Anda di halaman 1dari 66

PROPOSAL PENELITIAN

MANAJEMEN PEMASARAN ARAK BALI


DI PT. DEWAN ARAK BALI SEBAGAI PRODUK
MINUMAN BERALKOHOL (FOOD AND BEVERAGE) DI
MARRIOTT GROUP BALI

NI PUTU LINDA WATI

PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALANAN


JURUSAN PARIWISATA BUDAYA
FAKULTAS DHARMA DUTA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
DENPASAR
2024
PROPOSAL PENELITIAN

MANAJEMEN PEMASARAN ARAK BALI


DI PT. DEWAN ARAK BALI SEBAGAI PRODUK
MINUMAN BERALKOHOL (FOOD AND BEVERAGE) DI
MARRIOTT GROUP BALI

NI PUTU LINDA WATI


NIM. 2013081006

PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALANAN


JURUSAN PARIWISATA BUDAYA
FAKULTAS DHARMA DUTA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
DENPASAR
2024

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

USULAN PENELITIAN INI TELAH DISETUJUI.


PADA TANGGAL, 2024

Mengetahui Pembimbing Akademik


Ketua Jurusan Pariwisata Budaya

Dr. I Wayan Wiwin, SST., Par., M.Par Prof. Dr. Drs. Ketut Sumadi, M.Par.
NIP. 19820403 200801 1 009 NIP. 19621231 199903 1 005

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PROPOSAL INI TELAH DISETUJUI.


PADA TANGGAL 2024

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Drs. Ketut Sumadi, M.Par. Ni Luh Putu Uttari Premananda, S.E., M.Si.
NIP. 19621231 199903 1 005 NIP. 19941103 202012 2 024

Ketua Jurusan Pariwisata Budaya Dekan Fakultas Dharma Duta

Dr. I Wayan Wiwin, SST.Par., M.Par Dr. Drs. I Nyoman Ananda, M.Ag
NIP. 19820403 200801 1 009 NIP. 19670311 199803 1 002

iii
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
DENPASAR
FAKULTAS DHARMA DUTA
JURUSAN PARIWISATA BUDAYA

PROPOSAL

MANAJEMEN PEMASARAN ARAK BALI DI PT. DEWAN ARAK BALI


SEBAGAI PRODUK MINUMAN BERALKOHOL (FOOD AND
BEVERAGE) DI MARRIOTT GROUP BALI

TELAH DIPERTAHANKAN DI DEPAN TIM PENGUJI PROPOSAL PADA


TANGGAL 2024 DAN DINYATAKAN LULUS

TIM PENGUJI PROPOSAL


Ketua, Sekretaris,

…………………………………. ………………………………

Penguji Utama, Penguji Pendamping,

………….……………… ………….…………………

Mengetahui
Dekan Fakultas Dharma Duta
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Dr. Drs. I Nyoman Ananda., M.Ag


NIP. 19670311 99803 1 002

iv
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

(Tuhan Yang Maha Esa) karena atas asung kertha wara nugraha-Nya sehingga

peneliti bisa menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul “Manajemen

Pemasaran Arak Bali Di PT. Dewan Arak Bali Sebagai Produk Minuman

Beralkohol (Food and Beverage) Di Marriott Group Bali”. Dalam penyusunan

penelitian ini peneliti mendapat bimbingan, saran, dan semangat yang sangat

bermanfaat bagi peneliti, Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Drs I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si Rektor UHN I Gusti Bagus

Sugriwa Denpasar yang telah memberikan kesempatan dan prasana dalam

menempuh pendidikan di Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa

Denpasar.

2. Dr. Drs. I Nyoman Ananda., M.Ag Dekan Fakultas Dharma Duta yang

telah membantu menyediakan fasilitas akademik dan serta tuntunan

selama menempuh pendidikan di Fakultas Dharma Duta.

3. Dr. I Wayan Wiwin, SST. Par., M.Par Ketua Jurusan Pariwisata Budaya

atas segala fasilitas dan dukungannya.

4. Prof. Dr. Drs. I Ketut Sumadi, M.Par selaku dosen Pembimbing Akademik

dan Dosen Pembimbing I Proposal Skripsi yang telah banyak memberi

masukan dan ilmu dalam penyelesaian proposal penelitian ini.

v
5. Ni Luh Putu Uttari Premananda, S.E., M.Si. selaku dosen Pembimbing II

Proposal Skripsi yang telah banyak memberi masukan dan ilmu dalam

penyelesaian proposal penelitian ini.

6. Dr. Ir. Ida Bagus Putu Adnyana, ST, MT, IPU, ASEAN Eng. selaku

Direktur Pemasaran PT. Dewan Arak Bali yang sangat membantu

memberikan masukan dan ilmu dalam penyelesaian proposal penelitian

ini.

7. Sahabat di Jurusan Pariwisata Budaya yang selalu memberikan semangat.

Peneliti menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan

pengetahuan yang dimiliki, karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat

diharapkan untuk kesempurnaan penelitian ini dan semoga ini dapat bermanfaat.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Gianyar, September 2023

Peneliti

NI PUTU LINDA WATI

vi
DAFTAR ISI

Sampul Dalam ................................................................................................ i

Lembar Persetujuan Pembimbing Akademik ............................................. ii

Lembar Persetujuan Pembimbing ............................................................... iii

Lembar Persetujuan Penguji ....................................................................... iv

Kata Pengantar .............................................................................................. v

Daftar Isi ......................................................................................................... vii

Daftar Gambar ............................................................................................... ix

Daftar Lampiran ........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum. ................................................................. 6

1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 7

1.4.1 Manfaat Teoretis .............................................................. 7

1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................ 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN

MODEL PENELITIAN ................................................................ 9

2.1 Kajian Pustaka ........................................................................... 9

2.2 Konsep ....................................................................................... 14

2.2.1 Manajemen Pemasaran ................................................... 14

vii
2.2.2 Arak Bali ........................................................................ 16

2.2.3 Food and Beverage ......................................................... 17

2.2.4 Marriot Group ................................................................. 19

2.3 Landasan Teori .......................................................................... 21

2.3.1. Teori Diversifikasi Produk ............................................ 21

2.3.2. Teori Manajemen Pemasaran ........................................ 24

2.3.3 Teori Komodifikasi ........................................................ 26

2.4 Model Penelitian ........................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 31

3.1 Lokasi Penelitian ...................................................................... 31

3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................ 32

3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 33

3.3.1 Jenis Data......................................................................... 33

3.3.2 Sumber Data ................................................................... 33

3.4 Teknik Penentuan Informan ..................................................... 34

3.5 Instrumen Penelitian ................................................................. 35

3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 36

3.7 Teknik Analisis Data ................................................................. 37

3.8 Penyajian Hasil Analisis Data ................................................. 37

Daftar Pustaka

Lampiran

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian ......................................................................... 29

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ......................................................................... 31

ix
Daftar Lampiran

Lampiran I Pedoman Wawancara


Lampiran II Outline Penelitian
Lampiran III Daftar Informan
Lampiran IV Uraian Kegiatan

x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia hampir setiap daerah memiliki minuman tradisional yang

dikenal secara turun temurun, minuman tradisional memiliki peran sebagai sarana

upacara, ritual adat istiadat dan simbol dari kegiatan masyarakat. Setiap daerah

memiliki ciri khas mulai dari cita rasa hingga cara pengelohan yang sederhana

menjadi daya tarik yang tidak bisa ditemui di daerah lain. Minuman fermentasi

beralkohol disajikan sebagai jamuan dalam acara – acara adat masyarakat

tradisional bermakna untuk mempererat tali persaudaraan.

Bali yang terkenal dengan keindahan alam dan keramahan masyarakat,

berlandaskan konsep Tri Hita Karana terjalinnya keharmonisan antara manusia

dengan alam (palemahan), antara manusia dengan manusia (pawongan), antara

manusia dengan Tuhan (prahyangan) memberikan spirit positif membuat

wisatawan yang berkunjung ke Bali merasakan kedamaian. Dengan pesatnya

pertumbuhan industri pariwisata dan produksi barang jasa pariwisata, minuman

beralkohol tradisional mulai kehilangan posisinya di pasar. Minuman beralkohol

import golongan C seperti Rhum, Brandy, Red Label, dan Black Label mulai

mendominasi pasar Indonesia. Minuman tradisional memiliki fungsi untuk

kesehatan dan memiliki filosofinya sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan

masyarakat. Tidak terlepas dari masyarakat Bali yang masih memegang teguh adat

istiadat, minuman tradisional Bali memegang peranan yang penting terutama untuk

upacara – upacara keagamaan seperti arak, brem dan tuak yang tidak bisa

1
2

dipisahkan dari setiap prosesi upacara keagamaan. Oleh karena itu keberadaan

minuman tradisional Bali harus dilestarikan sehingga tetap menjadi aset kuliner

bangsa dan tidak punah ditengah pesatnya perkembangan minuman modern.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk tetap mempertahankan kelestarian minuman

tradisional Bali. Upaya yang dilakukan dengan cara melakukan inventarisasi

minuman tradisional Bali dan dilanjutkan dengan mengkaji aspek gizinya sehingga

memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai komposisi gizi minuman

tradisional Bali. Beberapa jenis minuman tradisional Bali berhasil diinventaris dan

dianalisis komposisi gizinya diantaranya brem bali, es daluman, loloh cemceman

dan tuak nyuh (Yusasrini. dkk.2012).

Dalam agama Hindu di Bali mengajarkan ajaran Sad Ripu adalah enam jenis

musuh yang ada di dalam diri setiap orang. Sehingga seorang Bhiksuka harus dapat

mengendalikan enam musuh yang ada dalam diri dengan baik. Berikut ini adalah

keenam musuh:

1. Kama artinya hawa nafsu

2. Lobha artinya loba/tamak.

3. Krodha artinya kemarahan

4. Moha artinya kebingungan

5. Mada artinya kemabukan Mada artinya minuman keras.

Minuman keras mengandung alkohol yang dapat memabukkan. Minuman

yang termasuk minuman keras antara lain arak, tuak, brem, bir dan singaraja,

whiskey dan lain – lain. Bila minuman ini diminum melewati batas akan

menimbulkan kemabukan, bahkan sering menimbulkan dampak yang negatif


3

seperti merusak tubuh, melumpuhkan pencernaan, merusak urat – urat saraf dan

lain sebagainya. Kemabukan dapat menghilangkan kesadaran, sehingga

menimbulkan perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Maka dari itu

kemabukan ini harus dicegah merupakan musuh yang harus dijauhi.

Produk minuman alkohol import yang masuk ke Indonesia dan

mendominasi pasar serta beredar pula minuman alkohol racikan atau oplosan yang

berbahaya namun dijual bebas secara ilegal dimana kadar alkohol melebihi dari

batas ketentuan minuman alkohol layak dikonsumsi. Minuman alkohol racikan atau

oplosan berdampak negatif bagi citra Arak Bali karena masyarakat berpikir bahwa

arak dijual secara ilegal dan belum tersertifikasi membuat Arak Bali memiliki

kedudukan yang sama dengan minuman oplosan. Faktor kesalahan konsumen yang

berlebihan mengkonsumsi atau tidak teliti memilih produk yang beredar di pasar

memberikan argumen negatif terhadap citra Arak Bali dimata masyarakat yang

menghambat Arak Bali berkembang ke pasar internasional. Pemanfaatan alkohol

tradisional hanya dalam batasan kegiatan budaya dan keagamaan di dalam

masyarakat tradisional tanpa memberikan peluang kepada produk minuman alkohol

tradisional ini untuk dimanfaatkan dalam industri yang lebih luas sebagai ikon

pariwisata bahkan komoditi ekspor. Perda Pasal 10 mewajibkan setiap minuman

beralkohol yang beredar dan diperdagangkan di daerah Bali harus dikemas dan

ditempel label edar.

Sesuai dengan Visi Nangun Sat Kerthi loka Bali melalui Pola Pembangunan

Semesta berencana menuju Bali Era Baru pemerintah berupaya melindungi warisan

budaya bali. Sebelumnya Arak Bali tidak memiliki dasar hukum yang kuat bahkan
4

para produsen berlaku sembunyi – sembunyi karena takut dianggap pengedar

minuman keras. Degradasi Arak Bali dari minuman kesehatan menjadi minuman

memabukkan yang mendorong terjadinya kriminalitas, maraknya kasus keracunan

akibat dampak negatif budaya minum di Indonesia. Namun sejak terbitnya

Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman

Fermentasi dan atau Destilasi Khas Bali. Pada Sidang Penetapan WBTb pada

tanggal 27 September hingga 1 Oktober 2021 Arak Bali dan delapan (8) warisan

budaya Bali lainnya berhasil ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda

(WBTb) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan

Teknologi RI. Gubernur Bali menekankan proses destilasi tradisional pembuatan

Arak Bali harus dipertahankan, tidak boleh diubah dengan bebas, harus

dipertahankan keasliannya. Masyarakat tidak diperbolehkan membuat arak gula

dengan menggunakan fermentasi karena akan merusak tradisi Arak Bali pelanggar

akan ditangani secara ketat. Dengan ditetapkan Arak Bali sebagai Warisan Budaya

Tak Benda dan Pergub dapat mengembalikan citra minuman fermentasi Arak Bali

sebagai minuman layak dikonsumsi dan membuka peluang bagi pengusaha dan

pelaku pariwisata untuk memperkenalkan Arak Bali sebagai produk warga Bali

yang kadar alkoholnya sesuai dengan minuman layak dikonsumsi.

Dengan ketetapan yang sudah berlaku minuman fermentasi Arak Bali yang

dijadikan produk minuman beralkohol (food and beverage) dan welcome drink

hotel di bawah manajemen Marriott Group Bali. PT. Dewan Arak Bali bekerja sama

dengan beberapa hotel di bawah manajemen Marriott Group Bali dimana setiap

bulan mensuplai Arak Bali sesuai kebutuhan dan permintaan hotel. Melalui
5

penelitian yang akan dilakukan diharapkan pengusaha dan pengrajin Arak Bali

lebih memperhatikan manajemen pemasaran Arak Bali agar lebih dilirik

Masyarakat luas sehingga perusahaan dapat berkembang pesat dan membuka

lapangan pekerjaan sehingga terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan pengrajin

Arak Bali, menambah keragaman jenis Arak Bali sebagai produk minuman

beralkohol (food and beverage) untuk kepentingan pariwisata dan meningkatkan

citra Arak Bali sebagai minuman kesehatan. Manajemen pemasaran sangat penting

bagi sebuah Perusahaan karena dengan manajemen mulai dari perencanaan hingga

evaluasi sangat dibutuhkan untuk mencapai target sehingga kesejahteraan pengrajin

Arak Bali dan menambah keragaman jenis produk minuman beralkohol (food and

beverage) untuk kepentingan pariwisata Bali. Terkait hal tersebut peneliti

mengangkat judul penelitian “Manajemen Pemasaran Arak Bali Di PT. Dewan

Arak Bali Sebagai Produk Minuman Beralkohol (food and beverage) Di Marriott

Group Bali”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut.

1. Apa sajakah keunggulan produk Arak Bali yang dipasarkan oleh PT. Dewan

Arak Bali menjadi produk minuman beralkohol (food and beverage) di

Marriott Group Bali ?

2. Bagaimana manajemen pemasaran Arak Bali di PT. Dewan Arak Bali

sebagai produk minuman beralkohol (food and beverage) di Marriott Grup

Bali ?
6

3. Apakah implikasi Arak Bali sebagai produk minuman beralkohol (food and

beverage) oleh PT. Dewan Arak Bali di Marriott Group Bali terhadap

esksistensi Arak Bali ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan adalah suatu yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan, hal tersebut juga

memiliki tujuan yang jelas agar nantinya tidak terjadi suatu penyimpangan dalam

pengumpulan dan pengelolaan data, dan adapun tujuan dari penelitian ini antara

lain :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini dilakukan guna mendapatkan gambaran tentang

bagaimana manajemen pemasaran Arak Bali di PT. Dewan Arak Bali,

meningkatkan kesejahteraan bagi pengrajin Arak Bali, menambah keragaman jenis

Arak Bali sebagai produk minuman beralkohol (food and beverage) untuk

kepentingan pariwisata dan meningkatkan citra Arak Bali sebagai minuman

kesehatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Untuk mengkaji keunggulan produk Arak Bali yang dipasarkan oleh PT.

Dewan Arak Bali sebagai produk minuman beralkohol (food and beverage)

di Marriott Group Bali.

2. Untuk mengkaji manajemen pemasaran Arak Bali di PT. Dewan Arak Bali.
7

3. Untuk mengkaji implikasi Arak Bali sebagai produk minuman beralkohol

(food and beverage) oleh PT. Dewan Arak Bali di Marriott Group Bali

terhadap eksistensi Arak Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta hasil yang baik

dan maksimal bagi pihak yang terkait, antara lain sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara akademis ataupun teoritis dapat

memberikan sumbangan pemikiran dan referensi terhadap kajian pariwisata

khususnya yang berkaitan dengan manajemen pemasaran Arak Bali di PT. Dewan

Arak Bali. Teori yang digunakan berdasarkan penelitian sebelumnya, dimana

penulis dapat menjawab rumusan masalah yang ada dan mengetahui mengenai

manajemen pemasaran Arak Bali di PT. Dewan Arak Bali.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat :

1. Bagi PT. Dewan Arak Bali menjadi pengetahuan tambahan kepada pengerajin

Arak Bali dan untuk meningkatkan eksistensi Arak Bali bukan hanya sekadar

sebagai sarana upacara dan mengembalikan citra Arak Bali sebagai minuman

beralkohol tradisional untuk kepentingan pariwisata.

2. Bagi Pelaku UMKM Arak Bali menambah wawasan dan acuan dalam

manajemen pemasaran Arak Bali sehingga bisa bekerja sama dengan hotel,

villa dan berkembang ke luar Bali.


8

3. Bagi Masyarakat dan umat Hindu dapat dijadikan pertimbangan dalam

melestarikan kebudayaan Bali khususnya di bidang minuman tradisionl.

4. Bagi Pemerintah dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan

minuman beralkohol tradisional untuk kepentingan pariwisata.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL

PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah literatur yang menguraikan sumber – sumber rujukan

yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Menurut Sugiyono

(2013:79), kajian pustaka dari suatu penelitian sering disebut sebagai studi literatur

atau tinjauan pustaka. Melalui kerangka teori akan diperoleh kesimpulan –

kesimpulan atau pendapat – pendapat para ahli, yang akan sangat berguna sebagai

dasar penelitian. Maka dalam hal ini untuk memembedakan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya maka peneliti mengambil beberapa penelitian terdahulu

diantaranya yaitu:

Telaah penelitian yang terkait dengan eksistensi Arak Bali Sebagai daya tarik

wisata adalah jurnal penelitian dari Wahyu Astuti, dkk (2020), dengan judul

“Selling Arak is a Business Opportunity in Sidemen Village”. Arak Bali merupakan

minuman beralkohol tradisional khas Bali yang masih populer di era modern ini.

Masyarakat Bali sudah sangat familiar dengan jenis yang satu ini minuman

beralkohol, terutama bagi kalangan muda atau yang sedang mengadakan upacara

keagamaan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara dengan

masyarakat di Desa Sidemen serta studi literatur mengenai Arak Bali. Kajian

menemukan, selama ini kebutuhan Arak tersebar luas, mulai dari kebutuhan

keagamaan hingga kebutuhan pariwisata, khususnya di bar dan restoran. Cocktail

9
10

Arak telah menjadi spirit dalam racikan minuman yang dapat ditemukan di bar dan

restoran di Bali. Oleh karena itu, jenis minuman ini masih menjadi salah satu barang

yang memiliki nilai tinggi dalam sektor perekonomian serta penunjang kehidupan

petani di Desa Sidemen. Kondisi ini membuat para petani di Desa Sidemen harus

konsisten memproduksi anggur dan mempertahankan warisannya dan bagaimana

mengkomodifikasi produk Arak Bali baik dari segi kandungan alkohol maupun

kemasan botol yang digunakan sehingga perlu kajian lebih mendalam terhadap

Arak Bali agar dapat dinikmati dan menjadi produk pariwisata. Persamaan

penelitian sebelumnya dengan penelitian adalah sama-sama menggunakan metode

kualitatif dengan data yang bersumber dari hasil wawancara. Perbedaannya adalah

bagaimana manajemen pemasaran Arak Bali oleh PT. Dewan Arak Bali setelah

ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda serta sebagai produk minuman

beralkhol (food and beverage) hotel di bawah manajemen Marriott Group Bali.

Kontribusi terhadap penelitian ini terletak dari strategi pemasaran Arak Bali yang

nantinya mampu menjadi produk pariwisata yang diminati wisatawan.

Penelitian dan jurnal Satria Bismantara, Widiati dan Arthanaya (2022),

berjudul “Kajian Yuridis Terhadap Produksi Minuman Fermentasi Khas Bali Yang

Tidak Memiliki Izin Edar”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaturan

hukum mengenai produksi minuman fermentasi khas Bali dan untuk menganalisis

penegakan hukum terhadap pelaku usaha minuman fermentasi khas bali tanpa

memiliki izin edar. Alat analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan

metode penelitian hukum normatif, dengan menggunakan pendekatan perundang –

undangan dan pendekatan konseptual. Persamaan dari kedua penelitian ini adalah
11

sama – sama membahas Mengenai dampak ekonomi dan hukum yang timbul akibat

berlakunya Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Tata Kelola

Minuman Fermentasi atau Destilasi Khas Bali diharapkan dapat menumbuhkan

ekonomi berbasis lokal namun juga budaya tertib hukum dalam masyarakat.

Perbedaannya adalah penelitian yang dilakukan peneliti memiliki tujuan untuk

melihat implementasi dari Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 Tentang

Tata Kelola Minuman Fermentasi atau Destilasi Khas Bali berimplikasi pada

pariwisata, sosial dan budaya masyarakat. Kontribusi terhadap penelitian ini

terletak dari upaya meningkatkan citra bahwa Arak Bali bukan minuman yang

selalu memberikan dampak negatif pada kesehatan.

Penelitian dari Sri Subawa, dkk (2020), dengan judul “Penerapan Digital

Marketing Arak Bali Produksi Desa Besan”. Penelitian ini memiliki tujuan

mengenalkan dan mengajak pengrajin menggunakan digital marketing. Para

pengrajin siap beralih dari pemasaran yang bersifat tradisional ke arah digital

marketing melalui media sosial seperti Instagram, yang akunnya telah dibantu

untuk dipersiapkan, dan didukung oleh WhatsApp. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah sama – sama membahas mengenai strategi

pemasaran. Perbedaannya adalah penelitian ini meninjau bagaimana pemasaran

Arak Bali di PT. Dewan Arak Bali dengan bekerjasama dengan cafe, club,

restaurant, villa, hotel dan pelaku pariwisata untuk mempromosikan Arak Bali.

Kontribusi terhadap penelitian ini terletak dari cara pihak perusahaan meningkatkan

eksistensi sebagai daya tarik wisata dengan cara menjadikan arak sebagai produk

minuman beralkohol (food and beverage) di Marriott Group Bali.


12

Penelitian dari Pranatayana dan Trisna Pratiwi Arcana (2021), dengan judul

“Strategi Pengembangan Minuman Tradisonal Arak Bali Menggunakan Model

Analisis SWOT Dan Qspm Studi Kasus Desa Tri Eka Buana Karangasem Bali”.

Peneliti menggunakan teknik kualitatif yaitu informan sebagai subjek penelitian

menggunakan teknik purposive sampling. Hasil dari penelitian ini untuk memeriksa

secara kualitatif dan kuantitatif pertimbangan kekuatan, peluang, kelemahan dan

ancaman arak sebagai minuman tradisonal khas Bali yang di produksi di Desa

tersebut sehingga diperoleh strategi terbaik untuk pengembangannya. Isu – isu

utama yang mempengaruhi pengembangan arak menjadi bagian dari industri

pariwisata Bali telah diidentifikasi melalui analisis SWOT dan QSPM. Membantu

Desa, ketua koperasi arak, ketua kelompok sadar pariwisata, petani dan Pengrajin

arak, masyarakat, pemerintah dan organisasi terkait lainnya untuk mengembangkan

dan menjaga warisan budaya lokal Bali yaitu arak secara berkelanjutan di daerah

tersebut. Persamaan kedua penelitian ini adalah sama – sama membahas strategi

pemasaran Arak di PT. Dewan Arak Bali. Perbedaannya adalah penelitian yang

dilakukan untuk meninjau manajemen pemasaran Arak Bali sebagai welcome drink

hotel di Bali. Kontribusi terhadap penelitian ini terletak dari cara meningkatkan

eksistensi Arak Bali sebagai minuman kesehatan bukan memabukkan dengan

analisis manajemen pemasaran pariwisata.

Penelitian dari Inda Syartanti (2021), dengan judul “Legalization of Arak Bali

in Online News Headlines: Critical Discourse Analysis”. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif yang dibantu dengan pendekatan teoritis

analisis wacana kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa enam judul berita
13

menggunakan perangkat linguistik seperti kosakata terpilih yang berfokus pada kata

hukum, satuan gramatikal yang didominasi oleh klausa, fungsi sintaksis yang

didominasi oleh topikalisasi wacana, dan bentuk berita yang menekankan pada

pernyataan legalisasi wacana Arak Bali oleh Koster. Pola pikir orang Bali terhadap

Arak Bali tidak dapat dipisahkan dari sistem kepercayaan dominan mereka, Hindu.

Dengan disahkannya Arak Bali, minuman tradisional ini dapat memperoleh tempat

tidak hanya untuk masyarakat Bali, tetapi juga untuk masyarakat dunia dapat

merasakan minuman keras Indonesia yang setara dan mampu bersaing dengan

minuman seperti sake Jepang, Korea soju, atau huang jiu Cina. Persamaan

penelitian ini adalah sama – sama membahas tentang dampak dari legalisasi Arak

Bali sebagai minuman fermentasi dan menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb)

Indonesia yang berimplikasi pada tradisi, budaya dan sosial masyarakat.

Perbedaannya adalah implikasi Arak Bali sebagai produk minuman beralkohol

(food and beverage) oleh PT. Dewan Arak Bali di Marriott Group Bali.

Penelitian berjudul “Food and Beverage Promotion Strategy in Efforts to

Attract Hotel Guests (Case Study on Hotel Horison and Prime Hotel Kualanamu)”

yang diteliti oleh (Erianto, Edy.2022). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apa saja bentuk strategi Promosi Makanan dan Minuman di Hotel Horison

Kualanamu dan Prime Hotel Kualanamu Medan dalam upaya menarik tamu hotel,

dan tingkat keberhasilan strategi Promosi Makanan dan Minuman dalam upaya

menarik tamu hotel. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,

wawancara, angket, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa


14

Strategi Promosi Makanan dan Minuman Horison Kualanamu Hotel dan Prime

Hotel Kualanamu dalam upaya menarik tamu hotel sudah sesuai dengan teori

bauran promosi menurut Philip Kotler. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan

bertujuan untuk mengkaji implikasi produk Arak Bali sebagai produk minuman

beralkohol (food and beverage) yang didistribusikan oleh PT. Dewan Arak Bali

pada hotel dibawah manajemen Marriott Group. Persamaan penelitian ini adalah

membahas food and beverage di hotel dan menggunakan teori bauran pemasaran

menurut philip Kotler.

2.2 Konsep

Konsep yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap terminologi

teknis dan menghubungkan rancangan yang akan dibahas dalam penelitian agar

pembaca mudah memahami untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut.

2.2.1 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan dan implementasi serta

pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan

mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran

demi mencapai tujuan organisasi. Definisi di atas menunjukkan ini bahwa

manajemen pemasaran adalah proses yang mencakup analisis, perencanaan,

implementasi, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa, dan gagasan

berdasarkan pertukaran yang tujuannya adalah memberikan kepuasan kepada

pihak-pihak yang terlibat. Kepuasan konsumen merupakan tujuan perusahaan

yang harus selalu mendapat perhatian. karena konsumen yang puas akan :

1. Membeli lebih banyak dan setia;


15

2. Membeli jenis produk baru atau produk yang disempurnakan dari

perusahaan;

3. Menyampaikan pujian mengenai perusahaan dan produknya kepada orang

lain;

4. Kurang memerhatikan merek dan iklan pesaing, serta kurang sensitif

terhadap harga;

5. Menawarkan gagasan barang atau jasa kepada perusahaan; dan

6. Lebih murah biaya pelayanannya daripada pelanggan baru karena

transaksinya sudah rutin.

Pemasaran meliputi perumusan jenis produk yang diinginkan oleh

konsumen, berapa banyak kebutuhan akan produk itu, bagaimana cara

menyalurkan produk tersebut kepada konsumen, seberapa tinggi harga yang

seharusnya ditetapkan terhadap produk tersebut yang cocok dengan kondisi

konsumennya, bagaimana cara promosi untuk mengkomunikasikan produk

tersebut pada konsumen, serta bagaimana mengatasi kondisi persaingan yang

dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan harus mampu menjalin hubungan yang

akrab antara perusahaan dengan masyarakat yang menjadi konsumen bagi

produk-produk yang dihasilkan dan dipasarkannya. Hubungan yang baik

antara perusahaan dengan konsumennya akan mendatangkan keuntungan bagi

kedua belah pihak. Proses pemasaran meliputi:

1. menganalisis peluang pemasaran,

2. memilih pasar sasaran,

3. mengembangkan bauran pemasaran,


16

4. mengelola bauran pemasaran.

Sebelum memuaskan konsumen, perusahaan harus memahami

kebutuhan dan keinginan mereka. Perusahaan menyadari bahwa mereka tidak

mungkin dapat memuaskan seluruh kebutuhan konsumen dalam suatu pasar

tertentu karena terlalu banyak konsumen dengan kebutuhan yang sangat

berbeda

2.2.2 Arak Bali

Arak Bali adalah minuman fermentasi yang dibuat dari air kelapa dan

buah – buahan lainnya dengan cara distilasi. Arak Bali mengandung alkohol

37-50% (Anon, 2013a). Arak juga bisa dibuat dari beras atau ketan dengan

proses tapean lalu diperas. Arak Bali adalah minuman yang digunakan sebagai

minuman bersama tuak dan brem pada saat upacara keagamaan. Saat acara

keagamaan, Arak Bali dituangkan ke dalam daun pisang berbentuk tangkup lalu

dipercikkan menggunakan bunga. Selain itu, Arak Bali juga disajikan khusus

untuk orang dewasa. Jika tidak dikonsumsi berlebihan, Arak Bali dinilai ampuh

menghangatkan tubuh, menghilangkan rasa mual, dan pengobatan tradisional

lainnya. Dapat juga digunakan sebagai obat atau bahan penghangat untuk

menghilangkan rasa gatal.

Menimbang Peraturan Gubernur No 1 Tahun 2020 mampu memberikan

kepastian hukum bahwa minuman Arak Bali bukan lagi minuman yang

memabukkan melainkan untuk kesehatan. Melalui penelitian yang akan

dilaksanakan mampu memberikan pemahaman sehingga menjadi upaya

pemasaran Arak Bali sebagai produk minuman beralkohol mampu


17

mensejahterakan pengerajin Arak Bali, mengembalikan citra Arak Bali sebagai

minuman kesehatan bukan minuman yang memabukkan serta meningkatkan

kesejahteraan pengrajin Arak Bali.

2.2.3 Food and Beverage

Layanan makanan dan minuman pada hotel dikenal dengan istilah F&

B Service di bawah naungan Food and Beverage Department. Secara umum

departemen makanan dan minuman terbagi atas dua bagian besar yaitu food

production (kitchen) dan food and beverage service. Food Production (kitchen)

merupakan bagian yang mempersiapkan dan mengolah makanan. Sedangkan

Food and Beverage Service adalah bagian yang memberikan pelayanan dan

penyajian makanan dan minuman kepada setiaptamu yang makan. Layanan

makanan dan minuman atau yang populer dalam bahasa Inggris Food and

Beverage Service, di Indonesia lebih dikenal dengan istilah tata hidang. Tata

artinya menyusun, mengatur, atau menata. Sedangkan hidang artinya

menyajikan atau melayani untuk memenuhi kebutuhan akan makanan. Jadi,

tata hidang adalah cara menata atau menyusun, menghias dan menyajikan

makanan dengan menggunakan alat yang tepat serta memberikan layanan

ketika pelanggan menikmati makanan dan minuman dimeja makan.

Food and Beverage Service terbagi menjadi dua bagian pokok (seksi)

yaitu Food Service, seksi yang mengutamakan pelayanan makanan, minuman

hanya sebagai pelengkap, yang termasuk dalam kelompok ini adalah restoran,

room service, dan banquet. Beverage Service, seksi yang mengutamakan

pelayanan minuman (beralkohol) sedangkan makanan dalam bentuk snack


18

hanya sebagai pelengkap, yang termasuk dalam kelompok ini adalah bar,

lounge, dan disco-theque.

Food and Beverage menurut Soekresno dan Pendit (1998:4), adalah

sebuah bidang usaha yang merupakan bagian usaha seperti hotel yang

bertanggung jawab terhadap kebutuhan, karena dalam pelayanannya

meyediakan makanan dan minuman serta dalam kebutuhan lain yang terkait

dari sebuah hotel atau dikelola secara komersial. Dalam Bahasa Indonesia Food

and Beverage Service disebut dengan Tata Hidang. Beberapa fungsi dari Food

and Beverage Service adalah melayani pelayanan makanan dan minuman yang

dapat dilakukan di restoran, bar, banquet dan room service, mendatangkan dan

meningkatkan keuntungan bagi pihak manajemen, memelihara kebersihan dan

keutuhan peralatan di food and beverage service, yang dilakukan oleh seksi

Steward dan memberikan pelayanan dan menjaga hubungan baik dan harmonis

kepada semua tamu. Sedangkan tujuan dari Food and Beverage Service

menurut Soekarno dan Pendit (1998:5), adalah menjual makanan dan minuman

sebanyak – banyaknya dengan harga yang sesuai, memberikan pelayanan

sebaik – baiknya kepada tamu sehingga tamu merasa puas hal ini menyangkut

mutu pelayanan, mutu makanan dan minuman, sikap karyawan, dekorasi

ruangan serta suasana sekitar, peralatan yang dipakai dan sanitasinya dan

mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya dan untuk kesinambungan usaha.

Dengan konsep food and beverage dalam penelitian yang akan dilakukan

mampu memberikan pandangan bahwa Arak Bali bukan hanya sekadar sarana
19

dalam upacara agama hindu melainkan Arak Bali sebagai produk minuman

beralkohol (food and beverage) hotel di bawah manajemen Marriott Group.

2.2.4 Marriott Group

Marriott International, Inc. merupakan perusahaan perhotelan yang

telah memiliki jaringan lebih dari 3.700 unit di hampir 74 negara yang tersebar

di seluruh dunia. Pertama kali didirikan pada tahun 1927 Marriottt sebagai

solusi tempat untuk minum. J. Willard Marriottt dan istrinya Alice Sheets

Marriott memperluas dengan membuka restoran dan hotel yang kemudian

dikembangkan secara global. Hotel pertama yang mereka didirikan adalah

Twin Bridges Marriott Motor Hotel yang berlokasi di Arlington, Virginia pada

tahun 1957. Dilanjutkan dengan pembukaan hotel kedua yang bernama Key

Bridge Marriott di tempat yang sama. J.W. (Bill) Marriott, Jr kemudian

melanjutkan bisnis perhotelan milik keluarganya yang berkembang semakin

pesat di dunia.

Marriott International dibentuk ketika Marriott Corporation pecah

menjadi Marriott International dan Host Marriott Corporation sejak tahun

1993. Pada tahun 2002 Marriott International mulai mengembangkan Senior

Living Services Communities (sekarang bagian dari Sunrise Senior Living) dan

Marriott Distribution Services yang membuat perusahaan lebih terfokus pada

bidang perhotelan dan manajemen. Sejak April 1995 Marriott International

mengakuisisi saham Ritz-Carlton Hotel Company LLC guna meningkatkan

penjualan dan keuntungan perusahaan. Sebelum diambil alih oleh Cendant,

Marriott International dimiliki oleh Ramada International Hotels & Resorts


20

hingga tanggal 15 September 2004 yang merupakan jaringan hotel yang

menyediakan makanan bebas lemak trans di Amerika Utara.

Pada tanggal 11 September 2001 terjadi pengeboman yang terjadi di

Marriott World Trade Center yang mengakibatkan bangunan tersebut rusak

parah dan menewaskan setidaknya lebih dari 40 orang. Pengeboman ini tak

berhenti sampai di sini saja, namun juga berlanjut pada pengeboman hotel

Marriott yang berada di Islamabad pada tahun 2008 dan Jakarta pada tahun

2009. Namun, hal ini tidak menyurutkan ambisi perusahaan untuk terus

melebarkan sayap bisnisnya dengan menambah lebih dari 600 kamar tamu

sejak tahun 2010. Rencana ini akan direalisasikan di China dan negara – negara

lain di Asia Tenggara. Selain itu, 5-Star JW Marriott Marquis Hotel di Dubai

diakui sebagai hotel tertinggi di dunia dan berhasil tercatat dalam Guinness

World Records.

Beberapa hotel dan resort di bawah naungan Marriott International

antara lain Marriott Hotels & Resorts, JW Marriott Hotels & Resorts, Gaylord

Hotels, Renaissance Hotels, Ritz-Carlton, BULGARI Hotels & Resorts, AC

Hotels by Marriott, Autograph Collection Hotels & Resorts, EDITION Hotels,

Marriott Conference Centers, Aloft Hotels, Tribute Portofolio, Courtyard,

Westin, Sheraton, Four Points, ST REGIS, Delta Hotel, Design Hotels, W

Hotel, The Luxury. Marriott International di Indonesia hingga tahun 2023

mengelola 66 hotel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.


21

2.3 Landasan Teori

Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori

yang sangat diperlukan sebagai tuntunan dalam memecahkan permasalahan

penelitian selain itu juga digunakan sebagai kerangka acuan untuk

mengarahkan penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teori diversifikasi

produk, teori manajemen pemasaran dan teori komodifikasi.

2.3.1 Teori Diversifikasi Produk

1. Pengertian dan Tujuan Diversifikasi

Diversifikasi produk merupakan upaya mengembangkan produk

atau pasar yang baru atau keduanya dalam rangka mengejar pertumbuhan,

peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas (Tjiptono, 1997).

Diversifikasi produk adalah upaya membuat jenis produk baru

berdasark produk yang sudah ada Nasution (2006). Selain itu, diversifikasi

produk merupakan usaha menganekaragamkan produk yang dipasarkannya.

Produk yang beraneka ragam akan membuat konsumen percaya bahwa

berbagai kebutuhannya dapat dipenuhi oleh pengusaha itu.

Keanekaragaman produk yang dipasarkan itu menjadi sangat penting

khususnya bagi pengusaha yang bergerak dalam bidang pertokoan

(Gitosudarmo, 2000).

Melihat pendapat dari beberapa ahli dapat diambil kesimpulan

bahwa diversifikasi produk merupakan jalan atau strategi dalam perusahaan

yang berkaitan dengan produknya dengan cara menambahkan jenis

produknya atau melakukan penganekaragaman untuk memperluas pangsa


22

pasar sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut.

Ada beberapa tujuan dari adanya diversifikasi produk yang harus

diperhatikan (Tjiptono, 1997), yaitu:

1. Meningkatkan pertumbuhan bila pasar atau produk yang telah mencapai

tahan kedewasaan dalam Product Life Cycle (PLC).

2. Menjaga stabilitas dengan jalan menyebarkan risiko fluktuasi laba.

3. Meningkatkan kredibilitas di pasar modal.

2. Jenis – Jenis Diversifikasi Produk

Pada umumnya diversifikasi produk dibagi menjadi tiga jenis Tjiptono

(1997), antara lain:

1. Diversifikasi Konsentris.

Diversifikasi konsentris artinya produk – produk baru yang diperkenalkan

memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi

dengan produk yang sudah ada.

2. Diversifikasi Horizontal.

Diverifikasi horizontal merupakan perusahaan menambah produk –

produk yang baru yang tidak berkaitan dengan produk yang sudah ada,

tetapi dijual dijual kepada pelanggan yang sama.

3. Diversifikasi Konglomerat.

Diversfikasi konglomerat adalah produk – produk yang dihasilkan sama

sekali baru, tidak memilik hubungan falam pemasaran teknologi dengan

produk yang sudah ada dan dijual kepada pelanggan yang berbeda.
23

3. Keuntungan dan Kesulitan Diversifikasi Produk

Dalam melaksanakan diversifikasi perusahaan pasti mengalami keuntungan

dan juga kesulitan. Adapun keuntungan dan kesulitan diversifikasi adalah

sebagai berikut.

a. Keuntungan dalam Diversifikasi

1. Perusahaan tidak tergantung hanya dari satu pasar tertentu saja untuk

memperluas pasarnya.

2. Untuk menggunakan kecakapan manajemen sebanyak banyaknya.

3. Untuk menggunakan hasil-hasil dari penemuan baru.

4. Untuk memperluas perusahaan dan memperoleh laba yang lebih

besar.

b. Kesulitan dalam Diversifikasi

1. Kesulitan dalam bidang manajemen dan keuangan yang lebih rumit.

2. Kesulitan yang menyangkut penggunaan channel yang berbeda –

beda.

3. Kesulitan pada aspek marketing bahwa setiap produk mempunyai

pasar yang berbeda – beda.

4. Indikator Diversifikasi Produk

Diversifikasi produk merupakan salah satu langkah yang di ambil

sebuah perusahaan untuk menggembangkan usahnya dalam memenuhi

kebutuhan konsumen. Indikator diversifikasi produk dalam penelitian ini

adalah Benson (2007),


24

1. Ukuran produk yang beragam

2. Jenis produk yang beragam

3. Bahan produk yang beragam

4. Desain produk yang beragam

5. Kualitas produk yang beragam

Teori diversifikasi produk digunakan dalam penelitian ini agar

perusahaan tidak bergantung pada satu jenis produk tetapi perusahaan dapat

mengandalkan produk lainnya karena jika salah satu produknya mengalami

penurunan, maka akan dapat teratasi dengan produk lain.

2.3.2 Teori Manajemen Pemasaran

Arman (2022), menyebutkan, strategi pemasaran adalah rencana

yang memunkinkan perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki

dengan semaksimal mungkin demi mencapai tujuan perusahaan. Marketing

mix atau bauran pemasaran adalah variabel yang digunakan sebagai

pedoman perusahaan untuk menggerakkan perusahaan mencapai tujuan

memuaskan konsumen. Tujuan utama bauran pemasaran adalah supaya

perusahaan dapat memahami target pasar yang disasar apakah sudah sesuai

dengan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen. Pengertian bauran

pemasaran menurut Kotler “adalah seperangkat alat pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya

dalam pasar sasarannya Murtini dkk. (2019). Dimensi Bauran Pemasaran

7P menurut Kotler dalam Murtini dkk. (2019),


25

1. Produk (Product)

Definisi produk menurut Philip Kotler adalah “A product is a thing that can

be offered to a market to satisfy a want or need”. Produk adalah sesuatu

yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian,

pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.

2. Harga (Price)

Harga menurut Kotler adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh

pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau

menggunakan suatu produk dan jasa.

3. Promosi (Promotion)

Promosi menurut Sistaningrum, adalah suatu upaya atau kegiatan

perusahaan dalam mempengaruhi konsumen aktual maupun konsumen

potensial agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang

ditawarkan saat ini atau dimasa yang akan datang.

4. Saluran Distribusi (Place)

Pengertian saluran distribusi menurut Nitisemito, adalah lembaga-lembaga

distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan

untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari

produsen ke konsumen.

5. Proses (Process)

Process menurut Nirwana merupakan variabel yang penting dalam

perusahaan jasa yang erat berkaitan dengan aktivitas atau kinerja. Aktivitas
26

proses dapat melibatkan unsur prosedur, tugas, rencana kerja, mekanisme

dan juga aktivitas.

6. Petugas Penyedia Jasa (People)

Petugas penyedia jasa menurut Nirwana, “keberadaan tidak dapat

dilepaskan dari peran serta people atau petugas penyedia jasa. Untuk

memenuhi keinginan pelanggan jasa, petugas penyedia jasa diharapkan

mampu menerjemahkan keinginan pelanggan dalam bentuk pelayanan atau

jasa”.

7. Fasilitas Pendukung secara Fisik (Physical Evidence)

Perwujudan jasa dapat dilihat dalam keterkaitan antara janji yang telah

disampaikan oleh pemberi atau penyedia jasa dengan pelanggan. Jasa yang

disampaikan kepada pelanggan tidak dapat dipisahkan dengan fasilitas

pendukung secara fisik (physical evidence).

Dengan menerapkan teori Manajemen Pemasaran Pariwisata

peneliti berharap rumusan masalah yang kedua dalam penelitian ini dapat

terpecahkan dengan baik, dimana keunggulan produk dari PT. Dewan Arak

Bali dan dengan diversifikasi produk dapat membuat produk Arak Bali dari

PT. Dewan Arak Bali berkembang dengan baik dan mampu meningkatkan

derajat Arak Bali sebagai minuman kesehatan bukan memabukkan.

2.3.3 Komodifikasi

Komodifikasi adalah menjadikan sesuatu secara langsung dan sengaja, dengan

penuh kesadaran dan perhitungan matang, sebagai sebuah komoditas belaka.

Dengan komodifikasi, setiap hal dapat menjadi produk yang siap untuk dijual,
27

mulai dari benda – benda konkret sampai keabstrakan – keabstrakan yang

tersembunyi, dari kapal terbang sampai bagian – bagian Mudana (2005:35).

Komodifikasi mempunyai arti yang luas dan tidak hanya berlaku pada komoditi

produksi barang dan jasa komersil. Permasalahan bagaimana barang dan jasa

tersebut didistribusikan dan dikonsumsi termasuk juga di dalamnya. Komodifikasi

sebagai proses mengubah barang dan jasa yang dinilai karena kegunaanya menjadi

komoditas yang di nilai karena apa yang akan mereka berikan di pasar (Vincet

Moscow, dalam Subandy, 2014:17).

Perkembangan pada masyarakat konsumen juga mempengaruhi cara – cara

pengungkapan nilai estetik. Perkembangan tentang model konsumsi baru dalam

konsep nilai estetik sangat penting karena terjadi perubahan mendasar terhadap cara

dan bentuk hasil produksi. Produsen penghasil suatu produk dituntut kreativitasnya

untuk merekayasa menyesuaikan dengan selera pasar. Dalam membentuk

masyarakat konsumen yang mengarah pada budaya populer, setidaknya ada tiga

kekuasaan yang mempengaruhi komodifikasi yaitu : kekuasaan kapital, produsen

dan media massa Piliang (2011:246).

Menurut Piliang (2011:245-246), menyebutkan perkembangan masyarakat

post industri dan kebudayaan postmodern tidak dapat dipisahkan dari

perkembangan konsumenrisme dalam diskursus kapitalis mutakhir. Dalam

pengertian masyarakat post industri juga masyarakat konsumen, berkenan dengan

masyarakat konsumen, mereka lebih menyenangi hasil produksi pabrik atau massal

dibandingkan dengan yang mereka hasilkan sendiri. Komodifikasi tidak saja

menunjuk pada barang – barang kebutuhan konsumenrisme, tetapi telah merambat


28

ke bidang seni dan kebudayaan pada umumnya. Apa yang dilakukan masyarakat

kapitalis terhadap budaya adalah tunduk pada hukum komoditas kapitalisme.

Masyarakat seperti ini hanya menghasilkan kebudayaan industry (culture industry)

satu bentuk kebudayaan yang ditujukan untuk massa dan produksinya berdasarkan

mekanisme kekuasaan sang produser dalam penentuan bentuk, gaya, dan

maknanya.

Komodifikasi merupakan proses perubahan nilai guna menjad nilai tukar. Jika

dikaitkan dengan penelitian ini Arak Bali yang awalnya digunakan sebagai sarana

upacara (tetabuhan), tradisi dan sebagai obat namun dalam perkembangannya Arak

Bali sebagai produk minuman beralkohol (food and beverage) dan welcome drink

di hotel dan bar yang menjadi salah satu penunjang pariwisata. Dalam penelitian ini

teori komodifikasi digunakan sebagai landasan untuk mengkaji rumusan masalah

mengenai impilkasi Arak Bali sebagai produk minuman beralkohol (food and

beverage) oleh PT. Dewan Arak Bali di Marriott Group terhadap eksistensi Arak

Bali.

2.4 Model Penelitian

Permasalahan yang telah dirumuskan secara skematik digambarkan dalam

bentuk Model Penelitian untuk mempermudah penyusunan serta penelitian yang

akan dilaksanakan. Pada gambar 2.1 merupakan model penelitian dari penelitian

ini, yaitu sebagai berikut :


29

Pariwisata :
Pariwisata
Budaya Bali

Manajemen Pemasaran Arak Pariwisata Global :


Tradisi : Bali Di PT. Dewan Arak Bali Arak Bali Setelah
Arak Bali Sebelum Sebagai Produk Minuman dilegalisasi sebagai
Dilegalisasi sebagai Beralkohol (Food and produk minuman (food
sarana upacara. Beverage) Di Marriott Group and beverage) dan
Bali. welcome drink.

Konsep :
Teori :
1. Manajemen
1. Diversifikasi Produk
Pemasaran
2. Teori Manajemen
2. Arak Bali
Pemasaran.
3. Food and Beverage
3. Komodifikasi.
4. Marriottt Group.

Keunggulan Arak Bali Manajemen Implikasi Arak Bali


produksi PT. Dewan Arak Pemasaran Arak sebagai Food and
Bali Sebagai Produk Bali di PT. Beverage oleh PT.
Minuman Berlakhohol Dewan Arak Dewan Arak Bali di
Food and Beverage di Bali. Marriott Group terhadap
Marriott Group. eksistensi Arak Bali.

Meningkatkan kesejahteraan pengerajin


Arak Bali, menambah keragaman jenis
Arak Bali sebagai produk minuman
beralkohol (food and beverage) untuk
kepentingan pariwisata dan meningkatkan
citra Arak Bali sebagai minuman
kesehatan.

Gambar 2.1
Model Penelitian
Keterangan Garis :

Hubungan yang di ungkap

Hubungan langsung satu arah dan hendak di capai

Hasil yang ingin di capai


30

Keterangan Model Penelitian

Bali sebagai salah satu pulau di Indonesia sangat terkenal dengan pariwisata.

Sarana penunjang pariwisata sangat mendukung pengembangan pariwisata budaya

Bali. Salah satu budaya bali adalah minum arak, Arak Bali sebagai sarana upacara,

kegiatan dalam sebuah masyarakat sebagai simbol mempererat persaudaraan dan

sebagai simbol bahwa ada sebuah perayaan. Ditengah berkembangnya pariwisata

di Bali produk minuman impor juga sangat marak masuk ke Bali dengan kadar

alkohol yang melebihi minuman beralkohol layak konsumsi dan minuman arak

oplosan beredar dimasyarakat mengancam keberadaan arak bali sebagai minuman

tradisional Bali. Penelitian ini memiliki tiga rumusan masalah yang akan diteliti,

yaitu, 1. Apa sajakah keunggulan produk Arak Bali yang dipasarkan oleh PT.

Dewan Arak Bali menjadi produk minuman beralkohol (food and beverage) di

Marriott Group Bali ?, 2. Bagaimana manajemen pemasaran Arak Bali di PT.

Dewan Arak Bali sebagai produk minuman beralkohol (food and beverage) di

Marriott Grup Bali ?, 3. Apakah implikasi Arak Bali sebagai produk minuman

beralkohol (food and beverage) oleh PT. Dewan Arak Bali di Marriott Group Bali

terhadap esksistensi Arak Bali ?

Ketiga rumusan masalah akan dibedah melalui konsep dan teori yang relevan.

Melalui penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan pengerajin

Arak Bali, menambah keragaman jenis Arak Bali sebagai produk minuman

beralkohol (food and beverage) untuk kepentingan pariwisata dan meningkatkan

citra Arak Bali sebagai minuman kesehatan.


31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian tersebut akan

dilaksanakan. Dengan menetapkan lokasi penelitian maka objek serta tujuan dari

penelitian tersebut sudah ditetapkan sehingga mempermudah peneliti untuk

memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian ini berjudul “Manajemen Pemasaran

Arak Bali di PT. Dewan Arak Bali Sebagai Produk Minuman Beralkohol (Food

And Beverage) Di Marriott Group Bali” yang beralamat di Jl. Permata Pering

No.99X, Pering, Kec. Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali 80581.

Gambar 3.1
Lokasi Penelitian
32

PT. Dewan Arak Abli merupakan distributor berbagai macam produk

minuman beralkohol di Indonesia, khususnya Bali. Peneliti memilih lokasi serta

objek kajian dalam penelitian ini tidak lain karena setelah penetapan Arak Bali

sebagai warisan budaya tak benda (WBTb) Arak Bali menjadi welcome drink dan

food and beverage hotel di Bali yang sangat memberikan dampak positif terhadap

pengrajin Arak Bali menjadi upaya untuk mengembalikan citra Arak Bali sebagai

minuman kesehatan bukan memabukkan. PT. Dewan Arak Bali bekerja sama

dengan Marriott Group dengan mensuplai produk Arak Bali ke 20 hotel dibawah

manajemen Marriott Group. Pemilihan lokasi harus didasarkan pertimbangan –

pertimbangan kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian dengan topik yang dipilih,

dengan pemilihan lokasi ini peneliti diharapkan menemukan hal – hal yang

bermakna dan baru (Muchtar, 2015).

3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunkaan adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian

yang menghasilkan data atau keterangan berupa deskripsi realitas sosial dan

peristiwa terkait dalam kehidupan masyarakat. Penelitian ini menghasilkan data

deskriptif berupa kata – kata tertulis, lisan, perilaku orang – orang yang dapat

diamati dan angka yang dapat memberikan hasil yang valid. Data yang didapatkan

dianalisis secara induktif sehingga menghasilkan data yang berupa deskriptif.

Sesuai dengan peneliti nantinya akan mencari data – data deskriptif dan

induktif terkait dengan manajemen pemasaran Arak Bali di PT. Dewan Arak Bali

dan bebarapa hotel di bawah manajemen Marriott Group Bali. Dalam penelitian ini
33

penulis mendeskripsikan data – data yang diperoleh serta keunikan yang ditemukan

dilapangan.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Dalam suatu penelitian, jenis data diklasifikasikan menjadi dua, yakni data

kualitatif dan data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019), data kualitatif adalah data

yang berupa ungkapan, uraian, deskripsi yang diperoleh dari wawancara, gambaran

observasi, dan sumber tertulis atau lisan lainnya. Dalam penelitian ini kualitatif

diperoleh dari responden melalui wawancara mendalam dan observasi langsung

(direct observation) terhadap masalah yang diteliti, yaitu mengenai Manajemen

Pemasaran Arak Bali di PT. Dewan Arak Bali sebagai Produk Minuman Beralkohol

(food and beverage) di Marriott Group Bali.

3.3.2 Sumber Data

Terdapat dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sumber

data primer dan sumber data sekunder. Menurut Sugiyono (2019), data sumber data

primer mencakup data yang diperoleh langsung dari sumbernya yang asli melalui

wawancara dan pengamatan yang mendalam. Dalam hal ini, data primer

dikumpulkan dari para responden antara lain keterangan atau informasi dari pihak

PT. Dewan Arak Bali, dan beberapa hotel di bawah manajemen Marriott Group.

Sedangkan data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan dipublikasikan

melalui alat media oleh instansi dan lembaga tertentu yang berkaitan dengan

substansi penelitian yang sedang dilaksanakan (Sugiyono, 2019). Data primer dan

data sekunder dikumpulkan dari sumbernya dan mengadakan eksplorasi terhadap


34

fenomena yang terjadi di perusahaan tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari

informasi kunci yang diwawancarai, dibuat catatan khusus, tabulasi dan sintesis

yang selanjutnya dilakukan analisis deskriptif kualitatif dengan menghubungkan

jawaban yang diperoleh.

3.4 Teknik Penentuan Informan

Pemilihan dan penentuan informan didasarkan pada hasil diskusi dengan

pihak manajemen minuman fermentasi Arak Bali PT. Dewan Arak Bali. Informan

merupakan orang yang sangat penting dalam penelitian ini karena segala informasi

yang ingin diperoleh dapat diperoleh dari informan yang dipilih untuk menanyakan

informasi mengenai informasi yang ingin dijadikan dasar penelitian ini. Dengan

demikian, ada beberapa pertimbangan dalam mendefinisikan informan, antara lain:

1. Yang bersangkutan telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman

pribadi yang sangat mendalam atas informasi yang diperoleh,

2. Orang bersangkutan, yang dimaksud adalah pihak yang mengetahui

keadaan perusahaan,

3. Ditinjau dari segi umur, berarti orang tersebut sudah memahami dan

memahami permasalahan yang diteliti serta sehat jasmani dan rohani.

Menurut Sugiyono (2016), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

populasi. Penentuan sampel atau objek penelitian dilakukan dengan menggunakan

teknik Purposive Sampling, yaitu. suatu teknik uji coba berdasarkan aspek – aspek

tertentu (Sugiyono, 2016). Teknik penentuan subjek penelitian sangatlah penting,

karena subjek penelitian adalah individu yang berbeda – beda. Subjek penelitian

merupakan sumber utama kerja penelitian, yaitu pihak yang mempunyai informasi
35

tentang variabel – variabel yang diteliti, sehingga untuk mengetahui atau

mempelajari objek penelitian harus terlebih dahulu melakukan pendekatan terhadap

objek penelitian, karena itulah subjek penelitian benar – benar mendukung

pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

Pada penelitian ini penelitian menggunakan Teknik Purposive Sampling. Teknik

Purposive Sampling ini adalah teknik mengambil informan atau narasumber dengan

tujuan tertentu sesuai dengan tema penelitian karena orang tersebut dianggap

memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian, yang dimana informan tersebut

terdiri dari Direktur Pemasaran PT. Dewan Arak Bali, Staff Administrasi PT.

Dewan Arak Bali dan beberapa Purchasing hotel, bartender, CEO (owner) dibawah

manajemen Marriott Group.

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013), dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human

instrument, sehingga peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh

peneliti siap melakukan penelitian. Peneliti sebagai human instrument, berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, pengumpulan

data dan analisis data. Selain itu dalam penelitian, peneliti juga menggunakan

beberapa instrumen pendukung seperti, alat tulis untuk mencatat hal – hal yang

perlu dicatat, kamera sebagai alat untuk mengambil gambar dan video untuk

melengkapi penelitian, serta alat perekam suara untuk mendapatkan data yang

lengkap dari semua pihak terkait di dalam penelitian ini sehingga permasalahan

yang diteliti dapat terjawab dengan lebih faktual atau rinci.


36

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menurut Sugiyono (2019), yang digunakan dalam

penelitian ini dengan cara sebagai berikut.

1. Observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian dan

melakukan pencatatan data – data pendukung dengan pencatatan sistematis

atau disebut juga observasi lapangan.

2. Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya

jawab secara langsung dengan responden. Wawancara merupakan proses

komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan

wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu

menggali pemikiran atau pendapat secara detail.

3. Dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan

data yang ada pada instansi atau lembaga yang relevan untuk menyusun

deskriptif wilayah penelitian dan untuk melengkapi bahan analisa.

4. Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data sekunder yang

bersumber pada buku, literatur, jurnal – jurnal, referensi yang berkaitan

dengan penelitian ini dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilakukan.Studi pustaka merupakan metode

pengumpulan data sekunder yang bersumber pada buku, literatur, jurnal –

jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan hasil penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.


37

3.7 Teknik Analisis Data

Sugiyono (2013:243), Analisis data merupakan proses pengumpulan dan

menyusun data secara sistematis yang diperoleh melalui wawancara, observasi,

catatan dilapangan, dokumentasi menyusun kedalam unit tertentu dan memilih

data untuk disimpulkan untuk memudahkan pemahaman saat dibaca. Teknik

analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, uraian atau

gambaran dari data yang dikumpulkan secara sistematis. Data – data yang

dikumpulkan berbentuk kata atau kalimat yang dapat di peroleh dari berbagai

sumber seperti wawancara, literatur, maupun dari hasil pengamatan yang disusun

dalam teks yang telah dianalisis. Teknik analisis ini dipergunakan menguraikan

informasi untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif mengenai

Manajemen Pemasaran Arak Bali di PT. Dewan Arak Bali sebagai Produk

Minuman Beralkohol (food and beverage) di Marriott Group Bali.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, sejak observasi dilakukan hingga

dijawab sesungguhnya data telah dianalisis atau ditafsirkan oleh peneliti.

Meskipun demikian, hasil yang diperoleh harus dieksplorasi sehingga

menghasilkan proposisi dan kesimpulan baru. Langkah tersebut dilakukan setelah

fenomena yang terjadi di masyarakat digali dan dieksplorasi untuk lebih lanjut

dianalisis.

3.8 Penyajian Hasil Analisis Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Adapun

dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
38

singkat, bagan dan hubungan dalam bentuk kategori Menurut Sugiyono (2019:95).

Dalam penelitian ini hasil penelitian disajikan dalam bentuk deskripsi yang mana

data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara lalu akan diolah dan

disederhanakan sehingga akan diperoleh penjabaran yang sistematis sesuai rata –

rata yang diperoleh dari informan yang memiliki keterkaitan dan memiliki peran

dalam Manajemen Pemasaran Arak Bali di PT. Dewan Arak Bali sebagai Produk

Minuman Beralkohol (food and beverage) di Marriott Group Bali.


DAFTAR PUSTAKA

Aryanata. (2008). Formulasi Strategi Pemasaran Simpang Inn Hotel Kuta Bali.
Denpasar : Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

Anon. (2013) b. Arak Bali. http://wisata.kompasiana.com/kuliner/2012/03/12/arak


-bali.
Erianto, Edy. (2022). Food and Beverage Promotion Strategy in Efforts to Attract
Hotel Guests (Case Study on Hotel Horison and Prime Hotel
Kualanamu).Jurnal Akomodasi Agung, 9(1).
Gitosudarmo,Indriyo.(2000).Manajemen Pemasaran. Hlm.139.Yogyakarta: BPFE.
JDHI Pemerintah Provinsi Bali.Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/Atau
Destilasi Khas Bali.Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020.
Available from:https://jdih.baliprov.go.id.
Kotler, P dan Amstrong. (2018). Prinsip-prinsip Marketing (7).Salemba Empat.
Jakarta.
Murtini, A., Zamhari, & Oktalina, G. (2019). Analisa Bauran Pemasaran (7p) Untuk
Menentukan Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Volume Penjualan
(Studi Kasus Pada Home Industry Cv Melati Kota Pangkalpinang).Jurnal
Progresif Manajemen Bisnis
(Jipmb).6(4).Https://EJurnal.StieIbek.Ac.Id/Index.Php/Jipmb/Article/View
/419.
Nasution, Arman Hakim Nasution dkk.(2006).Manajemen Pemasaran Untuk
Engineering. Yogyakarta : Andi.
Satria Bismantara, Widiati dan Arthanaya. (2022). Kajian Yuridis Terhadap
Produksi Minuman Fermentasi Khas Bali Yang Tidak Memiliki Izin Edar.
Jurnal Preferensi Hukum, 3(2), 347 – 351.
https://www.ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/juprehum.
Syartanti, Nadya Inda. (2021). Legalization of Arak Bali in Online News
Headlines:Critical Discourse Analysis. Humaniora,33(3), 241-248.
https://doi.org/10.22146/jh.68220.
Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
PT Alfabet.
Sugiyono. (2019). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
Sri Subawa, Nyoman. Dkk. (2021). Penerapan Digital Marketing Arak Bali Produksi
Desa Besan. Jurnal Panrita Abdi, 5(3).http://journal.unhas.ac.id/index
.php/panritaabdi

39
40

Soekresno dan Pendit. (1998). Pramusaji Food & Beverage Service. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.
Subandi, Ibrahim. (2014). Komunikasi dan Komodifikasi Mengkaji Media dan
Budaya dalam Dinamika Globalisasi. Jakarta:Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Terry, George. (2010). Prinsip- Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Terry, George. ( 2019). Prinsip- Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Yoeti, Oka. (2015). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung. Angkasa.
Tjiptono, Fandy. (1997).Strategi Pemasaran.ed. 3. hlm. 132.Yogyakarta: ANDI.
Pranatayana, I. B. G., & Arcana, K. T. P. (2021). Strategi Pengembangan Minuman
Tradisonal Arak Bali Menggunakan Model Analisis SWOT Dan QSPM
Studi Kasus Desa Tri Eka Buana Karangasem Bali. Metta: Jurnal Ilmu
Multidisiplin, 1(2), 58-72.
Wahyu Astuti, dkk.(2020).Selling Arak Bali is a Business Opportunity in Sidemen
Village.Jurnal Internasional Linguistik, Sastra dan Budaya, 6(1), 32-41.
Yusasrini, A., Puspawati, N.N., dan K. Suter. (2012). Inventarisasi dan Analisis
Nilai Gizi Minuman Tradisional Bali. Laporan Penelitian Dosen Muda,
PPMT Unud.
41

LAMPIRAN-LAMPIRAN
42

LAMPIRAN I
PEDOMAN WAWANCARA

A. Pengelola (PT. Dewan Arak Bali)

Identifikasi Informan

Nama :

Pekerjaan/Jabatan :

Jenis Kelamin :

Umur :

No Tlp/Hp/Email :

Pendidikan Terakhir :

Tanggal Wawancara :

Topik : Keunggulan Produk Perusahaan dan Competitif Advantage


1. Siapa yang bertanggung jawab dalam pemasaran produk di PT. Dewan Arak

Bali ?

2. Apa saja strategi pemasaran PT. Dewan Arak Bali saat ini ?

3. Bagaimana hasil dari strategi pemasaran yang di lakukan PT. Dewan Arak

Bali ?

4. Siapa yang bertanggung jawab dalam penjualan dan distribusi PT.Dewan

Arak Bali ?

5. Bagaimana cara PT. Dewan Arak Bali mencari dan menentukan konsumen

6. Bagaimana cara konsumen memesan produk Arak Bali ?


43

7. Seberapa efektif promosi penjualan yang sudah dilakukan PT. Dewan Arak

Bali ?

8. Bagaimana cara PT. Dewan Arak Bali mendistribusikan produk ke

konsumen ?

9. Siapa yang menanggung biaya distribusi ?

10. Bagaimana cara PT. Dewan Arak Bali mempertahankan keunggulan

kompetitif produk Arak Bali ?

Topik : Strategi Perusahaan

1. Tipe perusahaan seperti apa saja yang masuk kedalam konsumen PT.

Dewan Arak Bali ?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi PT. Dewan Arak Bali dalam

menentukan konsumen ?

3. Pasar mana yang menjadi target PT. Dewan Arak Bali ? Sertakan alasan

4. Bagaimana citra PT. Dewan Arak Bali di mata konsumen ?

Topik : Bauran Pemasaran atau Marketing Mix

Produk

1. Apa saja produk yang PT.Dewan Arak Bali jual ?

2. Bagaimana cara PT. Dewan Arak Bali menentukan produk yang akan dijual

(contoh : kualitas, variasi, design, brand )?

3. Apakah produk yang dijual PT. Dewan Arak Bali bervariasi ?

4. Bagaimana kualitas produk yang diproduksi PT. Dewan Arak Bali ?


44

5. Bagaiman tingkat durability (daya tahan) produk Arak Bali yang di produksi

PT. Dewan Arak Bali ?

6. Apa yang dilakukan perusahaan jika produk yang dijual memiliki cacat ?

7. Bagaimana cara menentukan jumlah persediaan produk ?

8. Apa yang dilakukan jika produk yang dipesan konsumen tidak tersedia ?

Harga

1. Bagaimana cara PT. Dewan Arak Bali menentukan harga produk yang di

jual ?

2. Bagaimana sistem pembayaran dari konsumen ke PT. Dewan Arak Bali ?

3. Bagaimana cara PT. Dewan Arak Bali untuk menentukan diskon ?

Lokasi

1. Bagaimana cara PT. Dewan Arak Bali menentukan lokasi usaha ?

2. Berapa luas bangunan yang digunakan PT. Dewan Arak Bali untuk kantor

dan Gudang ?

3. Bagaimana sistem pengawasan Gudang yang diterapkan saat ini ?

Promosi

1. Siapa yang bertanggung jawab terhadap promosi PT. Dewan Arak Bali ?

2. Apa saja media promosi yang digunakan perusahaan saat ini ?

3. Bagaimana cara PT. Dewan Arak Bali menentukan promosi penjualan ?

4. Berapa besar alokasi dana yang dipersiapkan untuk promosi ? dan

bagaimana dampak promosi terhadap penjualan ?

Karyawan

1. Bagaimana cara memilih karyawan ?


45

2. Bagaimana cara PT. Dewan Arak Bali meningkatkan semangat kerja staf

penjualan ?

3. Apa yang dilakukan jika ada staf penjualan yang resign ?

Bukti Fisik

1. Apa saja bukti fisik yang dapat dilihat konsumen dari PT. Dewan Arak bali

2. Siapa yang bertanggung jawab dalam penataan barang di Gudang ?

3. Apa saja alat transportasi yang digunakan untuk pengiriman produk ?

Proses

1. Bagaimana alur pemesanan produk Arak Bali dari konsumen ke PT. Dewan

Arak Bali ?

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman produk hingga tiba

ke konsumen ?

3. Bagaimana alur pengiriman barang dari perusahaan ke konsumen ?

4. Apa saja yang mempengaruhi pengiriman produk ke konsumen ?

5. Siapa yang bertanggung jawab terhadap komplain konsumen ?

6. Apa saja komplain dari konsumen yang banyak di terima PT. Dewan Arak

Bali ?

7. Bagaiaman caara menanggapi komplain tersebut ?

8. Apa yang dilakukan perusahaan jika ada barang direktur ?

Topik Diversifikasi Produk

1. Apakah tujuan dari adanya upaya diversifikasi produk ?


46

2. Bagaimanakah penerapan langkah diversifikasi produk Arak Bali produksi

PT. Dewan Arak Bali ?

3. Apa rencana pengembangan produk yang diterapkan PT. Dewan Arak Bali

4. Apakah tujuan pengembangan produk melalui diversifikasi yang dilakukan

oleh PT. Dewan Arak Bali ?

5. Apakah yang dilakukan PT. Dewan Arak Bali untuk pengurangan risiko

diversifikasi produk ?

6. Bagaimanakah peningkatan penjualan produk Arak Bali Produksi PT.

Dewan Arak Bali setelah diterapkan strategi diversifikasi ?

Topik : Implikasi

Politik

1. Apa saja kebijakan pemerintah (contoh: perjanjian, peraturan tentang PT)

yang berpengaruh terhadap PT. Dewan Arak Bali ?

Ekonomi

1. Apa saja faktor ekonomi ( contoh: tingkat inflansi, tingkat suku bunga bank)

yang mempengaruhi PT. Dewan Arak Bali ?

Sosial

1. Bagaimana pola permintaan yang dihadapi PT. Dewan Arak Bali ?

2. Apa saja yang mempengaruhi pola permintaan tersebut ?

3. Apakah gaya hidup konsumen mempengaruhi PT. Dewan Arak Bali ?


47

Teknologi

1. Apakah teknologi (contoh: media social, media cetak, media elektronik)

mempengaruhi PT. Dewan Arak Bali ?

Legal

1. Apakah sistem hukum berdampak bagi PT. Dewan Arak Bali ?

Environment

1. Apakah isu lingkungan yang mempengaruhi PT. Dewan Arak Bali ?

Competition from substitutes

1. Apa saja produk yang dapat menggantikan produk yang diproduksi PT.

Dewan arak Bali ?

2. Bagaimana kualitas dan harga produk pengganti ?

3. Apakah produk tersebut sangat berpengaruh terhadap penjualan PT. Dewan

Arak Bali ?

4. Bagaimana cara perusahaan mengatasi masalah yang timbul akibat produk

pengganti ?

Berganing Power of Buyer

1. Berapa jumlah pembeli (besar, kecil) yang anda miliki ?

2. Dalam sebulan, berapa banyak jumlah produk yang dibeli konsumen ?

3. Apa dampak persaingan antar distributor terhadap permintaan konsumen ?

4. Apa saja faktor yang diperhatikan konsumen saat membeli produk ?


48

B. Pengelola (Marriott Group Bali)

Identifikasi Informan

Nama :

Pekerjaan/Jabatan :

Jenis Kelamin :

Umur :

No Tlp/Hp/Email :

Pendidikan Terakhir :

Tanggal Wawancara :

Tempat

1. Apa yang menjadi alasan Marriot Group mimilih produk Arak Bali produksi

PT. Dewan Arak Bali sebagai produk minuman di Marriott ?

Produk

1. Apa saja jenis produk minuman beralkohol produksi PT.Dewan Arak Bali

yang dijadikan produk minuman di hotel ini ?

2. Apakah ada produk lain yang ditawarkan hotel ini selain produk minuman

produksi PT. Dewan Arak Bali ?

3. Apakah ada syarat tertentu yang dilakukan dalam penyediaan produk

minuman beralkohol di hotel ini ?

4. Jenis produk apa saja yang paling banyak diminati produk yang diproduksi

oleh PT. Dewan Arak Bali ?


49

5. Apakah ada penawaran khusus kepada pelanggan agar mendapatkan

pelayanan (service) yang special ?

6. Apakah produk produksi PT. Dewan Arak Bali memiliki ketahanan yang

lama ? apakah ada sistem retur untuk produk ?

Proses

1. Menurut anda, bagaimana proses pelayanan di hotel ini ? apakah dalam

menyajikan minuman mendapatkan pelayanan yang baik ?

2. Bagaimana proses penawaran dan pembayaran antara pihak PT. Dewan

Arak Bali kepada pihak hotel ?

3. Menurut anda bagaimana dengan kendala pengadaan produk yang

dibutuhkan customer ?

Orang yang Berpartisipasi

1. Bagaimana pendapat anda kualitas SDM (service/pelayanan) di hotel ini ?

2. Bagaimana proses pengelolaan pelayanan yang dilakukan oleh karyawan

dalam menyajikan minuman ?

Price

1. Menurut anda bagaimana skema pembayaran yang ditawarkan hotel ini ?

2. Menurut anda bagaimana tarif yang berlaku di hotel ini ? apakah sesuai

dengan pelayanan yang diberikan ?

3. Apakah minuman disini sudah termasuk harga kamar dalam satu paket ?

Bukti Fisik

1. Apakah kemasan dari produk ini bisa lebih dikenal oleh tamu atau

wisatawan ?
50

2. Bagaimana penataan atau kemasan produk yang ditawarkan sesuai dengan

harga yang ditawarkan ?

Promotion

1. Apa saja media promosi yang digunakan untuk mengiklankan produk

minuman produksi PT. Dewan Arak Bali ?

Topik: Keunggulan Produk Perusahaan dan Competitif Advantage


1. Siapa yang bertanggung jawab dalam pemasaran produk Arak Bali produksi

PT. Dewan Arak Bali ?

2. Apa saja strategi pemasaran produk Arak Bali yang diproduksi PT.Dewan

Arak Bali kepada konsumen ?

3. Bagaimana hasil dari strategi pemasaran produk Arak Bali produksi PT.

Dewan Arak Bali ?

4. Siapa yang bertanggung jawab dalam kerjasama antara Marriot dan PT.

Dewan Arak Bali ?

5. Seberapa efektif promosi penjualan yang sudah dilakukan untuk produk

Arak Bali produksi PT. Dewan Arak Bali ?

6. Apa alasan Marriott bekerja sama dengan supplier PT. Dewan Arak Bali ?

7. Apakah produk supplier PT.Dewan Arak Bali unik (beda dengan pesaing) ?
51

LAMPIRAN II
OUTLINE PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1.3.2 Tujuan Khusus

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

1.4.2 Manfaat Praktiss

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN

MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

2.2 Konsep

2.2.1 Manajemen Pemasaran

2.2.2 Arak Bali

2.2.3 Food and Beverage

2.2.4 Marriott Group

2.3 Landasan Teori

2.3.1. Teori Diversifikasi Produk

2.3.2. Teori Manajemen Pemasaran

2.3.3 Teori Komodifikasi

2.4 Model Penelitian


52

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

3.3.2 Sumber Data

3.4 Teknik Penentuan Informan

3.5 Instrumen Penelitian

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.7 Teknik Analisis Data

3.8 Penyajian Hasil Analisis Data

Daftar Pustaka

Lampiran - Lampiran
53

LAMPIRAN III
RENCANA DAFTAR INFORMAN

Nama : Dr. Ir. Ida Bagus Putu Adnyana, ST, MT, IPU, ASEAN Eng.
Jabatan : Direktur Pemasaran PT. Dewan Arak Bali
Umur : 50
Alamat : Gg. Merpati I No.99, Batuyang, Batu Bulan Kangin.

Nama : Ni Komang Yuli

Jabatan : Admin PT. Dewan Arak Bali


Umur : 34
Alamat : Br. Lebih, Gianyar

Nama : Wayan Juniartawan


Jabatan : Director Sales Cabang Marriott
Umur : 42
Alamat : Denpasar Bali

Nama : A.A Gede Widura Pranatha


Jabatan : Food and Beverage Manager Cabang Marriott
Umur : 43
Alamat : Denpasar
54

LAMPIRAN IV
URAIAN KEGIATAN

No Kegiatan Bulan
Sept 23 Okt 23 Nov 23 Des 23 Jan 24 Feb 24

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Pembuatan
Proposal
2. Revisi PA
3. Seminar
Proposal
4. ACC
Judul
5. Pembagian
Dospem
6. Bimbingan
Dospem I
7. Revisi I
55

8. Bimbingan
Dospem I
9. Revisi II
10. ACC
Dospem I
11. Bimbingan
Dospem II
12 Bimbingan
Dospem II
13 ACC
Dospem II
14 UP

Anda mungkin juga menyukai