Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:

OPLOSAN : OVEN PEMANGGANG TEKNOLOGI SOLAR CELL PENGOLAH IKAN

BIDANG KEGIATAN

PKM-TEKNOLOGI.

Diusulkan oleh :

Syaviela Viagul Sams Primartu ; 40040117640051 ; Angkatan 2017

1
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
2018

LEMBAR PENGESAHAN

1.Judul Kegiatan : OPLOSAN-OVEN PEMANGGANG TEKNOLOGI SOLAR


CELL PENGOLAH IKAN

2.Bidang Kegiatan : PKMK-TEKNOLOGI


3.Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Syaviela Viagul Sams Primartu
b. NIM : 40040117640051
c. Program Studi : Teknologi Rekayasa Kimia Industri
d. Perguruan Tinggi : Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jl.Dempel Baru Permata Kav 1 Pedurungan,Semarang,telp,hp
085770003399
f. Alamat Email : ​Vian.prim@gmail.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis​ : 2 Orang


5.Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Fahmi Arifan ST,M.Eng
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan NO Tel/HP :

6.Biaya Kegiatan Total


a. Dikti : Rp.
b. Sumber Lain(sebutkan…) : Rp 0; Sumber lain :-

7. ​Jangka Waktu Pelaksanaan​ : 5 Bulan


Semarang,20 – 11 – 2018
Menyetujui,
Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan Ketua Pelaksana
Kegiatan
Fakultas Sekolah Vokasi

(Dr.Ida Hayu Dwimawanti, MM) ( ​Syaviela Viagul Sams Primartu)


NIP 196708191994032003 NIM 40040117640051

Wakil Rektor Akademik Dan Kemahasiswaan Dosen Pembimbing


Universitas Diponegoro,

2
(​Prof.Dr.Ir. Muhammad Zainuri, DEA​) (​Fahmi Arifan ST,M.Eng​)
NIP/NIK. 196207131987031003 NIDN

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM PENELITIAN ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1. PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Program 2

Manfaat Penelitian 2

Luaran Program 3

​BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 3

Energi 3

Solar​ Cell 3

Ikan Bandeng 4

3
Pengasapan 4

​BAB 3.METODE PENELITIAN 5

Waktu dan Tempat 5

Variabel​ Penelitian 5

Prosedur​ Pelaksanaan 5

Tahap​ Awal 6

Tahap​ Pertengahan 6

3.5.1 Pengadaan Alat,Bahan dan Komponen Utama OPLOSAN 6

3.5.2 Perancangan Komponen Perangkat keras 7


3​.5.3 Perancangan Komponen Perangkat lunak 7
​Tahap​ Akhir 6

BAB 4. ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 8

Anggaran Biaya 8

Jadwal Kegiatan 8

DAFTAR PUSTAKA 9

LAMPIRAN 10

4
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengolahan ikan terbesar di Kota Semarang adalah pengasapan ikan dengan hasil
produksi 84,6% dari produksi total. Tingginya peningkatan produksi ikan manyung juga
berdampak pada peningkatan jumlah pengolahan hasil perikanan baik secara modern maupun
tradisional
Ikan dikenal sebagai sumber protein bermutu tinggi tersedia dalam kondisi segar
maupun dalam keadaan oalahan. Salah satu oalahan ikan yang digemari masyarakat adalah
ikan bandeng. Ikan bandeng merupakan ikan yang memiliki habitat di laut dan sebagian ada di
tambak. Bandeng merupakan ikan berbentuk torpedo dengan sirip bercabang. Kepala bandeng
tidak bersisik, mulut kecil terletak diujung rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di
depan mata. Mata diliputi selaput bening. Warna sisiknya keperak-perakan dengan punggung
berwarna hitam (kordi,2010).

Pengasapan adalah salah satu cara untuk mengawetkan ikan. Metode yang digunakan
dalam proses pengasapan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kualitas
ikan asap. Kenampakan dan rasa yang spesifik pada ikan asap dipengaruhi oleh kandungan
fenol pada produk yang diasap. Akan tetapi, kandungan fenol yang terlalu tinggi akan
cenderung menghasilkan Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) yang bersifat
karsinogenik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas ikan asap yang diolah
dengan metode yang berbeda yaitu dengan smoking cabinet dan asap cair. Materi yang
digunakan pada penelitian ini adalah ikan Manyung (Arius thalassinus), serabut kelapa dan
asap cair dari tempurung kelapa sebagai bahan baku asap. Parameter yang di uji adalah
organoleptik, kadar air, kadar fenol dan kadar PAH. Metode penelitian yang digunakan
adalah eksperimental lapangan. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
independent sampel t-test untuk membedakan dua macam perlakuan.
Pengasapan sebenarnya adalah suatu proses yang merupakan gabungan dari
penggaraman, pengeringan, dan pengasapan itu sendiri. Dengan penggaraman rasa daging
ikan menjadi lebih enak dan awet. Selain itu daging ikan semakin kompak karena
berkurangnya kadar air sehingga kegiatan mikroorganisme dapat dihambat. Pengeringan
bertujuan untuk menurunkan kadar air dan mendapatkan tekstur yang baik (Irawan, 1997).

5
Proses pengasapan secara tradisional mempunyai kekurangan antara lain : produk yang
dihasilkan tidak seragam sehingga kenampakan menjadi tidak menarik, kontrol suhu sulit
dilakukan dan asapnya mencemari udara. Tujuan dari proses pengasapan adalah
memperpanjang umur simpan produk. Namun dalam pengembangannya terutama dewasa ini,
tujuannya tidak hanya itu saja melainkan pengasapan juga ditujukan untuk memperoleh
kenampakan tertentu dan citarasa asap pada bahan makanan (Girrard, 1992). Meski tujuan
pengasapan semula adalah baik, tetapi ternyata pengasapan dapat menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak aman bagi kesehatan. Beberapa senyawa bersifat karsinogenik
seperti benzo(a)pyrene terdapat dalam produk asap (Gangolli, 1986). Untuk meningkatkan
kualitas ikan asap, sudah dikembangkan pengasapan dengan asap cair (liquid smoke).
Pengasapan dengan menggunakan asap cair, menurut Swastawati (2007) dapat menghasilkan
produk yang seragam, rasa yang ditimbulkan dapat dikontrol, memberikan cita rasa dan
aroma yang konsisten, menghemat kayu, mengurangi polusi dan mencegah deposit senyawa
tar.

Diantara banyak jenis senyawa PAH, ada 15 jenis yang diketahui bersifat
karsinogenik (penyebab kanker). Salah satunya, benzo(a)pyrene, telah diidentifikasi sebagai
senyawa PAH yang memiliki sifat karsinogenik tinggi, karena dapat membentuk kompleks
dengan DNA secara permanen dan menyebabkan mutasi pada gen (Elisabeth, dkk., 2000).
Benzo(a)pyrene dianggap sebagai indikator senyawa yang bersifat karsinogen pada makanan
asap. Kandungan benzo(a)pyrene dari ikan asap yang diolah dengan pengasapan panas
berkisar antara 0,5-3,5 μg/g, tergantung pada ukuran, preparasi dan kondisi pengasapan (Doe
1998). Uni Eropa telah membatasi jumlah benzo(a)pyrene dalam asap sebesar 5 ppb pada
bahan yang diasapi secara tradisional (Rozum 2009). Berdasarkan SNI No. 01-2725-2013
batas maksimal kandungan benzo(a)pyrene dalam ikan asap adalah sebesar 5 ppb dan
kandungan air maksimal sebanyak 60 %.

Tujuan penelitian ini untuk menerapkan metode smoking cabinet dan asap cair, kemudian
menganalisa tingkat keamanan ikan dengan uji Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH)
yang bersifat karsinogenik dan juga kualitas ikan asap yang dihasilkan.

1.2. Rumusan Masalah

6
Perumusan masalah dalam penelitian akan menitikberatkan kajian lebih lanjut
meliputi:
1. Bagaimana cara untuk mempermudah pengasapan ikan bandeng dengan menggunakan alat
oven bertenaga solar cell.
2. Bagaimana membandingkan alat pengasapan menggunakan metode ​tradisional dan
modern

1.3. Tujuan Program


Penelitian ini bertujuan mengembangkan alat pengasapan ikan bandeng dengan
teknologi solar cell. Berdasarkan rumusan masalah yang muncul, maka tujuan penelitian
memfokuskan kajian pada:
1. Mengetahui cara untuk mempermudah pengasapan ikan bandeng dengan menghgunakan
oven modern bertenaga solar cell.
2. mengetahui cara membandingkan alat pengasapan dengan menggunakan teknologi
tradisional​ dan​ modern.​

1.4. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam program kreativitas mahasiswa ini adalah
menghasilkan alat pengasapan ikan bandeng bertenaga matahari yang diharapkan mampu
memberikan metode alternatif memudahkan masyarakat dalam pengasapan ikan bandeng
menggunakan teknologi solar cell untuk meningkatan hasil produksi daun teh hijau di daerah
penghasil ikan bandeng.

1.5. Luaran Program


Luaran yang dihasilkan dalam program kreativitas mahasiswa teknologi ini adalah:
a. Alat pengasapan ikan bandeng dengan teknologi solar cell.
b. Hak paten.
c. Publikasi ilmiah nasional atau internasional

7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Energi
Energi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian, baik sebagai
bahan bakar maupun sebagai komoditas ekspor. Komsumsi energi semakin meningkat sejalan
dengan laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Untuk memenuhi permintaan
energi tersebut perlu dikembangkan sumber daya energi, baik energi fosil maupun energi
terbarukan. Mengingat sumber daya energi fosil khususnya minyak bumi jumlahnya terbatas
maka perlu dikembangkan energi alternatif. Di samping itu, pemberlakuan kebijakan subsidi
harga energi yang berkepanjangan menyebabkan pemakaian energi di Muchammad Abrori,
et.al. 18 Jurnal Bakti Saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan Teknologi
Volume 1Nomor 1 |Tahun2017 |ISSN2548-9593 semua sektor tidak efisien. Hal ini terlihat
dari intensitas energi yang masih tinggi. Belum dimanfaatkannya berbagai energi yang efisien
pada saat ini menyebabkan penggunaan energi belum produktif

2.2 Solar Cell

8
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi
listrik. Mereka disebut surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari merupakan sumber
cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltatic,
photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau sel PV bergantung pada
efek photovoltaic untuk menyerap energi Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara
dua lapisan bermuatan yang berlawanan.
Kebijakan konservasi energi dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan energi
secara efisien dan rasional tanpa mengurangi kuantitas energi yang memang benar-benar
diperlukan. Upaya konservasi energi dapat diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai
dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan akhir, dengan menggunakan
teknologi yang efisien dan membudayakan pola hidup hemat energi. DESDM (2003)
mengidentifikasi bahwa potensi konservasi energi di semua sektor mempunyai peluang yang
sangat besar yaitu antara 10% - 30%. Penghematan ini dapat direalisasikan dengan cara yang
mudah dengan sedikit atau tanpa biaya. Dengan cara itu penghematan yang dapat dicapai
sekitar 10 – 15%, apabila menggunakan investasi, penghematan dapat mencapai 30%. (Badan
Standarisasi Nasional, 2004​)

2.3 Ikan Bandeng


Ikan bandeng merupakan salah satu produk perikanan yang mempunyai nilai nutrisi
tinggi dan dibutuhkan oleh tubuh seperti protein (20,53g/100g) dan asam amino essensial
dominan yaitu lisin (1,886g/100 g) (United States Department of Agriculture, 2014​).

9
2.4 Pengasapan
Pengasapan ikan merupakan salah satu metode pengolahan ikan yang
mengkombinasikan proses penggaraman, pemanasan dan pelekatan komponenkimiawi
asap. Pengasapan ikan ditujukan untuk pengawetan, akan tetapi peran tersebut kini
telah bergeser ke arah pembentukan flavour, warna dan aroma khas ikan asap. Peran
tersebut lebih mudah diterapkan apabila menggunakan metode pengasapan
ikan dengan asap cair. Asap cair mempunyai beberapa keuntungan seperti mudah
penerapan dan pengontrolan untuk menghasilkan produk yang seragam. Bahan baku
yang dapat digunakan untuk membuat asap cair di Indonesia adalah sekam padi, karena
mudah diperoleh (Swastawati, F. et al. 2014;Swastawati, F. et al. 2012; Martuscelli, 2009;
Martinez​,​2007

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Waktu penelitian dan pembuatan alat ini adalah 5 bulan. Kegiatan dilakukan
di Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Departemen Sekolah Vokasi, Universitas
Diponegoro.

3.2. Variabel Penelitian

a) Variabel tetap dalam penelitian ini yaitu:

1. Ikan Bandeng yang telah tekurangi kadar airnya.

10
b) Variabel terkontrol dalam penelitian ini yaitu:
1. Suhu pada alat pengasapan.
2. Waktu pengasapan.
3. Kapasitas Ikan bandeng.
4. Kadar air pada ikan bandeng.
5. Kapasitas energi solar cell.

3.3. Prosedur Pelaksanaan

Penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1. Tahap Awal (studi linier dan
pemodelan OPLOSAN); 2. Tahap Pertengahan (Pengadaan dan perakitan
komponen); 3. Tahap Akhir (pengujian dan pengembangan).

11
Gambar 3.1. Diagram Alir Pembuatan OPLOSAN

3.4. Tahap Awal

Pembuatan OPLOSAN diawali dengan pembuatan sketsa dan model alat


dan dilanjutkan perhitungan berdasarkan teori yang ada hingga mendapat hasil
perhitungan yang sesuai harapan.

3.5. Tahap Pertengahan

3.5.1 Pengadaan Alat, Bahan, dan Komponen Utama Dry-Ameste

12
Tabel 3.1. Alat dan Bahan

Alat Bahan
Obeng Ikan bandeng
Tang Adaptor
Isolasi Heater
Sekrup Aki
Palu Tabung gas
Paku
Seperangkat roda
Lembaran seng

Tabel 3.1. Alat dan Bahan

3.5.2 Perancangan Komponen Perangkat Keras

1. Bagian Bawah (Rak Penyangga)

Bagian bawah berisi rak penyangga menggunakan logam sebagai bahan


baku pembuatan untuk mengoptimalkan ketahanan kualitas dan kekuatan,Aki dan
tabung gas bermaksud sebagai bahan bakar utama yang dialirkan ke kompor
maupun ke oven. Kompor gas yang dimaksudkan sebagai sumber pembakaran
sebagai alternative selain solar cell.
. Desain sistem terlampir.

2. Bagian Tengah (Alat utama)

Kotak persegi menggunakan logam sebagai lapisan dalam dan alumunium


sebagai lapisan luar untuk mengoptimalkan ketahanan karat dan isolator panas.
Terdapat beberapa komponen seperti sensor suhu untuk memberi umpan balik
tentang temperatur pada bak penyemprotan noozel. Heater untuk mengalirkan
fluida gas kepada filter dan cerobong exhaust. Pintu keluar yang dibuka saat daun

13
teh dinyatakan kering. Rak berjaring logam yang dapat dibongkar pasang dengan
berbeda ukuran. Dan zeolit pada setiap sudut pipa penghubung untuk membantu
penyerapan air. OPLOSAN dirancang dengan kapasitas maksimal 50 kg. Desain
sistem terlampir.

3. Bagian Atas

Bagian atas terdiri dari Atap pelindung rangkaian alat. Pipa exhaust
terhubung pada heater menggunakan logam sebagai lapisan dalam dan alumunium
sebagai lapisan luar untuk mengoptimalkan pengaliran fluida gas.Desain system
terlampir.

3.5.3 Perancangan Komponen Perangkat Lunak

Perangkat lunak menggunakan fasilitas box control yang didalamnya terdapat adaptor yang
dapat dikontrol dan diperhatikan dengan menggunakan perangkat lain seperti
computer maupun ponsel

14
Gambar 3.2. Desain Keseluruhan OPLOSAN

15
Gambar 3.3. Diagram Alir Program Utama OPLOSAN

16
3.6. Tahap Akhir (Uji Coba)

Uji coba yang dilakukan untuk menciptakan sistem pengering yang efektif
dan efisien dengan memperhatikan fungsi dan kelemahan pada alat yang
digunakan. Hal ini bertujuan untuk menjadi acuan penyempurnaan alat, bahan
laporan, dan presentasi.

Tabel 3.2. Variabel Pengujian

Kapasitas Suhu Kadar Air Sebelum Waktu


Ikan
bandeng oven Pengeringan Pengeringan

50 kg 70C - 4 jam

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran biaya

Tabel 4.1. Anggaran Biaya kegiatan

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan penunjang, seperti las, gergaji, bor, ​toolkit​ dll. 2.350.000
Bahan habis pakai, seperti Ikan
2 Bandeng,bumbu dll. 7.717.000
3 Perjalanan, seperti operasional, belanja luar kota, dll. 900.000
4 Lain-lain (Administrasi dan Publikasi). 1.935.000
Jumlah 11.791.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Bula Bula
n n Bulan Bulan Bulan
Bentuk Kegiatan ke 1 ke 2 ke 3 ke 4 ke 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 23 4 1 2 3 4
Pembuatan sketsa dan
Model OPLOSAN
Melakukan perhitungan
mendalam
Pemilihan, pembelian
komponen
Perakitan komponen

17
Uji coba dan analisis hasil

Pembuatan Laporan Akhir

18
DAFTAR PUSTAKA

Fronthea Swastawati.2011. STUDI KELAYAKAN DAN EFISIENSI USAHA


PENGASAPAN IKAN DENGAN ASAP CAIR LIMBAH PERTANIAN. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang

Maftuch.2015. STUDI IKAN BANDENG (Chanos chanos) YANG DIBUDIDAYAKAN DI


TAMBAK TERCEMAR LIMBAH KADMIUM (Cd) DAN TIMBAL (Pb)DI
KALANGANYAR, SIDOARJO, JAWA TIMUR TERHADAP HISTOPATOLOGI
HATI, GINJAL DAN INSANG. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Brawijaya.
​Pages 114-122.

Muchammad,Abrori.2017. Pemanfaatan Solar Cell Sebagai Sumber Energi Alternatif dan


MediaPembelajaran Praktikum Siswa Di Pondok Pesantren “Nurul Iman” Sorogenen
Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta Menuju Pondok Mandiri Energi. Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia. 17–26

Nana Kariada.2014. OVEN PANGGANG SEBAGAI SOLUSI PENGOLAHAN IKAN


HIGIENIS DAN RAMAH LINGKUNGAN. Universitas Negeri Semarang

Rina,Wahyuni.2014. PENGARUH CARA PENGERINGAN DENGAN OVEN, KERING


ANGIN DAN CAHAYA MATAHARI LANGSUNG TERHADAP MUTU
SIMPLISIAHERBAL SAMBILOTO. 1Fakultas Farmasi Universitas Andalas
(UNAND) ,2Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang. Vol. 6, No. 2

Rofi Rifki Ghazali.2014. ANALISA TINGKAT KEAMANAN IKAN MANYUNG (Arius


thalassinus) ASAP YANG DIOLAH DENGAN METODE PENGASAPAN
BERBEDA. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro. 31-38

19
LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

Biodata Ketua Pelaksana


A.Identitas Diri
1 Nama Lengkap Syaviela Viagul Sams Primartu
2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Str.Teknologi Rekayasa Kimia Industri
4 NIM 40040117640051
5 Tempat dan Tanggal Lahir Semarang,26 Januari 1999
6 Email Vian.prim@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085770003399
B.Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Instansi SD N 02 Sarirejo SMP N 36 SMA N 10
Semarang Semarang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017
C.Pemakalah Seminar Ilmiah (​Oral Presentation)
No Nama Pertempuran Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

20
1 - - -
D.Penghargaan (5 Tahun terakhir)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1 - - -
2 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidakesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKMK-
Pembuatan Susu Pasteurisasi dengan Spray Drying System .
Semarang,20 November 2018
Pengusul,

(​Syaviela Viagul Sams P​)


NIM 40040117640051

Biodata Dosen Pembimbing

21
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Justifikasi Harga
No Material Pemakaian Volume Satuan (Rp) Jumlah
Mekanika
Toolset (Bor, Untu merangkai
1 1 set 880.000 880.000
Kunci Pas, kerangka
Tang dll)
Untuk
Elektrik
merangkai
Toolset (Tang
2 komponen 1 set 730.000 730.000
Jepit,Project
Board, dll) Komponen
elektronik.

3 Sewa
Laboratorium Melakukan
Operasi Teknik penelitian alat 5 kali 0,- 00,-

22
Kimia Sekolah pengeringan
Vokasi daun teh hijau
Universitas
Diponegoro

SUB TOTAL (Rp) 3.110.000

2. Biaya Habis Pakai


Justifikasi Harga Jumlah
No Material Pemakaian Volume Satuan (Rp) Biaya (Rp)
Penghasil dan
pengatur
EDF 70 mm + angina pada
1 ESC 50A alat pengering 3 set 1.500.000 4.500.000

Komponen
Elektronik (
Untuk
Mikrokontroller,
Kebutuhan
IC regulator, peningkatan
2 Resistor, Driver, fungsi 1set 479.000 479.000
Sensor, dll) elektronika

Penyaring
agar daun teh
hijau tidak
jatuh dan 2x1 m
4 Dust Filter terkena uap 7 mm 170.000 170.000
panas.

23
 23

Penghasil
Panas pada alat
5 Elemen Pemanas pengering 1 Set 535.000 535.000

Sebagai
penyuplai daya
6 Adaptor 12V 20A untuk EDF 2 343.000 686.000

Pembaca suhu
7 Sensor suhu pada alat 4 31.000 124.000

Sebagai wadah
untuk alat
dengan desain
8 Casing yang menarik 1 1.330.000 1.330.000
dan aman
digunakan

Sebagai lapisan
dalam oven
sebagai
9 Lembaran logam penggantung 1 set 500.000 500.000
berjaring bandeng
maupun
tongkat
penyangga
SUB TOTAL (Rp) 8.324.000

3. Biaya Operasional dan Transportasi


Justifikasi Harga Jumlah
No Material Pemakaian Volume Satuan(Rp) Biaya (Rp)

Pembelian
komponen
dalam kota
1 Transportasi dan studi 1 400.000 400.000
dengan
narasumber
Pembelian
2 Ongkos Kirim alat bahan 1 500.000 500.000
dari luar kota

24
SUB TOTAL (Rp) 900.000

4. Lain-lain
Justifikasi Harga Jumlah Biaya
Material Pemakaian Kuantitas Satuan (Rp) (Rp)

Pembuatan
Kertas A4 80 gr proposal dan 1 rim 35.000 35.000
laporan hasil

Mencetak
Tinta printer proposal dan 1 paket 150.000 150.000
laporan hasil

Administrasi
Pengajuan
Pendaftaran Paten 1 kali 650.000 650.000
Paten alat

Fotokopi Penggandaan
Laporan Laporan 5 eksem 20.000 100.000

Untuk
keperluan
Cetak banner Presentasi
dan poster seminar dan 1buah 150.000 150.000
publikasi

Salah satu
bentuk
Pendaftaran publikasi - 300.000 300.000
Seminar

ATK Penunjang
pembuatan
Kesekretariatan proposal dan - 100.000 100.000
laporan

25
SUB TOTAL (Rp) 1.485.000
Total (Keseluruhan) (Rp) 11.791.000

Lampiran 3. ​Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

Aloka
Program Bidang
No. Nama / NIM si Uraian Tugas
Studi Ilmu
Waktu
Syaviela Viagul Bertanggung jawab atas
Sams Primartu jalannya program
/400401176400
Str.Teknolo
51 Kimia 20
gi Rekayasa
Kimia
1. Industri

penelitian terutama
jam
untuk rancangan
penelitian

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Penelitian

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H Tembalang – Semarang, KodePos 1269
Telp. (+6224) 7460053, 7460055 Fax. (+6224) 7460055

26
SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Syaviela Viagul Sams Primartu

NIM : 40040117640051

Program Studi : S.Tr – Teknologi Rekayasa Kimia Industri

Fakultas : Sekolah Vokasi

Dengan ini menyatakan bahwa proposal kami yang berjudul ”OPLOSAN,​ ​OVEN PEMANGGANG TEKNOLOGI
SOLAR CELL PENGOLAH IKAN” diusulkan untuk anggaran tahun 2019 bersifat original dan belum pernah
dibiayai oleh lembaga atau sumber dan lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuain dengan pernyataan ini, maka saya bersedia
dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian
yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan
sebenar-benarnya.
Semarang, 20 November 2018

Menyetujui
Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswan Yang menyatakan,
Sekolah Vokasi,

(Dr. Ida Hayu Dwimmawanti,M.M) ​(​Syaviela Viagul Sams


Primartu​)
NIDN : 0019086704 NIM 40040117640051

27

Anda mungkin juga menyukai