Anda di halaman 1dari 132

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN


PONDOK PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI
(Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap)

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIIG Cilacap


Untuk dapat dilakukan Seminar Proposal Skripsi
sebagai Syarat Penyusunan Skripsi

Oleh
Nama : Ahmad Mufid
NIM : 042320887
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)


CILACAP
2011
PENGARUH POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN
PONDOK PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI
(Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap)

Diajukan kepada IAIIG Cilacap untuk melengkapi salah satu syarat


guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata I
dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh
Nama : Ahmad Mufid
NIM : 042320887
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)


CILACAP
2011
PENGARUH POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN
PONDOK PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI
(Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap)

Diajukan kepada IAIIG Cilacap untuk melengkapi salah satu syarat


guna memperoleh gelar kesarjanaan Strata I
dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh
Nama : Ahmad Mufid
NIM : 042320887
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)


CILACAP
2011
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)

CILACAP
SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini


:
Nama : Ahmad Mufid
NIM : 042320887
Fak/Prodi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Tahun :
Judul Skripsi : “ Pengaruh Pola Manajemen Pondok Pesantren Ell-
Firdaus I Tambaksari Kedungreja Cilacap terhadap
Kualitas Santri “

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar orisinil atau asli buatan sendiri, tidak ada
unsur menjiplak atau dibuatkan. Jika dikemudian hari ditemukan adanya indikasi
salah satu dari unsur diatas, maka saya bersedia untuk dicabut gelar kesarjanaannya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan kesaaran penuh dan tanpa unsur
paksaan.

Cilacap,
Penulis Skripsi

Materai
Rp. 6000

Ahmad Mufid
NIM. 042320887
YAYASAN BADAN AMAL KESEJAHTERAAN ITTIHADUL ISLAMIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IMAM GHOZALI (IAIIG)

FAKULTAS TARBIYAH
STATUS : TERAKREDITASI SK.BAN-PT.Nomor:012/BAN-PTK/AK-IV/VI/2000
Alamat : Jl. Gligir Raya No. 17 Kesugihan Cilacap Kode Pos 53274 Telp. (0282) 695415 Jawa Tengah

PENGESAHAN

Skripsi saudara :

Nama : Ahmad Mufid

NIM : 042320887

Judul : PENGARUH POLA MANAJEMEN PONDOK PESANTREN TERHADAP KECERDASAN


EMOSIONAL SANTRI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Kedungreja
Cilacap)

Telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Imam Ghozali Cilacap pada tanggal :

30 Juni 2011

Dan dapat diterima sebagai pelengkap ujian akhir program S.I tahun akademi
2010/2011, guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah (S.Pd.I)

Cilacap, 30 Juni 2011


Fakultas Tarbiyah IAIIG Cilacap

Dewan Sidang
Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Lumaur Ridho, S.Psi. Umi Zulfah, S.Ag, M.Pd


NIK : 951 001 038 NIK : 951 001 089

Penguji 1 Penguji 2

…………………………….. …………………………………..
NIK: NIK:
Mengetahui
Dekan Fakultas Tarbiyah

Lumaur Ridho, S.Psi.


NIK : 951 001 038

iii
Agus Sutiyono, M.Ag, M.Pd
Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam Ghozali
( IAIIG ) Cilacap

NOTA PEMBIMBING Cilacap, Juni 2011


Hal : Skripsi Saudara Ahmad Mufid
Lamp : - Kepada :
Yth. Bapak Dekan
Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam
Imam Ghozali ( IAIIG )
Di-
Cilacap
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah saya memeriksa dan mengadakan koreksi seperlunya atas skripsi saudara :

Nama : Ahmad Mufid


NIM : 042320887
Judul : PENGARUH POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK
PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI
( Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap )

Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kesidang munaqosah
Bersama ini kami kirimkan skripsi tersebut, semoga dapat segera dimunaqosahkan.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing

Agus Sutiyono, M.Ag, M.Pd


NIK : 197307102005011004
Rohmat, M.Ag, M.Pd
Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Imam Ghozali
( IAIIG ) Cilacap

NOTA PEMBIMBING Cilacap, Juni 2011


Hal : Skripsi Saudara Ahmad Mufid
Lamp : - Kepada :
Yth. Bapak Dekan
Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam
Imam Ghozali ( IAIIG )
Di-
Cilacap
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah saya memeriksa dan mengadakan koreksi seperlunya atas skripsi saudara :

Nama : Ahmad Mufid


NIM : 042320887
Judul : PENGARUH POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK
PESANTREN TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI
( Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap )

Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kesidang munaqosah
Bersama ini kami kirimkan skripsi tersebut, semoga dapat segera dimunaqosahkan.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing

Rohmat, M.Ag,M.Pd
NIK : 951 011096
MOTTO

Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan


mengadakan baginya jalan keluar
Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah
menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya
( QS. Ath-Tholaq, 65 : 3-4 )

Karena sesudah kesulitan itu ada kemudahan


Maka apabila kamu telah selesai ( dari suatu urusan ) kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh ( urusan ) yang lain
Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
( QS. Al-Insyiroh, 94 : 6-8 )
PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

1. Ayah dan Ibu Terhormat dan Tercinta

 Do’a, restu dan bimbinganmu tak pernah lekang oleh


waktu
 Nasehatmu merupakan motifasiku
 Cucuran keringatmu merupakan cambukku
 Jasamu takkan pernah kulupakan
 Semoga Alloh membimbingku menjadi anak yang
berbakti dan selalu mendoakanmu
2. Istri Tercinta yang memberi spirit, dorongan, motivasi dan

dukungan tanpa henti sehingga bisa terselesaikannya skripsi ini


3. Putriku tercinta dan tersayang Adilia Eliza Zahira Ahmad,

yamg merupakan tumpuan dan harapanku nanti


4. Adik-adikku tersayang, semoga rahmat dan inayah Alloh selalu

menyertaimu
5. Saudara-saudaraku Tercinta dan sahabat-sahabatku tersayang,

yang telah banyak membantu dan member dorongan sehingga


skripsi ini bisa terselesesaikan
6. Pengelola Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari
Kedungreja Cilacap, yang telah banyak membantu, baik tenaga,
waktu maupun spiritnya terhadap penulis
ABSTRAK

Skripsi ini di susun oleh AHMAD MUFID NIM : 042320887 Fakultas


Tarbiyah (IAIIG) Cilacap, judul Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap
Kecerdasan Emosional Santri (Studi Kasus di Pondok Pesantren Ell-Firdaus
Tambaksari Kedungreja Cilacap).

Penulis mengadakan penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui Pola


Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesanten Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja
Cilacap. Mengetahui pengaruh antara Pola Manajemen pada Kecerdasan Emosional
Santri di Pondok Pesanten Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.

Jenis penelitian ini adalah pengamatan lapangan dengan pendekatan analisis


data deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
metode observasi, interviu, angket dan dokumentasi.

Kemudian data dikumpulkan serta disusun secara terurut dan dianalisis untuk
mencari data yang valid kemudian dianalisis dan dihitung dengan menggunakan
rumus analisis regresi. Data yang dimaksud adalah data hasil dari angket dan
interviu dari pola manajemen pembelajaran dan kecerdasan emosional santri.

Dari hasil penelitian yang penulis peroleh kemudian disimpulkan.


Kesimpulan penulis adalah Pola Manajemen Pembelajaran baik. Kecerdasan
Emosional Santri baik. Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap
Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari
Kedungreja Cilacap adalah signifikan karena thitung 7.40 > ttabel 1,65 df 109 pada
taraf signifikansi 5% dan 2,03 pada taraf signifikansi 1%, yang artinya thitung lebih
besar dari nilai ttabel, yang mana ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan.

vi
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji dan syukur kehadlirat Allah SWT, atas segala

karunia, rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul : “ PENGARUH POLA

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PONDOK PESANTREN TERHADAP

KECERDASAN EMOSIONAL SANTRI “, ( Studi Kasus di PP. Ell-Firdaus

Tambaksari Kedungreja Cilacap ) dengan baik. Shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, para Sahabat,

Keluarga serta Umatnya.

Skripsi ini merupakan upaya maksimal penulis dalam rangka

mengembangkan kemampuan diri dan upaya memberikan kontribusi pemikiran

bagi khasanah ilmu pengetahuan dan upaya pengembangan konsep pengelolaan

lembaga

Dengan ketulusan hati penulis yaqin dan menyadari akan kekurangan, ketidak

sempurnaan penyusunan skripsi ini, mengingat keterbatasan kemampuan penulis,

namun berkat bimbingan dan binaan dari semua pihak, dapat terselesaikan. Untuk

itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. Nasrulloh, Rektor Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG)

Cilacap yang telah memperjuangkan dan mengusahakan segala-galanya

sehingga penulis dapat mengakhiri perkuliahan dengan menyelesaikan

penulisan skripsi ini


2. Bapak Lumaur Ridho, Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam

Imam Ghozali ( IAIIG ) Cilacap.

3. Bapak Agus Sutiyono, M.Ag, M.Pd, sebagai pembimbing

4. Bapak Rohmat, M.Ag, M.Pd sebagai asisten pembimbing

5. Para Dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis, baik dimajlis/forum perkuliahan maupun yang bersifat ekstra

perkuliahan

6. Ayah, Ibu, istri serta putriku tercinta yang telah memberikan dukungan

moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi

Program Sarjana Strata I di Fakultas Tarbiyah IAIIG Kesugihan Cilacap

7. Rekan-rekan mahasiswa civitas akademik di IAIIG Kesugihan Cilacap

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang memberikan

dukungan untuk keberhasilan dan terselesaikannya studi penulis

Dengan ini penulis berdo’a dan berharap, mudah-mudahan amal mereka

diterima disisi Allah SWT. Selanjutnya penulis mengharap kritik saran dan

sumbangsih pemikiran demi penyempurnaan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi yang sangat sederhana dan masih

jauh dari sempurna ini mendapatkan ridla dari Allah dan bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya

Cilacap,
Penulis

AHMAD MUFID
NIM: 042320887
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………. i
HALAMAN KEORISINILAN SKRIPSI …………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN …………………………… iii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING …………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………… v
ABSTRAKSI …………………………… vi
KATA PENGANTAR …………………………… vii
HALAMAN MOTTO …………………………… ix
DAFTAR ISI …………………………… x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………. 1
B. Definisi Operasional …………………………. 4
C. Rumusan Masalah …………………………. 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………. 6
E. Telaah Pustaka ………………………… 7
F. Hipotesis Penelitian ………………………… 10
G. Metode Penelitian ………………………… 12
H. Kerangka Skripsi ………………………… 18
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren .. 20
1. Pengertian Pola Manajemen Pembelajaran ……….. 20
2. Pola Manajemen Pembelajaran yang Efektif dan Efisien 23
3. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren 30
B. Kecerdasan Emosional Santri ……………………….. 38
1. Pengertian Kecerdasan Emosional ……………….. 38
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional 40
3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional ……………… 42
4. Peranan Kecerdasan Emosional ………………. 42
C. Hubungan Pola Manajemen Pembelajaran dengan
Kecerdasan Emosional ………………. 49

x
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ……………… 51
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ……………… 60
C. Objek dan Subjek ……………… 61
D. Metode Pengumpulan Data ……………… 63
E. Metode Analisis Data ……………… 66
F. Variabel dan Indikator Penelitian ……………… 67
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Ell-Firdaus ….. 70
B. Keadaan Ustadz/Ustadzah, Personalia dan Santri
Pondok Pesantren Ell-Firdaus ……………… 72
C. Pola Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren Ell-Firdaus 80
D. Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap
Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren
Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap ………… 86
E. Analisa Data ……………………… 88
F. Uji Hipotesis ……………………… 96
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………… 98
B. Saran-saran ……………………… 99
C. Kata Penutup ……………………… 103

Dafrtar Pustaka
Lampiran-lampiran
Daftar Riwayat Hidup

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga

pendidikan non formal tertua di Indonesia yang tumbuh dan berkembang

dalam masyarakat, terutama masyarakat pedesaan yang sudah tersebar

diberbagai daerah di pulau jawa dan sekitarnya, yang mempunyai peran cukup

signifikan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat dalam pembentukan

karakteristik kehidupan masyarakat di Indonesia. (Depag, 2003 : 2-3).

Hal ini yang menjadikan pondok pesantren mempunyai tempat dan

dapat berkembang yang tetap eksis dan konsisten dalam menjalankan

fungsinya sebagai pusat pengajaran, penanaman nilai-nilai agama islam

dalam masyarakat.

Perkembangan dan pertumbuhan sebuah pondok pesantren dalam

perannya ikut serta mencerdaskan bangsa, penanaman norma-norma agama

dan pembentukan moral masyarakat berhubungan erat dengan pola

manajemen dan pemilihan pembelajaran yang dipakai pengasuh pondok

pesantren beserta staffnya (ustadz/ustadzah) dalam proses belajar mengajar.

Aktivitas pola manajemen pembelajaran merupakan pedoman dan

landasan untuk memproses pencapaian tujuan pembelajaran yang sudah

ditentukan, karena lembaga akan mempunyai sasaran yang akan dituju dan

dicapai yang dijadikan sarana untuk dapat mengembangkan sumber daya

1
2

manusia yang bermutu dan berkualitas baik yang mengelola maupun yang

dikelola.(H. Nur Syam, 2005 : 77-82)

Visi, misi dan tujuan pembelajaran merupakan pondasi dan tonggak

yang digunakan kyai/ustadz/ustadzah untuk merealisasikan dan

mengaplikasikan dalam aktivitas pola manajemen pembelajaran melalui

kurikulum, kegiatan belajar mengajar, penanaman nilai-nilai agama,

pembiasaan-pembiasaan moral, emosi dan sosial menuju perubahan

pemikiran, perubahan perilaku yang berkembang, tidak hanya Intelektualnya

saja tetapi juga Emosionalnya.

Dalam perkembangan pendidikan, telah dikenal istilah Kecerdasan

Emosional yakni kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan

orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola

emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

(Daniel Goleman, 2003 : 512).

Mengenal diri sendiri bukanlah suatu hal yang mudah, pada umumnya

manusia baru dalam taraf mengetahui akan dirinya. Taraf selanjutnya adalah

mengerti dan memahami kemudian mengenal dan menghayati. Setelah itu,

meningkat pada taraf mencintai yang akan mendorongnya untuk melakukan

suatu tindakan yang baik dan terpuji bagi dirinya.

Kemampuan manusia tentang Kecerdasan Emosional tersebut kalau

tidak dikembangkan niscaya ia akan kurang bermakna dalam kehidupan

manusia yang benar-benar mengenal tujuan hidupnya, oleh karena itu potensi

manusia perlu dikembangkan, dan pengembangannya itu senantiasa dilakukan


3

dalam bentuk usaha pola manajemen pembelajaran yang baik dan kegiatan

pendidikan yang efektif dan efisien. Semakin baik pemilihan pola manajemen

pembelajaran yang dipakai di pondok pesantren sangat berpengaruh terhadap

kecerdasan emosionalnya, tingkat penalarannya, dengan demikian pola

manajemen pembelajaran pondok pesantren berpengaruh terhadap kecerdasan

emosional santri.

Santri dibekali ilmu agama dan ilmu pengetahuan serta diajak

melakukan kebiasaan dan aktivitas-aktivitas yang baik di dalam pondok

pesantren agar santri mempunyai karakter yang baik, berkepribadian yang

baik dan berbudi luhur.

Pondok Pesantren Ell-Firdaus berdiri pada tahun 1928, yang awalnya

namanya adalah Pondok Pesantren Mambaul Huda. Setelah mengalami

beberapa periode kepemimpinan, pada saat KH. Makinudin Malik memegang

tampuk pimpinan, kemudian Pondok Pesantren Mambaul Huda diganti

dengan nama Pondok Pesantren Ell-Firdaus pada tahun 1983 dan nama

tersebut tetap dipakai sampai sekarang, mempunyai peran yang cukup baik

dalam ikut serta mencerdaskan masyarakat dan generasi muda dilingkungan

PP. Ell-Firdaus khususnya dan masyarakat luas umumnya.

Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap, di

bawah asuhan K.H. Makinudin Malik, mengalami peningkatan jumlah santri

yang cukup signifikan, sehingga kapasitas pondok tidak memadai lagi, maka

K.H. Makinudin Malik kemudian mendirikan pondok untuk santri putri.

(PP. Ell-Firdaus, 2006: 5)


4

Pembangunan/peningkatan, perbaikan dan pengembangan yang

dilakukan lembaga tidak hanya secara fisik, tapi dari segi kualitas dan

kuantitas selalu diupayakan dan digali agar lembaga yang dikelola semakin

berkembang dan mendapat kepercayaan dari masyarakat (wali santri dan

santrinya), memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu/berkualitas

dan berakhlakul karimah (Pengelola dan Santrinya).

Terlahir dari hal tersebut diatas, maka penulis ingin mengadakan

penelitian tentang “ Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran Pondok

Pesantren terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren

Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap “

B. Definisi Operasional

Agar pembaca tidak terjadi salah asumsi terhadap judul tersebut, maka

penulis menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul skripsi ini,

yaitu :

1. Pola Manajemen

Pola Manajemen yang dimaksud adalah metode/model aktivitas

manajemen yang dipakai oleh manajer untuk mencapai suatu tujuan.

(H. Moh. Ali Aziz, 2005: 72). Jadi yang dimaksud pola manajemen di

sini adalah metode/model/cara aktivitas manajemen yang dipakai oleh

seorang manajer (dalam hal ini adalah Kyai) untuk mencapai visi, misi dan

tujuan lembaga yang dipimpinnya.


5

2. Pembelajaran

Pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan belajar mengajar santri di

pondok pesantren. Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku

pada diri anak sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.

(Ngalim Purwanto, 1990 : 84). Sedangkan mengajar diartikan sebagai

proses dimana pengajar dan murid menciptakan lingkungan yang baik,

agar terjadi kegiatan yang berdaya guna. (M D Dahlan, 1984 : 21). Jadi

yang dimaksud disini adalah kegiatan antara santri dengan Kyai/Ustadz

dan Ustadzah yang berlansung di pondok pesantren dengan tujuan untuk

mencapai perubahan berfikir, berperilaku dan memiliki budi pekerti yang

baik.

3. Pondok Pesantren

Pondok Pesantren yang dimaksud adalah asrama tempat tinggal santri.

(Depag, 2003 : 5). Jadi pondok pesantren yang dimaksud di sini adalah

asrama dimana santri belajar, berlatih, melakukan pembiasaan-pembiasaan

nilai-nilai agama, menimba ilmu dan bertempat tinggal.

4. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional diartikan sebagai kemampuan mengenali perasaan

kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri

dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam

hubungan dengan orang lain. (Daniel Goleman, 2003 : 512). Dalam hal ini

adalah Kecerdasan Emosional Santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus

Tambaksari Kedungreja Cilacap.


6

5. Jadi Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren terhadap

Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus yang

dimaksud penulis adalah Metode yang mempunyai sumberdaya untuk

digunakan (dipakai) dalam aktivitas manajemen oleh manajer (Kyai)

dalam proses belajar mengajar (pembelajaran), agar Santri mengalami

perubahan berfikir, bersikap dan berperilaku.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah dan definisi operasional

diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :

i. Bagaimana Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren

Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap?

ii. Bagaimana pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan

Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari

Kedungreja Cilacap?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Harapan penulis melakukan penelitian di Pondok Pesantren

Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap adalah :

1) Untuk mengetahui Pola Manajemen Pembelajaran yang dipakai

manajer ( Kyai ) di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari

Kedungreja Cilacap.
7

2) Untuk mengetahui perkembangan Kecerdasan Emosional Santri di

Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.

3) Untuk mengetahui adakah Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran

yang diterapkan di Pondok Pesantren terhadap Kecerdasan Emosional

Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja

Cilacap?

b. Manfaat Penelitian

Harapan penulis, hasil penelitian ini, dapat :

1) Penambah wawasan dalam mengadakan latihan kerja secara ilmiah.

2) Pemberi informasi dan sumbangan bagi upaya peningkatan aktivitas

manajemen dan mentalitas anak

3) Bahan kajian kepustakaan dan bahan perbandingan bagi penelitian

yang sejenis.

E. Telaah Pustaka

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam, yang

umumnya tergambar pada ciri khas yang dimilikinya, yaitu adanya Pengasuh

Pondok Pesantren (Kyai) yang mengajar , adanya santri yang belajar, adanya

Masjid/Mushola sebagai tempat ibadah dan kegiatan belajar mengajar, adanya

asrama/pondok tempat tinggal santri. (Depag, 2003: 5)

Sebuah lembaga dalam kegiatan pengelolaanya tidak akan lepas dari

manajemen karena didalamnya terjadi sebuah proses aktivitas manajemen.


8

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai

tujuan yang sudah ditetapkan. (M. Manullang, 2006 : 5).

Pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar antara

Kyai/Ustadz/Ustadzah dengan santri. Yang dimaksud belajar adalah

perubahan tingkah laku yang relative tetap yang terjadi karena latihan dan

pengalaman. (H. Mustaqim, 2001 : 34). Sedangkan mengajar adalah

memasuki dunia siswa untuk mengubah persepsi dan perilaku mereka

(Mahmud, 2010 : 295). Interaksi yang terjadi antara Kyai/Ustadz/Ustadzah

dan santri dalam memberi dan menerima materi pembelajaran yang telah

ditetapkan berdasarkan system pendidikan yang relevan.

Dalam proses pembelajaran, Kyai dibantu oleh Stafnya (Personalia)

dan Ustadz/Ustadzahnya, merencanakan dan menetapkan pola pembelajaran,

yang akan digunakan dan dilaksanakan dalam mencapai tujuan pembelajaran

dalam proses belajar mengajar.

Kecerdasan Emosional Santri adalah kemampuan mengenali perasaan

kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri dan

kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam

hubungan dengan orang lain. (Daniel Goleman, 2003 : 512).

Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Ell-Firdaus didirikan dengan

tujuan untuk ikut berperan serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) antara Kyai/Ustadz/Ustadzah dan

Santriwan/Santriwati terjadi proses kegiatan manajemen, menggunakan pola


9

manajemen demi tercapainya Visi, Misi dan Tujuan lembaga, memberdayakan

Sumber Daya Manusia (SDM) baik Santriwan/Santriwati maupun Kyai dan

Ustadz/Ustadzahnya, agar memiliki Santriwan/Santriwati yang berkepribadian

(karakter) baik dan berbudi luhur (terpuji).

Penulis mengungkap juga dua penelitian yang pernah dilakukan dan

terdapat perbedaan judul, yang diantaranya yaitu :

1) “ Peran serta Pondok Pesantren Pembangunan Cigaru Majenang terhadap

Pendidikan Islam di Majenang “ tahun 2002, ditulis oleh AMIRUDIN,

yang kesimpulan Skripsinya adalah :

a) Bahwa Pondok Pesantren Pembangunan merupakan lembaga

Pendidikan Agama Islam dan lembaga social, yang telah diakui oleh

masyarakat dan bangsa Indonesia dalam peran sertanya karena Pondok

Pesantren Pembangunan memiliki pengaruh dan peran serta yang besar

dalam pembentukan nilai-nilai moral yang dianut oleh masyarakat

sekitar.

b) Bahwa Pondok Pesantren Pembangunan Cigaru Majenang adalah salah

satu lembaga Pendidikan Agama yang mengajarkan, mengembangkan,

menyebarkan serta mengamalkan ajaran Islam yang mempunyai ciri

khusus dan dapat mempengaruhi masyarakat sekitar.


10

c) Bahwa Pondok Pesantren Pembangunan Cigaru Majenang dalam

upaya pengembangannya melalukan 3 (tiga) system pendidikan yaitu:

Sistem Pesantren (Salafiyah), Sistem Kemadrasahan (Sekolah), dan

Sistem Pengajian Kemasyrakatan (Majlis Taklim).

2). “ Evaluasi Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun di

Pondok Pesantren Ell-Firdaus Kedungreja Cilacap “ ditulis oleh

SHODIKIN, tahun 2005, yang kesimpulan Skripsinya adalah :

a) Pelaksanaan Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun di PP Ell-Firdaus

Kedungreja Cilacap adalah baik.

b) Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun

di PP Ell-Firdaus Kedungreja Cilacap adalah Sangat Baik.

c) Bahwa “Tidak ada perbedaan efektifitas pelaksanaan Wajib

Belajar 9 Tahun di PP Ell-Firdaus Kedungreja Cilacap“.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah teori sementara terhadap penelitian yang

kebenarannya masih perlu diuji dengan cara mengumpulkan data-data yang

paling berguna untuk merumuskan status menjadi kebenaran atau sebaliknya

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 64). Atau dugaan yang mungkin benar, atau

mungkin salah. (Sutrisno hadi, 1973 : 63).


11

Dalam hal ini penulis mengajukan hipotesis adalah : “ Ada pengaruh

pola manajemen pembelajaran pondok pesantren terhadap kecerdasan

emosional santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja

Cilacap “.

Untuk obyetivitas penelitian, penulis juga mengemukakan hipotesis

yang mungkin terjadi : “ Tidak ada pengaruh pola manajemen pembelajaran

pondok pesantren terhadap kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren

Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap “.

Dengan demikian, menjadi ketentuan jika hipotesis terbukti, maka

berarti : “ Ada pengaruh pola manajemen pembelajaran pondok pesantren

terhadap kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus

Tambaksari Kedungreja Cilacap “.

Dan sebaliknya, jika hipotesis tidak terbukti, maka berarti : “ Tidak

ada pengaruh pola manajemen pembelajaran pondok pesantren terhadap

kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari

Kedungreja Cilacap “.

Selanjutnya, Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi

titik perhatian suatu penelitian, ( Suharsimi Arikunto, 2002 : 94 ). Telah

dikemukakan diatas bahwa, penelitian ini mencari pengaruh dua variable yaitu

Variable Pengaruh yang biasa disebut Variable Bebas dan Variable

Terpengaruh yang biasa disebut Variable Terikat. Berdasarkan rumusan

permasalahan diatas, maka penulis menyatakan bahwa Variabel Bebasnya


12

adalah Pola Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren ( X ), sedangkan

Variabel Terikatnya adalah Kecerdasan Emosional Santri ( Y ).

G. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode yang

sesuai dengan jenis data yang akan dikumpulkan, metode tersebut meliputi :

1. Tempat Penelitian

Yaitu dimana melakukan penelitian untuk memperoleh data yang

diperlukan (Suharsimi Arikunto, 2002 : 108). Dalam hal ini penulis

mengambil tempat penelitian di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Kedungreja

dengan pertimbangan sebagai berikut :

a) Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap,

merupakan lembaga pendidikan yang bercirikan Agama Islam.

b) Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap,

letaknya dapat dijangkau oleh penulis, sehingga memudahkan dalam

penelitian lebih lanjut.

c) Sepengetahuan penulis, belum ada penelitian sejenis di Pondok

Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.


13

2. Metode Penetapan Subyek

Populasi

Populasi yaitu keseluruhan individu yang diteliti

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 108). Dalam penelitian ini adalah seluruh

individu santri pondok pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja

Cilacap, yang berjumlah 141 santri menjadi sample semua, sebagai

penafsiran obyektifitas penelitian yang ada pada populasi oleh penulis.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Metode Observasi

Metode observasi yang paling efektif adalah melengkapinya

dengan format atau blangko pengamatan.

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 204). Hal ini digunakan untuk

memperoleh data umum tentang pelaksanaan Kegiatan Belajar

Mengajar di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja

Cilacap.

b. Metode Angket

Angket adalah sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan mengenai dirinya

(Suharsimi Arikunto, 1991 : 124). Menurut Winardi dikatakan bahwa


14

angket dibuat dengan tujuan untuk mengumpulkan data dari kelompok

orang-orang beraneka ragam dan terpencar secara luas

(Winardi, 1982 : 102). Dari definisi tersebut dapat diartikan angket

merupakan cara mengumpulkan data dengan memberikan daftar

pertanyaan yang harus dijawab oleh responden yang akan

diselidikinya, mengenai keadaannya. Dalam penelitian ini angket atau

kuesioner yang berisi daftar pertanyaan mengenai dirinya, yang

digunakan adalah angket secara tertutup dan langsung, artinya bahwa

responden didalam menjawab pertanyaan tinggal memilih jawaban

yang sudah disediakan mengenai dirinya. Adapun soal yang digunakan

adalah pilihan ganda.

Alasan digunakannya metode angket dalam penelitian ini

adalah bahwa angket adalah cara termudah yang dapat digunakan,

sederhana dan peneliti dapat langsung menggali data melalui segenap

ide individu yang berhubungan dengan masalah yang diajukan melalui

daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh individu secara jujur.

Melalui angket langsung ini, penulis mengharap akan memperoleh

data yang valid dan data yang dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya, sehingga dalam menghitung tidak akan menemui

kesulitan yang akan menghambat dalam menyusun skripsi ini.


15

Sedangkan skor tiap item angket ditentukan berdasarkan setiap

pertanyaan bergantung jumlah pilihan jawabannya.

Adapun untuk memberikan skor terhadap jawaban positif

responden adalah sebagai berilkut :

a) Jawaban a, mendapat skor 5 (lima)

b) Jawaban b, mendapat skor 4 (empat)

c) Jawaban c, mendapat skor 3 (tiga)

d) Jawaban d, mendapat skor 2 (dua)

Sedangkan untuk jawaban pertanyaan negative :

a) Jawaban a, mendapat skor 2 (dua)

b) Jawaban b, mendapat skor 3 (tiga)

c) Jawaban c, mendapat skor 4 (empat)

d) Jawaban d, mendapat skor 5 (lima)

Selanjutnya untuk memberikan skor untuk setiap individu

adalah dengan cara menjumlah skor dari seluruh item. Agar angket

yang disajikan bisa dikatakan memenuhi kriteria kesyahihannya, maka

sebuah item angket harus valid dan reliable. Adapun dalam penelitian

ini validitas yang digunakan adalah validitas logis yaitu dengan

kisi-kisi angket.
16

c. Metode Wawancara

Metode wawancara yaitu pengumpulan data dengan jalan tanya

jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis berlandaskan pada

tujuan penyelidikan (Sutrisno Hadi, 2000 : 193). Dalam hal ini untuk

mengetahui tentang pengelolaan dan pengembangan pondok pesantren,

proses belajar mengajar, materi kajian santri dan kegiatan-kegiatan

pondok pesantren serta untuk mengetahui pertumbuhan dan

perkembangan tingkah laku santri.

d. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 206). Dalam hal ini adalah seluruh

dokumen Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja

Cilacap.
17

4. Metode Analisis Data

Dalam menentukan analisis data, penulis menggunakan

Analisis Regresi guna mencari Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran

terhadap Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus

Tambaksari Kedungreja Cilacap dengan analisa regresi sebagai berikut :

Se =

x = nilai variable Independen (bebas)

y = nilai variable Dependen (terikat)

b = Koefisien regresi (b)

a = Koefisien regresi (a)

n = Jumlah pasangan pemataan


18

H. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Definisi Operasional

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

E. Telaah Pustaka

F. Hipotesis Penelitian

G. Metode Penelitian

H. Kerangka Skripsi

BAB II : KAJIAN TEORI ATAU TELAAH PUSTAKA

A. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren

1. Pengertian Pola Manajemen Pembelajaran

2. Pola Manajemen Pembelajaran yang Efektif dan Efisien

3. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren

B. Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional

3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional

4. Peranan Kecerdasan Emosional

C. Hubungan Pola Manajemen Pembelajaran dengan Kecerdasan

Emosional
19

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

B. Objek dan Subjek

C. Variabel dan Indikator Penelitian

D. Populasi dan Sampel Penelitian

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari

Kedungreja Cilacap

B. Keadaan Ustadz/Ustadzah, Personalia dan Santri Pondok Pesantren

Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap

C. Pola Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren Ell-Firdaus

Tambaksari Kedungreja Cilacap

D. Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan

Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari

Kedungreja Cilacap

E. Analisis Data

F. Uji Hipotesis

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-saran

C. Kata Penutup
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren

1. Pengertian Pola Manajemen Pembelajaran

Pola dapat diartikan bentuk, model, metode atau cara dari sesuatu

yang dijadikan subyek dan obyek pencapaian tujuan. Dalam hal ini

subyek pencapaian tujuan adalah santri, sedangkan untuk obyeknya

adalah lembaga pondok pesantren.

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses sumber daya

manusia, unsur-unsur manajemen yang terdiri dari : Man, Money,

Methode, Machines, Materials, Market dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

(H. Malayu S.P. Hasibuan, 2007 : 1). Manajemen juga bisa dikatakan

Apllied Science ( Ilmu Aplikatif ) yang jika dijabarkan merupakan

sebuah proses tindakan manajemen. (A. Halim Dkk, 2005 : 71).

Manajer merupakan pelaku manajemen. Manajemen yang

dijadikan sebagai proses pelaksanaan aktivitas manajer harus

memperhatikan lima aspek fungsi manajemen,

(M. Manullang, 2006 : 13), yang meliputi : Perencanaan (Planning),

Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan (Directing), Penggerakan

(Actuating), dan Pengawasan (Controlling).

20
21

Kelima aspek manajemen itu harus dimiliki, dikuasai dan

difahami oleh seorang manajer (pengasuh) sebuah lembaga yang

dijadikan pedoman, landasan dan sumber daya dalam pencapaian visi,

misi dan tujuan yang telah ditetapkan dalam pengembangan lembaga

dan kualitas (mutu), yang sarana terpenting untuk pencapaian

tujuannya adalah Man dan Women. Dalam hal ini bagaimana manajer

(pengasuh) berusaha dan berupaya mengelola lembaga dan

personalianya (Man dan Woman) agar lebih berkompetensi dan

berkembang dalam proses pembelajaran agar bisa mendidik santri

yang berkualitas baik secara ilmiah, akademik maupun secara moral

dan sosial, karena sistem pendidikan yang ada dipondok pesantren

merupakan sistem pendidikan yang integral yaitu perpaduan

pendidikan agama dengan pendidikan umum dan perpaduan model

pendidikan klasikal dengan model pendidikan modern dan menjadi

model system pendidikan sebuah pondok pesantren sekarang ini.

Pembelajaran adalah proses belajar mengajar antara pengasuh

(Kyai)/ustadz/ustadzah dengan santriwan/santriwati. Belajar adalah

perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan

dan pengalaman. (Mustaqim, 2001 : 34). Menurut Mustaqim dan

abdul wahib, (2010 : 60), belajar adalah suatu aktivitas yang menuju

kearah tujuan tertentu.


22

Dalam proses belajar, terjadi interaksi yang tidak hanya antara

santri dan kyai/ustadz/ustadzah sebagai salah satu sumber belajar tetapi

akan berinteraksi pula dengan sumber belajar baik belajar didalam

ruangan ataupun diluar ruangan. Di dalam ruangan santri belajar

berbagai bidang keilmuan yang masih bersifat teori sedang diluar

ruangan santri belajar menerapkan ilmunya, baik yang didapat dari

bidang keilmuan yang bersifat kajian maupun dari keteladan dan

pengalaman. Apabila dilihat dari jenisnya, menurut Mustaqim

(2001 : 39-40), santri belajar yang berkenaan dengan fisik/jasmani dan

belajar yang berkenaan dengan psikis. Belajar yang berkenaan degan

fisik/jasmani yaitu berupa ketrampilan, sedangkan belajar yang

berkenaan dengan psikis, meliputi : pengetahuan dan pemahaman, dan

sikap/nilai/norma.

Sedangkan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada

peserta didik. (Mustaqim, 2001 : 91-92). Menurut Mahmud

(2010 : 294-295), belajar adalah memasuki dunia siswa untuk

mengubah persepsi dan perilaku mereka.

Mengajar merupakan proses dimana Kyai/Ustadz/Ustadzah

menanamkan bahan ajar yang telah dipilih, direncanakan dan

ditetapkan. Dalam menanamkan bahan ajar, Kyai/Ustadz/Ustadzah

merencanakan, memilih, menyusun dan menetapkan konsep

pembelajaran dan sumber pembelajaran serta memakai berbagai pola

/metode/model penyampaian dan penanaman isi bahan ajar.


23

Perencanaan, penyusunan dan penetapan konsep pembelajaran

dan bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

(KBM), sangat penting dilakukan karena konsep tersebut dijadikan

sebagai landasan dan pedoman kyai/ustadz/ustadzah untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang terarah dan bisa berpengaruh terhadap pola

pikir, kepribadian dan tingkah laku santri.

Dengan demikian, pola manajemen pembelajaran adalah suatu

bentuk/model/cara yang dipakai oleh pengasuh (kyai) dan staff

(personalia) beserta ustadz/ustadzah dalam memilih, merencanakan,

menyusun , menetapkan dan mengembangkan, pendekatan, metode

dan teknik pembelajaran, menawarkan dan menanamkan bahan ajar,

menyediakan pengalaman belajar yang bermakna dan bisa berpengaruh

terhadap jiwa santri, serta mengevaluasi dan mengukur tingkat

keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai hasil belajar.

2. Pola Manajemen Pembelajaran yang Efektif dan Efisien

Manajer sebagai pelaku manajemen tertinggi dalam sebuah

lembaga pendidikan harus bisa memperbaiki pelayanan dalam rangka

menanggulangi terbatasnya anggaran dan ketidakpuasan publik, karena

pondok pesantren merupakan lembaga pelayanan dalam masyarakat

{Imas maesaroh, 86 : 2005}. Dalam hal ini manajer dan staffnya

(personalia) harus bisa memilih dan menentukan pola pembelajaran

yang sesuai dengan kecerdasan dan kemampuan santri. Manajer juga

harus bisa mengatur dan mengarahkan serta mengkondisikan timnya


24

dengan baik, agar bisa menjalankan dan menerapkan pola

pembelajaran yang telah dipilih, direncanakan, disusun, ditetapkan dan

dikembangkan dalam proses pembelajaran dengan efektif dan efisien.

Pola manajemen pembelajaran yang efektif ialah ukuran yang

menyatakan sejauh mana tujuan pembelajaran dan proses belajar

mengajar telah dicapai dan dapat memberikan hasil seperti

perencanaan semula.

Menurut Made Pidarta manajemen dikatakan efektif apabila

manajemen tersebut bisa memberi hasil yang sesuai kriteria yang telah

direncanakan dan ditetapkan. Manajer (kyai/ustadz/ustadzah) mampu

melaksanakan perilaku perannya dan mampu merealisasikan tujuan

lembaga/organisasi.

Pola manajemen pembelajaran yang efektif didasarkan pada

input, proses dan output.

a. Input

Pondok pesanten dikatakan efektif apabila sesuai dengan beberapa

karakteristik input sebagai berikut (Depdiknas, 2001 : 18-20) :

1) Memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas.

2) Sumberdaya tersedia dan siap.

3) Staff yang kompeten dan berdedikasi tinggi.

4) Memiliki harapan prestasi yang tinggi.

5) Fokus pada santri (peserta didik).

6) Input manajemen
25

b. Proses

Pondok pesantren dikatakan efektif apabila sesuai dengan beberapa

karakteristik proses sebagai berikut (Depdiknas, 2001 : 12-17) :

1) Proses belajar mengajar efektivitasnya tinggi.

Dalam proses belajar mengajar lebih menekankan pada

pemberdayaan santri, yang mana bukan sekedar memorisasi

dan recall, bukan sekedar penguasaan pengetahuan tentang

apa yang diajarkan (logos), tetapi lebih menekankan pada

internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertananm

dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati (ethos)

serta dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari oleh santri

(pathos).

2) Kepemimpinan pondok pesantren yang kuat.

Pengasuh (kyai) memiliki peran yang kuat dalam

mengkoordinasikan, menggerakkan, dan meyerasikan

sumberdaya pendidikan yang ada.

3) Lingkungan pondok pesantren yang aman dan tertib.

Pondok pesantren selalu mencipatakan dan memilki

lingkungan (iklim) belajar yang aman, tertib, dan

nyaman sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung

dengan nyaman.
26

4) Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif.

Hal ini penting dilakukan karena perkembangan IPTEK

(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang cukup pesat,

sehingga perlu pengelolaan dan pengembangan tenaga

kependidikan agar mempunyai komitmen yang tinggi, selalu

mampu dan sanggup menjalankan tugasnya dengan baik.

5) Pondok pesantren memiliki budaya mutu.

Budaya mutu harus tertanam di sanubari warga pondok

pesantren, sehingga setiap perilaku selalu didasari oleh

profesionalisme.

6) Pondok pesatren memiliki “ teamwork “ yang kompak,

cerdas dan dinamis.

Kebersamaan menjadi karakteristik dalam menjalankan tugas

dan tanggungjawab dan kerjasama merupakan budaya untuk

tim.

7) Pondok pesantren memiliki kemandirian.

Pondok pesantren tidak bergantung mutlak kepada

pemerintah dan punya wewenang untuk melakukan yang

terbaik bagi pondok pesantren.

8) Partisipasi yang tinggi dari santri, masyarkat dan wali santri.

Partisipasi warga pondok pesantren dan masyarakat

merupakan karakteristik dan bagian dari kehidupan pondok

pesanten, karena makin tinggi tingkat partisipasi, makin besar


27

rasa memiliki; makin besar rasa memiliki, makin besar pula

rasa tanggungjawab; dan makin besar rasa tanggungjawab,

makin besar pula tingkat dedikasinya.

9) Pondok pesantren memiliki transparansi manajemen.

Keterbukaan/transparansi ini ditunjukkan dalam pengambilan

keputusan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan,

penggunaan uang, dan sebagainya yang selalu melibatkan

pihak-pihak terkait sebagai alat control.

10) Pondok pesantren memiliki kemauan untuk berubah

(psikologis dan pisik).

Perubahan adalah peningkatan, baik bersifat fisik maupun

psikologis. Artinya, setiap dilakukan perubahan, hasilnya

diharapkan lebih baik dari sebelumnya (ada peningkatan),

terutama mutu santri sebagai peserta didik.

11) Pondok pesantren melakukan evaluasi dan perbaikan secara

berkesinambungan.

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya untuk mengetahui

tingkat daya serap dan kemampuan santri, tapi yang paling

penting adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi

belajar tersebut untuk memperbaiki dan menyempurnakan

proses belajar mengajar di pondok pesantren.


28

12) Pondok pesantren responsive dan antisipatif terhadap

kebutuhan.

Pondok pesantren selalu tanggap/responsive terhadap

berbagai aspirasi yang muncul bagi peningkatan mutu

lembaga pendidikan.

13) Komunikasi yang baik.

Pondok pesantren memilki komunikasi yang baik terutama,

antar warga pondok pesantren; pondok pesanten dengan

masyarakat, sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

masing-masing warga pondok pesantren dapat di ketahui,

terpadu dan terbentuk teamwork yang kuat, kompak, dan

cerdas.

14) Pondok pesantren memiliki akuntabilitas.

Akuntabilitas adalah bentuk pertanggungjawaban yang harus

dilakukan pondok pesantren terhadap keberhasilan yang telah

dilaksanakan dalam bentuk laporan prestasi yang dicapai dan

dilaporkan kepada pemerintah, orang tua santri dan

masyarakat.
29

c. Output

Pondok pesantren harus memliki output yang diharapkan. Output

pondok peantren adalah prestasi yang dihasilkan oleh proses

pembelajaran dan manajemen yang diterapkan pondok pesantren.

Umumnya, output dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output

berupa presatasi akademik dan output berupa prestasi non-

akademik.

Dari uraian diatas (input, proses dan output) merupakan ukuran,

sudah sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) yang

telah di capai dalam proses pembelajaran.

Sedangkan untuk pola manajemen pembelajaran yang

efisien adalah proses belajar mengajar dan prosedur pengajaran

yang menghabiskan biaya sesuai dengan rencana semula atau lebih

rendah. Menurut Made Pidarta (2004 : 221-23), pola manajemen

pembelajaran yang efisien dapat diperoleh dengan cara :

1) Mengerjakan sesuatu dengan benar.

Prosedur yang ditempuh, sarana, media, material yang

dipakai, dan metode yang diterapkan harus cocok dengan apa

yang dikerjakan.
30

2) Menyelesaikan masalah-masalah dengan segera dan

sebaik-baiknya

Penyelesaian masalah-masalah dilakukan secara ilmiah yaitu

berdasarkan data yang dikumpulkan dan melalui

alternatif-alternatif.

3) Mengamankan sumber-sumber pendidikan.

Sumber-sumber pendidikan yang dimaksud ialah orang,

uang, materi, media, dan sarana di koordinasi dengan

sebaik-baiknya.

4) Mengikuti tugas-tugas pekerjaan.

Setiap pegawai harus mengikuti deskripsi tugas, agar tidak

terjadi penyimpangan dan pemborosan.

5) Merendahkan biaya pendidikan.

Manajer dapat menekan biaya pendidikan dengan tidak

mengorbankan produksi.

3. Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren

Pola manajemen pondok pesantren yang selama ini dikelola secara

individual dengan nuansa kharismatik dan masih menggunakan pola-pola

lama, perlu mempertimbangkan berbagai pesoalan yang muncul sebagai

akibat arus globalisasi.

Manajer harus mampu mengoptimalkan lembaga dan sumber daya

manusia serta personalia yang ada. Menurut Shonhadji Sholeh dalam


31

pelaksanaan pengembangan dan peningkatan lembaga, dan Sumber Daya

Manusia (SDM), manajer perlu mampertimbangkan faktor-faktor :

a. Faktor internal

Faktor internal mencakup keseluruhan kehidupan pondok pesantren

yang dapat dikendalikan oleh manajer/pimpinan, yang meliputi : Visi

pondok pesantren, Misi pondok pesantren, Tujuan yang ingin dicapai

pondok pesantren, Perencanaan yang baik, serta implementasi

pelaksanaan system program yang tepat dan Strategi yang tepat dalam

pencapaian visi, misi, tujuan dengan berbagai alternative yang ada.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan sekitar dimana pondok

pesantren berdiri, yang meliputi : Kebijakan pemerintah dari tingkat

pusat sampai tingkat daerah, Sosio cultural masyarakat, karena pondok

pesantren didirikan untuk kepentingan masyarakat, Perkembangan

IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sehingga pondok pesantren

harus mampu mengikuti dan dapat memilih iptek yang tepat untuk

pondok pesantrennya.

Dengan demikian, seorang manajer (kyai) sebuah lembaga

pondok pesantren harus bisa merencanakan, mengelola, memberi

pelayanan dan membangun kerjasama yang baik dengan masyarakat,

terlebih-lebih wali santri agar bisa mendidik santri-santri yang

berkualitas.
32

Pola manajemen pembelajaran yang terdapat di pondok pesantren

pada umumnya masih berbentuk pembelajaran klasikal dan

kemadrasahan, walaupun sudah ada sebagian pondok pesanten yang

menggunakan bentuk pembelajaran modern, dengan penerapan

beberapa metode pembelajaran (Depag, 2002 : 85-92), yang

diantaranya :

1. Metode Sorogan.

Sorogan, berasal dari kata Sorog (bahasa jawa), yang berarti

menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya di

hadapan kyai atau ustadz/ustadzah.

Metode sorogan merupakan kegiatan pembelajaran bagi para santri

yang lebih menitikberatkan pada pengembangan kemampuan

perseorangan (individual), diabawah bimbingan seorang kyai atau

ustadz/ustadzah.

2. Metode Wetonan/bandongan.

Weton/bandongan, istilah weton ini berasal dari kata wektu

(bahasa jawa) yang berarti waktu, sebab pengajian tersebut di

berikan pada waktu-waktu tertentu, yaitu seblum/sesudah

melakukan sholat fardlu. Metode weton ini merupakan metode

kuliah, dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di

sekeliling kyai atau ustdz/ustadzah yang menerangkan pelajaran

secara kuliah, santri menyiak kitab masing-masing dan membuat

catatan padanya.
33

Apabila di Jawa Barat, istilah weton ini di sebut dengan

Bandongan, yang merupakan cara penyampaian kitab kuning di

mana seorang kyai atau ustadz/ustadzah membacakan dan

menjelaskan isi kitab kuning, sementara santri, mendengarkan,

memberi mkna dan menerima.

3. Metode Halaqoh

Halaqoh, yang arti bahasanya lingkaran murid atau sekelompok

santri yang belajar di bawah bimbingan seorang kyai atau

ustadz/ustadzah, atau belajar bersama dalam satu tempat.

Metode ini dimaksudkan sebagai penyajian bahan pelajaran dengan

cara santri membahasnya bersama-sama melalui tukar pendapat

tentang suatu topic atau masalah tertentuyang ada dalam kitab

kuning, dimana, kyai atau ustadz/ustadzah bertindak sebagai “

moderator “. Metode ini bertujuan agar santri aktif dalam belajar.

Melalui metode ini, akan tumbuh dan berkembang pemikiran-

pemikiran kritis, analitis dan logis.

4. Metode Hafalan atau Tahfidz

Metode hafalan yang diterapkan di pesantren-pesantren, umumnya

dipakai untuk kitab-kitab tertentu, misalnya Alfiyah ibnu malik,

atau juga sering dipakai untuk menghafal Al-Qur’an, baik surat-

surat pendek maupun secara keseluruhan. Biasanya santri diberi

tugas untuk menghafal bebrapa bait dari kitab Alfiyah, atau ayat-
34

ayat Al-Qur’an, dan setelah beberapa hari baru dibacakan di depan

kyai atau ustadz/ustadzah.

5. Metode Hiwar/musyawaroh

Metode hiwar atau disebut juga dengan istilah musyawaroh,

dilaksanakan dalam rangka pendalan materi atau pengayaan

materi-materi yang sudah dikaji santri, yang biasanya antara santri

dan kyai atau ustadz/ustadzah, terlibat dalam sebuah forum

perdebatan untuk memecahkan masalah yang ada dalam kitab atau

yang sedang terjadi saat ini, dan menjadi bahan perbincangan.

6. Metode Bahtsul Masa’il (Mudzakaroh).

Metode bahtsul masa’il atau dalam istilah lain mudzakaroh

merupakn pertemuan ilmiah, yang membahas masalah diniyah,

seperti ibadah, aqidah, dan masalah agama pada umumnya, yang

mana pesertanya yaitu para kyai atau ustadz/ustadzah dan para

santri yang sudah senior. Metode ini dapat dibedakan jadi dua

macam yaitu :

a) Mudzakaroh yang diadakan sesama kyai atau para

ustadz/ustadzah. Tujuanya untuk memecahkan sesuatu

masalah agama dan kemasyarakatan yang timbul atau sekedar

untuk memperdalam pengetahuan agama.

b) Mudzakaroh yang diadakan sesama santri senior. Metode ini

biasanya dibimbing oleh kyai atau ustadz/ustadzah.

Tujuannya untuk melatih para santri dalam memecahkan


35

masalah dengan menggunakan rujukan-rujukan yang jelas

dan melatih cara berargumentasi dengan menggunakan nalar

yang lurus.

7. Metode Fathul Kutub.

Metode fathul kutub biasanya dilaksanakan untuk santri-santri

yang sudah senior yang sudah akan menyelesaikan pendidikan di

pondok pesantren.

Kegiatan ini merupakan kegiatan latihan membaca kitab, sebagai

wahana menguji kemampuan mereka, dengan diberi tugas

membahas persoalan-persoalan tertentu dalam akidah, fiqih, hadits,

tafsir, tasawwuf, dan lain-lain, serta kemudian membuat dan

meyerahkan laporan tertulis mengenai hasil kajiannya kepada kyai

atau ustadz/ustadzah pembimbing. Termasuk dalam kegiatan ini

adalah Fath al-Mu’jam, yaitu latihan dan ujian membuka kamus

berbahasa Arab untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan

berbahasa Arab santri, terutama dalam menelusuri dan mencari

makna kosa kata.

8. Metode Muqoronah

Metode muqoronah adalah sebuah metode yang terfokus pada

kegiatan perbandingan, baik perbandingan materi, paham

(madzhab), metode, maupun perbandingan kitab. Metode

muqoronah kemudian berkembang pada perbandingan ajaran-

ajaran agama. Untuk perbandingan materi keagamaan yang


36

biasanya berkembang di bangku Perguruan Tinggi , contohnya

Pondok Pesantren Ma’had Ali dikenal dengan istilah Muqoronatul

Adyan. Sedangkan perbandingan paham atau aliran dikenal dengan

istilah Muqoronatul Madzabi (Perbandingan Madzab).

9. Metode Muhawaroh/Muhadatsah

Metode ini merupakan latihan bercakap-cakap dengan

menggunakan bahasa arab. Aktivitas ini biasanyadiwajibkan oleh

pondok pesantren kepada para santri selama mereka tinggal

dipondok pesantren. Para santri diwajibkan untuk bercakap-cakap

dengan sesama santri, bercakap-cakap dengan ustadz/ustadzah

maupun kyai dengan menggunakan bahasa arab pada waktu-waktu

tertentu. Kepada santri diberikan perbendaharaan kata-kata

(kosa kata) yang sering dipergunakan sedikit demi sedikit sehingga

mencapai target yang telah ditentukan untuk jangka waktu tertentu.

Setelah para santri telah menguasai banyak kosa kata, kepada

mereka diwajibkan untuk menggunakannya dalam percakapan

sehari-hari.

Di beberapa pesantren, bahasa asing yang dipergunakan sebagai

alat komunikasi untuk para santri, tidak hanya menggunakan

bahasa arab, tetapi juga bahasa inggris. Sehingga percakapan

sehari-hari yang dipergunakan santri adalah bahasa arab dan

bahasa inggris.
37

Beberapa pondok pesantren lain, latihan muhawaroh atau

muhadatsah ini tidak diwajibkan setiap hari, akan tetapi hanya satu

kali atau dua kali dalam seminggu dan digabungkan dengan latihan

Muhadlaroh/Khitabah (Pidato). Metode ini bukan merupakan

pelajaran pokok, hanyalah pelajaran tambahan/ekstra kurikuler

(complementer), dan juga merupakan salah satu ciri khas pondok

pesantren modern.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengasuh pondok

pesantren dan ustadz/ustadzah, harus bisa memperhatikan beberapa

aspek dalam menjalankan dan mengelola pondok pesantren, yaitu :

a) Perencanaan dan evaluasi kurikulum pondok pesantren.

b) Pengelolaan dan pengembangan kurikulum.

c) Pengelolaan dan pengembangan proses belajar mengajar.

d) Pengelolaan ketenagaan.

e) Pengelolaan media dan sumber belajar.

f) Pengelolaan keuangan.

g) Pelayanan terhadap santri.

h) Hubungan dengan masyarakat dan wali santri

i) Pengelolaan iklim pondok pesantren.

j) Kepribadian Kyai (pengasuh)/Ustadz/Ustadzah dan keluarganya.


38

B. Kecerdasan Emosional Santri

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Istilah kecerdasan emosional dikenal secara luas pertengahan

tahun 1990an, dengan diterbitkannya buku Daniel Goleman :

Emotional Intelligence, yang mana Daniel Goleman telah melakukan

riset kecerdasan emosional (Emotional Quotient) ini kurang lebih 10

tahun. Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) sama pentingnya

dengan Kecerdasan Intelektual (Intelectual Quotient). EQ (Emotional

Quotient) memberikan kita kesadaran mengenai perasaan milik diri

dan juga perasaan milik orang lain. EQ (Emotional Quotient)

memberikan kita rasa empati, cinta, motivasi dan kemampuan untuk

menanggapi kesedihan atau kegembiraan secara tepat, yang mana

Daniel Goleman menyatakan bahwa EQ (Emotional Quotient)

merupakan persyaratan dasar untuk menguatkan IQ

(Intelectual Quotient) secara efektif.

Kecerdasan Intelektual (Intelectual Quotient), merupakan

kecerdasan yang digunakan untuk memecahkan masalah logika

maupun strategis. Para psikolog menyusun berbagai tes untuk

mengukurnya, dan tes-tes ini yang lebih dikenal dengan istilah

(Intelligence Quotient), yang katanya dapat menunjukkan kemampuan

meereka. Menurut teori ini semakin tinggi IQ seseorang, semakin

tinggi pula kecerdasannya.


39

Daniel Goleman menunggu sekian lama untuk

mengumpulkan bukti ilmiah yang kuat. Sehingga saat Daniel Goleman

mempublikasikan penelitiannya, Emotional Intelligence, mendapat

sambutan positif baik dari akademi maupun pratisi.

Lebih lanjut Daniel Golemen menjelaskan kecerdasan

emosional (Emotional Quotient) adalah kemampuan untuk mengenali

perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi

diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri

sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Menurut Suharsono

(2005 : 114), Kecerdasan Emosional adalah kemampuan untuk

melihat, mengamati, mengenali bahkan mempertanyakan tentang diri

sendiri. Orang yang mempunyai Kecerdasan Emosi adalah orang yang

mampu berinteraksi dengan orang lain dengan baik dan proposional

dan mampu mengendalikan diri dari nafsu yang liar juga memiliki “

Pengetahuan tentang diri “ baik diri sendiri maupun orang lain.

Kecerdasan Emosional mencakup kemampuan-kemampuan yang

berbeda, tetapi saling melengkapi, dengan kecerdasan akademik

(Academic Intelligence), yaitu kemampuan-kemampuan kognitif murni

yan diukur dengan IQ. Banyak orang cerdas, dalam arti pelajar, tetapi

tidak mempunyai kecerdasan emosional, ternyata bekerja menjadi

bawahan oran yang IQ-nya lebih rendah tetapi unggul dalam

keterampilan kecerdasan emosional. Menurut Daniel Goleman, orang

pintar bisa menjadi bodoh apabila orang tersebut tidak memiliki


40

Kecerdasan Emosi {Kemampuan mengendalikan diri sendiri}. Para

ahli psikolog juga berpendapat bahwa keberhasilan seseorang dalam

hidupnya ditentukan pula oleh kecerdasan emosional orang tersebut

selain kecerdasan intelektualnya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional

Ary Ginanjar Agustian, (2005 : 70-102) menjelaskan secara

umum belenggu yang tebentuk oleh persepsi atau paradigma yang

berpengaruh kepada kecerdasan emosional, terbagi menjadi tujuh jenis,

yaitu :

a) Prasangka negatif.

Suara hati spiritual untuk menolong dapat tertutup oleh

prasangka negatif. Saling percayaan, saling mendukung,

koperatif, terbuka dan menunjukkan performa yang baik

merupakan kunci agar seseorang terhindar dari berprasangka

negative, agar bisa terhindar dari sikap defensif , tertutup,

menutupi informasi, non koperatif dan performanya turun.

b) Pengaruh prinsip hidup.

Prinsip rasialis menutup suara hati, emosi, kebersamaan dan

persamaan hak, hidup individualistis yang pada akhirnya

menghasilkan alur kehidupan yang keluar dari fitrah manusia

yaitu merasa dirinya paling benar dan kurang bisa memahami

makna hidup yang semestinya yaitu spiritualisme.


41

c) Pengaruh pengalaman.

Suara hati pada dasarnya bersifat kreatif namun tertutup oleh

pengaruh lingkungan dan pengalaman-pengalaman yang pernah

dialami atau pengalaman yang hampir sama dengan yang pernah

dialami sendiri/orang lain (pengalaman komulatif), sehingga

membentuk pribadi dan pemikiran-pemikiran yang subjektif,

menilai berdasar tolak ukur pemikirannya, bukan melihat secara

riil dan obyektif.

d) Pengaruh kepentingan.

Sebuah keadaan dimana suara hati keadilan namun dapat tertutup

oleh kepentingan-kepentingan pribadi atau golongan.

Kepentingan-kepentingan tersebut lahir dari sebuah prinsip,

dimana prinsip bisa melahirkan prioritas, sehingga karena faktor

prioritas kepentingan, suara hati diabaikan oleh nafsu sesaat.

e) Pengaruh sudut pandang.

Melihat sesuatu dari sudut pandang saja dan kemudian dengan

mudah mengambil kesimpulan, akan mengakibatkan suara hati

kebersamaan tertutup oleh egoisme. Seseorang dalam

menentukan langkah dalam mengambil keputusan perlu

memperhatikan baebagai sisi agar bisa membuat keputusan yang

tepat sesuai dengan harapan.


42

f) Pengaruh perbandingan.

Membanding-bandingkan segala sesuatu dengan persepsi pribadi

pada milik orang, akan menutup suara hati untuk bersyukur.

Lingkungan juga ikut berperan mengubah pikiran seseorang,

sehingga kita menilai segala sesuatu berdasarkan perbandingan

pengalaman yan telah dialami serta bayangan yang kita ciptakan

di alam pikiran kita.

g) Pengaruh literature.

Bacaan akan mempengaruhi pola pikir seorang pembacanya.

Semakin banyak bacaan yang kita jadikan literature, semakin kita

bisa lebih mengakui bahwa ujung dari semua kehidupan adalah

Tuhan (Alloh SWT).

3. Aspek-aspek Kecerdasan Emosional

Danah Zohar dan Ian Marshall memberikan tanda-tanda dari

Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient) yang berkembang dengan

baik, yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

a) Kemampuan bersikap fleksibel (adaptasif secara spontan dan

aktif).

b) Tingkat kesadaran yang tinggi.

c) Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.

d) Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit.

e) Kualitas hidup yang dilandasi oleh visi dan nilai-nilai.


43

f) Keengganan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal

(berpandangan “ holistic”).

g) Kecenderungan nyata untuk bertanya “ mengapa?” atau

“ bagaimana jika?“, untuk mencari jawaban-jawaban mendasar.

h) Menjadi apa yang disebut oleh para psikolog sebagai

“ bidang mandiri “, yaitu memiliki kemudahan untuk bekerja

melawan konvensi.

Seseorang yang tinggi tingkat kecerdasan emosional

(Emotional Quotient)nya, juga cenderung menjadi seorang pemimpin

yang penuh pengabdian yaitu seseorang yang penuh tanggungjawab

untuk membawakan visi, nilai-nilai agama, perilaku yang lebih tinggi

kepada orang.

4. Peranan Kecerdasan Emosional

Salah satu faktor penting keberhasilan santri dalam belajar

adalah selain kecerdasan intelektualnya (IQ), juga bagaimana

kecerdasan emosionalnya (EQ), terlebih kecerdasan spiritualnya (SQ)

karena menjadi pelengkap dan pengendali diri sendiri santri dan

berhasil tidaknya santri dalam mencapai tujuan hidupnya, karena santri

berinteraksi dan berkontak sosial dengan seluruh komponen komunitas

dan masyarakat (kyai, ustadz/ustdzah dan masyarakat lingkungan)

pondok pesantren, yang melibatkan benda mati dan manusia.


44

Menurut Mustaqim (2001 ; 152-158), kecerdasan emosional

(EQ) memiliki lima unsur yaitu :

a. Kesadaran diri (Self awareness).

Santri mampu mengetahui apa yang dirasakan yang menjadi

tolak ukur untuk memandu mengambil keputusan dan kepercayaan

dirinya, yang meliputi kemampuan :

1) Kesadaran diri yaitu mengenali emosi diri sendiri dan efeknya.

2) Penilaian diri secara teliti yaitu mengetahui kekuatan dan

batas-batas diri sendiri.

3) Percaya diri yaitu keyakinan tentang harga diri dan kemampuan

sendiri.

b. Pengaturan diri (Self regulation).

Santri mampu menangani emosinya sedemikian rupa agar

berdampak positif terhadap pelaksanaan tugas, peka terhadap kata

hati, mampu menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu

sasaran dan mampu segera pulih dari tekanan emosi. Pengaturan

diri meliputi kemampuan santri dalam :

1) Mengendalikan diri yaitu kemampuan mengelola emosi dan

desakan hati yang merusak.

2) Sifat dapat dipercaya yaitu kemampuan memelihara norma

kejujuran dan integritas.

3) Sifat kehati-hatian yaitu bertanggung jawab terhadap kinerja

pribadi.
45

4) Adaptabilitas yaitu keluwesan dalam menghadapi perubahan.

5) Inovasi yaitu kemampuan menerima dan terbuka terhadap

gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru.

c. Motivasi (Motivation).

Santri mampu menggunakan hasrat hatinya yang paling

dalam untuk menuntun dan menggerakkan menuju sasaran yang

membantunya mengambil inisiatif dan bertindak secara efektif

serta untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.

Kecenderungan emosional yang mengantar atau memudahkan

pencapaian sasaran meliputi :

1) Dorongan prestasi yaitu dorongan untuk menjadi lebih baik dan

memenuhi standar keberhasilan.

2) Komitmen yaitu mampu menyesuaikan diri dengan sasaran

kelompok atau lembaga.

3) Inisiatif yaitu kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan.

4) Optimisme yaitu gigih dalam memperjuangkan sasaran kendati

ada halangan dan kegagalan.

d. Empati (Empathy).

Santri mampu merasakan yang dirasakan orang lain,

memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling

percaya dan menyelaraskan diri dengan orang lain yang merupakan

kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan dan kepentingan orang

lain. Kemampuan ini meliputi :


46

1) Memahami orang lain yaitu mengindera perasaan dan

perspektif orang dan menunjukkan minat aktif terhadap

kepentingan mereka.

2) Mengembangkan orang lain yaitu merasakan kebutuhan

perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan

kemampuan mereka.

3) Orientasi pelayanan yaitu kemampuan mengantisipasi,

mengenali dan berusaha memenuhi kebutuhan orang lain.

4) Memanfaatkan keragaman yaitu kemampuan menumbuhkan

peluang melalui pergaulan dengan orang lain.

5) Kesadaran politis yaitu mampu membaca arus emosi sebuah

kelompok dan hubungannya dengan kekuasaan.

e. Ketrampilan sosial (social skiil).

Santri mampu menangani emosi dengan baik ketika

berinteraksi, cermat membaca situasi dan jaringan sosial.

Kemampuan ini meliputi :

1) Pengaruh yaitu melakukan taktik untuk melakukan persuasi.

2) Komunikasi yaitu mengirim pesan yang jelas dan meyakinkan.

3) Manajemen konflik yaitu kemampuan bernegoisasi dan

pemecahan silang pendapat.

4) Kepemimpinan yaitu membangkitkan inspirasi dan memendu

kelompok dan orang lain.


47

5) Katalisator perubahan yaitu kemampuan memulai dan

mengelola perubahan .

6) Membangun hubungan yaitu kemampuan menumbuhkan

hubungan yang bermanfaat.

7) Kolaborasi dan koperasi yaitu kemampuan bekerja sama demi

tujuan bersama.

8) Kemampuan tim yaitu mampu menciptakan sinergi kelompok

dalam memperjuangkan tujuan bersama.

Seseorang telah menggunakan Kecerdasan Emosional (EQ)nya

dalam banyak kesempatan, antara lain :

a) Untuk menjadi kreatif yaitu ketika seseorang ingin menjadi luwes,

berwawasan luas, dan spontan secara kreatif.

b) Untuk berhadapan dengan masalah eksitensial yaitu saat-saat kita

secara pribadi merasa terpuruk oleh kebiasaan, kekhawatiran, dan

masalah masa lalu kita akibat penyakit dan kesedihan.

c) Untuk dijadikan sebagai pedoman saat kita berada pada saat

keteraturan dan kekacauan, dan mengetahui diri kita atau sama

sekali kehilangan jati diri.

d) Untuk menyatukan hal-hal yang bersifat intrapersonal dan

interpersonal serta menjembatani kesenjangan antara diri dan orang

lain.
48

e) Untuk berhadapan dengan masalah baik dan jahat, hidup dan mati

dan asal usul sejati dari penderitaan dan keputusan.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa peran kecerdasan

emosional (EQ) mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam

mencapai keberhasilan hidup. Dengan kecerdasan emosional (EQ)

seseorang mempunyai kemampuan untuk bisa mengelola dan

mengendalikan segala pengaruh yang datang dan menerpa pada

dirinya, baik yang berasal dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya,

dengan berbagai aspek yang ada pada diri seseorang, sehingga

memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan seseorang

dalam mengambil keputusan dan tindakan. Hidup seseorang jadi

memiliki visi dan tujuan hidup yang ingin dicapai dan diraih, baik

untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain (keluarga, saudara,

teman dan bawahannya).

Dengan kecerdasan emosional (EQ)nya, santri diharapkan bias :

1) Berfikir dengan hati nurani/perasaan (pola berfikir santri).

2) Menyalakan kreativitas dan kejujuran pada diri sendiri

(perilaku santri).

3) Membangun hubungan yang saling mempercayai (cara bergaul

santri dengan kyai, ustadz/ustadzah, pengurus, teman-teman santri

dan masyarakat lingkungan sekitar pondok).

4) Memberi panduan nurani pada hidup dan karir (pengangan hidup).


49

5) Menuntun pada kemungkinan yang tak terduga, dan bisa

menyelamatkan diri dan organisasi dari kehancuran (cara santri

menghadapi, menanggapi dan menyelesaikan masalah).

C. Hubungan Pola Manajemen Pembelajaran dengan Kecerdasan Emosional

Lembaga pondok pesantren yang berdiri dan berkembang serta

tetap eksis dalam masyarakat, merupakan bukti kepercayaan masyarakat

terhadap pondok pesantren, tetapi tidak hanya itu yang bisa dijadikan

sebuah pondasi pondok pesantren bisa berkembang dan berkualitas, tetapi

didukung pula oleh pola manajemen pembelajaran yang efektif dan

efisien, perencanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang baik

dan terarah, yang di implementasikan dan di apresiasikan kedalam visi,

misi dan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran, kurikulum yang tepat, sumber daya manusia yang baik dan

kompeten, sumber-sumber belajar (kyai/ustadz/ustadzah media

pembelajaran dalam proses pembelajaran), dan koordinasi yang baik dan

fleksibel kepada staff pendidik (ustadz/ustadzah) dan personalia,

masyarakat dan wali santri.

Manajer sebagai pengendali utama harus mampu mengkoordinir

dan mengoptimalkan sumber daya personalia dan staf-stafnya yang

dijadikan sebagai partner (bukan bawahan) untuk bersama-sama

memberikan pelayanan pembelajaran dan keteladanan dalam bentuk

kegiatan belajar mengajar (KBM) yang baik terhadap santri dan


50

mengadministrasikan segala catatan untuk dijadikan bukti kepada wali

santri tentang prestasi dan perkembangan yang dicapai oleh santri selama

mereka menempuh pendidikan, belajar dan melatih diri dengan

pembiasaan-pembiasaan yang baik di Pondok Pesantren.

Dengan menggunakan pola manajemen pembelajaran dan sistem

pendidikan yang relevan sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman,

diharapkan santri memiliki kompetensi yang antara lain :

1. Mampu mengubah diri sendiri santri kearah yang lebih baik dan

berkembang.

2. Mampu mengendalikan diri dan menahan diri dari nafsu, baik yang

mempengaruhi dari dalam dirinya, maupun yang mempengaruhi dari

luar dirinya, yang tercermin dari tutur kata yang arif dan tindakan yang

bijak.

3. Mempunyai tindakan dan perilaku yang berakhlakul karimah.

4. Mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan baik antara sesama

teman, Kyai, Ustadz/Ustadzah, lingkungan masyarakat sekitar, terlebih

keluarga.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi (200 : 2-9), Jenis penelitian

digolongkan menjadi 6 golongan, yaitu :

1. Penggolongan menurut bidangnya : penelitian pendidikan, sejarah,

bahasa, ilmu teknik biologi ekonomi, dsb.

2. Penggolongan menurut tempatnya : penelitian laboratorium,

perpustakaan dan kancah.

3. Penggolongan menurut pemakaiannya : penelitian murni

(pure research), dan penelitian terpakai (applied research).

4. Penggolongan menurut tujuan umumnya : penelitian eksploratif,

penelitian developmental dan penelitian verivikatif.

5. Penggolongan menurut tarafnya : penelitian deskriptif dan

inferensial.

6. Penggolongan menurut approachnya : penelitian longitudinal dan

cross-sectional.

Dalam penulisan skripsi ini, di tinjau dari penggolongan

menurut bidangnya, penelitian ini merupakan penelitian pendidikan,

karena yang diteliti adalah tentang pengaruh pembelajaran terhadap

kecerdasan emosional santri yang ada di sebuah lembaga pendidikan;

51
52

Di tinjau dari penggolongan menurut tempatnya, penelitian ini

merupakan jenis penelitian kancah (lapangan). Dikatakan penelitian

kancah (lapangan), karena peneliti melakukan penelitian yang

memiliki kancah sesuai dengan bidanganya.

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 8);

Di tinjau dari penggolongan menurut pemakaiannya, penelitian ini

merupakan penelitian terpakai (applied research), karena harapan

penulis, hasil penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang nantinya

bisa dipakai/digunakan untuk bisa meningkatkan dan mengembangkan

lembaga pendidikan dalam mendidik dan menanamkan

kebiasaan-kebiasaan kepada santriwan/santriwati dan menggali

potensinya;

Di tinjau dari penggolongan menurut tujuan umumnya, penelitian ini

menggunakan penelitian verifikatif, karena penelitian ini ditujukan

untuk menguji suatu pengetahuan;

Di tinjau dari penggolongan menurut tarafnya, penelitian ini

merupakan penelitian berbentuk deskriptif, dimana peneliti melukiskan

keadaan obyek atau peristiwa-peristiwa yang dialami obyek;

Di tinjau dari penggolongan menurut approachnya, penelitian ini

menggunakan metode silang-sekat (cross-sectional). Dengan metode

cross-sectional, subjek yang baru pada tahun-tahun berikutnya akan

muncul diganti dengan subjek lain yang umurnnya bertingkat,


53

sehingga peneliti tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dalam

mengambil kesimpulan, (Suharsimi Arikunto, 2007 : 241).

Riset yang penulis lakukan di sebuah lembaga pendidikan pondok

pesantren. Lembaga pondok pesantren yang menjadi tempat riset

peneliti adalah pondok pesanten Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja

Cilacap.

Penelitian yang peneliti lakukan, merupakan jenis penelitian

studi kasus, karena penelitian yang peneliti lakukan secara intensif,

terinci dan mendalam terhadap gejala-gejala tertentu, dalam

mengungkap pengaruh pola manajemen pembelajaran terhadap

kecerdasan emosional santri (di Pondok Pesantren Ell-Firdaus).

Gejala-gejala yang penulis ungkap diantaranya : proses belajar

mengajar; metode yang dipakai Kyai/Ustadz/Ustadzah;

media pembelajaran; sumber-sumber belajar; kurikulum yang

digunakan; metode belajar santri; dan kebiasaan-kebiasaan santri

dalam berinteraksi dan bergaul dengan komponen-komponen pondok

pesantren baik benda hidup ataupun mati di Pondok Pesantren

Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.

Faktor-faktor yang dijadikan fokus perhatian adalah

terbentuknya pola manajemen pembelajaran, yang bisa berpengaruh

terhadap kecerdasan emosional santri, yang diantaranya : Kyai

(pengasuh) pondok pesantren, ustadz/ustadzah, pengurus pondok

pesantren, kurikulum, perencanaan pembelajaran, metode


54

pembelajaran, sumber-sumber belajar, media pembelajaran dan santri

Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap, dan

seberapa besar pengaruhnya faktor-faktor tersebut terhadap kecerdasan

emosional santri, yang kemudian di interpretasikan hasil penelitiannya

dalam bentuk narasi.

2. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan judul skripsi : Pengaruh Pola Manajemen

Pembelajaran terhadap kecerdasan Emosional Santri (Studi Kasus di

pondok Pesantren Ell-Firdaus Tanbaksari Kedungreja Cilacap), Jenis

pendekatan penelitian yang penulis gunakan untuk membuktikan

hipotesis yang telah dirumuskan adalah penelitian deskriptif. Dimana

peneliti berupaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisa, tipe

perbandingan, usaha menemukan hubungan yang terdapat di antara

variabel-variabel, menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang

ini terjadi atau ada (Sanapiah Faisal, 1982 : 42), mengumpulkan data

sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan

pendukung terhadap pola manajemen pembelajaran, kemudian

dianalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari pengaruhnya terhadap

kecerdasan emosional santri di pondok pesanten Ell-Firdaus

Tambaksari Kedungreja Cilacap.


55

Berdasarkan jenis pendekatan menurut tehnik samplingnya, peneliti

menggunakan pendekatan populasi, karena seluruh populasi dijadikan

sebagai sample oleh penulis.

Berdasarkan jenis pendekatan menurut timbulnya variabel, peneliti

menggunakan pendekatan non-eksperimen. Sedangkan berdasarkan

jenis pendekatan menurut pola-polanya, Penulis dalam melakukan

penelitian ini, menggunakan penelitian kasus,

(Suharsimi Arikunto, 200 : 85-87).

Pendekatan utama dalam penelitian ini adalah kualitatif yang

bertujuan untuk memahami keberadaan dan keterkaitan antara berbagai

gejala dalam pengungkapan Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran

terhadap kecerdasan Emosional Santri (Studi Kasus di Pondok

Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap). Keseluruhan

kerangka oprasional di lapangan dilakukan secara sistematis sebagai

usaha dalam menemukan jawaban atas berbagai masalah yang

dijadikan fokus dalam penelitian ini.

Pada hakekatnya kita mencoba untuk menempatkan realitas

pola pembelajaran dan pembiasaan yang diteliti kedalam konsep-

konsep yang dikembangkan oleh pakar pendidikan. Jika perlu kita

menciptakan konsep-konsep baru bila ternyata pola pembelajaran dan

pembiasaan tersebut kurang tepat disifatkan oleh konsep yang ada. Jadi

konsep kualitatif memanfaatkan untuk menciptakan konsep-konsep


56

ilmiah, sekaligus berfungsi mengadakan klarifikasi mengenai

fenomena pola pembelajaran dan pembiasaan yang kurang relevan.

Metode penelitian kualitatif ini muncul karena terjadi

perubahan paradigma dalam memandang suatu

realitas/fenomena/gejala. Dalam paradigma ini realitas sosial

dipandang sebagai suatu holistik/utuh, kompleks, dinamis, dan penuh

makna. Paradigma yang demikian disebut paradigma postpositivisme.

Paradigma sebelumnya disebut paradigma positivisme, dimana dalam

memandang gejala, lebih bersifat tunggal, statis, dan kongkrit.

Paradigma postpositivisme mengembangkan metode kulitatif, dan

positivisme mengembangkan metode kuantitatif.

Metode penelitian kualitatif ini sering disebut metode

penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi

yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi,

karena pada awalnya metode ini banyak digunakan untuk penelitian

bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kulitatif, karena

data yang terkumpul dan analisanya lebih bersifat kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara

trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.


57

Dalam penelitian kuantitatif peneliti menggunakan instrumen

untuk mengumpulkan data dan mengukur status variable yang diteliti,

sedangkan dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi instrument.

Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang

atau human instrument. Untuk dapat menjadi instrument, maka peneliti

harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu

bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi obyek yang

diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.

Kriteria data penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data

yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagimana adanya,

bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang

mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut. Contoh

data yang pasti misalnya data orang menangis. Orang yang menangis

itu harus dipastikan, apakah menangis karena susah atau justru

menangis karena mendapat kebahagiaan. Untuk mendapatkan data

yang pasti maka diperlukan barbagi sumber data dan berbagai teknik

pengumpulan data. Dua sumber data yang memberikan data yang

berbeda, maka data tersebut belum pasti. Pengumpulan data dengan

observasi, wawancara, kuesioner dan dokumen yang menghasilkan

data berbeda maka data tersebut juga belum pasti. Bila data yang

diperoleh masih diragukan, dan belum memperoleh kepastian, maka

penelitian masih harus terus dilanjutkan. Jadi pengumpulan data

dengan teknik trianggulasi adalah pengumpulan data yang


58

menggunakan berbagai sumber dan berbagai teknik pengumpulan data

secara stimulant, sehingga dapat diperoleh data yang pasti.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu

oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat

penelitian di lapangan. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan

bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan

kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Jadi

dalam penelitian kualitatif melakukan analisis data untuk membangun

hipotesis, sedangkan dalam penelitian kuantitatif melakukan analisis

data untuk menguji hipotesis. Analisis data dalam penelitian kualitatif

dilakukan sejak peneliti menyusun proposal, melaksanakan

pengumpulan data di lapangan, sampai peneliti mendapatkan seluruh

data.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data

yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik

data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak

menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.

Generalisasi dalam penelitain kualitatif dinamakan transferability,

artinya hasil penelitian tersebut dapat digunakan di tempat lain,

manakala tempat tersebut memiliki karakteristik yang tidak jauh

berbeda.
59

Dalam penulisan skripsi ini, penulis bertujuan untuk

memahami keberadaan dan keterkaitan antara berbagai gejala dalam

pengungkapan pola manajemen pembelajaran terhadap kualitas santri

(studi kasus di pondok pesantren Ell-Firdaus) Desa Tambaksari

Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap, yang lebih spesifik dalam

risetnya menggunakan pendekatan kualitiatif naturalistik, karena dalam

pelaksanaan penelitian ini terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam

situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, yang

menekankan pada deskripsi secara alami.

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 12-13). Dalam penelitian ini, peneliti

juga ikut terlibat secara langsung di lapangan, dengan dasar filosofi

penelitian kualitatif, yaitu : Fenomenologis, Interaksi Simbolik,

Kebudayaan, dan Antropologi.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dalam menginterpretasikan

penelitiannya menggunakan cara berfikir induktif sistim Bacon.

(Sutrisno Hadi, 2000 : 42-43), maksudnya adalah sebelum peneliti

mendapatkan data-data dan fakta-fakta dengan tabulasi positif, tabulasi

negative dan tabulasi variasi kondisi, yang berasal dari gejala-gejala

yang di dapat dari responden dan informan, peneliti belum bisa

menarik kesimpulan. Dalam hal ini peneliti harus mengadakan

observasi sendiri, untuk mendapat konklusi-konklusi umum, untuk

menarik kesimpulan dari penelitiannya.


60

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penulis dalam melakukan riset, mencari dan mengumpulkan data-

data yang dibutuhkan, telah melakukan penelitian sejak tangal 09 Oktober

2010 sampai dengan skripsi ini selesai dikerjakan. Sedangkan tempat

penelitian, yang dijadikan tempat riset oleh penulis adalah sebuah lembaga

pendidikan Pondok Pesantren Ell-Firdaus, yang beralamat : Desa

Tambaksari Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa

Tengah, Telp : (0280) 523890/Hp : 081323592270

Alasan penulis memilih Pondok pesantren Ell-Firdaus Tambaksari

Kedungreja Cilacap, karena keterbatasan waktu yang dimiliki penulis dan

melihat dari segi finansial lokasi riset tidak terlalu jauh dari tempat tinggal

penulis dan dapat dijangkau dalam waktu yang tidak terlalu lama, sehingga

memungkinkan penelitian bisa efektif, berjalan dengan baik dan sesuai

target yang dinginkan penulis.

Lokasi tersebut dipilih menjadi obyek penelitian dengan tujuan

untuk mengetahui tentang :

a. Pola pembelajaran yang digunakan oleh Pondok Pesantren Ell-Firaus

Tambaksari Kedungreja Cilacap.

b. Penerapan kurikulum dalam proses pembelajaran di Pondok Pesantren

Ell-Firaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.

c. Kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren Ell-Firaus

Tambaksari Kedungreja Cilacap.


61

Sehingga diharapkan dengan melakukan penelitian dan terjun

langsung ke lokasi penelitian, semua masalah yang telah dirumuskan

sebagai tujuan akan tercapai dan terjawab.

Dalam penelitian ini dirumuskan tujuan-tujuan dan sebagai

sasarannya, diharapkan dari hasil ini akan terungkap mengenai :

a. Pola-pola pembelajaran di Pondok Pesantren Ell-Firaus Tambaksari

Kedungreja Cilacap.

b. Penerapan kurikulum yang efektif dan efisien dalam proses

pembelajaran di Pondok Pesantren Ell-Firaus Tambaksari Kedungreja

Cilacap.

c. Tingkat kecerdasan emosional santri di Pondok Pesantren Ell-Firaus

Tambaksari Kedungreja Cilacap.

C. Objek dan Subjek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah

pola manajemen pembelajaran kecerdasan emosional santri, yang di pilih,

di tetapkan dan di gunakan oleh pondok pesantren Ell-Firdaus Tambaksari

Kedungreja Cilacap dalam proses belajar mengajar, peningkatan dan

perkembangan kecerdasan santri serta pola pikir santri, yang berkaitan

dengan belajar santri, cara mengimplementasikan dan mengaplikasikan

ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari santri, cara bergaul santri

dan pengelolaan diri santri terhadap emosionalnya.


62

Sedangkan subjek penelitiannya adalah seluruh populasi yang

ada dijadikan subjek penelitian. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 108-109).

Dalam hal ini, peneliti ingin meneliti semua elemen yang ada dalam

wilayah penelitian. Maka peneliti menetapkan, seluruh populasi dijadikan

sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena populasinya tergolong populasi

yang homogen, termasuk populasi terhingga dan jumlah subjek populasi

tidak terlalu banyak juga peneliti ingin melihat semua liku-liku yang

dihadapi subjek populasi yang berada dalam pondok pesantren. Populasi

diteliti, hasilnya dianalisis, dan disimpulkan. Yang mana kesimpulan

penelitian tersebut berlaku bagi populasi. Data-data yang dibutuhkan

peneliti diperoleh dari sumber data yaitu subjek, responden dan informan.

Menurut Suharsimi Arikunto, (2002 : 122), Subjek adalah

sumber/orang yang dituju untuk diteliti yang menjadi pusat perhatian atau

sasaran peneliti. Subjeknya yaitu Kyai (pengasuh pondok pesantren),

ustadz/ustadzah dan santri; Responden adalah orang yang diminta

memberikan keterangan tentang sesuatu fakta atau pendapat.

Respondennya yaitu santri, kyai dan ustadz/ustadzah; Informan adalah

orang yang diminta memberikan keterangan tentang sesuatu fakta atau

pendapat. Informannya yaitu kyai, ustadz/ustadzah, pengurus pondok dan

tokoh masyarakat.
63

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan beberapa metode yang diantaranya :

1. Metode Observasi.

Menurut Sutrisno Hadi, (2002 : 136-140), observasi adalah

pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena

yang diteliti. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto, (2002 : 204),

metode observasi yang paling efektif adalah melengkapinya dengan

format atau blangko pengamatan. Metode observasi digunakan untuk

memperoleh data dari pengamatan langsung terhadap obyek, baik yang

berupa benda-benda, gerak atau proses. Yang menjadi sumbernya

adalah sarana dan prasarana, manajemen pondok pesantren, keluarga

Kyai/Ustadz/Ustadzah, interaksi dan perilaku santri, proses kegiatan

belajar mengajar dan kegiatan-kegiatan santri.

2. Metode Angket atau Kuesioner.

Angket atau Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang diri

responden (pribadinya) atau hal-hal yang responden ketahui.

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 128-131). Kuesioner diberikan bertujuan

untuk mendapatkan data dan informasi tentang kepribadian santri,

bakat santri, sikap santri, minat santri dan prestasi santri. Sumbernya

yaitu santri pondok pesantren.


64

Adapun soal yang digunakan adalah pilihan ganda. Alasan

digunakannya metode angket dalam penelitian ini adalah bahwa angket

adalah cara termudah yang dapat digunakan, sederhana dan peneliti

dapat langsung menggali data melalui segenap ide individu yang

berhubungan dengan masalah yang diajukan melalui daftar pertanyaan

yang harus dijawab oleh individu secara jujur. Melalui angket

langsung ini, penulis mengharap akan memperoleh data yang valid dan

data yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, sehingga

dalam menghitung tidak akan menemui kesulitan yang akan

menghambat dalam menyusun skripsi ini. Sedangkan skor tiap item

angket ditentukan berdasarkan setiap pertanyaan bergantung jumlah

pilihan jawabannya.

Adapun untuk memberikan skor terhadap jawaban positif responden,

adalah sebagai berilkut :

a) Jawaban a, mendapat skor 5 ( lima )

b) Jawaban b, mendapat skor 4 ( empat )

c) Jawaban c, mendapat skor 3 ( tiga )

d) Jawaban d, mendapat skor 2 ( dua )

.
65

Sedangkan untuk jawaban pertanyaan negative :

a) Jawaban a, mendapat skor 2 (dua)

b) Jawaban b, mendapat skor 3 (tiga)

c) Jawaban c, mendapat skor 4 (empat)

d) Jawaban d, mendapat skor 5 (lima)

3. Metode Interview atau Wawancara.

Interview atau Wawancara adalah metode pengumpulan data

dengan jalan tanya-jawab sefihak yang dikerjakan dengan sistematik

dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan, (Sutrino Hadi, 2002 :

192). Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara (Interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara (Interviewer). Dimana dalam pelaksanaan wawancara,

penulis menggunakan metode wawancara bebas terpimpin. Sumbernya

yaitu Kyai (pengasuh), ustadz/ustadzah, pengurus, santri dan bila perlu

tokoh masyarakat.

4. Metode dokumentasi,

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.

(Suharsimi Arikunto, 2000 : 206). Dokumen merujuk kepada

beberapa jenis informasi yang eksis di dalam bentuk tertulis atau

tercetak dan merupakan benda mati.


66

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan penulis dalam menganalisis data

yang diperoleh dan terkumpul, menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif. Dalam hal ini peneliti memberikan predikat kepada variabel

yang diteliti sesuai dengan tolak ukur yang sudah ditentukan, dengan

langkah mengadakan pengukuran secara kuantitas terhadap variabel,

kemudian baru mentransfer harga kuantitas tersebut menjadi predikat.

(Suharsimi Arikunto, 2009 : 268-273).

Untuk menghitung harga predikat tersebut, penulis dalam

menganalisa data dengan menggunakan rumus statistic, yaitu persamaan

analisis regresi linear dalam mengolah data untuk menguji kebenaran yang

penulis ajukan. Adapun proses penghitungannya adalah sebagai berikut :

Y = a + bx

Y = Taksiran Kecerdasan Emosional santri (Y) pada Pola

Manajemen pembelajaran (X)

a = Nilai Kecerdasan Emosional santri apabila nilai Pola

Manajemen Pembelajaran nol (X = 0)

b = Perubahan nilai Kecerdasan Emosional apabila terjadi

perubahan nilai Pola Manajemen Pembelajaran


67

Se =

b
thitung =
Sb

F. Variabel dan Indikator Penelitian

Telah menjadi ketentuan dalam setiap penelitian, seorang peneliti

harus bisa memahami variabel dan menganalisis atau mengidentifikasi

variabel, yang kemudian dipecah menjadi sub variabel, kategori-kategori

data yang disebut indikator. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 94-101).

Varabel-variabel ini menjadi objek penelitian atau titik perhatian oleh

peneliti, untuk menyusun suatu informasi yang hasilnya dipakai untuk

menulis laporan penelitian. Sedangkan kategori, indikator, sub variabel

dijadikan pedoman dalam merumuskan hipotesis minor, menyusun


68

instrument, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah-langkah dalam

penelitian.

Dari judul yang penulis tentukan, terdapat dua variabel yaitu

variabel bebas atau variabel X (independent variable) dan variabel terikat

atau variabel Y (dependent variable), yang berdasar judul pengaruh pola

manajemen pembelajaran terhadap kecerdasan emosional santri adalah :

Variabel bebas atau X (independent variable) : pola manajemen

pembelajaran

Variabel terikatnya atau Y (dependet variabel) : kecerdasan emosional

santri

Indicator dari variabel-variabel tersebut adalah :

Variabel bebas : Variabel Terikat :

Pola Pembelajaran pondok Kecerdasan Emosional Santri

Pesantren

1. Perencanaan dan evaluasi 1. Berfikir dengan hati

program pondok pesantren nurani/perasaan (pola berfikir

santri)

2. Pengelolaan dan 2. Menyalakan kreatifitas dan

pengembangan kurikulum kejujuran pada diri sandiri (peilaku

santri)

3. Pengelolaan dan 3. Membangun hubungan yang saling

pengembangan proses belajar mempercayai (cara bergaul santri

mengajar dengan Kyai, ustadz/ustadzah,


69

pengurus, teman-teman santri dan

masyarakat lingkungan sekitar

pondok

4. Pengelolaan ketenagaan 4. Memberi panduan nurani pada

hidup dan karir (pegangan hidup)

5. Pengelolaan peralatan, 5. Menuntun pada kemungkinan

perlengkapan, media dan yang tak terduga, dan bisa

sumber belajar menyelamatkan diri dan

organisasi dari kehancuran (cara


6. Pengelolaan keuangan
santri menghadapi, menggapi dan
7. Pelayanan terhadap santri
menyelesaikan masalah)
8. Hubungan pondok pesantren

dengan masyarakat dan wali

santri

9. Pengelolaan iklim pondok

pesantren

10. Kepribadian Kyai (pengasuh),

ustadz/ustadzah dan

keluarganya
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

A. Sejarah Berdirinya PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap

Pondok Pesantren Ell-Firdaus berdiri pada tahun 1983 yang

sebelumnya bernama Pondok Pesantren Mambaul Huda yang didirikan

pada tahun 1930 oleh Bapak Kyai Usman yang merupakan suami dari

Nyi Siti Asiah binti Abdul Halim sebagai pendirinya. Perkembangan

Pondok Pesantren Mambaul Huda pada masa kepemimpinan Bapak Kyai

Usman mengalami kemajuan yang cukup pesat yang dibuktikan pada

tahun 1940 jumlah santrinya mencapai 95 santri lebih. Setahun kemudian

Bapak Kyai Usman dipanggil oleh Sang Pencipta kembali ke

Rahmatulloh, yang kemudian mengalami penurunan jumlah santri karena

terjadi kekosongan kepemimpinan. Setelah pada tahun 1945 tongkat

kepemimpinan digantikan oleh Bapak Kyai H. Sholeh, yang merupakan

suami dari Siti Zaenab binti Kyai Usman. Dengan kemampuan dan

keuletannya, perkembangan Pondok Pesantren Mambaul Huda pulih dan

pesat lagi. Pada tahun 1983, Bapak Kyai H. Sholeh memanggil putranya

yang ke-3 yaitu Bapak Kyai Makinudin untuk kembali ke Indonesia yang

sedang belajar di Mekkah, yang kemudian diserahi mandat untuk

memimpin Pondok Pesantren Mambaul Huda, karena usianya yang sudah

lanjut. Kemudian Bapak Kyai H. Sholeh menjadi Mursyid Thoriqoh

Qodhariyah.

70
71

Setelah tongkat kepemimpinan dipegang oleh Bapak Kyai

Makinudin identitas Pondok Pesantren Mambaul Huda diganti dengan

Pondok Pesantren Ell-Firdaus. Nama tersebut dipakai hingga sekarang.

Pondok Pesantren Ell-Firdaus yang terletak berdekatan dengan

propinsi Jawa Barat, dalam waktu singkat makin dikenal khususnya daerah

Kabupaten Ciamis dengan tidak sedikit santri yang berasal dari Kabupaten

Ciamis dan semakin diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya.

Untuk merealisir usaha-usahanya dalam menciptakan suasana

pondok pesantren yang tertib, terkoodinir dan dinamis, maka dirintis suatu

Yayasan Pondok Pesantren Ell-Firdaus dan mengembangkannya dalam

suatu bentuk pendidikan, baik formal maupun non formal dengan harapan

agar :

1) Menjadi suatu wahana silaturahim berkumpulnya keluarga

2) Mampu menjadi wahana estafet kepemimpinan didalam

mengembangkan Pondok Pesantren.

3) Membuka partisipasi pihak lain, terutama dalam membantu financial

dan pikiran dalam mengembangkan potensi yang dimiliki pesantren,

menggali dan mengembangkan potensi peserta didik (santri).

4) Sebagai sarana untuk mendidik, meningkatkan dan mengembangkan

pengetahuan Pendidikan Agama Islam


72

Setelah terbentuk yayasan, yang beralamat di Desa Tambaksari

Kecamatan Kedungreja Kabupaten Cilacap Telp. ( 0280 ) 523890 atau

P.O. Box 03 Kedungreja Cilacap Kode Pos 53263, dan membentuk

rumusan Anggaran Dasar yang hasilnya, dilaporkan pada Kantor

Departemen Agama.

Pondok Pesantren Ell-Firdaus atau Yayasan Ell-Firdaus disahkan

secara hukum oleh Bupati Cilacap lewat Kantor Sospol Cilacap dengan

Akte Notaris Nomor : 30 tahun 1983.

B. Keadaan Ustadz/Ustadzah, Personalia dan Santri Pondok Pesantren

Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap

1. Keadaan Ustadz/Ustadzah dan Personalia Pondok Pesantren

Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap

Secara mayoritas ustadz/ustadzah Pondok Pesantren

Ell-Firdaus berlatar belakang pendidikan dari pesantren dan

berdomisili tidak jauh dari lokasi pondok ataupun lingkungan yang

masih berada di sekitar Desa Tambaksari, sehingga kordinasi tidak

mengalami kesulitan, yang pekerjaannya tidak bergantung pada

pondok, namun ada usaha lain seperti jadi Guru di sekolah, berdagang,

bertani dan lainnya.

Begitu pula dengan pengurus Pondok Pesantren Ell-Firdaus,

yang juga merangkap menjadi ustadz/ustadzah dan jadi tenaga

pengajar di lembaga-lembaga pendidikan yang masih dalam satu


73

yayasan. Jumlah Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Ell-Firdaus ada

28 orang.

TABEL I
Daftar Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Ell-Firdaus Kedungreja Cilacap
Tahun Pelajaran 2010-2011

1 Ustadz K.H. Makinudin Malik 15 Ustadz Amirudin

2 Ustadz Shohib 16 Ustadz Khoiru Wahidin

3 Ustadz K. Basyrun 17 Ustadz A. Bahaji

4 Ustadz Sulaeman Kurdi 18 Ustadz A. Riyadi

5 Ustadz K.H MA. Hasan 19 Ustadz Syahihudin Al Hafidz

6 Ustadz Shodiqin 20 Ustadz Toif Akhmadi

7 Ustadz Taefur AM 21 Ustadz H. Rohmat Azizi

8 Ustadz Tambihul Ghofilin 22 Ustadz Hanifudin

9 Ustadz K. Nasihudin 23 Ustadz K. Asy’ari

10 Ustadz Mad Aqib 24 Ustadz Mansur

11 Ustadz Syamsul Huda 25 Ustadz A. Fauzan Asy’a

12 Ustadz Agus Almaghfuri 26 Ustadzah Anisah Zahro

13 Ustadz Muhaimin S 27 Ustadzah Munjiah

14 Ustadz K. Tahudin 28 Ustadzah Umi Maemanah


74

TABEL II
Struktur Organisasi
Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap
Tahun Pelajaran 2010/2011

ROIS MA’HAD PENGASUH

WAKIL ROIS MA’HAD

SEKERTARIS I
TENAGA PENDIDIK
SEKERTARIS II

BENDAHARA I

BENDAHARA II

SEKSI-SEKSI

KEAMANAN KEBERSIHAN PENDIDIKAN

PENERANGAN PERLENGKAPAN HUMAS

SANTRI

Keterangan :
1) Pengasuh : K.H. Makinudin Malik

2) Rois Ma’had : Khoeru Wahidin Ahmady

3) Wakil Rois Ma’had : Ahmad Fauzan Assyafi’i

4) Sekertaris I : M. Nur Zubaidi

5) Sekertaris II : M. Shotari

6) Bendahara I : Ahmad Riyadi Khusaini

7) Bendahara II : Rodli Khulwani


75

8) Seksi-seksi :

a) Keamanan d) Penerangan

1. Hamid Ma’sum 1. Ali Rohmat

2. Maslahudin 2. Thorik Mustafid

b) Kebersihan e) Perlengkapan

1. Miftahul Fauzi 1. Khomsin

2. Nawirudin 2. Ali Muhsin

c) Pendidikan f) Humas

1. Suratmin 1. Toifur

2. Nasirudin 2. Fathul M

2. Keadaan Santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja

Cilacap

Santri merupakan unsur yang terpenting dalam sebuah pondok

pesantren, karena pesantren juga mengandung arti tempat bagi para

santri, sehingga tanpa adanya santri jelas tidak ada pondok pesatren.

Di dalam pondok pesantren terdapat dua kelompok santri, yaitu

santri mukim dan santri kalong.

a. Santri Mukim

Yaitu santri yang berasal dari daerah jauh dan menetap dipondok

pesatren. Santri mukim yang paling lama tinggal dipondok

pesatren tersebut biasanya merupakan kelompok tersendiri yang

memegang tanggung jawab mengurusi kepentingan pondok

pesatren yang dinamakan pengurus.


76

b. Santri Kalong

Yaitu santri yang berasal dari daerah sekitar pondok pesantren

yang tidak menetap dipondok pesantren untuk mengikuti pelajaran

dipondok pesantren, mereka bolak-balik dari tempat tinggalnya

sendiri.

Tahun pelajaran 2010/2011 jumlah santri yang ada di

Pondok Pesantren. Ell-Firdaus adalah 111 santri, yang terdiri dari

santri putra 52 santri dan santri putri 59 santri, baik yang disebut

santri mukim dan yang disebut santri kalong, yang berasal dari

berbagai daerah, bahkan ada yang berasal dari luar pulau jawa,

dengan latar belakang pendidikan formal, yang mayoritas adalah

telah lulus SMP/MTs. Dari sejumlah santri tersebut, terbagi dalam

3 tingkatan (kelas), yaitu Kelas Shifir, Kelas Tsanawiyah dan

Kelas Aliyah
77

TABEL III

Daftar Santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungrja Cilacap

Tahun Pelajaran 2010-2011

A. Daftar Santri Putri

No Nama Tempat Tanggal Lahir Alamat


1 2 2 4
1 Ahsin Nurjanah Purworejo, 07-10-1994 Purworejo
2 Aminatun Zuhriyah Cilacap, 14-03-1995 Cilacap
3 Anis Rofiqotul Masruroh Cilacap, 23-05-1995 Cilacap
4 Anisa Muthoharoh Cilacap, 21-06-1995 Cilacap
5 Arinia Al-Hasanatain Cilacap, 19-07-1998 Cilacap
6 Atina Najah Cilacap, 22-06-1993 Cilacap
7 Azizatul Mudawamah Cilacap, 07-07-1993 Cilacap
8 ‘Abidah Lia Chusna Cilacap, 16-07-1994 Cilacap
9 ‘Ainul Hidayah Cilacap, 16-11-1994 Cilacap
10 Chaizatul Chizmah Jambi, 19-12-1999 Jambi
11 Chasna Sholichatul ‘Afiyah Cilacap, 19-05-1993 Cilacap
12 Chasna Sholichatun ‘Afiyah Cilacap, 02-02-1993 Cilacap
13 Chayatun Nafi’ah Cilacap, 14-02-1994 Cilacap
14 Chanifatus Sa’adah Cilacap, 08-08-1992 Cilacap
15 Darojatus Sa’adah Cilacap, 10-06-1993 Cilacap
16 Erni Sukaesih Cilacap, 02-11-1995 Cilacap
17 Fitri Yanti Cilacap, 21-04-1995 Cilacap
18 Hani Atun Ni’mah Ciamis, 07-12-1994 Ciamis
19 Hibah Ilahi Cilacap, 13-08-1994 Cilacap
20 Himatul Mustaqimah Cilacap, 28-09-1993 Cilacap
21 Ida Khariroh Cilacap, 02-02-1997 Cilacap
22 Ida Laila K Cilacap, 04-04-1994 Cilacap
23 Istiqomah Cilacap, 23-08-1993 Cilacap
24 Kholifatur Rohmah Cilacap, 24-07-1994 Cilacap
25 Kuncahyani Cilacap, 13 05-1998 Cilacap
26 Laelatul Istiqomah Cilacap, 14-10-1993 Cilacap
27 Laela F Cilacap, 05-10-1994 Cilacap
28 Lailatus Sururiyah Cilacap, 10-05-1995 Cilacap
29 Lathifhah Nurul Chasanah Cilacap, 17-11-1995 Cilacap
30 Ma’rifatun Ni’mah Cilacap, 16-11-1994 Cilacap
31 Nani Istib Syaroh Lampung, 07-01-1994 Lampung
32 Nancy Tri Wahyuni Kebumen, 26-02-1992 Kebumen
33 Nur Azizah Ciamis, 10-01-1991 Ciamis
34 Nur Kholishoh Cilacap, 11-11-1992 Cilacap
35 Nur Hamidah Cilacap, 10-08-1993 Cilacap
78

No Nama Tempat Tanggal Lahir Alamat


36 Nur Fathimah Cilacap, 30-06-1992 Cilacap
37 Reni Masitoh Cilacap, 15-12-1994 Cilacap
38 Rochayatun Cilacap, 22-04-1994 Cilacap
39 Rofi’atun Cilacap, 09-08-1991 Cilacap
40 Rohmah ‘Arofatuz Zahro’ Cilacap, 28-05-1994 Cilacap
41 Siti Chasbiyatun Cilacap, 19-06-1994 Cilacap
42 Siti Fatonah Kebumen, 29-12-1994 Kebumen
43 Siti Hanurroeni Cilacap, 09-05-1994 Cilacap
44 Siti Khoeriyah Palembang, 23-12-1990 Palembang
45 Siti Manisah Cilacap, 09-01-1993 Cilacap
46 Siti Masrifah Cilacap, 23-01-1992 Cilacap
47 Siti Mukaromah Cilacap, 15-18-1994 Cilacap
48 Siti Muthmainnah Cilacap, 11-10-1994 Cilacap
49 Siti Nurjannah Cilacap, 31-05-1996 Cilacap
50 Siti Qomariyah Cilacap, 08-12-1993 Cilacap
51 Siti Tunjiha Lampung, 06-04-1995 Lampung
52 Sitsa Zuharoh Cilacap, 06-07-1995 Cilacap
53 Suyatmi Cilacap, 20-02-1995 Cilacap
54 Sri Hartati Cilacap, 25-03-1995 Cilacap
55 Thohiroh Ciamis, 17-09-1995 Ciamis
56 Tsaniatun Sholihah Cilacap, 08-01-1995 Cilacap
57 Umi Lutfiyah Cilacap, 20-09-1994 Cilacap
58 Uswatun Chasanah Jambi, 27-03-1998 Jambi
59 Zuhrotul Laeli Cilacap, 21-01-1991 Cilacap
79

B. Daftar Santri Putra

No Nama Tempat Tanggal Lahir Alamat


1 2 2 4
1 Abas Cilacap, 01-10-1989 Cilacap
2 Abdulloh Cilacap, 10-10-1990 Cilacap
3 Abdurrohman Cilacap, 07-08-1991 Cilacap
4 Achmad Bahrudin Kebumen, 17-03-1990 Kebumen
5 Agus Nur Faizal Cilacap, 17-08-1991 Cilacap
6 Ahmad Faozi Cilacap, 26-02-1994 Cilacap
7 Ahmad Muhozin Cilacap, 03-03-1994 Cilacap
8 Ahmad Nur Cholis Kebumen, 19-07-1992 Cilacap
9 Akhmad Zuhud Cilacap, 08-11-1991 Cilacap
10 Anas Ma’ruf Cilacap, 11-05-1992 Cilacap
11 Andi Kebumen, 18-08-1992 Cilacap
12 Andre Arsafin Cilacap, 01-01-1988 Cilacap
13 Andri Yanto Cilacap, 16-05-1990 Cilacap
14 Banni Muslih Kebumen, 12-12-1990 Cilacap
15 Ell Badawi Brebes, 19-03-1990 Brebes
16 Fathoni Cilacap, 04-05-1994 Cilacap
17 Hosim Nur Ali Cilacap, 01-01-1990 Cilacap
18 Ichsan Lisnuwoyo Palembang, 17-04-1990 Palembang
19 Khanifudin Lampung, 04-09-1995 Lampung
20 Khoerul Anwar Cilacap, 30-07-1995 Cilacap
21 Mahmud Cilacap, 07-09-1989 Cilacap
22 Marhaban Lampung, 12-12-1990 Lampung
23 M. Bahaudin Cilacap, 15-08-1990 Cilacap
24 M. Hasan Cilacap, 03-03-1991 Cilacap
25 M. Silihin Palembang, 13-01-1993 Palembang
26 Muhamad Fatim Ciamis, 03-05-1995 Ciamis
27 Muhamad Irsyadi Cilacap, 22-08-1992 Cilacap
28 Muhamand Musthofa Ciamis, 20-12-1990 Ciamis
29 Mukhanif Purwokerto, 20-08-1991 Purwokerto
30 Munfarid Cilacap, 19-07-1989 Cilacap
31 Mustangirun Cilacap, 28-08-1995 Cilacap
32 Miftahudin Cilacap, 12-02-1994 Cilacap
33 Miftahudin Kebumen, 15-07-1989 Kebumen
34 Miftahudin Cilacap, 27-08-1990 Cilacap
35 Mohamad Ikhsanudin Cilacap, 12-09-1994 Cilacap
36 Mohamad nadir Cilacap, 01-06-1991 Cilacap
37 Ngumar Fatoni Cilacap, 18-01-1996 Cilacap
38 Nur Rokhim Palembang, 24-29-1994 Palembang
39 Purwanto Cilacap, 20-11-1996 Cilacap
40 Rifqi Kebumen, 08-01-1990 Kebumen
80

41 Risqi Rohmat Abdulloh Kebumen, 05-01-1996 Kebumen


42 Rohyadi Cilacap, 07-08-1989 Cilacap
43 Rohyat Lampung, 05-12-1988 Lampung
44 Saifudin Kebumen, 15-02-1994 Kebumen
45 Saiful Huda Ciamis, 09-06-1989 Ciamis
46 Sherif Cilacap, 01-04-1993 Cilacap
47 Sutrisno Ciamis, 02-03-1991 Ciamis
48 Syamsul Hidayat Cilacap, 10-10-1994 Cilacap
49 Syarifuddin Hidayat Cilacap, 13-02-1993 Cilacap
50 Wahid Hayun Rosyadi Bandung, 19-08-1994 Bandung
51 Willy Gunadi Cilacap, 19-06-1991 Cilacap
52 Zakiy Nawawi Cilacap, 11-04-1989 Cilacap

C. Pola Manajemen Pembelajaran Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari

Kedungreja Cilacap

Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Kelembagaan Agama

Islam Nomor : E/239/2001, pondok pesantren dalam pelaksanaan Proses

Belajar Mengajar (PBM) atau Kegiatan Belajar Mengajarnya (KBM), yang

dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan kompetensi santri,

menggunakan kurikulum pondok pesantren salafiyah dari pemerintah dan

kurikulum khas pesantren yang selama ini berlaku di pondok pesantren.

Pondok Pesantren Ell-Firdaus dalam merealisasikan kurikulum dari

pemerintah dengan mengadakan Pendidikan Pondok Pesantren

(Pokapontren), dengan memberikan materi pendidikan umum sebagai

bahan ajarnya, disamping materi-materi khas pondok pesantren.

Sedangkan bahan ajar (materi pembelajaran) kurikulum lokal

(khas pondok pesantren), diajarkan kepada santriwan dan santriwati dalam

beberapa sistem pola pembelajaran, yang antara lain adalah :


81

 Sistem Bandongan dan Sorogan

Kitab-kitab yang diajarkan dalam sistem ini adalah :

a. Ta’limul Muta’alim

b. Bulughul Marom (Al-Bukhori)

c. Manahijul Imdad Bisyarhi Irsyadul ‘Ibad

d. Ihya ‘Ulumuddin

e. Nurud Dzolam

f. Isngadur Rofiq dan lain-lain

 Sistem Klasikal

Sedang dalam sistem klasikal materi yang diajarkan adalah :

a. Tauhid (Durorul Bayan, Aqidatul ‘Awam dan Khoridsyul Bahiyah)

b. Fiqih (Mabadi Fiqhiyah, Safinatun Naja dan Al-Bajuri)

c. Tajwid (Tanwirul Qori, Tukhfatul Athfal dan Minul Jazariyah)

d. Nahwu (Fatkhul Mubdi, Tukhfatul Karim, ‘Imriti dan Alfiyah)

e. Shorof (Amtsilatut Tashrifiyah, Qowa’idus Shorfiyah dan Kailani)

f. Tashawuf (Sulamut Taufiq dan Bidayatul Hidayah) dan

g. Lain-lain (Balaghoh, Sulamul Munauroqi Ushulul Fiqhiyah)

Selain Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang sesuai dengan

kurikulum pemerintah dan kurikulum khas pondok pesantren, dipondok

pesantren Ell-Firdaus juga ada kegiatan rutin, yang dilakukan secara

berkala dan terjadwal, yang tidak didasarkan pada tingkatan dan menjadi

kegiatan pendukung, yang antara lain :


82

1. Pengajian-pengajian

a) Pengajian Ramadhan
Kegiatan ini berlangsung di bulan ramadhan yang di mulai

tanggal satu (awal bulan Ramadhan) sampai dengan akhir

ramadhan, kegiatan ini mengkaji kitab-kitab klasik. Untuk

penutupan aktivitas biasanya diadakan Khaflah Akhir Sannah yang

berlangsung tanggal 12-13 Sya’ban

b) Pengajian Jum’at sore

Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali yaitu pada hari

jum’at jam 19.30 WIB, yang dilaksanakan secara bergiliran yang

diikuti oleh semua santri dan juga oleh masyarakat desa setempat

terutama pemuda dan pemudi yang berminat mengikuti dengan

bimbingan seorang Kyai atau Pengasuh Pondok Pesantren

Ell-Firdaus.

Kegiatan ini mula-mula diawali dengan Yasinan yang

dipimpin oleh salah seorang santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus,

setelah selesai kemudian diadakan ceramah keagamaan dan

dilanjutkan dialog atau tanya jawab, dengan materi yang meliputi :

Tauhid (Aqidah), Ibadah (Fiqih), Akhlak (Budi pekerti), dan

lainnya.
83

c) Pengajian Majlis Ta’lim

Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali yang

jatuh pada minggu terahir. materinya mengenai hal-hal yang

aktual, yang sedang dibicarakan seperti Isro’ Mi’roj, Maulid Nabi

Muhammad SAW, Nuzulul Qur’an, Muharrom dan sebagainya

d) Pengajian Ahad pagi

Kegiatan ini dilaksanakan dari jam 07.00-08.00 WIB, yang

diikuti oleh semua santri dengan materi yang lebih mengacu pada

masalah Aqidah, Ibadah dan Akhlak.

e) Pengajian Al-Qur’an

Kegiatan ini dilaksanakan pada malam hari, seusai sholat

maghrib sampai menjelang isya. Selain itu juga hafalan do’a-do’a,

hafalan suratan pendek, hafalan bacaan sholat dan hafalan

ayat-ayat pilihan atau ayat-ayat pendek atau juz ‘Amma

2. Bimbingan-bimbingan

a) Bimbingan Tauhid (Aqidah )

Bimbingan Tauhid (Aqidah) diberikan untuk membentuk

sikap mental santri agar memiliki moral dan kesadaran beragama

yang mantap, aqidah yang kuat dan keimanan yang kokoh,

sehingga mereka tidak mudah terpengaruh oleh aqidah-aqidah yang

rusak, benar-benar memiliki keyakinan yang mantap bahwa Agama

Islam adalah agama yang diturunkan dan dibawa Nabi Muhammad


84

untuk menyempurnakan akhlak dan satu-satunya agama yang

diridloi Tuhan (Alloh).

b) Bimbingan Ibadah (Fiqh)

Bimbingan Ibadah (Fiqh) diberikan agar santri mampu

memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran islam dan

menghayatinya bahwa manusia pada dasarnya diciptakan oleh

Alloh hanyalah untuk beribadah kepada-Nya semata. Sebagaimana

Firman Allah dalam Surat Adz-Dzariyat, 51 : 56

Artinya : “ Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan

supaya mereka mengabdi (Ibadah) kepada-Ku “.

(Q.S Adz-Dzariyat, 51 : 56).

c) Bimbingan Akhlak

Bimbingan Akhlak diberikan agar santri membiasakan diri

untuk berkepribadian yang baik, sopan santun, jujur, ramah tamah,

dan disiplin sesuai dengan norma-norma agama, masyarakat dan

hukum yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari, juga

pengetahuan-pengetahuan tentang bagaiman cara hidup yang baik

dan benar dalam masyarakat, baik kepada orang tua, guru, saudara,

tetangga maupun teman sepergaulan.


85

3. Pendidikan Ketrampilan

Pendidikan ketrampilan yang dikembangkan adalah :

a) Pertanian, yang meliputi : Mengolah sawah dan Budi Daya Jamur

b) Perkebunan

c) Peternakan , yang meliputi : Ikan Tawar, Lebah, Sapi dan Kambing

d) Pertukangan

4. Pendidikan Seni

Pendidikan seni yang diajarkan, adalah :

a) Khitobah
b) Seni Hadroh
c) Al-Barzanji
d) Kaligrafi dan
e) Dekorasi

5. Olah Raga

Olah raga yang tersedia, adalah :

a) Bola volly
b) Catur
c) Tenis meja
d) Dan lain-lain
86

D. Pengaruh Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan Emosional

Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap

Untuk mengetahui Pola Manajemen Pembelajran dan Kecerdasan

Emosional Santri di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tabaksari Kedungreja

Cilacap tahun pelajaran 2010/2011, penulis mengajukan sejumlah tes yang

berupa angket kepada seluruh santri dan interviu, sebagai bahan untuk

melakukan analisis, kemudian menyimpulkan data-data untuk tujuan

penarikan kesimpulan. Metode yang dipakai adalah metode kuadrat

terkecil. Bentuk persamaan regresi linear yang akan ditentukan adalah

sebagai berikut : Y = a + bx

Angket yang di berikan kepada santri yang berjumlah 111 santri,

yang terdiri dari 52 santri putra dan 59 santri putri. Dalam hal ini, angket

yang digunakan penulis sebagai instrumen data, mengajukan 20 item

(item untuk pengetahuan Kecerdasan Emosional Santri), yang mempunyai

4 Alternatif Jawaban, terdiri dari beberapa aspek dan bersifat Favoriabel

dan Unvavoriabel.

Selengkapnya adalah sebagai berikut :

1) Bila soal bersifat Favoriabel (positif), maka :

Alternatif jawaban SS/Selalu skor =5

Alternatif jawaban S/Sering skor =4

Alternatif jawaban TS/Kadang-kadang skor =3

Alternatif jawaban STS/Tidak pernah skor =2


87

2) Bila soal bersifat Unvavoriabel (negative), maka :

Alternatif jawaban SS/Selalu skor =2

Alternatif jawaban S/Sering skor =3

Alternatif jawaban TS/Kadang-kadang skor =4

Alternatif jawaban STS/Tidak pernah skor =5

Berikut ini tabel berisi data mengenai besarnya nilai

Pola Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tabaksari

Kedungreja Cilacap (X)


88

E. Analisis Data

Dari data angket pada tabel IV dan tabel V, dapat dikelompokkan

kriteria penilaian sesuai skor interval sebagai berikut :

SKOR INTERVAL KRITERIA

86-100 SANGAT BAIK

71-85 BAIK

66-70 CUKUP

51-65 KURANG

36-50 SANGAT KURANG

Dari penilaian, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 111 santri,

menunjukkan tanggapan tentang penggunaan metode resitasi baik. Hal ini

dapat kita peroleh dari nilai rata-rata pada tabel IV yakni 79,4 dan dari

tabel V nilai rata-rata yakni 88,1 yang termasuk pada kriteria baik.

Dari kedua data diatas, kemudian di tuangkan dalam uji statistik,

yang kemudian akan menghasilkan jawaban hasil Hipotesis/pendugaan,

yang nantinya akan diketahui jawaban hasil penelitian, Apakah ada

pengaruh yang signifikan atau tidak ada pengaruh yang signifikan tentang

Pola Manajemen Pembelajaran terhadap Kecerdasan Emosional Santri di

Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.

Penulis dalam menguji statistik data-data yang diperoleh menggunakan

rumus statistik analisis regresi, dengan rumus yang telah


89

dijelaskan pada bab III. Sebelum penulis mencari perhitungan

statistic, terlebih dahulu menentukan variable X dan variable Y. Variabel

X yaitu Skor Angket penelitian tentang Pola Manajemen Pembelajaran,

sedangkan variable Y adalah Skor Angket penelitian tentang Kecerdasan

Emosional Santri, di Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari

Kedungreja Cilacap. Adapun langkah-langkah penghitungannya adalah

sebagai berikut :

1. Menentukan Nilai Koefisiensi Variabel X dan Y, yang kemudian

mencari Nilai ∑X, ∑Y, ∑X², ∑Y² dan ∑XY. Berikut bentuk tabel

koefisien korelasi variable X dan variable Y.

No X Y X² Y² XY
1 87 90 7569 8100 7830
2 87 91 7569 8281 7917
3 87 90 7569 8100 7830
4 79 87 6241 7569 6873
5 73 92 5329 8464 6716
6 76 81 5776 6561 6156
7 80 82 6400 6724 6560
8 84 88 7056 7744 7392
9 83 87 6889 7569 7221
10 80 87 6400 7569 6960
11 73 79 5329 6241 5767
12 76 81 5776 6561 6156
13 87 89 7569 7921 7743
14 80 86 6400 7396 6880
15 80 87 6400 7569 6960
16 85 84 7225 7056 7140
17 85 87 7225 7569 7395
18 83 86 6889 7396 7138
19 71 93 5041 8649 6603
20 86 89 7396 7921 7654
21 81 67 6561 4489 5427
22 70 86 4900 7396 6020
23 87 92 7569 8464 8004
24 91 93 8281 8649 8463
90

25 69 88 4761 7744 6072


26 77 88 5929 7744 6776
27 87 91 7569 8281 7917
28 76 92 8464 8464 6992
29 85 86 7225 7396 7310
30 87 91 8281 8281 7917
31 84 88 7056 7744 7392
32 85 95 9025 9025 8075
33 75 80 5625 6400 6000
34 75 88 5625 7744 6600
35 84 83 7056 6889 6972
36 84 94 7056 8836 7896
37 81 85 6561 7225 6885
38 82 89 6724 7921 7298
39 76 82 5776 6724 6232
40 75 81 5625 6561 6075
41 86 87 7396 7569 7482
42 79 83 6241 6889 6557
43 90 91 8100 8281 8190
44 84 92 7056 8464 7728
45 79 78 6241 6084 6162
46 88 88 7744 7744 7744
47 77 90 5929 8100 6930
48 80 88 6400 7744 7040
49 79 82 6241 6724 6478
50 88 97 7744 9409 8536
51 72 87 5184 7569 6264
52 67 85 4489 7225 5695
53 84 91 7056 8281 7644
54 76 90 8464 8100 6840
55 71 93 5041 8649 6603
56 83 86 6889 7396 7138
57 76 90 5776 8100 6840
58 80 85 6400 7225 6800
59 79 85 6241 7225 6715
60 77 99 5929 9801 7623
61 82 83 6724 6889 6806
62 81 97 6561 9409 7857
63 86 98 7396 9604 8428
64 70 86 4900 7396 6020
65 77 91 5929 8281 7007
66 82 90 6724 8100 7380
67 82 96 6724 9216 7872
68 81 80 6561 6400 6480
91

69 73 88 5329 7744 6424


70 76 84 5776 7056 6384
71 81 82 6561 6724 6642
72 76 90 5776 8100 6840
73 88 96 7744 9216 8448
74 83 94 6889 8836 7802
75 71 88 5041 7744 6248
76 67 88 4489 7744 5896
77 85 94 9025 8836 7990
78 78 94 6084 8836 7332
79 75 94 5625 8836 7050
80 61 74 3721 5476 4514
81 78 89 6084 7921 6942
82 77 93 5929 8649 7161
83 78 86 6084 7396 6708
84 81 88 6561 7744 7128
85 76 89 5776 7921 6764
86 84 89 7056 7921 7476
87 69 84 4761 7056 5796
88 67 79 4489 6241 5293
89 84 92 7056 8464 7728
90 73 83 5329 6889 6059
91 81 99 6561 9801 8019
92 69 91 4761 8281 6279
93 81 94 6561 8836 7614
94 81 99 6561 9801 8019
95 77 89 5929 7921 6853
96 74 79 5476 6241 5846
97 78 89 6084 7921 6942
98 78 96 6084 9216 7488
99 77 93 5929 8649 7161
100 82 93 6724 8649 7626
101 69 88 4761 7744 6072
102 79 98 6421 9604 7742
103 85 86 7225 7396 7310
104 77 92 5929 8464 7084
105 78 87 6084 7569 6786
106 82 95 6724 9025 7790
107 84 95 7056 9025 7980
108 83 90 6889 8100 7470
109 77 77 5929 5929 5929
110 80 85 6400 7725 6800
111 88 86 7744 7396 7568
Jml (∑) 8810 9802 712814 869454 779076
92

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa :

N = 111 ∑X² = 868954

∑X = 9802 ∑Y² = 702946

∑Y = 8810 ∑XY = 779076

Rata-rata variable X dan variable Y, dari tabel diatas adalah :

9802
x = = 88.306 dibulatkan menjadi 88.31
111

8810
y = = 79.369 dibulatkan menjadi 79.37
111

2. Mencari nilai Koefisiensi regresi (b) dengan rumus :

Jadi nilai b adalah 0,9068215


93

3. Mencari nilai Koefisiensi regresi (a) dengan rumus :

Jadi nilai a = -79998,41

4. Selanjutnya merumuskan semua data pada kesalahan standar estimasi

dengan rumus :

Se =

Se = 7,6255124

Kesalahan standar estimasi (Se) nya adalah 7,6255124


94

5. Menentukan thitung yaitu dengan menggunakan rumus :

b
thitung =
Sb

Dimana b = Standar kesalahan regresi

Sb = standar regresi

Sb adalah kesalahan standar koefisien regresi yang dapat ditentukan

dengan formulasi sebagai berikut :

Sb

Jadi thitungnya adalah 7,40


95

6. Menentukan nilai kritis pengujian dengan memperhatikan df

dan x untuk :

df = N-k

df = taraf signifikansi

N = jumlah data

K = jumlah variabel

Dari data dapat diketahui df = 111-2 = 109 nilai kritis 109 dari

ttabel adalah 1,65 pada taraf signifikasi 5% dan 2,03 pada taraf

signifikasi 1%

7. Menginterpretasikan data thitung dengan tabel

Dari hasil perhitungan dengan rumus regresi, maka dapat

diketemukan bahwa :

th = 7,40 > dari pada ttabel = 109 taraf signifikasi 5%

th = 7,40 > dari pada ttabel = 2,03 taraf signifikasi 1%

Karena th lebih besar dari pada ttabel baik pada taraf

signifikasi 5% maupun 1%, maka Ho (hipotesis nihil) ditolak,

artinya ada pengaruh yang signifikan antara variable X dan Y.

Dengan kata lain bahwa penggunaan metode resitasi sangat

mempengaruhi kecerdasan santri di Pondok Pesantren

Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap.


96

F. Uji Hipotesis

Sesuai dengan hipotesa yang penulis ajukan, maka dalam hal ini

dimaksudkan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut.

Berdasarkan hasil analisis regresi angka th = 7,40 agar angka ini

berarti, maka perlu diinterprestasikan sehingga memberikan penjelasan

tentang kadar korelasi Pola Manajemen Pembelajaran dengan

perkembangan Kecerdasan Emosional Santri Pondok Pesantren

Ell-Firdaus Tambaksari kedungreja Cilacap, yaitu dengan cara

mengkonsultasikan atau mngonfirmasikan nilai observasi dengan nilai ttabel

regresi.

1. Taraf Signifikasi 5%

Pada taraf signifikasi 5% di dapat ttabel = 1,65 sedang th = 7,40. Dengan

demikian th lebih besar dari pada ttabel atau dengan kata lain, th > ttabel.

Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kedua

variable tersebut.

2. Taraf Signifikasi 1%

Pada taraf signifikasi 1% di dapat ttabel = 2,03 sedang th = 7,40 dengan

demikian th lebih besar dari pada ttabel atau dengan kata lain th > ttabel.

Hal ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kedua

variable tersebut.

Dari hasil uji hipotesis ini dapat diketahui bahwa baik taraf

signifikasi 5% atau taraf signifikasi 1% keduanya menunjukkan adanya

pengaruh dari kedua variable tersebut.


97

Dengan berdasarkan uji hipotesis diatas, maka dapat dinyatakan bahwa

hipotesa kerja (Hi) yang penulis ajukan, yakni “ Ada pengaruh yang

signifikan antara Pola Manajemen Pembelajaran dengan Kecerdasan

Emosional santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja

Cilacap”, diterima. Dan sebaliknya hipotesa nihil (Ho) ditolak.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis menguraikan tentang pengaruh Pola Manajemen

Pembelajaran Pondok Pesantren terhadap Kecerdasan Emosional Santri di

Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap, dalam

mengembangkan pola/metode-metode (konsep) pembelajaran yang digunakan

untuk menggali dan meningkatkan potensi kecerdasan santri, akhlak dan

kepribadian santri, dengan diawali pengungkapan kerangka dasar analisis

histories serta analisis teori pola manajemen pembelajaran sampai kepada

kondisi obyektif kecerdasan emosional santri serta penelitian terhadap

pelaksanaan pola manajemen pembelajaran di pondok pesantren Ell-Firdaus.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah penulis paparkan,

maka dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut :

1. Bahwa Pola manajemen pembelajaran di Pondok Pesantren Tambaksari

Kedungreja Cilacap dikategorikan Sangat Baik

Hal ini dibuktikan dengan hasil angket pola manajemen pembelajaran

yang penulis ajukan, menunjukkan jumlah nilai rata-rata adalah 88,306

dari seluruh santriwan dan santriwati pondok pesantren Ell-Firdaus

Tambaksari Kedungreja Cilacap sebanyak 111 sebagai populasi.

98
99

2. Bahwa Kecerdasan Emosional Santri di Pondok Pesantren Tambaksari

Kedungreja Cilacap dikategorikan Baik

Hal ini dibuktikan dengan criteria penilaian yang menunjukkan jumah nilai

rata-rata 79,369 dari seluruh santriwan dan santriwati pondok pesantren

Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap sebanyak 111 sebagai

populasi

3. Ada pengaruh yang signifikan antara Pola Manajemen Pembelajaran

dengan Kecerdasan Emosional Santri Pondok Pesantren Ell-Firdaus

Tambaksari Kedungreja Cilacap.

Hal ini didukung pada hasil analisa statistic dengan teknik analisa regresi

linear yang dihasilkan thitung = 7,40 lebih besar dari ttabel, baik pada taraf

signifikansi 5% sebesar = 1.65, maupun pada taraf sinifikansi 1%

sebesar = 2,03 pada df = 109

B. Saran-saran

Dengan dasar kesimpulan dan kenyataan yang penulis alami selama

penelitian, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

a. Kepada Pemerintah

a) Memberikan perhatian dan kebijakan yang luas terhadap setiap

kegiatan dan program yang dilaksanakan di Pondok Pesantren,

sehingga Pondok Pesantren diakui oleh Negara dan akhirnya

dijadikan sebagai pendidikan formal.


100

b) Menentukan kebijakan, panduan pola manajemen dan pola

pembelajaran yang efektif dan efisien serta system pendidikan yang

sesuai dengan kebutuhan guru, siswa dan wali murid dalam setiap

bentuk peraturan yang dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan dan potensi serta kecerdasan peserta didik

(santriwan/santriwati), sehingga tidak membingungkan pengasuh

(manajer) dan guru, serta dapat mengganggu jalannya proses

pembelajaran.

c) Dengan adanya otonomi daerah, diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pendidikan yang baik dan tidak berbenturan dengan

kepentingan-kepentingan pribadi dan golongan karena banyaknya

kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, baik pemerintah

pusat, pemerintah daerah dan lai-lain.

b. Kepada Pengasuh (Manajer)

a) Hendaknya menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak,

baik pemerintah, masyarkat lingkungan, maupun wali santri, untuk

dapat meningkatkan kualitas dan mengembangkan lembaga pondok

pesantren.

b) Hendaknya bersama dewan asatidz merencanakan, menyusun dan

menetapkan pola/model (konsep) pembelajaran yang akan digunakan

oleh dewan asatidz dalam proses pembelajaran dan selalu

memberikan motifasi, arahan dan bimbingan kepada dewan asatidz

untuk berusaha meningkatkan potensi, prestasi dan kecerdasan santri.


101

c. Kepada Dewan Asatidz

a) Hendaknya selalu memotivasi santri dalam belajar dan membiasakan

segala aspek pembiasaan yang telah ditentukan lembaga dalam

kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan pondok pesantren maupun

dilingkungan keluarga dan masyarakat, setelah selesai menempuh

pendidikan.

b) Hendaknya selalu berusaha meningkatkan kualitas dan

mengembangkan kompetensi dirinya dengan mencari kelemahan dan

kekurangan dalam memberikan, menyampaikan dan menanamkan

materi-materi pengajaran, sehingga menumbuhkan minat dan

motivasi santri dalam belajar

c) Menggunakan konsep pembelajaran yang telah direncanakan, disusun

dan ditetapkan dalam proses pembelajaran yang efektif dan efisien,

yaitu tepat guna dan sesuai ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan

lembaga.

d. Kepada Santri

a) Hendaknya merubah penilaian bahwa pendidikan di pondok pesantren

hanyalah untuk kepentingan akherat saja, melainkan sebagai

kebutuhan hidup di dunia dan bekal ke akherat.


102

b) Mentaati semua peraturan pondok pesantren, sehingga santri dapat

belajar dengan baik dan disiplin.

c) Membiasakan diri rajin belajar, waktu di sekolah, di pondok atau

dimanapun ketika tidak ada kegiatan yang tak berguna, selalu

mengikuti kegiatan dan program pendidikan keterampilan di pondok

pesantren, sehingga bisa dijadikan bekal oleh santri setelah selesai

menempuh pendidikan dan terjun dalam masyarakat

e. Kepada Wali Santri (Orang Tua)

a) Hendaknya memiliki kesadaran sebagai orang tua, agar dapat

membimbing, mengarahkan dan menjadi cermin bagi anak-anaknya

dalam keluarga.

b) Hendaknya orang tua selalu memberi motifasi untuk selalu belajar,

nasehat-nasehat kepada anaknya pada saat-saat kumpul dirumah,

berdiskusi dan mengamalkan ilmu yang telah di peroleh dalam

kehidupan sehari-hari, dimanapun mereka berada.

c) Memberikan pujian (hadiah) atau hukuman, kepada anaknya dalam

bertindak yang sesuai dengan ajaran islam


103

C. Kata Penutup

Dengan mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT,

yang memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini,guna sebagai syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki, sehingga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh sebab itu kritik dan saran yang konstruktif kepada pembaca menjadi

harapan penulis, untuk menjadikan yang lebih baik dari yang paling baik.

Akhirnya dengan kerendahan hati penulis memohon kepada Allah

SWT, agar penulisan skripsi ini merupakan amal yan baik dan dapat

memberikan manfaat pada penulis khususnya dan pada para pembaca pada

umumnya, terlebih untuk putri tercinta dan tersayang yaitu Adilia Eliza Zahira

Ahmad. Mudah-mudahan Allah SWT dapat memberikan Ridlo-Nya dan

memberikan petunjuk kepada kita semua. Amin Amin Amin Ya Robbal

A’lamin.

Cilacap, Juni 2011


Penulis

AHMAD MUFID
NIM : 042320887
Daftar Pustaka

Abd A’la, (2006), Pembaharuan Pesantren, Pustaka Pesantren, Yogyakarta.

Abdul Majid, (2009), Perencanaan Pembelajaran, PT ROSDA KARYA, Bandung.

Ary Ginanjar Agustian, (2006), ESQ, ARGA, Jakarta.

Agus Nggermanto, (2005), Kecerdasan Quantum (Quantum Quotient), Nuansa,


Bandung.

A.Halim, Rr. Suhartini, M. Choirul Arif, A. Sunarto AS, (eds), (2005),


Manajemen Pesantren, PT. LKiS Pelangi Aksara, Yogyakarta.

Badrus Sholeh, (Editor), (2007), Budaya Damai (Komunitas Pesantren), LP3ES,


LSAF, The Asia Foundation, Jakarta.

Cornelius Trihendradi, (2006), Kupas Tuntas Analisis Regresi, ANDI, Yogyakarta.

Danah Zohar dan Ian Marshal, (2007), SQ ( Kecerdasan Spritual), MIZAN, Jakarta.

Daniel Goleman, (2003), Kecerdasan Emosional (Emotional Quotient),


PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Depag RI, ( 2003), Petunjuk Teknis Pondok Pesantren, Jakarta.

Depag RI, ( 2002), Pengembangan Metodologi Pembelajaran Di Salafiyah, Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional, (2006), Panduan : Manajemen Berbasis Sekolah,


Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, (2001), Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis


Sekolah, Jakarta.
E. Mulyasa, (2002), Manajemen Berbasis Sekolah, PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana,(Eds), (2003), Total Quality Management,


ANDI Yogyakarta.

Hamzah B. Uno, (2009), Perencanaan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta.

Lexy J. Moloeng, (2007), Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosda Karya,


Bandung.

Made Pidarta, (2004), Manajemen Pendidikan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta.

Mahmud, (2010), Psikologi Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung.

Moersetyo Rahadi, (2000), Statistik Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung.

M D Dahlan, ( 1992 ), Model-Model Mengajar, CV Diponegoro. Bandung.

M. Manullang, ( 2006 ), Dasar-Dasar Manajemen, Gajah Mada University Press.

Mustaqim, (2001), Psikologi Pendidikan, Pustaka Pelajar Semarang.

Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta Jakarta.

Ngalim Purwanto, ( 1990 ), Psikologi Pendidikan, Harapan Mas, Solo.

Nishino Setsuo, (2006), Mengasuh Santriwati, Pusat Studi Asia, Semarang.


Sanusi Uwes, (2003), Visi dan Pondasi Pendidikan (Dalam Perspektif Islam), Logos
Wacana Ilmu, Jakarta.

Sjarkawi, (2006), Pembentukan Kepribadian Anak, Bumi Aksara, Jakarta.

Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, (2010), Konstruksi Pengembangan


Pembelajaran, PT Prestasi Pustaka, Jakarta.

Sugiyono, (2008), Statistik Untuk Penelitian, CV Alfabeta, Bandung.

Suharsimi Arikunto, (2006), Manajemen Penelitian, Rineka Cipta Jakarta.

Suharsimi Arikunto, (2002), Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutrisno Hadi, (2000), Metodologi Reseach Jilid 1, ANDI, Yogyakarta.

Sutrisno Hadi, (2000), Metodologi Reseach Jilid 3, ANDI, Yogyakarta.

Sutrisno Hadi, (2000), Analisis Regresi, ANDI, Yogyakarta.

Sutrisno Hadi, (2000), Statistik (1, 2 dan 3), ANDI, Yogyakarta

Suharsono, (2005), Melejitkan IQ, IE dan IS, Inisiasi Press, Jakarta.

Steven J. Stein dan Howard E. Book ( 2004 ), Ledakan EQ, PT Mizan Pustaka,
Kaifa-Primagama, Bandung.

S. Wojowasito, ( eds ), (1997 ), Kamus Bahasa Indonesia, C.V. Pengarang, Malang

Zamakhsyari Dhofier, (1983), Tradisi Pesantren, LP3ES, PT Matahari Bhakti


Jakarta.
RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Nama : AHMAD MUFID


2. Tempat/Tanggal Lahir : Cilacap, 06 April 1976
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Alamat : Jl. Malangdirana No. 24 RT 03/01 Segaralangu
Kec. Cipari Kab. Cilacap Prov. Jawa Tengah
5. Agama : Islam
6. Kebangsaan : Indonesia
7. Status Pernikahan : Nikah
8. Pekerjaan : Wiraswasta
9. Pendidikan : a. MI Miftahul Huda (MIN Sekarang). Lulus 1990
b. MTs Mafatihul Huda. Lulus 1993
c. MA Al-Ittihadul Islami. Lulus 1998
d. D. II IAIIG Cilacap. Lulus 2003
10. Orang Tua

Ayah
a. Nama : Marjan
b. Pekerjaan : Tani
c. Alamat : Jl. Malangdirana No. 24 RT 03/01 Segaralangu
Kec. Cipari Kab. Cilacap Prov. Jawa Tengah

Ibu
a. Nama : Satiyah
b. Pekerjaan : Tani
c. Alamat :-

Cipari, Juni 2011

AHMAD MUFID
NIM : 042320887
Lembar Observasi

Tidak
No Data Observasi Ada
Ada
1 Cara Kyai mengelola pondok pesantren
2 Kurikulum yang diterapkan di pondok pesantren
3 Pola/metode pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren
4 Penguasaan materi oleh Kyai/Ustadz/Ustadzah
5 Pendekatan yan digunakan/cara mengajar Kyai/Ustadz/Ustadzah
6 Pemilihan dan penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran
7 Interakasi dan komunikasi Kyai, Ustadz, Ustadzah, Pengurus dan santri
8 Kepribadian Kyai, Ustadz, Ustadzah dan Pengurus
9 Keadaan keluarga Kyai, Ustadz dan Ustadzah
10 Pembelajaran keteladanan dari Kyai, Ustadz dan Ustadzah
11 Pola berfikir santri setelah memperoleh pembelajaran
12 Adab kesopanan santri dengan Kyai, Ustadz, Ustadzah, Pengurus, teman-teman santri dan masyarakat lingkungan
13 Pola pikir santri dalam menghadapi masalah
14 Pola pikir santri dalam menanggapi masalah
15 Pola pikir santri dalam menyelesaikan masalah
KISI-KISI INSTRUMEN
Banyaknya Nomor
Variabel Penelitian Sub Variabel Deskriptor
Butir Butir
− Merencanakan kurikulum
Perencanaan dan Evaluasi kurikulum 2 1, 2
− Mengevaluasi kurikulum

− Pengelolaan kurikulum
Pengelolaan dan Pengembangan kurikulum 2 3, 4
− Mengembangkan kurikulum

Pengelolaan dan pengembangan proses belajar − Pengelolaan proses belajar mengajar


2 5, 6
mengajar − Pengembangan proses belajar mengajar

− Pendidikan Kyai, Ustadz/Ustadzah


Pengelolaan ketenagaan 2 7, 8
− Kompetensi kyai, Ustadz/Ustadzah

− Pendapatan dana pondok


Pengelolaan keuangan 2 9, 10
Pola Manajemen − Pengunaan dana

Pembelajaran − Pengelolaan media belajar


Pengelolaan media dan sumber belajar 2 11, 12
− Pengelolaan sumber belajar
(Variabel X)
− Proses belajar mengajar
Pelayanan terhadap santri 2 13, 14
− Pendekatan dalam proses pembelajaran

− Hubungan dengan masyarakat sekitar


Hubungan dengan masyarakat dan wali santri 2 15, 16
− Hubungan dengan wali santri

− Penerapan peraturan pondok


Pengelolaan iklim pesantren 2 17, 18
− Kebijakan-kebijakan pondok

− Perilaku dan tutur kata Kyai, Ustadz/Ustadzah


Kepribadian Kyai dan keluarga, beserta keluarganya
2 19, 20
Ustadz/Ustadzah dan keluarga − Pembelajaran keteladanan dari Kyai,
Ustadz/Ustadzah beserta keluarganya

Jumlah 20
KISI-KISI INSTRUMEN

Berfikir dengan hati nurani/perasaan − Berprasangka positif


1, 2, 3,
4
(Pola berfikir santri) − Terbuka terhadap orang lain 4

Menyalakan kreativitas dan kejujuran pada diri − Kreatif mencari informasi


5, 6, 7,
4
sendiri (Perilaku Santri) − Jujur pada diri sendiri dan orang lain 8

Membangun hubungan yang saling − Sopan santun terhadap siapapun


Kecerdasan 9, 10,
4
mempercayai (Cara bergaul santri) − Percaya dengan sesama teman 11, 12
Emosional Santri
− Berprilaku sesuai norma-norma yang berlaku
(Variabel Y) Memberi panduan nurani pada hidup dan karir
− Lebih mementingkan kerjasama dari pada 13, 14,
4
(Tindakan santri) 15, 16
pribadi

Menuntun pada kemungkinan yang tak terduga,


− Upaya santri menangani masalah
dan bisa menyelamatkan diri dan organisasi dari
17, 18,
4
kehancuran (Cara santri menghadapi, 19, 20
− Upaya santri membuat keputusan
menanggapi dan menyelesaikan masalah)

Jumlah 20
INSTRUMEN ANGKET UNTUK SANTRI TENTANG
POLA MANAJEMEN PEMBELAJARAN

1. Kyai bersama staff-staffnya merencanakan , memilih dan menetapkan


kurikulum untuk digunakan dalam proses pembelajaran di PP. Ell-Firdaus
Tambaksari Kedungreja Cilacap
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
2. Kyai dan staff-staffnya melakukan evaluasi kurikulum yang telah
dilaksanakan PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
3. Kyai dan staff-staffnya menerapkan kurikulum yang telah direncankan, dipilih
dan ditetapkan dalam proses pembelajaran di PP. Ell-Firdaus Tambaksari
Kedungreja Cilacap
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
4. Kyai bersama staff-staffnya mengembangkan kurikulum yang telah
direncankan, dipilih dan ditetapkan dalam proses pembelajaran di
PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
5. Kyai/Ustadz/Ustadzah merencanakan dan menetapkan pola atau metode
pembelajaran dalam proses belajar mengajar
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
6. Kyai bersama staff-staffnya menggunakan/menerapkan pola atau metode
pembelajaran dalam proses belajar mengajar
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
7. Kyai/Ustadz/Ustadzah di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap
tidak memiliki pendidikan yang cukup baik.
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
8. Kyai/Ustadz/Ustadzah di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap
memiliki kompetensi (kemampuan) yang baik sebagai pengajar
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
9. Pondok pesantren Ell-Firdaus, memperoleh dana yang cukup untuk
operasional pendidikan
a. Selalu c. Kadang-kadang
a. Sering d. Tidak Pernah
10. Pondok pesantren Ell-Firdaus, menggunakan dana sesuai dengan perencanaan
yang telah disepakati
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
11. Kyai/Ustadz/Ustadzah, menggunakan media dalam proses belajar mengajar
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
12. Kyai/Ustadz/Ustadzah, memilih dan menetapkan sumber belajar yang
digunakan dalam proses belajar mengajar
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
13. Kyai/Ustadz/Ustadzah, di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap
disiplin dan menguasai materi/bahan pembelajaran untuk ditanamkan pada
santri
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
14. Kyai/Ustadz/Ustadzah PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap,
menggunakan pendekatan yang fleksibel untuk mendidik santri dan menggali
potensi prestasinya
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
15. Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap menjalin
komunikasi yang baik dengan lingkungan sekitar dan wali santri
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
16. Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap melibatkan
warga lingkungan sekitar dan wali santri dalam kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan dipondok
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
17. Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap menerapkan
peraturan-peraturan dan belajar yang disiplin dan fleksibel dalam proses
belajar mengajar untuk membantu dan mengembangkan potensi santri
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
18. Pondok Pesantren Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap menerapkan
kebijakan-kebijakan tertentu bagi santri/santriwatinya
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
19. Kyai/Ustadz/Ustadzah beserta keluarganya tidak berperilaku dan bertutur kata
yang baik ketika berinteraksi (berhubungan/berkomunikasi)
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
20. Kyai/Ustadz/Ustadzah beserta keluarganya, menjadi teladan bagi santri
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
INSTRUMEN ANGKET UNTUK SANTRI TENTANG
KECERDASAN EMOSONAL SANTRI

1. Kita berusaha tidak saling curiga sesama teman-teman santri di pondok


a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
2. Kita berusaha tidak egois di pondok pesantren dan melangkah sesuai dengan
visi kehidupan yang ingin kami capai
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
3. Kita memupuk rasa saling percaya antar sesama teman di pondok
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
4. Kita berusaha saling terbuka agar mendapatkan masukan dan nasehat dari
orang lain
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
5. Kami berusaha aktif mengikuti pembelajaran yang di selenggarakan pondok
pesantren
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
6. Sebagai santri kami selalu kreatif mencari informasi dari sumber belajar yang
tersedia di pondok pesantren
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
7. Sesama teman kita berusaha berbagi dalam suka maupun duka di pondok
pesantren
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
8. Kami tidak selalu jujur pada diri sendiri maupun pada orang lain (teman)
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
9. Sebagai santri, kami selalu sopan dan santun kepada siapapun baik teman
pondok pesantren maupun masyarakat lingkungan, terlebih keluarga
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
10. Kami menggunakan tutur kata dan bahasa yang baik dalam beinteraksi dengan
sesama teman di pondok maupun dengan masyarakat lingkungan, terlebih
keluarga
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
11. Kami berusaha tidak membanggakan diri sendiri kepada orang lain
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
12. Kami berusaha bergaul dan toleran dengan siapapun walaupun dengan orang
yang berbeda latar belakang dirinya
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
13. Santriwan/santriwati di Podok Pesantren Ell-Firdaus mentaati norma-norma
yang berlaku
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
14. Kami berusaha disiplin dan tepat waktu dalam beribadah dan melaksanakan
perintah dari Kyai/Ustadz/ustadzah
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
15. Santriwan/santriwati di Podok Pesantren Ell-Firdaus tidak mendahulukan
kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
16. Kami berusaha saling membantu dalam hal kebaikan dan gotong royong
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
17. Santriwan/santriwati di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap
selalu menyelesaikan masalah dengan hati dan berfikir positif
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
18. Santriwan/santriwati di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap,
tidak main hakim sendiri dalam menangani masalah
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
19. Santirwan/santriwati di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap,
berbuat dan bertindak setelah melalui pemikiran yang didasarkan pada
hokum-hukum yang ada
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah
20. Santriwan/santriwati di PP. Ell-Firdaus Tambaksari Kedungreja Cilacap,
selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan adil
a. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak Pernah

Anda mungkin juga menyukai