Rangkuman
Dosen Pengampu:
Takdir, S.Pd.I., M.Pd.I.
Disusun Oleh:
Fadliatun Mutmainnah
NIM: 20100119024
2021
BAB I
(menyeluruh).1
Terdapat 4 (empat) peran yang harus dilaksanakan guru PAI yaitu, sebagai
berikut:
1) Implementer (pelaksana)
2) Developer (pengembang)
3) Adapter (penyelaras)
4) Researcher (peneliti)
1) Sebagai pengembangan
2) Sebagai penyaluran
3) Sebagai perbaikan
4) Sebagai pencegahan
5) Sebagai penyesuaian
6) Sebagai nilai
1
PERAN DAN FUNGSI PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SEKOLAH,
https://www.academia.edu/35180190/MAKALAH_PERAN_DAN_FUNGSI_PENGEMBANGAN_KURI
KULUM_PAI_DI_SEKOLAH diakses pada tanggal 8 September 2021.
BAB II
terpisahkan dari suatu sistem kurikulum karena komponen itu sendiri mempunyai
terdapat komponen yang tidak lengkap sekarang dipandang kurikulum yang tidak
sempurna.
1. Komponen Tujuan
sasaran yang mesti dicapai dari melaksanakan suatu kurikulum. komponen ini
sangat penting, karena melalui tujuan, materi proses dan evaluasi dapat
berupa tujuan yang dicapai untuk satu semester. Sedangkan tujuan pembelajaran
khusus yang menjadi target setiap kali tatap muka. Dalam konteks kurikulum
dasar.
2. Komponen Isi/Materi
2
Komponen-Komponen Kurikulum Pendidikan Agama Islam,
https://sosioakademika.blogspot.com/2015/10/komponen-komponen-kurikulum-
pendidikan.html diakses pada tanggal 14 September 2021.
Komponen materi adalah komponen yang didesain untuk mencapai
kajian yang terdiri dari ilmu pengetahuan, nilai, pengalaman dan keterampilan
tujuan.
3. Komponen Metode
pada pendekatan dan metode serta peralatan mengajar yang digunakan dalam
pengajaran. Tetapi pada hakikatnya strategi pengajaran tidak hanya terbatas pada
4. Evaluasi
untuk diluluskan dan siapa yang belum berhak diluluskan, karena itu siswa yang
tidak mencapai target (prilaku yang diharapkan) tidak berhak untuk diluluskan.
agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga
kurikulum secara umum, perbedaan hanya terletak pada sumber pelajarannya saja.
Sebagaimana yang diutarakan oleh Abdul Majid dalam bukunya Pembelajaran
Agama Islam adalah rumusan tentang tujuan, materi, metode dan evaluasi
pendidikan dan evaluasi pendidikan yang bersumber pada ajaran agama Islam.
BAB III
sekolah.3
1. Model Taba
pengembangan, yaitu:
ini diawali atau dimulai dari gagasan dan ide guru-guru sebagai tim pengajar.
4. Model Demostrasi
Model ini pada dasarnya bersifat grass roots, yang idenya datang dari
bawah. Semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skal kecil yang
selanjutnya digunakan dalam skala yang lebih luas, tetapi dalam prosesnya sering
perubahan.
model ini menekankan pada tiga hal yaitu: hubungan insani, sekolah dan
tersebut.
kegiatan ini segera diikuti oleh kegiatan pegumpulan data dan fakta-fakta.
kurikulum.
8. Model Beauchamp
tahap yaitu :
3. Menetapkan personalia.
9. Model Wheeler
merupakan proses yang terjadi secara terus menerus dan saling berkaitan. Wheeler
berpendapat bahawa proses pengembangan kurikulum terjadi dari lima fase atau
tahap.
sebagai berikut:
1. Menganalisis sesuatu
2. Memformulasikan tujuan
3. Menyususn program
sekolah secara lengkap. Oliva menyusun suatu kurikulum yang memenuhi tiga
kriteria : sederhana, komprehensif, dam sistematik. Secara siklus garis besar dan
berurutan terdiri atas uraian filosofis, uraian tujuan pembelajaran umum (goals),
evaluasi.
model ini adalah “a plan for providing sets of learning opportunities for person to
dipahami sebagai sebuah dokumen semata tetapi lebih sebagai beberapa rencana
secara umum kurikulum pesantren dapat dibedakan menjadi empat bentuk, yaitu;
pesantren, kegiatan belajar pendidikan Agama Islam lazim disebut sebagai ngaji
dua tingkatan. Pada tingkatan awal ngaji sangatlah sederhana, yaitu para santri
berasal dari bahasa Latin yang berarti dipahat. Karakter merupakan bagian
moral.
nilai kultur yang dianut bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai kultur
kegiatan ekstrakurikuler.
memperoleh dukungan dari semua pihak, terutama guru dan orang tua
peserta didik harus ada dalam diri para guru dan orang tua. Oleh karena
didik, agar peserta didik mampu menyerap dan mengamalkan atas karakter
5
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,
http://ejournal.kopertais4.or.id, diakses pada tanggal 6 Oktober 2021.
BAB VI
kurikulum.6
di beberapa sekolah, dan sangatlah sulit membuat batasan secara jelas atas
6
MANAJEMEN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN PAI, https://digilibadmin.unismuh.ac.id
diakses pada tanggal 13 Oktober 2021.
melakukan analisis situasi sekolah dengan mempertimbangkan beberapa
4) Perubahan persepsi atas peran guru yaitu kemampuan para staf di dalam
sumber belajar dan hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam secara efektif dan efisien dengan tetap mengacu pada
perhatian orang tua siswa terhadap belajar anak. Solusi yang dilakukan
dalam belajar.
BAB VII
1. Karakteristik Pembelajaran
dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
2. Perencanaan Pembelajaran
3. Pelaksanaan Pembelajaran
3) Pengelolaan Kelas
b. Pelaksanaan Pembelajaran
(authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar
menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau bahkan mampu
Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
1. Perencanaan Pembelajaran
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
3. Penilaian Pembelajaran
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar
7
M Mirnasulistyawati, “
ANALISIS PENERAPAN KURIKULUM 2013 DALAM PELAKSANAAN DAN PENINGKATAN
PEMBELAJARAN”, 2020, https://www.jurnal.iain-bone.ac.id diakses pada tanggal 3 November
2021.
BAB VIII
dan negara pada generasi yang mendatang. Pendidikan yang diinginkan oleh
pemerintah saat ini adalah pendidikan yang diwacanakan dengan motto “Merdeka
Belajar” ini memungkinkan untuk membebaskan siswa dan guru dengan aturan-
pada rapat acara koordinasi bersama dinas provinsi dan kota, beliau menjelaskan
diselenggarakan disekolah. Ujian dalam bentuk tes tertulis dan bentuk penilaian
lain yang lebih komprehensif seperti portofolio dan penugasan (tugas kelompok,
karya tulis, dan sebagainya). Guru dan sekolah lebih merdeka dalam menilai hasil
pembelajaran.
2. 2021 UN diganti
kompetensi penalaran. karena hal itu, di tahun 2021 diubah menjadi asesmen
kompetensi minimum dan survei karakter. Assesmen tersebut untuk menguji dua
3. RPP dipersingkat
format RPP. RPP akan dipersingkat menjadi satu halaman saja sehingga tidak
berlaku sebelumnya namun untuk beberapa kondisi daerah yang akses dan
kulitasnya masih dibawah standar yang ditetapkan, siswa-siswi bisa melalui jalur
disesuaikan dengan kondisi daerah dan ditetapkan di daerah masing masing dalam
8
Muhammad Fadhil, “ANALISIS MERDEKA BELAJAR ALA KETAMANSISWAAN (NITENI,
NIROKKE, NAMBAHI) PADA PROSES BELAJAR DAN MENGAJAR BAHASA INGRIS (K13) DI KELAS XI
MAN 1 YOGYAKARTA”, 2020, Artikel
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnas2020/article/view/7527 diakses pada tanggal 10
November 2021.
BAB IX
Menurut Arifin ada tiga pokok nilai yang terkandung dalam tujuan
Kedua, bernilai pendidikan yang mengarah kepada petunjuk Alquran dan hadits,
ketiga, berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai dengan ajaran Alquran
menghayati, hingga mengimani, bertaqwa kepada Allah Swt, dan berakhlak mulia
dalam mengamalkan pembelajaran agama Islam dari petunjuk Alquran dan hadits,
peserta didik.
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau
murid. Sedangkan menurut Corey sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Sagala
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisikondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu,
(effort) dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan kea rah pencapaian tujuan
sebelumnya dengan baik dengan materi ajar pendidikan agama Islam Alquran
kampus, dengan memberi optimisme dan kriatif dalam belajar. Terkhusus dalam
Pendidikan Islam ini karena sebagai otentik model pembelajaran PAI yang
9
Mohammad Jailani, Hendro Widodo, Siti Fatimah, “
Pengembangan Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam”, 2021, Artikel
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/idaroh/article/view/8886 diakses pada tanggal 17
November 2021.
relevan di masa kini (revolusi industry 5.0), Bersama dengan perkembangan
otaknya dalam rangka memberi stimulus dan daya minat belajar sehingga pelajar
akan termotivasi dan konsentrasi dalam belajar hasil akhirnya pelajar mampu
sekolah antara lain peserta didik mampu berkreasi dengan pembelajaran Aqidah
akhlak, contoh dengan mapel Aqidah Akhlak dengan bab asmaul husna (sifat
wajib) mampu berinovasi dalam materi tersebut. Pengembangan materi ini juga
bisa dimanfaatkan dalam media pembelajaran misal audivo visual, teks semasa
pendidikan (sekolah) bagi siswa yang tidak terbatas pada sejumlah mata
and experiences which pupils have under the derection of school, whether in the
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
dari kehidupan yang ada di sekitarnya sehingga dibutuhkan kesadaran yang tinggi
hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam
10
Kurikulum Pendidikan Agama Islam Berbasis Lingkungan, Artikel
https://journal.iainkudus.ac.id diakses pada tanggal 24 November 2021.
Kedua; asas keterpaduan: Perencanaan kurikulum Pendidikan Agama
Islam memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu atau diintegrasikan
pendidikan, dan peserta didik di masa kini dan masa mendatang. Hal ini sesuai
Pendidikan Nasional yaitu pada pasal 36 ayat (2) dan (3) serta pasal 38 ayat (2).
Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan
iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah dan
lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia
kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (h) agama; (i)
kebangsaan (Andang, 2013: 70). Pasal 38 ayat (2) mengatur bahwa kurikulum
11
K
urikulum pendidikan agama islam berbasis lingkungan, Artikel,
https://www.researchgate.net diakses pada tanggal 24 November 2021.
BAB XI
utuh atau bulat. Dalam konterks Ilmu sosial, integrasi sosial adalah suatu kondisi
kesatuan hidup bersama dari aneka satuan sistem sosial budaya, kelompok-
atau bulat. Dalam konterks Ilmu sosial, integrasi sosial adalah suatu kondisi
kesatuan hidup bersama dari aneka satuan sistem sosial budaya, kelompok-
seperti tafsir, hadis, fiqh, dan seterusnya, dan pada waktu yang sama juga
memberikan berbagai disiplin ilmu modern yang diadopsi dari Barat. Artinya,
ilmu agama dan umum secara bersama-sama tanpa dikaitkan satu sama lain
apalagi dilakukan di atas dasar filosofis yang mapan. Sehingga pemberian bekal
ilmu dan agama tersebut tidak memberikan pemahaman yang yutuh dan
agama Islam dengan Sains dan Teknologi dalam rangka memberikan pengertian
secara utuh kepada peserta didik tentang materi pelajaran pendidikan agama Islam
Peserta didik saat ini sangat kritis dan tidak begitu saja menerima
makanan tertentu maka mereka tidak serta merta menerima namun mereka
Sehingga antara pendidikan agama Islam dan sains dapat saling mendukung
tentang pendidikan agama Islam kepada peserta didik. Tentunya harus didukung
dengan sumber daya manusia dalam hal ini adalah guru/dosen/pendidikan agama
Islam yang diselingi dengan dengan materi sains dan teknologi. Akan tetapi yang
menjelaskan tentang suatu materi pendidikan agama Islam dapat didukung oleh
fakta sains dan teknologi. Sebab, di dunia yang demikian modern ini, peserta
didik tidak mau hanya sekedar menerima secara dogmatis saja setiap materi
pelajaran agama yang mereka terima. Secara kritis mereka juga mempertanyakan
tentang materi pendidikan agama yang kita sampaikan sesuai dengan kenyataan
12
C Chanifudin,
“INTEGRASI SAINS DAN ISLAM DALAM PEMBELAJARAN”, Artikel,
https://media.neliti.com diakses pada tanggal 1 Desember 2021.
BAB XII
EKSTRAKURIKULER
mengandung maksud suatu proses dalam rangka mengubah sikap dan tata tingkah
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah
ajaran Islam oleh generasi tua kepada generasi selanjutnya yang dikemas dalam
tujuan agar peserta didik dapat menguasai, memahami dan mengamalkan ajaran
kebiasaan peserta didik yang baik yang telah diperoleh dalam rumah tangga dan
juga memperbaiki hal-hal atau kebiasaan yang kurang baik, oleh karenanya
akan tetapi juga diberikan pada sekolah umum baik pada tingkatan Dasar,
hidup dalam kondisi lingkungan yang selalu berubah dengan cepat dan dipenuhi
pembelajaran pendidikan agama Islam tidak bisa hanya bertumpu pada kegiatan
intrakurikuler saja, tetapi juga harus didukung oleh kegiatan-kegiatan lain seperti
kokurikuler dan ekstrakurikuler ini tidak perlu disediakan suatu silabus, karena
Ekstrakurikuler secara bahasa berasal dari rangkaian dua kata ekstra dan
kurikuler, secara bahasa ekstra berarti tambahan diluar yang resmi, sedangkan
ekstrakurikuler, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik diluar jam
pelajaran biasa, termasuk pada saat liburan sekolah, yang bertujuan untuk
pengetahuan peserta didik dengan cara mengaitkan pelajaran yang satu dengan
yang lain.
ekstrakurikuler memiliki landasan hukum yang kuat, karena diatur dalam surat
agar semua pihak yang terkait dalam penyelanggaraan pendidikan agama Islam
Islam.
13
Yoyoh Badriyyah, “Pengembangan Model Pembelajaran PAI Berbasis Ekstrakurikuler”,
Artikel, https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/17 diakses pada tanggal 15 Desember 2021.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/35180190/MAKALAH_PERAN_DAN_FUNG
SI_PENGEMBANGAN_KURIKULUM_PAI_DI_SEKOLAH diakses
https://sosioakademika.blogspot.com/2015/10/komponen-komponen-
2021.
2021.
M Mirnasulistyawati, “
https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnas2020/article/view/7527
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/idaroh/article/view/8886 diakses
Chanifudin, C.