Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA EDUKASI


TAMAN NUSA GIANYAR DALAM MENINGKATKAN
KUNJUNGAN WISATAWAN

GUSTI AYU ANGGI TRISNA DEWI

UNIVERSITAS HINDU NEGERI


I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR
TAHUN 2022

i
PROPOSAL PENELITIAN

PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA EDUKASI


TAMAN NUSA GIANYAR DALAM MENINGKATKAN
KUNJUNGAN WISATAWAN

GUSTI AYU ANGGI TRISNA DEWI


NIM: 2013081014

PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALANAN


JURUSAN PARIWISATA BUDAYA
FAKULTAS DHARMA DUTA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA EDUKASI


TAMAN NUSA GIANYAR DALAM MENINGKATKAN
KUNJUNGAN WISATAWAN

Oleh :
GUSTI AYU ANGGI TRISNA DEWI

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

iii
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi
Wasa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
laporan penelitian yang berjudul “PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA EDUKASI
TAMAN NUSA GIANYAR DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN”
dapat diselesaikan dengan maksimal.
Penulis menyadari sebagai manusia dengan segala keterbatasan yang penulis miliki,
bahwa proses penyelesaian penyusunan proposal ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan
keterlibatan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Namun secara
khusus dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan rasa
hormat yang setulus-tulusnya serta memberikan penghargaan setinggitingginya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang selalu setia memberikan
kasih sayang-Nya yang sangat luar biasa dan selalu memberikan kesehatan dan
kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Bapak Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si selaku Rektor Universitas Hindu
Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar yang telah memberi tempat bagi penulis
untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan.
3. Bapak Drs. I Nyoman Ananda, M.Si selaku Dekan Fakultas Dharma Duta Universitas
Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
4. Bapak I Wayan Wiwin, SST.Par., M.Par selaku Ketua Jurusan Program Industri
Perjalanan yang memberikan pengarahan.
5. Dr. Ida Ayu Tary Puspa, S.Ag, M.Par selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus menerus, dan tanpa
bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban.
6. Bapak Ibu Dosen Program Studi Industri Perjalanan yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat dan berguna bagi penulis.
7. Sujud dan terimaksih yang dalam penulis persembahkan kepada Ibu, Bapak, kakak
dan seluruh keluarga atas doa, motivasi dan semangat yang tak terhingga kepada
penulis.
8. Segala pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

iv
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan serta kesalahan dalam
penyajiannya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
konstruktif demi kesempurnaan laporan ini. Semoga dengan penyusunan laporan ini dapat
menjadi sebuah pengalaman yang berharga dan bermanfaat bagi semua pihak.

Om Santih, Santih, Santih Om

Gianyar, Desember 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ...................................................................................... i


HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ....................................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................. 7
2.2 Konsep ............................................................................................................. 11
2.2.1 Pengembangan Daya Tarik Wisata ......................................................... 11
2.2.2 Wisata Edukasi........................................................................................ 12
2.2.3 Taman Nusa ............................................................................................ 13
2.2.4 Wisatawan ............................................................................................... 14
2.3 Teori ................................................................................................................. 15
2.3.1 Teori Pengembangan Daya Tarik Wisata ............................................... 15
2.4 Model Penelitian .............................................................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian .............................................................................................. 21
3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian ...................................................................... 21
3.3 Jenis dan Sumber Data ..................................................................................... 22
3.3.1 Jenis Data ................................................................................................. 22
3.3.2 Sumber Data............................................................................................. 22
3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................................ 22

vi
3.5 Teknik Penentuan Informan .............................................................................. 23
3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 24
3.6.1 Observasi.................................................................................................. 24
3.6.2 Wawancara ............................................................................................... 24
3.6.3 Studi Dokumen ........................................................................................ 25
3.7 Teknik Analisis Data......................................................................................... 26
3.8 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data .............................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
DAFTAR INFORMAN
OUTLINE PENELITIAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian ............................................................................................ 20

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pariwisata merupakan salah satu sektor yang berperan andil dalam meningkatkan
pembangunan ekonomi masyarakat Indonesia terutama di Bali. Hal ini disebabkan pariwisata
mempunyai peran yang sangat esensial dalam pembangunan Indonesia khususnya sebagai
penghasil devisa negara. Tujuan pengembangan pariwisata di Indonesia yakni untuk
meningkatkan pendapatan devisa pada khususnya dan pendapatan negara serta masyarakat
pada umumnya dalam memperluas kesempatan berusaha dan mendorong kegiatan industri
penunjang kegiatan pariwisata. Di samping itu, pengembangan pariwisata juga bertujuan
untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia.
Keadaan pariwisata juga menimbulkan pengaruh pada sektor ekonomi, sosial dan
budaya. Pada sektor ekonomi dengan adanya pariwisata dapat menambah sumber devisa,
pajak dan retribusi parkir atau tiket masuk. Selain itu kegiatan kepariwisataan menyebabkan
usaha – usaha ekonomi yang saling menunjgan satu sama lain sehingga dapat menambah
pendapatan masyarakat lokal. Pada sektor sosial, kegiatan pariwisata dapat menyerap tenaga
kerja dan kesempatan untuk berusaha bagi masyarakat sekitar dengan pembangunan sarana
dan prasarana maupun berbagai sektor usaha yang langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan kepariwisataan.
Kemunculan Covid-19 berdampak besar, pesatnya penyebaran Covid-19,
menyebabkan berbagai Negara berupaya mencegah penyebaran dengan melakukan
Lockdown Negara, Lockdown penerbangan dan akses lainnya, sedangkan di Indonesia
pemerintah memberlakukansocial distancing dan fisikal distancing, selain itu untuk menekan
penyebaran virus corona, pemerintah Indonesia menutup penerbangan internasional
(Pratomo, 2020).
Menurut Kepala BPS Provinsi Bali, tekanan terhadap sektor pariwisata di Bali yang
disebabkan pandemi akibat virus corona (Covid-19) diyakini berdampak pada perekonomian
Bali. BPS Provinsi Bali menyebutkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara yang
langsung ke Bali pada Maret tahun 2020 sebanyak 156.876 kunjungan. Jumlah kunjungan
selama Maret 2020 itu turun dalam 56,89 persen dibandingkan jumlah kedatangan wisman
selama Februari 2020 yang tercatat sebanyak 363.937 kunjungan. Penurunan pada sektor
pariwisata diyaknini berdampak terhadap lapangan usaha lainnya yang juga mengalami

1
penurunan. Bahkan, tekanan terhadap ekonomi Bali pada triwulan I (Januari-Maret) 2020
digambarkan paling keras dan paling dalam selama empat tahun terakhir sejak 2017.
Upaya pencegahan yang dilakukan berbagai Negara menjadi dilema besar bagi pelaku
industri pariwisata khususnya di Indonesia mengingat bahwa Industri pariwisata merupakan
stimulus dari perekonomian di Indonesia, sehingga tak heran jika dampak yang disebabkan
sangat berpengaruh pada krisis ekonomi. Melihat data pada bulan April 2020 menunjukan,
total kerugian industri pariwisata indonesia mencapai Rp 85,7 triliun. Ribuan hotel dan
restoran terpaksa tutup begitu juga dengan tour operator, sehingga berdampak terhadap
pemecatan dan dirumahkannya pekerja (Deutsche Welle Indonesia, 2020).
Kedatangan wisatawan asing terus menurun sejak bulan April sebesar -95% hingga
bulan Mei-Agustus sebanyak -98% (UNWTO, 2020). Jika dibandingkan dengan tahun 2019
pada bulan yang sama, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) turun hingga 99,9
persen dari sejumlah 616.706 orang wisman. Sementara itu, perbandingan kunjungan wisman
dengan wisatawan nusantara (wisnus) pada bulan Agustus 2018 ke Bali adalah 5:7.
Menurunnya kunjungan wisman sangat berpengaruh terhadap permintaan pariwisata di Bali,
termasuk Badung dan Gianyar sebagai dua destinasi utama dengan sektor pariwisata sebagai
kontributor terbesar dalam PDRB dan pendapatan daerah. Sebanyak 5.875 pekerja di sektor
pariwisata dirumahkan serta tidak ada pendapatan bagi pemilik UMKM yang bergantung
pada kunjungan wisatawan.
Kondisi ini juga dipengaruhi siklus industri pariwisata Bali yang memang memasuki
low season. Penurunan kunjungan wisman itu seiring penutupan sementara penerbangan
langsung dari dan ke China sejak Februari 2020. Situasi juga mempengaruhi aktivitas
pariwisata, terutama perhotelan yang mulai lesu. Tingkat hunian kamar hotel berbintang di
Bali juga mengalami penurunan yakni 45,98 persen pada Februari 2020. Penurunan yang
dialami sektor pariwisata itu menyebabkan lapangan usaha lain juga mengalami penurunan
yang signifikan.
Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap aspek sosial, ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Dalam hal ini salah satu sektor yang paling merasakan dampaknya yakni sektor
pariwisata. Tak dapat dipungkiri lagi pariwisata merupakan sektor yang menjadi mata
pencaharian masyarakat Indonesia terutama pulau Bali. Di Bali pariwisata telah tumbuh dan
berkembang sedemikian rupa dan memberikan sumbangan yang besar terhadap
pembangunan daerah dan masyarakat Bali baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengembangan sektor ini menjadi salah satu langkah dalam menciptakan kesejahteraan
masyarakat. Memiliki industri pariwisata yang mancakupi kebutuhan para wisatawan

2
menjadikannya banyak masyarakat lokal yang berusaha di bidang pariwisata. Bali memiliki
daya tarik tersendiri dalam menarik kunjungan wisatawan dengan berlandaskan pada wisata
alam dan budayanya yang mengagumkan. Namun, sejak adanya pandemi virus corona,
mengubah semua kondisi di seluruh daya tarik wisata yang ada di Bali yang biasanya selalu
ramai dikunjungi wisatawan menjadi sepi.
Maka dari itu, perencanaan kembali pengembangan pariwisata di Kabupaten Gianyar
sangat diperlukan agar siap menerima kembali rebound perjalanan wisata, mampu bersaing
dengan destinasi wisata di Asia Tenggara, serta yang utama untuk menghidupkan kembali
perekonomian lokal dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Untuk
mendukung hal tersebut, keterlibatan pemerintah pusat, pemerintah daerah, komunitas dan
masyarakat, pelaku usaha, akademisi, dan pemangku kepentingan lain dibutuhkan dalam
perencanaan pariwisata.
Salah satu daerah di Bali yang memiliki imbas yang cukup signifikan terhadap laju
pandemi covid ini adalah kabupaten Gianyar. Kabupaten Gianyar merupakan salah satu
daerah tujuan wisata internasional dan domestik, yang memiliki berbagai obyek wisata dan
kaya akan seni, budaya dan kerajinan dimana hal tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Pemandangan alam pegunungan yang luas, keindahan pantai, serta kreatifitas seni dan
kerajinan tangan yang merupakan aspek lain dari keunikan budaya Kabupaten Gianyar yang
juga menjadi daya tarik wisatawan. Adapun beberapa daya tarik wisata terkenal seperti
seperti Air Terjun Tegenungan, Pura Tirta Empul, Monkey Forest, Goa Gajah, Bali Safari
yang sering dikunjungi oleh para wisatawan dan penyumbang APBD Gianyar terbesar
mengalami penurunan kunjungan wisatawan pada masa pandemi.
Salah satu daya tarik wisata yang ikut merasakan dahsyatnya efek pandemi ini adalah
Taman Nusa Gianyar. Taman Nusa adalah taman wisata budaya Indonesia yang memberikan
pengetahuan menyeluruh tentang budaya berbagai jenis etnis nusantara dengan cara yang
menarik dan interaktif, dalam suasana pulau bali. Taman Nusa merupakan destinasi baru di
pulau Bali yang menampilkan lebih dari 60 rumah tradisional, yang sebagian telah berumur
ratusan tahun. Taman Nusa merupakan museum terbuka dengan replika rumah adat dari
berbagai suku Indonesia, dan terdapat seni serta kerajinan.
Taman Nusa didirikan pada tanggal 29 Desember 2003 dan Soft Opening tanggal 10
Juli 2012. Taman Nusa berlokasi di Jalan Taman Bali, Banjar Blahpane Kelod, Desa Sidan,
Kecamatan Gianyar. Taman Nusa Gianyar Bali ini didirikan di sebuah lahan dengan luas
mencapai 15 hektar. Konsep yang diberikan dengan memanfaatkan lahan yang seluas itu
sangat menarik dan unik. Pengunjung diajak untuk menjelajah dan menikmati panorama

3
perjalanan waktu Bangsa Indonesia. Dimulai dari masa prasejarah dengan suasana alam
megalitik, lalu melintasi masa perunggu, pengunjung memasuki kawasan Masa Kerajaan
yang terkenal dengan salah satu mahakaryanya berupa replika Candi Borobudur. Kemudian
pengunjung memasuki area tradisional ala rumah adat dari beberapa pulau di Indonesia.
Selain itu para wisatawan dapat melihat kemegahan patung presiden Soekarno Hatta yang
menjadi tonggak sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.
Meningkatnya kunjungan wisatawan baik itu domestik maupun mancanegara
dirasakan oleh daya tarik wisata edukasi Taman Nusa setiap tahunnya. Kunjungan wisatawan
yang berwisata di DTW Taman Nusa sebelum pandemi Covid-19 rata-rata mencapai 3.000 -
5.000 orang (kompas.com). Tetapi setelah adanya pandemi dan masa new normal hanya ada
tiga sampai lima orang pengunjung bahkan tidak ada kunjungan wisatawan sama sekali
dalam satu hari tersebut. Disamping itu lebih dari puluhan karyawan Taman Nusa yang
berhenti bekerja akibat dari pandemi dan sepinya kunjungan wisatawan. Lebih dari 60
bangunan rumah tradisional yang ada di Taman Nusa mengalami permasalahan yang harus
segera direkonstruksi. Hal ini mengingat tempat wisata ini memiliki potensi yang menarik
dan cukup bagus apabila dikaitkan dengan wisata budaya dan edukasi bagi para wisatawan.
Berbagai infrastruktur bangunan seperti ruang pameran, konferensi, dan gedung lain
mengalami kerusakan karena pondasi bangunan yang kurang terawat. Hal ini terjadi karena
tidak adanya kunjungan wisatawan selama pandemi dan tidak ada pendapatan dari tempat
wisata tersebut hal ini tentu menimbulkan implikasi yang cukup serius pada daya tarik wisata
edukasi Taman Nusa. Padahal tempat wisata edukasi budaya ini merupakan wisata buatan
yang mampu menarik para wisatawan asing maupun domestik melalui keunikan adat
istiadatnya, sejarah, rumah tradisional dari berbagai indonesia yang dapat memperkenalkan
kebudayaan serta memberi pengalaman edukasi baru bagi para wisatawan dalam
menyaksikan keberagaman indonesia.
Membangun destinasi wisata dengan berpusat pada edukasi, rekreasi, pelestarian
lingkungan secara bersamaan memang tidak mudah. Memerlukan kesadaran bersama dalam
usaha membangkitkannya, akan tetapi jika haya mengandalkan kunjungan wisatawan hanya
pada fakor rekreasi semata, dalam fase-fase sulit seperti sekarang, juga tidak dapat
dipergunakan untuk menjamin kelangsungan pariwisata akan bertahan lama. Taman Nusa
Gianyar memberikan daya tarik wisata edukasi yang berlandaskan pada pelestarian seni dan
budaya yang ada di seluruh Indonesia yang dapat dinikmati oleh para wisatawan. Namun,
haal ini juga menjadi faktor dimana perlunya pengembangan daya tarik wisata secara
keberlangsungan demi tetap terjaganya tempat wisata tersebut.

4
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai
pengembangan yang harus dilakukan di Taman Nusa Gianyar dalam upaya peningkatan
kunjungan wisatawan, maka penulis mengambil judul “PENGEMBANGAN DAYA TARIK
WISATA EDUKASI TAMAN NUSA DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka di dalam penelitian ini, terdapat
beberapa rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Potensi apa sajakah yang terdapat di Daya Tarik Wisata Taman Nusa Gianyar?
2. Apa saja kendala yang dihadapi Daya Tarik Wisata Taman Nusa Gianyar?
3. Bagaimana upaya pengembangan Daya Tarik Wisata Edukasi Taman Nusa dalam
meningkatkan kunjungan wisatawan?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ilmiah akan memiliki tujuan. Adapun tujuan dalam penelitian ini, dibagi
menjadi dua, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut pemaparannya.
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum diadakan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran informasi
mengenai pengembangan daya tarik wisata edukasi Taman Nusa dalam meningkatkan
kunjungan wisatawan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus di dalam penelitian ini adalah untuk menggali dan mengetahui hal-hal
sebagai berikut.
1. Untuk mengkaji dan mengetahui potensi yang terdapat di Daya Tarik Wisata Taman
Nusa Gianyar
2. Untuk mengkaji dan mengetahui kendala yang dihadapi Daya Tarik Wisata Taman
Nusa Gianyar
3. Untuk mengkaji dan mengetahui upaya pengembangan Daya Tarik Wisata Edukasi
Taman Nusa Gianyar dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.

1.4 Manfaat Penelitian

5
Adapun manfaat yang didapatkan dari dilakukannya penelitian ini terdiri dari 2 (dua) manfaat
yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai
pedoman tertulis bagi setiap lembaga baik formal, informal dan perorangan dalam upaya
pengembangan wisata edukasi Taman Nusa Gianyar. Secara teoritis dapat berguna
sebagai kajian pustaka dalam penelitian pariwisata pada penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan serta pengetahuan di bidang pengembangan pariwisata
khususnya mengenai wisata edukasi yang nantinya dapat dapat melatih untuk berpikir
kritis dalam menghadapi suatu permasalahan untuk memahami dan mengembangkan
ilmu pengetahuan berdasarkan teori - teori yang telah ada.
b. Bagi Destinasi Wisata dan Pemerintah
Diharapkan menjadi sumber informasi atau masukan baik bagi destinasi wisata
ataupun instansi pemerintah terkait upaya pengembangan destinasi wisata Taman
Nusa terhadap kunjungan wisatawan.
c. Bagi Akademik
Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa atau
pihak lainnya sebagai media referensi dalam penelitiannya.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN KONSEP, TEORI
DAN MODEL PENELITIAN

2.1 KAJIAN PUSTAKA


Penelitian ilmiah mengenai wisata edukasi ini, merupakan sebuah penelitian dengan
kajian pustaka. Sebab dalam peneltiian ilmiah, kajian pustaka merupakan sebuah hal yang
wajib sebagai komparasi, antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan
oleh penulis. Serta kajian pustaka tersebut, menjadikan penelitian yang dilaksanakan
sekarang terlihat memiliki keunggulan dalam konteks kajian ilmiahnya. Berikut adalah kajian
pustaka yang dipergunakan di dalam penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Helln Angga Devi (2017), dengan judul
“Pengembangan Objek Daya Tarik Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata di
Kabupaten Karanganyar”. Hasil dari penelitian ini terkait pengembangan yang dilakukan di
objek wisata air terjun jumog adalah telah semakin meningkatkan kualitas pengelolaan dan
pelayanan objek wisatayang ditandai dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di
objek wisata Air Terjun Jumog.
Perkembangan yang terjadi di daya tarik wisata Air Terjun Pumog juga dibarengi
dengan habitus masyarakat yang terlihat dari keikutsetaan mereka menjadi pelaku wisata
dengan berjualan makanan didalam kawasan wisata, mengelola lahan parkir hingga menjadi
karyawan di destinasi wisata dengan memanfaatkan modal ekonomi, sosial, budaya serta
simbolik yang dimiliki. Peneliti ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan
sumber data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi terkait.
Kelebihan wisata yang dimiliki dalam penelitian ini adalah kelestarian alam yang
masih sangat terjaga serta semangat masyarakat untuk terlibat dalam bertarung dan berjuang
dalam ranah mereka untuk kemudian menghasilkan praktik-praktik yang dapat mendukung
kegiatan pengembangan wisata sekaligus meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup
masyarakat lokal.
Adapun kekurangan wisata dalam penelitian ini adalah kurangnya sumber daya
manusia yang berkompeten dalam bidang pariwisata sehingga pengembangan yang dilakukan
juga belum maksimal baik dari kurangnya promosi yang dilakukan maupun inovasi yang
akan di kembangkan. Adapun letak perbedaan penelitian ini dengan peneliti terletak pada
pengembangan wisata alam dan wisata edukasi.

7
Sugiyarto (2018) penelitian dengan judul “Pengembangan Pariwisata Berbasis
Budaya dan Kearifan Lokal” pada Universitas Diponegoro. Dipergunakannya penelitian ini
sebagai kajian pustaka, karena memiliki kajian mengenai wisata budaya dan kearifan lokal
yang memberikan peran penting bagi perkembangan budaya Indonesia. Dengan adanya suatu
obyek wisata maka dapat memperkenalkan keragaman budaya yang dimiliki suatu negara
seperti kesenian tradisional, upacara agama atau adat yang menarik perhatian para wisatawan.
Penelitian ini mengkaji mengenai bentuk kearifan lokal dan budaya sebagai landasan
pariwisata di Indonesia. Sebab pariwisata tidak akan berkembang apabila tidak adanya
budaya atau masyarakat lokal yang menjadi keunikan dari pariwisata budaya tersebut.
Kearifan lokal menjadi suatu ciri khas dari masing – masing daerah yang berpotensi untuk
mendukung pengembangan suatu daya tarik wisata.
Kajian ini membahas mengenai pengembangan pariwisata berbasis budaya dan
kearifan lokal di Jawa Tengah. Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Jawa yang sarat
akan budaya dan peninggalan sejarah yang unik dan memiliki potensi yang cukup besar
sebagai destinasi wisata budaya. Namun, memerlukan sebuah komitmen serta pengembangan
terhadap berbagai ancaman seperti kondisi sarana dan prasarana yang belum memadai, belum
adanya tata kelola yang baik, lemahnya kuantitas dan kualitas SDM sektor pariwisata dan
kurangnya promosi destinasi wisata.
Maka diperlukan untuk memperbaiki infrastruktur pendukung pada lokasi pariwisata
budaya perlu unuk meningkatkan kerjasama kepariwisataan budaya antar daerah. Apabila
tidak dapat mempertahankan keunikan pariwisata budaya maka tidak dapat dipungkiri
destinasi daerah tersebut akan sulit untuk berkembang.
Korelasinya terhadap penelitian yang penulis laksanakan adalah, bahwa dalam
penelitian di atas, kajian mengenai usaha pengembangan pariwisata di bahas hingga
mencapai pada pengembangan ruang kawasan wisata, kendala dan upaya yang dapat
diberikan. Hal serupa juga sedang penulis kerjakan di dalam penelitian ini, sebab dalam
keajian yang penulis laksanakan, ada usaha yang akan diteliti sebagai bagian pengembangan
wisata budaya dan edukasi yang secara esensi memiliki kesamaan.
Perbedaan yang terdapat di dalam penelitian di atas dengan penelitian yang penulis
lakukan adalah, penelitian di atas meneliti daerah di Jawa Tengah di kabupaten Demak,
Kudus dan Jepara. Sedangkan peneliti mengkaji di Taman Nusa di Gianyar. Maka objek
penelitian sudah berbeda. Perbedaan selanjutnya adalah penelitian di atas mengkaji mengenai
komparansi model berdasarkan SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threats dalam
analisis pariwisata berbasis budaya. Sedangkan penelitian yang penulis kaji, adalah mengenai

8
pengembangan daya tarik wisata Taman Nusa. Hal ini merupakan konteks yang berbeda. Erta
peneliti dapat menyatakan bahwa penelitian yang penulis lakukan sekaran lebih komperhensif
karena mengkaji daya tarik wisata Taman Nusa yang secara akademik masih belum ada yang
menganalisa.
Dinar Sukma (2019), Dalam Jurnal Pariwisata dengan Judul “Strategi Pengembangan
Daya Tarik Wisata Rumah Tradisional Masyarakat Kampung Loloan, Jembrana-Bali”,
Politeknik Internasional Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan rumah tradisional
masyarakat Kampung Loloan agar dapat menjadi daya tarik wisata yang membawa manfaat
bagi masyarakat setempat. Daya tarik wisata rumah tradisional masyarakat Kampung Loloan
memiliki kekuatan dilihat dari indikator daya tarik wisata yang unik dan khas karena berada
di Pulau Bali yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, sedangkan rumah tradisional
masyarakat Kampung Loloan kental dengan nuansa Islam dan kebudayaan Melayu.
Ada delapan strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan daya tarik wisata
rumah tradisional kampung Loloan yaitu pengembangan homestay, pembuatan paket wisata,
pembentukan organisasi pengelola, pengembangan Community Based Tourism (CBT),
pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi sadar wisata, peningkatan promosi, menjadikan
beberapa unit rumah panggung sebagai aset budaya milik pemerintah, serta sebagai
percontohan, penambahan aktivitas dan pembenahan fasilitas.
Perbedaan yang terdapat di dalam penelitian di atas dengan penelitian yang penulis
lakukan adalah, penelitian di atas meneliti daerah di Kampung Loloan, Jembrana. Sedangkan
peneliti mengkaji di Taman Nusa di Kecamatan Gianyar. Maka objek penelitian sudah
berbeda. Perbedaan selanjutnya adalah penelitian di atas mengkaji mengenai model penelitian
berdasarkan SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, and Threats dalam analisis pariwisata
berbasis budaya. Sedangkan penelitian yang penulis kaji, adalah mengenai pengembangan
daya tarik wisata Taman Nusa. Hal ini merupakan konteks yang berbeda.
Iwan Nugroho (2019) dengan judul buku “Ekowisata dan Pembangunan
Berkelanjutan”. Buku ini diterbitkan oleh Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Dipergunakannya
buku ini sebagai kajian pustaka, karena di dalam buku ini, dibahas mengenai pariwisata,
ekowisata dan sektor penunjangnya.
Buku ini menganalisa keanekaragaman budaya dan kondisi alam Indonesia yang
merupakan faktor – faktor potensial bagi ekowisata Indonesia. Buku ini menyajikan hal – hal
menyangkut pengembangan ekowisata baik dari sumber daya alam maupun manusianya. Di

9
dalamnya juga menjelaskan peran ekowisata untuk memelihara keberlanjutan budaya dan
menjanjika kesejahteraan ekonomi bagi penduduk lokal. Penduduk lokal di berbagai pelosok
wilayah nusantara, di pesisir atau di pegunungan, memiliki keberagaman budaya.
Wisata edukasi di Taman Nusa Gianyar memanfaatkan alam dan juga budaya yang
menjadi ciri khas dari tempat wisata ini. Tentunya diperlukan sebuah pengembangan dalam
faktor – faktor pendukung seperti alam yang menjadi poin dalam sektor pariwisata di Bali
selain budaya. Alam dan Budaya menjadi salah satu hal yang berkaitan dengan pariwisata
dan menjadikannya sebagai sustainable tourism.
Perbedaan mendasar dalam buku tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan
adalah, terletak pada objek kajian penelitiannya. Buku tersebut hanya membahas potensi
ekowisata dan pembangunan berkelanjutan serta kajiannya dibuat secara umum. Artinya
meliputi seluruh wilayah pariwisata yang ada di Indonesia. Sedangkan penelitian yang
penulis kerjakan ini adalah lebih spesifik ada di Taman Nusa Gianyar dan menganalisa
potensi dan pengembangan wisatanya.
Supatmana, R. (2022) dalam Jurnal Ekonomi, Manajemen Pariwisata Dan Perhotelan
dengan judul “Pengembangan Daya Tarik Wisata Alam dan Buatan Berbasis Community
Based Tourism Sebagai Destinasi Ungguluan di Kalibening Kabupaten Jepara”. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Jurnal ini menyajikan tentang permasalahan pengembangan oleh pihak Destinasi
Kalibening yang dikatakan masih belum optimal untuk dijadikan Destinasi Kalibening
sebagai Destinasi Unggulan di Kabupaten Jepara. Untuk menjadikan Kalibening sebagai
destinasi yang unggul, maka diperlukan pengembangan obyek berdasarkan faktor
penghambat pada faktor atraksi, amenitas, aksesibilitas dan community based tourism.
Korelasinya terhadap penelitian yang penulis laksanakan adalah, bahwa dalam
penelitian di atas, kajian mengenai usaha pengembangan pariwisata di bahas hingga
mencapai pada pengembangan destinasi, kendala dan upaya yang dapat diberikan. Hal serupa
juga sedang penulis kerjakan di dalam penelitian ini, sebab dalam keajian yang penulis
laksanakan, ada usaha yang akan diteliti sebagai bagian pengembangan wisata budaya dan
edukasi yang secara esensi memiliki kesamaan.
Perbedaan yang terdapat di dalam penelitian di atas dengan penelitian yang penulis
lakukan adalah, penelitian di atas meneliti daerah di Kalibening, Kabupaten Jepara.
Sedangkan peneliti mengkaji di Taman Nusa di Gianyar. Maka objek penelitian sudah
berbeda.

10
Berdasarkan kajian pustaka tersebut, maka di dalam penelitian ini, penulis dapat
menyatakan bahwa seluruh isi di dalam penelitian ini, merupakan murni hasil pemikiran
penulis. Perbandingan dalam kajian pustaka ditunjukan sebagai bukti bahwa penelitian yang
penulis lakukan, bukan sebuah tindakan plagiarisme dan seluruh kutipan akan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian akhir.

2.2 KONSEP
Konsep dalam sebuah penelitian, mengarahkan pembahasan agar tidak menyimpang
dari kerangka yang dibuat di dalam penelitian. Difinisi dan pengertian harus ditetapkan, agar
tidak menimbulkan bias pengertian yang nantinya, membuat sebuah pengertian menjadi
rancu. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa konsep, yakni,

2.2.1 Pengembangan Daya Tarik Wisata


Menurut Seels & Richey (23: 2012) pengembangan berarti proses menterjemahkan
atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fitur fisik. Pengembangan secara
khusus berarti proses menghasilkan bahanbahan pembelajaran. Sedangkan menurut Tessmer
dan Richey (56; 2001) pengembangan memusatkan perhatiannya tidak hanya pada analisis
kebutuhan, tetapi juga isu - isu luas tentang analisis awal-akhir , seperti analisis kontekstual.
Pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk berdasarkan temuan - temuan uji
lapangan.Pada hakikatnya pengembangan adalah upaya pendidikan baik formal maupun non
formal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan bertanggungjawab
dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing, mengembangkan suatu dasar
kepribadian yang seimbang, utuh, selaras, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan bakat,
keinginan serta kemampuan kemampuan, sebagai bekal atas prakarsa sendiri untuk
menambah, meningkatkan, mengembangkan diri ke arah tercapainya martabat, mutu dan
kemampuan manusiawi yang optimal serta pribadi mandiri (Iskandar Wiryokusumo, 2011).
Pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan atau
memajukan objek wisata agar objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari
segi tempat maupun benda-benda yang ada di dalamnya untuk dapat menarik minat
wisatawan untuk mengunjunginya. Pengembangan pariwisata adalah agar lebih banyak
wisatawan datang pada suatu kawasan wisata, lebih lama tinggal, dan lebih banyak
mengeluarkan uangnya di tempat wisata yang mereka kunjungi sehingga dapat menambah
devisa untuk negara bagi wisatawan asing, dan menambah pendapatan asli daerah untuk
wisatawan lokal. Disamping itu juga bertujuan untuk memperkenalkan dan memelihara

11
kebudayaan di kawasan pariwisata tersebut. Sehingga, keuntungan dan manfaatnya juga bisa
dirasakan oleh penduduk sekitar khususnya. Pengembangan pariwisata sebagai suatu industri
secara ideal harus berlandaskan pada empat prinsip dasar, sebagaimana dikemukakan (Sobari
dalam Anindita, 2015), yaitu :
1. Kelangsungan ekologi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus menjamin terciptanya
pemeliharaan dan proteksi terhadap sumberdaya alam yang menjadi daya tarik pariwisata,
seperti lingkungan laut, hutan, pantai, danau, dan sungai.
2. Kelangsungan kehidupan sosial dan budaya, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus
mampu meningkatkan peran masyarakat dalam pengawasan tata kehidupan melalui sistem
nilai yang dianut masyarakat setempat sebagai identitas masyarakat tersebut.
3. Kelangsungan ekonomi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus dapat menciptakan
kesempatan kerja bagi semua pihak untuk terlibat dalam aktivitas ekonomi melalui suatu
sistem ekonomi yang sehat dan kompetitif.
4. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat melalui pemberian
kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam pengembangan pariwisata. Dengan
demikian, pengembangan pariwisata (yang berkelanjutan) perlu didukung dengan
perencanaan yang matang dan harus mencerminkan tiga dimensi kepentingan, yaitu industri
pariwisata, daya dukung lingkungan (sumber daya alam), dan masyarakat setempat dengan
sasaran untuk peningkatan kualitas hidup.

2.2.2 Wisata Edukasi


Wisata edukasi adalah konsep berwisata yang memiliki fokus pada pembelajaran dan
pengalaman dalam kegiatan yang di lakukan (Rithcie, 2003). Wisata edukasi memiliki dua
sudut pandang yatitu faktor permintaan berdasarkan sudut pandang dari wisatawan seperti
yang termasuk dalam dampak personal wisatawan setelah melakukan perjalanan wisata dan
juga faktor hubungan timbal balik dalam suatu perjalanan wisata yang di lakukan. Rodger
(1998) menjelaskan wisata edukasi adalah berwisata khususnya pada kawasan wisata dengan
salah satu tujuannya mendapatkan pengalaman dan edukasi di suatu tempat tertentu yang di
kunjungi.
Disisi lain edukasi juga dapat dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan nilai
pelestarian pada kawasan yang memiliki nilai historis, dampak dari adanya edukasi dapat
menumbuhkan tingkat kesadaran bahkan tingkat keinginan untuk menjadikan sesuatu yang
dirasa kurang baik menjadi lebih baik. Edukasi dalam upaya pelestarian di perlukan interaksi
dengan lingkungan, hal ini dapat menumbuhkan perubahan sikap, dan meningkatkan motivasi

12
untuk menjaga pelestarian lingkungan (Darwis, 2016). Berdasarkan sudut pandang di atas
wisata edukasi dalam buku Managing Educational Tourism (Rithcie, 2003)
Wisata edukasi adalah suatu aktivitas pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan yang
mengambil liburan sehari dan mereka melakukan perjalanan untuk pendidikan dan
pembelajaran sebagai tujuan utama atau tujuan yang kedua (Prasetyo et al., 2021). Wisata
edukasi adalah suatu program dimana peserta kegiatan wisata melakukan perjalanan wisata
pada suatu tempat tertentu dalam suatu kelompok dengan tujuan utama mendapatkan
pengalaman belajar secara langsung terkait dengan lokasi yang dikunjungi (Saeroji, 2022).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan sebagai perjalanan ke
suatu tempat untuk memperoleh pengalaman belajar yang membangun karakter,pikiran,atau
kemampuan terkait dengan objek wisata dan kegitan wisata dilaksanakan bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan dan kreativitas (Pradipta, 2018).

2.2.3 Taman Nusa


PT Taman Nusa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata budaya.
Taman Nusa merupakan taman wisata budaya yang memberikan pengetahuan menyeluruh
tentang budaya dari berbagai etnis Indonesia dalam suasana alam pulau Bali. Misi Taman
Nusa adalah untuk menjadikan taman budaya sebagai sarana pelestarian, rekreasi dan
pengetahuan bagi para pengujung baik lokal maupun mancanegara untuk lebih memahami
budaya Indonesia dengan cara menarik dan interaktif.
Taman Nusa memiliki keunggulan sebagai sebuah tempat wisata edukasi dan budaya
Berikut adalah keunggulannya
1. Taman Nusa memiliki berbagai atraksi wisata yang mana pengunjung dapat
menikmati keindahan alam dan budaya Indonesia mulai dari jaman prasejarah, masa
perunggu, masa kerajaan (replika Candi Borobudur), kampung budaya yakni rumah
adat tradisional lebih dari 60 rumah tradisional. Dilanjutkan dengan Indonesia Awal
yang mana wisatawan akan melihat kemegahan dari patung Mahapatih Gajah Mada,
Candi Trowulan dan Gapura Sumpah Pemuda. Kemudian wisatawan akan melihat
keberadaan Indonesia Merdeka yang mana terdapat patung Proklamator Bapak
Soekarno dan Bung Hatta serta teks Proklamasi Indonesia Merdeka. Dengan ini para
wisatawan berkesempatan untuk mengenal berbagai etnis, budaya, kerajinan serta
kesenian Indonesia selama setengah hari.
2. Taman Nusa terletak sangat strategis dari jantung Kota Gianyar, yakni bagian timur
gianyar tepatnya di jalan Taman Bali, Sidan, Gianyar. Akses menuju wisata yang

13
mudah dan pemandangan hamparan sawah hijau disepanjang jalan menjadi salah satu
nilai tambah bagi wisata ini. Wisatawan dapat menikmati view alam yang indah di
Taman Nusa berupa tebing, terasiring sawah dan sungai Melangit
3. Taman Nusa memiliki harga yang terjangkau dan sangat cocok untuk liburan bersama
keluarga dengan pengalaman edukasi dan wisata budaya. Berbagai kalangan
wisatawan dapat dengan mudah menikmati wisata ini. Pengunjung diundang untuk
melihat berbagai kerajinan tradisional oleh seniman daerah, dan ikut serta dalam
tarian dan musik tradisional, seperti Kolintang dari Sulawesi Utara dan Angklung dari
Jawa Barat.
4. Taman Nusa memiliki fasilitas berupa parkir yang luas, toilet, restoran serta tempat
oleh – oleh khas Bali. Di Taman Nusa juga tersedia tempat pertemuan, koferensi dan
pameran serta teater modern.

2.2.4 Wisatawan
Menurut Pitana & Diarta (2009), kata wisatawan (tourist) merujuk pada orang. Secara
umum wisatawan menjadi subset atau bagian dari traveler atau visitor untuk dapat disebut
wisatawan.
Berdasarkan Undang-Undang RI NO. 10 Tahun 2009, disebutkan bahwa wisatawan
adalah orang yang melakukan perjalanan wisata. Sedangkan wisatawan menurut Yoeti (1996)
adalah pengunjung yang tinggal untuk sementara waktu disuatu tempat minimal 24 jam di
Kota atau Negara yang dikunjunginya dengan motivasi perjalanan hanya untuk liburan,
bersenang-senang, kesehatan, studi, keagamaan, olahraga, kunjungan keluarga, konferensi
dan misi tertentu.
Menurut Sugiama (2011), Wisatawan adalah individu atau kelompok yang melakukan
perjalanan wisata untuk maksud untuk beristirahat, berbisnis, berobat atau melakukan
kunjungan keagamaan dan untuk perjalanan studi. Dengan melakukan perjalanannya dan
meninggalkan tempat tinggalnya dalam waktu sementara, maka ia bisa dikatakan sebagai
wisatawan. Selain itu dalam melakukan wisata, seorang wisatawan memiliki makksud dan
tujuan seperti berisirahat, berbisnis dana tau lainnya dalam tujuan wisatanya. Batasan pada
wisatawan sangat penting dilakukan, untuk dapat melihat sifat perjalanan dan ruang lingkup
dimana perjalanan wisata itu dilakukan.
Wisatawan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam atau jenis wisatawan Yoeti (1996),
yaitu:

14
1. Wisatawan Mancanegara adalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang
datang ke dalam suatu Negara lain yang bukan merupakan Negara yang biasanya ditempati.
2. Wisatawan Nusantara adalah warga Negara yang melakukan perjalanan wisata dalam
cakupan wilayah dalam negaranya tanpa melewati batas negaranya.

2.3 Teori
Penelitian memerlukan teori sebagai pisau bedah, untuk membedah sebuah
permasalahan. Dalam penelitian ini, mempergunakan beberapa teori. Adapun teori yang
dipergunakan adalah sebagai berikut.

2.3.1 Teori Pengembangan Daya Tarik Wisata


Menurut Paturusi (2001) mengungkapkan bahwa pengembangan adalah suatu strategi
yang di pergunakan untuk memajukan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi
kepariwisataan suatu obyek dan daya tarik wisata sehingga dapat di kunjungi wisatawan serta
mampu bagi pemerintah. Disamping itu perkembangan pariwisata bertujuan untuk
memberikan keuntungan bagi wisatawan ataupun komunitas tuan rumah.
Pengembangan merupakan suatu bagian manajemen yang menitik beratkan pada
implementasi potensi yang harus dilaksanakan dengan rentan waktu dan langkah sistematis
yang dapat mengarah pada visi serta tujuan dan sasaran dari rencana tersebut. Secara umum
pengembangan daya tarik wisata diartikan sebagai usaha mendorong perubahan
kepariwisataan dengan tujuan memperoleh keuntungan dan manfaat yang lebih baik.
GBHN 1998, menyatakan bahwa pengembangan objek wisata ditujukan untuk
mendayagunakan sumber dan potensi kepariwisataan menjadi kegiatan ekonomi yang dapat
diandalkan untuk penerimaan devisa, memperluas dan meratakan kesempatan kerja
masyarakat setempat, membangun daerah, memperkenalkan alam dan budaya bangsa.
Dalam literature kepariwisataan luar negeri objek wisata dikenal dengan “ Tourism
attraction” yang segala sesuatu menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu
daerah. Untuk itu di suatu daerah wisata harus menyajikan atau membangun beberapa objek
daya tarik atau atraksi wisata yang menarik supaya wisatawan selalu berminat untuk
mengunjungi wisata tersebut dan itu akan meningkatkan citra wisata yang baik. Namun tidak
hanya objek daya tarik dan atraksi wisata yang menarik saja, melainkan harus juga
mengembangkan produk - produk baru yang sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui
riset dan analisis pasar.

15
Dalam kepariwisataan, pengembangan produk baru perlu menjadi pemikiran para ahli
pariwisata, khususnya para pengelola yang langsung mengenai sektor kepariwisataan
tersebut. Pengembangan pariwisata menjadi pilihan penting bagi suatu daerah atau negara
disebabkan karena memiliki efek bagi banyak sektor yang menimbulkan dari kegiatan
pariwisata tersebut berupa pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat dan mampu
meningkatkan kunjungan wisatawan bagi pariwisata itu sendiri. Dikemukaan oleh Marpuang
bahwa pariwisata tidak lepas dari adanya potensi atau daya tarik dan fasilitas yang disediakan
sehingga pariwisata terus bisa dikembangkan.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pariwisata adalah
sebagai berikut:
a. Konsep Pengembangan Pariwisata
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara,
perbuatan mengembangkan. Menurut Poerwa Darminta pengembangan adalah suatu proses
atau cara menjadikan sesuatu menjadi maju, baik, sempurna dan berguna. Pengembangan
dalam penelitian ini diartikan sebagai proses atau perubahan pengembangan dari belum ada,
dari sudah ada, menjadi lebih baik dan dari yang sudah baik menjadi lebih baik dan
seterusnya.
Tahapan pengembangan merupakan tahapan siklus evolusi yang terjadi dalam
pengembangan pariwisata, sejak suatu destinasi wisata baru ditemukan, kemudian
berkembang. Pengembangan pariwisata bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi
wisatawan maupun pelaku wisata (masyarakat), dengan adanya pembangunan pariwisata
diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui keuntungan ekonomi yang
dibawa ke kawasan tersebut. Dengan kata lain pengembangan pariwisata melalui penyediaan
fasilitas infrastruktur, wisatawan dan masyarakat setempat saling diuntungkan.
Adapun unsur-unsur pariwisata yang mutlak sangat menentukan dalam
pengembangan pariwisata adalah sebagai berikut:
1) Daya Tarik Wisata (Attraction) Setiap destinasi pariwisata memiliki daya tarik yang
berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki, ada beberapa jenis daya
tarik wisata yang biasanya di tampilkan di destinasi pariwisata diantaranya:
a) Daya Tarik Wisata Alam (Natural Tourist Atrattion) merupakan segala bentuk daya tarik
yang dimiliki oleh alam, mislanya: laut, pantai, gunung, danau, lembah, bukit, air terjun,
sungai, hutan, dan persawahan.
b) Daya Tarik Wisata Buatan (Man-Made Tourist Atrattion) merupakan segala bentuk daya
tarik yang dihasilkan oleh manusia seperti bangunan, musium, seni lukis, dan ukir.

16
c) Daya Tarik Wisata Budaya (Culture Tourist Attracttion) merupakan segala bentuk daya
tarik wisata berupa budaya yang ada di daerah seperti peninggalan nenek moyang, benda-
benda kuno, adat dan tradisi masyarakat.
1) Atraction atau atraksi adalah produk utama sebuah destinasi. Atraksi yang
berkaitan dengan something to see and something to buy. Sesuatu yang dapat dilihat dan
dapat di beli oleh wisatawan di destinasi tersebut. Atraksi dapat berupa keindahan, keunikan,
budaya, peninggalan bangunan bersejarah serta sarana permainan dan hiburan
2) Fasilitas (Amenities)
Amenities adalah segala bentuk fasilitas pendukung yang bisa memenuhi kebutuhan
wisatawan selama berada di tujuan wisata. Amenitas berkaitan dengan ketersediaan sarana
akomodasi untuk menginap serta restoran atau tempat peyediaan makan dan minum. Selain
itu dibutuhkan juga fasilitas penunjang seperti toilet umum, rest area, tempat parkir,
kesehatan, sarana ibadah dan lain sebagainya. Secara umum fasilitas ini adalah segala bentuk
penunjang untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dari sejak keberangkatan hingga kembali
ke tempat semula.
Tentu saja fasilitas-fasilitas tersebut juga perlu melihat dan mengkaji situasi dan
kondisi dari destinasi sendiri atau kebutuhan wisatawan. Tidak semua amenitas harus
berdekatan dan berada di daerah utaman destinasi. Destinasi alam dan peninggalan sejarah
sebaiknya agak berjauhan dari amenitas yang bersifat komersil, seperti hotel, restoran dan
rest area.
3) Aksesibilitas (Accesibility)
Dalam suatu perjalanan wisata, terdapat pula faktor yang tidak kalah pentingnya
dalam mempengaruhi kepuasan wisatawan, yaitu faktor aksesibilitas yang berarti kemudahan
yang tersedia untuk mencapai destinasi wisata, yang terkadang diabaikan oleh wisatawan
dalam merencanakan perjalanan wisata, sehingga secara umum dapat mempengaruhi budget
perjalanan mereka tersebut. Accesibility adalah sarana dan infrastruktur untuk menuju
destinasi.
Akses jalan raya, seperti sarana transfortasi, rambu - rambu penunjuk jalan
merupakan aspek penting bagi sebuah destinasi. Indonesia mempunya keindahan alam dan
budaya yang layak untuk dijual kepada wisatawan, tetapi tidak semua mempunyai
aksesibilitas yang baik, sehingga ketika diperkenalkan dan dijual, tak banyak wisatawan yang
tertarik untuk mengunjunginya. Perlu juga di perhatikan bahwa akses jalan yang baik saja
tidak cukup tanpa diiringi dengan ketersediaan sarana transfortasi. Transfortasi di bedakan
menjadi tiga, yaitu: transfortasi darat, transfortasi laut dan transfortasi udara. Sehingga harus

17
disediakan aksesibilitas yang memadai seperti bandara, pelabuhan dan jalan raya sehingga
daerah tersebut mudah dikunjungi oleh wisatawan.
4). Pelayanan Tambahan/Keramah Tamahan (Ancilliary)
Ancilliary berkaitan dengan ketersediaan sebuah organisasi atau orang-orang yang
mengurusi destinasi tersebut. Ini menjadi penting karena walaupun sebuah destinasi sudah
memiliki atraksi,fasilitas maupun akses tapi jika tidak ada yang mengatur maka kedepannya
akan terbengkalai. Organisasi sebuah destinasi akan melakukan tugasnya seperti sebuah
perusahaan. Mengelola destinasi sehingga bisa memberikan keuntungan kepada pihak terkait
seperti pemerintah, masyarakat sekitar, wisatawan, lingkungan dan para stakeholder lainnya.
Dengan demikian aspek hospitality keramah tamahan ini adalah sangat penting yang
memeberikan kesan dan kenangan kepuasan bagi wisatawan dan dapat menciptakan citra
positif sebagai pengembangan pemasaran. Jadi, dengan segala unsur di atas mulai dari daya
tarik wisata hingga dengan pelayanan merupakan hal terpenting yang harus dimiliki oleh
sebuah destinasi wisata dan menjadi potensi yang dimilik oleh suatu daerah sehingga dapat
menumbuhkan rasa keingintahuan wisatawan baik domestik maupun wisatawan mancanegara
untuk berkunjung dan menikmatinnya. Dengan begitu pengembangan dan kemajuan
pariwisata tersebut akan terus dapat dirasakan dan dinikmati oleh wisatawan dan pelaku
wisata.

b. Model Pengembangan Pariwisata


Soekartawi, dkk menyebutkan bahwa model adalah suatu abstraksi dari sebuah
realitas yang mampu menemukan berbagai variable penting. Dengan demikian, dalam
pembuatan sebuah model pengembangan pariwisata, diharapkan dapat bercermin dari
berbagai bentuk pengembangan pariwisata yang ada di indonesia. Berikut adalah model
pengembangan pariwisata antara lain:
1). Model Community Based Tourism (CBT), merupakan suatu model pembangunan dan
pengembangan pariwisata yang memberikan peluang sebesar-besarnya kepada masyarakat
untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata. Pariwisata berbasis
masyarakat adalah pengembangan pariwisata dengan tingkat keterlibatan masyarakat
setempat yang tinggi dan dapat dipertanggung jawabkan dari aspek sosial dan lingkungan
hidup.
2). Model Green Tourism, merupakan model yang paling ideal bagi sebuah berkelanjutan
pengembangan pariwisata dalam menciptakan tatanan ekonomi baru. Konsep model green
tourism merupakan bentuk pengembangan pariwisata yang memiliki tampilan terbaik

18
dalammemupuk pengalaman belajar dan apresiasi secara berkelanjutan untuk mengelola dan
meningkatkan kelestarian lingkungan alam, budaya, sosial, sumber daya destinasi dan
mempromosikan objek wisata yang berkualitas.
3). Model Petahelix, merupakan referensi dalam mengembangkan sinergi antara instansi yang
terkait untuk mendukung seoptimal mungkin sehingga mencapai tujuan dan sasaran

c. Aspek Pengembangan Pariwisata


Pengembangan suatu destinasi pariwisata harus memenuhi tiga kriteria agar objek destinasi
wisata tersebut dapat dimintai pengunjung, diantaranya:
1). Something to see adalah objek wisata tersebut harus mempunyai sesuatu yang bisa
dilihatatau di jadikan tontonan oleh pengunjung wisata. Dengan kata lain objek tersebut harus
mempunyai daya tarik khusus uang mampu untuk menyedot minat dan daya tarik dari
wisatawan untuk berkunjung di objek tersebut.
2). Something to do adalah agar wisatawan yang melakukan pariwisata disana bisa
melakukan sesuatu yang berguna atau bermanfaat untuk memberikan perasaan senang,
bahagia, relax yang berupa fasilitas-fasilitas rekreasi baik itu arena beraktivitas bermain
ataupun tersedianya berbagai tempat makan, terutama makanan khas lokal dari tempat
tersebut sehingga mampu memberikan pengalaman baru serta membuat wisatawan lebih
betah untuk tinggal dan menikmati.
3). Something to buy adalah fasilitas untuk wisatawan dapat berbelanja yang berupa souvenir,
produk kemasan yang pada umumnya adalah merupakan ciri khas atau icon dari daerah
tersebut, sehingga bisa di jadikan sebagai oleh-oleh. Dalam pengembangan pariwisata perlu
di tingkatkan langkah-langkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan
tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Kedua hal tersebut hendaknya
saling terkait sehingga pengembangan tersebut menjadi realistis dan proporsional.
Pengembangan daya tarik destinasi pariwisata sepenuhnya terbentuk karena adanya
otoritas regional yang memiliki ide kreatif, dengan pengelolaan manajemen destinasi alam,
lingkungan dan budaya, dukungan aktif dari komunitas masyarakat lokal, peserta industri
perusahaan yang terkait langsung dan terakhir respon positif wisatawan yang datang terus
menerus menjadi pelanggan loyal sangat menentukan keberadaan destinasi yang
bersangkutan. Pariwisata lebih cepat berkembang apabila ketiga komponen pemerhati
pariwisata (stakeholder) yang ada ( masyarakat, pemerintah dan peran swasta) saling dapat
bekerja sama dan mendukung konsep dan program pengembangan pariwisata yang
berkesinambungan (sustainable tourism).

19
2.4 Model Penelitian
Model penelitian merupakan kerangka berpikir di dalam sebuah penelitian. Model
penelitian dibuat untuk mempermudah dalam memahami jalur penelitian. Maka model
penelitian ini, juga merupakan jalan untuk memahami kerangka dan jalur dari penelitian
skripsi ini. Berikut adalah model penelitian.

Taman Nusa

Wisata Edukasi

Potensi yang terdapat di Kendala yang dihadapi Upaya pengembangan


Taman Nusa Gianyar Daya Tarik Wisata Taman wisata edukasi di Taman
Nusa Gianyar Nusa Gianyar

Temuan

Gambar 2.1
Model Penelitian
Keterangan :

= Hubungan searah

= Hubungan dua arah

Penjelasan:

Taman Nusa. Taman Nusa merupakan tempat wisata edukasi yang memiliki potensi
baik itu dari budaya dan atraksi seni, serta program yang dijalankan untuk memajukan wisata
tersebut. Kemudian untuk meningkatkan kunjungan wisatawan pada Taman Nusa, maka
diperlukan pengembangan berbagai potensinya sebagai destinasi wisata. Dari sana kemudian
menghasilkan tempat wisata edukasi budaya yang memberi dampak positif terhadap
penghasilan warga lokal.

20
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian dalam sebuah penelitian ilmiah, diperlukan sebagai langkah ilmiah
untuk melaksanakan penelitian. Setiap penelitian akan memiliki perbedaan metode yang
dipergunakan, tergantung dari jenis penelitiannya. Berikut akan dijabarkan mengenai metode
penelitian ini.

3.1 Lokasi Penelitian


Pertimbangan penentuan lokasi penelitian adalah untuk mengetahui keterbatasan
geografis dan praktis seperti waktu, biaya, dan tenaga (Hadari,2001: 86). Lokasi penelitian
merupakan tempat dimana penelitian ini dilaksanakan, agar lebih spesifik dan tidak membisa
kemana-mana.
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nusa, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar,
Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Taman Nusa merupakan sebuah tempat wisata yang
menawarkan wisata alam dan budaya yang masuk dalam kategori wisata edukasi. Tempat
wisata edukasi di Taman Nusa ini, merupakan sebuah tempat yang dipergunakan untuk
berlibur bagi para wisatawan yang menyukai tentang ilmu kebudayaan Indonesia belajar
mengenai seni tradisi dan sejarah Indonesia.

3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu
penelitian yang menggunakan data dan keterangan yang dapat mendeskripsikan fenomena
dan realita peristiwa yang berhubungan dengan penelitian Moleong (2004:6) menyatakan
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermanfaat untuk memahami fenomena tentang
apa yang diamati oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan
lain-lain. data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan yang berupa sumber
bacaan atau tertulis.
Ditinjau dari pelaksanaan penelitian, menurut tempatnya, sebagaimana dijelaskan
Kartono (1996: 29) bahwa penelitian merupakan penelitian lapangan (field research). Taman
Nusa merupakan tempat wisata edukasi yang secara umum diketahui sebagai wisata budaya
pula. Maka penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Penelitian lapangan, juga sesuai
dengan jenis data yang didapatkan.

21
Penelitian yang dijabarkan dalam angka dan grafik, masuk dalam kategori penelitian
kuantitatif. Sedangkan untuk penelitian yang datanya berupa penjabaran, pendapat,
penggalian informasi sedalam-dalamnya hingga penjelasan seluas-luasnya, merupakan
penelitian kualitatif. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian di bawah ini merupakan jenis
penelitian kualitatif.

3.3 Jenis dan Sumber Data


3.3.1 Jenis Data
Menurut Moleong (2007: 157), terdapat dua jenis data, data kualitatif dan data
kuantitatif. Data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini
jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto, dan statistik.

3.3.2 Sumber Data


Penelitian ini akan dikumpulkan dua jenis data yakni data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber aslinya, dan data sekunder
adalah data yang bersumber dari sumber pendukung yang masih terkait dengan masalah
penelitian. Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari
mana data diperoleh (Hadi, 1987: 107). Maka dapat dinyatakamn bahwa data primer tersebut
bersumber langsung dari pengembangan Taman Nusa. Sedangkan data sekundernya datang
dari literatur pendukung yang terkait dengan wisata edukasi dan budaya.
Sebuah penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan
datanya, maka sumber data disebut informan yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila penelitian
penggunakan metode observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses
sesuatu. Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi
sumber data. Jadi kaitanya dengan penelitian ini yang tergolong data primer adalah informasi
yang diperoleh secara langsung dari lokasi penelitian berupa data yang diambil dari pengelola
Taman Nusa dan karyawan di Taman Nusa. Sumber data sekunder, adalah datang dari
literatur dan dokumen pendukung.

3.4 Instrumen Penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data,
analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Peneliti

22
kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis
data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.
Dalam mengumpulkan data peneliti di bantu teman sejawat sebagai dokumentasi akan
kegiatan yang berlangsung di dalam penelitian. Untuk memperoleh data/pengumpulan,
peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumen.
Dalam proses pengumpulan data yang dilakukan dengan observasi dan wawancara, peneliti
bertindak sebagai pengamat partisipan pasif. Maka untuk itu peneliti harus bersikap sebaik
mungkin, hati-hati dan sungguh-sungguh dalam menjaring data sesuai dengan kenyataan di
lapangan sehingga data yang terkumpul benar-benar relevan dan terjamin keabsahannya.
Adapun instrumen-instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Key instrumen; peneliti sendirilah yang berperan sebagai alat utama dalam penelitian.
2. Instrumen lainnya
a) Pedoman wawancara;
b) Alat perekam wawancara;
c) Alat pengambilan gambar (kamera foto dan video).

3.5 Teknik Penentuan Informan


Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Cara ini dilakukan dengan pertama kali menentukan para informan yang dijadikan
narasumber. Dalam menentukan informan berdasarkan kriteria yang diterapkan peneliti,
seperti: (1) orang tersebut merupakan pengelola dari Taman Nusa. (2) memiliki pengetahuan
luas tentang kondisi di Taman Nusa. (3) Orang atau karyawan di Taman Nusa yang sudah
belasan tahun. (4) bersifat terbuka untuk menyampaikan pengetahuannya, khususnya yang
berkaitan dengan penelitian.
Teknik purposive dipilih didasarkan atas pertimbangan, yakni untuk memperoleh
data yang benar-benar merepresentasikan kondisi sesungguhnya di lapangan. Dalam
menggali data dari informan, peneliti menggunakan pedoman wawancara. Bertolak dari
pedoman wawancara tersebut peneliti tidak secara mutlak memberikan pertanyaan sesuai
dengan kerangka pertanyaan dalam pedoman yang dibuat, tetapi disesuaikan dengan situasi
dalam pembicaraan. Peneliti berupaya menjaga hubungan dengan yang diwawancarai supaya
mereka tidak merasa dirinya sedang diwawancarai.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


23
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang strategis dalam penelitian, karena
tujuan utama adalah mendapat data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan
(Sugiyono, 2006). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen

3.6.1 Observasi
Menurut Hadi (1990) dalam buku Metodelogi Research menyebutkan bahwa
“Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-
fenomena yang diselidiki”. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas
kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Astrid Susanto (dalam Redana, 2006), menjelaskan ada dua cara yang dapat
dipergunakan dalam melakukan observasi di beberapa lokasi penelitian, yaitu melalui
observasi sistematik dan observasi partisipasi. Observasi sistematik dilakukan dengan
mengadakan pengamatan biasa, dengan melihat situasi dan kondisi wilayah penelitian.
Bersamaan dengan itu, diadakan pencatatan seperlunya untuk mempersiapkan instrument
penelitian yang diperlukan di lapangan. Observasi partisipasi ini dilakukan pada beberapa
lokasi penelitian untuk lebih memahami masalah-masalah yang sedang diteliti
Dalam melakukan observasi di Taman Nusa, sebelum peneliti melibatkan diri dalam
setiap aktivitas penting pada lokasi penelitian, terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap
kelompok-kelompok yang berpengaruh dalam lingkungan masyarakat itu. Tujuannya adalah
untuk memudahkan dalam melakukan pengendalian dalam observasi sehingga dapat
dihindari diversitas objek yang harus diamati.
Peneliti melibatkan diri dalam melakukan observasi, terutama dalam hubungan
dengan aktivitas yang sarat dengan keadaan Taman Nusa Gianyar dan sekaligus
mengakomodasi kepentingan-kepentingan kelompok-kelompok pada lokasi penelitian.
Observasi difokuskan pada peristiwa (aktivitas) yang diperlukan dalam penelitian ini,
terutama yang berkenaan dengan kendala Taman Nusa Gianyar.

3.6.2 Wawancara
Perspektif wawancara menurut Koentjaraningrat (1983:130) dalam penelitian
masyarakat ada dua macam yang pada dasarnya berbeda sifatnya, yaitu (1) wawancara untuk
mendapatkan keterangan dan data dari individu-individu tertentu untuk keperluan informasi;
(2) wawancara untuk mendapatkan keterangan tentang diri pribadi, pendirian atau pandangan

24
individu yang diwawancarai untuk keperluan komparatif. Berkenaan dengan fenomena
tersebut, penelitian ini menggunakan informan untuk memperoleh informasi dalam upaya
untuk mengeksplorasi hal-hal yang terkait dengan Taman Nusa yang diungkap. Karena itu
pemilihan informan hendaknya memiliki kriteria seperti: mengetahui secara luas tentang
pokok permasalahan yang ingin digali, bersifat terbuka, dan mampu untuk
mengintroduksikan peneliti kepada informan lain dalam memperoleh data lebih lanjut.
Penelitian ini menggunakan teknik wawancara tak-terstruktur sesuai dengan yang
direkomendasikan oleh sistem ilmiah, bahwa wawancara tak-terstruktur (unstructured
interview) memberikan ruang yang lebih luas dibandingkan dengan tipe-tipe wawancara yang
lain. Fontana dan Frey menyitir Malinowski yang mengemukakan bahwa wawancara tak-
terstruktur digunakan untuk memahami kompleksitas perilaku anggota masyarakat tanpa
adanya kategori apriori yang dapat membatasi kekayaan data yang dapat diperoleh. Dalam
upaya untuk mengeksplorasi data dalam penelitian ini teknik wawancara tak-terstruktur
sangat efektif dalam menggali data secara mendalam karena dilandasi oleh alasan hubungan
peneliti dengan informan agar dapat terjaga.

3.6.3 Studi Dokumen


Teknik studi dokumen merupakan cara pengumpulan data melalui peninggalan-
peninggalan tertulis berupa arsip-arsip, disamping juga menggunakan studi kepustakaan.
Arsip-arsip diperoleh dari sejumlah sumber, baik dari institusional maupun non institusional.
Studi kepustakaan berupa buku-buku, pendapat, teori-teori, dalil/hukum-hukum dan buku
pariwisata yang lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian.
Penelitian ini menggunakan studi dokumen sebagai sumber data sekunder. Sumber
dokumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dokumen berupa arsip dari berbagai
instansi, literatur, jurnal, statistik, dan referensi lainnya yang relevan. Data sekunder yang
diperoleh dari sumber-sumber dokumenter selanjutnya dianalisis sesuai dengan teknik
analisis data.

3.7 Teknik Analisis Data


Penelitian ini menggunakan analisis Data. Proses analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan sehingga
memudahkan dalam menarik simpulan. Proses analisis data deskriptif dalam penelitian ini
dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu klasifikasi, reduksi, dan interpretasi data. Secara
keseluruhan semuanya berpusat pada data yang didapatkan dari Daya Tarik Wisata Taman

25
Nusa. Klasifikasi data merupakan tahapan pengelompokan data yang diperoleh berdasarkan
teknik pengumpulan data selama menggali data di Taman Nusa. Selama pengumpulan data
dilakukan penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data. Data yang terkumpul baik dari
informan, situasi, maupun dokumen ditetapkan. Secara pasti data datang dari Taman Nusa
sebagai pengelola, karyawan dan pengunjung di daya tarik wisata Taman Nusa.
Klasifikasi data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengelompokkan data yang
terdiri atas: (1) data yang diperoleh dari hasil observasi, (2) data yang diperoleh dari hasil
wawancara, dan (3) data yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi. Perlakuan ini sangat
penting untuk memudahkan dalam pengecekan dan analisis selanjutnya. Reduksi data
menurut Miles dan Huberman (dalam Suprayogo dan Tobroni, 2001:193) merupakan proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi
data kasar, yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung terus-
menerus selama penelitian berlangsung. Sebelum data benar-benar terkumpul, antisipasi akan
adanya reduksi sudah tampak waktu penelitian memutuskan kerangka konseptual wilayah
penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang dipilih.
Peneliti melakukan reduksi data secara sekaligus selama melakukan penggalian data
di lapangan. Reduksi data dalam penelitian ini melalui proses pemilihan, pemusatan
perhatian, dan penyederhanaan data kasar yang diambil dari catatan penulis selama
melakukan pengumpulan data di lapangan. Sebenarnya reduksi tidak hanya dilaksanakan
setelah semua data diperoleh, tetapi berlangsung terus-menerus selama penelitian. Interpretasi
dilakukan selama proses penelitian mulai dari pengambilan data yang bertujuan untuk
memperoleh makna, khususnya yang berhubungan dengan aktivitas secara kualitatif
merupakan penafsiran yang menggunakan pengetahuan, ide-ide, dan konsep-konsep yang ada
pada masyarakat yang diteliti. Tentu saja yang diinterpretasikan adalah data dari Taman
Nusa dan pengunjung Taman Nusa.

3.8 Teknik Penyajian Analisis Data


Secara umum penyajian hasil penelitian yang disajikan terdiri atas dua cara, yaitu
secara informal dan secara formal. Penyajian ini didasarkan atas data yang diperoleh dari
sumber data kemudian dianalisis sesuai dengan teknik analisis yang ditetapkan. Penyajian
data secara informal dicatat melalui narasi. Penyajian secara formal, yaitu berupa tabel dan
matriks. Hasil analisis data secara sistemik dituangkan ke dalam bab empat penelitian ini.
Sehingga pembahasan mengenai Taman Nusa menjadi lebih tersistematis dan komperhensif.

26
DAFTAR PUSTAKA

Devy, H. A., & Soemanto, R. B. (2017). Pengembangan obyek dan daya tarik wisata alam
sebagai daerah tujuan wisata di Kabupaten Karanganyar. Jurnal sosiologi
dilema, 32(1), 34-44.
Hermawan, H., Brahmanto, E., Hamzah, F., Ghani, Y. A., Somantri, P. R., & Priyanto, R.
(2017). Buku panduan wisata edukasi: Program pengabdian masyarakat STP ARS
Internasional Bandung.
Pitana I Gede, Diarta I Ketut Surya, Pengantar Ilmu Pariwisata. (Yogyakarta: C.V Andi
Offset,2009), hlm, 56-60 20
Pramesti, D. S. (2019). STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA RUMAH
TRADISIONAL MASYARAKAT KAMPUNG LOLOAN, JEMBRANA-
BALI. TOURISM: Jurnal Travel, Hospitality, Culture, Destination, and MICE, 2(2),
83-89.
Supatmana, R. (2022). Pengembangan Daya Tarik Wisata Alam dan Buatan Berbasis
Community Based Tourism Sebagai Destinasi Ungguluan di Kalibening Kabupaten
Jepara. Jurnal Ekonomi, Manajemen Pariwisata dan Perhotelan, 1(1), 40-47.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pintu Masuk DTW Gambar 2. Halaman Pintu Masuk DTW


Sumber : Dokumentasi pribadi 16 Desember 2022 Sumber : Dokumentasi pribadi 16 Desember 2022

Gambar 3 Introduction Place Gambar 4 Bagian dalam Introduction Place


Sumber : Dokumentasi pribadi 16 Desember 2022 Sumber : Dokumentasi pribadi 16 Desember 2022
Gambar 5 Kondisi beberapa Rumah Tradisional Khas Pulau di Indonesia
Sumber : Dokumentasi pribadi 16 Desember 2022
Gambar 6. Bangunan Pameran Gambar 7. Replika Candi Borobudur
Sumber : Dokumentasi pribadi 16 Desember 2022 Sumber : Dokumentasi pribadi 16 Desember 2022

Gambar 8. Suasana Lingkungan di DTW Taman Nusa Gambar 9. Restoran yang tutup di DTW
Sumber : Dokumentasi pribadi 16 Desember 2022 Sumber : Dokumentasi pribadi 16 Desember 2022
Gambar 10. Wawancara dengan Pegawai DTW Gambar 11. Wawancara dengan Manajemen DTW
Sumber : Dokumentasi pribadi 16 Desember 2022 Sumber : Dokumentasi pribadi 16 Desember 2022
PEDOMAN WAWANCARA

PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA EDUKASI TAMAN NUSA


GIANYAR DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

Daftar Pertanyaan :
1. Apakah yang Bapak/Ibu ketahui mengenai DTW Taman Nusa?
2. Bagaimana sejarah dari adanya DTW Taman Nusa?
3. Bagaimanakah perkembangan DTW Taman Nusa dari tahun ke tahun?
4. Apa sajakah potensi yang menarik yang dimiliki oleh DTW Taman Nusa?
5. Apa saja fasilitas yang disediakan untuk wisatawan di DTW Taman Nusa ini?
6. Apa sajakah atraksi wisata yang ada di DTW Taman Nusa ini?
7. Apa sajakah kendala yang dihadapi oleh DTW Taman Nusa?
8. Bagaimanakah kunjungan wisatawan di DTW Taman Nusa sebelum dan setelah pandemi
Covid-19 ?
9. Apa saja upaya DTW dalam meningkatkan kunjungan wisatawan?
10. Bagaimana kondisi DTW Taman Nusa kedepannya?
DAFTAR INFORMAN

PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA EDUKASI TAMAN NUSA GIANYAR


DALAM MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN

1. Nama : Ida Ayu Puspita


Jabatan : Karyawan DTW Taman Nusa
Alamat : Griya Bukit, Taman Bali, Bangli

2. Nama : I Nengah Wismawan


Jabatan : Karyawan DTW Taman Nusa
Alamat : Taman Bali, Bangli
OUTLINE PENELITIAN

JUDUL : PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA EDUKASI


TAMAN NUSA GIANYAR DALAM MENINGKATKAN
KUNJUNGAN WISATAWAN
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang : Kemunculan Covid-19 berdampak besar, pesatnya penyebaran
Covid-19, menyebabkan berbagai Negara berupaya mencegah
penyebaran dengan melakukan Lockdown Negara, Lockdown
penerbangan dan akses lainnya. Jika dibandingkan dengan
tahun 2019 pada bulan yang sama, kunjungan wisatawan
mancanegara (wisman) turun hingga 99,9 persen dari sejumlah
616.706 orang wisman. Salah satu daya tarik wisata yang ikut
merasakan dahsyatnya efek pandemi ini adalah Taman Nusa
Gianyar. Kunjungan wisatawan yang berwisata di DTW Taman
Nusa sebelum pandemi Covid-19 rata-rata mencapai 3.000 -
5.000 orang (kompas.com). Tetapi setelah adanya pandemi dan
masa new normal hanya ada tiga sampai lima orang
pengunjung bahkan tidak ada kunjungan wisatawan sama
sekali dalam satu hari tersebut. Berbagai infrastruktur
bangunan seperti ruang pameran, konferensi, dan gedung lain
mengalami kerusakan karena pondasi bangunan yang kurang
terawat. Hal ini terjadi karena tidak adanya kunjungan
wisatawan selama pandemi dan tidak ada pendapatan dari
tempat wisata tersebut hal ini tentu menimbulkan implikasi
yang cukup serius pada daya tarik wisata edukasi Taman Nusa.
Rumusan Masalah :  Potensi apa sajakah yang terdapat di Daya Tarik Wisata
Taman Nusa Gianyar?
 Apa saja kendala yang dihadapi Daya Tarik Wisata
Taman Nusa Gianyar?
 Bagaimana upaya pengembangan Daya Tarik Wisata
Edukasi Taman Nusa dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan?
Tujuan Penelitian :  Tujuan umum diadakan penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran informasi mengenai
pengembangan daya tarik wisata edukasi Taman Nusa
dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
 Tujuan Khusus
Tujuan khusus di dalam penelitian ini adalah untuk menggali
dan mengetahui hal-hal sebagai berikut.
1. Untuk mengkaji dan mengetahui potensi yang terdapat
di Daya Tarik Wisata Taman Nusa Gianyar
2. Untuk mengkaji dan mengetahui kendala yang
dihadapi Daya Tarik Wisata Taman Nusa Gianyar
3. Untuk mengkaji dan mengetahui upaya pengembangan
Daya Tarik Wisata Edukasi Taman Nusa Gianyar
dalam meningkatkan kunjungan wisatawan.
Manfaat Penelitian : 1. Manfaat teoretis dalam penelitian ini adalah, penelitian
ini dapat bermanfaat sebagai pedoman tertulis bagi
setiap lembaga baik formal, informal dan perorangan
dalam upaya pengembangan wisata edukasi Taman
Nusa Gianyar. Secara teoritis dapat berguna sebagai
kajian pustaka dalam penelitian pariwisata pada
penelitian selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan serta pengetahuan di bidang
pengembangan pariwisata khususnya mengenai wisata
edukasi yang nantinya dapat dapat melatih untuk
berpikir kritis dalam menghadapi suatu permasalahan
untuk memahami dan mengembangkan ilmu
pengetahuan berdasarkan teori - teori yang telah ada.
b. Bagi Destinasi Wisata dan Pemerintah
Diharapkan menjadi sumber informasi atau masukan
baik bagi destinasi wisata ataupun instansi pemerintah
terkait upaya pengembangan destinasi wisata Taman
Nusa terhadap kunjungan wisatawan.
c. Bagi Akademik
Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
bagi rekan-rekan mahasiswa atau
pihak lainnya sebagai media referensi dalam
penelitiannya.
BAB II KAJIAN : 2.1 Kajian Pustaka
PUSTAKA, KONSEP 2.2 Konsep
DAN TEORI 2.2.1 Pengembangan Daya Tarik Wisata
2.2.2 Wisata Edukasi
2.2.3 Taman Nusa
2.2.4 Wisatawan
2.3 Teori
2.3.1 Teori Pengembangan Daya Tarik Wisata
2.4 Model Penelitian

BAB III METODE : 3.1 Lokasi Penelitian


PENELITIAN 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian
3.3 Jenis dan Sumber Data
3.3.1 Jenis Data
3.3.2 Sumber Data
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Teknik Penentuan Informan
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1 Observasi
3.6.2 Wawancara
3.6.3 Studi Dokumen
3.7 Teknik Analisis Data
3.8 Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai