PROPOSAL SKRIPSI
Mandoti dari Kabupaten Enrekang Sebagai Pangan Fungsional oleh Sitti Aisya
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
3
HALAMAN PENERIMAAN
Pada hari ini, hari Selasa tanggal 20 Februari 2024, Tim penguji Seminar Proposal
Skripsi telah menerima dengan baik hasil Seminar Proposal Skripsi oleh
mahasiswa: Sitti Aisya NIM 432 20 011 dan Altria Nurfadhilah 432 20 042
dengan judul Penentuan Senyawa Fitokimia Beras Pulu’ Mandoti dari Kabupaten
4
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………ii
HALAMAN PENERIMAAN.............................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
2.1 Beras Pulu’ Mandoti sebagai Salah Satu Jenis Beras Ketan (Pulu’).....7
2.2.1 Polifenol.......................................................................................8
2.2.2 Antosianin....................................................................................10
2.3 Ekstraksi.................................................................................................12
5
2.6 Response Surface Methodology (RSM).................................................19
3.2.1 Alat...............................................................................................21
3.2.2 Bahan...........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................31
6
DAFTAR GAMBAR
7
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi dalam Beras Ketan Merah Per 100 gram…………….8
Tabel 2.2 Total Kandungan Total Fenolik Beras Berpigmen dari Varietas
Sulawesi Selatan……………………………………………………...10
Tabel 2.3 Total Kandungan Antosianin dan Flavonoid Beras Berpigmen dari
Varietas Sulawesi Selatan……………………………………………..11
8
BAB I PENDAHULUAN
Beras Pulu’ Mandoti merupakan salah satu jenis beras ketan (pulu’)
lokal yang berasal dari Desa Salukanan dan Desa Kendenan, Kecamatan Baraka,
Kabupaten Enrekang. Beras ini memiliki kekhasan aroma yang wangi karena
spesifik
dan tinggi (Hasan et al., 2021). Adanya kekhasan aroma tersebut diperkirakan
bahwa beras tersebut mengandung senyawa bioaktif yang bermanfaat. Selain itu,
fungsional. Fenolik adalah zat awal dalam jalur biosynthethic flavonoid. Selain
itu, sifat fenolik dan manfaat seperti mengurangi risiko dari penyakit jantung,
yang dilakukan oleh Daeli et al. (2018), diketahui bahwa beras yang mengandung
9
Pulu’ Mandoti memiliki warna yang khas dengan warna merah
kecokelatan, sama dengan beras ketan yang lain namun memiliki aroma harus
yang sangat khas. Beras merah merupakan gandum utuh, kaya nutrisi seperti pati,
protein, lipid, serat makanan, vitamin, mineral, dan bahan lainnya (Yoshida et al.,
2010; Zhou et al., 2002). Butirnya biasanya berwarna putih; namun, warnanya
juga bisa merah, hitam, atau ungu (Pang et al., 2018; Shao et al., 2018; Yu et al.,
polifenol unik, yang dapat berdampak positif bagi kesehatan manusia (Min et al.,
konsumsi biji - bijian sangat terkait dengan penurunan insiden penyakit kronis
(Zhang et al., 2023; Zhang et al., 2010). Penelitian lain dari Samyor et al.,
seperti mudah digunakan, aman karena pada tekanan atmosfer dengan suhu ruang,
dan proses ekstraksi yang cepat sehingga lebih efektif dan efesien (Torres et al.,
2017). Suhu yang cukup tinggi digunakan untuk meningkatkan kelarutan senyawa
10
Ultrasonic- assisted extraction (UAE) adalah salah satu metode ekstraksi berbantu
organik dapat berlangsung lebih cepat dengan bantuan ultrasonik. Dinding sel dari
didalamnya dapat keluar dengan mudah (Altemimi et al., 2015; Kadam et al.,
efisiensi lebih besar dan waktu operasinya lebih singkat (Sari et al., 2019).
flavonoid, aktivitas antioksidan, yield, dan antosianin pada beras pulu' mandoti
merupakan metode statistik yang yang efektif untuk menentukan optimasi pada
didapatkan dengan cepat dan biaya yang minim (Nuryati dan Salimy, 2008).
judul “Potensi Metabolomik Beras Khas Pulu’ Mandoti dari Kabupaten Enrekang
perlakuan terbaik ekstraksi yakni pada suhu 40 oC selama 30 menit. Oleh karena
11
itu, dilakukan penelitian lanjutan pada kondisi tersebut dengan melakukan
optimasi proses.
(GC-MS)?
konsentrasi 70% dengan suhu 40oC dan waktu 30 menit sebagai titik
12
2. Mengekstraksi beras pulu’ mandoti metode maserasi selama 1 x 24 jam
sebelumnya.
spektrofotometri UV-Vis.
MS).
13
1. Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai potensi beras
Enrekang.
pengetahuan.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beras Pulu’ Mandoti sebagai Salah Satu Jenis Beras Ketan (Pulu’)
Beras ketan (Oryza sativa var.glutinosa) adalah jenis beras yang utamanya
tumbuh di Asia Tenggara dan Asia Timur. Ketan memiliki butir opak, kadar
amilosa rendah, dan tekstur nasi yang lengket. Beras ketan berdasarkan warna
dibagi menjadi ketan putih, hitam dan merah (Purbasari, 2016). Beras Pulu’
Mandoti merupakan salah satu jenis beras ketan (Pulu’) yang berasal dari Desa
ini hanya dapat tumbuh pada ketinggian 700 Mpdl yang wilayah tumbuhnya
perbedaan warna pada beras ketan. Pada aleuron tersebut terdapat kandungan
satu jenis senyawa fenolik yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Namun,
aleuron pada beras ketan putih tidak mengandung pigmen warna antosianin
ketan merah.
15
Gambar 2.1 Beras Pulu’ Mandoti
ditanam pada habitat lain aroma khas tersebut tidak sama dengan yang ditanam
2021).
Kandungan gizi pada beras Ketan Merah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Kandungan Jumlah
Air (g) 14,6
Energi (kkal) 352
Protein (g) 7,3
Lemak (g) 0,9
Karbohidrat (g) 76,2
Abu (g) 1,0
Zat Besi (mg) 4,2
Tabel 2.1 Kandungan Gizi dalam Beras Ketan Merah Per 100 gram
Sumber : Arifsyah (2022)
2.2.1 Polifenol
sekelompok besar senyawa yang berasal dari tumbuhan yang terdiri dari banyak
unit struktural fenol dengan berbagai macam senyawa kimia. Polifenol dapat
Profil polifenol buah dan sayuran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
jenis tanaman, kondisi tumbuh, pemanenan tumbuhan dan keadaan produk yang
16
disimpan. Senyawa ini diketahui sebagai antioksidan, antiglikemik, antivirus,
(Manach et al., 2004)
antikanker, antiinflamasi, antialergi dan anti mikroba .
hilang pada proses isolasi akibat kerja enzim fenolase yang terdapat dalam
Selain itu secara khas senyawa fenol menunjukkan geseran batokrom pada
Beras merah memiliki kadar total fenol yang lebih tinggi dibandingkan
beras putih, karena senyawa pigmen pada beras merah terikat pada lapisan
aleuron. Senyawa fenolik yang ada dalam beras, meliputi asam fenolik,
fenol beras merah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi beras yang
17
memiliki kadar total fenol yang tinggi dan senyawa fenolik yang bermanfaat
Tabel 2.2 Total Kandungan Total Fenolik Beras Berpigmen dari Varietas
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan Fenolik
Beras hitam
Kobo 134.59ABCDE
Lotong 154.35ABCD
Ambo 49.99f
Lallodo 189.60AB
Lotong Tanduk 88.42def
Le'leng 201.49a
Beras merah
Ra'rang 141.50ABCDE
Lea 126.84bcde
Maminyak 137.63ABCDE
Mandoti 169.14ABC
Balan 81.64ef
Kamida 118.00 WIB
Jambu 109.01CDom
Bakka Eja 77.36ef
Punu Eja 132.24bcde
Variasi nasional/modern
Inpari 24 (merah) 107.08CDom
Ciherang (putih)
Sumber: Hanifa et al (2020)
2.2.2 Antosianin
Antosianin merupakan metabolit sekunder yang termasuk dalam
golongan flavonoid, yang berperan sebagai senyawa biokatif karena memiliki sifat
18
melimpah. Senyawa tersebut dapat berperan sebagai antioksidan. Berdasarkan
sifat antioksidatif serta mampu mencegah kerusakan sel dan komponen selularnya
oleh radikal bebas reaktif. Kerangka flavonoid terdiri atas satu cincin aromatik A,
satu cincin aromatik B, dan cincin tengah berupa heterosiklik yang mengandung
oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini dijadikan sebagai dasar pembagian
(Ferreira dan Pinho, 2012)
flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya .
tumbuhan dalam memberikan warna merah, ungu, serta orange. Antosianin pada
tumbuhan dapat digunakan sebagai pewarna alami pada makanan. Antosianin juga
memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh diantaranya adalah sebagai senyawa anti
Tabel 2.3 Total Kandungan Antosianin dan Flavonoid Beras Berpigmen dari
Varietas Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan Total Antosianin Total Flavonoid
Beras hitam
Kobo 78,90 hari 43,67b
Lotong 92.04c 47,18b
Ambo 11.33f 10,17 hari
Lallodo 169,04b 59,56a
Lotong Tanduk 35,35e 23,60c
Le'leng 187,23a 62,45a
Beras merah
19
Ra'rang 3.07gr 9,33 hari
Lea 2.91gr 7,25 hari
Maminyak 4.42fg 13,30cd
Mandoti 4.00fg 14,34CD
Balan 2.89gr 8,93hari
Kamida 7.41fg 14,33CD
Jambu 3.25fg 15,27CD
Bakka Eja 3.55fg 8,09 hari
Punu Eja 4.26fg 11,54CD
Varietas nasional
Inpari 24 (merah) 3.45FG 8,89 juta
Ciherang (putih) 3.04gr 5,45 juta
Sumber: Hanifa et al (2020)
2.3 Ekstraksi
maupun cair dari campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan
untuk campuran bahan padat dan cair yang tidak dapat atau sukar sekali
ekstraksi.
d. Larutan ekstrak, yaitu pelarut yang didalamnya terlarut bahan yang diekstraksi.
f. Ekstraksi padat cair, yaitu ekstraksi dari bahan yang padat dengan menggunakan
pelarut.
20
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi yaitu:
1. Ukuran bahan
Bahan yang akan diekstrak sebaiknya memiliki luas permukaan yang besar
semakin besar luas bidang kontak antara padatan dan solven, serta semakin
pendek jalur difusinya, yang menjadikan laju transfer massa semakin tinggi
2. Suhu
Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi pada
2018).
3. Waktu
Semakin lama waktu ekstraksi yaitu waktu kontak antara pelarut dan
bahan, kesempatan untuk bersentuhan semakin besar maka hasil ekstrak juga
bertambah sampai titik jenuh larutan. Akan tetapi ekstraksi yang terlalu lama
juga dapat berdampak negatif pada hasil ekstrak. Hal ini dikarenakan waktu
ekstraksi yang terlalu lama akan memicu pemaparan oksigen lebih banyak
banyak, hal ini telah dijelaskan hukum kedua difusi bahwa equilibrium akhir
akan dicapai antara konsentrasi zat terlarut dalam matriks tanaman dan
21
pelarutnya setelah waktu tertentu. Semakin lama waktu ektraksi maka kontak
antara pelarut dengan bahan yang diekstrak akan semakin lama sehingga dari
Pemilihan jenis pelarut sesuai dengan prinsip kelarutan yaitu pelarut polar
akan melarutkan senyawa yang polar sedangkan pelarut non polar akan
melarutkan senyawa yang bersifat non polar pula. Ada dua pertimbangan
utama dalam pemilihan jenis pelarut, yaitu pelarut harus mempunyai daya larut
yang tinggi dan pelarut yang tidak berbahaya atau beracun. Pelarut yang
bersifat polar maupun semi polar telah umum digunakan untuk mengekstrak
senyawa polifenol dari tanaman seperti buah-buahan dan sayuran. Pelarut yang
sering digunakan yaitu aquades, etanol, methanol, aseton, dan etil asetat
5. Konsentrasi pelarut
22
Penelitian yang dilakukan oleh Putri et al., (2023) terkait pengaruh pelarut
etanol 70% dan metanol 70% terhadap kadar flavonoid total ekstrak daun sirsak
senyawa flavonoid didalam pelarut , dimana kadar flavonoid dalam penelitian ini
ekstrak metanol 70% daun sirsak lebih tinggi dibandingkan dengan etanol 70%
KHz. Ekstraksi dengan gelombang ultrasonik dan pelarut organik pada biji-bijian
akan berlangsung lebih cepat. Hal ini dikarenakan gelombang ultrasonik akan
memecahkan dinding sel dari bahan sehingga kandungan yang ada di dalamnya
23
mudah digunakan karena tidak membutuhkan instrumentasi yang kompleks dan
1. Suhu dan waktu: Suhu ekstraksi yang terlalu tinggi dan waktu ekstraksi yang
3. Frekuensi dan daya: Frekuensi gelombang ultrasonik, daya, serta siklus kerja
untuk waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan struktur zat terlarut
4. Jenis pelarut dan rasio pelarut-bahan: Pemilihan jenis pelarut dan rasio
menuju dinding sel, laju perpindahan massa yang lebih cepat, dan
24
Padi beras hitam Cyanidin-3-glikosida Ultrasonik (Devi et al., 2024)
Daun sirsak tannin, flavonoid, Ultrasonik (Handayani dan
polifenol, Sriherfyna, 2016)
Annonaceuous
acetogenius, saponin
umbi bit (Beta antioksidan, fenol, Ultrasonik (Sasadara dan
vulgaris L.) flavonoid, tannin, dan Wiranata, 2022)
antosianin
Daun jambu biji Fenol, flavonoid, Ultrasonik (Sekarsari et al.,
(Psidium tanin, antioksidan. 2019)
guajava L.)
Daun Duwet Fenol, flavonoid, dan Ultrasonik (Marlina Kristina et
(Syzygium antioksidan al., 2022)
cumini)
mengurangi proses oksidasi dan efek berbahaya akibat radikal bebas (Cakmekci,
bahan tambahan makanan yang sangat diperlukan dikarenakan sifatnya yang unik
dapat memperpanjang umur simpan produk makanan tanpa efek buruk pada
kualitas sensorik atau nutrisi pada pangan tersebut. Meskipun begitu, antioksidan
yang digunakan dalam pangan harus murah, efektif, tidak beracun pada
memiliki bau, tidak berasa, tidak berwarna, mudah digabungkan, dan memiliki
(Shahidi dan Ambigaipalan, 2015)
kelarutan yang baik dalam produk .
Saat ini, kemungkinan toksisitas dan efek yang tidak diinginkan dari
25
alam yang menjadi pilihan untuk dikembangkan. Sumber antioksidan pada
tanaman dapat berasal dari semua bagian tanaman termasuk buah, biji, daun,
batang, bunga, dan akar. Senyawa antioksidan yang terdapat dalam ekstrak suatu
reaktivitas senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH memberikan
serapan kuat pada panjang gelombang 515-528 nm dengan warna violet gelap.
antioksidan. Kandungan total fenol pada tanaman dan bahan makanan ditentukan
sebagai asam galat atau senyawa fenol lain yang diduga sama. Namun, total fenol
yang banyak dikaitkan dengan kemampuan antioksidan yang tinggi dan kapasitas
ekstrak antioksidan yang berasal dari tumbuhan, buah, maupun bagian daunnya
26
Pengujian Folin-Ciocalteu merupakan salah satu cara menentukan total
fenol pada suatu ekstrak. Pada awalnya, pengujian menggunakan reagen Folin-
jumlah tirosin pada asam amino fenol dalam protein. Kemudian pengujian ini di
adopsi untuk mengukur total fenol dalam ekstrak makanan maupun tumbuhan.
sederhana, merupakan fenol alami dan juga sebagai standar yang ketersediaan
substansi yang stabil dan murni serta relatif murah dibanding lainnya (Sam et al.,
2016).
optimasi suatu proses. RSM juga penting dalam mengaplikasikan suatu desain,
produk yang sudah ada. Aplikasi RSM yang paling luas berada pada di dunia
27
(Myers et al., 2016). Ukuran Kinerja atau karakteristik kualitas ini disebut respon
(y). Input variabel disebut dengan independen variabel (X) dan independen
variabel yang menjadi subjek kontrol pada suatu tes atau eksperimen.
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2024 – Juli 2024 di
3.2.1 Alat
mesh, neraca analitik, pipet ukur, gelas ukur, beaker glass, labu semprot, pipet
tetes, erlemeyer, labu takar, mikropipet, botol sampel (vial), aluminium foil,
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu Beras Pulu’
Mandoti, metanol teknis, aquades, Asam Askorbat p.a, asam galat dari Merck,
29
aldrich, trifluoroacetamide (BSTFA), buffer kalium klorida 0,025 M dan piridin
dengan air bersih. Kemudian dikeringkan dengan oven suhu 60 oC selama 2 jam
menggunakan sieving 60 mesh. Hasil dari preparasi sampel berupa bubuk Pulu’
merupakan modifikasi dari (Shao et al., 2014), dimana 3 gram sampel diekstraksi
dengan 30 mL pelarut berdasarkan perlakuan pada Tabel 3.2. Selain itu dilakukan
optimum.
30
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian
No Konsentrasi Waktu Konsentrasi Waktu IC 50
. (%) (menit) (%) (menit) (μg/mL)
1. -1 -1 60,00 20,00
2. 1 -1 80,00 20,00
3. -1 1 60,00 40,00
4. 1 1 80,00 40,00 DIISI
5. -α -1 55,86 30,00 DENGAN
6. α -1 84,14 30,00 DATA
7. 0 -α 70,00 15,86 HASIL
8. 0 α 70,00 44,14
9. 0 0 70,00 30,00
10. 0 0 70,00 30,00
11. 0 0 70,00 30,00
12. 0 0 70,00 30,00
13. 0 0 70,00 30,00
31
Bagan proses ekstrasksi metode Ultrasonic-assisted extraction (UAE) dapat
32
Gambar 3.1 Proses Ekstrasksi Metode Ultrasonic-assisted Extraction (UAE)
33
3.3.3 Analisa Yield (Foon et al., 2013)
3.3.4 Analisa Kadar Total Fenol (Metode Folin-Ciocalteu) (Irsal et al., 2023)
1. Asam galat ditimbang sebanyak 0,01 g dan dilarutkan dalam labu takar
lalu dihomogenkan.
34
3.3.4.3 Penentuan Absorbansi Pada Kurva Standar
dihomogenkan.
35
2. Etanol ditambahkan hingga tanda batas kemudian dihomogenkan.
3. Larutan standar quercetin dibuat dengan konsentrasi 200, 400, 600, 800
5 menit.
36
5. Absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer uv-vis dengan
1. Ekstrak 0,5 mL, dicampur dengan 3,5 mL buffer kalium klorida (0,025
M, pH 1).
3. Ekstrak 0,5 mL, dicampur dengan 3,5 mL buffer kalium klorida (0,025
M, pH 4,5).
5. Absorbansi sampel untuk kedua larutan, dicatat pada 515 dan 700 nm
spektrofotometer.
8 ppm.
37
2. Absorbansi sampel diukur dengan menggunakan panjang gelombang
100 ml.
kering).
tabung reaksi.
38
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan kolom kapiler Shimadzu
2010 GC-MC dan RTX-5 (30 mm x 0,25 μm) dengan rasio pemisahan
40:1 dan suhu 70oC, laju pemanasan 10oC min-1, hingga 300oC,
1,0 ml/menit dan suhu saluran masuk 280 oC, tekanan pra-kolom 80 kP
39
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, T., Wilma, S., Syukri, D., & Azima, F. (2019). Total Phenolic,
Anthocyanin, Catechins, DPPH Radical Scavenging Activity, and Toxicity
of Lepisanthes Alata (Blume) Leenh. International Journal of Food Science,
2019. https://doi.org/10.1155/2019/9703176
Anri, A. (2022). Pengaruh Indeks Massa Tubuh, Pola Makan, dan Aktivitas Fisik
terhadap Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2. Journal of Nursing and Public
Health, 10(1), 7–13. https://doi.org/10.37676/jnph.v10i1.2356
Belwal, T., Dhyani, P., Bhatt, I. D., Rawal, R. S., & Pande, V. (2016). Department
of Biotechnology , Kumaun University , Nainital , India. Food Chemistry.
http://dx.doi.org/10.1016/j.foodchem.2016.03.081
Bhat, F. M., Sommano, S. R., Riar, C. S., Seesuriyachan, P., Chaiyaso, T., &
Prom-U-thai, C. (2020). Status of bioactive compounds from bran of
pigmented traditional rice varieties and their scope in production of
medicinal food with nutraceutical importance. Agronomy, 10(11), 1–15.
https://doi.org/10.3390/agronomy10111817
40
Daeli, E., Ardiaria, M., & Candra, A. (2018). JNH(Journal of Nutrition and
Health) Vol.6 No.2 2018. 6(2), 43.
Deng, J., Xu, Z., Xiang, C., Liu, J., Zhou, L., Li, T., Yang, Z., & Ding, C. (2017).
Comparative Evaluation of Maceration and Ultrasonic-Assisted Extraction of
Phenolic Compounds from Fresh Olives. Ultrasonics Sonochemistry.
https://doi.org/10.1016/j.ultsonch.2017.01.023
Devi, L. M., Das, A. B., & Badwaik, L. S. (2024a). Food Hydrocolloids for
Health Ultrasound-assisted Extraction of Anthocyanin from Black Rice Bran
and its Encapsulation by Complex Coacervation. Food Hydrocolloids for
Health, 5(January), 100174. https://doi.org/10.1016/j.fhfh.2023.100174
Devi, L. M., Das, A. B., & Badwaik, L. S. (2024b). Food Hydrocolloids for
Health Ultrasound-assisted Extraction of Anthocyanin from Black Rice Bran
and its Encapsulation by Complex Coacervation. Food Hydrocolloids for
Health, 5(May 2023), 100174. https://doi.org/10.1016/j.fhfh.2023.100174
Erlidawati, E., Safrida, S., & Mukhlis, M. (2018). Potensi Antioksidan sebagai
Antidiabetes. Potensi Antioksidan sebagai Antidiabetes, 1–11.
https://doi.org/10.52574/syiahkualauniversitypress.350
Hanifa, A. P., Millner, J. P., Mc Gill, C. R. M., & Sjahril, R. (2020). Total
anthocyanin, flavonoid and phenolic content of pigmented rice landraces
from South Sulawesi. IOP Conference Series: Earth and Environmental
Science, 484(1). https://doi.org/10.1088/1755-1315/484/1/012036
Hasan, L. D., Baraka, K., & Enrekang, I. K. (2021). Mochi Pulu Mandoti. Patent
- Pembuatan Mochi Pulu Mandoti.pdf (poltekparmakassar.ac.id)
Irsal, M., Yusuf, M., Al Hayah, M. T., Ma’Ruf, A. A., Mahmud, M. R., &
Rahayu, S. N. (2023). Ultrasonic-assisted Extraction and Microencapsulation
41
of Bioactive Compound From Pigeon Pea Seed. Bulletin of Pharmaceutical
Sciences. Assiut, 46(1), 51–62. https://doi.org/10.21608/BFSA.2023.300760
Kumar, N., & Goel, N. (2019). Phenolic acids: Natural Versatile Molecules with
Promising Therapeutic Applications. Biotechnology Reports, 24, e00370.
https://doi.org/10.1016/j.btre.2019.e00370
Marlina Kristina, C. V., Ari Yusasrini, N. L., & Yusa, N. M. (2022). Pengaruh
Waktu Ekstraksi Dengan Menggunakan Metode Ultrasonic Assisted
Extraction (UAE) Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Duwet
(Syzygium cumini). Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan (ITEPA), 11(1), 13.
https://doi.org/10.24843/itepa.2022.v11.i01.p02
Meilawati, F. T., Wardana, A. S., & TP, S. (2022). Critical Review: Pengaruh
Antosianin Terhadap Kadar Glukosa Darah pada Hewan Coba Tikus
Diabetes Melitus Tipe Ii. 94.
http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/96611%0Ahttp:
//eprints.ums.ac.id/96611/1/Naskah Publikasi Gizi_J310170173_Fau Ziah Tri
Meilawati.pdf
Mihyaoui, A. El, Charfi, S., Erbiai, E. H., Pereira, M., Duarte, D., Vale, N.,
Castillo, C., Badoc, A., Lamarti, A., Esteves, J. C. G., & Arnao, M. B.
(2023). Cladanthus mixtus Extracts from Northern Morocco.
Min, B., Gu, L., McClung, A. M., Bergman, C. J., & Chen, M. H. (2012). Free
and Bound Total Phenolic Concentrations, Antioxidant Capacities, and
Profiles of Proanthocyanidins and Anthocyanins in Whole Grain Rice (Oryza
Sativa L.) of Different Bran Colours. Food Chemistry, 133(3), 715–722.
https://doi.org/10.1016/J.FOODCHEM.2012.01.079
Pang, Y., Ahmed, S., Xu, Y., Beta, T., Zhu, Z., Shao, Y., & Bao, J. (2018).
Bound Phenolic Compounds and Antioxidant Properties of Whole Grain and
Bran of White, Red and Black Rice. Food Chemistry, 240, 212–221.
https://doi.org/10.1016/J.FOODCHEM.2017.07.095
42
Pangastuti, H. A., D. R. Affandi, and D. I. (2012). Avaliable online at
www.ilmupangan.fp.uns.ac.id. Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 2 April
2013, 1(1), 41–48.
Putri, J. Y., Nastiti, K., & Hidayah, N. (2023). Pengaruh Pelarut Etanol 70% dan
Metanol terhadap Kadar Flavonoid Total Ekstrak Daun Sirsak (Annona
muricata Linn). Journal Pharmaceutical Care and Sciences, 3(2), 20–29.
https://doi.org/10.33859/jpcs.v3i2.235
Rahmawati, A. S., & Erina, R. (2020). Rancangan Acak Lengkap (Ral) dengan
Uji Anova Dua Jalur. OPTIKA: Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1), 54–62.
https://doi.org/10.37478/optika.v4i1.333
Sam, S., Malik, A., & Handayani, S. (2016). Penetapan Kadar Fenolik Total dari
Ekstrak Etanol Bunga Rosella Berwarna Merah (Hibiscus sabdariffa L.).
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 3(2), 182–187.
Samyor, D., Das, A. B., & Deka, S. C. (2017). Pigmented Rice a Potential Source
of Bioactive Compounds: a review. In International Journal of Food Science
and Technology (Vol. 52, Issue 5, pp. 1073–1081).
https://doi.org/10.1111/ijfs.13378
Sari, F., Nugrahani, R. A., Anisa Nurtri Lestari, & Noviyanti1, D. (2019).
Pengaruh Konsentrasi Pelarut Etanol terhadap Ekstrak Minyak Atsiri dari
Akar Bunga Anggrek (Orchidaceae) dengan Maserasi-Ultrasonik. Prosiding
Semnastek, 16, 1–5.
43
Antioksidan Ekstrak Daun Jambu Biji(Psidium guajava L.). Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Pangan (ITEPA), 8(3), 267.
https://doi.org/10.24843/itepa.2019.v08.i03.p05
Shao, Y., Xu, F., Sun, X., Bao, J., & Beta, T. (2014). Phenolic acids,
Anthocyanins, and Antioxidant Capacity in Rice (oryza sativa l.) Grains at
Four Stages of Development after Flowering. Food Chemistry, 143, 90–96.
https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2013.07.042
Sholihah, A., Aini, N., & Dwiyanti, H. (2021). Optimasi Ekstraksi Antosianin
Pada Beras Hitam Sirampog Menggunakan Metode Ultrasound Extract Assist
(UAE). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 10(3), 71–76.
Sinulingga, S., Subandrate, S., & Safyudin, S. (2020). Uji Fitokimia dan Potensi
Antidiabetes Fraksi Etanol Air Benalu Kersen (Dendrophtoe petandra (L)
Miq). Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 16(1), 76.
https://doi.org/10.24853/jkk.16.1.76-83
Trimanto, T., Dwiyanti, D., & Indriyani, S. (2018). Morfologi, Anatomi dan Uji
Histokimia Rimpang Curcuma aeruginosa Roxb; Curcuma longa L. DAN
Curcuma heyneana Valeton dan Zijp. Berita Biologi, 17(2), 245–252.
https://doi.org/10.14203/beritabiologi.v17i2.3086
Widyawati, P. S., Suteja, A. M., Suseno, T. I. P., Monika, P., Saputrajaya, W., &
Liguori, C. (2014). Effect of Pigment Color Difference in Organic Rice on
Antioxidant Activity. Agritech, 34(4), 399–406.
Yoshida, H., Tomiyama, Y., & Mizushina, Y. (2010). Lipid Components, Fatty
Acids and Triacylglycerol Molecular Species of Black and Red Rices. Food
Chemistry, 123(2), 210–215.
https://doi.org/10.1016/J.FOODCHEM.2010.04.010
Yu, X., Yang, T., Qi, Q., Du, Y., Shi, J., Liu, X., Liu, Y., Zhang, H., Zhang, Z.,
& Yan, N. (2021). Comparison of the Contents of Phenolic Compounds
44
Including Flavonoids and Antioxidant Activity of Rice (Oryza Sativa) and
Chinese Wild Rice (Zizania Latifolia). Food Chemistry, 344, 128600.
https://doi.org/10.1016/J.FOODCHEM.2020.128600\
Yusuf, M., Indriati, S., Attahmid, N. F., Saleh, R., & Rifai, A. (2022). Effect of
Extraction Time on the Bioactive Compounds of Bottle Gourd (Lagenaria
Siceraria) Using Gas Chromatography-Mass Spectrometry. Bulletin of
Pharmaceutical Sciences. Assiut, 0(0), 0–0.
https://doi.org/10.21608/bfsa.2022.109478.1253
Zhang, L., Cui, D., Ma, X., Han, B., & Han, L. (2023). Comparative Analysis of
Rice Reveals Insights Into the Mechanism of Colored Rice Via Widely
Targeted Metabolomics. Food Chemistry, 399, 133926.
https://doi.org/10.1016/J.FOODCHEM.2022.133926
Zhang, L., Shan, Y., Tang, K., & Putheti, R. (2009). Ultrasound-assisted
extraction flavonoids from Lotus (Nelumbo nuficera Gaertn) leaf and
evaluation of its anti-fatigue activity. International Journal of Physical
Sciences, 4(8), 418–422.
Zhang, M. W., Zhang, R. F., Zhang, F. X., & Liu, R. H. (2010). Phenolic Profiles
and Antioxidant Activity of Black Rice Bran of Different Commercially
Available Varieties. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 58(13),
7580–7587. https://doi.org/10.1021/jf1007665
Zhou, Z., Robards, K., Helliwell, S., & Blanchard, C. (2002). Composition and
Functional Properties of Rice. In International Journal of Food Science and
45