Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Permasalahan tentang sampah plastik di Indonesia berdampak pada ketidakstabilan
ekosistem lingkungan dan peningkatan pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan
sampah plastik tidak dapat terurai oleh mikroorganisme di dalam tanah. Polimer
plastik yang sulit untuk terurai menyebabkan terjadinya penumpukan limbah dan
menjadi penyebab utama pencemaran dan kerusakan lingkunan hidup.

Oleh karena itu, muncul penelitian – penelitian yang mengarah pada plastik yang
bisa didaur ulang atau mudah dalam pengolahannya. Salah satunya berupa plastik
biodegradable. Plastik biodegradable dapat dikembangkan dari polimer yang ada di
alam, baik polimer yang dapat ditemukan di dalam organisme hidup (biopolimer)
maupun bahan yang masih harus melalui polimerisasi terlebih dahulu.

Salah satu jenis biopolimer yang mudah didapat berasal dari umbi-umbian. Umbi-
umbian mengandung pati merupakan polimer, yang ditemukan dijaringan tumbuhan dan
tersusun atas rantai panjang glukosa. Pati mengandung kadar amilosa tinggi akan
menghasilkan plastik biodegradable yang lentur dan kuat

Umbi talas memiliki kandungan pati sebesar 13-29% yang dapat diperoleh dengan
proses ekstraksi dan dekantasi. Pati dalam umbi talas mengandung komponen amilosa
dan amilopektin. Amilosa merupakan komponen pati yang mempunyai rantai lurus
dan larut dalam air.

Amilosa memberi sifat keras, dan memiliki berat molekul rata rata 10.000 – 60.000,
g/mol sedang amilopektin merupakan merupakan kompo-nen pati yang mempunyai
rantai cabang. amilopektin menyebabkan sifat lengket, tidak larut dalam air dingin,
dan mempunyai berat molekul 60.000-100.000. Kandungan ami-losa dan amilopektin
ini menjadi dasar pemanfaatan pati umbi talas sebagai bahan baku pembuatan
plastik biodegradable.

Kitosan merupakan polimer mempunyai berat molekul yang tinggi berkisar antara 50 kDa
– 2000 kDa yang banyak digunakan di berbagai industri kimia antara lain; sebagai koagulan
dalam pengolahan limbah air, bahan pelembab, pelapis benih yang akan ditanam, adsorben ion
logam, bidang farmasi, pelarut lemak, dan pengawet makanan. Kitosan mempunyai bentuk
mirip dengan selulosa dan bedanya terletak pada gugus rantai C2-. Kemampuan dalam menekan
pertumbuhan bakteri disebabkan kitosan memiliki polikation bermuatan positif yang mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang. (Mekawati, dkk.2000)

Kitosan ditemukan oleh C.Roughet pada tahun 1859 dengan cara memasak kitin dengan
larutan basa/alkali konsentrasi tinggi. Fakta lain tentang kitosan. Kitosan adalah Polimer alami
yang bersifat biodegradable dan tidak beracun. Memiliki nama kimia poli-(2-deoksi-2-
asetilamin-2-glukosa) atau poli-(2-deoksi-aminoglukosa) yang berikatan β (1,4) glikosidik
atau juga disebut poli-(1.4-2-amino-2-deoksi-β-D-glukosamin). Banyak diaplikasikan dalam
berbagai industri seperti pertanian (produk Super-ChitoFarm), pangan (produk Super-
ChitoFood), farmasi, pengolah limbah, dll. Kitosan merupakan turunan kitin dengan berat
molekul 100 – 1000 kDa, bersifat tidak larut air, tetapi larut dalam asam organik lemah seperti
asam asetat (cuka encer), asam sitrat, asam format, dll.

Kitosan merupakan bahan kimia alami yang multiguna berbentuk lembaran tipis, tidak
berbau, tidak berasa, berwarna putih sampai agak kuning. Kitosan lebih banyak digunakan
daripada kitin karena kelarutannya lebih tinggi daripada kitin. Di sisi lain besarnya jumlah
limbah cangkang kerang hijau yang dihasilkan menimbulkan berbagai masalah lingkungan.
Oleh karena itu diperlukan upaya serius untuk menanganinya agar dapat bermanfaat dan
mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang yang telah dibahas, dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain,
sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh penambahan filler kitosan dan kalsium silikat terhadap sifat
mekanik ?
b. Bagaimana pengaruh penambahan fillerkitosan dan kalsium silikat terhadap
kemampuan biodegradasi ?
c. Bagaimana pengaruh penambahan fillerkitosan dan kalsium silikat terhadap
kemampuan water absorption ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah :
a. Mengetahui pengaruh penambahan filler kitosan dan kalsium silikat terhadap sifat
mekanik, kemampuan biodegradasi, maupun water absorption
b. Mengetahui variabel yang optimal dalam pembuatan plastik biodegradable dari umbi
talas.

MANFAAT PENELITIAN
a. Dapat mengurangi limbah plastik.
b. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang manfaat lain dari umbi talas.
c. Diharapkan penelitian ini berguna bagi ilmu pengetahuan dan menambah data ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai