JUDUL PROGRAM:
BIDANG KEGIATAN
PKM-TEKNOLOGI.
Diusulkan oleh :
1
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
2
(Prof.Dr.Ir. Muhammad Zainuri, DEA) (Fahmi Arifan ST,M.Eng)
NIP/NIK. 196207131987031003 NIDN
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Program 2
Manfaat Penelitian 2
Luaran Program 3
Energi 3
Solar Cell 3
Ikan Bandeng 4
3
Pengasapan 4
Variabel Penelitian 5
Prosedur Pelaksanaan 5
Tahap Awal 6
Tahap Pertengahan 6
Anggaran Biaya 8
Jadwal Kegiatan 8
DAFTAR PUSTAKA 9
LAMPIRAN 10
4
BAB 1. PENDAHULUAN
Pengasapan adalah salah satu cara untuk mengawetkan ikan. Metode yang digunakan
dalam proses pengasapan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas
ikan asap. Kenampakan dan rasa yang spesifik pada ikan asap dipengaruhi oleh kandungan
fenol pada produk yang diasap. Akan tetapi, kandungan fenol yang terlalu tinggi akan
cenderung menghasilkan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) yang bersifat
karsinogenik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas ikan asap yang diolah
dengan metode yang berbeda yaitu dengan smoking cabinet dan asap cair. Materi yang
digunakan pada penelitian ini adalah ikan Manyung (Arius thalassinus), serabut kelapa dan
asap cair dari tempurung kelapa sebagai bahan baku asap. Parameter yang di uji adalah
organoleptik, kadar air, kadar fenol dan kadar PAH. Metode penelitian yang digunakan
adalah eksperimental lapangan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
independent sampel t-test untuk membedakan dua macam perlakuan.
Pengasapan sebenarnya adalah suatu proses yang merupakan gabungan dari
penggaraman, pengeringan, dan pengasapan itu sendiri. Dengan penggaraman rasa daging
ikan menjadi lebih enak dan awet. Selain itu daging ikan semakin kompak karena
berkurangnya kadar air sehingga kegiatan mikroorganisme dapat dihambat. Pengeringan
bertujuan untuk menurunkan kadar air dan mendapatkan tekstur yang baik (Irawan, 1997).
5
Proses pengasapan secara tradisional mempunyai kekurangan antara lain : produk yang
dihasilkan tidak seragam sehingga kenampakan menjadi tidak menarik, kontrol suhu sulit
dilakukan dan asapnya mencemari udara. Tujuan dari proses pengasapan adalah
memperpanjang umur simpan produk. Namun dalam pengembangannya terutama dewasa ini,
tujuannya tidak hanya itu saja melainkan pengasapan juga ditujukan untuk memperoleh
kenampakan tertentu dan citarasa asap pada bahan makanan (Girrard, 1992). Meski tujuan
pengasapan semula adalah baik, tetapi ternyata pengasapan dapat menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak aman bagi kesehatan. Beberapa senyawa bersifat karsinogenik
seperti benzo(a)pyrene terdapat dalam produk asap (Gangolli, 1986). Untuk meningkatkan
kualitas ikan asap, sudah dikembangkan pengasapan dengan asap cair (liquid smoke).
Pengasapan dengan menggunakan asap cair, menurut Swastawati (2007) dapat menghasilkan
produk yang seragam, rasa yang ditimbulkan dapat dikontrol, memberikan cita rasa dan
aroma yang konsisten, menghemat kayu, mengurangi polusi dan mencegah deposit senyawa
tar.
Diantara banyak jenis senyawa PAH, ada 15 jenis yang diketahui bersifat
karsinogenik (penyebab kanker). Salah satunya, benzo(a)pyrene, telah diidentifikasi sebagai
senyawa PAH yang memiliki sifat karsinogenik tinggi, karena dapat membentuk kompleks
dengan DNA secara permanen dan menyebabkan mutasi pada gen (Elisabeth, dkk., 2000).
Benzo(a)pyrene dianggap sebagai indikator senyawa yang bersifat karsinogen pada makanan
asap. Kandungan benzo(a)pyrene dari ikan asap yang diolah dengan pengasapan panas
berkisar antara 0,5-3,5 μg/g, tergantung pada ukuran, preparasi dan kondisi pengasapan (Doe
1998). Uni Eropa telah membatasi jumlah benzo(a)pyrene dalam asap sebesar 5 ppb pada
bahan yang diasapi secara tradisional (Rozum 2009). Berdasarkan SNI No. 01-2725-2013
batas maksimal kandungan benzo(a)pyrene dalam ikan asap adalah sebesar 5 ppb dan
kandungan air maksimal sebanyak 60 %.
Tujuan penelitian ini untuk menerapkan metode smoking cabinet dan asap cair, kemudian
menganalisa tingkat keamanan ikan dengan uji Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH)
yang bersifat karsinogenik dan juga kualitas ikan asap yang dihasilkan.
6
Perumusan masalah dalam penelitian akan menitikberatkan kajian lebih lanjut
meliputi:
1. Bagaimana cara untuk mempermudah pengasapan ikan bandeng dengan menggunakan alat
oven bertenaga solar cell.
2. Bagaimana membandingkan alat pengasapan menggunakan metode tradisional dan
modern
1.4. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam program kreativitas mahasiswa ini adalah
menghasilkan alat pengasapan ikan bandeng bertenaga matahari yang diharapkan mampu
memberikan metode alternatif memudahkan masyarakat dalam pengasapan ikan bandeng
menggunakan teknologi solar cell untuk meningkatan hasil produksi daun teh hijau di daerah
penghasil ikan bandeng.
7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Energi
Energi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian, baik sebagai
bahan bakar maupun sebagai komoditas ekspor. Komsumsi energi semakin meningkat sejalan
dengan laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Untuk memenuhi permintaan
energi tersebut perlu dikembangkan sumber daya energi, baik energi fosil maupun energi
terbarukan. Mengingat sumber daya energi fosil khususnya minyak bumi jumlahnya terbatas
maka perlu dikembangkan energi alternatif. Di samping itu, pemberlakuan kebijakan subsidi
harga energi yang berkepanjangan menyebabkan pemakaian energi di Muchammad Abrori,
et.al. 18 Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi
Volume 1Nomor 1 |Tahun2017 |ISSN2548-9593 semua sektor tidak efisien. Hal ini terlihat
dari intensitas energi yang masih tinggi. Belum dimanfaatkannya berbagai energi yang efisien
pada saat ini menyebabkan penggunaan energi belum produktif
8
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi
listrik. Mereka disebut surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari merupakan sumber
cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltatic,
photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau sel PV bergantung pada
efek photovoltaic untuk menyerap energi Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara
dua lapisan bermuatan yang berlawanan.
Kebijakan konservasi energi dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan energi
secara efisien dan rasional tanpa mengurangi kuantitas energi yang memang benar-benar
diperlukan. Upaya konservasi energi dapat diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai
dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan akhir, dengan menggunakan
teknologi yang efisien dan membudayakan pola hidup hemat energi. DESDM (2003)
mengidentifikasi bahwa potensi konservasi energi di semua sektor mempunyai peluang yang
sangat besar yaitu antara 10% - 30%. Penghematan ini dapat direalisasikan dengan cara yang
mudah dengan sedikit atau tanpa biaya. Dengan cara itu penghematan yang dapat dicapai
sekitar 10 – 15%, apabila menggunakan investasi, penghematan dapat mencapai 30%. (Badan
Standarisasi Nasional, 2004)
9
2.4 Pengasapan
Pengasapan ikan merupakan salah satu metode pengolahan ikan yang
mengkombinasikan proses penggaraman, pemanasan dan pelekatan komponenkimiawi
asap. Pengasapan ikan ditujukan untuk pengawetan, akan tetapi peran tersebut kini
telah bergeser ke arah pembentukan flavour, warna dan aroma khas ikan asap. Peran
tersebut lebih mudah diterapkan apabila menggunakan metode pengasapan
ikan dengan asap cair. Asap cair mempunyai beberapa keuntungan seperti mudah
penerapan dan pengontrolan untuk menghasilkan produk yang seragam. Bahan baku
yang dapat digunakan untuk membuat asap cair di Indonesia adalah sekam padi, karena
mudah diperoleh (Swastawati, F. et al. 2014;Swastawati, F. et al. 2012; Martuscelli, 2009;
Martinez,2007
Waktu penelitian dan pembuatan alat ini adalah 5 bulan. Kegiatan dilakukan
di Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Departemen Sekolah Vokasi, Universitas
Diponegoro.
10
b) Variabel terkontrol dalam penelitian ini yaitu:
1. Suhu pada alat pengasapan.
2. Waktu pengasapan.
3. Kapasitas Ikan bandeng.
4. Kadar air pada ikan bandeng.
5. Kapasitas energi solar cell.
Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1. Tahap Awal (studi linier dan
pemodelan OPLOSAN); 2. Tahap Pertengahan (Pengadaan dan perakitan
komponen); 3. Tahap Akhir (pengujian dan pengembangan).
11
Gambar 3.1. Diagram Alir Pembuatan OPLOSAN
12
Tabel 3.1. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Obeng Ikan bandeng
Tang Adaptor
Isolasi Heater
Sekrup Aki
Palu Tabung gas
Paku
Seperangkat roda
Lembaran seng
13
teh dinyatakan kering. Rak berjaring logam yang dapat dibongkar pasang dengan
berbeda ukuran. Dan zeolit pada setiap sudut pipa penghubung untuk membantu
penyerapan air. OPLOSAN dirancang dengan kapasitas maksimal 50 kg. Desain
sistem terlampir.
3. Bagian Atas
Bagian atas terdiri dari Atap pelindung rangkaian alat. Pipa exhaust
terhubung pada heater menggunakan logam sebagai lapisan dalam dan alumunium
sebagai lapisan luar untuk mengoptimalkan pengaliran fluida gas.Desain system
terlampir.
Perangkat lunak menggunakan fasilitas box control yang didalamnya terdapat adaptor yang
dapat dikontrol dan diperhatikan dengan menggunakan perangkat lain seperti
computer maupun ponsel
14
Gambar 3.2. Desain Keseluruhan OPLOSAN
15
Gambar 3.3. Diagram Alir Program Utama OPLOSAN
16
3.6. Tahap Akhir (Uji Coba)
Uji coba yang dilakukan untuk menciptakan sistem pengering yang efektif
dan efisien dengan memperhatikan fungsi dan kelemahan pada alat yang
digunakan. Hal ini bertujuan untuk menjadi acuan penyempurnaan alat, bahan
laporan, dan presentasi.
50 kg 70C - 4 jam
17
Uji coba dan analisis hasil
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
20
1 - - -
D.Penghargaan (5 Tahun terakhir)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 - - -
2 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidakesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKMK-
Pembuatan Susu Pasteurisasi dengan Spray Drying System .
Semarang,20 November 2018
Pengusul,
21
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga
No Material Pemakaian Volume Satuan (Rp) Jumlah
Mekanika
Toolset (Bor, Untu merangkai
1 1 set 880.000 880.000
Kunci Pas, kerangka
Tang dll)
Untuk
Elektrik
merangkai
Toolset (Tang
2 komponen 1 set 730.000 730.000
Jepit,Project
Board, dll) Komponen
elektronik.
3 Sewa
Laboratorium Melakukan
Operasi Teknik penelitian alat 5 kali 0,- 00,-
22
Kimia Sekolah pengeringan
Vokasi daun teh hijau
Universitas
Diponegoro
Komponen
Elektronik (
Untuk
Mikrokontroller,
Kebutuhan
IC regulator, peningkatan
2 Resistor, Driver, fungsi 1set 479.000 479.000
Sensor, dll) elektronika
Penyaring
agar daun teh
hijau tidak
jatuh dan 2x1 m
4 Dust Filter terkena uap 7 mm 170.000 170.000
panas.
23
23
Penghasil
Panas pada alat
5 Elemen Pemanas pengering 1 Set 535.000 535.000
Sebagai
penyuplai daya
6 Adaptor 12V 20A untuk EDF 2 343.000 686.000
Pembaca suhu
7 Sensor suhu pada alat 4 31.000 124.000
Sebagai wadah
untuk alat
dengan desain
8 Casing yang menarik 1 1.330.000 1.330.000
dan aman
digunakan
Sebagai lapisan
dalam oven
sebagai
9 Lembaran logam penggantung 1 set 500.000 500.000
berjaring bandeng
maupun
tongkat
penyangga
SUB TOTAL (Rp) 8.324.000
Pembelian
komponen
dalam kota
1 Transportasi dan studi 1 400.000 400.000
dengan
narasumber
Pembelian
2 Ongkos Kirim alat bahan 1 500.000 500.000
dari luar kota
24
SUB TOTAL (Rp) 900.000
4. Lain-lain
Justifikasi Harga Jumlah Biaya
Material Pemakaian Kuantitas Satuan (Rp) (Rp)
Pembuatan
Kertas A4 80 gr proposal dan 1 rim 35.000 35.000
laporan hasil
Mencetak
Tinta printer proposal dan 1 paket 150.000 150.000
laporan hasil
Administrasi
Pengajuan
Pendaftaran Paten 1 kali 650.000 650.000
Paten alat
Fotokopi Penggandaan
Laporan Laporan 5 eksem 20.000 100.000
Untuk
keperluan
Cetak banner Presentasi
dan poster seminar dan 1buah 150.000 150.000
publikasi
Salah satu
bentuk
Pendaftaran publikasi - 300.000 300.000
Seminar
ATK Penunjang
pembuatan
Kesekretariatan proposal dan - 100.000 100.000
laporan
25
SUB TOTAL (Rp) 1.485.000
Total (Keseluruhan) (Rp) 11.791.000
Aloka
Program Bidang
No. Nama / NIM si Uraian Tugas
Studi Ilmu
Waktu
Syaviela Viagul Bertanggung jawab atas
Sams Primartu jalannya program
/400401176400
Str.Teknolo
51 Kimia 20
gi Rekayasa
Kimia
1. Industri
penelitian terutama
jam
untuk rancangan
penelitian
26
SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA
NIM : 40040117640051
Dengan ini menyatakan bahwa proposal kami yang berjudul ”OPLOSAN, OVEN PEMANGGANG TEKNOLOGI
SOLAR CELL PENGOLAH IKAN” diusulkan untuk anggaran tahun 2019 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dan lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuain dengan pernyataan ini, maka saya bersedia
dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian
yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan
sebenar-benarnya.
Semarang, 20 November 2018
Menyetujui
Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswan Yang menyatakan,
Sekolah Vokasi,
27