan kurikulum baru, landasan filosofis, dan landasan empirik. Landasan ridis
merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum dan
yang mengharuskan adanya pengembangan kurikulum baru. Landasan filosofis adalah
landasan yang mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan dihasilkan
kurikulum. Landasan teoritik memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan  kurikulum
sebagai dokumen dan proses. Landasan empirik memberikan arahan berdasarkan
pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan
2.Ketepatan dalam menjelaskan model dalam pengembangan kurikulum merdeka
belajar di SD

Model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan untuk


mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulum
dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang
dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah atau sekolah.

Nadler (1988) menjelaskan bahwa model yang baik adalah model yang
dapat menolong si pengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses
secara mendasar dan menyeluruh. Selanjutnya ia menjelaskan manfaat
model adalah model dapat menjelaskan beberapa aspek perilaku dan
interaksi manusia, model dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan
hasil observasi dan penelitian, model dapat menyederhanakan suatu proses
yang bersifat kompleks, dan model dapat digunakan sebagai pedoman
untuk melakukan kegiatan.

Untuk melakukan pengembangan kurikulum ada berbagai model kurikulum


yang dapat dijadikan acuan atau diterapkan sepenuhnya. Secara umum,
model pengembangan kurikulum dilakukan dengan cara menyesuaikan
sistem pendidikan yang dianut dan model konsep yang digunakan.
Terdapat banyak model pengembangan kurikulum yang dikembangkan
oleh para ahli. Sukmadinata menyebutkan delapan model pengembangan
kurikulum yaitu: the administrative ( line staff ), the grass roots, Bechamp’s
system, The demonstration, Taba’s inverted model, Rogers interpersonal
relations,Systematic action, dan Emerging technical model. Idi (2007:50)
mengklasifikasikan model-model ini ke dalam dua grup besar model
pengembangan kurikulum yaitu model Zais dan model
3.ketepan dalam menjelaskan pendekatan pengembangan kurikulum 2013 dan kurikulum
merdeka belajar di SD
pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum
tentang proses pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup
luas. Menurut Sukmadinata (2000 : 1), pengembangan kurikulum bisa berarti penyusun kurikulum
yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah
ada (curuculum improvement). Bisa juga kurikulum ialah perencanaan kesempatam-kesempatan
belajar yang ditunjukkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan
menilai perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa.

Yang dimaksudkan pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang
tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh
kurikulum yang lebih baik. Setidak-tidaknya ada 4 pendekatan dalam pengembangan kurikulum di
antaranya, yaitu: pendekatan subjek akademik, pendekatan humanistik, pendekatan teknologi, dan
pendekatan rekonstruksi social, Namun disini kami akan menguraikan tiga pendekatan yakni
pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistic, dan pendekatan teknologi.
1.Implementasi Kurikulum
Implementas Kurikulum adalah upaya
pelaksanaan atau penerapan kurikulum yang telah
dirancang/didesain.15
Sedangkan Hamalik mengatakan bahwa
implementasi
kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan
program kurikulum
yang telah dikembangkandalam tahap
sebelumnya, kemudian
diujicobakan dengan pelaksanaan dan
pengelolaan sambil senantiasa
dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan
dan karakteristik
peserta didik, baik perkembangan intelektual,
emosional

2. Strategi untuk Menerapkan


Kurikulum Merdeka
Membiasakan kurikulum baru pada sekolah
maupun lembaga pendidikan tentu tidaklah
mudah. Sebab ada beberapa hal yang perlu
dikoordinasikan.

Untuk mempermudah agar Anda bisa lebih paham


dengan penerapan Kurikulum Merdeka, berikut
ada beberapa strategi yang dapat dilakukan :
1.   Tahapan Internalisasi Program
Agar para Kepala Sekolah dan jajaran tenaga
kependidikan bisa memahami Kurikulum Merdeka,
maka sangat penting bagi mereka untuk mencoba
menginternalisasikan program dalam diri.

Misalnya, dengan senantiasa membangun dan


menumbuhkan karakteristik Profil Pelajar
Pancasila sehingga bisa terintegrasi dengan
capaian belajar siswa secara komprehensif.
2.   Tahapan Mengidentifikasi Karakteristik
Lembaga Pendidikan

Selain itu, ada tahapan kedua yang perlu dipahami


yakni terkait proses identifikasi pada lembaga
pendidikan.  Biasanya terdapat beberapa proses
dalam mengenali sekolah atau lembaga tempat di
mana kurikulum akan diterapkan.

Proses identifikasi bisa diawali dengan beberapa


wasilah misalnya melalui kegiatan analisis SWOT
untuk dapat menggali ketangguhan, kelemahan,
peluang bahkan tantangan yang dimiliki oleh
lembaga tersebut.

Selain itu, ada juga kegiatan analisis kebutuhan


dengan mode penyesuaian sesuai instansi yang
berkaitan.
Beberapa aspek dalam unsur analisis kebutuhan
yang perlu
diperhatikan yakni semacam ranah sarana
maupun prasarana, penentuan target pangsa
pasar, alokasi sumber daya manusia bahkan
analisis lingkungan sekitar
3.   Tahapan Untuk Mengenali Topik terkait
Pengembangan Diri

Selain itu, perlu juga melakukan tahapan dalam


mengenali beberapa program pengembangan diri
khususnya bagi para guru.

Berdasar peraturan yang diterbitkan oleh Direktur


Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dengan
nomor 6565/B/GT/2020 terdapat beberapa model
atau program pengembangan profesi guru. Di
antaranya yakni berupa program kompetensi dan
peningkatan pengetahuan profesional. Program ini
biasanya berisikan kegiatan analisis struktural dan
kajian pada alur pengetahuan pembelajaran.

Contoh lainnya, yakni dengan menjalankan


kegiatan pemberian tugas untuk membantu murid
mencapai target kompetensi.   Selain itu, ada juga
program yang bersifat profesional sesuai dengan
capaian kompetensi masing – masing. Beberapa
kegiatan di antaranya yakni dengan senantiasa
meningkatkan perkembangan pada lingkungan
pembelajaran di kelas.
Biasanya hal ini juga didukung dengan turut
memberikan wadah dan ruang bagi murid agar
dapat belajar dengan nyaman dan aman.
Kemudian juga ada kegiatan berupa penyusunan
serta pelaksanaan konsep desain pembelajaran
yang efektif untuk menjadikan para siswa dapat
mencapai target masing – masing.

Program ini juga menaungi kegiatan asesmen,


pemberian umpan balik maupun pelaporan hasil
capaian belajar siswa.

Bisa juga dengan menjalankan kegiatan bersama


wali murid dalam rangka peningkatan
pembelajaran peserta didik. Kemudian, ada juga
program pengembangan untuk capaian
kompetensi dan profesi. Beberapa kegiatan yang
masuk dalam program tersebut misalnya, kegiatan
refleksi mandiri.

Bisa juga dengan kegiatan yang berkaitan dengan


peningkatan sikap spiritual, emosi, moral dan
perilaku sesuai kode etik guru yang telah
ditetapkan.

Hal lain yang tak kalah menarik yakni kegiatan


yang berkaitan dengan pelaksanaan praktik serta
kebiasaan bekerja dengan menjadikan peserta
didik sebagai orientasinya.
Kegiatan lain yang bisa masuk dalam program
tersebut yakni dengan senantiasa melakukan
peningkatan potensi pada aspek gotong royong
untuk bisa menumbuhkan jiwa dan semangat
kerja.
4.   Tahapan Mengenali Karakter Peserta Didik
Selain itu, perlu juga bagi para peserta didik untuk
melakukan strategi pendekatan dengan
memahami terlebih dahulu karakter peserta
didiknya.

Pendekatan yang dapat dijadikan referensi


yakni differentiated learning dan juga bisa
menggunakan TaRL atau teaching at the right
level.

Kedua model pendekatan ini tentu akan dapat


berkolaborasi dengan kebutuhan pembelajaran
pada peserta didik.

5.   Tahapan Membagikan Praktik Baik

Kemudian, Anda juga bisa melaksanakan kegiatan


praktik baik dengan membagikan beberapa
pengetahuan maupun pengalaman dengan guru
lainnya atau bahkan pihak internal sekolah.
Biasanya, program praktik baik akan sering
dijadikan beberapa perlombaan untuk dapat
meningkatkan profesionalisme pendidik.

6.   Tahapan untuk Menentukan Aksi Nyata


Selain melakukan kegiatan praktik baik, Anda juga
bisa menjadikan aksi nyata sebagai pilihan strategi
sebelum penerapan Kurikulum Merdeka.
Tentu saja pelaksanaannya harus sesuai dengan
tema 
pembelajaran. Sehingga para peserta didik akan
merasakan suasana belajar dengan sensasi
kembali pada realita kehidupan.

7.   Tahapan Melakukan Refleksi

Srategi lain yang bisa dilakukan yakni dengan


menerapkan strategi berupa refleksi pembelajaran
mengenai tema terkait. Biasanya, refleksi
pembelajaran dapat dilakukan jika para peserta
didik sudah hampir matang atau mendekati
capaian target pembelajarannya.
3. Langkah Prioritas Melaksanakan Kurikulum
Merdeka

Bapak/Ibu kepala Sekolah, berikut langkah


prioritas dalam menyiapkan pelaksanaan
Kurikulum Merdeka di sekolah:

1. Menyiapkan dokumen Kurikulum


Operasional Satuan Pendidikan (KOSP)

Kurikulum operasional di satuan


pendidikan memuat seluruh rencana proses
belajar yang diselenggarakan di satuan
pendidikan, sebagai pedoman seluruh
penyelenggaraan pembelajaran. Proses
Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan
Pendidikan pada sekolah penggerak adalah 1)
Menganalisis konteks Karakteristik Satuan
Pendidikan; 2) Merumuskan Visi Misi dan Tujuan;
3) Menentukan Pengorganisasian Pembelajaran;
4) Menyusun Rencana Pembelajaran, dan 5)
Merancang Pendampingan, Evaluasi,
dan Pengembangan. 

2. Menyiapkan Alur Tujuan Pembelajaran

Alur Pembelajaran disusun untuk menjadi


rangkaian tujuan pembelajaran sejak awal hingga
akhir setiap fase dari suatu Capaian
Pembelajaran. Alur ini menjadi panduan guru dan
siswa untuk mencapai CP di akhir fase tersebut.
Tujuan pembelajaran disusun secara kronologis
berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke
waktu. Langkah-langkah yang diperlukan dalam
menyusun Alur Tujuan Pembelajaran sbb: Bedah
dokumen CP, Urai CP menjadi Kompetensi, dst-
nya.

3. Menyusun Kriteria Ketercapaian Tujuan


Pembelajaran

Setiap satuan Pendidikan dan pendidik akan


menggunakan Alur Tujuan Pembelajaran dan
Modul Ajar yang berbeda, oleh karena itu untuk
mengidentifikasi ketercapaian tujuan
pembelajaran, pendidik akan menggunakan
kriteria yang berbeda baik dalam angka kuantitatif
atau kualitatif sesuai dengan karakteristik :

Tujuan pembelajaran
Aktivitas pembelajaran

Asesmen yang dilaksanakan

4.Karakteristik Kurikulum 2013


Menurut permendikbud No. 22 tahun 2016, karakteristik pembelajaran pada setiap satuan
pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi
Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai.
Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi
Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
.

4. Menyusun Modul Ajar


Ÿ

Modul ajar merupakan salah satu bentuk


perangkat ajar yang digunakan guru untuk
melaksanakan pembelajaran dalam upaya
mencapai Profil Pelajar Pancasila dan Capaian
Pembelajaran. Modul ajar merupakan penjabaran
dari Alur Tujuan Pembelajaran dan disusun sesuai
dengan fase atau tahap perkembangan
murid. Adapun tujuan penyusunan atau
pembuatan modul, antara lain: 1) Agar peserta
didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau
dengan bimbingan pendidik (yang minimal). 2)
Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan
otoriter dalam kegiatan pembelajaran. 3) Melatih
kejujuran peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai