Disusun oleh :
ILYAS TEGUH PANGESTU NIM 40040117060012
ERDEA ANGGRIZA NIM 40040117060106
JIHAN SAFFIRA THALIB NIM 40040117060122
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
kepada kita semua, sehinga penyusun dapat menyelesaikan Makalah MKP Polimer dengan
Judul “PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG KERANG HIJAU (PERNA VIRIDIS)
SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN KITOSAN”.
Makalah tersebut merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi mahasiswa Program
Studi Diploma III Teknik Kimia Universitas Diponegoro dalam mata kuliah pilihan polimer.
Makalah tersebut disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak M. Endy Yulianto, ST, MT. selaku Ketua Program Diploma III Teknik Kimia
Universitas Diponegoro.
2. Bapak Ir. Edy Supriyo, M.T. selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Pilihan Polimer I.
3. Ibu Ir. Wahyuningsih, M.Si selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Pilihan Polimer II.
4. Teman-teman dan seluruh pihak terkait yang tidak dapat penyusun sebutkan satu-persatu
yang telah memberikan dorongan berupa semangat.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah tersebut masih banyak
kekurangannya.Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.Penyusun berharap semoga makalah tersebut dapat bagi kita semua.
Penyusun
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Pilihan Polimer
ORGANISASI PENELITIAN
iii
Praktikum Mata Kuliah Pilihan Polimer akan dilaksanakan oleh mahasiswa
Program Studi Diploma III Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang, yaitu
sebagai berikut:
ILYAS TEGUH PANGESTU NIM 40040117060012
1. ERDEA ANGGRIZA NIM 40040117060106
2. JIHAN SAFFIRA THALIB NIM 40040117060122
Demikian usulan kegiatan ini dibuat agar dapat disetujui dan dapat
dilaksanakan dengan sebaik – baiknya.
Mengetahui, Menyetujui,
Ka.Lab. MKP Polimer Dosen Pembimbing MKP Polimer
DAFTAR ISI
iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii
ORGANISASI KELOMPOK ................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN......................................... ................................................ 1
Judul Praktikum 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat Penelitian. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kitin 3
2.2 Kitosan. ................................................................................................... 4
2.3 Kerang Hijau. .......................................................................................... 5
2.4 Reaksi kitin menjadi kitosan ................................................................... 6
2.5 Deproteinasi ............................................................................................. 7
2.6 Demineralisasi .......................................................................................... 7
2.7 Deasetilasi ................................................................................................ 8
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat Pembuatan kitosan dari cangkang kerang hijau........ ....................... 9
3.2 Bahan Pembuatan kitosan dari cangkang kerang hijau ............................ 9
3.3.Variabel ................................................................................................... 9
3.4 Alur penelitian .......................................................................................... 10
3.5 Cara Kerja ................................................................................................ 11
3.6 Rancangan Percobaan .............................................................................. 12
BAB IV RANCANGAN BIAYA DAN KEGIATAN
4.1 Jadwal Kegiatan ....................................................................................... 13
4.2 Anggaran Biaya. ....................................................................................... 13
4.3 Waktu pelasanaan..................................................................................... 13
4.4 Tempat pelaksanaan ................................................................................. 13
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............ .................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 15
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur kitin ...................................................................................... 3
Gambar 2. Struktur Kitosan ................................................................................. 4
Gambar 3. Bentuk Fisik Kerang Hijau ................................................................ 6
Gambar 4. Mekanisme reaksi kitin menjadi kitosan………………………….... 6
Gambar 5. Reaksi deproteinasi secara kimiawi pada proses isolasi kitin............ 7
Gambar 6. Reaksi Deasetilasi………………………………………………….. 8
Gambar 5. Diagram blok Pembuatan Kitosan………………………………….. 10
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standar Mutu Kitosan…………………………………………………. 5
Tabel 2. Kandungan Cangkang Kerang Hijau…………………………………. 6
Tabel 3. Berat cangkang kerang hijau dengan konsentrasi NaOH…………….. 10
Tabel 4. Tabel Jadwal Kegiatan………………………………………………... 11
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kitosan menjadi andalan senyawa serbaguna masa depan yang ramah lingkungan. Kitosan
diproduksi secara kimiawi dalam proses deasetilasi atau penghilangan gugus asetil kitin
menggunakan larutan basa/alkali panas. Kitosan dapat juga diproduksi secara enzimatis
menggunakan enzim kitin deasetilasi.
Kitosan merupakan bahan kimia alami yang multiguna berbentuk lembaran tipis,
tidak berbau, tidak berasa, berwarna putih sampai agak kuning. Kitosan lebih banyak
digunakan daripada kitin karena kelarutannya lebih tinggi daripada kitin. Di sisi lain
besarnya jumlah limbah cangkang kerang hijau yang dihasilkan menimbulkan berbagai
masalah lingkungan. Oleh karena itu diperlukan upaya serius untuk menanganinya agar
dapat bermanfaat dan mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kitin
Kitin adalah senyawa karbohidrat yang termasuk dalam polisakarida,
tersusun atas monomer-monomer asetil glukosamin yang saling berikatan dengan
ikatan 1,4 beta membentuk suatu unit polimer linier yaitu beta-(1,4)-2-asetamido-2-
deoksi-D-glukosa atau beta-(1,4)-N-asetil glukosamin. (Saraswathy, G., Pal, S.,
Rose, C., and Sastry, T.P., 2001). Struktur kitin diperlihatkan pada Gambar 1:
3
dilakukan untuk memurnikan kitin dari mineral-mineral yang terkandung dalam
cangkang. Tahap ini dilakukan dengan menambahkan HCl encer (Suhardi, 1993).
2.2 Kitosan
Kitosan adalah kitin yang telah dihilangkan gugus asetilnya melalui proses
deasetilasi. Proses deasetilasi kitin dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH
50%. Kitosan merupakan suatu senyawa polimer dari glukosamina pada ikatan beta-
1,4 atau polimer dari 2-amino-2-deoksi-D-glukosa. Kitosan adalah kitin yang
terdeasetilasi sebanyak mungkin, tetapi tidak cukup sempurna untuk dinamakan poli
glukosamin (Bastaman 1989). Struktur kitosan dapat dilihat pada Gambar 2:
4
2.2.1 Sifat-Sifat Kitosan
Sugita dkk. (2009) menyatakan bahwa kitosan adalah salah satu
polimer yang bersifat non-toxic, biocompatible, biodegradable dan bersifat
polikationik dalam suasana asam. Sifat dan penampilan produk kitosan ini
dipengaruhi oleh perbedaan kondisi, seperti jenis pelarut, konsentrasi, waktu
dan suhu proses ekstraksi. Kitosan dapat diperoleh dengan berbagai macam
bentuk morfologi diantaranya struktur yang tidak teratur. Selain itu dapat juga
berbentuk padatan amorf berwarna putih dengan struktur kristal tetap dari
kitin murni. Kitosan merupakan senyawa kimia yang mudah menyesuaikan
diri, hidrofobik, memiliki reaktifitas yang tinggi yang disebabkan oleh
kandungan gugus hidroksil (OH) dan gugus amino (NH2) yang bebas dan
ligan yang bervariasi. Kumpulan gugus hidroksil (hidroksil pertama pada C-
6 dan hidroksil kedua pada C-3) serta gugus amino yang sangat reaktif (C-2)
atau N-asetil yang seluruhnya terdapat pada kitin. Kitosan berbentuk spesifik
dan mengandung gugus amino dalam rantai karbonnya (Riesca dkk., 2013).
Tabel 1. Karakteristik Kitosan
5
Klasifikasi kerang hijau sebagai berikut:
Kerajaan (Kingdom) : Animalia
Filum (Phylum) : Moluska
Kelas (Class) : Bivalvia
Sub klas (Sub Class) : Lamellibranchiata
Bangsa (Ordo) : Anisomyria
Induk suku(Superfamily) : Mytilacea
Suku (Family) : Mytilidae
Anak suku (Sub family) : Mytilinae
Marga (Genus) : Perna
Jenis (species) : Perna viridis
6
Deproteinasi
Deproteinasi merupakan proses pemisahan protein dari kitin. Proses ini dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu secara enzimatik menggunakan enzim proteolitik
dan secara kimia misalnya menggunakan NaOH atau KOH. Namun, lebih sering
digunakan natrium hidroksida pada tahap deproteinasi, dikarenakan lebih mudah dan
efektif. Pemisahan protein menggunakan 7 NaOH berlangsung dengan proses protein
diekstraksi sebagai Na-proteinat yang larut dalam air (Knorr, 1984), sedangkan pada
enzim proteolitik akan mendegradasi protein sehingga terpisah dari kitin (Muzzarelli,
1985).
2.7 Deasetilasi
7
Deasetilasi merupakan suatu proses penghilangan gugus asetil (COCH3) dari suatu
kitin. Reaksi yang terjadi dalam proses tersebut antara NaOH dengan gugus N-asetil
pada kitin (rantai C-2) yang akan menghasilkan Na-asetat dan terbentuklah gugus
amina (-NH2) pada kitosan. Semakin banyak gugus asetil yang hilang dari polimer
kitin maka akan semakin kuat interaksi antar ion dan ikatan hidrogen dari kitosan.
8
BAB III
METODOLOGI
Alat
-Mortar dan alu
-Gelas beker
-Magnetic stirrer
-Termometer
-Neraca digital
-Oven
-Pipet
-Kertas saring
-Kertas pH
-Corong buchner
-Botol semprot
Bahan
- NaOH
- HCl
- Aquadest
- Limbah cangkang kerang hijau
-Asam Asetat
Variabel
Variabel bebas : - Konsentrasi NaOH saat Deasetilasi (0,1 N, 0,2 N, 0,3 N, 0,4
N, 0,5 N )
Variabel tetap : - Konsentrasi Serbuk Cangkang Kerang Hijau ( 50 gr)
Waktu Pemanasan saat Deasetilasi (0,5 jam )
- Konsentrasi NaOH saat Deproteinasi (1 N )
- Konsentrasi HCL saat Demineralisasi (2 M)
- Suhu Pemanasan saat Deproteinasi (65 oC)
- Suhu Pengeringan saat Demineralisasi (30 oC)
- Suhu Pemanasan saat Deasetilasi (100 oC)
- Waktu pengadukan saat Deproteinasi (2 jam)
- Asam asetat 1% saat pembuatan coating
3.4 Alur Penelitian
9
Cangkang kerang hijau kering
Penggilingan -
-
Pengayakan
Pengeringan
Bubuk kitin
Pengeringan
Kitosan
Cara Kerja
3.5.1 Pra Eksperimen
10
1. Melakukan studi literatur.
2. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen
3.5.2 Eksperimen.
3.5.2.1 Deproteinasi
Proses ini dilakukan pada suhu 65°C, dengan menggunakan larutan NaOH 1 N
dengan perbandingan serbuk cangkang kerang hijau dengan NaOH = 50 : 100 (gr
serbuk/ml NaOH ) sambil diaduk konstan selama 120 menit. Kemudian disaring dan
endapan yang diperoleh dicuci dengan menggunakan aquadest sampai pH netral.
Proses ini dilanjutkan dengan proses demineralisasi.
3.5.2.2 Demineralisasi
Proses demineralisasi pada suhu 25-30°C dengan menggunakan larutan HCl 2 M
dengan perbandingan sampel dengan larutan HCl = 1 : 5 (gr serbuk/ml HCl ) sambil
diaduk konstan selama 30 menit. Kemudian disaring dan endapan yang diperoleh
dicuci dengan menggunakan aquadest sampai pH netral. Hasil dari proses ini disebut
chitin.
3.5.2.3 Deasetilasi
Chitin kemudian dimasukkan dalam larutan NaOH dengan konsentrasi 0,1 N, 0,2
N, 0,3 N, 0,4 N, 0,5 N pada suhu 100°C sambil diaduk konstan selama 30 menit pada
proses deasetilasi. Hasil yang berupa slurry disaring, lalu dicuci dengan aquadest
sampai pH netral lalu dikeringkan.Hasil yang diperoleh disebut kitosan. Kemudian
dilanjutkan dengan tahap aplikasi chitosan sebagai pengawet buah (tomat). Kemudian
di lanjutkan dengan :
a. Persiapan Bahan
Tahap persiapan ini merupakan tahap sortasi bahan baku tomat. Tomat yang telah
dibersihkan tersebut kemudian dikeringkan dengan oven sampai massanya
konstan.
b. Pembuatan Edible Coating
Edible coating dari kitosan 0.5 % w/v dibuat dengan cara melarutkan 1,84 gram
kitosan dalam 50 ml asam asetat 1%, diaduk pada suhu 40°C selama 60 menit.
Larutan kemudian disaring. Larutan yang tersaring diaduk dengan magnetic stirer
selama 15 menit. Larutan disimpan pada suhu kamar.
c. Proses Coating pada Tomat
Tomat langsung dicelupkan kedalam larutan kitosan 0.5% yang telah disediakan,
kemudian dikeringkan pada suhu 30°C. Setelah itu disimpan sambil diamati kadar
air tomat, penyusutan massa tomat serta kandungan gula reduksi sampai hari ke
tujuh pada suhu kamar dan bandingkan dengan tomat yang tidak di coating.
11
3.6 Rancangan Percobaan
Tabel komposisi bahan yang akan digunakan
3.6.1 Tabel 3. Berat Limbah Cangkang Kerang Hijau dengan Konsentrasi NaOH 1 N
Berat Cangkang Kerang Hijau Konsentrasi NaOH (1 N)
(gram)
50 0.1
50 0.2
50 0.3
50 0.4
50 0.5
12
BAB IV
RANCANGAN BIAYA DAN KEGIATAN
4.1 Jadwal Kegiatan
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kerang hijau (Perna Viridis) merupakan salah satu jenis kerang yang dikenal memiliki
nilai ekonomis dan kandungan gizi yang sangat baik untuk dikonsumsi, yaitu terdiri dari 40,8%
air, 21,9% protein, 14,5% lemak, 18,5% karbohidrat dan 4,3% abu. Salah satu alternatif upaya
pemanfaatan limbah cangkang kerang hijau agar memiliki nilai dan daya guna limbah cangkang
kerang hijau menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi adalah pengolahan menjadi kitosan.
Kitosan adalah kitin yang telah dihilangkan gugus asetilnya melalui proses deasetilasi.
Proses deasetilasi kitin dilakukan dengan menambahkan larutan NaOH 50%. Kitosan
merupakan suatu senyawa polimer dari glukosamina pada ikatan beta-1,4 atau polimer dari 2-
amino-2-deoksi-D-glukosa. Kitosan dapat dimanfaatkan sebagai adsorben limbah logam berat,
zat pewarna, pengawet,anti jamur, flokulan, anti kanker dan anti bakteri.
14
DAFTAR PUSTAKA
Bastaman, S. 1989. Studies on Degradation and Extraction of Chitin and Chitosan from Prawn
Shells. England : The Queen’s University of Belfast.
Eshmat., M. Ervany, G. Mahasri dan B. S. Rahardja. 2014. Analisis Kandungan Logam Berat
Timbal (Pb) dan Cadmium (Cd) pada Kerang Hijau (Perna Viridis L.) di Perairan
Ngemboh Kabupaten Gresik Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 6(1)
: 101 – 108.
GOSLING, E. 2004. Bivalvia Mollusc Biology, Ecology and Culture. Fishing Bews Books:
327 pp.
Hargono., Abdullah., dan Sumantri, I. 2008. Pembuatan Kitosan dari Limbah Cangkang Udang
serta Aplikasinya dalam Mereduksi Kolesterol Lemak Kambing, J Reaktor 12 (1) :
53-57.
Knorr. 1984. Use of Chitinous Polymers in Food–A Challenge for Food Research and
Development. Food Technology Magazine, vol. 38, pp. 85-97.
Marganof, (2003), “Potensi Limbah Udang Sebagai Penyerap Logam Berat(Timbal, Kadmium
dan Tembaga) di Perairan”, http://rudict.topcities.com/pps702-71034/margonof.htm.
Mekawati, Fachriyah, E. dan Sumardjo, D., 2000. “Aplikasi Kitosan Hasil tranformasi Kitin
Limbah Udang (Penaeus merguiensis) untuk Adsorpsi Ion Logam Timbal”. Jurnal
Sains and Matematika. FMIPA Undip. Semarang. Vol. 8 (2). hal. 51-54.
Muzzarelli R.A.A., 1985, Chitin. In G.O. Aspinall, The Polysaccharides. (Vol. 3) (pp. 417-
450). New York: Academic Press
Pudjaatmaka, A.H. 1991. Kimia Organik, jilid 1 edisi ke-3, Erlangga, Jakarta, Terjemahan :
Organic Chemistry, fessenden R.J. dan Fessenden J.S., 1982, Wadsworth,Inc, Belmot.
Pujiastuti, P. 2001. Kajian Transformasi Khitin MenjadiKhitosan Secara Kimiawi dan
Enzimatik. SeminarNasional Jurusan Kimia, Surakarta, 13 Oktober2001, Jurusan
Kimia F MIPA UNS.
Riesca Ayu Kusuma W., Djony Izak Rudyarjo dan Adri Supardi. 2013. Sintesis dan
karakterisasi bioselulosa-kitosan dengan penambahan gliserol sebagai plasticizer.
Jurnal Fisika dan Terapannya, 1(1): 8 - 22.
Saraswathy, G., S. Pal, C. Rose, and T.P. Sastry. 2001. A novel bioinorganic bone implant
containing deglued bone, chitosan, and gelatin. Bulletin Materials Science 24: 415-
420.
Stephen A.M. 1995. Food Polysaccharides and Their Aplications. department Of
Chemistry.University Of Cape Town Rondebosch.
Sugita, P, dkk., 2009. Kitosan: Sumber Biomaterial Masa Depan. IPB Press, Bogor.
Suhardi. (1993). Khitin dan Khitosan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi. Yogyakarta.
Suhartono, M.T. 2006. Pemanfaatan Kitin, Kitosan, kitooligosakarida. Foodreview J (6) : 30-
33.
15
16