Anda di halaman 1dari 22

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 422/Teknik Lingkungan

Bidang Fokus : Teknologi Manajemen


Penanggulangan bencana dan
lingkungan

USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

Pengembangan dan Pembiakan Bakteri Anammox pada Daerah


Tropis

TIM PENGUSUL

Dr. Eng Zulkarnaini NIDN 0021048008, Ketua


Dr. Eng Shinta Silvia NIDN 0024117605, Anggota 1
Taufiq Ihsan, MT NIDN 0010986002, Anggota 2

UNIVERSITAS ANDALAS
MEI 2018

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengembangan dan Pembiakan Bakteri Anammox


pada Daerah Tropis
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 422/ Teknik Lingkungan
Peneliti
a. Nama Lengkap : Dr. Eng Zulkarnaini
b. NIDN : 0004218008
c. Jabatan Fungsional : Asisten ahli
d. Program Studi : Teknik Lingkungan
e. Nomor HP : 085763120316
f. Alamat surel (e-mail) : zulkarnaini@ft.unand.ac.id
Anggota Peneliti (1)
a. Nama Lengkap : Dr. Eng Shinta Silvia
b. NIDN : 0024117605
c. Perguruan Tinggi Anggota : Universitas Andalas
Peneliti (2)
a. Nama Lengkap : Taufiq Ihsan, MT
b. NIDN : 0010986002
c. Perguruan Tinggi : Universitas Andalas
Biaya Penelitian : Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah)
Biaya Luaran Tambahan : -

Padang, 30 Mei 2018


Ketua Peneliti,

Dr. Eng Zulkarnaini


NIP. 198004212009121003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Ketua Jurusan Teknik Lingkungan

Ir. Insanul Kamil, M.Eng., Ph.D., IPM Dr. Eng Shinta Indah
NIP. 196711221994121002 NIP. 1973301081999032002

i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian : Pengembangan dan pembiakan bakteri anammox pada daerah


tropis.

2. Tim Peneliti
Alokasi
Bidang Waktu
No Nama Jabatan Instansi Asal
Keahlian (jam/
minggu)
1 Dr. Eng Ketua Kesehatan Jurusan Teknik 3
Zulkarnaini lingkungan Lingkungan
2 Dr. Eng Shinta Anggota 1 Kesehatan Jurusan Teknik 1
Silvia lingkungan Lingkungan
3 Taufiq Ihsan, MT Anggota 2 Kesehatan Jurusan Teknik 1
lingkungan Lingkungan

3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian):
Penelitian akan fokus pada pembiakan bakteri anammox genus Candidatus
Brocadia yang berasal dari Kanazawa Univeristy, Jepang. Bakteri ini akan
dibiakkan di laboratorium mikrobiologi lingkungan dan dipakai untuk penelitian
mahasiswa dan nantinya akan diterapkan pada pengolahan air limbah untuk
menghilangkan nitrogen.

Selain itu juga mencari jenis bakteri anammox yang baru yang terdapat di
Indonesia secara umum dan Sumatera Barat secara khusus kemudian dibiakkan di
laboratorium untuk objek penelitian.

4. Masa Pelaksanaan
Mulai : bulan: Juni tahun 2018
Berakhir : bulan: November Tahun 2018

5. Usulan Biaya DRPM Ditjen Penguatan Risbang


• Tahun ke-1 : Rp .................................. ...........................
• Tahun ke-2 : Rp ..............................................................
• Tahun ke-3 : Rp ..............................................................

6. Lokasi Penelitian di laboratorium mikrobiologi lingkungan dan laboratorium air
Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik.

7. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa kontribusinya)
Saat ini sudah ada kerjasama dengan Water and Environmental Technology
Laboratory di Kanazawa Univeristy untuk topik penelitian tentang anammox.
Nantinya analisa mikrobiologi menggunakan Next Generation Sequensing (NGS)
di laksanakan di Kanazawa University, Jepang.

iii
8. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori, produk,
atau rekayasa)
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat mencari kondisi yang optimal bagi
bakteri anammox untuk diaplikasikan dalam penyisihan kadar nitrogen di air
limbah pada daerah tropis salah satunya Indonesia. Indonesia sebagai negara yang
kaya akan keanekaragaman hayati dan keanekaragaman mikroba, diasumsikan
memiliki potensi untuk bisa mengidentifikasi jenis bakteri anammox baru yang
belum ditemukan oleh para peneliti.

9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50 kata,
tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung
pengembangan iptek)
Penggunaan bakteri anammox pada setiap unit pengolahan air limbah diharapkan
bisa memenuhi baku mutu nitrogen pada air buangan.

Penemuan jenis bakteri anammox terbaru di Indonesia, diharapkan jenis ini akan
dapat dipakai di seluruh dunia dengan kelebihannya diprediksikan bisa
diaplikasikan dalam suhu ruangan, sehingga meningkatkan efektifitas penyisihan
nitrogen dan lebih ekonomis.

10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah
internasional bereputasi, nasional terakreditasi, atau nasional tidak terakreditasi dan
tahun rencana publikasi)
Penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan pada Bioresource and Technology
Journal yang merupakan jurnal terindek scopus dan masuk kategori Q1.

11. Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun
rencana perolehan atau penyelesaiannya
Penelitian ini diharapkan dapat menemukan jenis bakteri anammox terbaru yang
bermanfaat dalam pengolahan air limbah dan berkontribusi terhadap ilmu
pengetahuan di dunia, Insya Allah. Nantinya bakteri ini dapat dipatenkan dan
menjadi produk yang dapat digunakan dalam pengolahan air limbah. Diharapkan
target ini dapat tercapai dalam 2-3 tahun pelaksanaan penelitian.

iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................5
1.1. Latar belakang................................................................................................5
1.2. Tujuan.............................................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................7
2.1. Penyisihan nitrogen secara biologi.................................................................7
2.2. Proses Anammox............................................................................................8
2.3. Aplikasi proses anammox...............................................................................9
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................11
3.1. Reaktor dan kondisi operasi..........................................................................11
3.2. Analisis sampel.............................................................................................12
3.2.1. Metode fisika dan kimia........................................................................12
3.2.2. Perhitungan............................................................................................12
BAB 5. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN.........................................................13
5.1. Anggaran Biaya............................................................................................13
5.2. Jadwal Penelitian..........................................................................................14

v
RINGKASAN
Penelitian ini merupakan langkah awal untuk membentuk kelompok penelitian
anammox di Indonesia secara umum dan Universitas Andalas secara khusus.
Kelompok ini merupakan kolaborasi penelitian dengan Water and Environmental
Technolgy Laboratory di Kanazawa Univeristy, Jepang. Bermodalkan bakteri
anammox genus Candidatus Brocadia yang di bawa dari Kanazawa University,
diharapkan bakteri ini berhasil dibiakkan dan dikembangkan untuk kebutuhan
penelitian di laboratorium mikrobiologi lingkungan, sehingga aktifitas laboratorium
akan lebih produktif dan beragam. Penelitian ini juga akan menjadi bagian dari
penelitian yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa tahun akhir sebagai syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana dari Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik,
Universitas Andalas.

Saat ini pembiakan dilakukan dalam suhu ruangan yang menjadi tujuan dari
penelitian ini untuk melihat proses adaptasi dari Genus Candidatus Brocadia dengan
suhu Indonesia sebagai negara tropis, khususnya Kota Padang dengan kisaran suhu
20.6-31.2 oC. Dari penelitian ini diharapkan bakteri anammox yang ada dapat
beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia sehingga siap untuk masuk ke langkah
penelitian selanjutnya yaitu mengaplikasikan bakteri anammox untuk menghilangkan
nitrogen dari berbagai jenis air limbah.

Beriringan dengan itu dilakukan pencarian jenis baru bakteri anammox dengan
mengambil sampel lumpur dari berbagai tempat yaitu danau di Koto Baru,
Kabupaten Tanah Datar yang di perkirakan memiliki kadar nitrogen yang tinggi,
terlihat dari eutrofikasi yang terjadi di danau tersebut. Kedua, lumpur dari instalasi
pengolahan air larian lahan urug Kota Padang. Kedua sampel ini akan di kultivasi
pada suhu ruangan di laboratorium mikrobiologi lingkungan, Jurusan Teknik
Lingkungan dengan memberikan tambahan ammonium dan nitrit pada substrat yang
merupakan makanan bagi bakteri anammox. Diharapkan dapat ditemukan jenis baru
setelah dilakukan analisa mikrobiologi dan jika nitrogen hilang dari reaktor selama
penelitian.

vi
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Sejak ditemukannya bakteri anammox tahun 1995, telah banyak penelitian terkait
dilakukan dalam skala laboratorium, pilot plan dan skala besar di lapangan. Bakteri
anammox berperan dalam menghilangkan ammonium menjadi gas nitrogen di
lingkungan dan fasilitas pengolahan air limbah. Saat ini penyisihan nitrogen dari air
limbah yang dahulunya menggunakan proses nitrifikasi dan denitrifikasi sudah
tergantikan oleh proses anammox. Proses ini lebih efisien secara ekonomi dan ramah
terhadap lingkungan. Bakteri anammox mengubah ammonium menjadi gas nitrogen
menggunakan nitrit sebagai penerima elektron [1]. Proses ini terdiri dari dua tahap,
pertama, sebagian ammonium diubah oleh bakteri pengoksidasi ammonium (AOB)
dalam kondisi aerobik, tahap ini dikenal dengan parsial nitrifikasi atau nitritasi,
kemudia bakteri anammox mengubah sebagian ammonium yang belum teroksidasi
dengan nitrit yang terbentuk menjadi gas nitrogen dalam kondisi anaerobik.

Awalnya, aplikasi bakteri anammox dalam pengolahan air buangan dilaksanakan


menggunakan dua reaktor yaitu reaktor partial nitrifikasi atau nitritasi dan reaktor
anammox seperti SHARON-anammox reaktor, dimana sebuah reaktor terpisah
dioperasikan untuk menghasilkan nitrit untuk disuplai pada reaktor anammox [1].
Kemudian proses anammox dikembangkan dengan mengoperasikan kedua proses,
nitritasi dan anammox, dalam satu reaktor tunggal dalam kondisi oksigen terlarut
terbatas. Proses ini dikenal dengan Completely Autotrophic Nitrogen removal Over
Nitrite (CANON) [2].

Anammox proses sangat efektif untuk menghilangkan ammonium dari air limbah
yang mengandung kadar karbon per nitrogen (C/N) rendah menjadi gas nitrogen,
seperti air larian dari lahan urug (landfill), air limbah dari industri elektroplating dll.
Proses ini juga diaplikasikan untuk air limbah dengan kadar nitrogen rendah seperti
air limbah rumah tangga (mainstream wastewater). Berdasarkan karakteristik bakteri
anammox, proses penyisihan nitrogen dari air limbah mencapai kondisi optimal pada

1
rentang suhu 30-40 oC, walaupun kinerja anammox proses tetap berlangsung pada
suhu 20 oC, akan tetapi mengalami penurunan kinerja [3]. Saat ini penelitian
anammox diarahkan pada aplikasi anammox untuk daerah tropis. Dari lebih 100
reaktor anammox terpasang di seluruh dunia yang kebanyakan di Eropa, China dan
Amerika Utara merupakan daerah sub tropis.

Indonesia sebagai negara tropis belum fokus kepada penyisihan kadar nitrogen di air
limbah dan lingkungan sebagaimana negara Eropa. Akan tetapi Indonesia yang
terkenal dengan keanekaragaman hayati dan plasma nutfah memiliki potensi juga
kaya akan keanekaragaman mikroba. Potensi ini perlu di gali dan teliti dengan
cermat dan berkelanjutan.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Memulai penelitian tentang bakteri anammox dengan membentuk kelompok
penelitian anammox. Dimana belum ada kelompok penelitian anammox di
Indonesia maupun laboratorium yang memiliki bakteri annammox. Sehingga
Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas merupakan kampus pertama
yang mengembangkan penelitian anammox di Indonesia.
2. Membiakkan bakteri anammox genus Candidatus Brocadia dalam suhu ruangan
sebagai penelitian awal untuk mengaplikasikan bakteri anammox dalam
pengolahan air buangan yang mengandung ammonium untuk daerah tropis, salah
satunya Indonesia.
3. Mencari jenis bakteri anammix baru untuk dibiakkan dan diteliti di laboratorium
mikrobiologi lingkungan Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik.
4. Mengaplikasikan bakteri anammox untuk menghilangkan ammonium dari air
limbah dalam skala laboratorium sebagai penelitian untuk tugas akhir mahasiswa.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyisihan nitrogen secara biologi

Secara prinsip dasar, pada unit pengolahan air limbah, nitrogen dihilangkan secara
biologi menggunakan proses nitrifikasi dan denitrifikasi (Gambar 2.1). Proses ini
membutuhkan oksigen untuk nitrifikasi dan tambahan karbon organik untuk
denitrifikasi, sehingga proses ini tidak dapat optimal untuk air limbah yang
mengandung kadar karbon per nitrogen rendah (Low C/N). Amonia dioksidasi
menjadi nitrat ddengan oksigen sebagai elektron akseptor, dimana proses ini
berlangsung dalam dua tahap dengan melibatkan dua bakteri yang berbeda yaitu
bakteri pengoksidasi ammonia dan bakteri pengoksidasi nitrit. Bakteri pengoksidasi
ammonia yang umum dikenal adalah genus Nitrosomonas sedangkan bakteri
pengoksidasi nitrit yang umum dari genus Nitrobacter.

Nitrification: 2 NH3 + (3+1) O2  2 NO3- + 2 H+ + 2 H2O (2.1.1)


Denitrification: 2 NO3- + 8g COD + 2 H+  N2 + 3g Sludge (2.1.2)
2 NH3- + 4 O2 + 8g COD  N2 + 3g Sludge (2.1.3)

Denitrifikasi N2
Karbon
Organik

NO3- NH 4+

O2 NO2- O2
Nitrifikasi Nitritasi
(Partial Nitrifikasi)

Gambar 2.1 Perbandingan proses nitrifikasi-denitrifikasi (garis biru) dan proses


anammox.(garis merah)

Langkah selanjutnya, denitrifikasi, mengubah nitrat menjadi gas nitrogen dengan


karbon organik sebagai sumber karbon dan energi. Proses denitrifikasi tidak dapat
berjalan optimal jika tidak tersedia organik karbon dalam air limbah, dalam aplikasi
pengolahan air limbah, biasanya dilakukan penambahan organik karbon komersial

3
seperti metanol, asam asetat, dll [4]. Sehingga biaya operasional menjadi tinggi,
konsumsi energi tinggi dan efluen dari unit pengolahan air limbah masih
mengandung kelebihan penambahan karbon organik. Selain itu proses Nitrifikasi-
denitrifikasi menghasilkan lumpur yang banyak dan gas rumah kaca seperti N2O,
CO2 and, NO2, yang merupakan senyawa penyebab penipisan lapisan ozon

2.2. Proses Anammox

Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1995 dalam reaktor denitrifying fluidized
bed, penelitian tentang anaerobic ammonium oxidation (Anammox) meningkat pesat
[5]. Para peneliti meyakini bahwa bakteri anammox memiliki peran paling dominan
mengubah nitrogen terlarut menjadi nitrogen gas di lingkungan. Bakteri anammox
mengoksidasi ammonium dan mengkonsumsi nitrit sebagai penerima elektron
menjadi gas nitrogen secara autotropik dalam kondisi anaerob. Stoichiometri
anammox proses didefenisikan oleh Strous pada persamaan 2.2.1 dan oleh Lotti pada
persamaan 2.2.2-2.2.3.

NH4+ + 1.32NO2- + 0.066HCO3- + 0.13H+


→1.02N2 + 0.26NO3- + 0.066CH2O0.5N0.15 +2.03H2O (2.2.1)

NH4+ + 1.5O2 + 2HCO3- → NO2- + 2CO2 + 3H2O (2.2.2)


NH4+ + 1.146NO2- + 0.071HCO3- + 0.057H+
→ 0.986N2 + 0.161NO3- + 0.071CH2O0.5N0.15 + 2.002H2O (2.2.3)

Bila dibandingkan dengan proses nitrifikasi-denitrifikasi, proses anammox memiliki


kelebihan secara ekonomi dengan biaya operasi yang lebih rendah, ramah terhadap
lingkungan dan efektif dengan tingkat penyisihan nitrogen yang tinggi (nitrogen
removal rate/NRR). Proses anammox telah sukses diaplikasikan untuk mengolah air
limbah dengan kadar ammonium tinggi seperti air larian dari lahan urug (landfill),
sludge-digestion liquid, air limbah pabrik minuman bersoda, air limbah pabrik
monosodium glutamate, air limbah farmasi dll. Reaktor anammox yang pertama kali
dibangun yaitu di instalasi pengolahan air limbah domestik Dokhaven di Rotterdam,
Belanda, yang mampu menghilangkan nitrogen dengan tingkat NRR 9.5 kg m-3 d-1.

4
Ini membuktikan bahwa anammox proses adalah metode yang efektif untuk
menyisihkan nitrogen.

Bakteri anammox termasuk dalam phylum Planctomycetes. Saat ini,lebih dari 20


spesies dan 6 genus diidentifikasi dalam orde Brocadiales yaitu : Candidatus
Scalindua, Candidatus Kuenenia, Candidatus Brocadia, Candidatus
Anammoxoglobus, Candidatus Jettenia dan Candidatus Anammoximicrobium yang
hidup dalam berbagai kondisi lingkungan dan sistem pengolahan air limbah seperti :
ekosistem laut, ekosistem air tawar, ekosistem daratan dan air laut. Akan tetapi
aplikasi dan industrialisasi proses anammox terkendala karena karakteristik bakteri
anammox dan banyaknya inhibitor yang terdapat dalam air limbah yang mengandung
kadar ammonium tinggi. Jin et.al (2012) merangkum berbagai inhibitor dalam
aplikasi proses anammox yaitu : nitrit, bahan organik, garam, logam berat, fosfat dan
sulfit [6]. Efek dari inhibitor ini tergantung pada kondisi operasional, metode,
struktur fisik lumpur (granular, biofilm atau flok) dan kelimpahan mikroba. Oleh
karena itu, untuk meningkatkan kinerja proses anammox, beberapa parameter perlu
dikontrol: seperti suhu, pH, DO, konsentrasi substrat dan tingkat pemuatan (loading
rate). Bakteri anammox masuk dalam kategori bakteri dengan pertumbuhan lambat
(waktu penggandaan pada suhu 30-40oC sekitar 10-14 hari, sel dihasilkan (yield)
rendah (0.11 g VSS g-1 NH+4-N) dan sensitif terhadap perubahan kondisi lingkungan.
Walaupun tingkat pertumbuhan dapat ditingkatkan dengan kondisi operasional,
contohnya, waktu penggandaan dapat dipercepat menjadi 4.8 - 1.8 hari, tapi
pembiakannya tetap sulit, memerlukan waktu yang lama dan tergantung pada
karakteristik spesies bakteri anammox. Paling cepat dilaporkan oleh Zhang et al.
(2017), dimana tingkat pertumbuhan maksimum (μmax) 0.33 ± 0.02-1 dan 0.18 per
hari.

Secara prinsip dasar, proses anammox cocok digunakan untuk air limbah yang
mengandung kadar perbandingan karbon (carbon) dengan nitrogen (C/N) rendah.
Dalam aplikasi proses anammox, kompleksitas air buangan industri dan rumah
tangga sering mengakibatkan proses anammox sulit untuk di inisiasi, sangat rentan
terganggu dan sulit untuk dipulihkan dari inhibisi [7].

5
2.3. Aplikasi proses anammox

Dalam aplikasi proses anammox untuk penyisihan nitrogen dari air limbah, ada dua
tipe reaktor yaitu pertama, proses dua tahap proses nitritasi dan anammox dan kedua
proses satu tahap nitritasi-anammox. Data tahun 2014, lebih dari 100 reaktor
anammox sudah dioperasikan, terutama di Eropa, Cina dan Amerika Utara. Dari data
tersebut, lebih dari 50%-nya merupakan Sequence Batch Reactor (SBR), hanya 12%
dioperasikan dengan sistem dua tahap dan 88% dengan sistem satu tahap. Dalam
sistem dua tahap satu reaktor dioperasikan untuk proses nitritasi dan efluen nya di
salurkan ke reaktor anammox contohnya reaktor SHARON (Single reactor system
for High-rate Ammonium Removal Over Nitrite)-Anammox. Pada reaktor tunggal,
reaktor diaerasi dengan membatasi kadar oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO)
untuk menghasilkan nitrit. Sistem reaktor tunggal telah berhasil di operasikan dalam
skala besar yang diberi nama Completely Autotrophic Nitrogen-Removal Over Nitrite
(CANON), walaupun masih terdapat kendala dalam operasionalnya seperti masalah
aerasi, padatan tersuspensi dan akumulasi nitrit.

Proses satu tahap memiliki beberapa kelebihan dari pada dua tahap, diantaranya,
biaya investasi rendah, penggunaan lahan lebih kecil dan tidak membutuhkan tangki
nitritasi. Disisi lain, proses dua tahap lebih mudah dalam mengontrol masing –
masing reaktor dan pemeliharaannya lebih mudah. Kunci dari keberhasilan
pengoperasian proses satu tahap adalah mengontrol bakteri yang berperan dalam
penyisihan nitrogen dalam reaktor, hampir semua reaktor satu tahap dioperasikan
dalam kondisi mikro aerobik (DO kecil dari 0.5 mg/L).

Bakteri anammox, dipakai dalam pengolahan air limbah dalam tiga bentuk yaitu
granular, biofilm dan tersuspensi dengan bervariasi tipe reaktor. Pada biofilm reaktor,
bakteri ditumbuhkan dengan menggunakan spesifik media tumbuh (carrier) untuk
menyediakan lingkungan tumbuh untuk bakteri yang terlibat dalam penyisihan
nitrogen dalam air limbah seperti SBR, IFAS, RBC dll. Ada dua macam bakteri yang
terlibat dalam proses tersebut yaitu bakteri pengoksidasi ammonium (ammonium
oxydation bacteria, AOB) dan bakteri anammox, dimana masing-masing bakteria

6
hidup dalam kondisi yang bertolak belakang, AOB dalam kondisi aerobik sedangkan
anammox dalam kondisi anaerobik. Anammox dan AOB hidup berdampingan
(coexisting) dalam dua cara, pertama, AOB hidup pada bagian luar biofilm atau
granular sedangkan anammox hidup pada lapisan dalam (gambar 2.3.1), kedua, AOB
dan anammox hidup tumpang tindih (over lapping) sehingga, nitrit yang dihasilkan,
digunakan langsung oleh bakteri anammox. (gambar 2.3.2). Untuk menjaga
keseimbangan antara AOB, anammox dan bakteri pengoksidasi nitrit (nitrite
oxydation bacteria, NOB) agar nitrit yang dihasilkan tidak diubah menjadi nitrat,
maka konsentrasi DO dikontrol dibawah 1 mg/L atau dengan memberikan aerasi
secara selang seling, hidup dan mati (intermitten).

Gambar 2.3.1 A: Granular dari reactor tunggal nitritation/anammox, B: hidup


berdampingan AOB and anammox dalam granular dari analisa fluorescence in situ
hybridization (FISH) [8].

Gambar 2.3.2 Overlapping AOB (hijau) and anammox (merah) pada granular

7
(FISH analysis) [9]

2.4 Road map penelitian anammox


Sebagaimana halnya penelitian tentang mikrobiologi, membutuhkan waktu yang
relatif panjang dan membutuhkan biaya yang besar. Maka disusun road map
penelitian anammox, mulai dari kultivasi atau pembiakan bakteri anammox sampai
pada konstruksi reaktor anammox skala besar (full scale) sebagaimana dijelaskan
pada Gambar 2.4.1.

Tabel 1. Rencana Target Capaian Tahunan


No Jenis Luaran Indikator Capaian
Kategori Sub Kategori Waji Tambaha TS1) TS+1
b n
1 Artikel ilmiah dimuat di Internasional bereputasi     naskah publishe
jurnal2) d
Nasional Terakreditasi     naskah Publishe
d
Nasional tak Terakreditasi     Published Publishe
d
2 Artikel ilmiah dimuat di Internasional Terindeks     Naskah Naskah
prosiding3) Nasional     Naskah Naskah
3 Invited speaker dalam Internasional        
temu ilmiah4) Nasional   
4 Visiting Lecturer5) Internasional        
5 Hak Kekayaan Paten        
Intelektual (HKI)6) Paten sederhana        
Hak Cipta        
Merek dagang        
Rahasia dagang        
Desain Produk Industri        
Indikasi Geografis        
Perlindungan Varietas        
Tanaman        
Perlindungan Topografi        
Sirkuit Terpadu
6 Teknologi Tepat Guna7)          
7 Model/Purwarupa/          
Desain/ Karya seni/
Rekayasa Sosial8)
8 Bahan Ajar9)       terbit terbit
9 Tingkat Kesiapan        2 2 
Teknologi (TKT)10)
1)
TS = Tahun sekarang (tahun pertama penelitian)
2)
Isi dengan tidak ada, draf, submitted, reviewed, accepted, atau published
3)
Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan
4)
Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan
5)
Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau sudah dilaksanakan
6)
Isi dengan tidak ada, draf, terdaftar, atau granted
7)
Isi dengan tidak ada, draf, produk, atau penerapan
8)
Isi dengan tidak ada, draf, produk, atau penerapan
9)
Isi dengan tidak ada, draf, atau proses editing, atau sudah terbit
10)
Isi dengan skala 1-9 dengan mengacu pada Lampiran 1

8
Hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan road map yang sudah dibuat dapat
dipublikasikan dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi dan jurnal internasional
terindeks dengan target capain yang dijelaskan pada tabel 2.4.1.
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3-4 Tahun 5
Kultivasi bakteri Optimasi kinerja bakteri Aplikasi proses Aplikasi proses
Anammox genus anammox genus Candidatus anammox dalam nitritation/anammox
Candidatus Brocadia Brocadia dengan biomaterial pengolahan air limbah pada reaktor tunggal
Pada daerah tropis sebagai media tumbuh Skala laboratorium
Full scale
Anammox Reaktor
Anammox
Kultivasi jenis Identifikasi jenis Aplikasi bakteri Aplikasi bakteri
bakteri anammox baru bakteri anammox baru Anammox baru dalam Anammox baru
dari lingkungan pada dari lingkungan pada penyisihan nitrogen pada reaktor tunggal
daerah tropis daerah tropis skala laboratorium nitritation/anammox

Gambar 2.4.1 Road map penelitian anammox

9
BAB III METODE PENELITIAN
3.

3.1.

3.

3.1. Reaktor dan kondisi operasi

Pembiakan anammox bakteria dilakukan dalam kolom plastik (300 mL) (Gambar
3.1). Bakteri anammox berbentuk granular dari Kanazawa Univeristy, Jepang
ditambahkan kedalam reaktor sebagai inokulum. Table 3.1.1 and Table 3.1.2
memperlihatkan kondisi operasional dan komposisi substrat. Substrat dipompakan ke
dalam reaktor dari bagian bawah menggunakan pompa peristaltik. Dan efluen
mengalir dari atas reaktor. Tangki substrat disambungkan dengan kantong gas yang
berisi nitrogen untuk menjaga kondisi anaerobik dan mengatur keseimbangan
tekanan atmosfer dalam tangki.
Efluen

Media (Ijuk)

Gas
Anammox/ N2
lumpur
Influen

Pompa Substrat

Gambar 3.1 Konfigurasi reaktor penelitian.

Table 3.1.1 Kondisi operasional reaktor


Reaktor Inokulum Temperatur NO2--N NH4+- Media HRT
(oC) (mg/L) N (h)
(mg/L)
1 Candidatus Brocadia Suhu 132 100 Granular 3
kamar
2 Candidatus Brocadia Suhu 132 100 Sabut 3
kamar
3 Lumpur dari danau Suhu 132 100 - 3
kamar
4 Lumpur dari IPAL air larian Suhu 132 100 - 3
kamar

10
Table 3.1.2 Komposisi substrat
Bahan kimia Jumlah
(NH4)2SO4 (mg-N/L) 100
NaNO2 (mg-N/L) 132
MgSO4・7H2O (mg/L) 300
CaCl2 (mg/L) 135.9
KH2PO4 27.2
KHCO3 500
Trace element I (mg/L) 1 mL/L
Trace element II (g/L) 1 mL/L
Sedangkan untuk pencarian jenis bakteri anammox yang baru. Sampel lumpur dari
danau di daerah Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar dan lumpur dari unit pengolahan
air larian lahan urug Kota Padang di jadikan inokulum dalam reaktor yang terpisah
dan diberikan makanan dengan substrat yang mengandung ammonium dan nitrit.
Penelitian dilaksanakan pada suhu ruangan.

3.2. Analisis sampel

3.2.1.

3.2.2.

3.2.3.

2.1

2.2

2.2.1

2.2.2

3.2.

3.2.1. Metode fisika dan kimia

Sampel untuk dianalisis di ambil dari tangki influen dan efluen satu kali dalam
seminggu. Ammonium, nitrit dan nitrat dianalisis menggunakan spektrofotometri.

11
Konsentrasi DO dan pH diukur menggunakan DO meter dan pH meter.

3.2.2. Perhitungan

Kinerja reaktor anammox dihitung berdasarkan keseimbangan nitrogen. Efisiensi


konversi ammonium (EKA), efesiensi penyisihan nitrogen (EPN) dan tingkat
penyisihan nitrogen (TPN) dihitung berdasarkan persamaan berikut :

EKA=¿ ¿
(3.2.1)

EPN =¿ ¿
(3.2.2)
TPN =¿ ¿

(3.2.3)

Keterangan :
¿ = Konsentrasi influen ammonium
¿= Konsentrasi influen nitrit
¿= Konsentrasi efluen ammonium
¿= Konsentrasi efluen nitrit
¿ out = Konsentrasi efluen nitrat
HRT = Hydraulic Retention Time (HRT)

12
BAB 5. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.

5.

5.1. Anggaran Biaya


Anggaran biaya disusun untuk kebutuhan pelaksanaaan penelitian dalam satu tahun,
dengan rincian sebagai berikut :

No. Uraian Jumlah Satuan Harga (Rp) Total (Rp)


A Peralatan    
1 Pompa peristaltik 2 unit 3.000.000 6.000.000
2 Selang ukuran diameter 2 mm x 4 mm 1 kotak 370.000 370.000
3 Kantong gas 2 unit 600.000 1.200.000
4 Reaktor kolom 4 unit 350.000 1.400.000
       
B Bahan kimia    
(NH4)2SO4 (mg-N/L) 1 botol 900.000 900.000
NaNO2 (mg-N/L) 1 botol 900.000 900.000
MgSO4・7H2O (mg/L) 1 botol 950.000 950.000
 
CaCl2 (mg/L) 1 botol 700.000 700.000
KH2PO4 1 botol 800.000 800.000
KHCO3 1 botol 1.400.000 1.400.000
  Trace element I :    
FeSO4.7H2O 50 gram 2.700 135.000
 
EDTA 50 gram 7.500 375.000
  Trace element II :    
EDTA 50 gram 7.500 375.000
H3BO4 50 gram 1.600 80.000
MnCl2.4H2O 50 gram 7.500 375.000
CuSO4.5H2O 50 gram 7.000 350.000
  ZnSO4.7H2O 50 gram 5.600 280.000
NiCl2.6H2O 50 gram 1.900 95.000
NaSeO4.10H2O 10 gram 26.500 265.000
NaMoO4.2H2O, 10 gram 26.500 265.000
CoCl2.6H2O 10 gram 28.500 285.000
Total (Rp) 20.000.000
Terbilang dua puluh juta rupiah

13
5.2. Jadwal Penelitian

Penelitian ini di jadwalkan selama satu tahun sesuai dengan anggaran biaya yang
tersedia dengan tahapan dan rincian kegiatan berdasarkan waktu pelaksanaan sebagai
berikut :

No Kegiatan Tahun I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pengadaan
peralatan dan                        
bahan
2 Perancangan alat
dan instalasi                        
reaktor
3 Pengambilan
sampel lumpur di
danau di koto baru      
dan air larian lahan
urug Kota Padang
4 Studi karakteristik
beberapa jenis
limbah                        
berdasarkan kadar
nitrogen
5 Pengoperasian
                       
reaktor
6 Seminar hasil                        

14
DAFTAR PUSTAKA
[1] B. Kartal et al., “Candidatus ‘Brocadia fulgida’: An autofluorescent anaerobic
ammonium oxidizing bacterium,” FEMS Microbiol. Ecol., vol. 63, no. 1, pp.
46–55, 2008.
[2] K. A. Third, A. O. Sliekers, J. G. Kuenen, and M. S. M. Jetten, “The CANON
System ( Completely Autotrophic Nitrogen-removal Over Nitrite ) under
Ammonium Limitation :,” Syst. Appl. Microbiol., vol. 596, no. 2, pp. 588–596,
2001.
[3] T. Lotti, R. Kleerebezem, Z. Hu, B. Kartal, M. S. M. Jetten, and M. C. M. van
Loosdrecht, “Simultaneous partial nitritation and anammox at low temperature
with granular sludge,” Water Res., vol. 66, pp. 111–121, 2014.
[4] Y. Yang, X. Tao, E. Lin, and K. Hu, “Enhanced nitrogen removal with spent
mushroom compost in a sequencing batch reactor,” Bioresour. Technol., vol.
244, no. June, pp. 897–904, 2017.
[5] A. A. Van De Graaf, P. De Bruijn, L. A. Robertson, M. S. M. Jetten, and J. G.
Kuenen, “Autotrophic growth of anaerobic ammonium-oxidizing micro-
organisms in a fluidized bed reactor,” Microbiology, vol. 142, no. 8. pp. 2187–
2196, 1996.
[6] R. C. Jin, G. F. Yang, J. J. Yu, and P. Zheng, “The inhibition of the Anammox
process: A review,” Chem. Eng. J., vol. 197, pp. 67–79, 2012.
[7] T. Dalsgaard, B. Thamdrup, and D. E. Canfield, “Anaerobic ammonium
oxidation (anammox) in the marine environment,” Res. Microbiol., vol. 156,
no. 4, pp. 457–464, 2005.
[8] Z. Hu, T. Lotti, M. van Loosdrecht, and B. Kartal, “Nitrogen removal with the
anaerobic ammonium oxidation process,” Biotechnol. Lett., vol. 35, no. 8, pp.
1145–1154, 2013.
[9] X. Li and S. Sung, “Development of the combined nitritation–anammox
process in an upflow anaerobic sludge blanket (UASB) reactor with anammox
granules,” Chem. Eng. J., vol. 281, pp. 837–843, 2015.

15

Anda mungkin juga menyukai