Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROTEIN DARI LIMBAH BIJI KURMA (Phoenix dactylifera L.)


SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BRINE WATER PIPA MINYAK
BUMI

BIDANG KEGIATAN
PKM – PENELITIAN EKSAKTA

Diusulkan oleh:
Muhammad Irfansyah Maulana; 1607608; 2016
Hafizh Arsytari Wahyudi; 1601143; 2016
Silvia Widiyanti; 1705675; 2017

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


BANDUNG
2019
PENGESAHAN PROPOSAL PKM – PENELITIAN EKSAKTA

1. Judul Kegiatan : Protein dari Limbah Biji Kurma (Phoenix


dactylifera L.) sebagai Inhibitor Korosi
pada Brine Water Pipa Minyak Bumi
2. Bidang Kegiatan : PKM-PE
3. Nama Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Muhammad Irfansyah Maulana
b. NIM : 1607608
c. Program Studi : Kimia
d. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia
e. Alamat Rumah dan : Jl. Gegerkalong Tengah No. 62 Kel.
Nomor HP Gegerkalong Kec. Sukasari Kota Bandung
40153 HP. 081222863374
f. Email : irfansyah.chem@gmail.com
4. Anggota Pelaksana : 2 (dua) Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Dr. Yayan Sunarya, M.Si.
b. NIDN : 0008026103
c. Alamat Rumah dan : Perumnas Cijerah II Blok 21/2 Cimahi
Nomor HP HP. 08122196509
6 Biaya Kegiatan Total
a. Kemenristekdikti : Rp10.202.600,-
b. Sumber Lain : -
7 Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 (lima) Bulan

Bandung, 12 Juni 2019


Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Ketua Pelaksana Kegiatan,

Dr. Dadi Rusdiana, M.Si. Muhammad Irfansyah Maulana


NIP. 196810151994031002 NIM. 1607608

Wakil Rektor Dosen Pendamping,


Bidang Akademik dan Kemahasiswaan,

Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A. Dr. Yayan Sunarya, M.Si.


NIP. 196202081986011002 NIDN. 0008026103

ii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM – PENELITIAN EKSAKTA ........................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
BAB 3. METODE PENELITIAN........................................................................... 5
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN .......................................................................................................... 12
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping ............................ 12
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan .......................................................... 17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim, Kegiatan Dan Pembagian Tugas ............. 20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ....................................................... 21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tahap Penelitian .................................................................................. 5


Gambar 3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 8

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi Biji Kurma ............................................................................ 4


Tabel 2.2 Komposisi Air Formasi Lapangan dengan Metode API RP 45 .............. 4
Tabel 3.1 Luaran dan Indikator Pencapaian setiap Tahap Penelitian ..................... 7
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P ....................................................... 9
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan ...................................................................................... 9

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki wilayah laut seluas
3,25 juta km2 dari total 7,81 juta km2 wilayah Indonesia. Luasnya wilayah laut
mengakibatkan penguapan air laut menjadi curah hujan tinggi dan udara lembab
yang mengandung NaCl. Keberadaan garam NaCl yang melimpah ini akan
mempercepat terjadinya korosi pada material-material logam. Korosi dapat
didefinisikan sebagai reaksi dari suatu material dengan lingkungannya dimana
konsekuensinya adalah menyebabkan kerusakan pada material penyusunnya
(Shrier, 1994). Di Indonesia, kerugian akibat korosi diperkirakan mencapai angka
triliun rupiah yang meliputi biaya pemeliharaan, penggantian material, jam kerja,
dan keuntungan yang hilang akibat produksi yang berhenti, mengecewakan
pelanggan, biaya administrasi, kerugian fisik, dan pengobatan, sehingga korosi
harus dikendalikan karena sangat penting bagi segi ekonomi dan keamanan
(Supardi, 1997). Dampak yang ditimbulkan oleh korosi akan berpengaruh
terhadap kehidupan manusia dari sisi ekonomi maupun lingkungan. Terlebih
korosi yang terjadi pada pipa minyak bumi dapat menyebabkan kebocoran yang
berpotensi adanya ledakan dan pencemaran pada lingkungan sekitar.
Pada pertambangan minyak bumi, kegiatan eksplorasi minyak bumi
melibatkan proses transpor minyak mentah dari perut bumi melalui saluran pipa
kemudian diolah lebih lanjut melalui distilasi terfraksinasi (Seal, 2000).
Kenyataannya, eksplorasi minyak bumi melibatkan kondisi yang kompleks,
seperti tekanan tinggi, beda temperatur yang relatif ekstrim, serta adanya
senyawa-ikutan sebagai pengotor minyak bumi seperti garam, gas CO2, air, dan
senyawa belerang (Obeyesekere, 2000). Korosi dapat dicegah antara lain dengan
pelapisan (coating), proteksi katodik, dan dapat pula dicegah dengan
menggunakan inhibitor (Widharto, 2001). Korosi pada permukaan bagian luar
pipa dapat ditanggulangi dengan pelapisan (coating) atau proteksi katodik,
sedangkan pada permukaan bagian dalam pipa hanya dapat dikendalikan dengan
cara menambahkan inhibitor korosi. Inhibitor merupakan senyawa yang jika
ditambahkan dalam jumlah kecil pada suatu sistem korosi dapat meminimalkan
laju korosi pada konsentrasi tertentu (Uhlig, 2004).
Beberapa ekstrak tanaman mengandung sejumlah senyawa organik seperti
tanin, alkaloid, saponin, asam amino, dan protein yang memiliki kemampuan
mengurangi laju korosi (Martinez dan Stern, 2001; Martinez, 2002; Kosar et al.,
2005; Oguzie et al, 2006). Berdasarkan penelitian Hamada (2002), biji kurma
mengandung 71,9-73,4% karbohidrat, 5-6,3% protein, dan 9,9-13,5% lemak. Data
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor kurma di sepanjang Februari
2019 mencapai USD 2,34 juta. Jumlah itu meningkat hingga 106% jika
dibandingkan Januari 2019 yang sebesar USD 1,13 juta. Kegiatan produksi dari
industri pengolahan buah kurma akan menghasilkan hasil samping berupa biji
2

kurma. Menurut Almana dan Mahmoud (1994), komponen biji kurma adalah
sekitar 10% dari buah kurma. Pada Februari 2019, data BPS menunjukkan bahwa
impor kurma tercatat seberat 9,4 juta kilogram. Jika diasumsikan sebanyak
setengah dari impor komoditi buah kurma pada periode itu digunakan sebagai
bahan baku industri pengolahan buah kurma, maka didapatkan sebanyak 470.000
kilogram biji kurma dari kegiatan produksi industri pengolahan buah kurma setiap
bulannya. Sangat disayangkan limbah sebanyak itu jika tidak dimanfaatkan
sebagai limbah organik yang bernilai potensial. Pengolahan limbah biji kurma
menjadi suatu produk sangat relevan untuk dilakukan di masa kini untuk
memberikan nilai potensial sehingga menjadi pendapatan lebih bagi industri
pengolahan buah kurma dan mengurangi volume sampah dari limbah industri.
1.2 Perumusan Masalah
a. Bagaimana mengekstrak protein dari limbah biji kurma?
b. Bagaimana laju korosi protein dari limbah biji kurma sebagai inhibitor
korosi pada brine water pipa minyak bumi?
c. Bagaimana efisiensi inhibisi protein dari limbah biji kurma pada brine
water pipa minyak bumi?
1.3 Tujuan Khusus
a. Mengekstrak protein dari limbah biji kurma
b. Menentukan laju korosi protein dari limbah biji kurma sebagai
inhibitor korosi pada brine water pipa minyak bumi?
c. Menentukan efisiensi inhibisi protein dari limbah biji kurma pada
brine water pipa minyak bumi?
1.4 Urgensi Penelitian
Pada pertambangan minyak bumi, korosi pada bagian luar pipa sumur
produksi dapat dikendalikan dengan cara pelapisan, sedangkan korosi pada bagian
dalam pipa sumur hanya dapat dikendalikan dengan cara menambahkan inhibitor
korosi ke dalam media yang berinteraksi dengan permukaan pipa. Keberadaan
protein dari limbah biji kurma dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai inhibitor
korosi karena gugus amina pada ikatan peptida protein sangat berpotensi dalam
menghambat laju korosi logam, terlebih jika protein dihidrolisis menjadi asam-
asam aminonya.
1.5 Manfaat
a. Memanfaatkan protein dari limbah biji kurma sebagai material
alternatif untuk menginhibisi laju korosi logam
b. Menjadi rujukan atas solusi pengendalian korosi pada brine water
pipa minyak bumi oleh limbah biji kurma
c. Memberi kesadaran terhadap masyarakat akan pentingnya mengolah
limbah menjadi material bernilai potensial
1.6 Luaran
a. Artikel ilmiah
b. Suatu produk berupa inhibitor korosi dari limbah biji kurma
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Korosi dapat didefinisikan sebagai reaksi dari suatu material dengan


lingkungannya dimana konsekuensinya adalah menyebabkan kerusakan pada
material penyusunnya (Shrier, 1994). Secara awam, korosi lebih dikenal dengan
istilah pengkaratan. Proses yang terjadi saat korosi logam adalah terlepasnya atom
logam kedalam larutan elektrolit menjadi ion logam dengan melepaskan sejumlah
elektron. Korosi dapat dicegah antara lain dengan pelapisan (coating), proteksi
katodik, dan dapat pula dicegah dengan menggunakan inhibitor (Widharto, 2001).
Korosi pada permukaan bagian luar pipa dapat ditanggulangi dengan pelapisan
(coating) atau proteksi katodik, sedangkan pada permukaan bagian dalam pipa
hanya dapat dikendalikan dengan cara menambahkan inhibitor korosi.
Inhibitor merupakan senyawa yang jika ditambahkan dalam jumlah kecil
pada suatu sistem korosi dapat meminimalkan laju korosi pada konsentrasi
tertentu (Uhlig, 2004). Inhibitor pada korosi logam jenisnya ada dua, yaitu
anorganik dan organik. Fosfat, kromat, dikromat, silikat, borat, tungstat, molibdat
dan arsenat adalah beberapa senyawa anorganik yang digunakan sebagai inhibitor
pada korosi logam (Wiston, 2000). Inhibitor organik adalah senyawa heterosiklik
yang mengandung atom nitrogen, sulfur atau oksigen yang mempunyai pasangan
elektron bebas (Stupnisek-Lisac, 2002).
Kebanyakan inhibitor yang efisien yang digunakan dalam industri adalah
senyawa-senyawa organik yang mengandung heteroatom seperti O, N, S dan
ikatan rangkap di dalam molekul-molekulnya yang memfasilitasi adsorpsi pada
permukaan logam (Quraishi, 2002). Hal ini disebabkan karena senyawa organik
memiliki pasangan elektron bebas pada rantai karbonnya atau pada sistem rantai
aromatiknya yang dapat berikatan dengan muatan positif logam, sehingga terjadi
adsorpsi antara permukaan logam dengan inhibitor. Adsorpsi ini akan membentuk
lapisan pelindung pada logam akibat adanya fisisorpsi atau akan membentuk
khelat pembatas yang tak larut akibat adanya kemisorpsi, yang menghindarkan
logam kontak langsung dengan media korosif.
Penggunaan inhibitor korosi yang bersifat biodegradable ini merupakan
solusi yang aman karena berasal dari ekstrak bahan alam yang ramah lingkungan.
Beberapa ekstrak tanaman mengandung sejumlah senyawa organik seperti tanin,
alkaloid, saponin, asam amino, dan protein yang memiliki kemampuan
mengurangi laju korosi. Beberapa penelitian tentang penggunaan green inhibitor
dalam studi inhibisi korosi telah dilakukan, contohnya penelitian ekstrak
Azadirachta indica digunakan sebagai inhibitor korosi pada baja lunak dalam
media NaCl 3%, dan memberikan hasil yang efektif yaitu efisiensinya sebesar
98% (Quraishi dkk, 1998).
Keberadaan protein dalam biji kurma dapat dimanfaatkan sebagai inhibitor
korosi karena gugus amina pada ikatan peptida protein sangat berpotensi dalam
menghambat laju korosi logam, terlebih jika protein dihidrolisis menjadi asam-
4

asam aminonya. Hal tersebut dapat terlihat dari komposisi yang terkandung pada
biji kurma pada Tabel 2.1 berikut. (Hamada et al., 2002)

Tabel 2.1 Komposisi Biji Kurma


Komponen Persentase (%)
Kadar air 7,1 - 10,3
Karbohidrat 71,9 - 73,4
Protein 5 - 6,3
Lemak 9,9 - 13,5
Abu 1 - 1,8
Serat* 6,4 - 11,5
Acid detergent fibre 45,6 - 50,6
Neutral detergent fibre 64,5 - 68,8
*Al-Shahib dan Marshall (2003)
Beberapa asam amino yang terkandung dalam biji kurma, yaitu alanine,
agrinine, aspartic acid, aspartamine, glumatic acid, glycine, histidine, isoleucine,
leucine, lysine, methionine, phenylalanine, serine, threonine, thryptophan,
tyrosine, dan valine (Al-Shahib dan Marshall, 2003).
Kondisi lingkungan yang sering menyebabkan terjadinya korosi pada logam
adalah udara dan air (Fontana, 1986). Dalam peristiwa korosi terdapat dua unsur
pokok yang saling berinteraksi yaitu logam atau material lain sebagai objek korosi
dan lingkungan sebagai media korosifnya. Jenis lingkungan sebagai media korosif
jika ditinjau dari bentuknya ada 3 macam, yaitu berbentuk cairan, gas atau uap air,
dan garam-garaman. Pada saat ini, industri migas masih banyak menggunakan
pipa baja karbon dalam penyaluran migas. Korosi pada logam tersebut disebabkan
oleh garam klorida, asam organik, dan gas CO2 pada suhu tinggi. Zat-zat korosif
tersebut dapat menyebabkan korosi merata dan/atau korosi setempat. Media yang
digunakan dalam penelitian ini adalah brine water. Komposisi air formasi (brine
water) di lapangan migas menurut metode API RP 45 ditunjukkan pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Komposisi Air Formasi Lapangan dengan Metode API RP 45
Ion-ion Kadar (mg/L)
-
CO3 0,00
-
HCO3 912,02
-
OH 0
-
SO4 7374,08
-
Cl 12874,8
- -
Keberadaan anion CO3 dan HCO3 merupakan hasil dari reaksi antara air
formasi dan gas CO2. Anion-anion tersebut terbentuk saat berada di tubing oil
well atau di pipa penyalur antara oil well dan stasiun pengumpul lokal.
Keberadaan anion Cl- di atas level 12.000 mg/L merupakan ciri khas dari brine
water berkadar garam tinggi, dimana Osokogwu dkk (2012) menjelaskan bahwa
kadar sodium klorida dalam brine water hingga 144.810 mg/L.
5

BAB 3. METODE PENELITIAN

Pada bab ini, dijelaskan terkait metode penelitian yang menjadi dasar
penelitian ini. Metode penelitian tersebut mencakup: (1) Tahap penelitian; (2)
Luaran dan indikator pencapaian; (3) Teknik pengumpulan dan analisis data; (4)
Rancangan interpretasi data; dan (5) Kesimpulan. Pemaparan secara rinci metode-
metode penelitian tersebut adalah sebagai berikut.
3.1 Tahap Penelitian

Ekstraksi Protein dari Biji Kurma

Preparasi Media
Uji Fitokimia Protein Uji Coba
Korosi
dari Biji Kurma

Potensi Inhibisi

Gambar 3.1 Tahap Penelitian


3.1.1 Ekstraksi Protein dari Biji Kurma
Sebanyak 10 gram biji kurma bubuk dilarutkan dalam 30 mL aseton
dingin menggunakan vortex mixer kemudian disentrifugasi pada 12.000 x g
selama 10 menit pada suhu 4˚C. Selanjutnya didekantasi dan diambil bagian
padatnya (pelet). Pelet dicuci dengan aseton dingin dua kali dan dibiarkan
kering pada suhu kamar. Setelah pelet kering, dibilas dengan 15% w/v
trikloroasetat (TCA) dalam aseton lalu dicampurkan menggunakan vortex
mixer dan disentrifugasi pada 12.000 x g selama 10 menit pada suhu 4˚C.
Langkah ini diulang sebanyak tiga kali. Terakhir, sampel dicuci dengan
15% b/v TCA dingin dalam air dan dibilas juga dengan aseton 80% v/v
dingin sebanyak tiga kali.
Pelet dibiarkan hingga kering pada suhu kamar, kemudian dilarutkan
dalam campuran 1:1 dari Tris-buffer dengan pH 8 dan dengan buffer SDS
padat (2% w/v SDS, 5% w/v sukrosa, 0,1 M Tris-HCL, pH 8, 5% v/v β-
merkaptoetanol) lalu dicampurkan menggunakan vortex mixer dan
disentrifugasi pada 12.000 x g selama 10 menit pada suhu 4˚C. Tahap ini
dilakukan sebanyak 2 kali. Kemudian pelet itu disuspensi kembali dalam
larutan pH/Tris-buffer dan SDS padat, selanjutnya disentrifugasi lagi dalam
kondisi yang sama. Pelet dari kedua sentrifugasi dicampur dan diendapkan
dengan 0,1 M ammonium asetat 0,1 M dalam metanol dengan perbandingan
voleme 1:5, didinginkan pada suhu 4˚C semalam dan kemudian
disentrifugasi pada 12.000 x g selama 10 menit pada suhu 4˚C. Pelet dari
sentrifugasi ini kemudian dicuci tiga kali dengan metanol dingin ditambah
6

0,1 M amonium asetat dan disentrifugasi lagi pada 12.000 x g selama 10


menit pada suhu 4˚C diikuti dengan proses yang sama dengan aseton 80%
(v/v) dingin.
Per 0,5 g ekstak protein dari biji kurma (pelet kering) kemudian
dicampur dengan 5 mL TCA berair dingin 24% (b/v), dicampur dengan
vortex mixer dan dibiarkan endapan di atas es selama 30 menit, diikuti oleh
sentrifugasi pada 20.500 x g selama 15 menit pada 4˚C. Pelet dicuci dengan
2 mL aseton dingin, kemudian diinkubasi selama 10 menit di atas es dan
disentrifugasi pada 20.500 x g selama 15 menit pada suhu 4˚C (Akasha,
2014).
3.1.2 Uji Fitokimia Protein dari Biji Kurma
Dibuat pereaksi biuret dengan mealurkan 0,3 gram CuSO4 dan 0,9
gram Na-K Traktat dalam 50 mL NaOH 0,1 M kemudian ditambahkan 0,5
gram KI dan diencerkan lagi dengan NaOH sampai 100 mL, dihomogenkan.
Dibuat larutan sampel 2% dalam aquadest. Dilarutkan 1 gram pellet
kemudian dialutkan dalam 10 ml air , kemudian dimbil 1 mL larutan pelet,
dimbil 1 mL sampel, kemudian tambahkan 1 mL pereasi biuret dikocok.
Terbentuknya warna kemerah-merahan sampai ungu menunjukan keberadan
protein dalam sampel (Rosaini, 2017)
3.1.3 Preparasi Media Korosi
Media uji yang digunakan adalah larutan NaCl dan HCl karena larutan
yang mengandung klorida dapat memberikan efek korosif yang sangat
agresif pada logam. Konsentrasi larutan NaCl dan HCl yang digunakan
adalah 3%. Larutan medium korosif yang digunakan dibuat dengan cara
melarutkan 37,5 gram NaCl dalam labu ukur 250 ml sampai tanda tera
hingga didapatkan larutan NaCl dengan konsentrasi 15 %. Kemudian
larutan tersebut diencerkan sejumlah volume tertentu dalam labu ukur 50ml
hingga didapatkan konsentrasi sebesar 3%. Untuk larutan HCl 3% dibuat
dengan mengencerkan HCl p.a dengan konsentrasi 37%. Pertama dipipet
sebanyak 101.37 ml ke dalam labu ukur 250ml. Selanjutnya dihimpitkan
sampai tanda batas dengan air demin. Kemudian dari larutan HCl 15%
tersebut dipipet masing masing 10ml ke dalam labu ukur 50ml, maka akan
didapatkan HCl dengan konsentrasi 3% (Ali, 2014).
3.1.4 Uji Coba
Baja API 5L grade B uji berupa plat dengan ketebalan 1 mm dipotong
dengan ukuran 10 mm x 20 mm disiapakn sebanyak 4 buah yang kemudian
diatandai dengan baja A, B, C dan D .Benda uji tersebut dibersihkan dari
kotoran (lemak dan debu) dan karat-karat dipermukaan logam dengan
metode pickling sesuai.Baja dibersihkan dengan 500 ml asam klorida yang
dilarutkan didalam akuadest hingga 1000ml. Semua spesimen yang masuk
ke larutan pembersih kemudian dibersihkan dengan akuadest dan alkohol
kemudian dikeringkan. Setelah itu ditimbang berat awal masing-masing
7

spesimen sebelum diuji (Ali, 2014). Baja A dicelupkan kedalam larutan


campuran NaCl 3% dan HCl 3% dan di rendam selama 4 hari Sedangkan
baja B, C dan D dicelupkan kedalam larutan campuran NaCl 3% dan HCl
3% dan larutan inhibitor dengan variasi konsentrasi larutan inhibitor adalah
500 ppm, 1000 ppm dan 1500 ppm direndam selama 4 hari.
3.1.5 Potensi Inhibisi
1. Penentuan Laju Korosi
Kemudian ditimbang kembali ke-4 sampel setelah di rendam dalam
medium korosif. Untuk menentukan kemampuan inhibitor ekstrak
protein dari biji kurma dalam mengendalikan laju proses korosi pada
sampel dapat dilakukan perhitungan laju korosi besi dengan
menggunakan Persamaan 1:

Keterangan :
r = Laju korosi
W0 = berat awal pipa galvanis (g)
Wf = berat akhir pipa galvanis (g)
A = Luas Permukaan plat besi yang terkorosi (cm2)
t = waktu
(Irianty dan Sembiring, 2012)

2. Penentuan Efisiensi Inhibisi


Selanjutnya menentukan kemampuan (efesiensi) inhibitor ekstrak
daun protein dari biji kurma dengan menggunakan Persamaan 2:

Keterangan :
%E = efisiensi inhibis (%)
r1 = laju korosi tanpa inhibisi
r2 = laju korosi dengan inhibitor
(Irianty dan Sembiring, 2012)
3.2 Luaran dan Indikator Pencapaian
Setiap tahap pada penelitian ini menghasilkan luaran serta untuk menguji
keberhasilan juga dibuat indikator pencapaian, yang dijelaskan pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.1 Luaran dan Indikator Pencapaian setiap Tahap Penelitian
Tahap Penelitian Luaran Indikator Pencapaian
Ekstraksi protein Ekstrak protein dari biji Perolehan protein dari
dari biji kurma kurma ekstraksi biji kurma
Uji protein Perubahan warna Perolehan warna ungu
8

Preparasi media Media korosi tanpa Perolehan media korosi


korosi inhibitor dan dengan tanpa inhibitor dan dengan
inhibitor inhibitor pada berbagai
variasi konsentrasi inhibitor
Uji coba Perubahan masa baja Perolehan perbedaan
jumlah hasil korosi baja
antara tanpa inhibitor dan
dengan inhibitor
Potensi inhibisi Diperoleh laju reaksi Perolehan perbedaan laju
korosi dan efisiensi reaksi korosi dan efisiensi
inhibisi inhibisi pada baja tanpa
inhibitor dan dengan
inhibitor

3.3 Teknik Pengumpulan dan Analisa Data


Ekstrak protein biji kurma Potensi inhibisi

 Dimasukkan 1 gram ke gelas kimia  Dihitung selisih massa


 Dilarutkan dalam 10 ml air  Diukur laju reaksi korosi
 Diambil 1 ml  Dihitung efisiensi inhibisi
 Ditambahkan 1 ml pereaksi biuret Sampel baja hasil uji
 Diamati perubahan warna
Positif/negatif protein
(a) (b)
Gambar 3.2 Teknik Pengumpulan Data
(a) Uji Fitokimia Senyawa Protein, (b) Uji Potensi Inhibisi
Data yang diperoleh dari hasil percobaan berupa data kualitatif
yakni dari hasil uji fitokimia protein dan data kuantitatif dari hasil
perhitungan laju reaksi korosi dan efisiensi inhibisi. Hasil data akan
menunjukkan potensi inhibisi dari variasi penambahan inhibitor.
3.4 Rancangan Interpretasi
Transkrip data yang telah diperoleh selanjutnya di buat grafik konsentrasi
ekstrak protein dari biji kurma (%) terhadap laju korosi dan grafik konsentrasi
ekstrak protein dari biji kurma (%) terhadap efifiensi inhibisi yang nantinya
akan memberi informasi kondisi optimum manakah dari variasi percobaan
yang dilakukan.
3.5 Kesimpulan
Tingkat keberhasilan tergantung kepada kemampuan bahan dalam
mencegah laju korosi sebagai inhibitor korosi.
9

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang 3.881.500
2 Bahan habis pakai 3.171.100
3 Perjalanan 900.000
4 Lain-lain 2.250.000
Jumlah 10.202.600

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Perizinan laboratorium
2 Persiapan alat dan bahan
3 Ekstraksi protein dari biji kurma
4 Uji fitokimia protein dari biji kurma
5 Pembuatan media korosi
Uji potensi ekstraksi protein dari biji
6
kurma sebagai inhibitor
7 Pengumpulan data
8 Analisis data
9 Evaluasi
10 Pembuatan laporan
11 Penyerahan laporan
10

DAFTAR PUSTAKA

Akasha, I.A.M. (2014) ‘Extraction and characterisation of protein fraction from


date palm (Phoenix dactylifera L.) seeds’, Doctoral dissertation, Heriot-
Watt University.
Ali, F., Saputri, D. dan Nugroho, R.F. (2014) ‘Pengaruh waktu perendaman dan
konsentrasi ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava, Linn) sebagai
inhibitor terhadap laju korosi baja SS 304 dalam larutan garam dan asam’,
Jurnal Teknik Kimia, 20(1).
Almana, H.A. dan Mahmoud, R. M. (1994) ‘Palm date seeds as an alternative
source of dietary fibre in Saudi bread’, Ecology of Food and Nutrition, 32,
p261–270.
Al-Shahib, W. dan Mashall, R.J. (2003) ‘The fruit of the date palm: its possible
use as the best food for the future’, Food Sciences and Nutrition, 54(4),
p247-259
Badan Pusat Statistik, www.bps.go.id
Fontana, M.C. dan Greene, M.D. (1986). Corrosion Enginering Hand Book. New
York: McGraw Hill Book Company.
Hamada, J.S., Hashim, I.B. dan Sharif, F.A. (2002) ‘Preliminary analysis and
potential uses of date pits in foods’, Food Chemistry, 76(2), p135-137
Irianty, R.S. dan Sembiring, M.P. (2012) ‘Pengaruh konsentrasi inhibitor ekstrak
daun gambir dengan pelarut etanol-air terhadap laju korosi besi pada air
laut’, Jurnal Riset Kimia, 5(2), p165.
Nuraini, L., Priyotomo, G., Nasoetion, R. dan Harsisto. (2016) ‘Studi inhibitor
korosi berbasis imidazoline salt pada brine water di pipa penyalur minyak
mentah’, Metalurgi, 2, p87-94
Obeyesekere, N., Naraghi, A., Abayarathna, D. dan Prasad, R. (2000)
‘Environmentally Friendly Corrosion inhibitors for CO2 corrosion in North
Sea Oil Fields’, Corrosion2000, Paper 20.
Quraishi, M.A. dan Sardar, R. (2002) ‘Aromatic Triazoles as corrosion inhibitors
for mild steel in acidic environments, Corrosion, 58, p748–755.
Quraishi, M.A., Rawat, J. dan Ajmal, M. (1998) ‘Macrocyclic compounds as
corrosion inhibitors’, Corrosion, 54, p996-1000
Rosaini, H., Rasyid, R. dan Hagramida, V. (2017) ‘Penetapan kadar protein secara
kjeldahl beberapa makanan olahan kerang remis (corbiculla moltkiana
prime) dari danau singkarak’, Jurnal Farmasi Higea, 7(2), p120-127.
Seal, S., Sapre, K. dan Desai, V. (2000) ‘Surface chemical and morphological
changes in corrosion product layers and inhibitors in CO2 corrosion in
multiphase flowlines’, Corrosion2000, Paper 46.
Shrier, L.L. dan Jarman, R.A. (1994). Corrosion. 3rd Edition. Oxford:
Butterworth-Heineman Ltd.
11

Stupnisek-Lisac, E., Gazioda, A., dan Madzarac, M. (2002) ‘Electrochim’, Acta,


47, p.4189
Supardi, R. (1997). Korosi. Edisi Pertama. Bandung: Penerbit Tarsito.
Uhlig, H. (2004). Corrosion and Control. 2nd Edition. London: George Harrap
and Co Ltd.
Widharto, S. (2001). Karat dan Pencegahannya. Edisi Kedua. Jakarta: PT.
Pradvyn Paramita.
Wiston, R. (2000). Uhlig’s Corrosion Handbook. 2nd Edition. New York: John
Willey and Sons Inc.
12

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing


Lampiran 1.1 Biodata Ketua dan Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Muhammad Irfansyah Maulana
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Kimia
4 NIM 1607608
5 Tempat dan Tanggal Lahir Sukabumi, 12 Juni 1999
6 Email irfansyah.chem@gmail.com
7 No. Telp. / HP 081222863374

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri 1 MTs Cipasung SMA Islam
Kompa Cipasung
Jurusan - - MIPA
Tahun Masuk-Lulus 2006-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
- - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Juara 2 LKTI Esai Lembaga Pengembangan 2018
Sumber Daya Manusia
(LAKPESDAM) PBNU dan
Kemenkes RI
2 Juara 3 LKTI PT. Biofarma 2015

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.

Bandung, 12 Juni 2019


Ketua

(Muhammad Irfansyah Maulana)


13

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Hafizh Arsytari Wahyudi
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kimia
4 NIM 1601143
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 28 Desember 1998
6 Email hafizharsytariw28@gmail.com
7 No. Telp. / HP 085242042025

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Mandiri SMPN 1 SMAN 2
5 Cimahi Cimahi Cimahi
Jurusan - - MIPA
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
- - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
- - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.

Bandung, 12 Juni 2019


Anggota

(Hafizh Arsytari Wahyudi)


14

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Silvia Widiyanti
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Kimia
4 NIM 1705675
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bandung, 25 Oktober 1999
6 Email Silviawidiyanti427@gmail.com
7 No. Telp. / HP 087751130795

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Jati II SMP Sandhy SMAN 1
Putra Baleendah
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 2005-2011 2011-2014 2014-2017

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
- - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun
1 Peserta baca puisi bahasa Pemerintah Kabupaten Bandung 2011
sunda
2 Juara II Poetry Reading Pesantren Modern Al-Ihsan 2012
se-Bandung Raya
3 Juara I Baca Puisi SMP Al-Amanah 2013
Keagamaan se-
Kabupaten Bandung
4 Juara II Story Telling se- TNI-AU 2014
Kabupaten Bandung

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.

Bandung, 12 Juni 2019


Anggota

(Silvia Widiyanti)
15

Lampiran 1.1 Biodata Ketua dan Anggota


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Yayan Sunarya, M.Si.
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Kimia
4 NIDN 0008026103
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Email yayan_sunarya@upi.edu
7 No. Telp. / HP 08122196509

B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Nama Institusi IKIP ITB ITB
Bandung
Jurusan Pendidikan Kimia Kimia
Kimia
Tahun Masuk-Lulus 1984-1989 1995-1997 2003-2008

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1 Pendidikan dan Pengajaran
No Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
Kimia Fisika IV (Struktur dan Ikatan
1 Wajib 3
Kimia)
2 Kimia Fisika V (Kimia Permukaan) Pilihan 2
3 Kimia Zat Padat Pilihan 2
4 Kapita Selekta Kimia Material Pilihan 2
5 Kimia Dasar 1 Wajib 3
6 Komputasi untuk Kimia Wajib 3

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyangga Dana Tahun
Pengembangan produk komersial untuk
1 revitalisasi kinerja radiator motor bakar Stranas UPI 2009
otomotif
Valurisasi limbah rambut sebagai
inhibitor korosi dalam proses
2 Hibah Bersaing 2010
revitalisasi kinerja radiator motor bakar
otomotif
Valurisasi limbah rambut sebagai
inhibitor korosi dalam proses
3 Hibah Bersaing 2011
revitalisasi kinerja radiator motor bakar
otomotif
16

Valurisasi limbah rambut sebagai


inhibitor korosi dalam proses
4 Hibah Bersaing 2012
revitalisasi kinerja radiator motor bakar
otomotif
Pemanfaatan rempah-rempah sebagai
5 material alternatif inhibitor korosi pipa Hibah Bersaing 2013
sumur produksi minyak bumi

C.3 Pengabdian kepada Masyarakat


No Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyangga Dana Tahun

Peningkatan kualitas pembelajaran


1 Guru Kimia tingkat SMA se-Kabupaten Prodi 2010
Bandung

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.

Bandung, 12 Juni 2019


Dosen Pendamping

(Dr. Yayan Sunarya, M.Si.)


17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Harga
Jumlah
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
Sewa Tempat melakukan
4 bulan 450.000 1.800.000
Laboratorium penelitian
Untuk menghaluskan
blender 1 buah 290.000 290.000
biji kurma
Gelas kimia 400 Tempat untuk
1 buah 52.000 52.000
ml melarutkan
Gelas kimia 250 Tempat untuk
1 buah 42.000 42.000
ml melarutkan
Gelas kimia 100 Tempat untuk
1 buah 25.500 51.000
ml melarutkan
Pipet tetes Untuk memipet larutan 10 buah 5.000 50.000
Untuk mengambil biji
Spatula 1 buah 7.500 7.500
kurma
Batang
Untuk mengaduk 1 buah 6.500 6.500
Pengaduk
Labu ukur 50
Untuk membuat larutan 1 buah 77.000 77.000
nml
Labu ukur 100
Untuk membuat larutan 1 buah 105.000 105.000
ml
Labu ukur
Untuk membuat larutan 1 buah 125.000 125.000
250ml
Gelas ukur 50 Untuk mengukur
1 buah 35.000 35.000
ml larutan
Gelas ukur 10 Untuk mengukur
1 buah 23.000 23.000
ml larutan
Untuk melakukan uji
Tabung reaksi 1 buah 5000 5000
biuret
Botol semprot Untuk aquades 2 buah 12.000 12.000
4 buah
Baja API 5L Sebagai media yang di (10 mm x
1.000.000 1.000.000
grade B uji 20 mm x
1 mm)
Gelas kimia Sebagai tempat uji
4 buah 80.000 80.000
1000 ml korosif
Tempat untuk
Botol timbang 4 buah 10.000 40.000
menimbang ekstrak
18

protein
Corong kaca Untuk menyaring 1 buah 40.000 40.000
Kertas saring Untuk menyaring 1 box 33.500 33.500
Untuk menyimpan
Botol vial besar 4 buah 3.500 7.000
ektrak protein
SUB TOTAL (Rp) 3.881.500

2. Bahan Habis Pakai

Harga
Jumlah
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
Biji kurma Bahan yang di uji 2 kg 32.000 64.000
Aseton Pelarut 100 mL 82.500 82.500
Asam
Pelarut 100 mL 100.000 100.000
trikloroasetat
Buffer SDS Larutan buffer 1 gram 354.000 354.000
tris-HCL Larutan buffer 100 mL 271.000 271.000
Sukrosa Larutan buffer 100 mL 32.500 32.500
β- 553.300 /
Larutan buffer 10 mL 1.106.600
mercaptoethanol 5 ml
ammonium
Pelarut 100 mL 110.000 110.000
asetat
metanol Pelarut 100 mL 45.500 45.500
Bahan untuk membuat
Tembaga sulfat 0,3 gram 41.000 41.000
larutan biuret
Bahan untuk membuat
Kalium Traktat 0,9 gram 289.500 289.500
larutan biuret
Natrium Bahan untuk membuat
20 1.300 / g 26.000
Hidroksida larutan biuret
Bahan untuk membuat
Kalium Iodida 0,5 gram 190.000 190.000
larutan biuret
Aquades Pelarut 5 liter 14.000 70.000
Natrium Klorida Medium korosif 37,5 gram 1.200/g 45.000
Asam klorida 101.37
Medium korosif 200.000 200.000
p.a mL
Tissue steril Untuk mengeringkan 1 box 23.500 23.500
Sarung tangan
Perlengkapan penelitian 3 pasang 20.000 60.000
latex
masker Perlengkapan penelitian 1 box 20.000 20.000
Tissue Perlengkapan penelitian 2 box 20.000 40.000
19

SUB TOTAL (Rp) 3.171.100

3. Perjalanan

Harga
Jumlah
Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
Biaya
Keperluan peneliti
transportasi
menuju ke lokasi 3 orang 300.000 900.000
menuju lokasi
penelitian
penelitian
SUB TOTAL (Rp) 900.000

4. Lain-lain
Harga
Jumlah
Material Justifikasi Kuantitas Satuan
(Rp)
(Rp)
Fotocopy dan
Penjilidan Laporan Penelitian 5 50.000 250.000
Laporan
Publikasi Hasil
Seminar 1 2.000.000 2.000.000
Laporan
SUB TOTAL (Rp) 2.250.000
TOTAL 10.202.600
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama / NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam /
minggu)
1. Ketua dalam
penelitian
Muhammad 2. Mengontrol dan
Irfansyah Kimia 14 jam / ikut serta dalam
1 Kimia
Maulana / Material minggu semua kegiatan
1607608 yang berhubungan
dengan penelitian
di laboratorium.
1. Wakil ketua dalam
penelitian
Hafizh Arsytari
Kimia 14 jam / 2. Membantu
2 Wahyudi / Kimia
Material minggu kegiatan
1601143
penelitaan di
laboratorium
1. Sekertaris dalam
penelitian
2. Mengurus izin
Silvia
14 jam / penggunaan
3 Widiyanti / Kimia -
minggu laboratorium dan
1705675
membantu
kegiatan penelitian
di laboratorium
21

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jl. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung 40154 (022) 2013163-1013164
Fax. (022) 2013651 Homepage: www.upi.edu – email info@upi.edu

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Muhammad Irfansyah Maulana
NIM : 1607608
Program Studi : Kimia
Fakultas : FPMIPA

Dengan ini menyatakan bahwa usulan PKM - Penelitian Eksakta saya dengan
judul Protein dari Limbah Biji Kurma (Phoenix dactylifera L.) sebagai
Inhibitor Korosi pada Brine Water Pipa Minyak Bumi yang diusulkan untuk
tahun anggaran 2020 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga
atau sumber lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Bandung, 12 Juni 2019

Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Yang menyatakan,

Dr. Dadi Rusdiana, M.Si. Muhammad Irfansyah Maulana


NIDN. 196810151994031002 NIM. 1607608

Anda mungkin juga menyukai