Anda di halaman 1dari 21

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK SEBAGAI MEDIA TUMBUH


MAGOT GUNA UNTUK BAHAN PAKAN IKAN DAN UNGGAS

LAPORAN AKHIR

BIDANG KEGIATAN:
PKM – KARSA CIPTA

Diusulkan Oleh:
Achmad Maulidur Rofiudin; Ketua; 2010502006
Arif Rahman; Anggota 1; 2110501031
Arsyad Ni’am Fidaroin; Anggota 2; 2110502001
Dimas Nur Romadhon Anggota 3; 2110502011
Auzan Faizdaffa Hakim; Anggota 4; 2110502016

UNIVERSITAS TIDAR
MAGELANG
2022
HALAMAN PROPOSAL LAPORAN AKHIR
PKM – KARSA CIPTA

1. Judul Kegiatan : Pengelolaan Limbah Organik Sebagai


Media Tumbuh Magot Guna Untuk Bahan Pakan Ikan Dan Unggas
2. Bidang Kegiatan : PKM – KC
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
- Nama Lengkap : Achmad Maulidur Rofiudin
- NIM : 2010502006
- Jurusan : S1 Teknik Mesin
- Institut : Universitas Tidar
- Alamat Rumah : Pakeron, Sumberarum, Tempuran,
- No. Telepon/Hp : 085728013149
- Email : goesdhour36@gmail.com
4. Dosen Pendamping
- Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Kun Suharno, M.T.
- NIDN : 0008045901
- Alamat Rumah : Jetis, Pancuranmas, Kec. Secang, Magelang
- No. Telepon/Hp : 08156735161
5. Biaya Kegiatan Total
a. Belmawa : Rp2.500.000,00
b. Universitas Tidar :-
c. Instansi Lain :-
6. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 Bulan

Magelang, 23 November 2022


Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Mesin, Ketua Pelaksana

Trisma Jaya Saputra, S.T., M.T. Achmad Maulidur Rofiudin


NIP 197109102021211005 NPM 2010502006

Mengetahui,
Wakil Dekan Dosen Pembimbing,
Bidang Akademik dan Kemahasiswaan,

Ir. Ibrahim Nawawi, S.T., M.T., IPM. Ir. Kun Suharno, M.T.
NIP 197303282021211004 NIP 19590408199403100

ii
RINGKASAN

Usaha industri yang saat ini semakin berkembang menyebabkan


terjadinya masalah lingkungan, seperti pencemaran lingkungan. Pencemaran
lingkungan ini disebabkan karena limbah organik yang belum dikelola dengan
baik. Limbah organik saat ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga
dapat mencemari lingkungan.
Salah satu pemanfaatan limbah organic adalah pembiakan larva
lalat (maggot) sebagai pakan ikan dan unggas yang mengandung protein yang
cukup tinggi. Tingginya harga bahan pakan sumber protein tentu menjadi
perhatian lebih bagi peternak karena biaya pakan merupakan komponenter besar
dalam kegiatan usaha peternakan yaitu 50-70%.
Maggot Hermetia illucensdapat dijadikan pilihan untuk penyediaan pakan
sumber protein karena lalat ini mudah ditemukan,
dikembangbiakkan, dan merupakan salah satu jenis bahan pakan alami
yang memiliki protein tinggi. Keberhasilan produksi dan kualitas maggot
ditentukan oleh media tumbuh, misalnya jenis lalat Hermetiaillucens menyukai
aroma media yang khas maka tidak semua media dapat dijadikan tempat bertelur
bagi lalat Hermetia illucens.

Kata kunci: limbah organik, maggot, kandungan nutrisi

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rincian Penggunaan Dana ................................................................ 20


Lampiran 2. Logbook Kegiatan PKM ................................................................... 24
Lampiran 3. Penggunaan Dana ............................................................................. 25
Lampiran 4. Bukti Pembayaran............................................................................. 27
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan ..................................................................... 28

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
RINGKASAN ...................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2
1.5 Luaran yang Diharapkan ........................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3
2.1 Gambaran Kondisi Saat ini ....................................................................... 3
2.2 Pakan Ikan dari Limbah Organik .............................................................. 4
2.3 Pakan Unggas dari Limbah Organik ......................................................... 4
2.4 Pembanding ............................................................................................... 5
2.5 Solusi Masalah Mitra ................................................................................ 6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ................................................................ 6
3.1 Tahapan Pelaksanaan ................................................................................ 6
3.2 Diagram Alur ............................................................................................ 7
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS......................... 8
4.1 Hasil yang Dicapai .................................................................................... 8
4.2 Potensi Khusus .......................................................................................... 8
BAB 5. PENUTUP ............................................................................................... 8
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 8
5.2 Saran.......................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 9
LAMPIRAN ......................................................................................................... 10

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Petani Ikan ......................................................................................... 3
Gambar 2.2 Pakan Ikan dari Limbah Organik ...................................................... 4
Gambar 2.3 Pakan Unggas dari Limbah Organik ................................................. 5
Gambar 3.1 Diagram Alur..................................................................................... 8
Gambar A. Pembuatan Kandang Magot .............................................................. 15
Gambar B. Hasil Kandang Magot ......................................................................... 15
Gambar C. Pencampuran Telur Magot Dengan Air ............................................. 15
Gambar D. Limbah Organik Guna Media Tumbuh Magot................................... 15
Gambar E. Kadang Perkembangan Magot ........................................................... 15
Gambar F. Hasil Budidaya Magot Dengan Limbah Organik ............................... 15

vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah organik adalah sisa bahan atau sampah yang dapat didaur ulang dan
berasal dari makhluk hidup, seperti limbah makanan, limbah kotoran makhluk
hidup, ataupun limbah tanaman. Dengan kata lain, limbah organik adalah bahan
sisa atau sampah yang diperoleh dari proses produksi atau kegiatan, baik kegiatan
dalam ranah rumah rumah tangga maupun ranah industri. Limbah organik ini
adalah limbah atau sampah yang mudah terurai melalui beberapa proses alami
(Nandy, 2021).
Selanjutnya, banyak petani ikan atau pembudidaya ikan yang sulit
mendapatkan makanan ikan dengan kualitas yang bagus dengan harga terjangkau.
Sedangkan, pada dasarnya saat ini makanan ikan tersebut sulit didapat dikarenakan
harga makanan ikan yang terbilang cukup mahal.
Disisi lain, banyak limbah organik yang menumpuk dan terbuang sia-sia.
Padahal sebenarnya limbah tersebut masih dapat didaur ulang kembali menjadi
bahan-bahan yang dapat bermanfaat, salah satunya menjadi pakan ikan atau unggas
lainnya.
Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa mencoba mencari kebaharuan inovasi
dari bidang karsa cipta berupa makanan ikan yang baru dan murah dari limbah tadi.
Tujuannya, yaitu agar limbah organik dapat lebih bermanfaat serta petani atau
pembudidaya ikan dapat dengan mudah mendapatkan pakan ikan dengan kualitas
yang baik dengan harga yang terjangkau.
1.2 Rumusan Masalah
Sebagaimana kerap diulas, pakan menjadi beban yang signifikan karena
diperkirakan dapat mencakup 60 hingga 70 persen dari keseluruhan biaya produksi
(Rahman, 2020). Untuk mengurangi biaya pembelian pakan ikan yang mahal, perlu
adanya terobosan pembuatan pakan alternatif sebagai pengganti pakan pabrikan.
Apalagi di tengah pandemi COVID-19 saat ini, banyak pengusaha mikro kecil
termasuk petani ikan yang mengalami penurunan penghasilannya karena daya beli
masyarakat juga menurun (MC Kab. Sleman, 2021). Dalam target produksi
perikanan budidaya nasional di tahun 2024, diperkirakan, kebutuhan pakan nasional

1
mencapai 12 hingga 13 juta ton. Tentu untuk mewujudkan target tersebut, masalah
pakan ikan harus diselesaikan. Selama ini, pembudidaya ikan level kecil masih
menganggap harga pakan pabrikan cukup mahal dan menjadi faktor penghambat
perkembangan usaha karena keuntungannya sangat kecil (Rahma, 2021). Oleh
karena itu, diperlukan bahan yang murah dan mudah dijumpai untuk membuat
pakan yang baik dengan kualitas tinggi. Hal tersebut dapat meningkatkan hasil
panen serta memenuhi target nasional.
1.3 Tujuan
Tujuan dari PKM yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan inovasi baru untuk pakan ikan,unggas dan unggas
2. Memanfaatkan limbah organik menjadi makanan ikan yang memiliki
kualitas baik dengan harga terjangkau
Mengurangi limbah organik yang banyak agar lingkungan lebih bersih.
1.4 Manfaat
1. Bagi Masyarakat :
a. Menyediakan pakan ikan kualitas baik dengan harga murah bagi petani
atau pembudidaya ikan dan unggas
b. Meningkatkan kesejahteraan bagi para bagi petani atau pembudidaya
ikan, dan unggas
2. Bagi Akademisi :
a. Mampu mengembangkan sebuah ide kreatif dan inovatif khususnya di
bidang karsa cipta.
b. Mampu memicu minat dan bakat akademisi dalam menemukan atau
mengembangkan suatu karya ilmiah.
1.5 Luaran Yang Diharapkan
Adapun luaran yang diharapkan dari adanya kegiatan ini, antara lain :
1. Laporan kemajuan kegiatan PKM.
2. Laporan kegiatan akhir PKM.
3. Karsa cipta berupa pakan ikan dan unggas dari limbah organik, sebagai
penunjang kesejahteraan petani atau pembudidaya ikan.
4. Publikasi Artikel Ilmiah.
5. Pendaftaran Hak Paten.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Kondisi Saat Ini


Banyak petani ikan atau pembudidaya ikan yang sulit mendapatkan makanan
ikan dengan kualitas yang bagus dengan harga terjangkau. Sedangkan, pada
dasarnya saat ini makanan ikan tersebut sulit didapat dikarenakan harga makanan
ikan yang terbilang cukup mahal. Gambar petani ikan ditunjukkan pada gambar
1.1.

Gambar 2.1 Petani Ikan


Persoalan harga pakan terus mengintai industri budidaya perikanan. Harga
pakan saat ini mencapai Rp11.000 per kilogram (kg), naik dibanding tahun lalu
yang sebesar Rp9.900 per kilogram (kg). Pakan ikan mahal karena bahan mentah
pelet seperti tepung ikan masih diimpor. Harga pakan ikan, lanjutnya, bisa ditekan
jika tepung impor lokal yang harganya lebih murah bisa memenuhi kebutuhan
industri dalam negeri. Harga tahun 2020 tepung ikan impor sekarang US$ 1,7 per
kilogram (kg), turun dari sebelumnya US$ 2,1 per kilogram (kg). Sementara kalau
yang lokal hanya US$ 1,1 per kilogram (kg). Tahun lalu impor tepung ikan 46.000
ton.
Begitupun dengan pakan unggas, sampai saat ini harga pakan unggas cukup
tinggi yaitu sekitar Rp8.000 per kg untuk ayam broiler dan Rp7.500 per kg untuk
pakan ayam petelur. Harga tersebut melonjak lantaran harga bahan baku pakan
yakni jagung pakan yang juga tinggi di tingkat petani yakni Rp5.700 hingga
Rp6.000 per kg, jauh di atas Harga Acuan Pembelian (HAP) tingkat peunggas yang

3
diatur oleh Kementerian Perdagangan sebesar Rp4.500 per kg. Harga pakan unggas
terlalu tinggi karena di dalam negeri [stok] berkurang, dari luar negeri juga kurang.
2.2 Pakan Ikan dari Limbah Organik
Saat ini limbah yang berasal dari rumah makan dan rumah tangga sangat
melimpah dengan sangat minimnya penanganan. Limbah tersebut terutama limbah
organik sangat sesuai untuk dimanfaatkan sebagai pakan alternatif ikan guna
mengurangi penggunaan pakan komersial. Bahan baku yang dipakai dalam
pembuatan pakan buatan berfungsi sebagai sumber protein, energi, mineral, dan
vitamin. Faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pakan
adalah kandungan nutrisi bahan, tingkat kecernaan, ketersediaan, kontinuitas, dan
harga. Bahan-bahan ini didapatkan dari tumbuhan (nabati) dan hewan (hewani) dari
limbah rumah makan yang mengandung nilai gizi sebagai bahan baku pakan ikan
budidaya. Dalam pembuatan pakan ikan dalam bentuk pelet dari limbah rumah
makan seperti sisa nasi, sayuran, dan daging, yaitu bahan baku makanan tersebut
harus dijemur atau dikering-anginkan untuk mengurangi kadar air, kemudian
mencampur bahan-bahan seperti tepung tapioka, vitamin, dan dedak yang
ditimbang sesuai dengan analisis bahan yang dapat menjadi pilihan alternatif pakan
ikan. Penggunaan limbah organik dari rumah makan seperti sayur-sayuran dan
daging-dagingan dapat menekan biaya operasional dalam pemberian pakan ikan.
Pakan Ikan dari Limbah Organik ditunjukkan pada gambar 1.2.

Gambar 2.2 Pakan Ikan dari Limbah Organik


2.3 Pakan Unggas dari Limbah Organik
Ada beberapa limbah organik yang dapat digunakan sebagai pakan unggas
sapi dan ayam diantaranya adalah bayam, kangkung, kubis, kecambah, kacang

4
hijau, daun kembang kol, kulit jagung, klobot jagung dan daun singkong.
Penggunaan sampah sebagai bahan pakan unggas sebetulnya sudah dilakukan
cukup lama. Diketahui bahwa sampah yang sering dianggap lebih banyak
menyebabkan masalah karena mencemari lingkungan ternyata banyak mengandung
mineral, nitrogen, fosfat, kalium, serta vitamin B-12. Vitamin B-12 terkandung
dalam sampah karena adanya sejenis bakteri yang dapat menfermentasikan sampah
dan mensintesis vitamin B-12. Unsur-unsur tersebut diatas merupakan unsur yang
sangat diperlukan unggas. Sebagai bahan pendukung, tentu saja sampah tersebut
akan lebih aman digunakan sebagai pakan apabila diproses dahulu, misalnya
dengan cara pengeringan atau fermentasi. Pakan Unggas dari Limbah Organik
ditunjukkan pada gambar 1.3.

Gambar 2.3 Pakan Unggas dari Limbah Organik


Limbah sayuran juga bernilai guna jika dimanfaatkan sebagai pakan melalui
pengolahan. Hal tersebut karena pemanfaatan limbah sayuran sebagai bahan pakan
dalam ransum harus bebas dari efek anti-nutrisi, terlebih toksik yang dapat
menghambat pertumbuhan unggas yang bersangkutan. Limbah sayuran
mengandung antinutrisi berupa alkaloid dan rentan oleh pembusukan sehingga
perlu dilakukan pengolahan ke dalam bentuk lain agar dapat dimanfaatkan secara
optimal dalam susunan ransum unggas dan dapat disimpan dalam kurun waktu yang
cukup lama sebagai cadangan pakan unggas saat kondisi sulit mendapatkan pakan
hijauan.
2.4 Pembanding
Pada pakan biasa, kandungan gizi dapat disesuaikan dengan kebutuhan,
mudah didapatkan atau ditemukan serta dapat mengurangi risiko penularan

5
penyakit karena pakan dipastikan telah lulus uji di tempat produksi. Sama halnya
seperti pakan dari limbah organik, pakan biasa juga memiliki kekurangan seperti
biaya yang dikeluarkan relatif lebih besar dibanding pakan dari limbah organik dan
menurunkan kualitas air karena lebih sulit terurai.
Pakan dari limbah organik memiliki keunggulan yaitu lebih mudah dicerna,
harga yang relatif lebih murah, memiliki nutrisi yang lebih lengkap dan tinggi serta
tingkat pencemaran pada air kultur lebih rendah. Akan tetapi, pakan dari limbah
organik juga memiliki kekurangan yaitu membutuhkan waktu yang lebih lama
dalam menyiapkannya sesuai dengan kebutuhan, selain itu pakan dari limbah
organik lebih berisiko penularan penyakit sehingga dapat mengganggu proses
budidaya yang dilakukan.
2.5 Solusi Masalah Mitra
Pakan dari Limbah Organik yang kami buat dengan kelebihan dan
kesederhanaannya mampu menjawab permasalahan mitra kerja. Pakan dari Limbah
Organik yang kami buat ini juga dirancang untuk menyediakan pakan ikan kualitas
baik dengan harga murah bagi petani atau pembudidaya ikan. Pakan dari Limbah
Organik ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
1. Bahan yang digunakan mudah didapatkan dan relatif lebih murah.
2. Memiliki nutrisi yang lebih lengkap dan tinggi serta tingkat pencemaran
pada air kultur lebih rendah.
3. Membantu para pembudidaya/petani ikan agar lebih hemat pengeluaran
dalam memberi makan ikan.

6
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tahapan Pelaksanaan


Metode yang kami terapkan dalam mencapai tujuan dari program ini terdiri
dari 5 tahap, yaitu survei dan studi literatur, perancangan dan pembuatan,
pembiakan maggot Hermetia Illucens, evaluasi, dan penyusunan laporan akhir
kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa.
Berikut tahap pelaksanaan metode yang kami laksanakan:
1. Survei dan studi literatur
Pada tahap ini kami berharap akan mendapatkan data berupa permasalahan
yang ada di tempat kami melakukan survei yang akan menjadi tujuan program dari
kegiatan yang akan kita laksanakan untuk mengatasi dan memberikan solusi
terhadap permasalahan tersebut.
2. Perancangan dan Pembuatan
Pada tahap ini kami melakukan perancangan kandang dan biopond sebagai
tempat perkembangbiakan maggot Hermetia Illucens. Setelah melakukan
perencanaan, langkah selanjutnya adalah pembuatan kandang dan biopond sesuai
dengan perencanaan yang telah kami susun sebelumnya.
3. Pembiakan
Indukan Hermetia Illucens yang telah siap untuk pembiakan kemudian
dimasukkan ke dalam kandang yang telah dipersiapkan. Pada biopond juga
diletakkan media bagi indukan untuk meletakkan telur. Sumber pakan bagi maggot
atau larva lalat Hermetia Illucens dapat berupa sampuran dedak dan air secukupnya.
Setelah berusia 7 hari, maggot dapat dipindahkan ke tempat pembesaran. Pada fase
ini, pemberian pakan maggot dapat berupa sampah organik dan bahan makanan
sisa. Sebelum pemberian pakan, bahan makanan sisa sebaiknya dipotong kecil-kecil
terlebih dahulu.
4. Evaluasi Hasil Kegiatan dan Perbaikan
Setelah melakukan pembiakan selama 1 bulan, kami melakukan evaluasi
terhadap perkembanganbiakan magot. Aspek yang menjadi bahan evaluasi adalah
jumlah maggot yang diperoleh setelah 1 bulan pembiakan dan jumlah bahan
makanan sisa atau sampah organik yang dihabiskan untuk pemberian pakan maggot

7
selama 1 bulan. Hasil evaluasi yang kami dapatkan untuk menentukan kekurangan
dari pembiakan maggot Hermetia Illucens. Kekurangan tersebut akan dijadikan
sebagai tolak ukur untuk melakukan perbaikan.
5. Implementasi Maggot Kepada Mitra
Setelah pembiakan maggot Hermetia Illucens dilakukan evaluasi dan disesuai
kebutuhan mitra, selanjutnya akan diimplemantasikan kepada mitra.
6. Monitoring
Pada tahap ini akan dilakukan monitoring terhadap perkembangbiakan maggot
di dalam kandang. Pengambilan data-data juga dilakukan untuk mencatat
perkembangan maggot sekaligus sebagai bahan penyusunan laporan akhir.
7. Laporan Kemajuan Kegiatan PKM
Pada tahap ini disusun laporan kemajuan dari kegiatan PKM yang dilaporkan.
8. Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan PKM
Pembiakan maggot Hermetia Illucens yang telah dievaluasi diharapkan dapat
diterapkan untuk menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan pengolahan
sampah organik. Kemudian, kami dokumentasikan dan kami susun dalam sebuah
laporan akhir PKM.
3.2 Diagram Alur
Untuk gambaran diagram alur sendiri telah di tunjukkan pada gambar 1.4

Implementasi
Manggot Kepada Laporan
Mulai Monitoring
Mitra Kemajuan
Kegiatan

Survei Dan Studi Evaluasi Laporan Akhir


Literatur Kegiatan

Perbaikan

Perencanaan dan Pembiakan Selesai


Pembuatan

Gambar 3.1 Diagram Alur

8
BAB 4
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

4.1 Hasil yang Dicapai


Produksi maggot yang dihasilkan dari media organik berhasil menghasilkan
maggot. Hal yang menyebabkan jumlah produksi maggot kurang maksimal
menurut Olivier (2000), menyatakan bahwa maggot Hermetia illucensmempunyai
keistimewaan yaitu bila nutrien tidak cukup untuk perkembangan larva maka fase
larva dapat mencapai 4 bulan tetapi bila nutrien cukup maka lama fase larva hanya
memerlukan waktu 2 minggu. Saat pemanenan dilakukan pada umur 7 hari untuk
media dedaunan busuk. Hasil produksi menunjukkan bahwa media dedaunan busuh
sangat berpengaruh terhadap produksi maggot yang dihasilkan.
Menurut Tomberlin.,dkk (2009), maggot Hermetia illucensyang
dikembangkan di media dengan suhu 27℃ pertumbuhannya lebih
lambat,dibandingkan suhu 30℃ dan jika suhu media mencapai 36℃ tidak akan ada
maggot yang dapat bertahan hidup.
4.2 Potensi Khusus
Potensi dari hasil produksi maggot ini adalah dapat dipergunakan sebagai
pakan unggas sumber nutrisi yang tinggi dengan harga yang relatif murah jika
dibandingkan dengan bahan pakan bernutrisi tinggi yang lain dan dapat diproduksi
secara massal. Selain itu, untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah
organik

9
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat diperoleh
kesimpulansebagai berikut ini:
1. Media pertumbuhan mempengaruhi produksi maggot
2. Dedaunan busuk dapat menghasilkan maggot
3. Produksi, kandungan protein, dan kandungan lemak maggot banyak
4. Kandungan airnya juga tinggi
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disarankan bahwa
untuk ke depan maggot ini dapat dijadikan penelitian dengan mengaplikasikan ke
ternak atau dibudidayakan dan diperjual-belikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Apriani P Rihi. 2019. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan Buatan terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus Burchell) di Balai Benih Sentral Noekele Kabupaten Kupang.
BIOEDU 4(2), 56-62.
DKP Prov. Jateng. 2020. “Pentingnya Pakan Dalam Budidaya Ikan”,
https://dkp.jatengprov.go.id/index.php/artikel/blpkil/pentingnya-pakan-d
alam-budidaya-ikan, diakses pada 28 Maret 2022 pukul 20.00.
MC Kab. Sleman. 2021. “Hemat Biaya Pakan Ikan dengan Memanfaatkan
Limbah Pertanian”, https://infopublik.id/kategori/nusantara/558133/hemat-
biaya-pakan-ikan-dengan-memanfaatkan-limbah-pertanian, diakses pada
28 Maret 2022 pukul 20.00.
Melati, I., Azwar, ZI., dan Mulyasari. 2018. Pemanfaatan Bahan Nabati
Terfermentasi Sebagai Bahan Baku Pakan Ikan. Prosiding Seminar
Nasional Ikan. 299-305.
Nandy. 2021. “Pengertian Limbah Organik, Jenis, Ciri, dan Cara Mengolahnya”,
https://www.gramedia.com/literasi/limbah-organik/, diakses pada 28
Maret 2022 pukul 20.00.
Rahma, Athika. 2021. “Ternyata, Pakan Ikan dan Udang Indonesia Masih Banyak
Impor”, https://www.liputan6.com/bisnis/read/4585464/ternyata-pakan-
ikan-dan-udang-indonesia-masih-banyak-impor, diakses pada 28 Maret
2022 pukul 20.00.
Suciati Rizkia., Faruq Hilman (2017) EFEKTIFITAS MEDIA PERTUMBUHAN
MAGGOTS Hermetia illucens(Lalat Tentara Hitam) SEBAGAI SOLUSI
PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK

11
Lampiran 1. Penggunaan Dana
1. Peralatan Penunjang
No Peralatan Penunjang Kuantitas Harga Satuan Total Harga (Rp)
1 Sarung tangan latex 4 40.000,00 160.000,00
2 Sekop tanaman 5 15.000,00 75.000,00
3 Plastik 1 gulung 110.000,00 110.000,00
4 Strimin 30 meter 10.000,00 300.000,00
5 Balok kayu jati 8 buah 39.000,00 312.000,00
6 Ember cor hitam 4 25.000,00 100.000,00
7 Lampu 30 wat 4 55.000,00 220.000,00
8 Kabel 20 meter 7.000,00 140.000,00
9 Konektor 4 5.000,00 20.000,00
10 Piting lampu 4 8.000,00 32.000,00
Subtotal 1 (Rp) 1.469.000,00
2. Bahan Habis Pakai
No Bahan Habis Pakai Kuantitas Harga Satuan Total Harga (Rp)
1 Tepung roti 20 kg 8.000,00 160.000,00
2 Em 4 4 botol 30.000,00 120.000,00
3 Wadah penetasan magot 4 22.000,00 88.000,00
4 Telur magot 40 10.000,00 400.000,00
Subtotal 2 (Rp) 768.000,00
3. Lain-Lain
No Lain-lain Kuantitas Harga Satuan Harga Total (Rp)
1 Biaya listrik 1 50.000,00 50.000,00
2 Perjalanan 1 100.000,00 100.000,00
3 Cetak poster 1 30.000,00 30.000,00
4 Jasa print dan jilid 1 100.000,00 85.000,00
5 Stop map 1 15.000,00 15.000,00
Subtotal 3 (Rp) 262.000,00
Subtotal (1+2+3) (Rp) 2.500.000

12
Lampiran 2. Logbook Kegiatan PKM
Tabel 1. Format Buku Catatan Harian Kegiatan PKM (logbook)

Paraf Dosen
No Tanggal Kegiatan
Pembimbing

1 1 September 2022 Mengambil dana PKM

Membahas perencanaan
2 28 September 2022 pembuatan media tumbuh
maggot serta kandang
Membeli bahan-bahan untuk
3 17 Oktober 2022
pembuatan media dan kandang
Pembuatan media tumbuh
4 21 Oktobe 2022
maggot

5 22 Oktobe2022 Pembuatan kandang

6 25 Oktobe2022 Membuat logbook PKM

Membuat laporan kemajuan


7 28 Oktober 2022
PKM

8 24 November 2022 Membuat Laporan Akhir

13
Lampiran 3. Bukti Nota Pembayaran

BUKTI NOTA PEMBAYARAN

14
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan

DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar A. Pembuatan Kandang Magot Gambar B. Hasil Kandang Magot

Gambar C. Pencampuran Telur Magot Gambar D. Limbah Organik Guna Media


Dengan Air Tumbuh Magot

Gambar E. Kadang Perkembangan Gambar F. Hasil Budidaya Magot Dengan


Magot Limbah Organik

15

Anda mungkin juga menyukai