BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model atau rancangan bahkan model dalam kurikulum adalah komponen yang sangat
menentukan keberhasilan sebuah proses pendidikan. Mendesain kurikulum bukanlah pekerjaan
yang ringan. Ia membutuhkan kajian yang komprehensif dalam rangka mendapatkan hasil yang
dapat mengakomodir tuntutan dan perubahan zaman. Mendesain kurikulum berarti menyusun
model kurikulum sesuai dengan misi dan visi sekolah. Tugas dan peran seorang desainer
kurikulum, sama seperti arsitek. Sebelum menentukan bahan dan cara mengkonstruksi bangunan
terlebih dahulu seorang arsitek harus merancang model bangunan yang akan dibangun.
Para ahli kurikulum berupaya merumuskan macam-macam desain kurikulum. Eisner dan
Vallance (1974) menyebutnya menjadi lima jenis, yaitu model pengembangan proses kognitif,
kurikulum sebagai teknologi, kurikulum sebagai aktualisasi diri, kurikulum sebagai rekonstruksi
sosial, dan kurikulum rasionalisasi akademis. Mc Neil (1977) membagi desain kurikulum
menjadi empat model, yaitu model kurikulum humanistis, kurikulum rekonstruksi sosial,
kurikulum teknologi, dan kurikulum subjek akademik. Saylor, Alexander, dan Lewis (1981)
membagi desain kurikulum menjadi kurikulum subject matter disiplin, kompetensi yang barsifat
spesifik atau kurikulum teknologi, kurikulum sebagai proses, kurikulum sebagai fungsi sosial,
dan kurikulum yang berdasarkan minat individu.
Sedangkan Shane (1993) membagi desain kurikulum menjadi empat desain, yaitu desain
kurikulum yang berorientasi pada masyarakat, desain kurikulum yang berorientasi pada anak,
desain kurikulum yang berorientasi pada pengetahuan, dan desain kurikulum yang bersifat
eklektik. Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan
suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-
kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan
dengan sistem pendidikan dan sistem pengolahan pendidikan yang dianut serta model konsep
pendidikan mana yang digunakan. Model pengembangan kurikulum dalam sistem pendidikan
dan pengelolaan yang sifatnya sentralisasi berbeda dengan yang desentralisasi. Model
pengembangan dalam kurikulum yang sifatnya subjek akademis berbeda dengan kurikulum
humanistik, teknologis dan rekonstruksi sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sebenarnya pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana model-model pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana pendekatan pengembangan kurikulum?
4. Bagaimana pengembangan kurikulum berbasis akademik dan berbasis kompetensi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui sebenarnya pengembangan kurikulum?
2. Untuk Mengetahui model-model pengembangan kurikulum?
3. Untuk Mengetahui pendekatan pengembangan kurikulum?
4. Untuk Mengetahui pengembangan kurikulum berbasis akademik dan berbasis kompetensi?
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan sebagaimana telah dibahas pada bagian pembahasan maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan
kurikulum. Pemilihan suatu model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas
kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang optimal, tetapi
juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem pengolahan pendidikan yang dianut
serta model konsep pendidikan mana yang digunakan. Model pengembangan kurikulum dalam
sistem pendidikan dan pengelolaan yang sifatnya sentralisasi berbeda dengan yang
desentralisasi. Model pengembangan Grass roots ini merupakan inisiatif dan upaya
pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau
sekolah. Diberi nama Grass roots karena inisiatif dan gagasan pengembangan kurikulum datang
dari seorang guru sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah. Pendekatan grass
roots hanya mungkin terjadi manakala guru memiliki sikap professional yang tinggi disertai
kemampuan yang memadai. Sikap professional itu biasanya ditandai dengan keinginan untuk
mencoba dan mencoba sesuatu yang baru dalam upaya untuk meningkatkan kinerjanya. Secara
umum pendekatan-pendekatan pengembangan dalam kurikulum adalah :
1. Pendekatan Sentralistik
Pendekatan sentralistik adalah pendekatan yang terpusat. Pendekatan ini memiliki kelebihan
adalah mudahnya dicapai consensus, sangat baik dan memelihara budaya nasional, sangat
membantu dalam perlasan kesempatan belajar, an mudah dalam mengadakan inovasi, sedangkan
kekurangan pendekatan sentralistik adalah kurang mamu beradaptasi dengan kebutuhan lokal
(daerah).
2. Pendekatan Desentralistik
Pendekatan desentralistik adalah pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah
masing-masing. Kelebihan pendekatan ini adalah mudah diadaptasi dengan kebutuhan dan
situasi budaya daerah/lokal, namun memiliki kelemahan yaitu kesulitan untuk mencapai
konsensus dari berbagai keragaman kebutuhan daerah. Tuntutan utama dari pendekatan
desentralistik adalah tuntutan kemampuan setiap pengembang kurikulum yang harus menyebar
dari tingkat pusat, daerah, sampai pada tinglkat satuan pendidikan di sekolah.
B. Saran
Dalam sebuah peribahasa disebutkan “Tiada Gading yang Tak Retak” dan juga tidak ada
satupun yang sempurna didunia ini, karena kesmpurnaan hanya milik Allah, begitupun makalah
ini yang kami yakin masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran maupun kritik
membangun dari semua pihak,
DAFTAR PUSTAKA
Dacholfany, M Ihsan, Model – Model Pengembangan Kurikulum (Artikel Jurnal), Dosen Univ.
Imam Al-Ghozali Yayasan Tunas Islam, Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Sudrajat, Ahmad. 2008. Model Pengembangan Kurikulum.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/model-pengembangan- kurikulum. Diakses
tanggal 20 Januari 2011.
Nasution. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta ; PT. Bumi Aksara
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikum; Teori dan Praktek. Bandung: P.T.
Remaja Rosdakarya.
Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran : Jurusan Kurikulum dan Teknologi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI, Bandung, 2002.
Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada media group
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum teori dan Praktek. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan pembelajaran Filosofi Teori dan Prakrtek. Bandung :
Pakar Raya