Oleh :
KELOMPOK P2
PROGRAM STUDIAGROEKOTEKNOLOGI/AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
KELAS :P
KELOMPOK : P2
ASISTEN : Alief Rodhlian Wahyudi
Mengesahkan :
Asisten,
Nama Penguji :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, kesabaran serta
kesehatan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktikum field trip yang berjudul ‘Studi Lapang di Kebun Percobaan Cangar dan
Jatikerto’ dengan baik dan lancar. Segala puji kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah memberikan suri tauladan dalam menjalani dan menyikapi kehidupan di dunia
ini.
Penulis membahas mengenai analisis vegetasi,biomassa pohon dan faktor
biotik (keragaman artrhopoda pada agroekosistem).
Penulis menyadarai bahwa dalam penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis dengan besar hati menerima kritik dan saran yang
membangun guna memberikan hasil yang terbaik bagi isi penulisan laporan ini.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah
membantu sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan dengan lancar, kepada :
1. Para dosen pengampu mata kuliah Ekologi Pertanian yang telah membimbing kami
selama perkuliahan berlangsung.
2. Bapak dan ibu di rumah yang telah memberi dukungan secara matei atau spiritual,
sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.
3. Kakak asisten praktikum yang telah membimbing kami dalam praktikum ruang dan
praktikum lapang.
4. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian penulisan
laporam ini dengan baik.
Laporan ini dibuat dalam rangka menyelesaikan tugas makalah praktikum
Ekologi Pertanian yang diberikan oleh Assisten Dosen. Dalam proses pendalaman
materi Ekologi pertanian.
Kiranya cukup sekian, semoga penulisan laporan ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua, terutama untuk penulisan laporan selanjutnya.
Malang, November 2015
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................................... i
Lampiran nama anggota kelompok...................................................................................... ii
Lembar pengesahan.............................................................................................................. iii
Ringkasan............................................................................................................................. iv
Kata pengantar..................................................................................................................... v
Daftar isi............................................................................................................................... vi
Daftar tabel........................................................................................................................... vii
I. Pendahuluan......................................................................................................................... 1
1
- Latar belakang.....................................................................................................................
1
2
- Tujuan..................................................................................................................................
2
II. Tinjauan pustaka.................................................................................................................. 4
- Analisis Vegetasi dan Faktor abiotik : suhu udara, radiasi matahari ............................
- Arthropoda...............................................................................................................
III. Metodologi..........................................................................................................................
- Alat, bahan beserta fungsinya, teknis lapang................................................................
- Analisa vegetasi & faktor abiotik (suhu udara, radiasi matahari).......................................
- Pembahasan........................................................................................................................
V. Penutup...............................................................................................................................
- Kesimpulan..........................................................................................................................
VI Daftar lampiran..................................................................................................................
DAFTAR TABEL
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui analisis vegetasi dan faktor abiotik
2. Dapat mengetahui biomassa pohon
3. Dapat mengetahui faktor biotik
4. Dapat mengetahui jemis-jemis arthropoda yang terdapat dalam ekosistem
musiman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ekologi adalah kajian struktur dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi
antara sesama organisme dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian tentang
rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang hidup
bersama saling tergantung satu sama lain
(odum, 1983)
Ekologi berasal dari kata oikos (rumah) dan logos (ilmu). Ekologi berarti ilmu
yang mempelajari tentang makhluk hidup dan rumahnya (lingkungannya). Sedangkan
pertanian bisa diartikan sebagai kegiatan bercocok tanam pada lingkungan tertentu.
Jadi, ekologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan
lingkungan budi daya tanaman yang diusahakan oleh manusia. Sedangkan ekologi
pertanian organik menggambarkan bahwa hubungan antara makhluk hidup dan
lingkungan pertanaman berjalan selaras dengan fitrah alam (back to nature)
(Sutanto, 2002 )
2.4.1 Cahaya
2.4.2 Kelembaban
2.4.3 Suhu
2.4.4 Air
ng bagi kehidupan dan semua komponen biotik ekosistem secara langsung tergantung
pada air untuk bertahan hidup.
Berdasarkan kebutuhan air mereka tanaman diklasifikasikan sebagai:
Topografi adalah bentuk lanskap yang ditentukan oleh aspek lereng dan
ketinggian. Topografi memberikan berbagai untuk ekosistem. Sebagai contoh:
topografi rumput yang bervariasi seperti bukit, padang rumput, tebing, daerah dataran
rendah dll, yang memberikan variabilitas ke bentuk kehidupan.
Aspek arah tanah menghadap juga bervariasi karena tanah tersebut menghadap ke
arah selatan atau matahari akan panas dan kering lebih dari daerah di utara, yang jauh
dari matahari.
Kemiringan pada daerah juga penting karena air dapat berjalan menuruni bukit dan
dapat merendam tanah dibagian bawah yang membuatnya tersedia untuk tanaman.
(Daniel,1995)
1 . suhu,dimana suhu tanah juga disebut sebagai inensitas panas dalam tanah .suhu
tanah dapat diukur denagn menggunakan alat yang dinamakan thermometer tanah
selubung logam .suhu tana ditentukan oleh panas matahari menyinari bumi .intensitas
panas tanah dipengarui oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut
datang ,letak garis lintang utara dan selatan dan tinggi dari permukaan laut
2. testur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tana yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisis kandungan fraksi pasir debu dan liat yang terkandung pada
tanah .keadaan teksturtanah yang blain seperti struktur tanah ,permeabilitas porositas
danlain lain
3 air dalam tanah adalahh air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan
dibawah permukaan tanah.airtanah mempunyai perananyang sangat penting
terutamandaalam menjaga keseimbang air yang ada didalamnya
4. udaradalam tanah .komponen udaratanah (atmosfertanah ) sama pentingnya
dibandingkan dengan fase padat dan cair bagi produktivitas tanah .oksigen diperlukan
bagi pernafasan akar akar tanaman ,mikroa,dan hewa n tanah karbondioksida
membantu melarutkan zat zat hara sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
5.ph tanah adalah satuan derajadyang dipergunakan untuk menentukan keasamaan
atau kebasaan terhadap tanah
kadar organiktanah merupakan bahan didalam atau dipermukaan tanah yang berasal
dair tumbuhan hewan dan manusia yang telah mengalami dekomposissi llanjut
maupun yang sedan mengalami dekomposisi.
(Suin, 1997:1)
Faktor biotik tanah meliputi flora dan fauna. Keragaman flora pada tanah
meliputi akar tanaman tingkat tinggi, ganggang ( hijau, hijau-kebiruan ),bacteria
(aerobic, anaerobic, autotrophic, heterotrophic) cendawan ( jamur, ragi, actino-
mycetes). Sedangkan kergaman fauna dibagi menjadi dua yaitu fauna mikro (
nematode, protozoa, rotfers ) dan fauna makro ( tikus tanah, serangga, semut,
jangkrik dll ). Fungsi utama dari biota tanah adalah berperan dalam siklus hara (
fiksasi N dan penyerapan P ), dekomposisi, bioturbasi dan pengendalian hama (
melalui musuh alami dan patogen ).
(Suin, 1997:1)
3.1 BUDIDAYA
CANGAR
JATIKERTO
Analisa vegetasi
Dokumentasikan
c. ANALISA PERLAKUAN
Identifikasi tanaman
Sebelum melakukan pengamatan, siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
Kemudian membuat plot berukuran 5mx5m menggunakan tali rafia yang digunakan
untuk membatasi lahan yang akan diamati. Selain itu juga membuat sub plot
sebanyak 5 buah. Dan ukuran tali rafia pada masing-masing sub plot yaitu 5m
sebanyak 1 buah; 2,5m sebanyak 2 buah; dan 1,25m sebanyak 1 buah. Setelah itu
menentukan lahan yang akan diamati. Pada percobaan kali ini terdapat 2 lahan untuk
pengamatan yaitu Cangar dan Jatikerto. Kemudian letakkan plot dan sub plot yang
telah dibuat sebelumnya pada masing-masing lahan yang akan diamati. Pada lahan
Cangar, lahan yang akan diamati terdapat vegetasi berupa wortel, semanggi, ketul,
dan bandotan. Sedangkan pada lahan Jatikerto, lahan yang akan diamati terdapat
vegetasi berupa singkong, ilalang, dan Jotang kuda. Kemudian lakukan pengamatan
dengan menghitung jumlah vegetasi pada maisng-masing lahan di tiap sub plot.
Kemudian dokumentasikan hasil pengamatan.
Analisa Vegetasi
Sebelum melakukan pengamatan, siapkan alat dan bahan terlebih dahulu.
Kemudian membuat plot berukuran 5mx5m menggunakan tali rafia yang digunakan
untuk membatasi lahan yang akan diamati. Selain itu juga membuat sub plot
sebanyak 5 buah. Dan ukuran tali rafia pada masing-masing sub plot yaitu 5m
sebanyak 1 buah; 2,5m sebanyak 2 buah; dan 1,25m sebanyak 1 buah. Setelah itu
menentukan lahan yang akan diamati. Pada percobaan kali ini terdapat 2 lahan untuk
pengamatan yaitu Cangar dan Jatikerto. Kemudian letakkan plot dan sub plot yang
telah dibuat sebelumnya pada masing-masing lahan yang akan diamati. Pada lahan
Cangar, lahan yang akan diamati terdapat vegetasi berupa wortel, semanggi, ketul,
dan bandotan. Sedangkan pada lahan Jatikerto, lahan yang akan diamati terdapat
vegetasi berupa singkong, ilalang, dan Jotang kuda. Lakukan pengamatan dengan
menghitung nilai dari D1 dan D2 semua tanaman pada tiap sub plot menggunakan
meteran jahit. Setelah itu lakukan dokumentasi hasil dari pengamatan tersebut.
NO ALAT FUNGSI
1. Lux meter Mengukur intensitas cahaya
Dokumentasikan
c. ANALISA PERLAKUAN
Sebelum melakukan pengamatan, siapkan alat dan bahan terlebih dahulu agar
pengamatan dapat dilakukan dengan optimal. Kemudian, tentukan lahan yang akan
diamati, kriteria lahan yang akan diamati adalah lahan yang tidak ternaungi dan tidak
berada dalam ruangan karena akan mempengaruhi intensitas radiasi matahari. Setelah
menentukan lahan yang tepat untuk pengamatan, tancapkan Luxmeter pada tanah dan
arahkan angka penunjuk pada Luxmeter ke arah angka 100. Setelah itu, diamkan dan
tunggu Luxmeter + 5 menit hingga angkanya stabil untuk menentukan berapa
intensitas matahari pada lahan tersebut, kemudian dokumentasikan hasil pengamatan
yang telah dilakukan.
2. KELEMBABAN UDARA
NO ALAT FUNGSI
1. Termohigrometer Mengukur kelembaban
b. METODE (DIAGRAM ALIR)
Catat hasil
pengamatan
Dokumentasikan
c. ANALISA PERLAKUAN
Sebelum melakukan pengamatan, siapkan alat dan bahan terlebih dahulu agar
pengamatan dapat dilakukan dengan optimal. Kemudian, tancapkan termogrometer
pada tanah untuk mengukur kelembapan pada tanah baik di Jatikerto maupun
Cangar. Jika tanah yang akan diukur tersebut memiliki tekstur yang padat dan keras
maka perlu diberi sedikit air pada petak tanah yang akan dilakukan pengamtan lalu
tunggu hingga air mulai meresap ke tanah dan bila tanah sudah terlihat lunak maka
tancapkan termohigrometer pada tanah. Setelah itu tunggu hingga + 5 menit sampai
angka penunjuk pada termohigrometer mulai stabil dan lakukan pencatatan data
kemudian dokumentasikan hasil pengamatan. Pada angka bagian bawah dari alat
tersebut menunjukkan besarnya nilai dari kelembaban.
3. SUHU UDARA
Catat hasil
pengamatan
Dokumentasikan
c. ANALISA PERLAKUAN
Sebelum melakukan pengamatan, siapkan alat dan bahan terlebih dahulu agar
pengamatan dapat dilakukan dengan optimal. Kemudian, tancapkan termogrometer
pada tanah untuk mengukur suhu pada tanah baik di Jatikerto maupun Cangar. Jika
tanah yang akan diukur tersebut memiliki tekstur yang padat dan keras maka perlu
diberi sedikit air pada petak tanah yang akan dilakukan pengamtan lalu tunggu hingga
air mulai meresap ke tanah dan bila tanah sudah terlihat lunak maka tancapkan
termohigrometer pada tanah. Setelah itu tunggu hingga + 5 menit sampai angka
penunjuk pada termohigrometer mulai stabil. Kemudian melihat angka pada alat di
atas yang menunjukkan besarnya suhu. Selanjutnya bagian lakukan pencatatan data
mendokumentasikan hasil pengamatan.
3.2 TANAH
3.2.1 FAKTOR ABIOTIK
1. SUHU TANAH
a. ALAT, BAHAN, FUNGSI
CANGAR
JATIKERTO
dokumentasikan
c. ANALISA PERLAKUAN
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan
terlebih dahulu, kemudian membasahi tanah dengan air hingga permukan tanah
menjadi lembab. Lalu membuat lubang pada tanah dengan penggaris besi sedalam ±
20cm, setelah itu memasukkan termometer ke dalam tanah dan mengamati suhu yang
tertera pada termometer, lalu mencatat hasil pengamatan serta mendokumentasikan
hasil pengamatan.
2. SERESAH
a. ALAT, BAHAN, FUNGSI
CANGAR
c. ANALISA PERLAKUAN
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan,
kemudian membuat frame dari tali rafia dengan ukuran 50x50 cm. Setelah itu
meletakkan frame pada 10 titik pengamatan dalam 1 plot. Melakukan pengamatan
pada frame yanng banyak seresahnya dan mengukur ketebalan seresah dengan
menggunakan penggaris besi. Dan mendokumentasikan serta menulis hasil
pengamatan.
3. KEGEMBURAN
a. ALAT, BAHAN, FUNGSI
CANGAR
JATIKERTO
c. ANALISA PERLAKUAN
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan
terlebih dahulu, lalu mengambil sampel tanah dengan menggunakan cetok. Kemudian
merasakan tekstur dan struktur tanah dengan menggunakan feelling methode, dan
kemudian mendokumentasikan serta mencatat hasil pengamatan.
CANGAR
JATIKERTO
NO. BAHAN FUNGSI
c. ANALISA PERLAKUAN
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan,
kemudian membuat frame dengan ukuran 50x50 cm. Setelah itu menggali tanah yang
terdapat banyak seresahnya dan tanah yang tidak ada seresahnya, lalu bandingkat
biota tanah apa saja yanng terdapat dalam kedua frame tersebut. Apabila menemukan
biota tanah, mengidentifikasinya dan mendokuntasikan serta mencatat hasil
pengamatan.
3.3 ARTHOPODA
3.3.1 SWEEPNET
a. ALAT, BAHAN, FUNGSI
CANGAR
JATIKERTO
Dokumentasikan
c. ANALISA PERLAKUAN
Langkah pertama yang dilakukan dalam pengamatan sweepnet adalah
meyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan
adalah 2 orang masuk ke dalam plot untuk menangkap serangga menggunakan
sweepnet dengan 3 ayunan. Satu orang sebagai pengayun dan satu lagi sebagai
pengambil serangga dalam sweepnet. Melangkah sebanyak 2 kali dan melakukan 3
ayunan ke kanan dan kiri. Apabila ada serangga yang tertangkap di sweepnet
masukkan ke dalam plastik clip yang telah di beri kapas yang sebelumnya telah di
beri alkohol 70%. Fungsi dari alkohol adalah untuk memabukkan serangga atau
spesies lainnya sekaligus mengawetkan agar tidak rusak. Menyimpan serangga pada
lemari pendingan hingga waktu identifikasi laboratorium. Dan terakhir lakukan
dokumentasi.
CANGAR
JATIKERTO
c. ANALISA PERLAKUAN
Langkah pertama yang dilakukan dalam pengamatan yellowtrap adalah
menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Lalu menempelkan kertas kuning
pelekat pada botol aqua bekas. Meletakkan botol tersebut ditongkat yang ada di
dalam plot sehari sebelum penelitian. Pada hari penelitian mengambil serangga yang
tertangkap di yellowtrap. Serangga yang tertangkap di masukkan ke dalamplastik clip
yang telah di beri kapas yang sebelumnya telah di beri alkohol 70%.. Lalu
menyimpan serangga pada hingga waktu identifikasi setelah fieldtrip dan tidak lupa
untuk mendokumentasikannya
3.3.3 PITFALL
a. ALAT, BAHAN, FUNGSI
CANGAR
JATIKERTO
Dokumentasikan
c. ANALISA PERLAKUAN
Perlakuan cahaya
dokumentasikan
c. ANALISA PERLAKUAN
Melakukan praktikum ini hal pertama yang harus dilakukan adalah
mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu agar praktikum dapat dilakukan
dengan optimal. Selanjutnya adalah mengambil polybag sebanyak 5 dan kemudian
diberi tanda pada masing-masing polybag tersebut agar data tidak tertukar antara satu
polybag dengan yang lainnya. Setelah itu masukkan tanah ke dalam 5 polybag
tersebut menggunakan cetok. Dan kemudian membuat lubang agar bibit tanaman bisa
masuk dan ditanam didalamnya. Setelah bibit dimasukkan, tutup lubang tersebut
sampai bibit tidak nampak dari luar permukaan tanah. Setelah itu siram tanah
menggunakan air secukupnya, dan letakkan pada perlakuan yang berbeda yaitu setiap
5 buah polybag ditempatkan di tempat yang tidak ternaungi dan ternaungi.
Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari sampai minggu ke enam dan hitung tinggi
tanaman serta jumlah daun seminggu sekali. Lalu catat hasil pengamatan dan
dokumentasikan hasil pengamatan
3.4.2 CAHAYA
a. ALAT, BAHAN, FUNGSI
Beri tanda pada setiap polybag yang akan digunakan dalam pengamatan
Siram tanaman dengan kadar air 100% dan 50% setiap hari
dokumentasikan
c. ANALISA PERLAKUAN
Sebelum melakukan praktikum ini hal pertama yang harus dilakukan adalah
mempersiapkan alat dan bahan terlebih dahulu agar praktikum dapat dilakukan
dengan optimal. Selanjutnya adalah mengambil polybag sebanyak 5 dan kemudian
diberi tanda pada masing-masing polybag tersebut agar data tidak tertukar antara satu
polybag dengan yang lainnya. Setelah itu masukkan tanah ke dalam 5 polybag
tersebut menggunakan cetok. Dan kemudian membuat lubang agar bibit tanaman bisa
masuk dan ditanam didalamnya. Setelah bibit dimasukkan, tutup lubang tersebut
sampai bibit tidak nampak dari luar permukaan tanah. Setelah itu siram tanah
menggunakan air secukupnya, dan letakkan pada perlakuan yang berbeda yaitu setiap
5 buah polybag dengan disiram menggunakan kadar air 100& dan 50%. Penyiraman
tanaman dilakukan setiap hari sampai minggu ke enam dan hitung tinggi tanaman
serta jumlah daun seminggu sekali. Lalu catat hasil pengamatan dan dokumentasikan
hasil pengamatan
4.1.1 ANALISA VEGETASI DAN FAKTOR ABIOTIK
1 2 3 4 5
1 Wortel 40 39 492 97 50 73 79
(Daucus
Carota L.)
2 Semanggi 11 7 49 6 5 2 -
(Hydrocotyle
Sibthorpiodes
Lam)
3 Ketul (Bidens 24 22,8 132 - 22 3 6
pilosa)
4 Babadotan 16,5 14,5 4 14 2 1 1
(Ageratum
conyzoides)
Interpretasi
Pada tahap pengamatan aspek BP yang bertujuan untuk menghitung nilai dari
SDR tanaman semusim, dengan menggunakan plot pengamatan SDR tanaman
semusim yang luasnya 5m x 5m, yang banyaknya adalah 5 buah. Dimana yang
menjadi objek tanaman semusimnya adalah wortel yang lebar tajuknya
terpanjangnya(D1) adalah 40 cm dan lebar tajung yang tegak lurus dengan D1 (2)
adalah 39 cm, dengan banyaknya jumlah wortel disetiap plot berturut-turut adalah
492, 97, 50, 73, dan 79. Selain wortel, dilahan pengaatan tersebut juga ditemukan 3
jenis tanaman lainnya, yaitu semanggi, Biden spilosa, dan Ageratum conyzoides.
Ketiga tanaman tersebut diasumsikan sebagai gulma karena tumbuh pada daerah dan
waktu yang tidak diinginkan. Karena dapat menimbulkan terjadinya kompetisi antar
tanaman dalam memperoleh unsur hara maupun faktor lingkungan lainnya untuk
pertumbuhannya. Biden spilosa menjadi gulma yang keberadaannya paling banyak di
antara tananman gulma lainnya, dengan lebar tajuk terpanjangnya adalah 24cm dan
panjangnya tajuk yang tegak lurus dengan tajuk terpanjang adalah 22,8cm dengan
banyaknya disetiap plot adalah 132,-,22,3, dan 6. Pada plot 2 tidak terdapat Biden
spilosa. Ageratum conyzoides memiliki tajuk terlebar (D1) 16,5 dan tajuk yang tegak
lurusnya adalah 14,5 dengan jumlahnya pada plot 1 adalah 4, plot 2 adalah 14, plot 3
adalah 2, plot 4 adalah 1 dan pada plot 5 adalah 1. Sedangkan semanggi memiliki
panjang tajuk terlebar yang lebih pendek dibandingkan tananman lainnya yaitu 11cm
dan D2-nya 7cm dengan keterangan disetiap plot adalah; 49, 6,5,2, dan -. Pada plot 5
tidak terdapat tanaman semanggi.
Jatikerto
1 Singkong 60 51 8 4 6 5 3
(Manihot
Utillissima
pohl)
2 Ilalang 28 12 - 26 18 17 11
(Imperata
Cylindrica
(L) beavu)
3 Gulma 414 10 - 5 2 - 2
(Synedrella
Nodiflora)
4 Tanaman 414 10 - 3 3 - 1
(Chromolae
na odorata)
Interpretasi
Dari Pengamatan yang telah kami lakukan di lahan jatikerto ada 3 spesies
tanaman, yaitu tanaman singkong, ilalang, dan jenis tanaman gulma (synedrella
nodiflora). pada tanaman singkong Didapatkan data pada tanaman singkong dengan
jumlah 26 singkong dengan D1 Sebesar 60 dan D2 sebesar 51. Pada petak pertama
terdapat 8 tanaman singkong,petak ke-2 terdapat 4 tanaman singkong,petak ke-3
terdapat 6 singkong,petak ke 4 terdapat 5 singkong dan yang petak ke-5 terdapat 3
tanaman singkong. Sedangkan tanaman ilalang yang berada disekitar singkong
dengan jumlah 72 tanaman ilalang dengan D1 sebesar 28 dan D2 sebesar 12. Pada
petak pertama tidak terdapat tanaman ilalang ,pada petak ke-2 terdapat 26 ilalang
,petak ke-3 ada 18 ilalang,petak ke-4 terdapat 17 dan petak ke-5 terdapat 11
tanaman ilalang. Kemudian untuk tanaman gulma (synedrella nodiflora) didapatkan
hasil 16 tanaman gulma (synedrella nodiflora) dengan D1 sebesar 414 dan dengan
D2 10 . pada petak pertama tidak terdapat tanaman,petak ke-2 terdapat 5 , petak ke-
3 terdapat 2 tanaman , petak ke -4 ttidak terdapat gulma tersebur dan petak ke-5
terdapat 2 gulma. Untuk Species Chromola didapatkan D1 sebesar 414 dan D2
sebesar 10. Pada petak yang pertama tidak terdapat tanaman itu sekali, pada petak
yang ke-2 terdapat 3 tanaman (chromola odorata) dan pada petak yang ke-3
ditemukan 3 tanaman (chromola odorata). Lalu pada petak yang ke-4 tidak
ditemukan juga. Kemudian pada petak yang ke-5 terdapat hanya 1 tanaman
(Chromola Odorata).
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Synedrella
Spesies : Synedrella Nodiflora
(Simpson,2006)
Tanaman Semanggi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : magnoliophyta
Kelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Hydrocotyle
Spesies : Hydrocotyle Sibthorpiodes Lam
(Soenanto,2009)
Interpretasi
SUHU TANAH
Pada data pengamatan suhu tanah yang dilakukan di dua tempat berbeda
dihasilkan data yang berbeda pula, pada lokasi cangar memiliki suhu tanah 19,50C
sedangkan pada lokasi jatikerto memiliki suhu tanah 32,00C.
SERESAH
KEGEMBURAN
Pada hasil pengamatan kami dan penentuan kegemburan pada keadaan tanah
di jatikerto dapat kami simpulkan bahwa tanahnya disana terlihat kurang gembur dan
agak kering.hal itu dikarenakan oleh faktor suhu pada lingkungan jatikerto yang
tinggi dan panas.
b. FAKTOR BIOTIK
- - - -
2. JATIKERTO - - - -
- - - -
Pada tanah cangar ditemukan berbagai macam biota tanah antara lain 1 laba-
laba yang berperan sebagai mysuh alami dan ada 2 kaki seribu yang bersifat netral.
4.1.3 HPT
a). TABEL PENGAMATAN ARTHROPODA + INTERPRETASI
CANGAR
JENIS SPESIES ORDO JUM PERAN DOKUMENTASI
PERANG LA
KAP H
PITFALL ULAT TANAH LEPIDOPTER 1 HAMA
(Agrotis ipsilon) A
Interpretasi :
Dari data yang telah didapatkan di atas, dapat dilihat beberapa spesies dari
hama dan musuh alami yang terdapat pada plot tana-man wortel yang ada di kebun
Cangar dengan menggunakan tiga jenis perangkap yaitu pitfall, yellow trap dan
sweepnet.
Dapat diketahui, dari empat pitfall yang dipasang pada setiap sudut plot
tanaman wortel, terdapat satu hama ulat tanah (Agrotis ipsilon) dan di tiga sudut
lainnya terdapat hama kutu daun hitam (Toxoptera aurantii). Hal tersebut
menandakan bahwa hama yang menjadi mayoritas di plot tanaman wortel adalah
hama kutu daun hitam (Toxoptera aurantii).
Dari data yang ada pada tabel, pada yellow trap yang dipasang pada sisi plot
tanaman wortel hanya didapatkan dua jenis serangga, yaitu lalat wortel (Psila rosae)
dan kepik daun (Nezara viridula). Jumlah dari kedua serangga yang berperan sebagai
hama ini sama.
Dari data yang didapatkan pada perlakuan sweepnet, dapat diketahui serangga
yang masuk ke dalam perangkap antara lain firebug (Phyrrocoris apterus), kepik
daun (Pentatomidae), laba-laba (Lycosa sp.), Kepik hijau (Nezara viridula) dan lalat
wortel (Psila rosae). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata serangga
yang terperangkap dalam sweepnet yaitu musuh alami.
Kingdom :Animalia
Filum :Arthropoda
Kelas :Insecta
Ordo : Lepidoptera
BIOEKOLOGI
Telur diletakkan satu-satu atau dalam kelompok. Bentuk telur seperti kerucut
terpancung dengan garis tengah pada bagian dasarnya 0,5 mm. Seekor betina dapat
meletakkan 1.430 - 2.775 butir telur. Warna telur mula-mula putih lalu berubah
menjadi kuning, kemudian merah disertai titik coklat kehitam-hitaman pada
puncaknya. Titik hitam tersebut adalah kepala larva yang sedang berkembang di
dalam telur. Menjelang menetas, warna telur berubah menjadi gelap agak kebiru-
biruan. Stadium telur berlangsung 4 hari. Larva menghindari cahaya matahari dan
bersembunyi di permukaan tanah kira-kira sedalam 5 - 10 cm atau dalam gumpalan
tanah. Larva aktif pada malam hari untuk menggigit pangkal batang. Larva yang baru
keluar dari telur berwarna kuning kecoklat-coklatan dengan ukuran panjang berkisar
antara 1 - 2 mm. Sehari kemudian larva mulai makan dengan menggigit permukaan
daun. Larva mengalami 5 kali ganti kulit. Larva instar terakhir berwarna coklat
kehitam-hitaman. Panjang larva instar terakhir berkisar antara 25 - 50 mm. Bila
larva diganggu akan melingkarkan tubuhnya dan tidak bergerak seolah-olah
mati. Stadium larva berlangsung sekitar 36 hari. Pembentukan pupa terjadi di
permukaan tanah. Pupa berwarna cokelat terang atau cokelat gelap. Lama stadia pupa
5 – 6 hari. Imago. Umumnya ngengat Famili Noctuidae menghindari cahaya matahari
dan bersembunyi pada permukaan bawah daun. Sayap depan berwarna dasar coklat
keabu-abuan dengan bercak-bercak hitam. Pinggiran sayap depan berwarna
putih. Warna dasar sayap belakang putih keemasan dengan pinggiran berenda
putih. Panjang sayap depan berkisar 16 -19 mm dan lebar 6 - 8 mm. Ngengat dapat
hidup paling lama 20 hari. Apabila diganggu atau disentuh, ngengat menjatuhkan diri
pura-pura mati. Perkembangan dari telur hingga serangga dewasa rata-rata
berlangsung 51 hari.
BIOEKOLOGI
Secara umum kutu berukuran antara 1-6 mm, tubuh lunak, berbentuk seperti
buah per, pergerakan rendah dan biasanya hidup secara berkoloni (bererombol).
Perkembangan optimal terjadi pada saat tanaman bertunas. Satu generasi berlangsung
selama 6-8 hari pada suhu 250C dan 3 minggu pada suhu 150C.Secara visual, bentuk
dan ukuran spesies-spesies kutu daun ini serupa. Perbedaan antara Kutu Daun
Coklat dan Kutu Daun Hitam, terlihat pada pembuluh sayap bagian depan. Kutu
Daun Hitam berwarna hitam dan tidak bercabang sedangkan pada Kutu Daun Coklat
bercabang dan tubuh berwarna coklat. Bentuk kutu kadang-kadang bersayap, kadang-
kadang tidak bersayap, seksual atau aseksual, menetap atau berpindah-pindah
tempat. Pada daerah tropis
yang perbedaan musimnya kurang tegas, kutu ini tinggal pada inangnya selama
setahun sebagai betina-betina yang vivipar
partenogenesis. Kutu dewasa biasanya
berpindah tempat untuk menghasilkan kutu-kutu
baru yang belum dewasa dan membentuk koloni baru.
KLASIFIKASI
Kingdom : Animalia (Hewan)
Filum : Arthropoda (arthropoda)
Kelas : Insecta (Serangga)
Ordo : Diptera
BIOEKOLOGI
Serangga dewasa mirip lalat rumah berukuran panjang sekitar 0,7 mm dan
rentang sayap antara 13 – 15 mm. Toraks berwarna jingga, merah kecoklatan, coklat,
atau hitam dan terdapat dua garis membujur. Sayap transparan. Pada abdomen
terdapat dua garis melintang dan satu garis membujur sehingga seolah – olah
membentuk huruf T. Pada lalat betina ujung abdomen lebih runcing dan dilengkapi
dengan alat peletak telur atau ovipositor yang cukup kuat untuk menembus kulit
buah. Serangga betina dapat meletakkan telur 1 – 40 butir/buah/hari, dan seekor
betina dapat menghasilkan telur 1200 – 1500 butir. Siklus hidup di daerah tropis
sekitar 25 hari. Imago banyak ditemukan pada siang atau sore hari terbang di sela –
sela tanaman Telur berwarna putih bening sampai kuning krem,dan berubah menjadi
lebih tua mendekati saat menetas.Berbentuk bulat panjang seperti pisang dengan
ujung meruncing, berukuran panjang 1,2 mm, lebar 0,2 mm yang diletakkan secara
berkelompok 2 – 15 butir di bawah kulit buah. Stadium telur 2 hari. Larva terdiri dari
3 instar berbentuk belatung/bulat panjang dengan salah satu ujungnya (kepala)
runcing dengan 2 bintik hitam yang jelas merupakan alat kait mulut, mempunyai 3
ruas torak abdomen, berwarna putih kekuning – kuningan dengan panjang sekitar 10
mm. Larva menetas di dalam buah cabai. Larva instar 3 mempunyai kemampuan
meloncat dan melenting keluar dari dalam buah dan menjatuhkan diri ke tanah,
membentuk puparium dari kulit larva terakhirnya dan menjadi pupa di dalam tanah.
Stadium larva 6 – 9 hari. Pupa (kepompong) lalat buah berwarna coklat, berbentuk
oval dengan panjang sekitar 5 mm. Pupa berumur sekitar 4 - 10 hari dan menjadi
serangga dewasa. Pupa dapat ditemukan di dalam tanah di dekat buah jatuh dengan
kedalaman antara 8 – 16 cm.
JATI KERTO
JUMLA
JENIS SPESIES ORDO H PERAN DOKUMENT
PERANGKAP ASI
PITT FALL Hama dan
Semut hymenopthera 7 predator
Hama
dan
Semut hymenopthera 5 predator
Laba laba arachnida 1 predator
Hama
Semut hitam dan
besar hymenopthera 3 predator
YELLOWTRIP Semut bersayap hymenopthera 1 Sebagai
baro
SWEEPNET - - - - -
o Bioekologi semut
o Siklus hidup
Telur-larva-pupa-dewasa
Peran : semut sebagai hama dan predator
Habitat: sebagian besar semut berada pada daratan
Cirri cirri: dibagian dada semut terdapat tiga
pasaang kaki dan diujung setiap kakinya terdapat
semacam cakar kecil yang membantunya memanjat
dan berpjak pada permukaan, terdapatsepanjang
antenna
(sri suhairni,1991)
2. Semut (Paraponer A Clavata )
o Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Anthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : hymenopthera
o Bioekologi semut
o Siklus hidup
Telur-larva-pupa-dewasa
Peran : semut sebagai hama dan predator
Habitat: sebagian besar semut berada pada daratan
Cirri cirri: dibagian dada semut terdapat tiga
pasaang kaki dan diujung setiap kakinya terdapat
semacam cakar kecil yang membantunya memanjat
dan berpjak pada permukaan, terdapatsepanjang
antenna
(sri
suhairni,1991)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : insecta
Ordo : Hymenopthera
o Bioekologi semut hitam besar
o Siklus hidup
Telur telur telah dibuahi,semut yang diteteskan
betina (diploid),jantan (haploid)- ,metamorfosa
yang lengkap melewati tahap larva dan pupa
(dengan pupa yang exarate)-dewasa
Peranya sebagai hama dan predator
Habitat :Pasir
Cirri ciri dibagian data semut terdapat tiga pasang
kaki ,diujung setiap kakinya terdapat semacam cakar
kecil yang membantunya memanjat dan berpijak
pada permukaanya ,terdapat sepasang antenna
(Pracaya, 1993)
5. Semut bersayap
o Klasifikasi
o Kingdom : Animalia
o Filum : Arthropoda
o Kelas : Insecta
o Ordo : Hymenoptera
o Bioekologi smut bersayap
o Siklus hidup
Telur –Nimfa I- Nimfa II-pkerja/prajurit /nimfa
fertile
Peran sebagai barometer lingkungan ,Sebagai
barometer keseimbangan ekosistem dan sebagai
konsumen I dalam rantai makanan
Habitat dedaunan, semak, tanah .
(Steenis,1992)
3. TERNAUNGI JAGUNG 2 3 3 4 6 7
Spesimen (pak coy) yang mengalami perlakuan pemberian air 100% (250ml)
jumlah daunnya pada minggu pertama dan minggu kedua adalah 3, minggu ketiga 5,
minggu keempat 6, minggu kelima 9, dan minggu terakhir 12. Jumlah ini lebih
banyak jika dibandingkan dengan spesimen yang diberi perlakuan pemberian air
50%, yaitu pada minggu pertama dan kedua adalah 2, minggu ketiga 5, minggu
keempat 6, minggu kelima 8, dan minggu terakhir adalah 11.
Sedangkan pada tanaman yang mendapat perlakuan cahaya, jumlah daunnya
paling banyak adalah tanaman yang ternaungi dengan jumlah daun pada tiap minggu
percobaanya berturut-turut adalah; 2, 3, 3, 4, 6, dan 7. Sedangkan pada tanaman yang
tidak ternaungi jumlah daunnya pada minggu-minggu percobaannya berturut-turut
hanya; 4, 4, 5, 5, 5, dan 6.
12
10
8
KL 50 %
6 KL 100%
0
1 2 3 4 5 6
2.T abel Tinggi Tanaman Perlakuan Cahaya
14
12
10
8
KL 100%
6 KL 50%
4
0
1 2 3 4 5 6
4. T abel Jumlah Daun Perlakuan Cahaya
4.2 PEMBAHASAN
Dimana Cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat penting sebagai sumber energi
utama bagi ekosistem, struktur dan fungsi dari ekosistem utamanya sangat ditentukan oleh radiasi
matahari yang sampai di sistem ekologi tersebut, tetapi radiasi yang berlebihan dapat pula menjadi
faktor pembatas, menghancurkan sistem jaringan tertentu. Ada tiga aspek penting yang perlu
dibahas dari faktor cahaya ini, yang erat kaitannya dengan sistem ekologi, yaitu :
Variasi dari ketiga parameter tadi akan menentukan berbagai proses fisiologi dan morfologi
dari vegetasi tumbuhan. Memang pada dasarnya pengaruh dari penyinaran sering berkaitan erat
dengan faktor-faktor lainnya seperti suhu dan suplai air, tetapi pe-ngaruh yang khusus sering
merupakan pengen-dali yang sangat penting dalam ling-kunganya.
Suhu yang ada di muka bumi berada dalam suatu batas kisaran suhu antara 0ºC sampai
30ºC, dalam kisaran suhu ini individu tumbuhan mempunyai suhu minimum, maksimum, dan
optimum yang diperlukan untuk aktivitas metabolismenya. Suhu yang diperlukan organisme hidup
dikenal dengan suhu kardinal. Suhu tumbuhan biasanya kurang lebih sama dengan suhu sekitarnya
karena adanya pertukaran suhu yang secara terus menerus antara tumbuhan dengan udara
sekitarnya. Kisaran toleransi suhu bagi tumbuhan sangat bervariasi, untuk tanaman di tropika,
semangka, tidak dapat mento-leransi suhu dibawah 15º -18º. Sebaliknya konifer di daerah
temperatur masih bisa men-toleransi suhu sampai serendah minus 30ºC, tumbuhan air umumnya
mempunyai ki-saran toleransi suhu yang lebih sempit bila di bandingkan dengan tumbuhan di
daratan. Secara garis besar semua tumbuhan mempunyai kisaran toleransi suhu yang berbeda
tergantung pada umumnya. Keseimbangan air dan juga keadaan musim. Hal tersebut menjaadikan
vegetasi di suatu tempat bermacam macam.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman pada lahan pengamatan kami
yakni pada lahan Jatikerto dan lahan Cangar. Pada kedua lahan tersebut memiliki persamaan faktor
abiotik namun interpretasi data abiotiknya berbeda. Pada lahan jatikerto, Faktor abiotik yang
mempengaruhi diantaranya intensitas radiasi matahari,kelembapan udara, dan suhu udara.
Intensitas radiasi matahari pada lahan Cangar yaitu sebesar 349 lux dan pada lokasi Jatikerto
intensitas cahayanya sebesar 520 lux. .Intensitas radiasi matahari berpengaruh pada kelembapan dan
suhu udara pada masing masing lokasi. Semakin besar intensitas radiasi matahari pada lahan
Jatikerto maka tingkat kelembapannya semakin rendah dan suhunya meningkat. Sedangkan pada
lahan Cangar dengan intensitas radiasi matahari yang rendah maka nilai kelembapannya tinggi dan
suhunya relatif rendah. Intensitas radiasi matahari,kelembapan, dan suhu sangat mempengaruhi
pertumbuhan beberapa tanaman yang berada pada masing masing lahan pengamatan.
Oleh karena itu tanaman yang dapat tumbuh pada lahan jatikerto dan lahan
cangar harus memenuhi kriteria dari faktor faktor abiotik yang memengaruhi
pertumbuhan tanaman pada masing-masing lahan. Sehingga tidak terjadi
ketidaktepatan penanaman.
A. FAKTOR BIOTIK
Hal ini dapat dikatakan sesuai dengan sumber yag kami dapat yaitu.
Organisme yang hidup di dalam tanah ada yang bermanfaat, ada yang mengganggu,
dan ada pula yang tidak bermanfaat tetapi juga tidak mengganggu.
Organisme yang bermanfaat antara lain cacing tanah dan bakteri tertentu yang dapat
mengubah CO (karbon monoksida) yang beracun menjadi CO2 (karbon
dioksida) atau mengikat N dari udara (Hardjowigeno1987). Berbagai organisme yang
hidup di dalam tanah sanggup mengadakan perubahan-perubahan besar,
terutama dalam lapisan atas tanah (top soil), dimana terdapat akar-akar tanaman dan
perolehan bahan makanan yang mudah. Akar-akar tanaman yang mati
dengan cepat dapat dibusukkan oleh jamur, bakteri dan golongan organisme lainnya
(Sutedjo et al. 1996 dalam Rahmawaty 2004). Keberadaan mesofauna dan
makrofauna dalam tanah sangat tergantung pada ketersediaan energi dan sumber
makanan untuk melangsungkan hidupnya, seperti bahan organik dan biomassa hidup
yang seluruhnya berkaitan dengan aliran siklus karbon dalam tanah. Dengan
ketersediaan energi dan hara bagi mesofauna tanah
tersebut, maka perkembangan dan aktivitas mesofauna dan makrofauna tanah akan
berlangsung baik dan secara timbal baliknya akan memberikan dampak positif bagi
kesuburan tanah. Dalam sistem tanah, interaksi fauna
tanah tampaknya sulit dihindarkan, karena biota tanah banyak terlibat dalam suatu
jaring-jaring makanan dalam tanah. Meskipun sebagai penghasil senyawasenyawa
organik tanah dalam ekosistem tanah, namun tidak berarti berfungsi sebagai
subsistem produsen (Arief 2001).
B. faktor abiotik
1. Hama
Hama adalah binatang atau sekelompok binatang yang pada tingkat populasi
tertentu menyerang tanaman budidaya sehingga dapat menurunkan produksi baikbaik
secara kualitas maupun kuantitas dan secara ekonomis merugikan.
2. Predator
3. Parasitoid
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada dua tempat yaitu jatikerto dan
cangar didapatkan hasil biodiversitas yang berbeda dimana pada daerah cangar
didapatkan biodiversitas (keragaman hayati)yang lebih beragam hal ini dibuktikan
dengan didapatkanya serangga yang beraneka ragam pada ke tiga jenis perangkap
,pada perangkap pitfall didapatkan dua jenis serangga berupa ulat tanah dan kutu
daun hitam kedua serangga tersebut sama-sama berperan sebagai hama.sedangkan
pada perangkap yellow trap didapatkan dua jenis serangga yaitu lalat wortel dan
wereng coklat, untuk lalat wortel berperan sebagai hama pada tanaman wortel
sedangkan pada wereng cokelat hanya sebagai binatang dan belum jadi hama karena
tumbuhan inang dari wereng cokelat sendiri adalah tanaman padi atau jenis rumput-
rumputan. Sehingga ekosistem pada plot tanaman semusim wortel di Cangar sangat
beragam dibuktikan dengan adanya jenis serangga yang ditemukan.
Sedangkan pada daerah jatikerto keragaman pada jatikerto lebih sedikit dari
pada keanekaragaman yang dicangar.hal ini dibuktikan serangga yang ditemukan
pada lokasi pengamatan jatikerto pada pengamatan pertama yaitu pada jenis
perangkap pitfall didapatkan 3 jenis serangga yaitu semut,laba- laba dan semut hitam
besar sedangkan pada perangkap yellow trap hanya didapatkan 1 jenis hama berupa
semut bersayap ,untuk jenis perangkap sweepnet tidak didapatkan serangga.dari
semua serangga yang didapatkan pada daerah jatiketo tersebut memiliki peranan yang
sama yaitu berperan sebagi predator.
Air sangat berguna bagi tumbuhan karena air membantu tumbuhan untuk
melakukan dalam proses fotosintesis. Penyiraman tanaman dengan air yang cukup
akan membuat tanaman tumbuh subur. Tetapi, penyiraman air yang berlebihan akan
menghambat pertumbuhan tanaman atau bahkan akan mmbunuh tanaman karena akar
tanaman akan menjadi busuk. Seperti pemberian air pada pakcoy, kapasitas 100%
akan membuat pakcoy tumbuh lebih tinggi dengan jumlah daun yang lebih banyak
dari pada pakcoy dengan pemberian air berkapasitas 50%. Hal ini juga terjadi pada
tanaman jagung.
Pengaruh awal dari tanaman yang mendapat cekama air adalah terjadinya
hambatan terhadap pembukaan stomata yang dapat menghambat laju fotosintesis
sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman (Suhardi, 1991).
Hal tersebut juga terjadi pada tanaman jagung. Pada tanaman jagung yang
ternaungi dan tanaman jagung yang tidak ternaungi didapatkan hasil yang berbeda,
dimana pada tanaman jagung yang ternaungi pertumbuhan tinggi tanaman lebih cepat
dari pada pertumbuhan tinggi tanaman jagung yang tidak ternaungi.
Perbedaan perlakuan tersebut juga berdampak pada kondisi daun tanaman
jagung. Dimana pada tanaman jagung yang tidak ternaungi (glass house) setiap
minggunya didapati daun yang mengering sedangkan pada tanaman jagung yang
ternaungi setiap minggunya tidak didapati daun yang mengering.
Daniel, T.W., J.A. Helms and F.S. Baker. 1995. Prinsip-Prinsip Silvikultur. Edisi
kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
FM Rumput =4/5=0,8 FN
=0,8/30=0,266=26,6%
DM Rumput =53,76/25=2,1504 DN
=2,1504/74,7264x100 =2,81%
DM Kacang =662,4/25=26,496 DN
=26,496/74,7264x100 =35,45%
DM Gerigi = 662,4/25=26,496 DN
=26,496/74,7264x100 =35,45%
74,7264
𝐼𝑉
SDR =
3
IV = KN + FN + DN
Jumlah KM Spesies Jumlah Semua Spesies
KN = X 100% KM =
Jumlah Semua KM Jumlah Semua Plot
Jumlah FM Spesies 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑃𝑙𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖
FN = X 100% FM =
Jumlah Semua FM Jumlah Semua Plot
Jumlah DM Spesies LBA
DN = X 100% DM = Luas Area LBA=
Jumlah Semua DM
D1 X D2 2
𝑋
4 π