Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROTEIN DARI LIMBAH BIJI KURMA (Phoenix dactylifera L.)


SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BRINE WATER PIPA MINYAK
BUMI

BIDANG KEGIATAN
PKM – PENELITIAN EKSAKTA

Diusulkan oleh:
Muhammad Irfansyah Maulana; 1607608; 2016
Hafizh Arsytari Wahyudi; 1601143; 2016
Silvia Widiyanti; 1705675; 2017

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


BANDUNG
2019
PENGESAHAN PROPOSAL PKM – PENELITIAN EKSAKTA

1. Judul Kegiatan : Protein dari Limbah Biji Kurma (Phoenix


dactylifera L.) sebagai Inhibitor Korosi
pada Brine Water Pipa Minyak Bumi
2. Bidang Kegiatan : PKM-PE
3. Nama Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Muhammad Irfansyah Maulana
b. NIM : 1607608
c. Program Studi : Kimia
d. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia
e. Alamat Rumah dan : Jl. Gegerkalong Tengah No. 62 Kel.
Nomor HP Gegerkalong Kec. Sukasari Kota Bandung
40153 HP. 081222863374
f. Email : irfansyah.chem@gmail.com
4. Anggota Pelaksana : 2 (dua) Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Dr. Yayan Sunarya, M.Si.
b. NIDN : 0008026103
c. Alamat Rumah dan : Perumnas Cijerah II Blok 21/2 Cimahi
Nomor HP HP. 08122196509
6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemenristekdikti : Rp11.785.500,-
b. Sumber Lain : -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 (lima) Bulan

Bandung, 12 Juni 2019


Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Ketua Pelaksana Kegiatan,

Dr. Dadi Rusdiana, M.Si. Muhammad Irfansyah Maulana


NIP. 196810151994031002 NIM. 1607608

Wakil Rektor Dosen Pendamping,


Bidang Akademik dan Kemahasiswaan,

Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. Dr. Yayan Sunarya, M.Si.


NIP. 196202081986011002 NIDN. 0008026103

ii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM – PENELITIAN EKSAKTA ........................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
BAB 3. METODE PENELITIAN........................................................................... 5
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping ........................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .......................................................... 16
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ............... 18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ................................................... 19

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tahap Penelitian .................................................................................. 5


Gambar 3.2 Teknik Pengumpulan Data (a) Uji Fitokimia Senyawa Protein, (b)
Uji Potensi Inhibisi.................................................................................................. 7

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Biji Kurma ............................................................................ 4


Tabel 2.2 Komposisi Air Formasi Lapangan dengan Metode API RP 45 .............. 4
Tabel 3.1 Luaran dan Indikator Pencapaian setiap Tahap Penelitian ..................... 7
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P ....................................................... 8
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 8

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki wilayah laut seluas 3,25
juta km2 dari total 7,81 juta km2 wilayah Indonesia. Luasnya wilayah laut
mengakibatkan penguapan air laut menjadi curah hujan tinggi dan udara lembab
yang mengandung NaCl. Keberadaan garam NaCl yang melimpah ini akan
mempercepat terjadinya korosi pada material-material logam. Korosi dapat
didefinisikan sebagai reaksi dari suatu material dengan lingkungannya dimana
konsekuensinya adalah menyebabkan kerusakan pada material penyusunnya
(Shrier, 1994). Di Indonesia, kerugian akibat korosi diperkirakan mencapai angka
triliun rupiah yang meliputi biaya pemeliharaan, penggantian material, jam kerja,
dan keuntungan yang hilang akibat produksi yang berhenti, mengecewakan
pelanggan, biaya administrasi, kerugian fisik, dan pengobatan, sehingga korosi
harus dikendalikan karena sangat penting bagi segi ekonomi dan keamanan
(Supardi, 1997). Dampak yang ditimbulkan oleh korosi akan berpengaruh
terhadap kehidupan manusia dari sisi ekonomi maupun lingkungan. Terlebih
korosi yang terjadi pada pipa minyak bumi dapat menyebabkan kebocoran yang
berpotensi adanya ledakan dan pencemaran pada lingkungan sekitar.
Pada pertambangan minyak bumi, kegiatan eksplorasi minyak bumi
melibatkan proses transpor minyak mentah dari perut bumi melalui saluran pipa
kemudian diolah lebih lanjut melalui distilasi terfraksinasi (Seal, 2000).
Kenyataannya, eksplorasi minyak bumi melibatkan kondisi yang kompleks,
seperti tekanan tinggi, beda temperatur yang relatif ekstrim, serta adanya
senyawa-ikutan sebagai pengotor minyak bumi seperti garam, gas CO2, air, dan
senyawa belerang (Obeyesekere, 2000). Korosi dapat dicegah antara lain dengan
pelapisan (coating), proteksi katodik, dan dapat pula dicegah dengan
menggunakan inhibitor (Widharto, 2001). Korosi pada permukaan bagian luar
pipa dapat ditanggulangi dengan pelapisan (coating) atau proteksi katodik,
sedangkan pada permukaan bagian dalam pipa hanya dapat dikendalikan dengan
cara menambahkan inhibitor korosi. Inhibitor merupakan senyawa yang jika
ditambahkan dalam jumlah kecil pada suatu sistem korosi dapat meminimalkan
laju korosi pada konsentrasi tertentu (Uhlig, 2004).
Beberapa ekstrak tanaman mengandung sejumlah senyawa organik seperti
tanin, alkaloid, saponin, asam amino, dan protein yang memiliki kemampuan
mengurangi laju korosi (Martinez dan Stern, 2001; Martinez, 2002; Kosar et al.,
2005; Oguzie et al, 2006). Berdasarkan penelitian Hamada (2002), biji kurma
mengandung 71,9-73,4% karbohidrat, 5-6,3% protein, dan 9,9-13,5% lemak. Data
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor kurma di sepanjang Februari
2019 mencapai USD 2,34 juta. Jumlah itu meningkat hingga 106% jika
dibandingkan Januari 2019 yang sebesar USD 1,13 juta. Kegiatan produksi dari
industri pengolahan buah kurma akan menghasilkan hasil samping berupa biji
2

kurma. Menurut Almana dan Mahmoud (1994), komponen biji kurma adalah
sekitar 10% dari buah kurma. Pada Februari 2019, data BPS menunjukkan bahwa
impor kurma tercatat seberat 9,4 juta kilogram. Jika diasumsikan sebanyak
setengah dari impor komoditi buah kurma pada periode itu digunakan sebagai
bahan baku industri pengolahan buah kurma, maka didapatkan sebanyak 470.000
kilogram biji kurma dari kegiatan produksi industri pengolahan buah kurma setiap
bulannya. Sangat disayangkan limbah sebanyak itu jika tidak dimanfaatkan
sebagai limbah organik yang bernilai potensial. Pengolahan limbah biji kurma
menjadi suatu produk sangat relevan untuk dilakukan di masa kini untuk
memberikan nilai potensial sehingga menjadi pendapatan lebih bagi industri
pengolahan buah kurma dan mengurangi volume sampah dari limbah industri.
1.2 Tujuan Khusus
a. Mengekstrak protein dari limbah biji kurma
b. Menentukan laju korosi protein dari limbah biji kurma sebagai inhibitor korosi
pada brine water pipa minyak bumi
c. Menentukan efisiensi inhibisi protein dari limbah biji kurma pada brine water
pipa minyak bumi
1.3 Manfaat Penelitian
a. Memanfaatkan protein dari limbah biji kurma sebagai material alternatif untuk
menginhibisi laju korosi logam
b. Menjadi rujukan atas solusi pengendalian korosi pada brine water pipa
minyak bumi oleh limbah biji kurma
c. Memberi kesadaran terhadap masyarakat akan pentingnya mengolah limbah
menjadi material bernilai potensial
1.4 Keutamaan Penelitian
Pada pertambangan minyak bumi, korosi pada bagian luar pipa sumur
produksi dapat dikendalikan dengan cara pelapisan, sedangkan korosi pada bagian
dalam pipa sumur hanya dapat dikendalikan dengan cara menambahkan inhibitor
korosi ke dalam media yang berinteraksi dengan permukaan pipa. Keberadaan
protein dari limbah biji kurma dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai inhibitor
korosi karena gugus amina pada ikatan peptida protein sangat berpotensi dalam
menghambat laju korosi logam, terlebih jika protein dihidrolisis menjadi asam-
asam aminonya.
1.5 Target Temuan
a. Menemukan inhibitor alternatif dari limbah biji kurma untuk menghambat laju
korosi logam
b. Menemukan efisiensi yang baik dari sebuah inhibitor korosi
1.6 Luaran Penelitian
a. Artikel ilmiah berupa publikasi di jurnal Indonesian Journal of Chemistry
b. Suatu produk berupa inhibitor korosi dari limbah biji kurma
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Inhibitor Korosi


Korosi dapat didefinisikan sebagai reaksi dari suatu material dengan
lingkungannya yang menyebabkan kerusakan pada material penyusunnya (Shrier,
1994). Umumnya, korosi lebih dikenal dengan istilah pengkaratan. Proses yang
terjadi saat korosi adalah terlepasnya atom logam ke dalam larutan elektrolit
menjadi ion logam dengan melepaskan sejumlah elektron. Korosi dapat dicegah
dengan pelapisan, proteksi katodik, dan dapat pula dengan menggunakan inhibitor
(Widharto, 2001). Korosi pada permukaan bagian luar pipa dapat ditanggulangi
dengan pelapisan atau proteksi katodik, sedangkan pada permukaan bagian dalam
pipa hanya dapat dikendalikan dengan cara menambahkan inhibitor korosi.
Inhibitor merupakan senyawa yang jika ditambahkan dalam jumlah kecil pada
suatu sistem korosi dapat meminimalkan laju korosi pada konsentrasi tertentu
(Uhlig, 2004). Inhibitor korosi ada dua, yaitu anorganik dan organik. Fosfat,
kromat, dikromat, silikat, borat, tungstat, molibdat, dan arsenat adalah senyawa
anorganik yang umum digunakan sebagai inhibitor (Wiston, 2000). Inhibitor
organik adalah senyawa heterosiklik yang mengandung atom nitrogen, sulfur, atau
oksigen yang mempunyai pasangan elektron bebas (Stupnisek-Lisac, 2002).
Kebanyakan inhibitor yang efisien digunakan dalam industri adalah senyawa
organik heteroatom yang mengandung O, N, S dan ikatan rangkap di dalam
molekulnya yang memfasilitasi adsorpsi pada permukaan logam (Quraishi, 2002).
Hal ini disebabkan senyawa organik memiliki pasangan elektron bebas pada rantai
karbonnya atau pada sistem rantai aromatiknya yang dapat berikatan dengan
muatan positif logam, sehingga terjadi adsorpsi antara permukaan logam dengan
inhibitor. Adsorpsi ini membentuk lapisan pelindung pada logam akibat adanya
fisisorpsi atau membentuk khelat pembatas yang tak larut akibat adanya
kemisorpsi, yang menghindarkan logam kontak langsung dengan media korosif.
Penggunaan inhibitor korosi yang bersifat biodegradable merupakan solusi
yang aman karena berasal dari ekstrak bahan alam yang ramah lingkungan.
Beberapa ekstrak tanaman mengandung senyawa organik seperti tanin, alkaloid,
saponin, asam amino, dan protein yang memiliki kemampuan mengurangi laju
korosi. Penelitian tentang penggunaan green inhibitor dalam studi inhibisi korosi
telah dilakukan, contohnya penelitian ekstrak Azadirachta indica digunakan
sebagai inhibitor korosi pada baja lunak dalam media NaCl 3% dan memberikan
hasil yang efektif yaitu efisiensinya sebesar 98% (Quraishi dkk, 1998).
2.2 Protein dari Limbah Biji Kurma
Keberadaan protein dalam biji kurma dapat dimanfaatkan sebagai inhibitor
korosi karena gugus amina pada ikatan peptida protein sangat berpotensi dalam
menghambat laju korosi logam, terlebih jika protein dihidrolisis menjadi asam-
asam aminonya. Hal tersebut dapat terlihat dari komposisi yang terkandung pada
biji kurma pada Tabel 2.1 berikut. (Hamada et al., 2002)
4

Tabel 2.1 Komposisi Biji Kurma


Komponen Persentase (%)
Kadar air 7,1 - 10,3
Karbohidrat 71,9 - 73,4
Protein 5 - 6,3
Lemak 9,9 - 13,5
Abu 1 - 1,8
Serat* 6,4 - 11,5
Acid detergent fibre 45,6 - 50,6
Neutral detergent fibre 64,5 - 68,8
*Al-Shahib dan Marshall (2003)
Beberapa asam amino yang terkandung dalam biji kurma, yaitu alanine,
agrinine, aspartic acid, aspartamine, glumatic acid, glycine, histidine, isoleucine,
leucine, lysine, methionine, phenylalanine, serine, threonine, thryptophan,
tyrosine, dan valine (Al-Shahib dan Marshall, 2003).
2.3 Brine Water Pipa Minyak Bumi
Kondisi lingkungan yang sering menyebabkan terjadinya korosi pada logam
adalah udara dan air (Fontana, 1986). Dalam peristiwa korosi terdapat dua unsur
pokok yang saling berinteraksi yaitu logam atau material lain sebagai objek korosi
dan lingkungan sebagai media korosifnya. Jenis lingkungan sebagai media korosif
jika ditinjau dari bentuknya ada 3 macam, yaitu berbentuk cairan, gas atau uap air,
dan garam-garaman. Pada saat ini, industri migas masih banyak menggunakan
pipa baja karbon dalam penyaluran migas. Korosi pada logam tersebut disebabkan
oleh garam klorida, asam organik, dan gas CO2 pada suhu tinggi. Zat-zat korosif
tersebut dapat menyebabkan korosi merata dan/atau korosi setempat. Media yang
digunakan dalam penelitian ini adalah brine water. Komposisi air formasi (brine
water) di lapangan migas menurut metode API RP 45 ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Komposisi Air Formasi Lapangan dengan Metode API RP 45
Ion-ion Kadar (mg/L)
-
CO3 0,00
-
HCO3 912,02
-
OH 0
-
SO4 7374,08
-
Cl 12874,8
- -
Keberadaan anion CO3 dan HCO3 merupakan hasil dari reaksi antara air
formasi dan gas CO2. Anion-anion tersebut terbentuk saat berada di tubing oil
well atau di pipa penyalur antara oil well dan stasiun pengumpul lokal.
Keberadaan anion Cl- di atas level 12.000 mg/L merupakan ciri khas dari brine
water berkadar garam tinggi, dimana Osokogwu dkk. (2012) menjelaskan bahwa
kadar sodium klorida dalam brine water hingga 144.810 mg/L.
5

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Tahap Penelitian


Ekstraksi Protein dari Biji Kurma

Preparasi Media
Uji Fitokimia Protein Uji Coba
Korosi
dari Biji Kurma
Potensi Inhibisi
Gambar 3.1 Tahap Penelitian
3.1.1 Ekstraksi Protein dari Biji Kurma
Sepuluh gram biji kurma bubuk dilarutkan dalam 30 mL aseton dingin
menggunakan vortex mixer dan disentrifugasi pada 12.000 x g selama 10 menit
pada 4 ˚C. Kemudian sampel didekantasi dan diambil bagian padat (pelet). Pelet
dicuci aseton dingin 2 kali dan dibiarkan kering pada suhu kamar. Setelah kering,
bilas dengan 15% w/v trikloroasetat (TCA) dalam aseton lalu dicampurkan
menggunakan vortex mixer dan disentrifugasi pada 12.000 x g selama 10 menit
pada 4˚C. Langkah ini diulang 3 kali. Terakhir, sampel dicuci dengan 15% b/v
TCA dingin dalam air dan dibilas dengan aseton 80% v/v dingin sebanyak 3 kali.
Pelet dibiarkan kering pada suhu kamar, kemudian dilarutkan dalam campuran
1:1 dari Tris-buffer dengan pH 8 dan dengan buffer SDS padat (2% w/v SDS, 5%
w/v sukrosa, 0,1 M Tris-HCL, pH 8, 5% v/v β-merkaptoetanol) lalu dicampurkan
menggunakan vortex mixer dan disentrifugasi pada 12.000 x g selama 10 menit
pada 4˚C. Tahap ini dilakukan 2 kali. Selanjutnya, pelet disuspensi kembali dalam
larutan pH/Tris-buffer dan SDS padat, lalu disentrifugasi lagi dalam kondisi sama.
Pelet dari kedua sentrifugasi dicampur dan diendapkan dengan 0,1 M ammonium
asetat 0,1 M dalam metanol dengan perbandingan voleme 1:5, didinginkan pada 4
˚C semalam dan disentrifugasi pada 12.000 x g selama 10 menit pada 4˚C. Pelet
dari sentrifugasi kemudian dicuci 3 kali dengan metanol dingin ditambah 0,1 M
amonium asetat dan disentrifugasi lagi pada 12.000 x g selama 10 menit pada
suhu 4˚C diikuti dengan proses yang sama dengan aseton 80% (v/v) dingin.
Per 0,5 g ekstak protein dari biji kurma (pelet kering) dicampur 5 mL
TCA berair dingin 24% (b/v) dengan vortex mixer dan dibiarkan endapan di
atas es selama 30 menit, diikuti sentrifugasi pada 20.500 x g selama 15 menit
pada 4 ˚C. Pelet dicuci 2 mL aseton dingin, kemudian diinkubasi selama 10
menit di atas es dan disentrifugasi pada 20.500 x g selama 15 menit pada 4˚C
(Akasha, 2014).
3.1.2 Uji Fitokimia Protein dari Biji Kurma
Dilarutkan 1 gram pelet dalam 10 mL akuades. Diambil 1 mL larutan sampel,
tambahkan 1 mL pereasi biuret dikocok. Terbentuknya warna kemerah-merahan
sampai ungu menunjukkan keberadan protein dalam sampel (Rosaini, 2017).
3.1.3 Preparasi Media Korosi
6

Media uji adalah larutan NaCl 3% dan HCl 3%. Larutan medium korosif
dibuat dengan melarutkan 37,5 gram NaCl dalam labu ukur 250 ml hingga
didapatkan larutan dengan konsentrasi 15%. Kemudian diencerkan sejumlah
volume tertentu dalam labu ukur 50 ml hingga konsentrasi 3%. Untuk larutan HCl
3% dibuat dengan mengencerkan HCl p.a dengan konsentrasi 37%. Pertama
dipipet sebanyak 101,37 ml ke dalam labu ukur 250 ml. Selanjutnya dihimpitkan
sampai tanda batas dengan air demin. Dipipet masing masing 10 ml ke dalam labu
ukur 50 ml, maka akan didapatkan HCl dengan konsentrasi 3% (Ali, 2014).
3.1.4 Uji Coba
Baja API 5L grade B berupa plat dengan ketebalan 1 mm dipotong dengan
ukuran 10 mm x 20 mm disiapkan 4 buah dan ditandai dengan baja A, B, C, dan
D. Benda uji dibersihkan dari dengan metode pickling dan dengan 500 ml asam
klorida yang dilarutkan dalam akuades hingga 1000 ml. Semua spesimen yang
masuk ke larutan pembersih kemudian dibersihkan dengan akuadest dan alkohol,
lalu dikeringkan. Setelah itu ditimbang berat awal masing-masing spesimen
sebelum diuji (Ali, 2014). Baja A dicelupkan dalam larutan campuran NaCl 3%
dan HCl 3% dan direndam 4 hari. Baja B, C, dan D dicelupkan dalam larutan
campuran NaCl 3% dan HCl 3% dan larutan inhibitor dengan variasi konsentrasi
berturut-turut 500 ppm, 1000 ppm dan 1500 ppm lalu direndam 4 hari.
3.1.5 Potensi Inhibisi
1. Penentuan Laju Korosi
Setelah direndam dalam medium korosif sampel ditimbang kembali.
Persamaan berikut digunakan untuk menentukan kemampuan inhibitor ekstrak
protein dari biji kurma dalam mengendalikan laju proses korosi (Irianty dan
Sembiring, 2012):
𝑤0 − 𝑤𝑓 𝑔
𝑟= 𝑟= 2
𝐴𝑥𝑡 𝑐𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖
Keterangan :
r = Laju korosi A = Luas Permukaan plat besi
W0 = berat awal pipa (g) yang terkorosi (cm2)
Wf = berat akhir pipa (g) t = Waktu
2. Penentuan Efisiensi Inhibisi
Selanjutnya menentukan kemampuan (efesiensi) inhibitor protein dari biji
kurma dengan menggunakan persamaan berikut (Irianty dan Sembiring, 2012):
𝑟1 − 𝑟2
%𝐸 = × 100%
𝑟1
Keterangan :
%E = efisiensi inhibisi (%) r2 = laju korosi dengan inhibitor
r1 = laju korosi tanpa inhibisi
3.2 Luaran dan Indikator Pencapaian
Setiap tahap pada penelitian ini menghasilkan luaran. Untuk menguji
keberhasilan, dibuat indikator pencapaian yang dijelaskan pada tabel berikut ini.
7

Tabel 3.1 Luaran dan Indikator Pencapaian setiap Tahap Penelitian


Tahap Penelitian Luaran Indikator Pencapaian
Ekstraksi protein Ekstrak protein dari Perolehan protein dari ekstraksi biji
dari biji kurma biji kurma kurma
Uji protein Perubahan warna Perolehan warna ungu
Preparasi media Media korosi tanpa Perolehan media korosi tanpa
korosi inhibitor dan inhibitor dan dengan inhibitor pada
dengan inhibitor berbagai variasi konsentrasi inhibitor
Uji coba Perubahan masa Perolehan perbedaan jumlah hasil
baja korosi baja antara tanpa inhibitor dan
dengan inhibitor
Potensi inhibisi Diperoleh laju Perolehan perbedaan laju reaksi
reaksi korosi dan korosi dan efisiensi inhibisi pada baja
efisiensi inhibisi tanpa inhibitor dan dengan inhibitor
3.3 Teknik Pengumpulan dan Analisa Data
Ekstrak protein biji kurma Potensi inhibisi

 Dimasukkan 1 gram ke gelas kimia  Dihitung selisih massa


 Dilarutkan dalam 10 ml air  Diukur laju reaksi korosi
 Diambil 1 ml  Dihitung efisiensi inhibisi
 Ditambahkan 1 ml pereaksi biuret Sampel baja hasil uji
 Diamati perubahan warna
Positif/negatif protein
(a) (b)
Gambar 3.2 Teknik Pengumpulan Data (a) Uji Fitokimia Senyawa Protein, (b) Uji
Potensi Inhibisi
Data yang diperoleh dari hasil percobaan berupa data kualitatif yakni dari
hasil uji fitokimia protein dan data kuantitatif dari hasil perhitungan laju reaksi
korosi dan efisiensi inhibisi. Hasil data akan menunjukkan potensi inhibisi dari
variasi penambahan inhibitor.
3.4 Rancangan Interpretasi
Transkrip data yang telah diperoleh selanjutnya di buat grafik konsentrasi
ekstrak protein dari biji kurma (%) terhadap laju korosi dan grafik konsentrasi
ekstrak protein dari biji kurma (%) terhadap efifiensi inhibisi yang nantinya akan
memberi informasi kondisi optimum manakah dari variasi percobaan yang
dilakukan.
3.5 Kesimpulan
Tingkat keberhasilan tergantung kepada kemampuan bahan dalam mencegah
laju korosi sebagai inhibitor korosi.
8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Perlengkapan yang diperlukan 4.530.000
2 Bahan habis pakai 3.105.500
3 Perjalanan 650.000
4 Lain-lain 3.500.000
Jumlah 11.785.500

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Perizinan laboratorium
2 Persiapan alat dan bahan
3 Ekstraksi protein dari biji kurma
4 Uji fitokimia protein dari biji kurma
5 Pembuatan media korosi
Uji potensi ekstraksi protein dari biji
6
kurma sebagai inhibitor
7 Pengumpulan data
8 Analisis data
9 Evaluasi
10 Pembuatan laporan
11 Penyerahan laporan
9

DAFTAR PUSTAKA

Akasha, I.A.M. (2014) ‘Extraction and characterisation of protein fraction from


date palm (Phoenix dactylifera L.) seeds’, Doctoral dissertation, Heriot-
Watt University.
Ali, F., Saputri, D. dan Nugroho, R.F. (2014) ‘Pengaruh waktu perendaman dan
konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava, Linn) sebagai
inhibitor terhadap laju korosi baja SS 304 dalam larutan garam dan asam’,
Jurnal Teknik Kimia, 20(1).
Almana, H.A. dan Mahmoud, R. M. (1994) ‘Palm date seeds as an alternative
source of dietary fibre in Saudi bread’, Ecology of Food and Nutrition, 32,
p261–270.
Al-Shahib, W. dan Mashall, R.J. (2003) ‘The fruit of the date palm: its possible
use as the best food for the future’, Food Sciences and Nutrition, 54(4),
p247-259
Fontana, M.C. dan Greene, M.D. (1986). Corrosion Enginering Hand Book. New
York: McGraw Hill Book Company.
Hamada, J.S., Hashim, I.B. dan Sharif, F.A. (2002) ‘Preliminary analysis and
potential uses of date pits in foods’, Food Chemistry, 76(2), p135-137
Irianty, R.S. dan Sembiring, M.P. (2012) ‘Pengaruh konsentrasi inhibitor ekstrak
daun gambir dengan pelarut etanol-air terhadap laju korosi besi pada air
laut’, Jurnal Riset Kimia, 5(2), p165.
Nuraini, L., Priyotomo, G., Nasoetion, R. dan Harsisto. (2016) ‘Studi inhibitor
korosi berbasis imidazoline salt pada brine water di pipa penyalur minyak
mentah’, Metalurgi, 2, p87-94
Obeyesekere, N., Naraghi, A., Abayarathna, D. dan Prasad, R. (2000)
‘Environmentally Friendly Corrosion inhibitors for CO2 corrosion in North
Sea Oil Fields’, Corrosion2000, Paper 20.
Quraishi, M.A. dan Sardar, R. (2002) ‘Aromatic Triazoles as corrosion inhibitors
for mild steel in acidic environments, Corrosion, 58, p748–755.
Quraishi, M.A., Rawat, J. dan Ajmal, M. (1998) ‘Macrocyclic compounds as
corrosion inhibitors’, Corrosion, 54, p996-1000
Rosaini, H., Rasyid, R. dan Hagramida, V. (2017) ‘Penetapan kadar protein secara
kjeldahl beberapa makanan olahan kerang remis (corbiculla moltkiana
prime) dari danau singkarak’, Jurnal Farmasi Higea, 7(2), p120-127.
Seal, S., Sapre, K. dan Desai, V. (2000) ‘Surface chemical and morphological
changes in corrosion product layers and inhibitors in CO2 corrosion in
multiphase flowlines’, Corrosion2000, Paper 46.
Shrier, L.L. dan Jarman, R.A. (1994). Corrosion. 3rd Edition. Oxford:
Butterworth-Heineman Ltd.
Stupnisek-Lisac, E., Gazioda, A., dan Madzarac, M. (2002) ‘Electrochim’, Acta,
47, p.4189
10

Supardi, R. (1997). Korosi. Edisi Pertama. Bandung: Penerbit Tarsito.


Uhlig, H. (2004). Corrosion and Control. 2nd Edition. London: George Harrap
and Co Ltd.
Widharto, S. (2001). Karat dan Pencegahannya. Edisi Kedua. Jakarta: PT.
Pradvyn Paramita.
Wiston, R. (2000). Uhlig’s Corrosion Handbook. 2nd Edition. New York: John
Willey and Sons Inc.
11

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


Lampiran 1.1 Biodata Ketua dan Anggota

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Irfansyah Maulana
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Kimia
4 NIM 1607608
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sukabumi, 12 Juni 1999
6 Alamat E-mail irfansyah.chem@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081222863374
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
Sosialisasi Bahaya Paham 2018
1 Radikalisme dan Peserta Hotel Harris
Terorisme Polda Jabar Bandung
Kaderisasi Tingkat III 2018
2 KMNU Peserta Pesantren Al
Burhan Bandung
Kaderisasi Tingkat II 2017
3 KMNU Peserta Masjid Al Furqan
UPI
Kaderisasi Tingkat I 2016
4 Peserta
KMNU PWNU Jawa Barat
Latihan Kepemimpinan 2016
5 Mahasiswa HMK Peserta Eco Pesantren
FPMIPA UPI Daarut Tauhid
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
Lembaga Pengembangan Sumber
1 Juara 2 LKTI Daya Manusia (LAKPESDAM) 2018
PBNU dan Kemenkes RI
2 Juara 3 LKTI PT. Biofarma 2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.

Bandung, 12 Juni 2019


Ketua

Muhammad Irfansyah Maulana


12

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Hafizh Arsytari Wahyudi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kimia
4 NIM 1601143
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 28 Desember 1998
6 Alamat E-mail hafizharsytariw28@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 085242042025
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
- - - -
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
- - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.

Bandung, 12 Juni 2019


Anggota

Hafizh Arsytari Wahyudi


13

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Silvia Widiyanti
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kimia
4 NIM 1705675
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 25 Oktober 1999
6 Alamat E-mail silviawidiyanti427@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 087751130795
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
- - - -
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
Juara II Poetry Reading
1 Pesantren Modern Al Ihsan 2012
se-Bandung Raya
Juara I Baca Puisi
2 Keagamaan se- SMP Al Amanah 2013
Kabupaten Bandung
Juara II Story Telling se-
3 TNI-AU 2014
Kabupaten Bandung

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.

Bandung, 12 Juni 2019


Anggota

Silvia Widiyanti
14

Lampiran 1.2 Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Yayan Sunarya, M.Si.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Kimia
4 NIP/NIDN 196102081990031004/0008026103
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 8 Februari 1961
6 Alamat E-mail yayan_sunarya@upi.edu
7 Nomor Telepon/HP 08122196509
B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi IKIP Bandung ITB ITB
Jurusan Pendidikan Kimia Kimia Kimia
Tahun Masuk-Lulus 1984-1989 1995-1997 2003-2008
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Kimia Dasar 1 Wajib 3
2 Komputasi untuk Kimia Wajib 3
3 Struktur dan Ikatan Kimia Wajib 3
4 Kimia Permukaan Pilihan 3
5 Kimia Zat Padat Pilihan 2
6 Kapita Selekta Kimia Material Pilihan 2
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
Pengembangan produk komersial untuk
1 revitalisasi kinerja radiator motor bakar Stranas UPI 2009
otomotif
Valurisasi limbah rambut sebagai
2 inhibitor korosi dalam proses revitalisasi Hibah Bersaing 2010
kinerja radiator motor bakar otomotif
Valurisasi limbah rambut sebagai
3 inhibitor korosi dalam proses revitalisasi Hibah Bersaing 2011
kinerja radiator motor bakar otomotif
Valurisasi limbah rambut sebagai
4 inhibitor korosi dalam proses revitalisasi Hibah Bersaing 2012
kinerja radiator motor bakar otomotif
Pemanfaatan rempah-rempah sebagai
5 material alternatif inhibitor korosi pipa Hibah Bersaing 2013
sumur produksi minyak bumi
15

Pengabdian kepada Masyarakat


No Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun

Peningkatan kualitas pembelajaran Guru


1 Kimia tingkat SMA se-Kabupaten Prodi 2010
Bandung

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PE.

Bandung, 12 Juni 2019


Dosen Pendamping

Dr. Yayan Sunarya, M.Si.


16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Perlengkapan yang diperlukan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


- Sewa laboratorium dan
4 bulan 350.000 1.400.000
peralatan dasar
- Blender 1 buah 300.000 300.000
- Baja API 5L grade B 4 buah 600.000 2.400.000
- Gelas kimia 1000 ml 4 buah 80.000 320.000
- Botol timbang 4 buah 10.000 40.000
- Kertas saring 1 box 50.000 50.000
- Botol vial besar 4 buah 5.000 20.000
SUB TOTAL (Rp) 4.530.000
2. Bahan habis pakai Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Biji kurma 2 kg 32.000 64.000
1 botol
- Aseton 82.500 82.500
100 mL
1 botol
- Asam trikloroasetat 150.000 150.000
100 mL
- Buffer SDS 1 botol 370.000 370.000
1 botol
- Tris-HCL 321.000 321.000
100 mL
1 botol
- Sukrosa 82.500 82.500
100 mL
1 botol
- β-mercaptoethanol 606.500 606.500
10 mL
1 botol
- Ammonium asetat 220.000 220.000
100 mL
1 botol
- Metanol 55.500 55.500
100 mL
1 botol
- Pereaksi biuret 250.000 250.000
250 mL
- Aquades 5 liter 20.000 100.000
1 botol
- Natrium Klorida 360.000 360.000
500 g
1 botol
- Asam klorida p.a 300.000 300.000
100 mL
- Tissue steril 1 box 23.500 23.500
- Sarung tangan latex 3 pasang 20.000 60.000
- Masker 1 box 20.000 20.000
- Tissue 2 box 20.000 40.000
SUB TOTAL (Rp) 3.105.500
17

3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)


- Keperluan pembelian bahan 1 100.000 100.000
- Keperluan ujicoba 1 100.000 100.000
- Uang makan tim 3 50.000 150.000
- Akomodasi 3 100.000 300.000
SUB TOTAL (Rp) 650.000
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)
- Publikasi 1 2.000.000 2.000.000
- Biaya jasa layanan
1 1.500.000 1.500.000
instrumentasi
SUB TOTAL (Rp) 3.500.000
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 11.785.500
SEBELAS JUTA TUJUH RATUS DELAPAN PULUH LIMA RIBU LIMA
RATUS RUPIAH
18

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
1. Ketua dalam
penelitian
2. Mengontrol dan
Muhammad ikut serta dalam
Irfansyah Kimia 14 jam/ semua kegiatan
1 Kimia
Maulana/ Material minggu yang
1607608 berhubungan
dengan
penelitian di
laboratorium.
1. Wakil ketua
dalam
Hafizh
penelitian
Arsytari Kimia 14 jam/
2 Kimia 2. Membantu
Wahyudi/ Material minggu
kegiatan
1601143
penelitaan di
laboratorium
1. Sekertaris
dalam
penelitian
2. Mengurus izin
Silvia
14 jam/ penggunaan
3 Widiyanti/ Kimia -
minggu laboratorium
1705675
dan membantu
kegiatan
penelitian di
laboratorium
19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung 40154 (022) 2013163-1013164
Fax. (022) 2013651 Homepage: www.upi.edu – email info@upi.edu

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Muhammad Irfansyah Maulana
NIM : 1607608
Program Studi : Kimia
Fakultas : FPMIPA

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM - Penelitian Eksakta saya dengan
judul Protein dari Limbah Biji Kurma (Phoenix dactylifera L.) sebagai
Inhibitor Korosi pada Brine Water Pipa Minyak Bumi yang diusulkan untuk
tahun anggaran 2020 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga
atau sumber lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Bandung, 12 Juni 2019

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Yang menyatakan,

Dr. Dadi Rusdiana, M.Si. Muhammad Irfansyah Maulana


NIDN. 196810151994031002 NIM. 1607608

Anda mungkin juga menyukai