Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBUATAN TEPUNG ASAP SEKAM PADI DENGAN METODE


FREEZE DRYING SEBAGAI PENGAWET MIE BASAH

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Ratu Syofina 1504103010019 Angkatan 2015

Siti Alfitri Nur 1504103010101 Angkatan 2015

Muhammad Alfath 1704103010047 Angkatan 2017

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2017

i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

1. JUDUL KEGIATAN : Pembuatan Tepung Asap Sekam Padi


dengan Metode FreezeDrying sebagai
Pengawet Mie Basah
2. BIDANG KEGIATAN : PKM-PE
3. KETUA PELAKSANA KEGIATAN
a. Nama Lengkap : Ratu Syofina
b. Nim : 1504103010019
c. Jurusan : Teknik Kimia
d. Universitas/Institut/Politelnik: Universitas Syiah Kuala
e. Alamat rumah dan No.Telp/HP : Sektor Timur Jln. Meulu no. D12/
Hp. 082236660493
f. Email : syofina@mhs.unsyiah.ac.id
4. Anggota Pelaksana Kegiatan Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr. M. Faisal, S.T,M.Eng
b. NIDN : 0006097302
c. Alamat rumah dan No.Telp/HP : Desa Lamkeunung, Kabupaten
Aceh Besar, Provinsi Aceh,
Hp. 081264953649
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Kemristekdikti : Rp. 11.755.000
b. Sumber Lain (Sebutkan) :-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan

Banda Aceh, 13 November 2017


Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik kimia Unsyiah, Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Dr. Ir. Darmadi, M.T) (Ratu Syofina)


NIP.196603231993031003 NIM.1504103010019

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping,


Unsyiah,

(Dr. Ir. AlfiansyahYulianur BC) (Dr. M. Faisal, S.T, M.Eng)


NIP.196307251991021001 NIDN. 0006097302

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
LEMBARAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan penelitian 2
1.3 Urgensi penelitian 2
1.4 Temuan penelitian 2
1.5 Luaran 2
1.6 Manfaat 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2


2.1 Pengawetan Bahan makanan 2
2.2 Asap Cair 3
2.3 Freeze Drying 4

BAB 3 METODE PENELITIAN 5


3.1 Tahapan Penelitian 5
3.2 Luaran 7
3.3 Pengujian 7

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 8


4.1 Anggaran Biaya 8
4.2 Jadwal Kegiatan 8

DAFTAR PUSTAKA 9

LAMPIRAN-LAMPURAN 11
Lampiran 1 Biodata 11
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan 20
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas 23
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Peneliti 25

iii
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini sangat banyak di temukannya makanan yang menggunakan
bahan pengawet sintetis misalnya formalin, boraks atau zat lain yang berbahaya
dan akan menimbulkan berbagai macam penyakit bahkan kematian jika
digunakan terus menerus. Sehingga diperlukan pengawet alternatif dari bahan
alam yang aman untuk kesehatan, salah satu pengawet yang saat ini sedang
dikembangkan adalah Asap cair.
Terutama pada makanan yang banyak dikonsumsi masyrarakat, salah satunya
yaitu mie. Mie terbagi atas beberapa jenis diantaranya adalah mie mentah, mie
basah, mie kering, mie goreng dan mie instan.
Mie basah merupakan jenis mie yang mengalami proses perebusan setelah
tahap pemotongan adonan. Kadar air dalam mie basah dapat mencapai 52%,
sehingga umur simpannya relatif singkat yaitu 40 jam pada suhu kamar (Andri,
2010).
Pengusaha mie basah banyak menggunakan pengawet berbahaya seperti
formalin untuk memperpanjang masa simpannya. Mie basah merupakan salah satu
jenis mie yang telah dikenal luas oleh masyarakat indonesia, sebagian besar
diproduksi oleh industri rumah tangga, kecil dan menengah. Namun, yang
menjadi masalah saat ini adalah daya tahan mie basah yang sangat singkat jika
disimpan pada suhu ruang.Sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan daya
tahan dan mutu mie basah tersebut dengan menggunakan pengawet alternatif
alami yaitu asap cair sekam padi dalam bentuk tepung (bubuk).
Banyaknya industri kelapa sawit menyebabkan limbah yang dihasilkan sangat
besar. Limbah kelapa sawit yang berupa batang, tandan kosong, cangkang, dan
pelepah dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomi lebih tinggi yaitu
asap cair (Faisal dkk, 2015). Asap cair merupakan hasil dari kondensasi asap hasil
pembakaran kayu dalam bentuk gas yang berubah menjadi cair, dan secara umum
digunakan untuk pengasapan bahan pangan (Asep,dkk 2014).
Proses yang digunakan untuk menghasilkan asap cair adalah pirolisis.
Kandungan asap cair dari hasil pirolisis adalah senyawa fenol sbesar 4,13%,
karbonil 11,3%, dan asam 10,2%, senyawa tersebut bersifat antimikroba yang
dapat mengawetkan makanan (Darmadji, 1999).
Penggunaan asap cair dalam bentuk cairan memiliki beberapa kekurangan
antara lain sulit dalam penyimpanan dan transportasi, serta berpengaruh pada
warna dan rasa produk sehingga penggunaannya menjadi terbatas. Untuk lebih
memudahkan masyarakat dalam aplikasinya, asap cair tersebut dapat diubah
aplikasinya menjadi tepung asap yang di hasilkan dari asap cair sekam padi
dengan metode freeze drying.
Freeze drying adalah salah satu metode pengeringan dimana proses
perpindahan terjadi secara tidak langsung yaitu antara bahan yang akan
2

dikeringkan (mie basah) dan pada media pemanas terdapat dinding pembatas
sehingga air dalam mie basah yang menguap tidak terbawa bersama media
pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas terjadi secara hantaran
(konduksi) (Haikal, 2015).
Selain freeze drying , pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu spray drying dan pan drying. Freeze drying lebih efisien dibandingkan
dengan pengeringan spray dring dan pan drying untuk proses pengeringan
partikel-partikel kecil dan direkomendasikan untuk integritas partikel dan total
padatan yang dihasilkan (Novita sari, 2006).
Penggunaan freeze drying pada proses pembuatan tepung asap sekam padi
sebagai bahan alami pengawet mie basah diharapkan dapat menggantikan
pengawet asap cair yang masih memiliki beberapa kekurangan seperti dalam
penyimpanannya,transportasi, serta pengaruh pada warna dan rasa.

1.2 Tujuan Khusus Penelitian


Tujuan khusus penelitian ini yaitu:
1. Mendapatkan kadar tepung asap yang efisien dalam pengawetan mie basah
2. Mengetahui daya simpan mie basah setelah penambahan tepung asap
1.3 Urgensi (Keutamaan) Penelitian
Dapan menghasilkan tepung asap yang dihasilkan dari asap cair sekam
padi yang dapat di aplikasikan untuk membuat daya tahan mie basah menjadi
lebih lama.
1.4 Temuan Yang Ditargetkan
Tepung Asap yang di aplikasikan pada mie basah tidak merubah ras,
bau,warna, dan karakteristik lainnya sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pengawet yang efisien, khususnya untuk bahan pengawet mie basah.
1.5 Luaran
Adapun luaran yang diharapkan dan kegiatan penelitian ini, diantaranya:
1. Tepung asap sekam padi sebagai pengawet alternatif alami
2. Publikasi artikel ilmiah pada seminar internasional
3. Publikasi artikel ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi tepung asap
dari sekam padi sebagai bahan pengawet mie basah.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengawetan Bahan Makanan
Yang dimaksud dengan pengawetan bahan makanan adalah bahan
tambahan makanan yang bertujuan untuk mencegah atau menghambat fermentasi,
pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh
mikroorganisme. Saat ini pengawetan makanan sangat dibutuhkan untuk
3

mencegah aktivitas mikroorganisme. Bagaimanapun juga, penggunaan bahan


pengawet dalam pengolahan makanan harus tetap mempertimbangkan
keamanannya. Persyaratan yang harus dipenuhi yaitu tidak mengubah
karakteristik makanan (bau, warna atau tekstur) aman dikonsumi selama masa
simpan tertentu, memenuhi kebutuhan yang diijinkan (legal), kualitas bahan
makanan tidak merugikan konsumen, dan ekonomis.
Dewasa ini penggunaan bahan pengawet yang tidak sesuai masih sering
terjadi dan telah tersebar seperti formalin, sehingga tidak lagi mengindahkan
dampaknya terhadap kesehatan konsumen. Beberapa kapal penangkap ikan sering
menambahkan formalin pada ikan hasil tangkapannya (Wibowo dkk, 2016).
Formalin merupakan pengawet yang digunakan untuk selain makanan,
formalin terbukti mampu memperpanjang umur simpan hingga 4-5 hari hanya
dengan perendaman dalam larutan formalin 2% selama 3 menit (Chatarina dan
Sri, 2013). Yang menjadi permasalahan, formalin bukanlah merupakan
pengawetan bahan makanan, sehingga penggunaannya tidak dapat dibenarkan.
Formalin dapat bereaksi cepat dengan lapisan lendir saluran pencernaan dan
saluran pernafasan, pemakaian pada makanan dapat mengakibatkan keracunan
(Sri, 2016).

2.2 Asap Cair


Salah satu pengawetan bahan makanan yang saat ini sedang
dikembangkan adalah acap cair. Seperti yang telah dilakukan oleh Tranggono, S.
Yuwanti, P. Darmadji (1999) dalam penelitiannya yang memanfaatkan berbagai
jenis kayu di Indonesia sebagai bahan dasar pembuatan asap cair.
Asap cair merupakan hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil
pembakaran tidak langsung maupun langsung dari bahan yang banyak
mengandung karbon serta 8 senyawa-senyawa lain dan merupakan salah satu hasil
pirolisis tanaman atau kayu pada suhu sekitar 400°C (Soldera, 2008). Untuk
mendapatkan asap yang baik sebaiknya menggunakan kayu keras seperti kayu
bakau, kayu rasamala, serbuk dan gergajian kayu jati serta tempurung kelapa
sehingga diperoleh produk asapan yang baik (Siti, 2014). Sekam padi juga
merupakan bahan dasar pembuatan asap cair yang baik, setelah mengalami
pembakaran sempurna sekam padi mengandung sekitar 90%-98% silika
(Mardiana dan Muhammad, 2013). Pengawetan dengan asap cair lebih bersahabat
dengan lingkungan, karena tidak menimbulkan pencemaran udara.
Keuntungan yang dapat diperoleh antara lain untuk mengurangi
kandungan senyawa polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) yang tidak diperlukan
seperti benzo(a)pyrene, untuk mempertahankan flavor agar tidak mengandung
lemak dan kolesterol serta garam, mempunyai aktivitas antioksidan, dan dapat
menurunkan pertumbuhan bakteri (Awhu dkk, 2013). Asap Cair saat ini sudah
mulai dikembangkan sebagai pengganti senyawa formalin.
4

Asap cair mengandung berbagai senyawa yang terbentuk karena terjadinya


pirolisis tiga komponen kayu yaitu selulosa, hemilselulosa dan lignin, destilat
yang diperoleh berupa asap cair yang memiliki kemampuan untuk mengawetkan,
karena adanya senyawa asam, fenolat dan karbonil (Chandra dkk, 2014). Menurut
Darmadji (1996) bahwa pirolisis tempurung kelapa menghasilkan asap cair yang
mengandung senyawa fenol 4,13%, asam 10,2% dan karbonil 11,3%.
Komponen-komponen tersebut ditemukan dalam jumlah yang bervariasi
tergantung jenis kayu, umur tanaman sumber kayu, dan kondisi pertumbuhan
kayu seperti iklim dan tanah (Andri, 2015). Komponen-komponen tersebut
meliputi asam yang dapat mempengaruhi citarasa, pH dan umur simpan produk
asapan (Siti, 2014).
Tujuan pengawetan yang paling penting adalah untuk menekan
pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan, menghindarkan oksidasi makanan
sekaligus menjaga nilai gizi makanan (Wahyu, 2015). Dalam perkembangannya,
asap cair mengalami perubahan yaitu untuk menghasilkan produk dengan aroma
tertentu, meningkatkan citarasa, memperbaiki penampilan, dan meningkatkan
daya simpan produk(Girrard, 1992).

2.4 Freeze Drying (Pengeringan Beku)


Freeze Drying adalah proses pengeringan di mana air atau pelarut
mengalami kristalasi dan sublimasi pada temperatur rendah (Haikal, 2015).
Pengeringan ini dapat meminimalkan kehilangan komponen-komponen volatil
yang memiliki resistensi rendah terhadap suhu tinggi dan tidak menyebabkan
penyusutan pada produk yang dikeringkan. Namun freeze dryer membutuhkan
biaya energi yang tinggi serta waktu pengeringan yang lebih lama karena panas
yang digunakan untuk sublimasi harus dirambatkan melalui lapisan kering produk
(Andri, 2015). Lapisan kering produk yg berstruktur rongga mempunyai
konduktivitas yang sangat rendah, sehingga penghantaran panas untuk sublimasi
juga sangat rendah (Barbosa-Canvas & Vega-Mercado, 1996).
Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain spray
drying(pengeringan semprot), pan drying (pengeringan lapis tipis) dan freeze
drying (pengeringan beku) (Novita sari, 2006).Menurut Shinta (2014), untuk
proses freeze drying bahan yang dikeringkan terlebih dahulu dibekukan kemudian
dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan tekanan rendah sehingga
kandungan air yang sudah menjadi es akan langsung menjadi uap.
Tahapan utama proses freeze drying meliputi pembekuan, pengeringan
primer dan pengeringan sekunder. Tujuan dari tahap pembekuan adalah untuk
membekukan air yang ada dalam produk untuk proses sublimasi (Shinta, 2014).
Pembekuan memiliki pengaruh yang penting pada bentuk, ukuran dan distribusi
kristal-kristal es, proses pengeringan serta struktur akhir dari produk yang
mengalami proses freeze drying.
5

Pada pengeringan primer, kira-kira 90% dari total air dalam produk
terutama semua air bebas dan beberapa air terikat dihilangkan dengan cara
sublimasi. Produk beku dikeringkan dibawah kondisi vakum untuk
menghilangkan air beku oleh sublimasi. Selanjutnya, air yang tidak beku saat
pengeringan primer dihilangkan dengan cara desorbsi dari lapisan kering produk,
sehingga didapat produk yang mengandung sisa air kurang dari 1-3%. Tahapan
akhir ini dilakukan dengan menaikkan temperatur dan menurunkan tekanan uap
pada pengeringan. Tahap pengeringan sekunder membutuhkan 30-50% waktu
yang dibutuhkan untuk pengeringan primer karena adanya tekanan yang lebih
rendah dari sisa air dibandingkan dengan air yang beku pada temperatur yang
sama sehingga menghasilkan proses yang pelan (Barbosa-Canovas & Vega-
Mercado, 1996).
Keuntungan menggunakan pengeringan beku yaitu dapat menghindari
perubahan aroma, warna, dan unsur organoleptik lain. Dan untuk
mempertahankan mutu hasil pengeringan, mempertahankan stabilitas produk,
mempartahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan bentuk
setelah pengeringan sangat kecil), serta bentuk fisik hasil pengeringan yang
hampir sama dengan sebelum pengeringan (Andri, 2015).

BAB 3. METODE PENELITIAN


3.1 Tahapan penelitian
Tahapan penelitian yang direncanakan dipaparkan pada Gambar 3.1
berikut.

Persiapan bahan

Pembuatan tepung asap sekam padi

( dengan metode freeze drying dengan


berbagai pengenceran asap cair sekam padi)

Proses pengawetan Mie basah

Pembaluran Mie Pembuatan mie basah dengan


dengan Tepung asap penambahan tepung asap
sekam padi sekam padi
6

(konsentrasi tepung asap (Konsentrasi tepung


10%, 15% dan, 20%) asap 2,5%, 5%, dan
7,5%)

pengujian

Uji TVB Uji organoleptik Uji TPC

Target capaian tiap tahapan :


 Untuk mengetahui pengaruh di tambahkannya tepung
asap terhadap warna,bau,dan rasa mie basah
 Untuk mengetahui konsentrasi tepung asap yang efisien
untuk pengawetan mie basah

3.1.1 Pembuatan tepung asap


Asap cair pekat di encerkan dengan pengenceran 10% kemudian
ditambahkan maltodekstrin dengan perbandingan 1:1. Kemudian aduk sampai
merata. Setelah itu,dimasukan ke dalam cawan petri plastik. Kemudian di
bekukan ke dalam freezer dalam 24 jam dengan 3 tahap :
1. Proses vakum selama 20 menit dengan mengosongkan udara
dalam alas freeze dryer.
2. Proses main drying selama 22 jam dengan suhu -270.
3. Final drying selama 2 jam.
Hasil dari alat freeze dryer berbentuk kristal atau padatan , lalu padatan tersebut di
tumbuk/digiling hingga berbentuk tepung.

3.1.2 Pembuatan mie basah


Mie basah di buat dengan bahan 300 gram tepung terigu protein tinggi, 3
buah telur ayam, 1 sendok teh garam, 1 sendok makan minyak goreng,
secukupnya tepung terigu untuk taburan agar tidak lengket. Langkah
pembuatannya yaitu campur rata tepung dengan 1 sendok teh garam masukkan
telur dan minyak ke dalam tepung, tambahkan tepung asap dengan variasi %berat
2,5% 5% dan 7,5% kemudian di uleni hingga lembut dan adonan mengkilat , lalu
bungkus adonan dengan serbet makan biarkan dalam suhu kamar selama 30
7

menit. Bagi adonan menjadi 4 bagian. Buat adonan menjadi pipih dengan mesin
pembuat mie lubang tingkat 1(paling besar), lakukan berulang kali hingga adonan
lembut,tipis, dan rata.potong adonan pipih dengan cetakan mie, taburi mie dengan
sedikit tepung terigu, dibiarkan mie kering selama 30 menit. Rebus air setelah
mendidih masukkan mie yang sudah di cetak ke air mendidih tunggu sampai 3
menit lalu angkat. Lalu di diamkan sampai mie agak kering kemudian didiamkan
dan dilakukan pengujian (organoleptik) setiap 4 jam.

3.1.3 Pembaluran mie basah dengan tepung asap


Mie basah di balurkan hingga merata dengan tepung asap sekam padi
dengan berbagai variasi % berat yaitu 10%, 15%, dan 20% . kemudian didiamkan
lalu di uji organoleptik setiap 4 jam pendiaman.

3.2 Luaran
Luaran yang diharapkan dari data sifat-sifat dan daya tahan mie yang di
hasilkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan pengembangan pengawet pada
makanan lainnya sehingga dapat dilakukan publikasi artikel ilmiah pada seminar
internasional maupun jurnal nasional terakreditasi.

3.3 Pengujian
3.3.1 Uji Total Volatile Base (TVB)
Sampel mie yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 2 g. Kemudian
sampel dimasukkan ke dalam blender dan ditambah 75 ml larutan TCA 7% dan
dihaluskan kembali selama 1 menit. Selanjutnya sampel disaring dan diuji kadar
TVB-Nnya. 1 ml asam borat dimasukkan ke dalam inner chamber cawan conway,
kemudian filtrat sampel dimasukkan ke bagian luar cawan conway. Selanjutnya,
cawan conway ditutup, lalu ditambahkan 1 ml larutan K2CO3 pada bagian luar.
Bagi blanko, filtrat dianti dengan larutan TCA 5%. Inkubasi sampel pada suhu
35oC selama 2 jam. Setelah diinkubasi bagian dalam cawan conway, baik pada
blanko maupun sampel, dititrasi dengan HCl 0,02 N sampai berwarna merah
muda seperti pada blanko. Hasil titrasi dicatat dan dimasukkan dengan
perhitungan.

3.3.2 Uji Organoleptik


Pengujian organoleptik merupakan uji yang dipengaruhi atau berdasarkan
penggunaan alat indra. Pengindraan dapat diartikan suatu proses fisio-psikologis
yang merupakan proses pengenalan alat – alat indra terhadap sifat benda yang
timbul karena adanya rangsangan yang diterima alat indra dari benda tersebut.
Alat indra yang digunakan adalah lidah (pengecap rasa), mata (melihat warna) dan
hidung (penguji bau). Reaksi yang ditimbulkan dapat berupa mendekati atau
menjauhi, menyukai atau tidak menyukai benda penyebab rangsangan.
8

3.3.3 Uji Total Plate Count (TPC)


Membuat larutan pengenceran 10-1 yaitu menyiapkan mie sebanyak 25 ml
dalam wadah steril kemudian menambahkan 225 ml larutan BPW (Buffered
Peptone Water) 0,1%. Menyiapkan 6 buah tabung reaksi yang telah diisi larutan
BPW masing-masing sebanyak 9 ml. Memindahkan 1 ml suspensi pengenceran
10-1 dengan pipet steril ke dalam tabung reaksi I untuk mendapatkan pengenceran
10-2. Memindahkan 1 ml suspensi dari tabung reaksi I ke dalam tabung raksi II
sebagai larutan pengenceran 10-3. Pengenceran dilakukan sampai pada tabung
reaksi ke VI (larutan pengenceran 107). Memasukkan 1 ml suspensi dari setiap
pengenceran ke dalam cawan petri secara duplo. Menambahkan 15 ml PCA (Plate
Count Agar) pada masing-masing cawan yang sudah berisi suspensi. Melakukan
penggojogan cawan membentuk angka delapan supaya media PCA tercampur,
kemudian didiamkan sampai padat. Inkubasi pada temperatur 32oC ± 1oC selama
24 jam dengan posisi cawan terbalik. Jumlah bakteri dapat dihitung dengan
menggunakan alat colony counter. Penghitungan bakteri dimulai dari menghitung
jumlah koloni pada setiap pengenceran kecuali cawan petri yang berisi koloni
menyebar. Pilih cawan yang mempunyai jumlah koloni 25 sampai dengan 250.
Jumlah mikroba yaitu jumlah koloni dikalikan dengan faktor pengenceran.
Rataannya adalah jumlah mikroba dalam 1 ml suspensi mie.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Jenis Pengeluaran Biaya(Rp)
No
1 Peralatanpenunjang. 7.510.000
2 Bahan habis pakai. 1.110.000
3 Perjalanan. 2.550.000
4 Lain-lain. 550.000
Jumlah 11.755.000

4.2
JumJadwal Kegiatan
No
lah Bulan
Jenis Kegiatan
1 2 3
1 Kajian Pustaka

2 Persiapan Alat Dan Bahan

3 Pelaksanaan Penelitian

4 Laporan
9

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A., Paindoman, R., dan Coniwanti, P. 2013. Pengaruh Variabel


Waktu dan Temperatur Terhadap Pembuatan Asap Cair dari Limbah Kayu
Pelawan (Cyanometra Cauliflora). Jurnal Teknik Kimia, 19(1).
Ardianto, C., Swastawati, F., dan Riyadi, P. H. 2014. Pengaruh Perbedaan
Konsentrasi Asap Cair Terhadap Karakteristik Arabushi Ikan Tongkol (Euthynus
Affinis). Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, 3(4):10-15.
Barbosa-Cánovas, G.V. & H. Vega-Mercado. (1996). Dehydration of
Foods. Chapman & Hall. New York.
Darmadji, P. 1996. Antibakteri Asap Cair dari Limbah Pertanian.
Agritech, 16 (4): 19-22. Yogyakarta.
Darmadji, P., et al. 1999. Sifat Antioksidatif Asap Cair Hasil Redistilasi
Selama Penyimpanan. Prosiding Seminar Nasional Pangan. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Faisal, M., Asri, G., Husni, dan Daimon, H. 2017. A Preliminary Study of
The Utilization of Liquid Smoke From Palm Kernel Shells for Organic
Mouthwash. International Journal of Geomate, 13 (37): 116-120.
Girrard, J. P. 1992. Technology de la Viande at des Produits Carnes.
Technique & Documentation – Lavoisier. Paris. France.
Haikal. 2015. Pengaruh Tingkat Pemberian Tepung Asap dan Lama
Penyimpanan Terhadap Kualitas Bakso Daging Sapi Bali. Skripsi. Fakultas
Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Hastuti, S. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid pada Ikan Asin
Di Madura. Jurnal Argointek, 4 (2):132-137.
Jamilatun, S., & Setyawan, M. 2014. Pembuatan Arang Aktif dari
Tempurung Kelapa dan Aplikasinya untuk Penjernihan Asap Cair. Jurnal
Spektrum Industri, 12(1).
Molina Filho, L., et al. 2011. Moisture Sorption Isotherms of Fresh and
Blanched Pumpkin (Cucurbita Moschata). Brazilian Journal of Food Science and
Technology, 31 (3): 714-722.
Novita, S. A. 2011. Kinerja Dan Analisis Tekno-Ekonomi Alat Penghasil
Asap Cair dengan Bahan Baku Limbah Pertanian. Tesis. Universitas Andalas.
Padang.
Novitasari, 2006. Sifat Fisik dan Fungsional Tepung Putih Telur Ayam
Ras dengan Penambahan Taraf Asam Sitrat yang Berbeda. Skripsi Program Studi
Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan. institut Pertanian Bogor.
Prabowo, A. T. 2015. Pengaruh Tingkat Pemberian Tepung Asap Hasil
Pengeringan Beku (Freeze Drying) dan Lama Penyimpanan Terhadap Kualitas
Daging Sapi Bali. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
10

Respati, A. N. 2010. Pengaruh Penggunaan Pasta labu Kuning Cucurbita


Moschata) Untuk Subtitusi Tepung Terigu Dengan Penambahan Tepung Angkak
Dalam Pembuatan Mie Kering. Diss. Universitas Sebelas Maret.
Simon, S., Abustam, E., & Said, M. I. 2014. Karakteristik Fungsional
Tepung Putih Telur yang Dikeringkan dengan Freeze Dryer pada Suhu dan
Ketebalan Berbeda Terhadap Stabilitas Busa, Waktu Koagulasi dan Kekuatan
Gel. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Soldera, S. 2008. Composition of Phenolic compounds and Antioxidant
Activity of Commercial Aqueous Smoke Flavorings. J. Agric. Food Chem, 56 (8)
: 2727-2734.
Sutrisno, . 2014. Aplikasi Asap Cair Tempurung Kelapa Terhadap Umur
Simpan Mie Basah (Triticum Sp). Pasundan Food Technology Journal, I (1).
Sy, M. R. H., & Mardina, P. 2013. Ekstraksi Silika dari Abu Sekam Padi
dengan Pelarut KOH. Konversi, 2 (1): 28-31.
Tranggono, S. 1999. Potensi Pencoklatan Fraksi-Fraksi Asap Cair
Tempurung Kelapa. Prosiding Seminar Nasional Pangan Pusat Antar Universitas.
Wahyu, A. 2015. Pengaruh Proporsi Tepung TapiokaTerhadap Mutu
Bakso Ikan Lele yang Diberi Asap Cair Secara Sensori. Skripsi. Sekolah Tinggi
Ilmu Pertanian Dharma Wacana.
Wibowo, et al. 2016. Uji Kualitatif Kandungan Formaldehid Alami pada
Ikan Pati Jambal (Pangasius Djambal) Selama Penyimpanan Suhu Dingin
Menggunakan Test Kitantilin. Jurnal Kimia Khatulistiwa, 5 (3).
11

Lampiran 1. Biodata
Lampiran 1.1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Ratu Syofina


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIM 1504103010019
5 Tempat dan Tanggal Medan, 27 Desember 1997
Lahir
6 Email syofina@mhs.unsyiah.ac.id
7 Nomor Telepon / HP 082236660493

B. Riwayat Pendidikan

Sarjana S2 / Magister S3 / Doktor


Nama Institusi Universitas Syiah - -
Kuala
Jurusan Teknik Kimia - -
Tahun Masuk- 2015-2019 - -
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan


No. Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -

D. Penghargaan dalam 5 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)

Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 - - -
2 - - -
3 - - -
12

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal PKM-Penelitian (PKM-P).

Banda Aceh, 13 November 2017

Pengusul,

( Ratu Syofina )
13

Lampiran 1.2. Biodata Anggota 1


A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Siti Alfitri Nur


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIM 1504103010101
5 Tempat dan Tanggal Banda Aceh, 27 Februari 1998
Lahir
6 Email sitialfitrinur@gmail.com
7 Nomor Telepon / HP 082276233030

B. Riwayat Pendidikan

Sarjana S2 / Magister S3 / Doktor


Nama Institusi Universitas Syiah - -
Kuala
Jurusan Teknik Kimia - -
Tahun Masuk- 2015-2019 - -
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan


No. Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -

D. Penghargaan dalam 5 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)

Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 - - -
2 - - -
3 - - -
14

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal PKM-Penelitian (PKM-P).

Banda Aceh, 13 November 2017

Pengusul,

( Siti Alfitri Nur )


15

Lampiran 1.3. Biodata Anggota 2


A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Muhammad Alfath


2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Kimia
4 NIM 1704103010047
5 Tempat dan Tanggal Lhokseumawe, 27 September 1999
Lahir
6 Email m_alfath@ymail.com
7 Nomor Telepon / HP 085371839810

B. Riwayat Pendidikan

Sarjana S2 / Magister S3 / Doktor


Nama Institusi Universitas Syiah - -
Kuala
Jurusan Teknik Kimia - -
Tahun Masuk- 2017-2021 - -
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan


No. Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -

D. Penghargaan dalam 5 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)

Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 Juara 3 Lomba Lari Estafet OSDAMOR 2015
2 Juara 3 Musabaqah Hifzhil Universitas Gadjah Mada 2017
Qur’an
3 Hafalan Qur’an MAS YAPENA 2017
16

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan proposal PKM-Penelitian (PKM-P).

Banda Aceh, 13 November 2017

Pengusul,

( Muhammad Alfath )
17

Lampiran 1.4. Biodata Pendamping


A. Identitas Diri

Nama Lengkap
Dr. M. Faisal, ST., M. Eng.
1
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIDN/NIDK 6097302
5 Tempat dan Tanggal
Langsa, 6 September 1973
Lahir
6 Email mfaisal@unsyiah.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 081264953649

B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2 / Magister S3 / Doktor
Nama Institusi Universitas Syiah Toyohashi Toyohashi
Kuala University of University of
Technology, Technology,
Toyohashi-Japan Toyohashi-
Japan
Jurusan Teknik Kimia Ecological Environment
Engineering and Life
Engineering
Tahun Masuk- 1991-1997 2000-2002 2004-2007
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No. Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
1. Seminar Nasional Hasil Riset Pemetaan dan analisis Banda Aceh,
dan Standardisasi Industri potensi limbah padat 14 – 16
pabrik kelapa sawit di November
provinsi Aceh sebagai 2011
sumber energi alternative
berbasis mekanisme
pembangunan bersih
2. 2nd Annual International Innovations in separations Banda Aceh,
Confererence Syiah Kuala technology for the Indonesia,
University, (AIC UNSYIAH) recycling of rare November,
metalswith supercritical 22-23, 2012
carbon dioxide.
18

3. SAFE, International Biomass Residue from Padang, 12-


Conference Palm Oil Mills in Aceh 14 May 2013
Sustainable Agriculture, Province: A Potential
Food and Energy Usage for Sustanaible
Energy.
4. The 7th International Waste Management Banda Aceh,
Conference of Chemical Option and Renewable Indonesia,
Engineering on Science and Energy from Tofu 18-19
Applications Processing Waste in September
Banda Aceh City. 2013.
5. The 7th International Removal of Organic Banda Aceh,
Conference of Chemical Matter in Eutrophication Indonesia,
Engineering on Science and Ponds at Various Oxygen 18-19
Applications Supply Conditions. September
2013.
6. The 7th International Pyrolysis of Palm kernel Banda Aceh,
Conference of Chemical Shell into Liquid Smoke: Indonesia,
Engineering on Science and Potential Application for 18-19
Applications Biopesticides in Aceh September
Province. 2013.
7. 4th Annual International Wastewater Characteristic Banda Aceh,
Conference-AIC 2014 from Tofu Processing 22-24
facilities in Banda Aceh Oktober
2014
8. International Chemical Recycling of Jakarta, 12-
Multidisciplinary Conference Poly (L-lactic) Acid with 13
Condensed Fluids November
2014
9. International Conference and Pyrolysis of Palm Kernel Jakarta, May
Exhibition of Palm Oil Shell into Liquid Smoke: 26-28, 2014
Effect of Pyrolisis
Temperature on Liquid
Smoke Products to inhibit
Colletotrichum Capsici on
Chili
10. The 5th Annual International Effect of Organic Loading Banda Aceh,
Conference Syiah Kuala on Production of Methane September
University (AIC Unsyiah) Biogas from Tofu 9-11, 2015.
2015 Wastewater Treated by
In conjunction with The 8th Thermophilic Stirred
International Conference of Anaerobic Reactor
Chemical Engineering on
19

Science and Applications


(ChESA) 2015

11. International Conference on Utilization of Tofu Liquid Bangkok,


Geotechnique, Construction Waste Generated from Thailand,
Materials and Anaerobic Processing in 14-16
Environment (GEOMATE) Compost Preparation November
2016.
12. International Conference on A Preliminary Study of Osaka,
Science, Engineering the Utilization of Liquid Japan, 21-23
and Environment (SEE) Smoke from Palm Kernel November,
Shells for Organic 2016
Mouthwash
13. International Conference on Briquetting of Charcoal Johor Bahru,
Separation Technology 2017 from Residue of Malaysia,
(ICoST 2017) Pyrolyzed Palm Kernel 15-16 April
Shells 2017
14. The 3rd International Catalytic effect of Banda Aceh,
Conference on Chemical different reactor materials 20-21
Engineering Sciences and under subcritical water September
Applications (ICChESA) conditions: 2017
decarboxylation of cysteic
acid into taurine
15. The 3rd International Material flow analysis for Banda Aceh,
Conference on Chemical resource management 20-21
Engineering Sciences and towards resilient palm oil September
Applications (ICChESA) production 2017

D. Penghargaan dalam 5 tahun Terakhir(dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainnya)
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1. Piagam satya lencana karya satya X Pemerintah Indonesia 2012
tahun
20

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebnarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM penelitian.

Banda Aceh, 13 November 2017


Pendamping,

(Dr. M. Faisal, ST., M. Eng.)


NIP. 197309061998021001
21

Lampiran 2. JustifikasiAnggaranKegiatan

1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga Jumlah Biaya
Material Unit
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)

penunjang
Masker keselamatan 1 20.000 20.000
penelitian

penunjang
Sarung tangan keselamatan 3 10.000 30.000
penelitian

penunjang
Blender pelaksanaan 1 150.000 150.000
penelitian

penunjang
Tissue pelaksanaan 1 15.000 15.000
penelitian

penunjang
wadah sampel pelaksanaan 12 25.000 300.000
penelitian

penunjang
tabung reaksi pelaksanaan 3 60.000 180.000
penelitian

penunjang
Ph meter pelaksanaan 1 250.000 250.000
penelitian

penunjang
pipet tetes pelaksanaan 5 5.000 25.000
penelitian

penunjang
Alumunium foil pelaksanaan 1 35.000 35.000
penelitian

buret 100 mL penunjang 1 500.000 500.000


pelaksanaan
22

penelitian

penunjang
Erlenmayer
pelaksanaan 3 90.000 270.000
50mL
penelitian

penunjang
cawan petri pelaksanaan 3 40.000 120.000
penelitian

penunjang
termometer pelaksanaan 1 300.000 300.000
penelitian

penunjang
Gelas kimia 100
pelaksanaan 2 40.000 80.000
mL
penelitian

penunjang
Gelas ukur 10
pelaksanaan 2 20.000 40.000
mL
penelitian

penunjang
Spatula pelaksanaan 1 10.000 10.000
penelitian

penunjang
Mesin pengaduk
pelaksanaan 1 5.000.000 5.000.000
adonan
penelitian

penunjang
Mesin pencetak
pelaksanaan 1 200.000 200.000
mie
penelitian

SUB TOTAL (Rp) 7.510.000

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi Harga Jumlah Biaya
Material Unit
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)

Pembuatan
Aquadest 5 Liter 10.000 50.000
larutan
23

Bahan
Tepung terigu 3 kilogram 10.000 30.000
penelitian

Bahan
Tepung Tapioka 500 gram 5.000 5.000
penelitian

Kaldu ayam Bahan


100 gram 2.000 2.000
bubuk penelitian

Bahan
Telur Ayam 2 lusin 2.000 48.000
penelitian

Bahan
Mie Aceh 1 kotak 60.000 60.000
penelitian

Bahan
alumunium foil 2 bungkas 25.000 50.000
penelitian

Bahan
alkohol 1 liter 35.000 35.000
penelitian

Bahan
H2SO4 1 liter 285.000 285.000
penelitian

Bahan
NaOH 50 gram 1.800 90.000
penelitian

Bahan
kertas Saring 2 meter 15.000 15.000
penelitian

Bahan
HCL 1 Liter 200.000 200.000
penelitian

penunjang
kertas label pelaksanaan 1 plastik 10.000 10.000
penelitian

Asap cair sekam Bahan


10 liter 25.000 250.000
padi penelitian

1.130.000
SUB TOTAL (Rp)
24

3. Perjalanan
Justifikasi Harga Satuan Jumlah Biaya
Material Volume
Perjalanan (Rp) (Rp)

Pengiriman Freeze
3 sampel 450.000 1.350.000
sampel dryer

Pengiriman
Uji TPC 6 sampel 200.000 1.200.000
sampel

SUB TOTAL (Rp) 2.550.000

4. Lain-Lain
Justifikasi Harga Jumlah Biaya
Material Volume
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)

Pembuatan & Studi


3
penggandaan pustaka & 100.000 300.000
Eksemplar
laporan fotocopy

Dokumentasi
dan
Alat tulis 2 set 50.000 100.000
penyelesaian
laporan

Pembuatan
Publikasi 1 lembar 150.000 150.000
poster penelitian

SUB TOTAL (Rp) 550.000

Rp.
Total (Keseluruhan)
11.755.000
25

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Alokasi
Progr Waktu
No Nama/NIM Bidang Ilmu Uraian Tugas
am (jam/
Studi minggu)
Menkoordinator
tim untuk
mendapatkan
hasil yang
Ratu Syofina/ optimal,
1 S1 Teknik Kimia 13 mengurus
1504103010019
perizinan, serta,
mengatur tim
dalam
pelaksanaan
peneltian.
Membantu ketua
tim dalam
pelaksanaan
penelitian,
Siti Alfitri/ mengurus
2 S1 Teknik Kimia 11
1504103010101 perizinan dan
menyusun
laporan dan
proposal
bersama tim.
Mencari
infomasi dan
Muhammad sumber lainnya
3 Alfath/1704103 S1 Teknik Kimia 8 untuk
010047 mendukung
penelitian yang
terkait.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN 26 TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
Jl. Syekh Abdul Rauf, Darussalam, Banda Aceh 23111
Telp. (0651) 7410248, (0651) 7554394, 7554398 Ext. 4149, 4190 Fax. (0651) 7551381
website : www.unsyiah.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PENELITI

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ratu Syofina
NIM : 1504103010019
Program Studi : Teknik Kimia
Fakultas : Teknik

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-PE saya dengan judul Pembuatan
Tepung Asap Sekam Padi dengan Metode Freeze Drying Sebagai Pengawet
Mie Basah yang diusulkan untuk tahun anggaran 2018 adalah asli karya kami dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

BandaAceh, 13 November 2017


KetuaPelaksana,

(Ratu Syofina)
NIM. 1504103010019
27

Anda mungkin juga menyukai