Jawaban:
Menurut saya dari ketiga berita tersebut dapat dirangkum bahwa Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi yaitu Bapak Nadiem Makarim melakukan perubahan
pada kurikulum Pendidikan dimana sebelumnya kurikulum 2013 menjadi kurikulum
Merdeka. Hal ini dilakukan karena beliau menganggap pada kurikulum 2013 terdapat
kelemahan dalam pelaksanaannya seperti sangat kaku atau tidak fleksibel, materi
pembelajaran terlalu padat sehingga tidak mendalam, materi pembelajaran sangat
membosankan dan tidak beragam, teknologi digital belum digunakan secara optimal
dalam pembelajaran. Atas dasar hal itu Kemendikbud Ristek membuat kurikulum baru
yang rancang lebih fleksible serta focus ke materi yang esensial. Kurikulum tersebut
yaitu kurikulum Merdeka yang dalam pelaksanaanya akan memberikan otonomi dan
kemerdekaan bagi peserta didik dan sekikah, bebas memilih mata pelajaran, tidak ada
penjurusan dan guru diberikan kewenangan untuk menentukan alur pembelajaran melalui
kurikulum merdeka, serta dalam kurikulum merdeka terdapat jenis-jenis aktivitas yang
ada lebih relevan dan banyak memberikan ruang untuk tugas proyek. Pada
pengimplementasian Kurikulum Merdeka dapat dilakukan secara bertap atau sesuai
dengan kesiapan masing-masing sekolah
Jawaban:
Ya, kelemahan yang muncul pada kurikulum sebelumnya dapat menjadi acuan dalam
perbaikan sehingga sangat berkaitan untuk pengembangan kurikulum. Pengembangan
kurikulum berkaitan dengan materi yang akan disampaikan, pendeketan, model, metode
pembelajaran, menetapkan sistem asesmen dan evaluasi yang sesuai dengan
pembelajaran, dengan adanya pengembangan kurikulum dapat mengatasi kelemahan
pada kurikulum sebelumnya
3. Menurut Anda apakah kebijakan pemerintah tentang kurikulum berdampak pada proses
pembelajaran yang Anda lakukan?
Jawaban:
Menurut saya sangat berdampak pada proses pembelajaran karena kurikulum sebagai
acuan nasional yang akan mempengaruhi capaian pembelajaran yang diharapkan. Apabila
diterapkan maka akan berdampak pada persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan asesmen
yang digunakan
4. Ceritakan pengalaman Anda ketika mengembangkan kurikulum dan bentuk partisipasi
apa?
Jawaban:
Partisipasi yang saya lakukan yaitu ketika melakukan pengembangan kurikulum ketika
saya mengajar di Lembaga taman kanak-kanak, saya membuat perangkat pembelajaran
yang disusun berdasarkan kompetensi peserta didik yang ada di Kurikulum 2013.
Kompetensi pada peserta didik Taman Kanak-Kanak disusun berdasarkan STTPA.
STPPA sendiri merupakan sebuah standar hasil akhir dari kompetensi inti secara spesifik
dengan memperhatikan 6 (enam) aspek perkembangan yaitu agama dan moral, sosial
emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, dan seni. Kompetensi inti ini didapatkan dari
kompetensi dasar dengan merencanakan program atau kegiatan pembelajaran di TK, yang
bentuknya dapat berupa program semester, perencanaan mingguan, dan perencanaan
harian. Selanjutnya mengaplikasikan kegiatan pembelajaran yang didasarkan dari
program perencanaan yang telah disusun. Dari pembelajaran tersebut dapat dinilai
perkembangan anak usia dini berdasarkan indicator yang telah dibuat
Jawaban:
Menurut saya tidak boleh, karena dalam mengembangkan proses pembelajaran perlu
memperhatika kebijakan yang sudah dikembangkan berdasarkan kebutuhan peserta didik.
Kebijakan seperti kurikulum yang telah dibuat Kemendikbud Ristek memegang peranan
yang strategis dalam pendidikan,. Pelaksanaannya harus didasarkan pada nilai-nilai yang
bertujuan membangun karakter peserta didik seperti nilai agama, moral, politik, sosial,
dan budaya. Disamping itu pula, aspek-aspek lain juga harus dipertimbangkan mulai dari
perkembangan zaman, dan kesiapan guru atau pendidikan. Perlu adanya proses yang
benar dan matang sehingga hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan.
6. Menurut Anda bagian apa yang perlu diperbaiki dari kurikulum sebelumnya?
Jawaban:
Menurut saya, hal yang perlu diperbaiki dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum
yang sangat kaku atau tidak fleksibel dalam pengimplementasiannya, materi
pembelajaran terlalu padat sehingga tidak mendalam bagi peserta didik, materi
pembelajaran sangat membosankan dan tidak beragam, teknologi digital belum
digunakan secara optimal dalam pembelajaran.