Anda di halaman 1dari 22

SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN PADA BUDIDAYA

TANAMAN JAMUR BERBASIS ARDUINO UNO

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro
Pada Fakultas Teknik
Universitas Tidar

Disusun oleh:
Satrio Eko Purnomo
NPM. 1410501066

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR
2021
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANG BANGUN SISTEM PENJERNIHAN AIR


LAYAK KONSUMSI BERBASIS ARDUINO UNO

Disusun Oleh:
NAMA : SATRIO EKO PURNOMO
NPM : 1410501066

Telah diperiksa dan disetujui oleh:


Pembimbing I

Ibrahim Nawawi, S.T, M.T.


NI PPPK. 197303282021211004 Tanggal:
...........................
Pembimbing II

Ika Setyowati, S.T ., M.Eng.


NI PPPK. 198003262021212004 Tanggal:
...........................

Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Universitas Tidar

ii
Dr. Ir. Sapto Nisworo, M.T.
NIP.195909281991031001

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..............................................................................................................i


Halaman Pengesahan ...................................................................................................ii
Daftar Isi .....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................................ 3
1.4 Tujuan ............................................................................................................... 3
1.5 Manfaat ............................................................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ..................................... 5
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................... 5
2.2 Landasan Teori .................................................................................................. 7
2.2.1 Jamur Tiram ............................................................................................... 7
2.2.2 Jamur Kancing ........................................................................................... 8
2.2.3 Sistem Kendali ........................................................................................... 9
2.2.4 Arduino Uno ............................................................................................ 10
2.2.5 Sensor Suhu dan Kelembaban DHT11 .................................................... 11
2.2.6 LCD (Liquid Crystal Display) ................................................................. 12
2.2.7 Modul ESP8266 ....................................................................................... 13
2.2.8 Relay ........................................................................................................ 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................... 15
3.1 Alat dan Bahan ................................................................................................ 15
3.2 Metode Penelitian............................................................................................ 15
3.3 Jadwal Pelaksanaan ......................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jamur sendiri sudah sering dibicarakan orang karena jamur banyak dijumpai di
lingkungan sekitar, misalnya jamur yang biasa dikosumsi atau jamur edible seperti
jamur kuping, jamur tiram, jamur tempe, dan jenis-jenis lainnya. Ada pula jamur yang
tidak dapat dikonsumsi atau jamur non edible ,seperti jamur yang banyak dijumpai
ditumpukan kotoran ternak ,tumpukan sampah dan jamur menimbulkan penyakit yang
dikenal sebagai jamur panu. Dinamakan jamur tiram karena tudungnya menyerupai
cangkang tiram. Dalam budidaya jamur tiram atau jamur edibel yang lain, memerlukan
beberapa langkah persiapan antara lain menyiapkan lokasi yang tepat atau cocok untuk
menempatkan rumah jamur, menyiapkan bibit jamur, mempersiapkan media tumbuh
yang steril dan sarana perawatan yang lain.
Budidaya jamur tidak memerlukan teknologi tinggi, sehingga cukup sederhana.
Media tanam jamur biasanya menggunakan bahan organik yang banyak dijumpai di
alam yang sangat mudah ditemukan dan murah harganya. Media organik ini dapat
berupa jerami, serbuk gergaji, kertas dan bahan lain sebagai tambahan seperti bekatul,
kapur tohor, yang juga mudah didapatkan di lingkungan. Untuk budidaya jamur tiram
dan jamur lainnya diperlukan rumah jamur yang umumnya menggunakan bahan baku
utama bambu yang banyak juga banyak tumbuh di kawasan Indonesia. Keberhasilan
budidaya jamur tidak terlepas dari daya dukung lingkungan tumbuh yang sesuai,
misalnya untuk jamur tiram,suhu lokasi 30-32ᵒC, suhu optimum ruang 22-28ᵒC dan
kelembaban ruang, pH media yang umumnya mengarah ke asam, kadar air media
sekitar 60%.(Siti, Astuti, Drajat, dan Victoria, 2013)
Budidaya jamur tiram (oyster mushrooms) saat ini sangat populer di dalam
masyarakat pedesaan maupun perkotaan, baik dalam skala kecil, menengah maupun
industri. Dalam industri skala kecil sangat mudah untuk dilakukan karena tidak
memerlukan banyak modal dan peralatan. Modalnya hanya tempat budidaya jamur
yang lebih dikenal dengan kumbung. Tempat bibit jamur tumbuh yang disebut

1
2

dengan baglog. Perawatan yang teratur agar jamur dapat berkembang dengan baik.
Untuk daerah yang kurang memenuhi syarat dalam hal perkembangan jamur seperti
panas dan terlalu kering diperlukan perawatan yang lebih sering agar jamur dapat
berkembang dengan baik. Penyiraman dilakukan agar dapat menjaga suhu dan
kelembapan di dalam suatu kumbung/ ruangan budidaya.(Anggi dan Nurwijayanti,
2016)
Budidaya jamur merang di Indonesia relatif baru dibandingkan dengan Negara
Cina, Taiwan, Jepang, Prancis, Italia, dan Amerika. Padahal, wilayah Indonesia
memiliki mikroklimat dengan kelembaban udara tinggi yang ideal untuk pertumbuhan
jamur merang. Selain itu, bahan baku untuk budidaya jamur merang sebagian besar
berasal dari limbah pertanian, perkebunan, peternakan, dan kehutanan yang jumlahnya
sangat melimpah. Hal yang menarik dari usaha budidaya jamur merang adalah dari
aspek ekonominya yang cerah karena tidak membutuhkan lahan yang luas, media
tanam berupa limbah pertanian yang mudah didapat dengan harga murah, serta siklus
produksinya relatif cepat (±1 bulan). Hasil produksi jamur merang cukup bersaing
dengan jenis makanan lainya, baik dalam bentuk segar atau olahan sebagai wujud
permintaan pasar domestik maupun luar negeri.(Muhamad, Didik dan Nawawi, 2013)
Maka berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin merancang sebuah alat
dengan fungsi yang dapat mengatur kendali suhu otomatis dan monitoring, penelitian
ini akan penulis beri judul Sistem Kendali Suhu Dan Kelembaban Udara Pada
Ruangan Budidaya Jamur. Alat ini berfungsi untuk mengatur otomnatis suhu
kelembaban pada ruangan budidaya jamur agar kelembaban terjaga pada suhu 18℃ -
24℃ serta kelembaban berkisar antara 60% – 80% yang sesuai untuk budidaya jamur.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan mengacu pada latar belakang masalah tersebut, maka disusun rumusan
masalah yang akan dibahas yaitu:
1. Bagaimana merancang sistem otomatis yang dapat mengatur suhu kelembaban
pada ruang budidaya jamur?
2. Bagaimana proses untuk menentukan suhu tidak sesuai sehingga mikrokontroler
mendeteksi dan akhirnya menggendalikan suhu secara otomatis ?
3

3. Bagaimana proses monitoring suhu yang terdapat di kumbung menggunakan


modul wifi ESP8266 ?

1.3 Batasan Masalah


Agar tidak menyimpang jauh dari permasalahan, maka Tugas Akhir ini
mempunyai batasan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Sistem di lakukan untuk mengetahui suhu yang terdapat di kumbung dengan
menggunakan sensor suhu dan kelembaban
2. Alat ini bekerja dengan mengukur kelembaban dengan menggunakan sensor
DHT11
3. Fan dan bokhlam lampu berfungsi sebagai pengatur suhu dan kelembaban
4. Alat dapat terkendali secara otomatis dan monitoring suhu dan kelembaban dengan
Arduino Uno
5. Suhu dan kelembaban sebelum di kendalikan dan sesudah dikendalikan akan dapat
di monitoring dengan LCD dan di tempilkan di handphone mengguankan modul
wifi ESP8266.

1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin di capai dengan penelitian ini adalah: Membuat sebuah alat yang
dapat membantu budidaya jamur supaya produksi jamur menghasilkan produk
menjadi lebih baik dengan alat yang membuat suhu kelembaban pada ruangan
produksi tanaman jamur sesuai yaitu 18℃ - 24℃ serta kelembaban berkisar antara
60% – 80% yang sesuai untuk budidaya jamur.

1.5 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
Bagi peneliti:
1. Menyelesaikan skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Strata 1.
2. Menambah pengetahuan mengenai sensor DHT ll dalam monitoring suhu dan
kelembaban.
3. Meningkatkan keterampilan dalam membuat sistem kendali dan monitoring
suhu dan kelembaban berbasis Arduino Uno.
4

Bagi pihak lain:


1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang sistem kendali dan monitoring
suhu dan kelembaban berbasis Arduino Uno.
2. Membantu masyarakat dalam budidaya jamur bahwa terdapat cara lain, selain
cara konfesional dengan menggunakan sistem kendali suhu dan kelmbaban
berbasis Arduino Uno.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


Pesatnya perkembangan teknologi informasi khususnya perkembangan teknologi
saat ini tentu membuat dunia industri maupun dalam dunia perusahaan harus ikut
berkembang, agar tidak kalah bersaing dengan para perusahaan lainnya. Untuk tujuan
tersebut banyak teknologi telah dikembangkan dan membawa manfaat bagi beberapa
aspek kehidupan. Salah satunya dapat diterapkan dalam bidang pertanian. Akan tetapi
metode yang digunakan berbeda-beda serta penggunaan teknologi yang beraneka
ragam. Beberapa alat yang pernah dibuat diantaranya sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Aghus Sofwan pada tahun 2020 yang berjudul
“Sistem Pengaturan Dan Pemantauan Suhu Dan Kelembaban Pada Ruang Budidaya
Jamur Tiram Berbasis IOT (Internet Of Things)”. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah merancang perangkat keras, merancang algoritma sistem, dan merancang
perangkat lunak. Perancangan perangkat keras meliputi rancangan mikrokontroler,
rancangan sensor dan aktuator, rancangan media komunikasi, dan rancangan catu
daya. Sistem minimum mikrokontroler ATmega328 pada Arduino Uno digunakan
untuk akuisisi data suhu dan kelembapan dari sensor DHT22, mengirimkan data sensor
pada sistem komunikasi, dan menampilkan hasil pengukuran sensor pada LCD. Hasil
pengukuran sensor DHT22 berupa data suhu dan kelembapan dikirim dari pin DATA
sensor DHT22 ke pada mikrokontroler ATmega328 dan ditampilkan dalam LCD
melalui mikrokontroler ATmega328 yang terhubung dengan LCD. Akuisisi data suhu
dan kelembapan pada mikrokontroler ATmega328 selanjutnya dikirim pada sistem
komunikasi melalui modul wireless ESP8266.
Sri Waluyo (2017) dengan judul penelitian “Pengendalian Temperatur dan
Kelembaban dalam Kumbung Jamur Tiram(Pleurotus sp) Secara Otomatis Berbasis
Mikrokontroler rancang bangun sistem kendali”, dalam penelitian ini adalah berupa
alat kendali yang terdiri dari mikrokontroler (Arduino Mega 2560 dengan kapasitas
memori flash 2560 Kb), sensor temperatur dan kelembaban (DHT22), penampil data
(LCD), data logger (SD card module dan RTC) serta relay module. Alat kendali ini

5
6

merupakan mainboard yang berfungsi sebagai pusat kendali aktuator dalam sistem
kendali. Mikrokontroler merupakan otak pada pusat kendali yang berfungsi untuk
mengendalikan seluruh komponen yang telah dirangkai. Pada umumnya,
mikrokontroler bekerja pada rentang tegangan kerja 5 – 12 volt . Namun dalam
penelitian ini ditambahkan power bank 5000 mAh 5 volt sebagai daya cadangan
apabila terjadi pemadaman listrik. Sensor DHT22 berfungsi untuk mengukur besaran
temperatur dan kelembaban.
Dari penelitian Martina Pineg (20l8) Sensor adalah alat untuk
mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis,
magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Adapun jenis
sensor suhu yang sering digunakan yaitu sensor suhu LM35. Penggunaan jenis sensor
ini akan dipadukan dengan mikrokontroler baik yang berupa PIC dengan berbagai seri
maupun mikrokontroler jenis Arduino. Pada aplikasi mikrokontroler jenis PIC,
terdapat komponen yang harus disipakan di luar rangkaian yaitu perangkat compile
yang akan mengubah bahasa Assemblay menjadi bahasa komputer .Pada aplikasi
mikrokontroler Arduino, tidak lagi membutuhkan perangkat tambahan karena compile
sudah terintegrasi dalam mikrokontroler. Hasil pengujian di lapangan menunjukkan
bahwa sensit tas pembacaan sensor berdasarkan kedua jenis mikrokontroler sebesar
98%.
Dari penelitian Willy Tanadi dkk (2020) Keberhasilan panen jamur Tiram Putih
tergantung pada perawatan yang diterapkan terutama kondisi suhu, kelembapan, dan
intensitas cahaya di dalam kumbung. Penentuan letak titik sensor dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Finite Element Method yaitu membagi kumbung menjadi
segmentsegment kecil untuk membantu menganalisis parameter suhu, kelembapan dan
intensitas cahaya di dalam kumbung jamur tiram putih. Sistem kontrol menggunakan
mode pengontrol ON-OFF hysteresis. Sensor suhu dan kelembapan (DHT11)
diposisikan masing-masing pada bagian kiri, tengah, dan kanan kumbung. Parameter
yang dikontrol dapat memenuhi kebutuhan jamur tiram putih, yaitu suhu 20-26°C
dengan error 2°C, kelembapan 80-90% dengan error 5%, dan pencahayaan 200-640lux
dengan error 10lux. Sinyal kontrol yang dihasilkan mampu menjaga agar range
parameter yang dibutuhkan tetap terjaga.
7

Dari penelitian Aji nugroho dkk (20l8) Suhu dan kelembaban memiliki peranan
penting pada budidaya jamur tiram untuk mendapatkan pertumbuhan jamur tiram yang
optimal. Suhu optimal yang diperlukan berkisar l9°C – 26°C dan kelembaban 80% -
90%. Kumbung jamur harus disiram secara rutin untuk memelihara suhu dan
kelembaban udara tersebut. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk membuat alat
yang dapat mengatur suhu dan kelembaban kumbung jamur secara otomatis untuk
memudahkan petani menjaga kestabilan suhu dan kelembaban ruang secara kontinyu.
Sistem pengaturan otomatis ini menggunakan sensor DHT-11 sebagai pengukur suhu
dan kelembaban udara dan arduino uno sebagai kendali alat. Hasil pengujian
membuktikan bahwa alat sistem pengaturan suhu dan kelembaban ini dapat menjaga
kestabilan suhu dan kelembaban ruang dengan rata-rata 24°C dan 60%, dengan set
point suhu dan kelembaban 27°C dan 55%.
Penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh, Rahmatullah W. (2014),
dalam Laporan Tugas Akhir dengan judul “Rancang Bangun Sensor DHT22 untuk
Mengukur Suhu dan Kelembaban Budidaya Jamir Tiram Secara Real-Time”. Laporan
Tugas Akhir ini berisi penjelasan mengenai sistem pengontrol dan monitoring suhu
serta kelembaban pada ruang budidaya bamur tiram menggunakan sensor suhu DHT22
secara otomatis.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Jamur Tiram
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dinamakan demikian dikarenakan bentuknya
seperti tiram atau ovster mushroom. Jamur tiram adalah jamur kayu yang tumbuh
berderet menyamping pada batang kayu lapuk. Jamur ini memiliki tubuh buah yang
tumbuh mekar membentuk corong dangkal sepertikulit kerang. Tetapi ada yang
menyebut sebagai Jamur Barat. Ada beberapa jenis jamur tiram yaitu Jamur tiram
putih susu, Jamur tiram merah jambu, Jamur tiram kelabu, dan Jamur tiram coklat.
Jamur tiram putih yang palingdikenal enak dan disukai masyarakat (Sumarmi,
2006).Jamur tiram merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang sudah banyak
dikenal dan dikonsumsi. Jamur tiram putih merupakan sumber mineral yang baik,
kandungan mineral utama adalah K, Na, P, Ca, dan Fe, jamur tiram juga
8

berkhasiat menurunkan kadar kolestrol, mencegah diabetes, dan berperan


sebagai anti kanker (Cahyana dan Mucrodji, 1999).
Media tanam jamur tiram putih yaitu serbuk gergaji, bekatul dan kapur. Serbuk
gergaji memiliki kandungan lignin dan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan jamur tiram. Pemilihan serbuk kayu dimaksudkan agar nutrisi yang
terkandung di dalamnya dapat digunakan oleh jamur, untuk pertumbuhan jamur tiram
menjadi lebih baik (Asegab, 2011). Begitupun dengan dedak yang dapat menjadi
alternatif media tumbuh dari jamur karena mengandung protein, selulosa, serat,
nitrogen, lemak, dan P2O5 untuk nutrisi bagi pertumbuhan jamur tiram.
Kelembaban yang di butuhkan pada ruangan budidaya jamur agar kelembaban
terjaga pada suhu 18℃ - 24℃ serta kelembaban berkisar antara 60% – 80% yang
sesuai untuk budidaya jamur.

Gambar 2.1 Jamur Tiram

2.2.2 Jamur Kancing


Jamur Kancing aalah satu jenis jamur yang satu ini termasuk jamur yang
disukai oleh banyak orang untuk dikonsumsi sebagai makanan. Dikarenakan
bentuknya yang mirip dengan kancing baju, maka disebutlah jamur ini sebagai jamur
kancing. Selain disukai untuk dikonsumsi, jamur kancing ternyata juga banyak
dibudidayakan oleh masyarakat luas bahkan dunia. Dalam bahasa Inggris, jamur
kancing juga memiliki banyak julukan, akan tetapi lebih sering disebut sebagai
champignon. Untuk membudidayakan tanaman jamur kancing, dibutuhkan beberapa
kondisi tertentu supaya jamur bisa tumbuh dengan baik. Pada daerah dengan dataran
rendah, jamur kancing cocok ditanam pada daerah dengan suhu 24-27 °C dengan
9

tingkat kelembaban sekitar 90 sampai 100. Sedangkan, pada daerah dengan dataran
tinggi, suhu yang sesuai adalah 29-30 °C. Mengingat jamur kancing termasuk jenis
jamur saprofit, maka jamur ini bisa tumbuh pada substrat organik yang mengalami
pengomposan.

Gambar 2.2 Tanaman Jamur Kancing

2.2.3 Sistem Kendali


Sistem kendali adalah susunan beberapa unit yang terintegrasi satu sama lain
secara sistematis dan rasional. Unit ini berfungsi untuk mengendalikan, memerintah,
dan mengatur keadaan dari suatu sistem (Venti, 2014). Sistem kendali terdiri dari sub-
sistem dan proses yang disusun untuk mendapatkan keluaran (output) dan kinerja yang
diinginkan dari input yang diberikan. Keluaran (output) merupakan hal yang
dihasilkan oleh kendalian, sedangkan masukan (input) adalah yang memengaruhi
kendalian dan mengatur keluaran. Kedua dimensi masukan dan keluaran tidak harus
sama. Gambar 2.3 di bawah ini menununjukkan blok diagram untuk sistem kendali
paling sederhana, sistem kendali membuat sistem dengan input yang diberikan
menghasilkan output yang diharapkan (Indra Agustian, 2013).

Input ; Stimulus Output ; Respons


SISTEM KENDALI

Desired Actual

Gambar 2.3 Diagram Sistem Kendali


10

2.2.4 Arduino Uno


Arduino adalah jenis suatu papan (board) yang berisi Mikrokontroler. Dengan
perkataan lain, Arduino dapat disebut sebagai sebuah papan Mikrokontroler.Salah satu
papan Arduino yang terkenal adalah Arduino Uno. Bahasa "UNO" berasal dari bahasa
Italia yang artinya SATU, ditandai dengan peluncuran pertama Arduino 1.0, Uno pada
versi 1.0 sebagai referensi untuk Arduino yang selanjutnya, seri Uno versi terbaru
dilengkapi USB.Papan Mikrokontroler ini seukuran kartu kredit, dilengkapi dengan
sejumlah pin yang digunakan untuk berkomunikasi dengan peralatan lain. Hal yang
menarik, Arduino sesungguhnya adalah mikrokontroler serbaguna yang
memungkinkan untuk diprogram.Program di Arduino bisa dinamakan sketch. Dengan
menuliskan sketch, kita bisa memberikan berbagai instruksi yang akan membuat
Arduino dapat melaksanakan tugas sesuai dengan intruksi-intruksi yang diberikan.
Selain itu, sketch dapat diubah sewaktu-waktu (Kadir,A , 2015).

Gambar 2.4 Arduino Uno

Arduino Uno yang digunakan adalah mikrokontroler ATmega328 yang


memiliki 14 input/output digital (6 output untuk PWM), 6 analog input, resonator
kristal keramik 16 MHz, Koneksi USB, soket adaptor, pin header ICSP, dan tombol
reset. Hal inilah yang dibutuhkan untuk mensupport mikrokontrol secara mudah
terhubung dengan kabel power USB atau kabel power supply adaptor AC ke DC atau
juga battery. Apa itu Arduino Uno R3? Arduino uno R3 yaitu jenis arduino uno yang
dikeluarkan pada tahun 2011 dimana R3 itu berarti revisi ketiga. Selain arduino uno
ada juga jenis lain dari arduino yaitu arduino mega dimana ukurannya lebih besar dari
11

arduino uno dan memiliki 54 pin digital dan 16 pin analog. Ada juga arduino Lilypad
yaitu jenis arduino yang dapat dipasamg dibaju. Kemudian ada arduino nano dimana
jenis ini memiliki ukuran yang kecil yaitu 0.7 x 1.7 inchi, dan masih banyak jenis
arduino yang lain seperti arduino BT, arduino Leonardo, arduino intel galile. Fungsi
mikrokontroler dalam alat ini adalah sebagai pusat pengendali mengolah inputan
kelambaban dari sensor. Melakukan pengolahan inputan serta menghasilkan output
berupa perintah ke aktuator.
Microcontroller : Atmega328
Operasi dengan daya : 5V
Input Tegangan (disarankan) : (Disarankan) 7 V-12 V
Input Tegangan (batas) : (Batas) 6 V- 20 V
Digital I / O Pins : 14 (dimana 6 memberikan output PWM)
Analog Input Pin : 6
DC Lancar per I / O Pin : 40 Ma
Saat 3.3V Pin : 50 mA DC
Flash Memory : 32 KB (ATmega328) yang 0,5 KB digunakan
oleh bootloader
SRAM : 2 KB
EEPROM : 1 KB
Clock Speed : 16 Hz

2.2.5 Sensor Suhu dan Kelembaban DHT11


Sensor DHT-11Sensor DHT11 adalah module sensor yang berfungsi untuk
mensensing objek suhu dan kelembaban yang memiliki output tegangan analog
yang dapat diolah lebih lanjut menggunakan mikrokontroler. Module sensor ini
tergolong kedalam elemen resistif seperti perangkat pengukur suhu seperti contohnya
yaitu NTC.UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
Kelebihan dari module sensor ini dibanding module sensor lainnya yaitu
dari segi kualitas pembacaan data sensing yang lebih responsif yang memliki
kecepatan dalam hal sensing objek suhu dan kelembaban, dan data yang terbaca tidak
mudah terinterverensi. Sensor DHT11 pada umumya memiliki fitur kalibrasi nilai
12

pembacaan suhu dan kelembaban yang cukup akurat. Penyimpanan data kalibrasi
tersebut terdapat pada memori program OTP yang disebut juga dengan nama
koefisien kalibrasi.Sensor ini memiliki 4 kaki pin, dan terdapat juga sensor DHT11
dengan breakout PCB yang terdapat hanya memilik 3 kaki pin seperti gambar
dibawah.

Gambar 2.5 Sensor Suhu dan kelembaban DHT11

2.2.6 LCD (Liquid Crystal Display)


Modul Liquid Crystal Display (LCD) adalah merupakan salah satu jenis
display elektronik yang dibuat menggunakan teknologi CMOS logic yang dapat
bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya namun memantulkan cahaya yang ada di
sekitarnya terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit.LCD ini
merupakan modul display yang serbaguna, karena dapat digunakan untuk
menampilkan berbagai tampilan baik berupa huruf, angka dan karakter lainnya serta
dapat menampilkan berbagai macam tulisan maupun pesan-pesan pendek lainnya.
Rangkaian penampil LCD pada sistem ini difungsikan untuk menampilkan suhu,
kelembaban dan mode sistem yang sedang berjalan (Widhi, H.N & Winarno,H, 2014).

Gambar 2.6 Bentuk Fisik dari LCD 16 x 2


13

2.2.7 Modul ESP8266


Modul WiFi ESP8266 adalah modul mandiri dengan terintegrasi protokol TCP
/ IP yang dapat memberikan akses mikrokontroler ke jaringan WiFi. Setiap modul
ESP8266 diprogram dengan firmware set perintah AT, yang dapat terhubung ke
Arduino untuk mendapatkan atau menghubungkan ke WiFi dengan kemampuan
sebagai WiFi Shield (Karumbaya & Satheesh, 2015).

Gambar 2.7 Modul ESP8266


2.2.8 Relay
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian
utamayakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch).
Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar
sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang
bertegangan lebih tinggi.Relai merupakan saklar elektro-mekanik yang terisolir antara
terminal saklar dengan terminal induktornya sehingga antara rangakain kontrol dan
kelistrikan dari Fan DC akan terisolir secara elektrik namun tetap terhubung dari sisi
fungsi/kontrolnya. Interface Fan DC menggunakan relai ini cukup paraktis dan mampu
digunakan untuk driver Fan DC daya besar tergantung dari relai yang digunakan.

Gambar 2.8 Relay


2.2.9 Kipas DC (Fan DC)
14

Kipas adalah suatu alat yang berfungsi untuk menggerakkan udara agar
berubah menjadi angin, beberapa fungsinya antara lain adalah untuk pendingin udara,
penyegar udara, ventilasi (exhaust fan), dan pengering (umumnya memakai komponen
penghasil panas). Kipas angin (Fan) berfungsi sebagai aktuator yang berhubungan
langsung dengan relay module dari mainboard. Kipas angin yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari dua kipas angin yaitu kipas angin inhaust dan kipas angin
exhaust. Kipas angin inhaust yang berfungsi menghisap udara luar sehingga dapat
masuk dalam kumbung(rumah) jamur untuk mendinginkan udara dalam
kumbung(rumah) jamur. Sedangkan kipas angin exhaust berfungsi mengeluarkan
udara dalam kumbung(rumah) untuk mengurangi kelembaban dalam kumbung
(rumah) jamur.

Gambar 2.9 Kipas DC


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Untuk merancang Sistem Kendali suhu kelembaban budidaya jamur berbasis
arduino uno secara garis besar menggunakan alat dan bahan sebagai berikut:
Alat: Bahan:
a. Laptop a. Arduino UNO
b. Software Arduino Uno b. Sensor Suhu Kelembaban DHT11
c. Kabel penghubung c. Relay
d. Papan Projek d. LCD (Liquid Crystal Display)
e. ESP8266
f. Kipas(Fan DC)
g. Jamur Tiram
h. Jamur Kancing

3.2 Metode Penelitian


Penelitian pada sistem Penjernihan ini memiliki beberapa tahapan dalam
pelaksanaanya, yaitu dapat dijelaskan oleh diagram alir pada gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.l Diagram Alir Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental.


Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini meliputi studi literatur, perancangan,

15
16

pembuatan, pengujian, analisis hasil pengujian, dan kesimpulan. Studi literatur


digunakan untu mencari sumber informasi atau referensi baik dari jurnal, internet,
maupun sumber-sumber lain. Setelah dilakukan studi literatur kemudian dianalisis
potensi masalah yang ditemukan pada studi literatur yang telah dilakukan. Banyak
solusi agar budidaya jamur itu menjadi salah satu jenis pertanian yang dapat menopang
kehidupan masyarat di kota besar atau pun di pedesaan. Dengan ada nya sistem kendali
otomatis suhu dan kelembaban di harapkan mempermudah dalam menjalankan
budidaya jamur. Setelah itu dilakukan proses perancangan.
Perancangan yang dilakukan yaitu alat diharapkan dapat bekerja secara
otomatis dalam menentukan apakah suhu dan kelembaban sudah sesuai dengan yang
di butuhkan oleh kumbung jamur atau tidak. Parameter suhu akan di kendalikan adalah
jika suhu yang di butuhkan kumbung tidak sesuai. Pembacaan suhu dan kelambaban
yaitu menggunakan sensor DHT ll. Sehingga ketika arduino mendapatkan informasi
jika suhu kurang dari 18℃ bohlam secara otomatis akan menyala dan sebalik nya jika
suhu melebihi 24℃ Fan dc akan menyala untuk menurunkan suhu. Data yang
didapatkan diolah oleh Arduino Uno kemudian ditampilkan pada LCD (Liquid Crystal
Display) dan juga agar lebih mudah data yang di dapat akan di kirim ke handphone
melalui module wifi ESP8266.
Diagram blok dari sistem yang akan dibuat ditunjukan pada gambar 3.2
berikut.

Gambar 3.2 Diagram Blok


17

Cara kerja dari sistem yang dibuat ditunjukan pada Gambar 3.3 berikut.

Gambar 3.3 Cara Kerja Sistem

Setelah dilakukan proses perancangan, kemudian dilanjut proses pembuatan.


Proses pembuatan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Disiapkan seluruh alat dan bahan.
2. Dibuat rangkaian sistem.
3. Dibuat layout dari rangkain sistem untuk dicetak
4. Dicetak layout yang telah dibuat pada PCB
5. Dilakukan pengeboran, peletakan komponen, dan proses penyolderan pada layout
yang dibuat.
6. Dilakukan pengujian dan analisis hasil dari pengujian.
18

Setelah semua prose pembuatan telah selesai. Selanjutnya dilakukan


pengujian. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sistem berfungsi dengan
baik atau tidak sesuai dengan perancangan yang telah dilakukan. Proses pengujian
meliputi pengujian sensor suhu dan kelembaban, pengujian tampilan LCD dan ke
handphone, dan proses kendali .
Setelah didapat data hasil pengujian selanjutnya dilakukan analisis supaya
dapat diambil kesimpulan.

3.3 Jadwal Pelaksanaan


Jadwal rencana pelaksanaan ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Rencana Jadwal Pelaksanaan
Mei Juni
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi literatur
2 Penyusunan proposal
3 Pengumpulan proposal
4 Perancangan
5 Pembelian alat dan bahan
6 Pembuatan alat
7 Pengujian alat
8 Penyusunan laporan
9 Pengumpulan laporan
DAFTAR PUSTAKA

Siti Umniyatie, Astuti, Drajat Pramiadi, dan Victoria Henuhili . Budidaya jamur tiram
(PLEURETUS.sp) sebagai alternatif usaha bagi masyarakat korban erupsi
merapi di dusun pandan Inotek, Volume 17, Nomor 2, Agustus 2013
Anggi Triyanto1 dan Nurwijayanti K. N. Pengatur Suhu dan Kelembapan Otomatis
Pada Budidaya Jamur Tiram Menggunakan Mikrokontroler
ATMega16Inotek, TESLA| VOL. 18 | NO. 1 | MARET 2016
Nasrullah,E., Trisanto,A. & Utami,L. 2011. Rancang Bangun Sistem Penyiraman
Tanaman Secara Otomatis Menggunakan Sensor Suhu Lm35 Berbasis
Mikrokontroler Atmega8535. Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Vol5 (3)
: 182-192. (http://electrician.unila.ac.id/ index.php/ojs/article/ download/ele-
201109-05-03-04/76(26 Februari 2016).
Nuryadi, A. 2015. Prototipe Penyiram Tanaman Otomatis Tanaman Cabai Berbasis
Mikrokontroler ATMega16, (http://digilib.uinsuka.ac.id/ 15738/1/BAB
I,VII,DAFTAR PUSTAKA.pdf.29 Januari 2016).

19

Anda mungkin juga menyukai